Strategi Pembelajaran Berbasis Aktivitas Siswa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Proses ‎ pembelajaran ‎ di ‎ dalam ‎ kelas ‎ diarahkan ‎ kepada ‎ kemampuan ‎ anak ‎ untuk ‎ menghafal ‎ informasi, ‎ otak ‎ anak ‎ dipaksa ‎ untuk ‎ mengingat ‎ dan ‎ menimbun ‎ berbagai ‎informasi ‎tanpa ‎dituntut ‎untuk ‎memahami ‎informasi ‎yang ‎diingatnya ‎itu







untuk ‎menghubungkan ‎dengan ‎kehidupan ‎sehari-hari. ‎Akibatnya? ‎Ketika ‎anak ‎didik ‎ kita ‎ lulus ‎dari ‎ sekolah, ‎mereka ‎pintar ‎secara ‎ teoritis, ‎akan ‎ tetapi ‎mereka ‎miskin ‎ aplikasi. ‎ Mengajar ‎ bukan ‎ sekedar ‎ menyampaikan ‎ materi ‎ kepada ‎ peserta ‎ didik. ‎ Mengajar ‎merupakan ‎suatu ‎proses ‎mengubah ‎perilaku ‎siswa ‎baik ‎secara ‎intelektual, ‎ sikap ‎ maupun ‎ keterampilan ‎ yang ‎ dimiliki ‎ kearah ‎ yang ‎ diharapkan. ‎ Untuk ‎ itu ‎ seorang ‎ guru ‎ harus ‎ memiliki ‎ kemampuan ‎ khusus ‎ dalam ‎ merancang ‎ dan ‎ mengimplementasikan ‎berbagai ‎strategi ‎pembelajaran ‎yang ‎dianggap ‎cocok ‎dengan ‎ minat ‎dan ‎bakat ‎serta ‎sesuai ‎dengan ‎taraf ‎perkembangan ‎siswa. ‎Itulah ‎sebabnya ‎guru ‎ dapat ‎dikatakan ‎sebagi ‎pekerjaan ‎professional. ‎Salah ‎satu ‎cara ‎untuk ‎meningkatkan ‎ keefektifan ‎ pembelajaran ‎ di ‎ sekolah ‎ adalah ‎ memilih ‎ atau ‎ menetapkan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎yang ‎resmi ‎dengan ‎kondisi ‎yang ‎diprediksi ‎dapat ‎mempengaruhi ‎hasil ‎ belajaran ‎yang ‎akan ‎dicapai ‎oleh ‎siswa. Strategi ‎ Pembelajaran ‎ adalah ‎ perencanaan ‎ yang ‎ berisi ‎ tentang ‎ rangkaian ‎ kegiatan ‎yang ‎didesain ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎pendidikan ‎tertentu. ‎Metode ‎adalah ‎ suatu ‎upaya ‎mengimplementasi ‎rencana ‎yang ‎sudah ‎disusun ‎dalam ‎kegiatan ‎nyata ‎ agar ‎tujuan ‎yang ‎telah ‎disusun ‎tercapai ‎secara ‎optimal. ‎Metode ‎digunakan ‎untuk ‎ merealisasikan ‎strategi ‎yang ‎telah ‎disusun. ‎Pendekatan ‎dapat ‎diartikan ‎sebagai ‎titik ‎ tolak ‎ atau ‎ sudut ‎ pandang ‎ terhadap ‎ proses ‎ pembelajaran. ‎ Strategi ‎ dan ‎ metode ‎ pembelajaran ‎dapat ‎diturunkan ‎dari ‎pendekatan. ‎Rowntree ‎(1974) ‎mengelompokan ‎ strategi ‎pembelajaran ‎ke ‎dalam ‎ ‎ strategi ‎ ‎ penyampaian-penemuan ‎atau ‎expositiondiscovery learning, strategi, ‎ dan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ kelompok ‎ dan ‎ strategi ‎ pembelajaaran ‎individual ‎atau ‎groups-individual learning.



