SPO Teknik Pemeriksaan Radiografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



ABDOMEN / BNO No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 1/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Abdomen/BNO Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Abdomen/BNO. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Abdomen/BNO. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diatur supine menghadap tabung Sinar-X.  Daerah Abdomen diatur pada bidang kaset yang dipasang grid-lysolm.  Mid Sagial Plane tubuh pada pertengahan meja/kaset.  Tangan disamping tubuh, tungkai lurus dan dibawah lutut diberi pengganjal.  Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada Mid Sagittal Plane tubuh pasien setinggi Crista Illiaka. 3. Bila diperlukan biasanya dokter meminta pemeriksaan tambahan, yaitu :  Abdomen LLD, dengan memposisikan pasien tidur menyamping tabung sinar-X dengan sisi kiri menempel kaset. Kedua lutut fleksi, untuk keseimbangan tubuh serta kedua tangan fleksi digunakan sebagai bantalan kepala. Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada daerah abdomen pasien setinggi2 inchi (5 cm) superior Crista Illiaca.  Abdomen ½ Duduk, dengan memposisikan pasien ½ duduk, tabung sinar-X diarahkan ke daerah abdomen Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada 2 inchi (5 cm) superior Crista Illiaca. 4. Pasien diminta untuk tidak bergerak dan ekspirasi tahan nafas pada saat dilakukan eksposi. 5. Kaset yang digunakan ukuran 30 x 40 cm 6. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI SINUS PARANASALIS No. Dokumen No. Revisi Halaman 00 2/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika Tanggal terbit 13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Sinus Paranasalis Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Sinus Paranasalis. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Sinus Paranasalis. Radiografer 1. Dilakukan 3 proyeksi pemotretan yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan tidur telentang.  Kepala diatur diatas kaset yang dipasangi grid-lysolm.Atur Mid Sagital Plane tegak lurus kaset dan atur Orbita Meatal Line tegak lurus kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada nasion. Proyeksi Lateral :  Pasien diposisikan tidur telentang.  Kepala diatur miring diatas kaset yang dipasangi gridlysolm.Atur Mid Sagital Plane parallel dengan kaset.Atur Interpupilary Line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada kepala. Serta atur agar IOML tegak lurus dengan kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada pertengahan antara outer canthus dan External Auditory Meatus. Proyeksi Water’s :  Pasien tidur telungkup.  Ekstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan meja/bucky.Atur kepala sehingga MML (Mento Meatal Line) tegak lurus terhadap IR, OML (Orbita Meatal Line)akan membentuk sudut 37 derajat terhadap bidang kaset. Atur MSP tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan meja/bucky.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan menembus tepat pada titik acantion. 2. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



PEDIS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 3/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Pedis Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Pedis. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Pedis. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau duduk. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Kaki difleksikan dan telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Telapak kaki menempel pada kaset. Kaset horizontal diatas meja pemeriksaan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada metatarsal digiti III. Proyeksi Oblique :  Pedis difleksikan, telapak kaki menghadap meja pemeriksaan. Kaki diendorotasikan membentuk sudut 30º terhadap kaset pada sisi medial.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada metatarsal digiti III. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



MANDIBULA No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 4/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Mandibula Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Mandibula. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Mandibula. Radiografer 1. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Postero-Anterior (PA) :  Pasien diposisikan tidur telungkup atau duduk.Kepala diatur diatas kaset yang dipasangi grid-lysolm.Dahi dan hidung menempel pada IR/ OML tegak lurus garis tengah kaset. MSP tegak lurus garis tengah kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada pertengahan kedua bibir. Proyeksi Axiolateral (Metode Eishler) :  Pasien diposisikan miring ke arah bagian obyek yang sakit.  Kepala diatur miring diatas kaset yang dipasangi gridlysolm.Interpupilary Line tegak lurus garis tengah kaset dan mulut dalam kondisi tertutup.  Berkas sinar-X diatur ke chepalad 15 derajat terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada titik 1 inci inferior angulus mandibula yang jauh dari film. 2. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



