Statistika Dan Analisa Data Dalam Dunia Pertambangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STATISTIKA DAN ANALISA DATA DALAM DUNIA PERTAMBANGAN



STATISTIK DAN ANALISA DATA BAB I PENDAHULUAN Untuk mempelajari alam dapat didekati dgn dua sifat, pertama sifat alam yang sistematik, deterministic dan yang kedua adalah sifat alam yang berpola acak atau random. Pola sifat sistematik dapat dirumuskan dg formula matematik yang memperlihatkan keterkaitan antar parameter atau kejadian. Tetapi sifat random hanya dapat dirumuskan dengan pendekatan konsep statistik dimana sifat parameter alam tersebut dinyatakan dalam besaran prediksi pada suatu tingkat kepercayaan. Sifat fisis dari batuan adalah deterministic karena sifat tersebut mengikuti hukumhukum fisika, kimia, biologi dan umumnya dapat dinyatakan dengan formula matematik. Dalam kasus pendekatan matematik sifat alam dapat didekati dengan besaran parameter yg sederhana misalnya densitas batuan yg homogen, resivitas batuan yg homogen, kecepatan gelombang homogen pada satu lapisan batuan sehingga model parameternya dapat dirumuskan. Tetapi berlainan dengan sifat fisis, keberadaan dari materi batuan atau mineral dalam bumi dapat besifat random, ataupun berpola fractal karena banyaknya parameter lingkungan yang mempengaruhi keberadaan batuan tersebut. Hanya beberapa saja parameter yang dapat diperkirakan bagaimana dan berapa besar peranannya terhadap pembentuk batuan.sebagai contoh parameter tekanan, temperatur, reaksi kimia, unsur mineral dan sebagainya. Namun dapat dikemukakan masih banyak lagi parameter lingkungan yg belum atau tidak diketahui mempengaruhi proses terbentuknya suatu batuan. Pada suatu formasi batuan sering ditemukan keberadaan materi dan berbagai berbagai macam mineral ditemukan dalam keadaan yang tidak teratur atau acak. Dalam hal ini pendekatan analisa yang dilakukan adalah dengan metode statistik. Penggabungan kedua sifat alam deterministic dan acak ini dapat dilakukan dengan optimal berdasarkan pada pendekatan statistik. Ilmu statistik dalam ilmu dan teknologi kebumian sisebut juga geostatistik. Statistik dalam geologi akan dapat dilihat peranannya dengan lebih mudah, terutama dalam menganalisa data dalam data dalam beberapa contoh kasus seperti pengolahan data kekar, uratan stratigrafi, estimasi mineral, klasifikasi data fosil, dan sebagainya : ●



Optimasi model 1







filter noise







regresi data geofisika







anomali regional







atribut seismic







analisa data logging, autokorelasi, cross-correlasi







analisa peta, perbandingan peta, kontur







analisa sequence untuk gempa dan letusan gunung api







analisa diskriminan untuk menentukan jenis litologi



BAB II 2.1. Karakteristik Populasi Data



Universe Universe (semesta) adalah ruang total materi yang dianalisa. Dengan demikian semua data yang dapat diambil disebut sebagai ruang sampel atau “universe”. Karakter suatu universe adalah dapat dianalisa dari satu macam atau lebih parameter (unit atau multi demiensi) tergantung pada jumlah parameter yang diukur pada masing-masing sampel. Sebagai contoh pada teknologi pertambangan dalam proses evaluasi cadangan, universe adalah deposit mineral yang terdapat pada daerah yang sedang dipelajari. Dengan demikian dalam kasus ini universe adalah deposit mineral misalnya untuk tambang tembaga, nikel, emas, timah atau mineral lainnya. Pada servey geofisika semua data yang mungkin diperoleh dalam daerah penelitian disebut universe. Sebagai contoh pengukuran gaya berat, magnetic, geolistrik, elektromagnetik akan merupakan ruang sampel atau universe pada daerah yang diselidiki. Universe harus terdifinisi dengan limit (batas) area. Batas universe dapat terbentuk struktur geologi atau didefinisikan dalam batas posisi koordinat dan atau kedalaman misalnya ditentukan sampai Lintang dan Bujur serta dengan interval kedalaman tertentu ( 50 m – 100 m, permukaan sampai 250 m dsb).



