11 0 187 KB
LAPORAN SPEKTROSKOPI EMISI ATOM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Analisis Instrumentasi
OLEH : KELOMPOK 4 OFFERING G 2016 1. ANITA LESTARI
(160332605890)
2. EMI NURUL HIDAYATI
(160332605830)
3. MOHAMMAD SYAFI’I
(160332605891)
4. SITI FATIMAH
(160332605859)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN KIMIA NOVEMBER 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Indonesia
memilikilaut
yang
sangatluas
dan
memilikipotensidalambidangperikanan.
Salah
satukomoditasperikananterpentinghasillautyaiturumputlaut.
Pada
saatinipengembanganindustrirumputlautmasihmenjadi programrevitalisasiKementrianKelautan
salah dan
satu Perikanan,
karenakomoditasrumputlautmemberikankontribusi dan penyumbangdevisa negara terbesarsetelahkomoditasudang dan tuna. Produksirumputlautsecaranasional pada tahun 2011 mencapaisekitar 4.305.027 ton, meningkatdariproduksitahun 2010 sekitar 3,082 juta ton (KKP 2012).Selaindapatdigunakansebagaibahanmakanan, minuman dan obat-obatan, beberapahasilolahanrumputlautseperti agar-agar, alginat dan karaginanmerupakansenyawa yang cukuppentingdalamindustri (Istini, 1998). Industrirumputlautmerupakan salah satu industry potensi inti daerah di Jawa Timur seperti Madura, Pasuran yang salah satuproduknyaberupakaragenan. Kegunanaankaragenanantara lain sebagaipengaturkeseimbangan, bahanpengental, pembentuk gel, dan pengemulsisehinggabanyakdimanfaatkan di beberapa industry, antara
lain
makanan,
farmasi
dan
kosmetik.
produksikaragenantersebutbanyakmenggunakanlarutan
KOH
Pada
proses
7-8%
pada
tahappemasakanrumputlaut. Sebagaiproduksampingdariproduksikeragenan, industry rumputlaut
juga
menghasilkanlimbahcairutamadari
proses
pemasakan
dan
pencucian. Karakteristiklimbahcairkaragenanberwarnacoklatkehitamandengan pH sangattinggisekitar
12-13
mengandungkaliumkadartinggisekitar
1%-7%.
Jikalimbahcairtersebutbiladibuanglangsungkesungaidapatmenyebabkanpencemaranl ingkungan, sehinggaperludilakukanpengolahanlimbahdahulusebelumdibuangkelingkungan. Tingginyakadarkalium limbahcairindustrirumputlautdapatdimanfaatkansebagaipupukanorganikkalium
pada
(KCl).
Oleh
karenaitu,
untukmengetahuikadarlogamkalium
yang
terdapatdalamlimbahcair industry rumputlautperludilakukandenganmetodeanalisis. Spektroskopiemisimerupakanspektroskopi
atom
denganmenggunakansumbereksitasiselain nyala apisepertibusurlistrikataubungaapi. Belakanganinisumbereksitasi
yang
seringdigunakanadalah
plasma
argon.
Metodeinibersifatspesifik dan peka. Metodememerlukanpersiapansampel yang minimum,
sepertisampeldapatlangsungdiletakkan
Gangguanunsur-unsur
lain
pada
namunsemuanyatidakberarti.
pada
sumbereksitasi.
temperatureksitasilebihtinggi,
Karena
pada
saat
yang
samadapatdiambilspektrumdariduaunsurataulebih. Keterbatasannyaadalahperekaman yang dilakukan pada kertasfotografi, yang perludicetak
dan
diinterprestasi.
Intensitasradiasitidakselalureprodusibel
dan
kesalahanrelatifmelebihi 1-2% (Khopkar, 1990).
1.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa
prinsip
kerja
instrumen
Spektroskopi
Emisi
Atom
dalammenganalisiskadarlogamKalium? 2. Apa saja instrumen pada Spektroskopi Emisi Atom ? 3. Apa
gangguan-gangguan
pada
Spektroskopi
EmisiAtom
dan
Cara
mengatasinya ?
