Stargirl: Makalah Pencarian Jati Diri Oleh Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

StarGirl Sabtu, 08 November 2014



MAKALAH PENCARIAN JATI DIRI OLEH REMAJA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan  baik dan tepat waktu yang telah di tentukan. Salawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah menyelamatkan umat manusia dari alam kegelapan kealam yang diridohi oleh Allah SWT dan berilmu pendidikan seperti yang kita rasakan saat ini. kami mengucapakan terimakasih kepada orang yang telah menyediakan fasilitas dan materi sehinnga mempermudah kami dalam penulisan makalah penelitian ini. Semoga penelitian kami ini dapat membantu teman teman dalam menambah referensi bacaan ataupun pengetahuan dalam mengetahui proses pencarian jati diri oleh remaja dan permasalahan permasalahan yang dihadapi saat remaja.



Daftar isi Kata Pengantar.....................................................................................................................I Daftar Isi..............................................................................................................................II BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................ 1 1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1 1.4 Manfaat Penulisan........................................................................................................ 2 BAB 2



PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja....................................................................................................... 2 2.2 Cara Mendapatkan Jati Diri yang Baik ....................................................................... 4 2.3 Pengembangan Jati Diri Remaja.................................................................................. 5 2.4 Krisis Jati Diri.............................................................................................................. 6 2.5 Permasalahan Remaja.................................................................................................. 7 2.6 Peran Orangtua............................................................................................................. 9 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian............................................................................................................. 9 3.2 Populasi dan Sampel.................................................................................................... 9 BAB 4 HASIL PENELITIAN....................................................................................................... 10 BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 10 5.2 Saran............................................................................................................................ 11



BAB I PENDAHULUAN



1.1.Latar Belakang Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak. Masa ini merupakan masa yang labil. Perkembangan dari masa kanak-kakak menuju masa remaja melewati garis-garis yang berganda. Manusia adalah organisme yang pada waktu lahir adalah makhluk biologis, akan berubah atau berkembang menjadi individu yang egonya selalu berkembang. Didalam perkembangan ini, peranan orang tua dan lingkungan tempat anak tumbuh akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadian dimasa mendatang. Tingkah laku individu secara bertahap menjadi semakin kurang memadai sampai dengan berkembanganya kesadaran tentang diri.



Status masa remaja dalam kisaran umur 17-25 tahun merupakan status yang memerlukan pembinaan dan pemupukan jati diri, sebagai wahana untuk menumbuhkan nilai, persepsi, dan sikap yang positif serta produktif dalam menjalani lintasan kehidupan selanjutnya. Bagi sebagian besar remaja, selama mengalami status ini dinamika kehidupan modernitas telah mewarnai mereka dengan gaya hidup, atribut kelompok yang menjadi panutan, dan perilaku konsumsi produksi / jasa yang menjadi ikon ekspresi diri.



Selama masa remaja ini berlangsung, di kalangan remaja akan muncul banyak masalah yang mengincar kehidupan para remaja.Permasalahan remaja itu tergolong permasalahan yang paling kompleks di dunia. Mulai dari masalah pacar, masalah sekolah, masalah pergaulan, masalah penampilan dan lain sebagainya. Namun, permasalahan tersebut sebenarnya adalah sebuah proses pencarian jati diri yang nantinya bakal menjadi sebuah sebab dari kedewasaan.Pada masa pencarian jati diri, setiap individu berusaha menemukan dan menanyakan identitas dirinya. Seorang remaja harus berkaca pada dirinya sendiri. Selain itu, remaja diusia ini harus belajar dan memilih ideologi yang benar dari berbagai ideologi yang telah disodorkan padanya. Selain untuk proses mengenal diri, masa remaja juga merupakan proses untuk mengenal Sang Pencipta. Di masa remaja, seseorang dapat mengarungi tangga kehidupan dengan mudah dan energik, maka perlu berpikir sebelum bertindak dan bermusyawarah orang penyayang serta berpandangan luas hingga ia tidak tergelincir dalam pencarian jati dirinya. Karena remaja yang tidak berhasil menemukan jati dirinya dengan baik, maka pada masa dewasa kelak tidak semua orang dewasa mencapai kematangan penuh. Ada orang yang sudah dewasa, namun tingkah lakunya masih bersifat kekanakkanakan. Tidak semua orang dewasa bertingkah laku mengikuti prinsip hidup yang jelas dan rasional.