2



Unit sampel Bagian dari universe dimana pengukuran dilakukan disebut unit sampel atau titik sampel. Dengan unit sampel tersebut, karakter suatu universe nantinya diharapkan dapat dianalisa dan dijelaskan. Pemilihan unit sampel dapat ditentukan berdasarkan pada tiga hal pokok yaitu : 1. Ketersediaan data 2. Metode statistik yang digunakan 3. Hasil target yang diharapkan Ketiga hal tersebut saling tergantung misalnya hasil target yang diharapkan sangat tergantung pada ketersediaan data dan metode yang dipunyai. Demikian juga metode yang dipilih tersebut dapat tergantung pada data dan target yang dicapai. Ukuran unit sampel sangat penting karena populasi sampel jarak 10 feet dapat berbeda dengan populasi sampel jarak 50 ft. karena itu ukuran unit sampel perlu ditentukan agar karakterisasi daerah penelitian nantinya dapat mememenuhi tujuan dengan efektif. Pada kasus lapangan ukuran unit sampel ini tergantung pada ukuran target geologi, keadaan lingkungan, teknologi yang digunakan, dana dan sebagainya. Penampilan populasi data yang sangat sederhana adalah dengan menggunakan histrogram. Caranya adalah dengan mem-plot distribusi frekuensi pada sumbu ordinat dan nilai data pada sumbu absisi dan hasilnya disebut grafik histogram, dapat dilihat pada gambar berikut ;



Buat grafik histogram seperti model tersebut : Data lapangan dari mining nickel eksploitation dengan data produksi Sbb : 1. Tahun 2005 produksi 1 juta ton bijih nikel dengan komposisi Nikel (Ni) 20 %; Cobalt (Co) 15 %; Molibdat (Mo) 10 % dan Besi sebagai besi oksida (FeO) 55 % 2. Tahun 2006 Produksi 1,5 juta ton dengan komposisi seperti pada tahun pertama. 3. Tahun 2007 produksi 2 juta ton dengan komposisi seperti pada tahun pertama 4. Tahun 2008 produksi 1,5 juta ton dengan komposisi Ni 25 %; Co 20 %; Mo 15 % dan sisanya adalah besi.



3



Variabel Random (V.R) Variabel random adalah variabel dimana dapat diambil suatu kejadian dari beberapa kemungkinan. Misalnya kemungkinan untuk mendapatkan V.R. x adalah jumlah kemunculan x dibagi jumlah total semua sampel.



Distribusi Kemungkinan (Probabilitas) Kemungkinan muncul satu sampel dari seleksi acak digambarkan dengan distribusi probabilitas V.R. Misalnya kemungkinan untuk mendapatkan satu grade dalam interval 2 – 4 % pada suatu endapan mineral atau berapa kemungkinan kita mendapat batu pasir dalam reservoir dengan analisa seismic. Dalam kenyataan distribusi probabilitas tidak pernah diketahui, tapi dapat dihitung dari ekperimen dan kemudian dicoba untuk menentukan distribusi teoritik yang dihasilkannya. Pada data diskrit (ciri-ciri tersendiri) dengan nilai integer, distribusi kemungkinan akan berhubungan dengan setiap kemungkinan harga x yang dinyatakan dengan probabilitas p(x). Probabilitas p(x) selalu positif sehingga p(x) >0 dan jumlah total semua p(x) = 1 untuk harga x dalam universe. Pada distribusi kontiniu, berlaku untuk setiap x, distribusi probability dinyatakan dengan suatu fungsi densitas probabilitas f(x). Probabilitas p(x) selalu positif sehingga p(x) >0 dan jumlah total semua p(x) = 1 untuk semua harga x dalam universe. Pada distribusi kontiniu, berlaku untuk setiap x, distribusi probability dinyatakan dengan suatu fungsi densitas probabilitas f(x). Sehingga probabilitas satu harga yang terletak antara x dan (x + dx) menjadi f(x)dx dimana dx =0. Untuk probabilitas pada x kecil dari x0 p(x 20%, maka dihitung lebih dulu : Z = = 1.2. Dengan menggunakan tabel probabilitas komulatif z diperoleh : P(Z > 1,2) = 1,0 – P(1,2) 11



= 1,0 – 0,8849 = 0,1151 Dengan demikian kemungkinan ditemukannya kandungan Ni > 20% adalah 1 dalam 10



