SP Ketidakberdayaan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN Nama



: Pratiwi Ningsih



NIM



: 1811436629



Tanggal



: 27 Desember 2018



SP 1 Pasien: Pengkajian ketidakberdayaan dan latihan berfikir positif PROSES KEPERAWATAN A. Kondisi klien : Bapak Hs tampak tenang, penampilan rapi, mau diajak berinteraksi dan kooperatif. Bapak Hs, mengeluhkan kaki kananya sedikit kaku untuk dibawa berjalan, susah berjalan, tangan kanan juga tremor dan tidak kuat mengangkat barang-barang berat, pandangan mata kabur, memandang sudah tidak jelas, merasa tidak nyaman karena tidak beraktifitas, keluarga melarang klien beraktifitas, merasa tidak berdaya dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan tidak mau fisioterapi karena jauh, dan mengatakan untuk apa berobat manusia juga akan mati, berobat tidak berobat sakitnya tetap ada. B. Diagnosa keperawatan : Ketidakberdayaan C. Tujuan Khusus : a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. b. Klien mampu mengidentifikasi faktor yang dapat dikontrol oleh diri sendiri. c. Klien mampu membuat keputusan mengenai perawatan, pengobatan, dan masa depan sendiri apabila memungkinkan. d. Klien mampu mengungkapkan perasaannya dengan cara yang konstruktif. D. Tindakan Keperawatan : a. Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukkan respons emosional dan menerima pasien apa adanya. b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri (misalnya rasa marah. frustasi, dan simpati).



c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya suportif, beri waktu klien untuk berespon. d. Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi dan klarifikasi. e. Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol. f. Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap ketidakberdayaannya. g. Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk menyimpulkan. h. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi atau subtitusi. i. Bantu pasien untuk meningkatkan pemikiran yang positif. B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Assalamu’alaikum, Selamat sore Bapak suyub! Bapak masih ingat dengan saya?” “Ya benar pak. Saya Tiwi. Mahasiswa praktek profesi keperawatan Universitas Riau yang kemarin sore bertemu bapak” 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan bapak Suyub hari ini?” “Semalam tidurnya nyenyak?” “Apakah bapak ada keluhan yang dirasakan?” “Apa saja yang bapak lakukan untuk mengatasinya?” 3. Kontrak a. Topik “Adakah yang sedang bapak suyub pikirkan?” “Baiklah bapak, bagaimana kalau kita berbincang-bincang lebih lanjut tentang kesehatan bapak, tujuannya agar bapaj bisa lebih mengetahui tentang upaya-upaya dan persiapan apa saja yang akan bapak lakukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang bapak alami sehingga seiring dengan berjalan waktu kesehatan bapak bisa menjadi optimal” b. Waktu “Bapak, berapa lama kita mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 30 menit? Kalau misalnya masih kurang kita tambahkan 15 menit ya pak?” c. Tempat “Baiklah, bapak mau kita akan berbincang-bincang dimana?” “Oh, disini saja ya. Baiklah pak.”



KERJA ”Apa yang membuat bapak memiliki perasaan dan pemikiran seperti itu?” ”Sejak kapan muncul perasaan dan pemikiran seperti itu Bapak?” ”Apa saja yang telah bapak lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?” ”Apakah dengan berfikir minum obat tidak akan sembuh membuat kondisi kesehatan bapak tetap baik?” ”Apakah saat ini bapak tetap mengkonsumsi obat?” ”Apakah ada perubahan jika bapak mengkonsumsi obat?” ”Apakah bapak ada mengkonsumsi terapi herbal, menjaga pola makan yang sehat, dan olahraga? ”Nah menurut Bapak apakah baik jika pemikiran bapak tentang pengobatan tidak akan sembuh, minum obat dan tidak minum obat sama saja, dan keadaan pasrah yang bapak rasakan terus bapak alami sampai saat ini?” ”Menurut Bapak sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perasaan dan pemikiran Bapak tentang hal tersebut?” ”Apa Bapak pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang Bapak miliki saat ini?” ”Apa kira-kira alasan Bapak merasa tidak puas?” ”Apa harapan terbesar Bapak dalam hidup ini?” ”Apa Bapak pernah beranggapan bahwa Bapak adalah orang yang paling tidak beruntung?” ”Menurut Bapak apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam hidup yang belum dapat terwujud?” ”Lalu menurut Bapak apakah dengan merasa tidak puas dan pernah mengalami proses pengobatan, namun belum kembali pulih 100% sehingga Bapak terus-menerus merasa tidak berdaya dalam hidup Bapak? ”Apa Bapak tidak pernah berpikir bahwa Bapak sedang menyiakan-nyiakan waktu hidup Bapak yang hanya sebentar?” ”Saya lihat bapak masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan dan pemikiran Bapak tentang hal itu, coba Bapak lebih berpikir positif tentang diri Bapak sendiri” ”Bagus Bapak karena Bapak telah berani mengungkapkan perasaan Bapak kepada Saya”