1



Dalam ‎ strategi ‎exposition, bahan ‎ pelajaran ‎ disajikan ‎ kepada ‎ siswa ‎ dalam ‎ bentuk ‎ jadi ‎ dan ‎ siswa ‎ dituntut ‎ untuk ‎ menguasainya ‎ dan ‎ tidak ‎ dituntut ‎ untuk ‎ ‎ mengolahnnya. ‎Dengan ‎demikian, ‎dalam ‎strategi ‎ini ‎guru ‎berperan ‎sebagai ‎pemberi ‎ informasi. ‎Berbeda ‎dengan ‎strategi ‎discovery. Dalam ‎strategi ‎ini, ‎bahan ‎pelajaraan ‎ dicati ‎dan ‎ditemukan ‎sendiri ‎oleh ‎siswa ‎melalui ‎berbagai ‎akrtivitas, ‎sehingga ‎tugas ‎ guru ‎ ‎lebih ‎banyak ‎sebagai ‎fasilitator ‎dan ‎pembimbing ‎bagi ‎siswanya. ‎Prinsip ‎umum ‎ penggunaan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ adalah ‎ tidak ‎ semua ‎ strategi ‎ cocok ‎ digunakan ‎ untuk ‎ mencapai ‎ semua ‎ tujuan ‎ dan ‎ semua ‎ keadaan. ‎ Setiap ‎ strategi ‎ memiliki ‎ kekhasan ‎ sendiri-sendiri ‎dan ‎guru ‎ harus ‎mampu ‎memilih ‎ strategi ‎ yang ‎dianggap ‎ cocok ‎dengan ‎keadaan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan ‎latar ‎belakang ‎masalah ‎diatas, ‎maka ‎rumusan ‎masalah ‎dalam ‎makalah ‎ ini ‎adalah ‎: 1. Apa ‎sajakah ‎pertimbangan ‎dalam ‎pemilihan ‎strategi ‎pembelajaran? 2. Penjelasan ‎tentang ‎strategi, ‎metode, ‎dan ‎pendekatan ‎pembelajaran? 3. Penjelasan ‎tentang ‎prinsip ‎– ‎prinsip ‎penggunaan ‎strategi ‎pembelajaran ‎dalam ‎ proses ‎pembelajaran? 4. Penjelasan ‎Pembelajaran ‎Berorientasi ‎Aktivitas ‎Siswa ‎(PBAS) C. TUJUAN PENULISAN Adapun ‎tujuan ‎dari ‎penulisan ‎makalah ‎ini ‎adalah ‎sebagai ‎berikut ‎: 1. Untuk ‎mengetahui ‎hal ‎– ‎hal ‎yang ‎perlu ‎di ‎perhatikan ‎dalam ‎pemilihan ‎strategi ‎ pembelajaran. 2. Mendeskripsikan ‎ pertimbangan ‎ dan ‎ dasar ‎ dalam ‎ pemilihan ‎ strategi ‎ pembelajaran. ‎ 3. Memahami ‎ prinsip ‎ – ‎ prinsip ‎ dalam ‎ penggunaan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ sesuai ‎dengan ‎konteks ‎standar ‎proses ‎pendidikan. 4. Untuk ‎memenuhi ‎tugas ‎yang ‎di ‎berikan ‎oleh ‎dosen ‎pembimbing ‎mata ‎kuliah.



2



D. MANFAAT PENULISAN Adapun ‎manfaat ‎yang ‎diharapkan ‎dapat ‎tercapai ‎dari ‎makalah ‎ini ‎adalah ‎sebagai ‎ berikut ‎: 1. Guru ‎dapat ‎mengelola ‎proses ‎pembelajaran ‎untuk ‎mencapai ‎hasil ‎yang ‎efektif ‎ dan ‎efisien. 2. Guru ‎dapat ‎mengontrol ‎kemampuan ‎siswa ‎secara ‎teratur. 3. Guru ‎dapat ‎mengetahui ‎bobot ‎soal ‎yang ‎dipelajari ‎siswa ‎pada ‎saat ‎proses ‎belajar ‎ mengajar ‎dimulai. 4. Guru ‎ dapat ‎ memberikan ‎ bimbingan ‎ kepada ‎ siswa, ‎ ketika ‎ siswa ‎ mengalami ‎ kesulitan, ‎misalnya ‎dengan ‎memberikan ‎teknik ‎pengorganisasian ‎materi ‎yang ‎ dipelajari ‎sisiwa, ‎atau ‎teknik ‎belajar ‎yang ‎lain.