Latihan : Tentukan probabilitas ditemukan 10 % < % Ni < 20%



Z = = -0,89 P(1.2) = 0,89 P(-0,89) = 0,19 0,70 Teorema limit sentral Xx = μ Bila distribusi rata-rata cenderung normal variansinya adalah : S2x = δ2/n standar error dari x adalah : Se=







Sebagai contoh Brachiopoda X untuk 6 sampel adalah 30 mm dan diketahui suatu kelompok populasi braciopoda mempunyai μ = 14,2 δ = 4,7 untuk mengetahui apakah 6 sampel tersebut sama dengan kelompok Brachiopoda maka dilakukan perbandingan mean dan S e H1 : μ1 ≠ μ0 Tes hypotesa nol (Ho) tidak ada perbedaan. Ho : μ1 = μ0 Alternatif hasilnya adalah bisa termasuk tipe Brachiopoda atau bertipe lain. Untuk memutuskan apakah H1 atau H2 yang diterima, maka dilakukan tes Z Z= =



Tabel 2. Kesalahan I α dan kesalahan tipe II β



Hipotesa diterima



Hipotesa benar



Hipotesa salah



Keputusan benar



Type II error β 12



Type I error α



Hipotesa ditolak



Keputusan benar



δ2 = 22,1 δ = 4,7 Hipotesa H0 : μ1 = μ0



1



H1 : μ1 μ0 Dengan level of significance α = 0,05 Tes Z = = 8,2 dengan menggunakan tabel komulatif Z untuk α = 0,05 maka Z = 1,9 Karena harga Z jatuh pada daerah penolakan dimana 8,2 > 1,9 maka dapat dinyatakan bahwa kedua populasi tersebut tidak sama dengan demikian hipotesa ditolak.



2.5. Tes t Pada distribusi student t dibutuhkan derajat kebebasan υ = n adalah jumlah parameter Pada distribusi t harga t dihitung dengan rumus :



t= = X = mean sampel μ0 = Mean populasi (18%) n = jumlah populasi S = standar deviasi observasi Se = standar error observasi Contoh : tabel 6 No



(%) X



1



13



2



17



3



15



4



23



5



27



6



29



7



18 13



8



27



9



20



10



24



Sehingga diperoleh : X = 21,3 S2 = 30,46 S



= 5,52 Se = 0,57



Test ini mempunyai satu ekor maka disebut one line test α = 5 % dilihat dalam tabel, nilai kritis harha t untuk derajad kebebasan 10 & α = 0,05. Harga t = 1,83 H0 : μ1 ≤ 18% H1 : μ1 > 18% Harga t hitung t = = 1.89 Dengan derajat kebebasan υ = 9 maka t = 1.83, dengan demikian data t jatuh dalam daerah kristis sehingga H0 ditolak. Dengan demikian kandungan persentasi Cu lebih besar dari 18 %



2.6. Tes F Untuk membandingkan distribusi dua popilasi yang berbeda dapat dilihat dari kesamaan atau perbedaan variansi kedua populasi tersebut. Perbandingan tersebut akan dilihat berdasarkan tingkat kesamaan variansi distribusi populasi dengan tes –F adalah sebagai berikut. F = S12/S22 Dengan dua macam derajat kebebasan dari masing-masing populasi yaitu υ1



= n1-1



υ2



= n2 -1



tes statistik dilakukan dengan menguji hipotesa Hipotesa H0 : δ12 = δ22 H1 : δ12 δ22



14



Misal nilai kritis F untuk υ1 = 9 dan υ2 = 9 dan level significance α = 0.05 maka dalam tabel F diperoleh harga : F = 3.18 Contoh : Kandungan (%) x pada tabel 6 sebelumnya dibandingkan dengan populasi kandungan (%) X pada tabel 7 berikut ini : Tabel 7 Sampel Namber



X(%)



11



15



12



10



13



15



14



23



15



18



16



26



17



24



18



18



19



19



20



21 Tatal = 189 Mean = 18,9 S2 = 23.21 S = 4.82



X = 18.9 S2 = 23.21 S = 4.82 F = S12/S22 = 30.46/23.21 = 1.3 Dengan demikian harga F data lebih kecil dari harga F yang diperoleh dari tabel yaitu 1.3 < 3.18 sehingga hipotesa H0 diterima



ANALISIS REGRESI DAN KORELASI LINIER



Persamaan regresi linier sederhana memiliki dua variabel, misalnya x dan y Y=a + bX



2.34 15



a=



b= dengan : b = koefisien arah garis regresi a = intersep n = banyaknya pasangan data semua jumlahan dihitung nilai b dan a untuk data populasi dan produk



