Sop TB [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PROGRAM TB PARU No. Dokumen : 440/ /SOP.UKP/TU



SOP



Terbit ke No. Revisi Halaman



drg. Rosmawati



PUSKESMAS PONDOK AREN 1. PENGERTIAN 2. TUJUAN 3. KEBIJAKAN 4. REFERENSI 5. ALAT DAN BAHAN



: 01 : 01 : 1/1



NIP.19630708 199203 2 013



Program TB paru merupakan program untk menanggulangi penyakit TBC yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosa. Sebagai acuan dalam Penatalaksanaan TBC di Puskesmas Pondok Aren SK Kepala Puskesmas No. tentang pelayanan klinis Buku Pedoman Praktik Klinis Bagi Dokter di fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, tahun 2014 ALAT 1 Stetoskop BAHAN 1. Handscoon 2. Obat FDC



6. PROSEDUR



1. Petugas memakai APD 2. Petugas menyapa pasien dengan ramah. 3. Petugas melakukan anamese mengenai keluhan ada batuk ( sudah berapa lama,apakah lebih dari 2 minggu, batuk di sertai darah), penurunan berat badan, keringat malam, riwayat orang keluarga/ lingkungan mengalami batuk batuk lama dan pengobatan TBC paru, demam berkepanjnangan, muncul kelenjar di leher, ketiak, selangkangan atau tempat lain, bagaimana riwayat imunisasi BCG, riwayat pengobatan TB sebelumnya. 4. Bila pasien tersangka TBC : a. Bila pasien dewasa petugas merujuk pasien untuk melakukan pemeriksaan dahak SPS ke laboratorium / pemeriksaan TCM dan mencatatnya pada TB 06 ( form suspek TB) b. Bila pasien anak petugas melakukan scoring TB anak (Lembar scoring TB anak) 5. Hasil pemeriksaan TB : A. Bila pasien dewasa, hasil pemeriksaan stupum BTA SPS/ TCM menunjukkan hasil positif maka pasien di obati dengan menggunakan obat FDC sesuai dengan kategori penyakitnya ( form TB 01, 02, 03). B. Bila hasil pemeriksaan BTA negative tetapi pasien menujukkan gejala yang khas TBC paru maka dilakukan rujukan untuk pemeriksaan Rontgen thorax ke radiologi di rumah sakit. Dan bila hasil rontent menunjukkan hasil poses spesifik maka di obati dengan obat FDC. C. Bila hasil dahak SPS negative maka obati penderita dengan pengobatan non spesifik selama 2 minggu dan bila keluhan masih ada maka dilakukan pemeriksaan ulang Sputum BTA. D. Bila pasien anak, bila hasil scoring > 6 maka di obati dengan FDC anak. 6. Pengambilan obat pasien TB dilakukan setiap 1- 2 minggu sekali dengan pendampingan oleh pengawas minum obat (PMO) 7. Setelah meneyelesaikan pengobatan tahap awal maka dilakukan pemeriksaan sputum BTA akhir tahap intensif dan bila hasil positif maupun negative pengobatan tetap dilanjutkan sesuai dengan kategori pengobatan. 8. Pemeriksaan dilakukan lagi pada akhir tahap lanjutan untuk menentukan apakah pasien dinyatakan sembuh/ lengkap. Bila : a. Hasil negative maka pasien dinyatakan sembuh/ lengkap dan pengobatan selesai. b. Hasil positif maka pasien dinyatakan gagal pengobatan dan di lanjtkan pengobatan sesuai kategori pengobatan sebelumnya, bila sebelumnya pengobtatan kategori I maka dilanjutkan dengan pengobatan kategori II, bila c. pengobatan kategori II maka dirujuk sebagai pasien suspek MDR.



9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan ( TB 01, 02, 03), Suspek TB paru (TB 06), Petugas laboratorium pemeriksaan BTA (TB 04),hasil pemrikasaan BTA 9TB 05, rujukan TB (TB 09). 10. Bila ada pasien yang mangkir dalam berobat maka pasien akan di hubungi oleh petugas melalui telepon atau dilakukan kunjungan rumah. 7. UNIT TERKAIT



Poli Umum, Poli Anak, UGD, Laboratorium, RS Rujukan



8. DOKUMEN TERKAIT



1. 2. 3. 4.



Rekam medis Formulir Rujukan laboatorium Formulir Rujukan Eksternal. TB 01, TB 02, TB 03, TB 04, TB 05, TB 06