STASE 703 SURYANI Edit1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI UPT PUSKESMAS KOKOP Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Disusun oleh: Nama



: SURYANI



NIM



: 2215901075



Kelas



:B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA TAHUN 2023



STASE 703 ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN



Nama Mahasiswa : SURYANI NIM



: 2215901075



Ruang



: UPT Puskesmas KOKOP



Tanggal Praktik



: 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023



Pembimbing



: Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.



Berkas Yang Dikumpulkan



: 1 Askeb Panjang, Jurnal Refleksi, Refleksi Kasus, Kontrak belajar, Laporan Harian, Daftar prefensi mahasiswa



Hari, Tanggal



: 4 Maret 2023



Penyerahan Penerima



: Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes



KONTRAK BELAJAR PRAKTEK/PRAKTIKUM KLINIK Tempat Praktek : UPT PUSKESMAS KOKOP Periode Praktek : 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023 Nama Mahasiswa : SURYANI NIM : 2215901075 Topik : Asuhan Kebidanan Kehamilan Tujuan



Tujuan Umum : Setelah menjalankan Praktikum Di Puskesmas KOKOP selama 4 minggu,saya mampu melaksanakan asuhan kebidanan Kehamilan dengan menerapkan Manajemen Kebidanan : 1. Asuhan kebidanan pada Kehamilan =1 2. Asuhan kebidanan pada Kehamilan dengan EBP budaya lokal = 1 Tujuan Khusus : Melakukan asuhan Kebidanan pada Kehamilan dengan Target : 1. Melakukan pengkajian data subyektif dan obyektif asuhan Kehamilan= 1 2. Menginterpretasi data asuhan Kehamilan= 1 3. Mengidentifikasi



Strategi



Sumber Belajar



Hasil yang Diharapkan



Waktu



Untuk mencapai tujuan pembelajaran klinik, maka saya akan: 1. Mencari buku sumber yang relevan 2. Konsultasi dan diskusi dengan dosen pembimbing dan pembimbing lapangan 3. Berpartisipasi langsung dalam mengasuh klien



Varney,Helen,2007.Buk u Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4.Jakarta:EGC,vol 1 Manuaba, Ida bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Ed. 1. Jakarta: EGC



Selama Pembelajaran Klinik saya akan menunjukkan kemampuan saya dalam mengelola klien dengan bukti : 1. Tersusunnya laporan pendahuluan 2. Tersusunnya kontrak belajar 3. Tersusunnya jurnal kegiatan harian 4. Tercapainya beberapa target keterampilan dan asuhan kebidanan,dengan indikator : a. Dokumentasi Pencapaian asuhan pada jurnal kegiatan harian dan buku logbook b. Tersususnnya dokumentasi asuhan kebidanan c. Mendapat TTD pembimbing pada dokuntasi pencapaian keterampilan dan asuhan kebidanan,disertai cap lahan d. Merekapitulasi pencapaian target pada buku rekapitulasi



Waktu yang saya tetapkan untuk mencapai tujuan adalah sebagai berikut: 1. Minggu ke-1 dan 2 (Tanggal 6 S.d.18 Februari 2023): melakukan laporan pendahuluan, laporan askeb dan laporan kegiatan harian



Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Ed. 1. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia.



2. Minggu ke 3



4. 5. 6. 7. 8.



diagnosis/masalah potensial dan antisipasi asuhan Kehamilan = 1 Mengidentifikasi tindakan segera asuhan Kehamilan= 1 Merumuskan perencanaan asuhan Kehamilan=1 Melakukan implementasi asuhan Kehamilan= 1 Melakukan Evaluasi asuhan Kehamilan = 1 Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan Prakonsepsi model dokumentasi SOAP notes = 1



dan 4 ( tanggal 20 Februari 2023 s.d 4 MARET 2023) mengikuti ujian stase dan seminar kasus



Bangkalan, 6 Februari 2023 Mahasiswa,



SURYANI NIM. 2215901075



Keterangan Kontrak belajar ini kemudian di break down menjadi kontrak belajar / hari, misalnya hari pertama mahasiswa mau melakukan asuhan pada prakonsepsi maka, 1. Tujuannya adalah: mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan 2. Strategi Pembelajaran : pre conferent, ronde, dan post conferen 3. Sumber pembelajaran: Pasien kehamilan 4. Hasil yang diharapkan: mahasiwa mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan dengan menerapkan manajemen kebidanan 5. Waktu: disesuaikan



DAFTAR PRESENSI MAHASISWA NAMA



: SURYANI



NIM



: 2215901075



RUANGAN



: KIA



PKM/ RS



: UPT PUSKESMAS KOKOP



NO



RUANGA N



HARI/TGL



1.



KIA



6-2-2023











2.



KIA



7-2-2023











3.



KIA



8-2-2023











4.



KIA



9-2-2023











5.



KIA



10-2-2023











6.



KIA



11-2-2023











7.



KIA











8.



KIA











9.



KIA











10.



KIA











11.



KIA











12.



KIA











13.



KIA











14.



KIA











15.



KIA











16.



KIA











17.



KIA











13-2-2023 14-2-2023 15-2-2023 16-2-2023 17-2-2023 18-2-2023 20-2-2023 21-2-2023 22-2-2023 23-2-2023 24-2-2023



DATANG PULANG



PARAF MHS



PARAF CI



18.



KIA



19.



KIA



20.



25-2-2023











27-2-2023











KIA



28-2-2023











21.



KIA



1-3-2023











22.



KIA



2-3-2023











23.



KIA



3-3-2023











24.



KIA



4-3-2023











DUKUMENTASI PENCAPAIAN STASE ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN (LOGBOOK) Program Studi



: Profesi Bidan



Mata Kuliah



: Asuhan Kebidanan Kehamilan



Kode Mata Kuliah



: Bd. 703



Beban SKS



: 4 SKS



Semester



: I



Tempat Praktek



: UPT PUSKESMAS KOKOP



Waktu/ Periode



: 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023



Nama Peserta Didik



: SURYANI



NIM



: 2215901075



Kelas



:B



Dosen Pembimbing Lahan : Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd.