1.2.Rumusan Masalah 1.Apa yang dimaksud dengan jati diri? 2.Bagaimana cara mendapatkan jati diri yang baik? 3.Bagaimana pengembangan jati diri remaja? 4.Apa penyebab kritis jati diri? 5.Apa peran orangtua dalam proses pencarian jati diri? 6.Apa saja permasalahan remaja?



1.3.Tujuan Penulisan



1.masalah-masalah dalam dunia remaja terpecahkan dan menemukan solusinya agar kasus kenakalan remaja dapat diatasi. 2.Masalah remaja yang berkaitan dengan adanya keingintahuan remaja akan hal-hal yang baru. 3.memberi pengetahuan dan informasi kepada para pembaca, khususnya remaja mengenai proses pencarian jati diri, agar mereka menemukan jati diri yang baik. 4.menyelesaikan tugas bahasa indonesia.



1.4.Manfaat Penulisan



Penulisan karya ilmiah ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada remaja bahwa jati diri itu penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya. Selain itu,



karya ilmiah ini juga memberikan pengetahuan, peran orangtua sangat penting dalam proses pencarian jati diri remaja.



BAB II PEMBAHASAN



2.1.Pengertian Remaja



Dalam psikologi perkembangan remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan. Fase perkembangan remaja ini berlangsung cukup lama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Fase perkebangan remaja ini dikatakan fase pencarian jati diri yang penuh dengan kesukaran dan persoalan adalah karena dalam fase ini remaja sedang berada di antara dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang-orang dewasa.Dari sudut pandang manusia remaja merujuk kepada suatu peringkat perkembangan manusia, remaja merujuk kepada satu peringkat perkembangan manusia, yaitu periode transisisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Pada masa ini seseorng mengalami beberapa kejadiankejadian yang tidak mereka alami sejak mereka kecil. Masa remaja adalah masa dimana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap diartikan sebagai identitas diri, Pada masa ini remaja bertanya-tanya pada dirinya sendiri, “siapakah sebenarnya diriku.?” “akan kemanakah hidupku masa depan.?” Dan sebagainya.pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Masa pencarian identitas adalah masalah yang sangat penting, dan dalam masa ini melibatkan peran dari banyak orang.Identitas diri sangatlah penting bagi seseorang terutama bagi kaum remaja, karena banyak dari remaja yang belum mengetahui identitas dirinya. Identitas diri disini tidak hanya tahu akan nama, tempat tanggal lahir, alamat rumah, nomor telepon, dan lain sebagainya. Identitas disini bermaksud tentang diri seseorang yang mencakup atas kehidupannya baik tentang masa depan remaja ataupun yang lainnya. Secara singkat, arti jati diri adalah kamu yang sebenarnya. Ada beberapa pengertian secara luas, yaitu sebagai berikut : 1.Jati diri adalah kepribadian yang muncul pada diri seseorang secara alami dengan kronologi tertentu. 2.Jati diri adalah suatu proses penumbuhan dan pengembangan nilai-nilai luhur yang terpancar dari hati nurani melalui mata hati. 3.Jati diri adalah suatu pengetahuan tentang siapa kita sebenarnya. 4.Jati diri adalah ciri-ciri atau gambaran seseorang yang dilihat dari jiwa dan daya gerak dari dalam. Menurut psikologi anak dan remaja dari Empati Development Center,Dra. Roslina Verauli, MPsi, “Identitas diri sebetulnya cara bagaimana seseorang melihat dirinya, identitas diri juga dikenal dengan istilah konsep diri.”



Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa, jati diri adalah ekspresi batin mengenai tempat dan peran kita di dunia ini, guna menemukan arti kehidupan yang hakiki, sebagai tuntunan hidup dalam menemukan kebahagiaan sejati di hidup kita. Banyaknya masalah-masalah yang harus diselesaikan para remaja dengan dirinya sendiri, dan tidak harus bergantung pada orang lain sebagaimana yang dilakukan anak-anak pada masa kecilnya ketika mendapat sebuah masalah. Pada masa remaja ini seorang remaja harus bisa belajar dari dirinya sendiri, sebagai persiapan menuju masa kedewasaan. “Satu dari lima orang Indonesia adalah remaja”.Pembengkakan jumlah penduduk dunia terutama penduduk yang berusia remaja tengah terjadi di berbagai negara didunia ini, termasuk Indonesia. Menurut data yang penulis ambill, saat ini 44 juta jiwa, remaja bertumbuh di tanah air kita, artinya satu dari lima orang indonesia berada dalam rentang usia remaja. Merekalah yang akan menjadi orang tua bagi generasi mendatang, bisa dibayangkan jika remaja saat ini mengalami kemerosotan dalam segi akhlak, moral, ilmu, dan lain sebagainya. Bagaimana beberapa tahun yang akan datang, bagaimana jika mereka telah menjadi orang tua akan didik apakah mereka dan bagaimana dengan bangsa Indonesia pada masa depan. Kesulitan dan persoalan yang muncul pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orangtua, guru dan masyarakat. Dimana dapat kita lihat seringkali terjadi pertentangan antara remaja dengan orangtua, remaja dengan guru bahkan dikalangan remaja itu sendiri. Mengapa hal ini bisa terjadi? Secara singkat dapat dijelaskan bahwa keberadaan remaja yang ada di antara dua persimpangan fase perkembanganlah (fase interim) yang membuat fase remaja penuh dengan kesukaran dan persoalan. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal (menyebabkan kematian). Aspek-aspek Perkembangan Masa Remaja 1. Perkembangan Fisik Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik. Pertumbuhan perkembangan fisik pada akhir masa remaja menunjukan terbentuknya remaja laki-laki sebagai bentuk khas laki-laki dan remaja perempuan menjadi bentuk khas perempuan. Pertumbuhan fisik ini mengalami perubahan dengan cepat, bahkan lebih cepat dibandingkan dengan masa anak-anak dan masa dewasa. Untuk mengimbangi pertumbuhan yang cepat itu, remaja membutuhkan makan dan tidur yang lebih banyak. 2.Perkembangan Seksual Perkembangan seksual kadang-kadang menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya perkelahian, bunuh diri,dan sebagainya. Perkembanga seksual pada anak-anak laki-laki biasanya ditandai antaranya: alat produksi sperma yang mulai berproduksi (mereka mengalami masa mimpi yang indah pertama, dan tanpa sadar mereka mengeluarkan sperma). Sedangkan pada anak perempuan bila rahimnya sudah bisa dibuahi karena ia sudah mendapatkan mentruasi (datang bulan) yang pertama. 3.Perkembangan Kognisi Ketika masa remaja cara berpikir mereka ialah cara berpikir kausalitas, yaitu menyangkut hubungan sebab dan akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang tua melarangnya sambil berkata “pantang” (suatu alasan yang bisa diberikan orang tua di Sumatera secara turun-temurun).