1.3 TUJUAN 1. Mengetahui prinsip kerja dari instrumen Spektroskopi Emisi Atom 2. Mengetahui dan mempelajari bagian-bagian dari Instrumen Spektroskopi Emisi Atom 3. Mengetahui Gangguan-gangguan yang terjadi pada Spektroskopi Emisi Atom serta mengetahui cara mengatasi gangguan-gangguan tersebut.
BAB 2 PEMBAHASAN
1. Prinsip kerja instrumen Spektroskopi Emisi Atom dalam menganalisis kadar logam Kalium Spektrometer emisi adalah salah satualatanalisiskimiauntukpenentuanunsurunsurlogamdalamsuatubahanpadatmasiflogammaupunpaduanlogam, secarakualitatifmaupunkuantitatif. Prinsipumumdaripengukuraniniadalahmengukurintensitasdarienergi/radiasi
yang
dipancarkandalambentuksinar
yang
oleh
mengalamiperubahantingkatenergielektron tereksitasidihasilkandari
proses
atom-atom (eksitasi,
de-eksitasi).
pembakaranlokal
pada
Atom-atom
permukaanbahan.
Pembakaranlokalmengakibatkanmolekul-molekulsenyawamenguap teruraimenjadi
atom-atom
unsur
yang
bersangkutan.
terjadieksitasielektrondaritingkatenergiterendahketingkatenergi
Pada
dan keadaanini,
yang lebihtinggi.
Kemudiansambilkembalikekeadaandasarelektronakanmengemisikanenergimelaluipa ncaransinar.
Sinar
yang
dipancarkanmemilikienergitertentu
yang
merupakankarakteristikdarisetiapunsursehinggafenomenainidijadikanmetodeuntuka nalisiskualitatif. Sedangkanintensitassinarkarakteristiktersebutsebandingdengankonsentrasiunsur yang
bersangkutandalambahanyang
sejenis.
Hal
inidigunakansebagaidasarpenentuanunsursecarakuantitatifdalamsuatubahan. Penentuankandungankaliumdalamsampelcairdapatditentukandenganmetode SpektroskopiEmisi Atom atauAtomic Emission Spectroscopy (AES). Alat yang digunakanadalahfotometer nyala yang memilikiprinsipseperti AES.
Nyala
merupakansumber yang memilikienergi paling rendah dan mengeksitasi paling sedikitunsur
(±
50
digunakanuntukunsurgolongan elektronnyamudahtereksitasi,
unsurlogam). alkali
Oleh
karenanya
AES
karenaunsur-unsurgolongan
alkali
sedangkanunsur-unsurgolongan
lain
membutuhkanpanaslebihtinggiuntukdapattereksitasielektronnyasehinggatidakdapat
menggunakan
AES.
BedanyadenganSpektroskopSerapan
Absorption
Spectroscopy(AAS),
AES
Atom
atauAtomic
tidakmenggunakansumbersinar.
Bahandasaroksidan paling umum yang digunakan pada nyala adalah gas alamudaraataupropana-udarauntukmenetapkanunsurkalium. Sampeldibakardalam nyala yang
kemudianakanmembuat
atom-atom
dalamsampeltersebuttereksitasi
dan
akanmemancarkansinarketikakembalikekeadaandasar (ground state). Setiap
atom
mengemisikancahaya
yang
spesifik
yang
kemudianakanterdispersikeprisma dan dibaca oleh detektor. Intensitascahaya yang dipancarkaninimerupakanfungsikonsentrasi.
Oleh
karenanyadapatdigunakanuntukanalisiskuantitatifdalampenentuankadarsuatu
atom
dalamsampel.
SpektrofotometriSerapan
Atom
atauAtomic
Absorption
Spectroscopy(AAS) adalahsuatumetodeanalisis yang didasarkan pada proses penyerapanenergiradiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkatenergidasar (ground state). Penyerapantersebutmenyebabkantereksitasinyaelektrondalamkulit atom
ketingkatenergi
yang
lebihtinggi.