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA TAHUN 2022/2023



N o



1



2



3



4



5



Kompetensi



Melakukan pengkajian masalah kehamilan Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan Memberikan informasi tentang Emesis Gravidarum dan resikonya bagi kehamilan dan janin Memmberikan konseling tentang gizi seimbang Melakukan pencatatan dan pelaporan



Proses Pencapaian Keterampilan



Hari/ Tanggal Bimbi Pelaksana ngan an (B)



Mandiri (M)



Rabu, 15 Februari 2023



M



Kamis, 16 Februari 2023 Jumat 17 Februari



M



Senin, 20 Februari 2023



M



Selasa, 21 Februari 2023



M



M



Tanda Tangan Komentar Pembimbi ng



Pembimbi ng Lapangan (CI)



Pembimbi ng Lahan / Institusi



LAPORAN KEGIATAN HARIAN NAMA



: SURYANI



NIM



: 2215901075



RUANGAN



: KIA



PKM/ RS



: UPT PUSKESMAS KOKOP



HARI/TGL



: 6 FEBRUARI 2023 s/d 4 MARET 2023



N O



PUKUL



KEGIATAN



1



09.23



Melakukan anamnesa pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum



2



09.45



Memeriksa tanda-tanda vital pasien



3



10.00



Menganjurkan ibu hamil untuk cek laboratorium



10.15



Memberikan informasi tentang Emesis Gravidarum dan resikonya pada kehamilan dan janin



5



10.20



Memberikan konseling tentang diet gizi seimbang untuk mengatasi Emesis pada kehamilan



6



10.25



Memberikan KIE tentang tanda bahaya kehamilan dan aktivitas saat hamil



7



10.30



Memberikan ibu suntik TT3



8



10.40



Memberikan KIE tentang wedang jahe untuk mengurangi emesis



9



10.45



Memberikan terapi Fe dan kalk



10



11.00



11



11.00



Menjadwalkan control ulang 1 bulan lagi atau bila ada keluhan Pencatatan dan pelaporan



4



TTD PEMBIMBING



LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI UPT PUSKESMAS KOKOP Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Disusun oleh: Nama



: SURYANI



NIM



: 2215901075



Kelas



:B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA TAHUN 2023



HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI UPT PUSKESMAS KOKOP Disusun oleh: Nama : SURYANI NIM



: 2215901075



Kelas



:B



Tanggal Pemberian Asuhan 16 Februari 2023 Disetujui: Bidan Koordinator Tanggal: 16 Februari 2023 Di: UPT Puskesmas KOKOP Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd. NIP. 19730303 1993 02 2004 Pembimbing Institusi Tanggal: 4 Maret 2023 Di: UPT Puskesmas KOKOP Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes. NIDN. 0711018701 Pembimbing Kasus Tanggal: 4 Maret 2023 Di: UPT Puskesmas KOKOP Hj. Lilik Sulistiawati, S.ST.,Bd. NIP. 19730303 1993 02 2004



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. AKI dan AKB di Indonesia merupakan yang tertinggi di ASEAN dengan jumlah kematian ibu tiap tahunnya mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2011). Pencapaian



derajat



kesehatan



masyarakat



ditandai



dengan



menurunnya AKI. Di Indonesia angka kematian ibu menurun dari 307 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2012 naik menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes, 2012). Kematian maternal terjadi pada waktu hamil sebesar 24,74%, persalinan sebesar 17,33%, dan nifas sebanyak 57,93%, (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012). Di Kabupaten Bangkalan AKI tahun 2018 sebanyak 10 orang, sebagian besar disebabkan



oleh perdarahan,



eklamsia, sepsis, dan penyakit lain, sehingga harus pendeteksian awal



kepada



para



ibu



hamil



ditingkatkan



(Dinkes Kesehatan



Kabupaten Bangkalan, 2018). Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan



penanggulangan



komplikasi-komplikasi



penting



dalam



kehamilan,



persalinan, serta nifas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2010). Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang tidak aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil (Manuaba, 2009). Salah satu perubahan fisiologi pada kehamilan adalah emesis gravidarum, setengah dari wanita hamil mengalami mual dan muntah, walaupun kejadiannya hanya sekitar 0,5 % sampai 2% . Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini biasanya terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro 2007). Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala-gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum meningkat, pengaruh fisiologis ini belum jelas, mungkin karena sistem syaraf pusat dan pengosongan lambung yang berkurang. Keluhan ini merupakan hal yang fisiologis akan tetapi apabila tidak segera diatasi akan menjadi hal yang patologis yaitu terjadi Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2007).



Faktor psikologis dapat mempengaruhi juga terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres, dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan ekonomi. Apabila ibu hamil yang mengalami hal-hal tersebut tidak melakukan penanganan dengan baik dapat menimbulkan masalah lain yaitu peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan asam lambung akan semakin



memperparah



emesis



gravidarum



(Yuni,



2009).



Untuk



mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang cukup (Yuni, 2009). 1.2.



Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan pada latar belakang dan kenyataan yang ada maka dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana Asuhan Kebidanan ibu hamil Trimester I pada Ny.”J” G2P1A1 umur 27 tahun umur kehamilan 11 minggu dengan Emesis Gravidarum di Puskesmas KOKOP.



1.3.



Tujuan



1.3.1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum di Ruang KIA Puskesmas KOKOP sesuai dengan standart pelayanan kebidanan serta mendokumentasikan hasil asuhan dalam bentuk SOAP 1.3.2. Tujuan Khusus 1.3.2.1.



Mampu menjelaskan teori dan konsep dasar Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum



1.3.2.2.



Mengintegrasikan teori dan manajemen Asuhan Kebidanan serta mengimplementasikan pada kasus yang dihadapi



1.4.



MANFAAT 1.4.1



Bagi Penulis Menambah



pengetahuan



dan



pengalaman



penulis



tentang



penatalaksanaan asuhan kebidanan serta dapat menerapkan teori dan praktek kebidanan pada kasus ibu hamil trimester



I



dengan emesis gravidarum. 1.4.2



Bagi Profesi Dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan mutu pelayanan profesi sesuai standar asuhan kebidanan khususnya pada kasus ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum.