”Bapak harus terus berfikir positif, agar kesehatan Bapak juga membaik tidak ada lagi perasaan tidak berdaya, dan tidak bisa”. TERMINASI A. Evaluasi subjektif ”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?” ”Apakah ada yang ingin bapak tanyakan terkait pembicaraan kita tadi?” B. Evaluasi objektif ”Coba Bapak ulangi apa yang menyebabkan Bapak merasa tidak berdaya dan lemah saat ini?” C. Tindak lanjut ”Baik Bapak, coba Bapak pikirkan kembali tentang hal-hal lain yang membuat Bapak merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini” D. Kontrak yang akan datang Topik: ”Baiklah Bapak, sekarang sudah 30 menit. Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini”. ”Apakah ada yang mau bapak tanyakan terkait rencana kita besok?” ”Bagaimana kalau besok kita berbicara tentang hal positif dan kemampuan yang masih bisa bapak lakukan?”. Waktu: ”Besok, kira-kira kapan bapak ada waktu untuk kita berbincang-bincang lagi?” ”Jam 16.00 wib, berapa lama waktunya kita berbincang-bincang pak? Oo berarti sama dengan sekarang ya pak 30 menit”. Tempat: ”Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Baikalah Bapak untuk tempatnya dirumah Bapak saja diruang tamu ya”. ”Baiklah pak apakah ada yang ingin bapak tanyakan sebelum saya pergi?” ”Baiklah Bapak kalau begitu saya permisi dulu ya. Assalamu’alaikum”.



STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 TINDAKAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN Nama



: Pratiwi Ningsih



NIM



: 1811436629



Tanggal



: 29 Desember 2018



SP 2 Pasien: Evaluasi ketidakberdayaaan, manfaat, mengembangkan pikiran dan harapan positif dan latihan afirmasi mengontrol perasaan ketidakberdayaan serta latih kegiatan yang masih dapat dilakukan alaupun sedang sakit



PROSES KEPERAWATAN A. Kondisi klien : Bapak Hs tampak tenang, penampilan rapi, mau diajak berinteraksi dan kooperatif. Bapak Hs, mengeluhkan kaki kananya sedikit kaku untuk dibawa berjalan, terdapat nyeri, tangan kanan masih kaku, susah berjalan, pandangan mata kabur, memandang sudah tidak jelas, merasa tidak nyaman karena tidak beraktifitas, merasa tidak berdaya dengan keadaannya yang sekarang, sakitnya belum sembuh-sembuh, klien mengatakan hari ini minum obat, klien mengingat kontrak yang sudah dibuat dengan Ners muda. B. Diagnosa keperawatan : Ketidakberdayaan C. Tujuan Khusus : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 2. Klien mengenal masalah yang dialami. 3. Klien mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif. 4. Klien dapat melakukan kegiatan aspek positif yang telah disetujui. 5. Memasukkan dalam jadal kegiatan. D. Tindakan Keperawatan : 1. Membantu klien mengidentifikasi



faktor-faktor



yang



dapat



menimbulkan



ketidakberdayaan. 2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien, serta memperluas kesadaran diri. 3. Membantu klien menilai kemampuan klien yang dapat dilakukan saat ini. 4. Membantu klien memilih kegiatan saat ini yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien. 5. Melatih kegiatan yang dipilih. 6. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadal kegiatan harian. B. PROSES PELAKSANAAN TINDAKAN ORIENTASI 1. Salam terapeutik “Assalamu’alaikum, Selamat sore Bapak suyub! Bapak masih ingat dengan saya?”