Keadaaninibersifatlabil,
elektronakankembaliketingkatenergidasarsambilmengeluarkanenergi
yang
berbentukradiasi. Dalam
AAS,
atom
bebasberinteraksidenganberbagaibentukenergisepertienergipanas, energielektromagnetik, energikimia dan energilistrik. Interaksiinimenimbulkan proses-proses dalamatom bebas yang menghasilkanabsorpsi dan emisi (pancaran) radiasi
dan
panas.
Radiasi
yang
dipancarkanbersifatkhaskarenamempunyaipanjanggelombang
yang
karakteristikuntuksetiap atom bebas. Untukanalisiskuantitatif, panjanggelombangelemen
intensitascahaya yang
yang
dipancarkanpada akanditentukan.
Besaranintensitassinarpancaraniniternyatasebandingdengantingkatkandunganunsurd alamlarutan. Metodeinimenggunakanfotoselsebagaidetektornya dan pada kondisi yang samadigunakan gas propanaatauelpijisebagaipembakarnyauntukmembebaskan air
sehingga
yang
tersisahanyalahkandunganlogam.
Hasil
pengukuranintensitasemisi yang didapatkanakansebandingdengankonsentrasi K dalamsampel,
bahwasemakinbesarkonsentrasi
K
pada
larutansampel,
makasemakinbesar juga intensitasemisi yang dihasilkan.
2. Instrumen Spektroskopi Emisi Atom Pada dasarnya, instrument untuk spektroskopi emisi atom mirip dengan spektroskopi serapan atom, hanya saja nyala sekarang berfungsi sebagai sumber radiasi, bukan sekedar atomisator. Dengan demikian, sumber cahaya lampu katode berlubang (HCL) dan chopper sinar tidak lagi diperlukan. Adapun bagian-bagian instrumen pada AES adalah seperti pada gambar sebagai berikut.
a. Atomizer Atomizer terdiri dari pengkabutan (nebulizer) untuk menghasilkan aerosol dari sampel cairan dan pembakar. b. Monokromator Energi yang diemisikan dari nyala akan melewati celah yang sangat sempit
kemudian
diisolasi
oleh
monokromator
dan
menghindari
interferensi dari garis-garis pengganggu. Monokromator pada AES lebih selektif dibandingkan monokromator pada AAS. c. Detektor
Detektor berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam bentuk energi listrik
yang
diproses
oleh
sebuah
amplifier
sehingga
dapat
diinterpretasikan lebih lanjut. d. Amplifier Arus listrik dari detektor oleh amplifier
akan diperkuat dan
diteruskan ke rekorder. e. Rekorder Sinyal listrik yang keluar dari amplifier dicatat oleh recorder yang skalanya terkalibrasi oleh suatu intensitas.
3. Gangguan-gangguan pada SpektroskopiEmisi Atom dan caramengatasinya Gangguan yang ada dalam spektroskopi emisi mirip dengan gangguan spektroskopi monokromator
serapan
atom.