1.4.3



Bagi Institusi a. Puskesmas Dapat digunakan sebagai acuan dan masukan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum. b. Pendidikan Dapat



menambah



diperpustakaan,



buku



untuk



referensi



meningkatkan



dan



sumber



kualitas



bacaan



pendidikan



khususnya tentang ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum.



BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan 2.1.1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien. 2.1.2. Langkah- langkah asuhan kebidanan 1)



Pengumpulan data dasar Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara: a. Data subjektif /anamnesa Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain. Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas. Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah



dalam



melaksanakan



tindakan kebidanan. Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut



Pendidikan



:



Untuk



memudahkan



bidan



memperoleh



keterangan atau dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan cara yang sesuai dengan pendidikan. Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah ibu hamil terlalu lelah dalam pekerjaan yang berhubungan dengan pemenuhan gizi hamil. Keluhan utama : untuk mengetahui keluhan ibu saat ini yang sesuai dengan teori yaitu mual muntah. Riwayat Kesehatan dahulu, sekarang dan Keluarga: untuk mengetahui apakah ada penyakit penyerta yang menjadi penghalang dalam penyerapan gizi makanan. Riwayat kehamilan sekarang yang meliputi HPHT, tanda bahaya kehamilan, status TT, ANC, penggunaan obat/ jamu Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu: untuk mengetahui



rekam



medis



lalu



guna



mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi pada kehamilan sekarang Riwayat perkawinan Riwayat kontrasepsi



Keadaan psiko, social dan spiritual: untuk mengetahui kondisi psikososial



dan



spiritual



ibu



yang



dapat



mempengaruhi kondisi kehamilan sekarang Aktivitas sehari-hari seperti nutrisi, eliminasi, istirahat, personal



hygiene,



seksualitas,



kebiasaan



merokok, minum obat dan jamu yang dapat berpotensi



terhadap



terjadinya



EMESIS



GRAVIDARUM pada ibu hamil. b. Data objektif 1) Keadaan Umum : Bagaimana keadaan pasien dengan Emesis Gravidarum. 2) Tanda-tanda vital Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien Nadi : Untuk mengetahui



nadi



pasien.



Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien. Suhu : Untuk mengetahui



suhu



pasien .



Berat badan, tinggi badan, IMT, LILA dimana pada ibu hamil dengan Emesis Gravidarum menunjukkan hasil dibawah normal. c. Pemeriksaan fisik Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah. Mata : untuk melihat sklera dan konjungtiva. Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.



Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting. Abdomen: - untuk mengetahui apa ada bekas luka operasi, bentuk, tanda-tanda kehamilan. -



Leopold 1-4 guna mengetahui usia kehamilan dan posisi janin.



-



TFU



dalam



cm



untuk



mengetahui



usia



kehamilan dan kondisi janin -



Taksiran berat janin untuk mengetahui kondisi janin.



-



Auskultasi



untuk



mendengar



DJJ



guna



mengetahui kondisi janin. Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices. d. Pemeriksaan penunjang laboratorium Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan saat pemeriksaan. e. Hasil skrining/ Deteksi Dini Resiko Kehamilan yang meliputi KSPR, skrinning preeclampsia (ROT, MAP). 2) Analisis Data Analisis data meliputi diagnose kebidanan, masalah dan kebutuhan yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan



dan



memenuhi



standar



nomenklatur



diagnosa



kebidanan. Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa pernyataan pasien keluhannya dan hasil data objektif meliputi



pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi serta hasil pemeriksaan penunjang.



Diagnosa



kebidanan



ditulis



dengan



lengkap



berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang. Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak. Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari. 3) Penatalaksanaan Penatalalaksanaan meliputi Intervensi dan pelaksanaan serta evaluasi. Intervensi merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah pihak (bidan dan klien). Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secara efisien dan aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh



bidan atau anggota tim kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi,



bidan



menganalisa



dan



memonitor



keadaan



kesehatanpasiennya. Evaluasi dilakukan untuk mengkaji keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan.Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan sebagian belum efektif. Proses evaluasi ini dilaksanakan untuk menilai mengapa proses penatalaksanaan efektif / tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut. Pendokumentasian asuhan kebidanan (SOAP) 1)



Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis sebagai langkah pertama.



2)



Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnostic lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah kedua.



3)



Analisa Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi: a) Diagnosis atau masalah b) Antisipasi diagnosis / masalahpotensial



c) Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi /



kolaborasi dan / atau rujukan sebagai langkah II, III,danIV Penatalaksanaan



4)



Penatalaksanaan,



mencatat



seluruh



perencanaan



dan



penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dari rujukan. 2.2.



Konsep



Dasar



Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu (Saifuddin, 2002). Kehamilan dibagi atas 3 trimester ( Mochtar, 1998), yaitu: 1) Trimester 1, 0-12 minggu 2) Trimester 2, 12-28 minggu 3) Trimester 3, 28-40 minggu Tanda dan gejala kehamilan ( Mochtar, 1998) 1) Tanda-tanda presumptive a. Amenorhea Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran



tanggal persalinan (TTP), yang dihitung menggunakan rumus Naegle. (Hari +7, bulan-3, tahun+1) b. Mual dan muntah c. Mengidam d. Tidak tahan bau-bauan e. Pingsan, jika berada di tempat yang sesak f. Tidak selera makan (anoreksia) g. Lelah h. Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri akibat pengaruh hormone esterogen dan progesterone yang merangsang duktus daan alveoli payudara. i. Sering miksi karena kandung kemih tertekan oleh Rahim yang membesar. j. Konstipasi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormone steroid. k. Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta, dapat dijumpai pada muka, areola payudara, leher dan dinding perut. l. Epulis/ hipertrofi gusi m. Varices 2) Tanda kemungkinan hamil a. Perut membesar b. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi dari rahim.