“Ya benar pak. Saya Tiwi. Mahasiswa praktek profesi keperawatan Universitas Riau yang kemarin sore bertemu bapak” 2. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan bapak Suyub hari ini?” “Semalam tidurnya nyenyak?” “Apakah bapak ada keluhan yang dirasakan?” “Kegiatan apa saja yang sudah bapak lakukan hari ini?” 3. Kontrak a. Topik “Adakah yang sedang bapak suyub pikirkan?” “Baiklah bapak, bagaimana kalau hari ini kita melanjutkan perbincangan kita yang kemarin yaitu, tentang pemikiran-pemikiran negatif yang bapak rasakan yang membuat bapak merasa tidak berdaya dan tidak mampu, dan hari ini kita akan melatih kegiatan yang masih bisa bapak lakukan alaupun bapak sedang sakit”. b. Waktu “Bapak, berapa lama kita mau berbincang-bincang?” “Bagaimana kalau 25 menit? Kalau misalnya masih kurang kita tambahkan 15 menit ya pak?” c. Tempat “Baiklah, bapak mau kita akan berbincang-bincang dimana?” “Oh, disini saja ya. Baiklah pak.” KERJA ”Bapak, apa yang bapak rasakan saat ini?” ”Kegiatan apa saja yang sudah bapak lakukan pada hari ini?” ”Mengapa bapak merasa tidak mampu?” ”Pada saat apa biasanya bapak merasa tidak mampu?” ”Bagaimana dengan lingkungan sekitar bapak, misalnya dari lingkunga bapak, adakah halhal yang disukai dari mereka?” ”Baiklah bapak kalau begitu, sekarang bisakah bapak sebutkan kepada saya hal apa saja yang bapak sukai dalam diri bapak?” ”Coba bapak ingat-ingat kembali kemampuan apa saja yang dapat bapak lakukan?”



”Sekarang bagaimana kalau saya membantu bapak untuk membuat daftar hal-hal positif dan kemampuan apa saja yang bapak miliki” ”Baiklah tadi bapak sudah menyebutkan hal positif dan kemampuan yang dimiliki. Iya bagus sekali pak”. ”Disini apakah bapak juga ingin mengembangkan kemampuan tersebut atau tidak?” ”Menurut bapak kemampuan-kemampuan tersebut perlu dikembangkan atau tidak?” ”Nah, setelah tadi kita berbincang-bincang dan menuliskan hal positif dan kemampuan yang bapak miliki, menurut bapak kemampuan mana yang mampu untuk bapak laksanakan saat ini?” ”Baiklah bapak berarti hari ini mau menyapu rumah ya” ”Iya bagus sekali bapak menyapu rumah, bersih sekali ya”. TERMINASI 1. Evaluasi subjektif ”Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang-bincang dan latihan kemampuan positif bapak tadi?” ”Apakah ada yang ingin bapak tanyakan terkait pembicaraan kita tadi?” 2. Evaluasi objektif ”Nah, sekarang coba Bapak ulangi hal positif dan kemampuan yang ibu bisa lakukan, yang kita bicarakan tadi”. 3. Tindak lanjut ”Baik Bapak, coba sekarang Bapak pikirkan kembali tentang kemampuan apa saja yang masih bisa bapak lakukan, dan nanti bapak juga bisa mempraktekkan kemampuan positif yang sudah kita tuliskan tadi ya” 4. Kontrak yang akan datang Topik: ”Baiklah Bapak, sekarang sudah 30 menit. Saya rasa pertemuan kita kali ini cukup sampai di sini”. ”Apakah ada yang mau bapak tanyakan terkait pertemuan berikutnya?”