Anadaikan yang dilarang itu anak kecil, pastia dia akan menurut perintah dari orang tuanya, tetapi lain halnya jika remaja maka ia akan mempertanyakan mengapa ia tidak boleh duduk di depan pintu. Namun jika orang tua tidak mampu menjawab pertanyaan anaknya itu, dan menganggap anak yang dinasehati itu melawan, lalu orang tua itu marah padanya, maka anak yang sedang menginjak remaja itu pasti akan melawannya. Sebab anak itu merasa dirinya sudah berstatus remaja, sedangkan orang tua itu memperlakukanya seperti anak-anak yang bisa dibodoh-bodohi. 4.Konsep Kecerdasan Kemampuan berpikir termasuk dalam aspek kognitif yang sering disebut dengan kecerdasan atau intelegensi. Charles Spearman, mengatakan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan yang merupakan kemampuan tunggal artinya semua tugas dan prestasi mental hanya menuntut dua macam koalitas saja, yaitu intelegensi umum dan ketrampilan individu dalam hal tertentu. 5.Pengukuran Kecerdasan Kecerdaasan dapat diukur melalui tes kecerdasan, orang pertama yang melakukan tes kecerdasan ini adalah Binet yang mengukur fungsi kognitif, tes tersebut kemudian disempurnakan oleh Theodore Simon, sehingga dikenal tes inteligensi Binet-Simon, hasil tes dikenal Inteligency Quotien (IQ) yang menunjukan tingkat inteligensi seseorang. Adapun rumus untuk menghitung sekor IQ adalah: IQ=MA/CAX100%. 6.Perkembangan Emosi Keadaan emosi pada remaja masih labil karena erat kaitannya dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dan dilain waktu ia bisa marah sekali. Hal ini dapat terlihat pada remaja yang sedang putus cinta atau remaja yang tersinggung perasaannya, misalnya ia dipelototi atau dihinahina. Kalau sedang senang-senangnya mereka kadang mudah lupa diri karena mereka belum mampu menahan emosi yang meluap-luap itu, bahkan remaja ada yang terjerumus dalam tindakan yang tidak bermoral



2.2.Cara Mendapatkan Jati Diri yang Baik



Supaya remaja dapat memahami jati dirinya dengan benar maka perlu melakukan hal hal berikut ini: 1.Belajar Menuntut ilmu merupakan kewajiban mutlak bagi setiap remaja. Ilmu yang luas merupakan mutiara yang paling berharga bagi pemuda yang dapat membantunya dalam mengarungi kehidupan yang benar. Pengetahuan adalah instrumen penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, membaca kitabkitab agama adalah jalan untuk menambah dan memantapkan akidah. Manusia yang kurang pengetahuan tidak akan mampu mengetahui tugas dan kewajiban yang Tuhan bebankan padanya dan pada akhirnya ia tidak dapat memahami makna kehidupan yang hakiki. 2.Berfikir



Ilmu adalah alat untuk memahami banyak hal, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Kemampuan memahami dan menjawab problematika kehidupan sangat tergantung kepada kadar pemikiran seseorang. Dengan kata lain, kekuatan dan keluasan berpikir seseorang akan menempatkannya pada posisi yang mulia. Jadi, berpikir secara sehat adalah pembimbing ideal dalam mengatasi setiap kejadian dan problematika kehidupan. 3.Iman Yang dimaksud dengan iman adalah keyakinan hati terhadap keberadaan pencipta alam semesta dan menerima serta mentaati segala perintah dan firman-Nya. Semakin kuat keimanan seseorang, maka manifestasinya semakin jelas dalam berbagai dimensi wujud manusia. Oleh karena itu, barangsiapa yang dalam kehidupannya menempatkan Tuhan sebagai pengawasnya maka ia semakin percaya diri, termotivasi dan memiliki pelindung. 4.Berbuat baik Berbuat baik menjadikan manusia mudah dalam meraih tujuan dan cita-citanya sebagaimana disinggung dalam Al Qur’an bahwa perbuatan baik menyebabkan perkembangan dan penyempurnaan berbagai potensi orang mukmin yang terpendam. Kita mengetahui dengan baik bahwa pendidikan agama memiliki pengaruh kuat terhadap perbuatan baik dan juga terhadap ilmu serta iman. Karena untuk itu, perbuatan yang terbaik adalah mengamalkan kewajiban agama kita, dan hendaknya kita memotivasi orang lain untuk berbuat baik dan mencegah dari perbuatan amoral. Dengan meningkatkan dasar iman, kiranya dapat menjadi modal penting bagi seseorang untuk mendapatkan jalan yang benar dalam menghadapi berbagai perubahan penting kehidupan dengan tawakal kepada Allah sehingga ia berhasil meraih tujuannya.