c. Tanda Hegar d. Tanda chadwick e. Tanda piscaseck f. Braxton Hicks g. Teraba ballottement h. Reaksi kehamilan positif 3) Tanda pasti a. Gerakan janin yang dapat dirasa atau diraba atau dilihat, juga bagian-bagian janin. b. Denyut jantung janin c. Terlihat tulang janin melalui USG 2. Tujuan Asuhan Antenal ( Mochtar, 1998) 1) Tujuan umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan daan nifas sehingga didapatkan ibu dan bayi yang sehat. 2) Tujuan Khusus 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenali dan menangani secara dini adanya penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 4. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak



5. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 6. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif. 7. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 3. Pelayanan Antenatal Terintegrasi Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas untuk mewujudkan generasi yang berkualitas ( IBI, 2016). Dalam pelayanan antenatal terintegrasi, tenaga kesehatan harus dapat memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan penyakit yang dialami ibu hamil, melakukan intervensi secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani persalinan normal ( IBI, 2016). Setiap kehamilan, dalam perkembangannya mempunyai risiko mengalami penyulit atau komplikasi. Oleh karena itu, pelayanan antenatal harus dilakukan minimal 4 kali sesuai standart dan terintegrasi untuk pelayanan antenatal yang berkualitas ( IBI, 2016). 1) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan ( Saifuddin, 2002) Tabel 2.1. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan dan Informasi yang diberikan Kunjungan Waktu Informasi Penting



Timester Pertama



Sebelum Membangun hubungan saling percaya antara minggu ke petugas kesehatan dan ibu hamil 12 Mendeteksi masalah dan menanganinya Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonaturum, anemia Emesis Gravidarumurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi Mendorong perilaku sehat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya)



Trimester Kedua



Sebelum Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan minggu ke khusus mengenai preeklampsi dan eklampsi 28 ( Tanya ibu tentang gejala preeklampsi, pantau tekanan darah, evaluasi oedema, proteinuria bila perlu)



Trimester Ketiga



Antara Sama seperti diatas ditambah palpasi minggu 28- abdominal untuk mengetahui apakah ada 36 kehamilan kembar



Trimester Ketiga



Setelah minggu



36 Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.



2) Pemeriksaan Kehamilan Menurut Ikatan Bidan Indonesia (IBI) tahun 2016, dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standart (10T) terdiri dari: 1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan Penimbangan dilakukan



untuk



berat badan setiap kali kunjungan antenatal mendeteksi



adanya



gangguan



pertumbuhan



janin.Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kg selama



kehamilan atau kurang dari 1kg setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menepis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan resiko terjadinya CPD ( Cephalo Pelvic Disproportion) 2. Ukur Tekanan Darah Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai oedema wajah dan atau tungkai bawah, dan atau proteinuria) 3. Nilai status gizi ( ukur LILA) Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di trimester 1 untuk skrinning ibu hamil beresiko Emesis Gravidarum. Emesis Gravidarum disini maksudnya ibu hamil yamg



mengalami



Emesis



Gravidarumurangan



gizi



dan



telah



berlangsung lama dimana LILA ≤ 23,5 cm. Ibu hamil dengan Emesis Gravidarum akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). 4. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan usia kehamilan atau kemungkinan bayi kembar. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin atau kehamilan kembar. Standart



pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. 5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ) Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhit trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk PAP (pintu atas panggul) berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhit trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal.DJJ ≤ 120 x/mnt atau DJJ ≥ 160 x/mnt menunjukkan adanya gawat janin. 6. Skrinning status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid jika diperlukan Untuk mencegah tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT.Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrinning status imunisasi T-nya.Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapat perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi. 7. Tablet Tambah Darah (tablet besi) Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.



8. Periksa laboratorium ( rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin ( golongan darah, hemoglobin darah, proteinuria, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemic seperti malaria, IMS, HIV, HbsAg) dan khusus (pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal) Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada saat antenatal antara lain: a. Pemeriksaan golongan darah Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. b. Pemeriksaan Hemoglobin darah (Hb) Dilakukan minimal sekali pada trimester I dan sekali pada trimester III untuk mengetahui apakah ibu hamil tersebut menderita anemia selama kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi. c. Proteinuri Dilakukan pada trimester II dan III atas indikasi.Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya protein dalam urin ibu yang



merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil. d. Kadar gula darah Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester I, sekali pada trimester II, dan sekali pada trimester III. e. Pemeriksaan darah malaria Semua ibu hamil di daerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria dalam rangka skrinning pada kontak pertama.Ibu hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah malaria apabila ada indikasi. f. Tes sifilis Dilakukan di daerah dengan resiko tinggi dan ibu hamil yang diduga menderita sifilis.Pemeriksaan sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan. g. Pemeriksaan HIV Dilakukan agar ibu hamil dapat diketahui secara dini adanya infeksi HIV sehingga dapat dilakukan pengobatan yang dapat mencegah penularan HIV ke janin. h. Pemeriksaan Hepatitis (HbsAg) Dilakukan untuk mengetahui secara dini apakah ibu hamil menderita hepatitis B. Hepatitis B adalah virus yang menyerang hati (infeksi kronis, sikrosis hati, kanker), dapat menular pada



bayi melalui kontak dengan darah dan cairan tubuh yang terinfeksi, termasuk penyebaran darah dan cairan vagina saat melahirkan.Jika hasilnya positif, dapat disiapkan vaksin hepatitis B yang nantinya akan diberikan pada bayi beberapa jam setelah bayi lahir untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu kepada bayi. i. Pemeriksaan BTA Dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita TBC sebagai pencegahan agar infeksi TBC tidak mempengaruhi kesehatan janin. 9. Tatalaksana/ penanganan kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai standart dan kewenangan bidan.Kasuskasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. 10. Temu wicara/ konseling Temu wicara/ konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi: a. Kesehatan ibu Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam/ hari) dan tidak bekerja berat.



b. Perilaku hidup bersih dan sehat Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi minimal 2 kali/ hari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan. c. Peran suami/ keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya.Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah.Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan rujukan. d. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas dan sebagainya.Mengenal tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehatan. e. Asupan gizi seimbang



Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misal ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya. f. Gejala penyakit menular dan tidak menular Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular



dan



penyakit



tidak



menular



karena



dapat



mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya. g. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah epidemic meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah epidemic rendah. Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera diberikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya.Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan konseling pencegahan penularan HIV dan ibu ke anak (PPIA).Bagi ibu hamil yang negatif diberikan penjelasan untuk tetap HIV negatif selama hamil, menyusui dan seterusnya. h. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI Ekslusif Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat Emesis Gravidarumebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi.Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan. i. KB pasca persalinan



Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak dan keluarga. j. Imunisasi Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus neonatorum, minimal status imunisasi T2 agar terlindungi terhadap infeksi tetanus. k. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan ( brain booster) Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster ) secara bersamaan pada kehamilan.



