Sri Mastika Yani Tugas Trauma Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH ASKEB PADA KASUS KOMPLEKS DOSEN PENGAMPU :Nurlathifah N. Yusuf, S.ST.,M.Keb



DISUSUN OLEH : SRI MASTIKA YANI



PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIDAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMZAR LOMBOK TIMUR 2020 / 2021



KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Askeb Pada kasus kompleks tentang Trauma Persalinan. Makalah ini kami buat dalam rangka memenuhi salah satu tugas kami dalam mata kuliah Askeb pada kasus kompleks serta mengulas sekaligus mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Trauma Persalinan. Kami berterima kasih kepada Ibu: Nurlathifah N. Yusuf, S.ST.,M.Keb selaku dosen mata kuliah Askeb Pada Kasus Kompleks yang telah memberikan arahan serta bimbingan. Kami menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang akan datang.



Lombok Timur, 16 Mei 2020



Penyusun



DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar.........................................................................................................i DaftarIsi...................................................................................................................ii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1 1.3 Tujuan.......................................................................................................2 BAB II Pembahasan 2.1 Pengertian Trauma Persalinan..................................................................3 2.2 Etiolog Trauma Persalinan.......................................................................3 2.3 Macam-Macam Trauma Persalinan.........................................................4 2.4 Faktor Penyebab Trauma Kelahiran........................................................4 2.5 Cara Mengatasi Trauma Pasca-Kelahiran................................................5 2.6 Kompilkasi yang terjadi akibat trauma jalan...........................................5 BAB III Penutup 3.1 Kesimpulan.................................................................................................8 3.2 Saran...........................................................................................................8 Daftar Pustaka



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat.Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga.Terpenuhinya kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin.Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal.Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya. (Saeffudin 2006) Masalah-masalah yang terjadi pada bayi baru lahir yang diakibatkan oleh tindakantindakan yang dilakukan pada saat persalinan sangatlah beragam. Trauma akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan kelainan fisiologik persalinan yang sering kita sebut sebagai cedera atau trauma lahir.Partus yang lama akan menyebabkan adanya tekanan tulang pelvis. Kebanyakan cedera lahir ini akan menghilang sendiri dengan perawatan yang baik dan adekuat. Cedera lahir adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Sebagian besar cedera lahir terjadi selama persalinan lama dan berlarut-larut atau kesulitan lahir. Cedera lahir dapat terjadi apabila janin besar atau persentasi atau posisi janin abnormal. Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan medis yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri,pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi. 1.2 Rumusan Masalah a. Pengertian Trauma Persalinan b. Penyebab Trauma Persalinan c. Macam-Macam Trauma Persalinan d. Asuhan keperawatan Trauma Persalinan



1.3 Tujuan a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan trauma persalinan b. Mengetahui apa penyebab trauma persalinan c. Mengetahui klasifikasi trauma persalinan d. Mengetahui bagaimana cara mengatasi trauma persalinan e. Mengetahui perawatan trauma persalinan



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan (Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229. Trauma persalinan adalah kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang diakibatkan kelainan fisiologis persalinan. Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan dan kelahiran. Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena kulit kepala atau resusitasi. Angka kejadian trauma lahir pada beberapa tahun terakhir ini menunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini disebabkan banyak kemajuan dalam bidang obstetri, khususnya pertimbangan seksio sesarea atau indikasi adanya kemungkinan kesulitan melahirkan bayi. Cara kelahiran bayi sangat erat hubungannya dengan angka kejadian trauma lahir. Angka kejadian trauma lahir yang mempunyai arti secara klinis berkisar antara 2 sampai 7 per seribu kelahiran hidup. Berapa faktor risiko yang dapat menaikkan angka kejadian trauma lahir antara lain adalah makrosomia, malprensentasi, presentasi ganda, disproporsi sefala pelvik, kelahiran dengan tindakan persalinan lama, persalinan presipitatus, bayi kurang bulan, distosia bahu, dan akhirnya faktor manusia penolong persalinan. Lokasi atau tempat trauma lahir sangat erat hubungannya dengan cara lahir bayi tersebut atau phantom yang dilakukan penolong persalinan waktu melahirkan bayi. Dengan demikian cara lahir tertentu umumnya mempunyai predisposisi lokasi trauma lahir tertentu pula. Secara klinis trauma lahir dapat bersifat ringan yang akan sembuh sendiri atau bersifat laten yang dapat meninggalkan gejala sisa.Selain trauma lahir yang disebabkan oleh faktor mekanis dikenal pula trauma lahir yang bersifat hipoksik. Pada bayi kurang bulan khususnya terdapat hubungan antara hipoksik selama proses persalinan dengan bertambahnya perdarahan perintraventrikuler dalam otak. 2.2 Etiologi