”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi bersama keluarga bapak yang lainnya, biar nanti bapak bisa bisa menambah hal positif dan kemampuan yang masih bisa bapak lakukan untuk menghilangkan rasa tidak berdaya bapak?” Waktu: ”Besok, kira-kira kapan bapak dan keluara ada waktu;uang untuk kita berbincangbincang lagi?” ”Jam 16.10 wib, berapa lama waktunya kita berbincang-bincang pak? Oo berarti sama dengan sekarang ya pak 30 menit”. 5. Tempat: ”Bapak mau kita berbincang-bincang dimana? Baikalah Bapak untuk tempatnya dirumah Bapak saja diruang tamu ya”. ”Baiklah pak apakah ada yang ingin bapak tanyakan sebelum saya pergi?” ”Baiklah Bapak kalau begitu saya permisi dulu ya. Assalamu’alaikum”.



STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 KELUARGA: MENJELASKAN PERILAKU BAYI YANG NORMAL DAN MENYIMPANG SERTA CARA MENSTIMULASINYA.



Nama



: Pratiwi Ningsih



NIM



: 1811436629



Tanggal



: 29 Desember 2018



A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien Keluarga terlihat kooperatif, tenang, menerima kehadiran perawat dan dapat diajak komunikasi. Keluarga bersama dengan bayinya mengatakan dalam keadaan baik, hari ini perasaannya senang, dan sudah istirahat siang. Bayi An. A, dalam keadaan baik,



bermain bola-bola dan boneka, tidak rewel, duduk disamping ibunya dan mau berinteraksi dengan Ners muda. 2. Diagnosa Keperawatan Potensial (normal): Berkembangnya rasa percaya 3. Tujuan khusus a. Keluarga mampu membina hubungan saling percaya. b. Keluarga mampu menjelaskan perilaku yang menggambarkan perkembangan yang normal dan menyimpang. c. Keluarga mampu menjelaskan cara menstimulasi perkembangan anaknya. 4. Tindakan Keperawatan: a. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. b. Jelaskan pengertian perkembangan psikososial, karakteristik perilaku bayi yang normal dan menyimpang. c. Jelaskan cara memupuk rasa percaya bayi pada ibu/keluarga. B. STRATEGI PELAKSANAAN 1. Orientasi: a. Salam Teraupetik “Assalamu’alaikum, Selamat siang Bu Dian! Ibu masih ingat dengan saya?” “Ya benar buk. Saya Tiwi. Mahasiswa praktek profesi keperawatan Universitas Riau yang kemarin bertemu ibu” b. Evaluasi/validasi “Bagaimana perasaan Ibuk dan adik adifa hari ini?“ “Kondisi adik Adifa siang hari ini bagaimana bu?” “Semalam tidurnya adik bagaimana bu, apakah nyenyak?” c. Kontrak 1) Topik “Baiklah sesuia dengan janji kita kemarin, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang perkembangan bayi (adik adifa) bu?” 2) Waktu ”Ibu mau kita bercakap-cakap berapa lama, Bu? Bagaimana kalau 25 menit?” 3) Tempat “Ibu mau kita bicara dimana bu? bicaranya disini saja atau di mana, Bu?” a) Kerja: “Apakah menurut ibu dian merawat bayi itu penting ?” “Mengapa begitu bu? Iya betul sekali bu dian”. “Selain itu dengan merawat bayi secara baik dan benar, bayi akan merasa aman dan nyaman sehingga memupuk rasa percaya bayi terhadap lingkungan, karena jika tidak,