2.3.



Emesis Gravidarum



2.3.1. Pengertian Emesis Gravidarum



a. Emesis gravidarum adalah keluhan yang sering terjadi pada pagi hari sehingga dikenal dengan (morning sickness) kasus ini dapat terjadi 50% dan terbanyak terjadi pada umur kehamilan 6-14 minggu. (Wiknjosastro, 2007) b. Mual (nausea) dan muntah (morning sickness) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. (Maulana, 2008) c. Emesis gravidarum adalah mual-muntah selama kehamilan yang terjadi antara 4 dan 8 minggu kehamilan dan terus beranjut hingga 14- 16 minggu kehamilan dan gejala biasanya akan membaik. (Hidayati, 2009) d. Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbukan perubahan hormonal pada wanita karena peningkatan hormon estrogen



progesteron dan dikeluarkannya hormon human chorionic gonadrothropine plasenta. Hormon-hormon inilah yang menyebabkan emesis gravidarum. (Wiknjosastro, 2007) e. Morning sickness biasanya dialami pada ibu hamil yang ditandai dengan rasa mual di pagi hari dan semakin bertambah bila mencium bau makanan. Rasa mual biasanya dialami wanita hamil di pagi hari selama tiga bulan pertama dan terjadi pada sekitar 80% kehamilan. Jarang sekali mual-mual ini berlangsung lebih dari tiga bulan pertama, dan rasa mual ini akan berhenti secara perlahan. (Maulana, 2008) 2.3.2. Penyebab Emesis Gravidarum Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum. (Setiawan, 2012) Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat memperberat rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat



menentukan sikap untuk mengatasi masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat mengganggu kehamilan selanjutnya. Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak memakan terlalu banyak makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para ilmuwan menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual. Penyebab lain mual-muntah : a. Peningkatan hormone kehamilan (hCG, progesterone, dan estradiol) yang diperberat oleh stress yang biasanya dialami oleh ibu hamil. Progesteron dapat menghambat pergerakan usus sehingga terjadi mual dan muntah. b. Perubahan hormonal wanita yaitu peningkatan hormon esterogen, progesteron,



dan pengeluaran



human



chronic



gonadothropin



plasenta. Perubahan ini mengakibatkan perubahan pada pola kontraksi dan relaksasi otot polos lambung dan usus sehingga menyebabkan keluhan mual dan muntah. c. Sebagai cara alami tubuh untuk mecegah penyerapan bahan yang berbahaya untuk janin pada saat periode awal kehamilan. d. Meningkatnya sensitivitas indera penciuman saat kehamilan dapat memicu mual dan muntah.



2.3.3. Tanda dan Gejala Emesis Gravidarum a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah b. Mual biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.



c. Frekuensi muntah biasanya terjadi 1-3 kali sehari d. Kepala pusing terutama dipagi hari



e. Nafsu makan berkurang



f. Mudah Lelah



g. Emosi yang cenderung tidak stabil h. Produksi air liur meningkat, sensitivitas terhadap bau-bau an tertentu



Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya. 2.3.4. Mekanisme Emesis Gravidarum



Mekanisme mual dan muntah merupakan mata rantai panjang yang dikendalikan oleh keseimbangan antara dpmain,serotin, histamin, dan asetilkolin. Dalam mekanisme yang lebih sederhana tentang bagaimana pengendalian mual dan muntah ada pada gambar. (Lamadhah. 2012) Ternyata, menurunnya serotonin dalam darah akan meningkatkan terjadinya mual dan muntah. Oleh karena itu, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menambahkan vitamin B6 atau protein khususnya triptofan. Makanan dan susu tambahan ibu hamil akan membentuk konsentrasi serotonim yang cukup dan niasin dalam darah. Fungsi serotonin dan niasin adalah mencegah berlangsungnya mual dan muntah secara berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan elektrolit,



dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya sebagai emesis gravidarum dan dapat berlanjut menjadi hiperemesis gravidarum. 2.3.5. Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada kehamilan. (Manuaba, 2012) Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih



berpotensi



besar



mengalami



dehidrasi,



Emesis



Gravidarumurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss akibat perdarahan gastrointestinal. Mual dan muntah yang berlebihan (hiperemesis gravidarum) mengakibatkan terjadinya Emesis Gravidarumurangan zat gizi. Wanita hamil tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta obat-obatan untuk mengobati mual. (Manuaba, 2012) Tanda-tanda dehidrasi akibat hiperemesis gravidarum : a. Berat badan menurun b. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik) c. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun) d. Mata cekung e. Elastisitas kulit menghilang



Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya. Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi lakilaki dan 352 sisanya melahirkan perempuan. (Iskarima. 2008) Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologis



pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih. (Isbir & Mete. 2013) 2.3.6. Penatalaksaan Emesis Gravidarum Menurut Arsinah dkk. (2010) asuhan yang berikan kepada ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum adalah : a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda yang selalu dapat disertai emesis gravidarum akan berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan bulan. b. Nasehat diet, anjurkan makan sesering mungkin, dalam porsi kecil. c. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil. Makanan yang merangsang timbulnya mual dan muntah dihindari. d. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual. e. Simpan beberapa makanan kecil seperti biskuit/roti untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari. f. Anjurkan agar bangun tidur secara perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan/tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat. g. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.



h. Anjurkan ibu untuk meminum minuman jahe hangat untuk mencegah dan mengatasi mual muntah. i. Menyarankan minum suplemen Vitamin B kompleks, vitamin B6 sebagai vitamin dan mencegah serta mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter. 2.3.7. Hal-hal Yang Harus Dihindari a.



Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.



b.



Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.



c.



Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual



d.



Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.



e.



Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.



f.



Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual. (Juniardi, Angga. 2016)



BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1 DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI RUANG KIA PUSKESMAS KOKOP PENGKAJIAN Tanggal



: 16 Februari 2023



Jam



: 09.00 WIB



Identitas Pasien



1. Nama



: Ny. J



Penanggung Jawab Status : Suami/Keluarga 1. Nama : Tn AZ



2. Umur



: 27 Tahun



2. Umur



: 26 Tahun



3. Agama



: islam



3. Agama



: islam



Identitas Pasien



4. Pendidikan : SMP



4. Pendidikan : SMP



5. Pekerjaan : swasta



5. Pekerjaan :swasta



6. Suku bangsa: madura



6. Suku bangsa: madura



7. Alamat



7. Alamat



I.



: bandang laok



: bandang laok



DATA SUBJEKTIF 1. Keluhan Utama : Mual dan muntah sejak 3 hari yang lalu pada pagi hari, 3-4 kali/ hari berupa cairan 2. Riwayat Kesehatan a. Sekarang Tidak menderita Hipertensi, asma



penyakit menurun seperti jantung, DM,



Tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis. TBC b. Dahulu tidak menderita penyakit menurun seperti jantung, DM, Hipertensi, asma tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, TBC c. Keluarga Di keluarga ada yang menderita penyakit menurun yaitu hipertensi adalah ibunya Tidak menderita penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, TBC 3. Riwayat Kehamilan Sekarang a. HPHT HPL



: 29-12-2022 : 5- 10 - 2023



b. gerakan janin : belum merasakan adanya gerakan janin c. tanda bahaya : tidak ada d. keluhan



: merasa mual dan muntah



e. ANC



: 1 kali dilakukan pada usia kehamilan 1 bulan



f.



: T3



status TT



g. obat-obatan yang dikonsumsi : hanya mengkonsumsi obat dari bidan seperti anti muntah dan vitamin



4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu Ham il ke-



Tgl Lahir



112015 11 1 Hamil ini



UK



Jenis Persal inan



40 mg



spon tan



Persalinan Penol Komplik ong asi



dokt er



Ib Ba u yi - -



JK



p



BB Lahir



Perda rahan



3500 gr



-



Nifas Lakta si



+



Komp likasi



-



5. Riwayat Perkawinan Suami 1 lama 3 tahun Suami 2 lama 6 bulan 6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan No.



1



Jenis Kontrasepsi



Suntik bulanan



3



Tgl



Mulai Memakai Oleh Tempat Keluhan



Tgl



Berhenti / Ganti Cara Oleh Tempat Alasan



7. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (Kesiapan menghadapi proses persalinan) Ibu senang tapi juga khawatir karena anak pertama dulu lahir di rumah sakit karena tekanan darahnya tinggi Ibu mendapat dukungan dari suami, orang tua dan anaknya Dalam beribadah tidak ada masalah 8. Activity Daily Living (Menyesuaikan kasus dan kebutuhan, dikaji sebelum dan selama hamil) a. Nutrisi



Sebelum hamil



: makan 3x sehari porsi sedang dengan nasi,sayur,lauk- pauk, minum air putih 8 gelas/hari



selama hamil



: sejak 3 hari yang lalu nafsu makan berkurang dan malas untuk makan dan minum, makan 2x sehari porsi sedikit dengan nasi,sama telur saja tidak mau sayur, minum 5- 6 gelas sehari



b. Eliminasi Sebelum hamil dan selam hamil tidak ada perubahan. BAB 1 kali/hari konsistensi lunak BAK 4_5 kali sehari warna kuning jernih c. Istirahat (tidur) Sebelum hamil



: tidak tidur siang karena bekerja dan tidur malam 8 jam



Selama hamil



: tidur tidur siang karena bekerja, tidur malam 6 jam karena kadang terbangun karena mual dan muntah



d. Personal hygiene Sebelum hamil dan selam hamil tidak ada perubahan. Mandi 2 kali sehari, ganti baju 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari dan keramas 3 kali seminggu e.



Seksualitas



Sebelum hamil



: melakukan hubungan seksual 3-4 kali seminggu dan



Selama hamil



tidak ada keluhan



: melakukan hubungan seksual 2-3 kali seminggu dan tidak ada keluhan



f.



Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu Ibu tidak merokok dan minum jamu. Ibu hanya minum obat yang diberikan oleh bu bidan



II. DATA OBJEKTIF 1. Pemeriksaan Umum a. Keadaan umum



: baik



b. Kesadaran



: composmentis



c. Tanda – Tanda Vital Tekanan Darah



: 110/70 mmHg



RR



: 24 x/ menit



Suhu



: 36,8ºC



Nadi



: 80x/menit



d. Berat Badan: Sebelum hamil



: 59



kg



Kunjungan lalu



: 59



kg



Kunjungan ini



: 60



kg.



e. Tingg badan



: 161



f. IMT



: 23,1



g. LILA



: 28 cm



2. Pemeriksaan Fisik a. Kepala :



1. Rambut



: hitam, bersih, tidak rontok, tidak berketombe



2. Muka



: tidak pucat tidak ada oedema, berjerawat



3. Mata



: conjungtiva merah muda, sclera putih, tidak



oedema 4. Hidung



: bersih, tidak ada benjolan



5. Telinga



: normal, simetris, bersih



6. Mulut, gigi, gusi : bersih, tidak ada stomatitis, gusi tidak mudah berdarah b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tirod, kelenjr limfe, tidak ada benjolan tumor c. Dada (payudara): simetris, tidak ada benjolan abnormal, areola mengalami Hiperpigmentasi, tidak ada pengeluaran colostrum d. Abdomen 1) Inspeksi Tidak ada bekas operasi, ada strie albicans,ada linea nigra, tidak ada kelainan, pembesaran perut sesuai usia kehamilan 2) Palpasi a) Leopold 1: tidak dilakukan b) Leopold 2: tidak dilakukan c) Leopold 3: tidak dilakukan d) Leopold 4: tidak dilakukan e) TFU Mc.Donald