2.3.Pengembangan Jati Diri Remaja



Ada beberapa pokok pemikiran yang melandasi perlunya pembinaan dan pengembangan jati diri remaja, antara lain : 1.Jati diri remaja selaku generasi muda penerus bangsa, jati diri ini penting untuk dibangun karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai insan bangsa. Rasa memiliki kebangsaan yang terpatri dikalangan remaja akan menumbuhkan persepsi dan sikap berbangsa yang tangguh atas pentingya menjunjung martabat keberadaan bangsanya sendiri dihadapkan pada atmosfir globalisasi yang diwarnai dengan persaingan antar bangsa di dunia, yang merambah tanpa sekat. Kepekaan dan  kewaspadaan atas potensi infiltrasi budaya dan perilaku yang dapat merusak jati diri bangsa, melemahkan daya saing bangsa, dan bahkan cenderung mengeksploitasi sumber daya bangsa, harus dapat dipahami oleh remaja. 2.Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki percaya diri untuk membangun masa depan yang gemilang. Kegamangan dan kegelisahan remaja yang muncul sebagai akibat mengikuti arus gaya hidup, kelompok panutan, dan konsumerisme harus dapat digantikan dengan kesadaran mempersiapkan dan menumbuhkan kompetensi diri sehingga timbul keyakinan diri mampu dan membentuk kehidupan masa depan bangsa yang lebih baik.



3.Jati diri remaja selaku insan muda yang sepatutnya memiliki kepekaan sosial dan gagasan untuk melakukan rekayasa sosial masyarakat di lingkungannya. Kepekaan sosial merupakan elemen jati diri yang penting untuk dibina dan dikembangkan bagi remaja, bahkan sepatutnya kepekaan sosial ini harus diasah dan ditumbuhkan sejak dini, dalam membentuk tatanan hidup bermasyarakat dan berbangsa yang bermartabat. 2.4.Psikologi Perkembangan Remaja Dunia psikologi sangatlah luas dan menarik dikaji dan dikembangkan, melihat dari sisi psikologi perkembangan remaja. Psikologi perkembangan remaja dapat dipisahkan dengan pengkategorian melalui kesulitan-kesulitan yang sering dialami oleh remaja, tuntutan psikologi untuk remaja serta periode pada saat kita remaja. Penjabarannya sebagai berikut : 1.Sejumlah kesulitan yang dialami kaum remaja merupakan bagian yang normal dari perkembangan ini. Beberapa kesulitan atau bahaya yang mungkin dialami kaum remaja, antara lain : a.Variasi kondisi kejiwaan, suatu saat mungkin ia akan terlihat perdiam, cemberut, dan mengasingkan diri tetapi pada saat yang lain ia terlihat sebaliknya, yaitu periang dan berseri-seri. b.Rasa ingin tahu seksual dan coba-coba, hal ini normal dan sehat. c.Membolos. d.Perilaku anti sosial, seperti suka mengganggu, berbohong, kejam, dan agresif. e.Penyalahgunaan obat bius. f.Psikosis. 2.Tuntutan psikologis masa remaja a.Remaja dapat menerima keadaan fisiknya dan dapat memanfaatkan secara efektif. b.Remaja dapat memperoleh kebebasan emosional dari orang lain. c.Remaja mampu bergaul lebih matang dengan kedua jenis kelamin. d.Mengetahui dan menerima kemampuan diri sendiri. e.Memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma. 3.Periodisasi perkembangan masa remaja Pada umumnya masa remaja dapat dibagi dalam dua periode yaitu : a.Periode masa puber usia 12-18 tahun



1)Masa pra pubertas = peralihan dari masa kanak-kanak ke masa awal pubertas Cirinya : -Anak mulai bersikap kritis. -Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi. 2)Masa pubertas usia 14-16 tahun = masa remaja awal



Cirinya : -Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya -Memperhatikan penampilan. -Sikapnya tidak menentu / plin plan. -Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib. -Mulai adanya mimpi basah. 3)Masa akhir pubertas usia 17-18 tahun + peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen Cirinya : -Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum tercapai sepenuhnya. -Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal daripada remaja pria. 4)Periode masa remaja adolesen usia 19-20 tahun (merupakan masa akhir remaja) Cirinya : -Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis. -Mulai menyadari akan realita. -Sikapnya mulai jelas tentang hidup. -Mulai nampak bakat dan minatnya. Dengan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa remaja, merupakan masa dimana seseorang atau manusia dalam proses menuju pencarian jati diri di masa awal kehidupan yang sebenarnya pada akhirnya serta masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam pembentukan jati diri seseorang, oleh karenanya psikologi perkembangan remaja dapat dikatakan faktor yang sangat berperan di dalamnya. 2.5.Krisis Jati Diri