3



BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN



STRATEGI,



METODE,



DAN



PENDEKATAN



PEMBELAJARAN Kompetensi ‎ Supervisi ‎ Akademik ‎ merupakan ‎ salah ‎ satu ‎ kompetensi ‎ yang ‎ harus ‎dimiliki ‎oleh ‎para ‎pengawas ‎satuan ‎pendidikan. ‎Kompetensi ‎ini ‎berkenaan ‎ dengan ‎ kemampuan ‎ pengawas ‎ dalam ‎ rangka ‎ pembinaan ‎ dan ‎ pengembangan ‎ kemampuan ‎ guru ‎ untuk ‎ meningkatkan ‎ mutu ‎ pembelajaran ‎ dan ‎ bimbingan ‎ di ‎ sekolah/satuan ‎ pendidikan. ‎ Secara ‎ spesifik ‎ pengawas ‎ satuan ‎ pendidikan ‎ harus ‎ memiliki ‎ kemampuan ‎ untuk ‎ membantu ‎ guru ‎ dalam ‎ mengembangkan ‎ strategi ‎ pembelajaran, ‎serta ‎dapat ‎memilih ‎strategi ‎yang ‎tepat ‎dalam ‎kegiatan ‎pembelajaran. Pada ‎mulanya ‎istilah ‎strategi ‎digunakan ‎dalam ‎dunia ‎militer ‎yang ‎diartikan ‎ sebagai ‎ cara ‎ penggunaan ‎ seluruh ‎ kekuatan ‎ militer ‎ untuk ‎ memenangkan ‎ suatu ‎ peperangan. ‎Seseorang ‎yang ‎berperan ‎dalam ‎mengatur ‎strategi, ‎untuk ‎memenangkan ‎ peperangan ‎sebelum ‎melakukan ‎suatu ‎tindakan. ‎Dalam ‎dunia ‎pendidikan, ‎strategi ‎ diartikan ‎ sebagai ‎a plan, method, or series of activities designes to achieves a particulareducational goal (J.R. ‎ David,c1976). ‎ Jadi ‎ dengan ‎ demikian ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ dapat ‎ diartikan ‎ sebagai ‎ perencanaan ‎ yang ‎ berisi ‎ tentang ‎ rangkaian ‎ kegiatan ‎yang ‎didesain ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎pendidikan ‎tertentu. a. Strategi Pembelajaran Istilah ‎strategi ‎berasal ‎dari ‎Yunani ‎strategia ‎ ’ilmu ‎perang’ ‎atau ‎’panglima ‎ perang’. ‎ Selanjutnya ‎ strategi ‎ diartikan ‎ sebagai ‎ suatu ‎ seni ‎ merancang ‎ operasi ‎ di ‎ dalam ‎peperangan, ‎seperti ‎cara-cara ‎mengatur ‎posisi ‎atau ‎siasat ‎berperang ‎ ‎angkatan ‎ darat ‎atau ‎laut. ‎ ‎Strategi ‎dapat ‎diartikan ‎pula ‎sebagai ‎suatu ‎keterampilan ‎mengatur ‎ suatu ‎kejadian ‎atau ‎hal ‎ikhwal ‎(Hidayat ‎2000:1). Pengertian ‎Strategi ‎pembelajaran ‎cukup ‎beragam ‎walaupun ‎pada ‎dasarnya ‎ sama. ‎Joni ‎(1983) ‎berpendapat ‎bahwa ‎yang ‎dimaksud ‎strategi ‎adalah ‎suatu ‎prosedur ‎ yang ‎ digunakan ‎ untuk ‎ memberikan ‎ suasana ‎ yang ‎konduktif ‎kepada ‎ siswa ‎ dalam ‎ rangka ‎mencapai ‎tujuan ‎pembelajaran. ‎