HUMERUS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 5/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Humerus Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Humerus. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Humerus. Radiografer 1. Pasien diposisikan erect atau tidur di atas meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Lengan yang difoto abduksi dan supine(terlentang).  Letakan humerus dipertengahan kaset dengan mengatur kedua condylus medialis tidak rotasi.Kepala menoleh ke obyek yang tidak difoto.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan humerus. Proyeksi Lateral :  Lengan yang difoto fleksi dan telapak tangan menempel pada pinggang.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan humerus. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



FEMUR No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 6/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Femur. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Femur. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Femur. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Femur yang difoto diatur di atas kaset dengan posisi true AP. Pastikan tidak ada rotasi.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan femur. Proyeksi Lateral :  Pasien lateral recumbent, dengan bagian yang sakit menempel kaset. Kaki yang tidak diperiksa diletakkan didepan atau dibelakang yang diperiksa dengan diganjal bantal untuk kenyamanan pasien.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan femur. 2. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 3. Kaset yang digunakan ukuran 30 x 40 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. THORACAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 7/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Thoracal. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Thoracal. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Thoracal. Radiografer 1. Pasien diposisikan erect atau tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan erect atau tidur telentang.  Pasien diatur menghadap tabung Sinar-X.Atur Mid Sagital Plane pada pertengahan kaset.  Berkas Sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap film.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Thoracal VII. Proyeksi Lateral :  Pasien diposisikan tidur menyamping terhadap tabung sinar-X sehingga Mid Axillary Plane (MAP) pasien tegak lurus terhadap kaset.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Thoracal VII. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien hukuran 30 x 40 cm dilengkapi dengan grid lysolm ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. LUMBAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 8/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Lumbal Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Lumbal. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Lumbal. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan telentang.  Atur agar Mid Sagital Plane tubuh pada pertengaha meja/kaset. Kedua tangan disamping tubuh, tungkai lurus dan dibawah lutut diberi pengganjal.  Berkas Sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap kaset.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Lumbal III. Proyeksi Lateral :  Pasien tidur dalam posisi lateral recumbent baik kanan ataupun kiri. Atur Mid Coronal Plane sejajar dengan pertengahan grid/meja pemeriksaan. Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis dan thorax dengan posisi yang true lateral.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi Crista Iliaka. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien hukuran 30 x 40 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



CRURIS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 9/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Cruris. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Cruris. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Cruris. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Kedua cruris di atur ekstensi. Atur pelvis, knee, dan cruris sehingga true AP (tidak ada rotasi).  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan cruris. Proyeksi Lateral :  Pasien lateral recumbent, dengan bagian yang sakit menempel kaset. Kaki yang tidak diperiksa diletakkan didepan atau dibelakang kaki yang diperiksa dengan diganjal bantal untuk kenyamanan pasien. Flexikan knee, 45º dan pastikan cruris dalam posisi true lateral (bidang patella tegak lurus kaset).  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan cruris. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien anak-anak adalah ukuran 24 x 30 cm, sedangkan pada dewasa adalah ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm.



REFERENSI



Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



ANTEBERACHII No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 10/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Anteberachii. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Anteberachii. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Anteberachii. Radiografer 1. Pasien diposisikan duduk disamping meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Lengan dan tangan diatur dengan posisi true AP, pergelangan tangan dan sendi siku tercakup dalam film. Pasien harus relaks agar tangannya tidak bergerak selama pemeriksaan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada pertengahan Anteberachii. Proyeksi Lateral :  Elbow Joint difleksikan 90°, lengan bawah diletakkan lateral diatas kaset dengan tepi ulnaris menempel kaset. Wrist Joint juga diatur true lateral. Wrist Joint dan Elbow Joint diusahakan tercakup dalam kaset.  Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada pertengahan anteberachii. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



PELVIS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 11/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Pelvis. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Pelvis. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Pelvis. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Panggul diatur dalam posisi true AP, tidak miring ke salah satu sisi.  Pelvis pada pertengahan kaset dan kedua SIAS sejajar sama tinggi (tidak rotasi).  Kedua kaki, lutut dan tungkai endorotasi 15 derajat.  Berkas sinar X diarahkan tegak lurus tehadap kaset menuju titik setinggi 5 cm di bawah Spina Iliaka Antero Superior. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak dan tahan nafas pada saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 35 x 35 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 35 x 35 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



