10 0 101 KB
Tinea Unguium No Dokumen : SOP No Revisi
: 000
Tgl Terbit
:
Halaman
: 1/2
UPTD
Kornelius Rodja, SKM
PUSKESMAS LADJA
NIP:196705111998031001
1. Pengertian Tinea unguium merupakan infeksi jamur dermatofita yang memiliki sifat mencernakan keratin pada daerah kuku jari tangan dan kaki. 2. Tujuan
Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Tinea Unguium dalam rangka perbaikan mutu dan kinerja di Puskesmas Ladja.
3. Kebijakan SK Kepala Kepala UPTD Puskesmas Ladja nomor:
111/PKM
LDJ/III/2017 tentang jenis-jenis pelayanan. 4. Referensi
Buku Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer Edisi Revisi Tahun 2016
5. Prosedur
1. Alat:
Termometer
Pengukur waktu (jam / stopwatch)
Sfigmanometer
Stetoskop
Rekam medis
Alat tulis
2. Bahan:
Griseofulvin
Anti-jamur seperti Ketokonazol, Mikonazol
6. Langkah - 1. Petugas menerima pasien. langkah
2. Petugas melakukan anamnesa: Keluhan
Bercak merah bersisik yang gatal pada daerah kuku jari tangan dan kaki.
Adanya riwayat kontak dengan orang yang mengalami dermatofitosis.
Faktor Risiko
Lingkungan yang lembab dan panas
Imunodefisiensi
Obesitas
Diabetes Melitus
3. Lakukan pemeriksaan tanda – tanda vital. 4. Lakukan pemeriksaan fisik pada pasien: Lesi
berbentuk
infiltrat
eritematosa,
berbatas
tegas,
dengan bagian tepi yang lebih aktif daripada bagian tengah, dan konfigurasi polisiklik. 5. Penegakan diagnosis Tinea Unguium 6. Penatalaksanaan 1.
Higiene diri harus terjaga, dan pemakaian handuk/pakaian secara bersamaan harus dihindari.
2.
Untuk lesi terbatas, diberikan pengobatan topikal, yaitu dengan: antifungal topikal seperti krim klotrimazol, mikonazol, atau terbinafin yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2 minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
3.
Untuk penyakit yang tersebar luas atau resisten terhadap terapi topikal, dilakukan pengobatan sistemik dengan: a.
Griseofulvin dapat diberikan dengan dosis 0,5-1 g per hari untuk orang dewasa dan 0,25 – 0,5 g per hari untuk anak- anak atau 10-25 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 2 dosis.
b.
Golongan
azol,
seperti
Ketokonazol:
200
mg/hari;
Itrakonazol: 100 mg/hari atau Terbinafin: 250 mg/hari Pengobatan diberikan selama 10-14 hari pada pagi hari setelah makan. 7. Petugas mencatat hasil anamnesa - tatalaksana di rekam medis pasien. 7. Bagan alir 8. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Kriteria rujukan
Penyakit tidak sembuh dalam 10-14 hari setelah terapi.
Terdapat imunodefisiensi.
Terdapat penyakit penyerta yang menggunakan multifarmaka.
9. Unit terkait
Loket
Poli umum
Apotek
10. Dokumen
Rekam Medis
terkait
Resep
Rujukan
11. Rekaman historis perubahan