Contoh Tabel 2.9 Blok



Jumlah pekerja



Jumlah produk Batu bara



X



XY



X2



(ton) y



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2



KESALAHAN STANDAR SAMPEL ESTIMASI Diperlukan nilai kesalahan standar populasi s untuk memproleh kesimpulan regresi. Nilai kesalahan standar populasi ini merupakan nilai simpangan baku (standard deviation) yang mengukur variasi titik-titik diatas dan dibawah garis regresi populasi. Jika kita tidak 16



mengetahui nilai S, kita mengestimasi dengan Se yaitu kesalahan standard estimasi sampel. Nilai S merupakan suatu simpangan baku secara matematis sbb: Se =



2.35



SOAL. Dalam penelitian mengenai banyaknya curah hujan dan jumlah kotoran udara yang terbawa hujan, terkumpul data berikut :



a.



Curah hujan, x



Zarah terbawa, y



(0,01 cm)



(microgram per m3)



4,3



126



4,5



121



5,9



116



5,6



118



6,1



114



5,2



118



3,8



132



2,1



141



7,5



108



Cari persamaan garis regresi untuk memprediksikan zarah yang terbawa hujan dari



banyaknya curah hujan harian b.



Taksir banyaknya sarah yang terbawa hujan bila curah hujan harian x = 4,8 satuan.



c.



Hitung kesalahan standar deviasi dari sampel tersebut dengan rumus sbb Se =



B. REGRESI GANDA Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunya) variabel depeneden (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi untuk dua predictor adalah ; Y = a + b1X1 + b2X2 17



Regresi ganda dua predictor



No



X1



X2



Y



1



10



7



23



2



2



3



7



3



4



2



15



4



6



4



17



5



8



6



23



6



7



5



22



7



4



3



10



8



6



3



14



9



7



4



20



10



6



3



19



X1Y



X2Y



X1X2



X1 2



X22



jumla h



Y = produktivitas;



X1 = kemampuan kerja pegawai



X2 = kepemimpinan direktif Untuk menghitung harga-harga a, b1; b2 dapat menggunakan persamaan berikut ; = an + b1 + b2 = a + b1 + = a + b2



RUMUS KORELASI GANDA Ry (1,2) = Koefisien determinasi (R2) = Ry(1,2) Uji signifikasi korelasi ganda



F = Harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel, dengan didasarkan pada dk pembilang = 2 dan dk penyebut (10-2-1) = 7 untuk kesalahan 5 % dan 1 %



18



Kesimpulan jika F hitung lebih besar F tabel koefisien korelasi yang diuji adalah signifikan sehingga dapat diberlakukan untuk populasi yang diteliti dengan taraf kesalahan 5 % dan 1 %



BAB III. ANALISA SEQUENCE Pada bab ini dibahas data dari fenomena alam yg berdimensi satu. Oleh karena itu metode untuk membahasnya disebut analisa sekuensi (sequence Analysis). Datanya berupa deret atau seri dalam waktu, jarak atau berupa satu variabel tertentu. Variabel Tersebut dapat berupa temperatur, besar butir, berat, lintasan survey dan sebagainya. Dalam geofisika banyak ditemukan data profil, data bor , data pengamatan dalam waktu. Misalnya data letusan gunung api dicatat dalam skala waktu dengan demikian variabel bebasnya adalah waktu. Data anomaly gaya berat pada profil yang menjadi variabel adarah jarak sepanjang profil. Perubahan densitas terhadap temperatur berarti variabel adalah temperatur. Data pengamatan dapat diperoleh dengan jarak yang sama. Pada proses tertentu misalnya untuk filter, korelasi, konvulsi dibutuhkan data dengan interval sama, oleh karena itu dibawah ini dibahas terlebih dahulu bagaimana merobah data menjadi berinterval sama. 1.1.



Membuat Interval data sama



Interpolasi Linier Posisi dan harga jarak yang sama dihitung dengan cara interpolasi linier dari dua titik terdekat. Harga Y” pada X” yang dihitung dengan rumus sbb : Y” =



X



Y



420



5



424



? (Y”) = 7



430



10



Y” = Y” = (5)(4) /10 + 5 = 2 + 5 = 7



19



1.2.