SHOULDER JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 12/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Shoulder Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Shoulder Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Shoulder Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan erect atau supine. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Letakkan os. shoulder ditengah-tengah kaset dengan tangan sedikit adduksi.  Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada daerah 2,5 cm inferior proc. Coracoid yang diperiksa. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



MANUS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 13/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Manus. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Manus. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Manus. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau duduk. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Postero – Anterior (PA) :  Lengan dan tangan pasien diatur diatas meja pemeriksaan, letakkan tangan yang diperiksa diatas kaset dengan telapak tangan menempel pada permukaan kaset. Atur jari-jari tangan agak merenggang satu sama lain.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada metacarpophalangeal joint III. Proyeksi Oblik :  Lengan dan tangan pasien diatur diatas meja pemeriksaan, letakkan tangan yang diperiksa diatas kaset dengan sisi ulnar menempel pada permukaan kaset. Dari posisi lateral diputar kearah medial 450 dan diganjal spon dengan sudut kemiringan sama.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada metacarpophalangeal joint III. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



NASAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 14/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Nasal. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Nasal. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Nasal. Radiografer 1. Pasien diposisikan prone atau erect. 2. Dilakukan 2 proyeksi pemotretan yaitu : Proyeksi Lateral Kanan :  Kepala diatur miring ke kanan di atas kaset. Atur sisi lateral bagian yang akan diperiksa dekat dengan kaset. Atur nasal agar berada ditengah-tengah kaset. Atur kepala agar true lateral dan posisi tubuh pasien agak oblique agar pasien merasa nyaman. Atur MSP pararel terhadap permukaan meja/bucky serta IOML tegak lurus terhadap kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap kaset.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada ½ inchi inferior nasion. Proyeksi Lateral Kiri :  Kepala diatur miring ke kiri di atas kaset. Atur sisi lateral bagian yang akan diperiksa dekat dengan kaset. Atur nasal agar berada ditengah-tengah kaset. Atur kepala agar true lateral dan posisi tubuh pasien agak oblique agar pasien merasa nyaman. Atur MSP pararel terhadap permukaan meja/bucky serta IOML tegak lurus terhadap kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap kaset.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada ½ inchi inferior nasion. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 18 x 24 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



KEPALA 2 POSISI No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 15/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Kepala 2 Posisi Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Kepala 2 Posisi. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Kepala 2 Posisi. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur di atas meja pemeriksaan atau brankard. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan tidur telentang di atas meja pemeriksaan/ brankard.Kepala diatur di atas kaset yang dipasangi grid-lysolm.Atur MSPtegak lurus kaset dan atur OML agar tegak lurus kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada glabella. Proyeksi Lateral :  Tubuh pasien diposisikan agak miring ke arah kepala yang sakit.Kepala diatur miring di atas kaset yang dipasangi grid-lysolm. Atur Mid Sagital Plane parallel dengan kaset. Atur Interpupilary Line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada kepala. Serta atur agar IOML tegak lurus dengan kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada daerah setinggi 5 cm superior External Audiury Meatus. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



HIP JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 16/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Hip Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Hip Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Hip Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur di atas meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Panggul diatur dalam posisi true AP, tidak miring ke salah satu sisi.  Pelvis pada pertengahan kaset dan kedua SIAS sejajar sama tinggi (tidak rotasi).  Kedua kaki, lutut dan tungkai endorotasi 15-20 derajat.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada 2,5-5 cm distal midfemoral neck. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



ELBOW JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 17/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Elbow Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Elbow Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Elbow Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan duduk menyamping meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Elbow joint ekstensio penuh, kemudian diletakkan supine dan true AP di tengah-tengah kaset. Kaset horizontal di atas meja pemeriksaan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan Elbow Joint. Proyeksi Lateral :  Elbow joint fleksi 90o, kemudian diletakkan di tengahtengah kaset. Kaset Horizontal di atas meja pemeriksaan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan Elbow Joint yang difoto. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