Saat ini, banyak sekali para remaja yang mengalami krisis jati diri. Mereka tidak tahu harus bersikap, berprinsip, berharap dan berbuat apa di tengah arus kehidupan yang mewarnai mereka dengan keragaman pola pikir yang menawarkan sebuah kebenaran mereka masing-masing. Banyak sekali para remaja hanyut dalam apa yang mereka sebut pencarian jati diri, tanpa memahami benuk jati diri itu sendiri dalam kehidupan.Hasilnya, beberapa dari mereka malah kehilangan jati diri mereka dan terus tersesat didalamnya.Krisis jati diri seringkali disebabkan oleh : 1.Merasa hidupnya selalu diatur Seringkali kita merasa hidup kita selalu dijalani dengan aturan yang dibuat oleh orang lain, entah itu orang tua kita, guru kita, norma masyarakat dan agama. Hasilnya, yang tumbuh malah pembangkangan terhadap semua aturan tersebut, dengan alasan mencari jati diri. Kita beranggapan bahwa jati diri kita mengatakan “tidak” pada semua aturan itu. Padahal hal ini sebenarnya tidak



perlu terjadi, yang perlu kita lakukan adalah mencari nilai kebenaran dari aturan yang ada, sembari menimbang kembali proporsi antara hak dan kewajiban kita dalam sistem kehidupan yang kita jalani sekarang. 2.Mengejar penghargaan dari lingkungan Pendapat bahwa jati diri seringkali dibentuk oleh lingkungan bisa jadi bumerang bagi yang mengutarakannya.Karena lingkungan kita juga belum tentu menemukan jati diri mereka. Yang benar, lingkungan menawarkan sebentuk pola pikir yang sering hadir dikehidupan seseorang, sosial jati diri seseorang, itu menolaknya atau mengikuti pola pikir lingkungan. Itulah yang mengubah pola pikir seseorang. Jadi, lebih tepat untuk dikatakan bahwa lingkungan memberikan sebuah pertanyaan untuk dijawab oleh jati diri seseorang. Bila seseorang gagal menjawabnya dengan cara yang baik, maka orang tersebut akan mengalami krisis jati diri dan hanya mengejar pengakuan atas nilai-nilai dari orang lain yang belum tentu telah menemukan jati dirinya seumur hidupnya. 3.Memiliki pandangan sempit dan terbatas dalam kehidupan Ini adalah penyebab krisis jati diri paling krusial untuk diberantas. Tidak jarang kita hanya menerima kehidupan dalam 3 golongan, yaitu hidup enak, tidak enak dan biasa-biasa saja. Sekalipun penggolongan tersebut tidaklah sepenuhnya salah, akan tetapi perameter yang digunakannya sering kali menyesatkan, yaitu harta. Jadi, cara paling cepat untuk menemukan jati diri adalah dengan mencari kebenaran yang tanpa cacat, bukan hanya terlihat baik saat ini, tapi juga nanti, sampai kita keliang lahat sekalipun. Dan kunci untuk menuntun kita pada jati diri adalah dengan membiarkan nurani kita hidup, dan jangan pernah berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita.



2.6.  Permasalahan Remaja Beberapa permasalahan utama yang sering dialami oleh remaja, yaitu sebagai berikut.1.    Permasalahan Fisik dan Kesehatan Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan atau keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine dan Smolak menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidak puasan pada dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, dada,peart, dan paha. Dalam sebuah penelitian survei pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya. Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri, dan perilaku makan yang maladaptive. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia. Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesarnya adalah karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan bereksplorasi.