Menurut A.H. Markum dkk (1991 : 266) penyebab terjadinya trauma persalinan yaitu sebagai berikut: 1. Makrosomia (Berat bayi baru lahir lebih dari 400 gram) 2. Mal presentasi (bagian terendah janin yang tidak sesuai) 3. Presentasi ganda (bagian terendah janin lebih dari 1 bagian) 4. Disproporsi sephalo pelvik (ketidak sesuaian panggul dan kepala janin) Kelahiran dan tindakan (proses persalinan yang tidak spontan tapi dengan menggunakan alat) 5. Persalinan lama (persalinan yang lebih dari 24 jam) 6. Persalinan presipitatus (persalinan dimana gejala Kala I tidak dirasakan sakit dan berakhir dengan lahirnya bayi) 7. Bayi kurang bulan (bayi lahir dengan usia kehamilan 22 – 26 minggu) 8. Distosia bahu (kemacetan bahu). 2.3 Macam-Macam Trauma Persalinan a. susunan saraf 1. Paralis Pleksus Brakialis 2. Paralisis Nervus Frenikus 3. Kerusakan Medulla Spinalis 4. Paralisis Pita Suara b. Fraktur (Patah Tulang) 1. Fraktur Tulang Tengkorak 2. Fraktur Tulang Klavikula 3. Fraktur Tulang Humerus 4. Fraktur Tulang Femur c. Jaringan lunak 1. Kaput Suksedaneum 2. Sefalohematoma 3. Perdarahan Subafoneurosis 4. Trauma Muskulus Sternokleido-Mastoideus 5. Perdarahan Subkunjungtiva 6. Nekrosis Jaringan Lemak Subkutis 2.4 Faktor Penyebab Trauma Kelahiran Ada berbagai hal yang dapat memicu trauma pada proses kelahiran yang akan dilangsungkan. Beberapa diantaranya dilansir dari Pregnancy Birth Baby adalah sebagai berikut: 1. Proses persalinan yang tidak sesuai dengan harapan · 2. Persalinan yang sulit dan menyakitkan · 3. Komplikasi dalam persalinan · 4. Operasi sesar darurat · 5. Bayi atau ibu yang menderita cedera saat lahir · 6. Bayi yang membutuhkan perawatan medis setelah melahirkan ·



7. 8.



Kematian bayi yang baru lahir · Tidak mendapatkan dukungan atau perawatan yang dibutuhkan selama atau setelah proses kelahiran · 9. Trauma pada kelahiran sebelumnya · 10. Cemas Namun ada pula alasan lain yang dapat memicu trauma saat atau setelah proses kelahiran. Beberapanya adalah kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual pada masa anak-anak, atau pemerkosaan. 2.5 Cara Mengatasi Trauma Pasca-Kelahiran Gejala psikologis termasuk baby blues menjadi hal yang umum pasca kelahiran. Namun, apabila ibu masih merasa tertekan selama lebih dari 2 minggu kemungkinan besar ibu mengalami depresi atau kecemasan dan trauma setelah melahirkan. Penelitian di Australia menyebutkan bahwa 1 dari 20 ibu dapat menunjukkan tanda trauma setelah melahirkan pada 12 minggu setelah proses mleahirkan. Berikut adalah cara untuk mengatasinya: 1. Berbicara dengan tenaga kesehatan segera setelah melahirkan tentang pengalaman yang dialami. · 2. Minta dukungan secara praktis dan emosional dari teman atau keluarga. · Alihkan stres pada hal positif seperti berolahraga dan lain-lain. 3. Minum obat dan lakukan terapi jika diperlukan. 4. Konsultasi terus dengan dokter atau tenaga kesehatan yang profesional. 2.6 Kompilkasi yang terjadi akibat trauma jalan Kompilkasi yang sering terjadi akibat trauma jalan lahir a.l: 1. Kaput suksedanum Adalah Edema kulit kepala yang disebabkan oleh tekanan lokal, trauma selama persalinan. (Rudolph, 2006) Etiologi - Etiologi Partus lama/obstruksi - Persalinan dengan ekstraksi vakum Tanda dan gejala 1. Pembengkakan pada bagian presentasi kepala yang keras dan tidak berfluktuasi 2. Mulase kepala dan ketumpangtindihan tulang parietal 3. Bayi tampak sehat Penatalaksanaan Yakinkan ibu bahwa ini bukan kondisi serius dan kondisi ini tidak membutuhkan terapi. Dapat sembuh secara spontan setelah 2-3 hari