: tidak dilakukan



f) Taksiran Berat Janin : tidak dilakukan 3) Auskultasi: tidak dilakukan



DJJ : tidak dilakukan e. Genetalia Eksterna dan Anus Vagina dan Anus f. Ekstremitas 3. Pemeriksaan Dalam a. Indikasi



: tidak dilakukan



b. Tujuan



:-



c. Hasil



:-



4. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi) Hb



: 11 gr%



Golda



:O



HBSag



: Negatif



HIV



: NR



IMS



:NR



5. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan g. Skor KSPR



:



6



h. Risiko Pre-eklampsia : ROT =



10



MAP = 83.3



i. Skor SRQ-29 : tidak dilakukan III. ANALISIS DATA G2P1001A000 usia kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum IV. PENATALAKSANAAN 1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu mengerti



2. Menjelaskan pada ibu mengenai keluhan yang dialami saat ini adalah gejala emesis gravidarum yang terjadi pada ibu hamil. Biasanya terjadi pada usia kehamilan muda dan akan menghilang setelah usia kehamilan 20 minggu, dan ini adalah keadaan yang normal. Ibu sudah paham dan mengerti 3. Menganjurkan ibu untuk diet makan dengan porsi sedikit tapi sering dan menghindari makanan yang merangsang mual. Ibu bersedia. 4. Memberikan nasehat pada ibu untuk tidak segera bangun dari tempat tidur pada pagi hari, sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan syaraf. Ibu bersedia. 5. Menganjurkan ibu untuk tidak mengkonsumsi makanan yang digoreng, mentega, santan. Ibu bersedia 6. Menganjurkan ibu untuk minum wedang jahe terutama pagi hari untuk mengurangi mual. Ibu bersedia 7. Memberikan terapi pada ibu B6 10 mg 1x1 sehari berjumlah 10 tablet V.



EVALUASI Tanggal 16 februari 2023



jam 09.30



S



: pasien memahami konseling yang diberikan petugas



O



: B6 sudah diberikan



A



: G2P1001A000 usia kehamilan 7 minggu hari dengan emesis



Gravidarum P



: anjurkan kontrol ulang 1 bulan lagi



BAB IV PEMBAHASAN Kehamilan adalah proses tumbuh dan berkembangnya janin di dalam rahim hingga 40 minggu setelah pembuahan. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan bayi baru lahir serta ibu nifas untuk mewujudkan generasi yang berkualitas. Oleh karena itu, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan kesehatan yang terintegrasi (10T) agar tercipta kondisi kehamilan yang sehat, persalinan berjalan aman dan sehat, bayi yang dilahirkan pun sehat serta masa nifas berlangsung sehat. Pada kasus asuhan kebidanan kehamilan



dapat diuraikan pembahasan



sebagai berikut: Pengkajian data diatas terhadap Ny. J G2P1001A0 umur kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum diperoleh data subyektif ibu hamil anak kedua pada perkawinan yang kedua, usia 27 tahun. HPHT 29 Desember 2022 mengeluh mual dan muntah setiap pagi 4-5 kali/hari yang berupa cairan. pada waktu anak 1. Status imunisasi TT3 tahun 2015, pernah menggunakan KB suntik 3 bulanan. Tidak pernah memiliki riwayat penyakit hipertensi. Saat ini makan tidak teratur dan sedikit, tidak mau sayur, minum hanya 5 gelas /hari. Istirahat sekitar 6jam karena sering terbangun pagi hari karena mual. Mandi 2x/hari,ganti baju 2x/hari, gosok gigi 2x/hari. BAB setiap hari, BAK 4-5 x/hariDari data obyektif yang dilakukan TTV pasien normal, IMT termasuk Normal



Diagnosa Sesuai data diatas didapatkan , diagnosa kebidanan adalah Ny. J G2P1001A0 umur 27 minggu, usia kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum. Implementasi Memberitahukan hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang keadaan yang sekarang, memberikan nasehat pada ibu untuk tidak segera bangun dari tempat tidur saat pagi hari. Menganjurkan ibu untuk diet makan porsi sedikit tapi sering. Menganjurkan ibu mengkonsumsi wedang jahe terutama pada pagi hari untuk mengurangi mual. Memberikan ibu terapi vitamin B6 diminum 3x sehari Pada kasus Ny S G2P1001A0 usia 27 tahun hamil 7 minggu dengan emesis gravidarum tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lahan praktek.



BAB V KESIMPULAN DAN SARAN



5.1 KESIMPULAN Setelah dilakukan asuhan kebidanan dengan kasus Ny S G2P1001A0 usia kehamilan 7 minggu dengan emesis gravidarum di puskesmas KOKOP, maka kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1.



Pengkajian



pada



tanggal



16



Februari



2023



langkah



pertama



dikumpulkan semua informasi ( data ) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkasitan dengan kondisi klien, pada kasus didapatkan data nama klien Ny. J umur 27 tahun dengan emesis gravidarum 2.



Pelaksanaan tanggal 16 Februari 2023 pada kasus ini dilaksanakan sesuai SOP



5.2 SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan saran bagi : 1. Bagi Institusi a. Puskesmas KOKOP



Dapat digunakan sebagai acuan dan masuk dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya untuk asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum.



b. Pendidikan



Dapat



menambah



diperpustakaan,



buku



untuk



referensi



meningkatkan



dan



sumber



kualitas



bacaan



pendidikan



khususnya tentang ibu hamil trimester I dengan emesis gravidarum. 2. Bagi Bidan



Dalam setiap menangani klien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan sehingga tenaga kesehatan atau bidan mampu memberikan penanganan dengan kasus atau kondisi pasien. 3. Bagi klien



Diharapkan kepada klien untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur agar dapat segera mendeteksi komplikasi-komplikasi yang mungkin terjadi pada emesis gravidarum dan menganjurkan klien untuk mencari informasi ke tenaga kesehatan.