bayi akan mengalami rasa tidak percaya dan akan menghambat perkembangan seterusnya”. “Bu dian saya punya leaflet tentang tumbuh kembang bayi, ibu pegang satu dan saya pegang satu . kita bahas sama- sama ya.” “Perkembangan utama bayi adalah dapat memupuk rasa percaya bayi, artinya bayi harus dapat mempercayai rang disektarnya. Khususnya ibu karena pada usia ini bayi akan tergantung pada orang lain. Beberapa perilaku yang menandakan rasa percaya bayi adalah bayi bereaksi senang ketika ibunya datang, memperhatikan/ memandang wajah orang yang datang, mendatangi orang yang memanggilnya. Bayi tidak akan langsung menangis jika bertemu dengan orang asing, atau bayi akan menangis segera saat basah, lapar, haus, sakit, dan gerah.” “Apakah adik adifa berperilaku seperti ini bu?” “Kalau begitu ibu sudah merawatnya dengan baik”. “Supaya perkembangan adik adifa lebih baik lagi, ibu harus memenuhi kebutuhannya lebih baik lagi. Ibu harus memenuhi kebutuhannya, seperti makan, minum, tidur, kebersihan, tidak nyeri, tidak kepanasan, merasa dicintai dan disayangi oleh ibunya. Ibu juga harus mengajaknya berbicara dan jangan memeperhatikan hal lain saat menyusuinya atau merawatnya karena dapat menyebabkan adik adifa merasa ia tidak diperhatikan” “Apakah ibu sudah perhatikan adik Adifa saat menyusui atau makan?” “Itu menandakan ia sangat senang dan nyaman. Kalau itu berlangsung terus sampai berusia 1,5 tahun, adik adifa pasti akan mempunyai rasa percaya pada lingkungannya. Rasa percaya ini akan membuat anak mudah bergaul dengan temannya. Sebaliknya, jika kebutuhannya tidak terpenuhi ia akan sulit untuk bergaul dengan orang lain, rewel, sulit berpisah dengan ibu, menangis menjerit – jerit ketika berpisah dengan ibuatau sulit berhenti menghisap jempol/ empeng. Jika hal itu terjadi ibu harus membuat bayi percaya lagi dengan cara memenuhi semua kebutuhan dasar bayi, menjaga agar bayi merasa nyaman, diperhatikan, dicintai, dan disayangi oleh orang sekitarnya. “Menurut ibu, adik Adifa termasuk yang mana? Bagus sekali ibu telah membuat adik Adifa percaya”.



“Mari kita cobakan kepada anak ibu. Coba panggil namanya. Bagus. Lihat bu, mukanya gembira saat ibu panggil dan digendong”. “Coba saya gendong. Mari dek sama kakak”. (Sambil mengulurkan tangan). Lihat bu karena dia baru pertama kali bertemu dan tidak boleh dipaksa. Nanti kalau sudah dikenal dan percaya saya , dan dia akan mau”.



2. Terminasi: a. Evaluasi (1) Subjektif ”Nah, bu dian tadi kita sudah berbincang-bincang tentang perkembangan bayi yang normal dan menyimpang.” “Bagaimana perasaan ibu sekarang?” “Apakah bermanfaat?” (2) Objektif “Apakah ibu dian masih ingat bagaimana cara merawat Adifa supaya ia berkembang lebih baik lagi?”. “Betul sekali. Bagus ibu sudah mengingat dengan baik”. “Apakah ada hal lain yang ibu ingin bicarakan dan belum ketahui?” b. Tindak lanjut “Kalau begitu ibu dian dapat mencoba beberapa cara yang ibu belum lakukan selama ini dan pada pertemuan berikutnya ceritakan kepada saya bagaimana pengalaman ibu dian merawat bayi adifa. c. Kontrak yang akan datang (1) Topik “Baiklah bu, saya dapat kesini lagi hari senin besok”. “Adakah yang ingin ibu ketahui lagi dan dapat kita diskusikan untuk hari senin besok?” “Kalau begitu, hari senin kita akan bicarakan tindakan yang akan ibu lakukan dan bagaimana mempertahankannya. Apakah ibu bersedia?” (2) Waktu “Ibu bisanya jam berapa dan berapa lama?” (3) Tempat



“Di mana kita akan berbicara besok? Di sini saja? Baiklah bu karena sudah 25 menit sesuai janji kita tadi, saya permisi dahulu. Sampai bertemu besok bu. Assalamu’alaikum”.