4



Secara ‎ spesifik ‎ Sherly ‎ (1987) ‎ merumuskan ‎ pengertian ‎ strategi ‎ sebagai ‎ keputusan-keputusan ‎ bertindak ‎ yang ‎ diarahkan ‎ dan ‎ keseluruhannya ‎ diperlukan ‎ untuk ‎mencapai ‎tujuan. Kemp ‎(1995) ‎menjelaskan ‎bahwa ‎strategi ‎pembelajaran ‎adalah ‎suatu ‎kegitan ‎ pembelajaran ‎yang ‎harus ‎dikerjakan ‎guru ‎dan ‎siswa ‎agar ‎tujuan ‎pembelajaran ‎dapat ‎ dicapai ‎secara ‎efektif ‎dan ‎efisien. ‎ ‎ Antony ‎(dalam ‎Hidayat ‎2000: ‎1) ‎menyatakan ‎bahwa ‎strategi ‎adalah ‎suatu ‎ teknik ‎yang ‎digunakan ‎untuk ‎mencapai ‎suatu ‎tujuan. ‎Secara ‎umum ‎strategi ‎diartikan ‎ suatu ‎cara, ‎teknik, ‎taktik, ‎atau ‎siasat ‎yang ‎dilakukan ‎seseorang ‎atau ‎sekelompok ‎ orang ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎yang ‎telah ‎ditentukan ‎(Pringgowidagda ‎2002: ‎88). ‎ Dick ‎dan ‎Carey ‎(1985) ‎yang ‎dikutip ‎oleh ‎Suparman ‎(1993:155) ‎mengatakan ‎ bahwa ‎suatu ‎strategi ‎pembelajaran ‎menjelaskan ‎komponen-komponen ‎umum ‎dari ‎ suatu ‎set ‎bahan ‎pembelajaran ‎dan ‎prosedur-prosedur ‎yang ‎akan ‎digunakan ‎bersama ‎ bahan-bahan ‎tersebut ‎untuk ‎menghasilkan ‎hasil ‎belajar ‎tertentu ‎pada ‎siswa. ‎Dick ‎ dan ‎ Carey ‎ menjelaskan ‎ lima ‎ komponen ‎ umum ‎ strategi ‎ pembelajaran, ‎ yaitu: ‎ a) ‎ kegiatan ‎prapembelajaran, ‎b) ‎penyajian ‎informasi, ‎c) ‎partisipasi ‎siswa, ‎d) ‎tes, ‎dan ‎e) ‎ tindak ‎lanjut. ‎ Berkaitan ‎ dengan ‎ strategi ‎ ini, ‎ ada ‎ kesepakatan ‎ beberapa ‎ ahli. ‎ Mereka ‎ menyatakan ‎bahwa ‎strategi ‎pembelajaran ‎berkenaan ‎dengan ‎pendekatan ‎pengajaran ‎ dalam ‎ mengelola ‎ kegiatan ‎ pembelajaran ‎ untuk ‎ menyampaikan ‎ materi ‎ atau ‎ isi ‎ pelajaran ‎secara ‎sistematik ‎sehingga ‎kemampuan ‎yang ‎diharapkan ‎dapat ‎dikuasai ‎ oleh ‎ siswa ‎ secara ‎ efektif ‎ dan ‎ efisien. ‎ Berdasarkan ‎ pendapat ‎ ini, ‎ konsep ‎ strategi ‎ mencakupi ‎empat ‎ ‎pengertian ‎sebagai ‎berikut ‎(Suparman ‎1993:156). Strategi ‎pembelajaran ‎merupakan ‎hal ‎yang ‎perlu ‎di ‎perhatikan ‎oleh ‎seorang ‎ instruktur, ‎guru, ‎widyaiswara ‎dalam ‎proses ‎pembelajaran. ‎Paling ‎tidak ‎ ada ‎3 ‎jenis ‎ strategi ‎yang ‎berkaitan ‎dengan ‎pembelajaran, ‎yakni: ‎(a) ‎strategi ‎ pengorganisasian ‎ pembelajaran, ‎(b) ‎strategi ‎penyampaian ‎pembelajaran, ‎dan ‎ (c) ‎strategi ‎pengelolaan ‎ pembelajaran. a. Strategi ‎Pengorganisasian ‎Pembelajaran Reigeluth, ‎Bunderson ‎dan ‎Meril ‎(1977) ‎menyatakan ‎strategi ‎mengorganisasi ‎isi ‎ pelajaran ‎ disebut ‎ sebagai ‎ struktural ‎ strategi, ‎ yang ‎ mengacu ‎ pada ‎ cara ‎ untuk ‎ membuat ‎ urutan ‎ dan ‎ mensintesis ‎ fakta, ‎ konsep, ‎ prosedur ‎ dan ‎ prinsip ‎ yang ‎