yang selektif
Spektroskopi memisahkan
emisihanya garis
emisi
bergantung
pada
yang berpotensial
menimbulkan gangguan. a. Gangguan kimia Gangguan kimia mirip dengan yang terjadi pada spektroskopi serapan, dan diatasi dengan cara yang sama. Gangguan kimia terjadi apabila unsur yang dianalisis mengalami reaksi kimia dengan anion atau ketion tertentu dengan senyawa yang refraktori, sehingga tidak semua analit dapat teratomisasi. Untuk mengatasi gangguan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1) penggunaan suhu nyala yang lebih tinggi, 2) penambahan zat kimia lain yang dapat melepaskan kation atau anion pengganggu dari ikatannya dengan analit. Zat kimia lain yang ditambahkan disebut zat pembebas (Releasing Agent) atau zat pelindung (Protective Agent). b. Gangguan Matrik Gangguan ini terjadi bila sampel mengandung banyak garam ayau asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut zat standar, atau bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar
berbeda.Gangguan ini dalam analisis kualitatif tidak terlalu bermasalah, tetapi sangat mengganggu dalam analisis kuantitatif. Untuk mengatasi gangguan ini dalam analisis kuantitatif dapat digunakan cara analisis penambahan satandar (Standar Adisi). c. Gangguan Ionisasi Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga mampu melepaskan elektron dari atom netral dan membentuk ion positif. Pembentukan ion ini mengurangi jumlah atom netral, sehingga isyarat absorpsi akan berkurang juga. Untuk mengatasi masalah ini dapat dilakukan dengan penambahan larutan unsur yang mudah diionkan atau atom yang lebih elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb, K dan Na.Penambahan ini dapat mencapai 100-2000 ppm. d. Absorpsi Latar Belakang (Back Ground) Absorpsi latar belakang (Back Ground) merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan adanya berbagai pengaruh, yaitu dari absorpsi oleh nyala api, absorpsi molekular, dan penghamburan cahaya. Garis emisi dari oksida atau spesi lain dari sampel, bahan bakar atau oksidan sering memberikan gangguan. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pemindaian lagi dengan menggeser panjang gelombang beberapa Angstrom di kiri atau kanan puncak analit. Hasilnya dijumlahkan dan dibagi dua sehingga gangguan dari latar belakang akan terkurangi. e. Gangguan serapan sendiri (self-absorption) Gangguan serapan sendiri terjadi karena panjang gelombang resonansi dari atom-atom di lapisan yang lebih dingin di luar pusat nyala yang mengalami temperatur tertinggi). Gerakan partikel di daerah terpanas terjadi sangat cepat sehingga self-absorption sering menggantikan pusat emisi garis emisi. Dengan kata lain sebagian energi yang diemisikan dari bagian tengah akan diserap kembali oleh atom-atom di bagian luar nyala yang temperaturnya rendah. Intensitas yang diemisikan akan berkurang.
Pada sampel berkonsentrasi rendah hal ini dapat diabaikan. Gangguan ini merepotkan jika analit mempunyai konsentrasi tinggi. Untuk mengatasi hal ini dapat dilakukan dengan memilih garis non-resonansi yang tidak mengalami self-absorption untuk panjang gelombang kerja.
PENUTUP
KESIMPULAN SARAN
DAFTAR RUJUKAN Anindita, sistha. 2012. Uji Kualitatif Ion Natrium (Na) pada SampelBuah Kiwi, Stroberi dan TimundalamBentuk Infused Water. Online https://www.academia.edu/34073976/Spektroskopi_Emisi_Nyala_Laporan_Akhir_Praktiku m_Analisis_Fisiko_Kimia_II_Uji_Kualitatif_Ion_Natrium_Na_pada_Sampel_Buah_Kiwi_ Stroberi_dan_Timun_dalam_Bentuk_Infused_Water (diakses 5 november 2018) Anggraini, D. 2005. AplikasiSpektrometerEmisi Pada AnalisisUnsur-UnsurBahan Paduan Aluminium Almgsi-1. Online http://download.portalgaruda.org/article.php?article=81829&val=4549 (diakses 5 november 2018) Wonorahardjo, surjani. 2013. Pengantar kimia analitik modern metode
dan
instrument. Malang : Universitas Negeri Malang FMIPA Jurusan Kimia Yahya, henita. 2011. PemanfaatanLimbahEkstraksiKaraginanRumputLaut (EcheumaCottonii) UntukPembuatanMikrokristalSelulosaSebagaiBahanTambahanPembuatan Tablet IndustriFarmasi. Online https://www.academia.edu/9632683/PEMANFAATAN_LIMBAH_EKSTRAKSI_KARAG INAN_RUMPUT_LAUT_Echeuma_cottonii_UNTUK_PEMBUATAN_MIKROKRISTA L_SELULOSA_SEBAGAI_BAHAN_TAMBAHAN_PEMBUATAN_TABLET_INDUST RI_FARMASI (diakses 5 november 2018) Dharsana Poppy. Flame Emission Spectroscopy. (online) (www.scribd.com/doc/244888511)
.