WRIST JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 18/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Wrist Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Wrist Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Wrist Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan duduk menyamping meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Lengan bawah fleksi dengan bagian palmar manus menempel film. Jika perlu letakan spon dibawah jari untuk fiksasi.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan mid carpalia. Proyeksi Lateral :  Atur Wrist Joint true lateral di atas kaset.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan Wrist Joint yang difoto. 3. Kaset yang digunakan ukuran 18 x 24 cm. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. LUMBOSACRAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 19/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Lumbosacral. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Lumbosacral. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Lumbosacral. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan telentang.Atur MSP tegak lurus kaset. Letakkan kedua lengan di atas dada dan pastikan tidak ada rotasi pada pelvis.  Berkas Sinar-X diarahkan Tegak lurus terhadap film.  Titik Bidik diarahkan pada garis tengah tubuh setinggi Crista Illiaka. Proyeksi Lateral :  Pasien tidur dalam posisi lateral recumbent baik kanan ataupun kiri. Atur Mid Coronal Plane sejajar dengan pertengahan grid/meja pemeriksaan. Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis dan kedua lengan atas dan tangan pasien diatur di depan tubuh pasien.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi 5 cm posterior SIAS. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien ukuran 30 x 40 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. CERVICO-THORACAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 20/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Cervicothoracal. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Cervico-thoracal. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Cervico-thoracal. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan erect atau tidur telentang.  Atur Mid Sagital Plane pada pertengahan kaset.  Berkas Sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap film.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Cervicothoracal. Proyeksi Lateral :  Pasien diposisikan tidur menyamping terhadap tabung sinar-X sehingga Mid Axillary Plane (MAP) pasien tegak lurus terhadap kaset.Kedua lengan atas dan tangan pasien diatur di depan tubuh pasien.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Cervicothoracal pada Mid Axillary Plane (MAP). 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien ukuran 30 x 40 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CLAVICULA No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 21/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Clavicula. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Clavicula. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Clavicula. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau berdiri. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) Axial :  Pasien diposisikan telentang.Pasien diatur menghadap tabung sinar-X.Daerah Clavicula yang diperiksa diatur pada pertengahan kaset.  Berkas sinar chepalad 15-25 derajat diarahkan pada daerah clavicula yang diperiksa. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



ANKLE JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 22/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Ankle Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Ankle Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Ankle Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau duduk. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Posisikan kaki harus full ekstensi, dan letakkan sandbag atau alat fiksasi kecil dibawah lutut agar pasien merasa nyaman. Atur pertengahan ankle berada pada pertengahan kaset.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada pertengahan kedua maleolus. Proyeksi Lateral :  Pasien diposisikkan laeral recumbent.Atur pertengahan ankle joint arah berada pada pertengahan kaset. Letakkan alat pengganjal dibawah knee, agar kaki true lateral. 3. Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada maleolus medialis. 4. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 5. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm 6. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



SCAPULA No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 23/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Scapula. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Scapula. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Scapula. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diatur menghadap tabung sinar-X.Tangan diangkat ke atas. Daerah scapula diatur pada pertengahan kaset.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada 5 cm dibawah proc. coracoid. 3. Pasien diminta tidak bergerak pada saat eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



TEMPORO-MANDIBULAR JOINT No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 24/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi TemporoMandibular Joint. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Temporo-Mandibular Joint. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Temporo-Mandibular Joint. Radiografer 1. Pasien diposisikan supine atau erect. 2. Dilakukan pemotretan dengan langkah-langkah :  Kepala diatur agar true lateral. Atur agar Interpupilary Line tegak lurus kaset, MSP parallel kaset serta IOML tegak lurus kaset.  Berkas sinar-X diatur ke caudad 25-30 derajat terhadap kaset.  Titik bidik penyinaran diarahkan jatuh tepat pada1,3 cm anterior dan 5 cm superior EAM.  Dilakukan dengan posisi mulut terbuka maksimal dan mulut tertutup maksimal. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



MASTOID No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 25/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Mastoid. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Mastoid. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Mastoid. Radiografer 1. Pasien diposisikan semi prone ke arah bagian obyek yang sakit. 2. Dilakukan pemotretan dengan metode Schuller’s yaitu :  Atur Mid Sagial Plane sejajar dengan meja pemeriksaan. Atur Interpupilary Line tegak lurus terhadap kaset, lipat daun telinga yang terdekat dengan kaset, serta pastikan tidak ada rotasi atau tilting.  Berkas sinar-X diatur caudad 25 derajat terhadap kaset.  Titik bidik penyinaran diarahkan jatuh tepat pada pada titik 4 cm superior dan posterior MAE. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