Runs Test



Runs test adalah metoda yang digunakan untuk data dikotomi yaitu mempunyai dua pilihan misalnya muncul tidak muncul. Urutan kemunculan data tersebut dapat diselidiki apakah pergantian kemunculan kedua bentuk tersebut bersifat acak atau tidak. Untuk melihat acak atau tidak digunakan Runs Test dimana satu run adalah urutan yang datanya sama. Sebagai contoh deret data berikut 13 runs (selang tanpa terjadi pergantian kemunculan), Jumlah data H(n1) = 11 dan jumlah data T(n2) = 9 H T HH T H TTT H T H T HH TT HHH 13 runs n1 = 11 n2= 9 Jumlah rata-rata runs estimasi bersifat acak adalah : υ=



Variansi harapannya (expected variance-nya) adalah , δ2u = Z test → Z =



dimana u = jumlah runs



HIPOTESA H0 : υ ≤ u H1 : υ > u Banyak runs H0 di tolak



atau H0 : υ ≥ u atau H1 : υ < u sedikit runs H0 di tolak



Tes seperti ini disebut one-tailed karena daerah penolakannya hanya terdapat pada satu ujung H0 : υ = u H1 : υ ≠ u



ANALISA VARIANSI SATU ARAH MENGGUNAKAN TES F Model anova satu arah (one-way analysis of variance) digunakan untuk pengujian perbedaan antara k rata-rata sampel apabila subyek-subyek observasi atau penelitian ditentukan secara random pada setiap grup atau kelompok perlakuan yang ditentukan. 20



Persamaan linier yang menggambarkan model uji satu arah : Xik = μ + αk + eik Dengan : μ = rata-rta keseluruhan dari semua k populasi klasifikasi. αk = efek klasifikasi dalam k kelompok tertentu darimana nilai data dijadikan sampel. eik = kesalahan random yang tergabung dengan proses sampling Ringkasan anova satu arah dapat dilihat pada tabel 2.8 berikut ini. TABEL 2.8 PROGRAM ANALYSIS OF VARIANCE (ANOVA) Sumber



Jumlah kuadrat



Variansi



(d.f)



Kuadrat



(SS)



Di antara



SSA= -



F test



rata-rata K-1



MSA =



criteria



F=



kelompokkelompok A Diantara



SSE= SST-SSA



N-K



MSE =



dalam samples Total



SST=



N-1



variation



Hipotesis nol dan hipotesis alternative untuk anova satu arah : H0:αk = 0 Ha : αk 10 Jika hipotesis nol benar, berarti : μ1 = μ2 =μ3 = ---= μk CONTOH 2.8 Ada tiga sampel random dari 3 group tenaga kerja berhubungan dengan penurunan produktivitas sbb ; Kelompok A



Kelompok B



Kelompok C



7



11



4



8



9



6



7



9



5



9



8



8



9



12



5



21



8 6 Total Besar sampel



T1= 40



T2=60



T3 = 42



n1 = 5



n2 =6



N3 = 7



Jawab Banyak sampel k =3 Jumlah data ketiga sampel N = n1 + n2 + n3 = 5 + 6 +7 = 18 Perhitungan 1.



Jumlah nilai masing-masing sampel : T1 = 40; T2 = 60; T3 = 42



2.



= 40 + 60 + 42 = 142



3.



( )2 = 20164



4.



Jumlah kuadrat masing-masing kelompok : = +



+ +



= 72 + 82 + 72 + …..+ 52 + 82 + 62 = 1202



5. 6.



+ = 1172



Jumlah kuadrat di antara kelompok-kelompok : SSB = - = 1172 – 20164/18 = 51,778



7.



Jumlah kuadrat di dalam kelompok-kelompok : SSW = -



8.



= 1202 – 1172 = 30



Kuadrat rata-rata di antara kelompok-kelompok ; MSB = = = 25,889 Dengan d.f = K-1 = 3-1 = 2



9.



Kuadrat rata-rata di dalam kelompok-kelompok : MSW = = = 2 Dengan ; d.f = N- K = 15



10. Nilai rasio F didapat dengan : F= =



= 12,94



Analisis: 1.



Hipotesis H0 = penurunan rata-rata pada setiap populasi sama Ha = penurunan rata-rata pada setiap populasi ada yang tidak sama



22



2.



Nilai kritis d.f diantara kriteria kelompok-kelompok (numerator) = K -1 = 3-1 =2 d.f kesalahan sampling (denumerator) = N- K = 18-3 = 15; α = 0,01 F(2;15;0,01)



= 6,36



3.