DAFTAR PUSTAKA



Arsinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:Graha Ilmu Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2016. Buku Acuan Midwifery Update. Ed. 1. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia. Isbir, G,G & Mete, S. (2013). Experiences with Nausea and vomiting During Pregnancy in Turkish Women Based on Roy Adaptation Model: A Content Analysis. Asian Nursing Research. 7 (2013) 175-181. Kemenkes, RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nmor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta Fitramaya Syafrudin Manuaba, I. B. G., 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Ed. 1. Jakarta: EGC. Manuaba, Ida Chandranita. 2009. ”Patologi Obstetri”. Jakarta : EGC Maulana, Mirza. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan. Jogjakarta : Kata hati Mochtar, R., 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi. Ed. 2. Jakarta: EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, A. B., Wiknjosastro, G. H., Affandi, B., Waspodo, B., 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Ed.1. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saifuddin, A. B., Wiknjosastro, G. H., Affandi, B., Waspodo, B., Adriaansz, G. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Ed.1. Jakarta: JNPKKR-POGI. setyawan, Dodiet Aditya. (2012). Konsep Dasar Keluarga Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta Wiknjosastro, dkk. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo



JURNAL REFLEKSI KRITIS PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN



Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan Stase Asuhan Kebidanan Kehamilan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan



Disusun oleh: Nama



: SURYANI



NIM



: 2215901075



Kelas



:B



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STIKES NGUDIA HUSADA MADURA TAHUN 2022-2023



JURNAL REFLEKSI KRITIS PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN KEHAMILAN



Nama Mahasiswa



: SURYANI



(2215901075)



Tempat Praktek



: PUSKESMAS KOKOP



Periode



: 2022-2023



Pembimbing Prodi



: Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.



A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik Kenapa saya mempelajari materi ini ? Untuk menambah pengetahuan tentang masalah kesehatan yang bisa di alami oleh ibu hamil, memperbanyak ilmu dan bisa memberikan konseling terkait penanganan ibu hamil dengan Emesis Gravidarum Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini? Memahami materi tentang kehamilan, kehamilan dengan Emesis Gravidarum serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan konseling tentang kehamilan dengan Emesis Gravidarum Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ? Lebih paham tentang gangguan kesehatan pada kehamilan Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana perencanaannya ? Mengamati atau mengkaji lebih dalam dan lengkap tentang permasalahan yang dialami sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan yang baik dan benar



B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari Sebutkan Learning outcome yang tertera pada panduan: Lebih paham tentang gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil, mampu memberikan konseling terkait masalahnya dan solusinya Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam learning outcome tersebut adalah:  Paham tentang materi yang dijelaskan serta mengimplementasikannya baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah: Informasi menarik yang saya dapatkan dari mempelajari materi ini adalah konseling untuk klien dengan Emesis Gravidarum Learning outcome yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah : Memperbanyak ilmu baru untuk menambah pengetahuan terkait kehamilan dan masalah yang mungkin terjadi pada masa tersebut



serta konseling terkait



kehamilan beserta masalah kesehatannya dan solusinya Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :  membuat skrining pada calon pengantin, pasangan usia subur dan ibu hamil dalam masa kehamilan Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran saya adalah: Tidak ada Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui Masih kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat terkait pemenuhan gizi



seimbang terutama pada ibu hamil



C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi 1. Apakah hasil penelitian valid? Apakah pasien pada penelitian



Tidak



dirandomisasi? Apakah cara melakukan randomisasi



-



dirahasiakan? Apakah follow-up kepada pasien cukup



Iya



panjang dan lengkap? Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka dirandomisasi? Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi? Apakah grup pasien diperlakukan sama,



Ya



selain dari terapi yang diberikan? Apakah karakteristik grup pasien sama



Ya



pada awal penelitian, selain dari terapi yang diberikan?



D. Apakah hasil penelitian penting? Seberapa penting hasil penelitian ini?



Cukup penting



Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Cukup tepat



Ada efek



Tidak ada efek



Terekspos



A



B



Tidak terekspos



C



D



Control event rate (CER) = c/ c+d = Experimental event rate (EER) = a/ a+b =



Perlakuan



ρ-val



Sebelum Sesudah Uji Wilcoxon α = 0,05



Relative Risk Reduction (RRR) CER



EER



CER-EER/ CER



Absolute Risk Number Needed to Reduction (ARR) Treat (NNT) CER-EER



1/ARR



E. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari? Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita? Apakah karakteristik pasien kita sangat berbeda dibandingkan pasien pada penelitian sehingga hasilnya tidak dapat



diterapkan? Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di tempat kerja kita? Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut? Benefit : Harm : Metode I: f f = 1 jika karakter pasien sama dengan penelitian f1 jika karakter pasien lebih ringan dari Metode II: 1/ (PEERxRRR) Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini? Apakah kita dan pasien kita mempunyai penilaian yang jelas dan tepat akan value dan preferensi pasien kita? Apakah value dan preferensi pasien kita dipenuhi dengan terapi yang akan kita berikan?



F. Evaluasi Pembelajaran Topik: Kehamilan



Tanggal : 16 Februari 2023



Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan : Pemeriksaan tanda-tanda vital meliputi tekanan darah, suhu, pernafasan, dan nadi, melakukan inform consent tentang keadaan pasien, memberikan HE kepada



pasien Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya : Melatih saya untuk berkomunikasi lebih sering kepada pasien Bagaimana hal ini bisa berguna ?  Dengan banyaknya ilmu yang di dapat pada masa praktik semakin menambah pengetahuan dan komunikasi yang lebih baik lagi terhadap pasien Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang: Pentingnya menjaga kesehatan tubuh terutama terkait berat badan normal Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah:  Mencari materi sebanyak mungkin tentang topik yang diangkat Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi? Bagaimana cara penanganannya Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah: Memberikan HE mengenai masalahnya



LEMBAR BIMBINGAN



NAMA



: SURYANI



NIM



: 2215901075



RUANGAN



: KIA



PKM/ RS



: UPT PUSKESMAS KOKOP



NO HARI/TANGGAL 1



2



3.



NAMA PEMBIMBING Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.



Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.



Selvia Nurul Qomari,S.ST.M.Kes.



MASUKAN



Bimbingan Stase 703



TTD PEMBIMBING



DOKUMENTASI