KEPALA 3 POSISI No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 26/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Kepala 3 Posisi. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Kepala 3 Posisi. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Kepala 3 Posisi. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur di atas meja pemeriksaan atau brankard 2. Dilakukan pemotretan dengan 3 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan tidur telentang di atas meja pemeriksaan/ brankard. Kepala diatur di atas kaset yang dipasangi grid-lysolm.Atur MSPtegak lurus kaset dan atur OML agar tegak lurus kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada glabella. Proyeksi Lateral :  Tubuh pasien diposisikan agak miring ke arah kepala yang sakit.Kepala diatur miring di atas kaset yang dipasangi grid-lysolm. Atur Mid Sagital Plane parallel dengan kaset. Atur Interpupilary Line tegak lurus IR, pastikan tidak ada tilting pada kepala. Serta atur agar IOML tegak lurus dengan kaset.  Berkas sinar-X diatur tegak lurus terhadap obyek.  Titik bidik penyinaran diarahkan pada daerah setinggi 5 cm superior External Audiury Meatus. Proyeksi Towne’s :  Pasien diposisikan tidur telentang di atas meja pemeriksaan/brankard.Atur pasien sehingga MSP tegak lurus dengan garis tengah kaset. Atur agar orbito meatal tegak lurus ke bidang film.Bila pasien tidak dapat memfleksikan lehernya, aturlah sehingga garis infra orbito meatal tegaklurus dan kemudian menmbah sudut CR 70 . Berkas sinar-X diatur ke caudad 30 derajat terhadap kaset. Titik bidik penyinaran diarahkan pada titik 5-6 cm di atas glabella. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm dengan dilengkapi lisolm-grid ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. THORACOLUMBAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 27/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Thoracolumbal. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Thoracolumbal. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Thoracolumbal. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan telentang.  Atur agar Mid Sagital Plane tubuh pada pertengaha meja/kaset. Kedua tangan disamping tubuh, tungkai lurus dan dibawah lutut diberi pengganjal.  Berkas Sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap kaset.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Thoracal. Proyeksi Lateral :  Pasien tidur dalam posisi lateral recumbent baik kanan ataupun kiri. Atur Mid Coronal Plane sejajar dengan pertengahan grid/meja pemeriksaan. Pastikan tidak ada rotasi pada pelvis dan thorax dengan posisi yang true lateral.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada titik setinggi CV Thoracal. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien hukuran 30 x 40 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 30 x 40 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



GENU No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 28/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Genu. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Genu. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Genu. Radiografer 1. Pasien diposisikan supine atau duduk di atas meja pemeriksaan. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Genu yang difoto diatur di atas kaset dengan posisi menghadap tabung sinar-X. Aur genu pada pertengahan kaset. Rotasikan kaki internal 3º - 5º agar true AP (sehingga intercondylar line pararel dengan bidang kaset.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada ½ inchi (1,25 cm) distal apex patella. Proyeksi Lateral :  Genu yang difoto difleksikan 20-30 derajat diatur di atas kaset. Kaki yang lain disilangkan ke depan atau ke belakang.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada 2,5 cm distal medial epycondilus. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



SACRUM-COXYGEUS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 29/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP



TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi SacrumCoxygeus. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Sacrum-Coxygeus. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Sacrum-Coxygeus. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (AP) :  Pasien diposisikan telentang.Panggul diatur dalam posisi true AP, tidak miring ke salah satu sisi.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus terhadap film.  Titik Bidik diarahkan pada daerah sacrum-coxygeus. Proyeksi Lateral :  Pasien diposisikan tidur menyamping terhadap tabung sinar-X sehingga Mid Axillary Plane (MAP) pasien tegak lurus terhadap kaset.Kedua lengan atas dan tangan pasien diatur di depan tubuh pasien.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horisontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan pada daerah 8-10cm posterior SIAS. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan pada pasien hukuran 24 x 30 cm dilengkapi dengan grid lisolm ukuran 24 x 30 cm. 5. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CV. CERVICAL No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 30/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi CV. Cervical. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi CV. Cervical. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi CV. Cervical. Radiografer 1. Pasien diposisikan supine atau erect. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior Axial :  Atur agar MSP tegak lurus pada pertengahan bucky stand, ekstensikan dagu pasien sehingga Occlusal Plane tegak lurus bucky stand.  Berkas Sinar-X diarahkan chepalad 15-20 derajat.  Titik Bidik diarahkan pada daerah inferior cartilago thyroid. Proyeksi Lateral :  Atur agar MCP tegak lurus pada pertengahan bucky stand. Kedua tangan pasien dibelakang tubuh dan ditarik kebawah, elevasikan dagu agar ramus mandibula dan tulang cervical tidak superposisi.  Berkas sinar-X diarahkan tegak lurus horizontal terhadap obyek.  Titik Bidik diarahkan titik setinggi Cevical IV. 3. Kaset yang digunakan pada pasien hukuran 24 x 30 cm,. 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



CALCANEUS No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 31/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



REFERENSI



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Calcaneus. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Calcaneus. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Calcaneus. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau duduk. 2. Dilakukan pemotretan dengan 2 proyeksi yaitu : Proyeksi Axial (AP) :  Pedis diletakkan vertikal diatas kaset horisontal. Jari-jari kaki full ekstensi dengan ditarik kain supaya tidak superposisi dengan calcaneus.  Berkas sinar ke chepalad 40 derajat diarahkan pada metatarsal III. Proyeksi Lateral :  Os Pedis diletakkan true lateral dengan sisi lateral menempel pada kaset. Kaset diletakkan horisontal diatas meja pemeriksaan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap film diarahkan pada 2,5 cm distal malleolus medialis.  Pasien diminta untuk tidak bergerak saat dilakukan eksposi. 3. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm 4. Jarak penyinaran diatur 100 cm. Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.



RS. GRAHA MEDIKA RADIOLOGI



SPO TEKNIK RADIOGRAFI



THORAX No. Dokumen



Tanggal terbit



No. Revisi Halaman 00 32/32 Disahkan Oleh Direktur RS. Graha Medika



13 Agustus 2015



Dr. Nurani Anggraeni RUANG LINGKUP TUJUAN KEBIJAKAN PETUGAS PROSEDUR



Prosedur tetap ini memuat langkah-langkah yang harus dilakukandalam melaksanakan teknik radiografi Thorax. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan teknik radiografi Thorax. Prosedur ini dilakukan pada saat melaksanakan teknik radiografi Thorax. Radiografer 1. Pasien diposisikan tidur atau erect. 2. Dilakukan pemotretan dengan 1 proyeksi yaitu : Proyeksi Antero-Posterior (PA) :  Pasien diposisikan erect menghadap bucky stand (kaset vertikal), MSP tegak lurus garis tengah kaset. Kedua punggung tangannya diletakkan di atas panggul dan siku ditekan ke depan.  Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada Mid Sagittal Plane tubuh pasien setinggi Vertebra Thoracal VI. Bila diperlukan biasanya dokter meminta pemeriksaan tambahan, yaitu : Thorax Lateral dengan memposisikan pasien berdiri atau tidur menyamping tabung sinar-X dengan sisi kiri aau kanan menempel kaset. Mid Coronal Plane tegak lurus kaset. Kedua lengan dilipat di atas kepala. Berkas sinar tegak lurus terhadap kaset diarahkan pada Mid Axillary Plane tubuh pasien setinggi Vertebra Thoracal VII. 3. Pasien diminta untuk tidak bergerak dan inspirasi tahan nafas saat dilakukan eksposi. 4. Kaset yang digunakan ukuran 24 x 30 cm (pada pasien anak-anak) atau ukuran 35 x 35 cm atau 30 x 40 cm pada pasien dewasa). 5. Jarak penyinaran diatur 150-180 cm.



REFERENSI



Text Book Of Radiographic Positioning And Related Anatomy, Penulis : K.L. Bontrager, Edisi 7, tahun 2010, Penerbit CV Mosby – London.