5



berkaitan. ‎ Strategi ‎pengorganisasian, ‎lebih ‎lanjut ‎dibedakan ‎menjadi ‎dua ‎jenis, ‎ yaitu ‎strategi ‎mikro ‎dan ‎strategi ‎makro. ‎Startegi ‎mikro ‎mengacu ‎kepada ‎metode ‎ untuk ‎pengorganisasian ‎isi ‎pembelajaran ‎yang ‎berkisar ‎pada ‎satu ‎konsep, ‎ ‎atau ‎ prosedur ‎ atau ‎ prinsip. ‎ Strategi ‎ makro ‎ mengacu ‎ kepada ‎ metode ‎ untuk ‎ mengorganisasi ‎ isi ‎pembelajaran ‎yang ‎melibatkan ‎lebih ‎dari ‎satu ‎konsep ‎atau ‎ prosedur ‎ atau ‎ prinsip. ‎ Strategi ‎ makro ‎ berurusan ‎ dengan ‎ bagaimana ‎ memilih, ‎ menata ‎urusan, ‎ membuat ‎sintesis ‎dan ‎rangkuman ‎isi ‎pembelajaran ‎yang ‎saling ‎ berkaitan. ‎Pemilihan ‎ isi ‎berdasarkan ‎tujuan ‎pembelajaran ‎yang ‎ingin ‎dicapai, ‎ mengacu ‎pada ‎ penentapan ‎konsep ‎apa ‎yang ‎diperlukan ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎ itu. ‎Penataan ‎ urutan ‎isi ‎mengacu ‎pada ‎keputusan ‎untuk ‎menata ‎dengan ‎urutan ‎ tertentu ‎ konsep ‎ yang ‎ akan ‎ diajarkan. ‎ Pembuatan ‎ sintesis ‎ diantara ‎ konsep ‎ prosedur ‎ atau ‎ prinsip. ‎ Pembauatn ‎ rangkuman ‎ mengacu ‎ kepada ‎ keputusan ‎ tentang ‎ bagaimana ‎ cara ‎ melakukan ‎ tinjauan ‎ ulang ‎ konsepnserta ‎ kaitan ‎ yang ‎ sudah ‎diajarkan. b. Strategi ‎Penyampaian ‎Pembelajaran. Strategi ‎ penyampaian ‎ isi ‎ pembelajaran ‎ merupkan ‎ komponen ‎ variabel ‎ metode ‎ untuk ‎ melaksanakan ‎ proses ‎ pembelajaran. ‎ Fungsi ‎ strategi ‎ penyampaian ‎ pembelajaran ‎adalah: ‎(1) ‎menyampaikan ‎isi ‎pembelajaran ‎kepada ‎pebelajar, ‎dan ‎ (2) ‎menyediakan ‎informasi ‎atau ‎bahan-bahan ‎yang ‎diperlukan ‎pebelajar ‎untuk ‎ menampilkan ‎unjuk ‎kerja. c. Strategi ‎Pengelolaan ‎Pembelajaran. Strategi ‎pengelolaan ‎pembelajaran ‎merupakan ‎komponen ‎variabel ‎metode ‎yang ‎ berurusan ‎dengan ‎bagaimana ‎menata ‎interaksi ‎antara ‎pebelajar ‎dengan ‎variabel ‎ metode ‎ pembelajaran ‎ lainnya. ‎ Strategi ‎ ini ‎ berkaitan ‎ dengan ‎ pengambilan ‎ keputusan ‎ tentang ‎ strategi ‎ pengorganisasian ‎ dan ‎ strategi ‎ penyampaian ‎ mana ‎ yang ‎ digunakan ‎ selama ‎ proses ‎ pembelajaran. ‎ Paling ‎ tidak, ‎ ada ‎ 3 ‎ (tiga) ‎ klasifikasi ‎penting ‎variabel ‎strategi ‎pengelolaan, ‎yaitu ‎penjadwalan, ‎pembuatan ‎ catatan ‎kemajuan ‎belajar ‎siswa, ‎dan ‎motivasi.