2. Sefalohematoma Adalah Perdarahan subperiosteal yang terjadi akibat trauma persalinan, yang biasanya mengenai tulang parietal atau oksipital. (Rudolph, 2006) Etiologi - Partus lama/obstruksi



- Persalinan dengan ekstraksi vakum Tanda dan gejala - Massa yang teraba agak keras dan berfluktuasi - Pada palpasi ditemukan kesan suatu kawah dangkal didalam tulang di bawah massa - Pembengkakan tidak meluas melewati batas sutura yang terlibat (Rudolph, 2006) Penatalaksanaan Yakinkan ibu bahwa ini bukan kondisi serius dan kondisi ini tidak membutuhkan terapi. Dapat sembuh secara spontan setelah beberapa minggu Jangan mengaspirasi sefalohematoma meskipun teraba berfluktuasi



3. Paralisis lengan Adalah kelumpuhan pada lengan Etiologi - Kelahiran yang sulit - Pelahiran sungsang Tanda dan gejala : - Tidak ada gerakan lengan spontan pada satu sisi - Lengan dan tangan lemas Patofisiologi : Kerusakan radiks pleksus brakialis bagian atas yang menyebabkan radiks servikal kelima dan keenam mengakibatkan paralysis lengan. (Rudolph, 2006) Penatalaksanaan : 1. Hati - hati waktu memegang bayi, agar tidak terjadi trauma yang lebih parah. 2. Dalam minggu pertama, balut lengan dengan posisi seperti pada bayi dengan fraktur humerus untuk mengurangi nyeri. 3. Bila ibu dapat merawat bayinya, dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan 4. Lakukan tindak lanjut tiap bulan, dan jelaskan pada ibu bahwa sebagian besar kasus palsi lengan dapat sembuh setelah umur 6 -9 bulan. Apabila setelah umur satu tahun gerakan lengan masih terbatas, kemungkinan kelainan tersebut akan berlangsung lebih lama.



4. Paralisis wajah Adalah hilangnya kemampuan untuk menggerakkan wajah Etiologi 1. Kesulitan lahir 2. Trauma wajah saat lahir (forsep) Tanda dan Gejala 1. Tidak dapat mengerutkan dahi, memejamkan mata, atau kesulita. Beri salep mata paling tidak 4 kali sehari sampai bayi dapat menutup matanya. Ajari ibu cara memberi salep mata Bila bayi mengalmi kesulitan minum 2. Bila bayi dapat minum dengan baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan Sebagian besar kasus palsi wajah dapat sembuh spontan dalam 2 minggu. Lakukan tindak n menelan. 3. Sudut mulut tertarik pada satu sisi Penatalaksanaan



1. lanjut dalam 2 minggu untuk: Memastikan bahwa palsi sudah sembuh 2. Apabila setelah 2 minggu tidak sembuh, rujuk ke bagian rehabilitasi medik bila kondisi memungkinkan 3. Jelaskan pada ibu apabila dalam waktu satu tahun gerakan wajah masih terbatas, kemungkinan kelainan tersebut akan berlangsung lebih lama.