2.Permasalahan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa. Santrock menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengonsumsi narkoba yaitu sebagai berikut. a. Karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi. b. Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua. c. Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan kepuasan hedonis, dan Iain-Iain. d. Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dan Iain-Iain. e. Cinta dan hubungan heteroseksual. f. Permasalahan seksual. g. Hubungan remaja dengan kedua orang tua. 3. Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama Lain halnya dengan pendapat Smith dan Anderson, menurutnya kebanyakan remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok, alkohol, dan narkoba. Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan tertarik frii bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love) yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”. Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan, dan rasa cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid dan Feiditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman. Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja. Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja berkisar masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan sebagainya. Di antara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat memengaruhi hubungan orang tua dengan remaja adalah: pubertas, penalaran logis yang berkembang, pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.



Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur. Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan obat-obatan terlarang maupun kenakaian remaja. Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter, atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja. Akhir-akhir ini, banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusan-keputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di lingkungan yang berbeda. Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta memperbaiki diri ketika dia berbuat salah. Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanakkanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benarmempersiapkan remaja kita kelak menghadapi masa dewasanya.



2.7.Peran Orangtua



Masa remaja adalah masa di mana mereka melalui proses pencarian jati diri, kerap diartikan sebagai identitas diri, pada masa itu para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Masa pencarian identitas diri adalah masa yang sangat penting. Untuk itu peran orangtua sangat penting membantu mereka menghadapi masa-masa ini dengan membantu mereka mengenali dirinya secara mendalam. Peran orangtua bisa dilakukan dengan memberikan stimulasi, menemukan dan mengenali bakat serta potensi anak. Orangtua juga bisa membantu anak mengenali temperamen dan kepribadiannya agar ia bisa beradaptasi dengan lingkungan sosialnya dan mampu memecahkan masalah. Anak juga dituntut mulai menyadari bakat yang dimilikinya, menyadari bahwa ia akan punya tujuan hidup berupa cita-cita.Orangtua bisa membantunya dengan mengenalkan model atau tokoh idolanya. Orangtua juga harus memberi nilai-nilai kehidupan (living values) yang positif. Umumnya, yang terjadi di masa ini adalah anak memperoleh pemahaman tentang seperti apa dirinya, melalui aktivitas yang ia lakukan, prestasi yang ia capai, pengembangan diri yang ia lalui, hingga hubungan bersama orang lain disekitarnya. Misalnya saja seperti apa dirinya menurut temanteman dan orang disekitarnya.



Menurut praktisi emotional intelligence parenting, Hanny Muchtar Darta El PSYCH-K SET dari Radani Emotional Intellegence Center, “Peran orangtua dalam masa-masa pencarian jati diri anak adalah sebagai pendukung (supporter) atau pemberi motivasi (motivator) serta sebagai pelatih”. Di masa remaja, anak-anak sedang senang bereksperimen, dan orangtua hanyalah mengarahkan bukan menentukan anak. Bantu anak mengenali diri dan berikan pemahaman bahwa setiap orang memiliki kualitas positif dalam dirinya yang tinggal menunggu untuk ditemukan akan dikembangkan.



BAB III METODE PENELITIAN



3.1. Jenis Penelitian 1.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu kegiatan mengamati, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menyimpulkan data. 2.Studi pustaka yaitu penilitiaan dengan menggunakan bahan bacaan sebagai sumbernya.



3.2.Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, kami mengambil sampel siswa kelas XI IPA1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPS 2. C.Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuisioner, yaitu dengan daftar pertanyaan berupa angket.