6



b. Metode Istilah ‎metode ‎berasal ‎dari ‎bahasa ‎Yunani ‎methodos ‎ ’jalan’, ‎’cara’. ‎Karena ‎ itu, ‎metode ‎diartikan ‎cara ‎melakukan ‎sesuatu. ‎Dalam ‎dunia ‎pembelajaran, ‎metode ‎ diartikan ‎’cara ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan’. ‎Jadi, ‎metode ‎pembelajaran ‎ ‎dapat ‎diartikan ‎ sebagai ‎ cara-cara ‎ menyeluruh ‎ (dari ‎ awal ‎ sampai ‎ akhir) ‎ dengan ‎ urutan ‎ yang ‎ sistematis ‎ berdasarkan ‎ pendekatan ‎ tertentu ‎ untuk ‎ mencapai ‎ tujuan-tujuan ‎ pembelajaran. ‎ Jadi, ‎ metode ‎ merupakan ‎ cara ‎ melaksanakan ‎ pekerjaan, ‎ sedangkan ‎ pendekatan ‎ bersifat ‎ filosofis, ‎ atau ‎ bersifat ‎ aksioma. ‎ Dengan ‎ demikian, ‎ metode ‎ bersifat ‎ prosedural. ‎ ‎ Artinya, ‎ menggambarkan ‎ prosedur ‎ bagaimana ‎ mencapai ‎ tujuan-tujuan ‎ pengajaran. ‎ Karena ‎ itu, ‎ tepat ‎ bila ‎ dikatakan ‎ bahwa ‎ setiap ‎ metode ‎ pembelajaran ‎mencakup ‎kegiatan ‎sebagai ‎bagian ‎atau ‎komponen ‎metode ‎itu. Dalam ‎menggunakan ‎model ‎mengajar ‎sudah ‎barang ‎tentu ‎guru ‎yang ‎tidak ‎ mengenal ‎ metode ‎ mengajar ‎ jangan ‎ diharap ‎ bisa ‎ melaksanakan ‎ proses ‎ beljarmengajar ‎ dengan ‎ sebaik-baiknya. ‎ Untuk ‎ mendorong ‎ keberhasilan ‎ dalam ‎ proses ‎ belajar-mengajar ‎dibawah ‎ini ‎ada ‎beberapa ‎strategi ‎pembelajaran ‎sebagai ‎metode ‎ untuk ‎proses ‎belajar-mengajar. a. Metode ‎ Ceramah. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ . Ceramah ‎adalah ‎sebuah ‎bentuk ‎interaksi ‎melalui ‎penerangan ‎dan ‎penuturan ‎lisan ‎ dari ‎guru ‎kepada ‎peserta ‎didik. ‎Dalam ‎pelaksanaan ‎ceramah ‎untuk ‎menjelaskan ‎ uraiannya, ‎guru ‎dapat ‎menggunakan ‎alat-alat ‎bantu ‎seperti ‎gambar, ‎dan ‎audio ‎ visual ‎lainnya. ‎Peranan ‎siswa ‎dalam ‎metode ‎ini ‎adalah ‎mendengarkan ‎dengan ‎ teliti ‎dan ‎mencata ‎pokok ‎penting ‎yg ‎dikemukakan ‎oleh ‎guru. b. Metode ‎Tanya ‎– ‎Jawab ‎(Respons) ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Metode ‎Tanya ‎jawab ‎adalah ‎suatu ‎metode ‎didalam ‎pendidikan ‎dan ‎pengajaran ‎ dimana ‎guru ‎bertanya ‎sedangkan ‎murid ‎menjawab ‎tentang ‎bahan ‎materi ‎yang ‎ ingin ‎diperolehnya. c. Metode ‎Diskusi ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Metode ‎diskusi ‎adalah ‎suatu ‎kegiatan ‎kelompok ‎dalam ‎memecahkan ‎masalah ‎ untuk ‎mengambil ‎kesimpulan. d. Metode ‎Pemberian ‎Tugas ‎Belajar ‎(Resitasi). Metode ‎ini ‎sering ‎juga ‎disebut ‎metode ‎pekerjaan ‎rumah ‎yaitu ‎metode ‎dimana ‎