5. Fraktur humerus Adalah patah tulang lengan atas, Etiologi Kesulitan lahir Tanda dan Gejala Dislokasi tulang Menangis kesakitan pada saat atau bahu digerakkan Gerakan ekstremitas asimetri atau berkurang Pembengkakan di atas tulang yang patah. Penatalaksanaan 1. Beri bantalan atau kasa antara lengan yang terkena dan dada dari ketiak sampai siku 2. Balut lengan atas sampai ke dada dengan kasa pembalut 3. Fleksikan siku 90 dan balut dengan kasa pembalut lain, balut lengan atas menyilang dinding perut. Yakinkan bahwa tali pusat tidak tertutup kasa pembalut 4. Nasihati ibu agar kembali 10 hari kemudian untuk mengganti pembalut.



6. Fraktur klavikula Adalah patah tulang selangka Etiologi 1. Dapat terjadi pada persalinan LBK anak besar atau bahu lebar 2. Dapat terjadi pada persalinan letak sungsang dengan tangan menjungkit Tanda dan Gejala 1. Ditemui kelemahan pada bahu yang patah 2. Tidak dijumpai refleks moro Penatalaksanaan 1) Bila bayi tampak sangat kesakitan saat digerakkan, lakukan penanganan seperti pada fraktur humerus 2) Bila tidak ada keluhan pada neonatus tidak perlu difiksasi karena akan sembuh dalam jangka waktu 3 minggu 3) Fraktur klavikula sering disertai paralysis nervus brakialis akibat trauma persalinan, yang mengakibatkan palsi lengan. Sehingga perlu dilakukan manajemen palsi lengan 4) nasehati ibu agar kembali 5 hari kemudian, untuk mengganti pembalut.



7. Fraktur femur Defenisi patah tulang paha Etiologi Terjadi karena kesalahan pertolongan pada letak bokong waktu mengeluarkan kaki atau pada ekstraksi kaki. Tanda dan Gejala Gerakan spontan pada tungkai tidak ada Penatalaksanaan a. Letakkan bayi terlentang dan letakkan bantalan bidai dibawah pinggang sampai dengan lutut bayi pada tungkai yang terkena b. Balut bidai ke tubuh bayi dengan pembalut elastis pada pinggangnya dan dari paha sampai dibawah lutut pada kaki yang terkena. c. Tali pusat jangan sampai tertutup pembalut Amati tungkai bawah 4 kali sehari selama 2 hari apakah



d. Bila kaki menjadi biru atau bengkak, lepas pembalut dan bungkus ulang dengan balutan lebih longgar e. bila pembalut dipasang ulang, amati 2 hari lagi, apakah kaki tampak kebiruan atau bengkak. f. Nasehati ibu agar kembali dalam 14 hari untuk membuka bidai



BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Trauma kelahiran adalah Kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi kerena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan yang di akibatkan oleh kelainan fisiologik persalina. Salah satu penyebab trauma persalinan adalah Makrosomia (Berat bayi baru lahir lebih dari 400 gram). Cara mengatasi trauma pada persalinan Berbicara dengan tenaga kesehatan segera setelah melahirkan tentang pengalaman yang dialami. Minta dukungan secara praktis dan emosional dari teman atau keluarga. Alihkan stres pada hal positif seperti berolahraga dan lain-lain. 3.2 SARAN 1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan  agar selalu memantau keadaan pada bayi 2. Diharapkan untuk benar-benar mengerti tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan kepala yang mungkin terjadi pada neonatus. 3. Diharapkan kepada setiap orang tua untuk melakukan perawatan bayinya secara rutin dirumah guna mencegah kemungkinan terjadinya infeksi dan iritasi.



DAFTAR PUSTAKA (Obstetri fisiologi, UNPAD.1985), (Sarwono Prawiroharjo.2002) (Sarwono Prawiroharjo.2002) (Obstetri fisiologi,UNPAD, 1985, hal 254), yaitu : (Richard E, Behrman.dkk.2000. Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, https://syamsudin-kangoufu.blogspot.com/2013/12/makalah-trauma-persalinan.html Doenges,E.marlynn.1993.Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta.EGC