Sop Tifus Abdominalis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SISTEM MANAJEMEN MUTU ( SMM )



PROSEDUR KLINIS TIFUS ABDOMINALIS



PUSKESMAS SINE DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI Tanggal Terbit : Revisi : Dibuat oleh : Nama : Paraf :



Diperiksa oleh : Nama : Paraf :



No. Dokumen : Halaman : 176 Disetujui oleh : Nama : Paraf :



1. Tujuan Sebagai pedoman dalam penatalaksanaan tifus abdominalis dan mencegah terjadinya komplikasi.



2. Ruang lingkup Semua pasien layanan 24 jam di Puskesmas Sine menderita tifus abdominalis.



Kecamatan Sine



yang



3. Uraian Umum Penyakit tifus abdominalis masih bersifat endemic di Indonesia, dijumpai sepanjang tahum tanpa prevalensi seks tertentu dan sering menyerang kelompok usia sekolah dan dewasa muda. Etiologi tifus abdominalis atau sering kita demam tifoid adalam Salmonella typhii. Ada 2 sumber penularan yaitu pasien dengan penyakit tersebut dan carrier. Transmisi biasanya terjadi melalui air dan makanan yang tercemar. Masa tunas 10 – 14 hari, gejala yang timbul amat bervariasi. Dalam minggu pertama penyakit keluhan dan gejala serupa dengan keluhan pada penyakit infeksi akut lainnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, anoreksia, nyeri otot, muntah – muntah, obstipasi, diare, perasaan tidak enak di ulu hati, batuk dan epistaksis.



4. Prosedur 4.1 Perawat melakukan pengukuran tekanan darah pasien dan menanyakan umur pasien serta mencatatnya dalam status . 4.2 Dokter menganamnesa pasien : demam > 5 hari, nyeri kepala, pusing, anoreksia, nyeri otot, mual – muntah, obstipasi, diare, perasaaan tidak enak di ulu hati, batuk dan epistaksis 4.3 Dokter melakukan pemeriksaan fisik, demam, lidah yang kotor ( coated tongue ) sampai pada hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikotis. 4.4 Dokter memberikan rujukan untuk pemeriksaan Penunjang laboratorium darah 4.4.1 Leukopenia, peningkatan titer widal 4 kali lipat selama 2 sampai 3 minggu memastikan diagnosis demam tifoid. Reaksi widal tunggal dengan titer antybody 0 1 : 320 atau titer antibody H 1 : 640 menyokong diagnosis demam tifoid. 4.5 Dokter menegakkan diagnosa kerja berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium 4.6 Dokter memberikanPengobatan, berupa :



SISTEM MANAJEMEN MUTU ( SMM )



PROSEDUR KLINIS TIFUS ABDOMINALIS



PUSKESMAS SINE DINAS KESEHATAN KABUPATEN NGAWI Tanggal Terbit : Revisi : Dibuat oleh : Nama : Paraf :



Diperiksa oleh : Nama : Paraf :



No. Dokumen : Halaman : 176 Disetujui oleh : Nama : Paraf :



4.6.1 Perawatan 4.6.2 Diet, beberapa peneliti menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah serat dapat diberikan dengan aman pada pasien.



5. Catatan Mutu 5.1 Form status pasien dalam rekam medik