BAB IV HASIL PENELITIAN



Pada proses pencarian jati diri ini, para remaja dituntut untuk memiliki rasa percaya diri. Namun, berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan dengan pencarian jati diri pada remaja, kebanyakan remaja tidak memiliki rasa percaya diri saat berada di depan umum. Ini dikarenakan para remaja belum mengetahui dan menerima kemampuan diri sendiri. Dengan rasa yang tidak percaya diri ini, para remaja akan merasa bahwa dirinya tidak ada artinya dimata orang lain. Padahal, sesungguhnya dalam diri mereka mempunyai bakat yang sangat dibutuhkan oleh orang lain.Hanya saja para remaja masih dalam proses untuk mengetahui apa sebenarnya bakat yang ia miliki. Karena semua orang itu pasti punya bakat-bakat tertentu. Mulai dari sekarang para remaja harus belajar meyakini diri sendiri bahwa mereka mampu dan bisa menjadi orang yang lebih berguna. Selain itu, peningkatan rasa percaya diri ini bertujuan agar para remaja tidak mudah terpengaruh oleh orang-orang yang ada di sekitarnya, terutama terhadap hal-hal buruk. Karena kunci untuk menuntun kita pada jati diri yang baik adalah dengan membiarkan nurani kita hidup dan jangan pernah berhenti mempertanyakan kebermanfaatan hidup kita. Masa remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Mulai masalah pacar, sekolah sampai dengan masalah pergaulan. Namun, pada umumya para remaja tidak mau cerita kepada orangtuanya ketika mereka mempunyai suatu masalah, baik masalah pacar ataupun sekolah. Akibatnya, para remaja berusaha mencari solusi sendiri untuk memecahkan masalahnya, tanpa tahu yang dilakukannya itu benar ataukah masih salah. Selain itu, para remaja lebih memilih memendam masalahnya rapat-rapat dalam hati. Padahal, cara yang seperti itu malah akan membuat hidupnya terasa tidak nyaman dan gelisah. Pada masa remaja ini, pertumbuhan fisik memang sudah mulai matang, akan tetapi kedewasaan psikologinya masih belum tercapai sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan saran orangtua untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi remaja. Namun, kebanyakan remaja malu dan gengsi untuk bercerita tentang masalah asmara. Padahal, orangtua disamping sebagai ayah dan ibu kita, mereka juga bisa dijadikan sebagai sahabat yang baik untuk bercerita. Para remaja juga masih memiliki pemikiran yang masih tidak stabil sehingga itu bisa membuat dia tidak bisa menentukan jati dirinya dan hanya mengikuti teman-temannya tanpa bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah walaupun tidak semua remaja seperti itu. Remaja juga biasanya melakukan hal hal yang bersifat negatif untuk meluapkan rasa kekesalannya karna dia tidak mempunyai bekal yang cukup untuk mengatasi dengan benar masalah yang dia hadapi dan kebanyakan remaja merasa tidak suka saat hidupnya salau diatur orang tua tanpa memikirkan orang tua melakukan itu demi kebaikan mereka.



BAB V PENUTUP



5.1.Kesimpulan



Jati diri adalah suatu proses untuk menemukan siapa dirinya yang sebenarnya. Pada masa ini, para remaja ditutut untuk memiliki percaya diri agar mereka tidak terpengaruh oleh prinsip orang-orang di sekitar mereka. Masa remaja adalah masa penuh pergolakan pemikiran, namun Karena pondasi dasar pemikiran disaat itu belum begitu kuat, maka ia rentan menghadapi banyak ancaman dan maslah. Masa remaja merupakan masa-masa yang sangat sensitif dan penuh gelora yang disertai



perubahan serta perkembangan jasmani, pemikiran, kejiwaan, pengalaman baru, suka menyendiri dan juga ingin bebas.Masa remaja adalah masa dimana seorang manusia mesih mencoba mencari jati dirinya sehingga apabila tidak dibimbing dengan benar maka mereka bisa terlibat kedlam hal hal yang negatif. Jati diri remaja adalah hal penting untuk dibangun, karena remaja memerlukan pemahaman tentang sosok dirinya yang dilahirkan dan dibesarkan sebagai generasi penerus bangsa. Dan rasa percaya diri itu faktor penting untuk membangun masa depan yang gemilang.



5.2.Saran



Membentuk dan membangun jati diri merupakan hal yang sangat sulit dan penuh resiko.Untuk itu peran orang tua sangat diperlukan untuk pembentukan jati diri remaja yang baik. Pemahaman yang diberikan orangtua di masa pengembangan diri ini, kelak akan membantu anak mengenali dirinya, beradaptasi dengan lingkungan serta menghadapi tantangan kehidupan berupa tantangan karier dan lain sebagainya. Selain itu, orangtua harus berperan sebagai pendukung dan pemberi motivasi.



vira valasara di 18.08 Berbagi



Tidak ada komentar: Posting Komentar



‹ › Beranda



Lihat versi web Mengenai Saya



vira valasara Lihat profil lengkapku Diberdayakan oleh Blogger.