Nilai hitung ;



4.



Simpulan



F = 12,94



Karena nilai Fhitung = 12,94 lebih besar dari nilai F(2;15;0,01) = 6,36 berarti nilai F hitung berada di daerah penolakan H0. Dengan demikian kita H0 kita tolak dan menerima Ha. ini berarti bahwa ada penurunan pada setiap populasi terhadap tiga kelompok yang tidak sama Contoh :



Kandungan Karbonat dalam Batuan (%)



Replikat



SAMPEL 1



2



3



4



5



1



19,2



18,7



12,5



20,3



19,9



2



18,7



14,3



14,3



22,5



24,3



3



21,3



20,2



8,7



17,6



17,6



4



16,5



17,6



11,4



18,4



20,2



5



17,3



19,3



9,5



15,9



18,4



6



22,4



16,1



16,5



19,0



19,1



Tt1 =115,4



Tt2 =106,2



Tt3 =72,9



Tt4 =113,7



Tt5 =119,5



n1 = 6



n2 = 6



n3 = 6



n4 = 6



n5 = 6



Jawab : Banyak sampel k = 5 Jumlah data ke lima sampel : N = n1 + n2 + n3 + n4 + n5 = 30 Perhitungan : 1.



Jumlah nilai masing-masing sampel Tt1 = 114,4 , Tt2 = 106,2 , Tt3 = 72,9, Tt4 = 113,7 Tt5 = 119,5



2.



ST = 526,7



3.



(ST)2 = 277412,89



4.



Jumlah kuadrat rata-rata masing-masing kelompok : 23



13087,36/6 + 11278,44/6 + 5314,41/6 + 12927,69/6 + 14280,25/6 = 2181,227+ 1879,74 + 885,74 + 2154,62 + 2380,04 = 9481,37 = 9481,31 S(X)2 =



5.



(19,2)2 +



(18,7)2 +(21,3)2 +



(16,5)2 +



(17,3)2 +



(22,4)2 +(18,7)2 +(14,3)2 +(20,2)2 +(17,6)2 +(19,3)2 +(16,1)2 +(12,5)2 +(14,3)2 + (8,7)2 +(11,4)2 +(9,5)2 +(16,5)2 +



(20,3)2 +(22,5)2 +(17,6)2 +(18,4)2 +(15,9)2 +



(19,0)2 + (19,9)2 +(24,3)2 +(17,6)2 + (20,2)2 + (18,4)2 +(19,1)2 = 368,6 + 349,69 + 453,69 + 272,25 + 299,29 + 501,76 + 349,69 + 204,49 + 408,04 + 309,76 + 372,49 + 259,21 + 156,25 + 204,49 + 75,69 + 129,96 + 90,25 + 272,25 + 412,09 + 506,25 + 309.76 + 338.56 + 252,81 + 361 + 396,01 + 590,49 + 309.76 + 408,04 + 338,56 + 364,81 = 9975,75 6.



Jumlah kuadrat diantara kelompok-kelompok SSB = - (ST)2/N = 9481,31 - 277412,89/30 = 9481,31 – 9247,09 = 234,21



7.



Jumlah kuadrat di dalam kelompok-kelompok : SSW = S(X)2 - = 9975 - 9481,31 = 493,69



8.



Kuadrat rata-rata diantara kelompok-kelompok : MSB = = = = 58,55 Dengan d.f. = K -1 = 5-1 =4



9.



Kuadrat rata-rata di dalam kelompok-kelompok : MSW = = = = = 19,75 Dengan : d.f. = N-K = 30 -5 = 25



10. Nilai rasio F didapat dengan : F = = = 2,96 Analisis : Hipotesis 1.



H0 = pengurangan berat rata-rta pada setiap populasi sama Ha = pengurangan berat rata-rata pada setiap populasi ada yang tidak sama



2.



Nilai kritis d.f. di antara kriteria kelompok-kelompok (numerator) = K-1 = 5-1 =4 d.f. kesalahan sampling (denumerator) = N- K = 30 -5 = 25 α = 0,05 F(4;25;0,05) = 2,76



3.



Nilai hitung . F hitung = 2,96 24



4.



Kesimpulan Karena nilai hitung Fhitung = 2,96 lebih besar dari nilai F(4;25;0,05) = 2,76 maka nilai



Fhitung berada didaerah penolakan H0. Dengan demikian kita menolak H0 dan menerima Ha



25