7



murid ‎diberi ‎tugas ‎diluar ‎jam ‎pelajaran. ‎Dalam ‎pelaksanaanya ‎metode ‎ini ‎anakanak ‎ dapat ‎ mengerjakan ‎ tugasnya ‎ tidak ‎ hanya ‎ dirumah ‎ tetapi ‎ dapat ‎ di ‎ perpustakaan, ‎di ‎laboratorium, ‎dan ‎sebagainya ‎untuk ‎di ‎pertanggung ‎jawabkan. e. Metode ‎Demontrasi ‎dan ‎Eksprimen. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Metode ‎demontrasi ‎adalah ‎metode ‎mengajar ‎dimana ‎guru ‎atau ‎orang ‎lain ‎yang ‎ sengaja ‎diminta ‎atau ‎murid ‎sendiri ‎memperlihatkan ‎kepada ‎seluruh ‎kelas ‎suatu ‎ proses, ‎ misalnya ‎ proses ‎ cara ‎ mengambil ‎ wuduk,proses ‎ jalannya ‎ sholat ‎ dua ‎ rakaat ‎ dan ‎ sebagainya. ‎ Metode ‎ eksprimen ‎ adalah ‎ metode ‎ pengajaran ‎ dimana ‎ guru ‎dan ‎murid ‎bersama-sama ‎mengerjakan ‎sesuatu ‎sebagai ‎latihan ‎praktis ‎dari ‎ apa ‎yang ‎diketahui. f. Metode ‎ Kerja ‎ Kelompok. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ . Metode ‎ kerja ‎ kelompok ‎ dalam ‎ rangka ‎ pendidikan ‎ dan ‎ pengajaran ‎ ialah ‎ kelompok ‎dari ‎kumpulan ‎beberapa ‎individu ‎yang ‎bersifat ‎paedagogis ‎yang







didalamnya ‎terdapat ‎adanya ‎hubungan ‎timbale ‎balik ‎antar ‎individu ‎serta ‎sikap







saling ‎percaya. g. Metode ‎Sosiodrama ‎dan ‎Bermain ‎Peranan ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Metode ‎ sosiodrama ‎ adalah ‎ metode ‎ mengajar ‎ dengan ‎ mendemontrasikan ‎ cara ‎ bertingkah ‎ laku ‎ dalam ‎ hubungan ‎ social, ‎ sedangkan ‎ bermain ‎ peranan ‎ menekankan ‎kenyataan ‎dimana ‎para ‎murid ‎diikut ‎sertakan ‎dalam ‎permainan







peranan ‎didalam ‎mendemontrasikan ‎masalah-masalah ‎sosial. h. Metode ‎Karyawisata ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Metode ‎karya ‎wisata ‎sering ‎diberi ‎pengertian ‎sebagai ‎suatu ‎metode ‎pengajaran ‎ yang ‎ dilaksanakan ‎ dengan ‎ cara ‎ bertamasya ‎ diluar ‎ kelas. ‎ Dalam ‎ perjalanan ‎ tamasya ‎ ada ‎ hal-hal ‎ tertentu ‎ yang ‎ telah ‎ direncakan ‎ oleh ‎ guru ‎ untuk ‎ didemonstrasikan ‎pada ‎anak ‎didik, ‎di ‎samping ‎hal-hal ‎yang ‎secara ‎kebetulan ‎ ditemukan ‎dalam ‎tamasya ‎tersebut. i. Metode ‎Mengajar ‎Beregu ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Adalah ‎salah ‎satu ‎cara ‎menyajikan ‎bahan ‎pelajaran ‎ ‎ yang ‎dilakukan ‎bersama ‎ oleh ‎ dua ‎ orang ‎ atau ‎ lebih ‎ kepada ‎ kelompok ‎ pelajar ‎ untuk ‎ mencapai ‎ tujuan ‎ pengajaran. ‎ Guru ‎ yang ‎ menyajikan ‎ bahan ‎ pelajaran ‎ dengan ‎ metode ‎ ini ‎ menyajikan ‎bahan ‎pengajaran ‎yang ‎sama ‎dan ‎dalam ‎waktu ‎yang ‎sama ‎pula.



8



j. Metode ‎Proyek ‎(unit) ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. Adalah ‎ suatu ‎ metode ‎ mengajar ‎ dimana ‎ bahan ‎ pelajaran ‎ di ‎ organisasikan ‎ sedemikian ‎rupa ‎sehingga ‎merupakan ‎suatu ‎keseluruhan ‎atau ‎kesatuan ‎bulat







yang ‎bermakna ‎dan ‎mengandung ‎suatu ‎pokok ‎masalah, ‎adapun ‎factor-faktor







yang ‎harus ‎diperhatikan: •



Sesuai ‎dengan ‎minat, ‎kebutuhan ‎dan ‎pengalaman ‎pelajar.







Setaraf ‎dengan ‎dengan ‎kematangan.







Merangsang ‎ serta ‎ memberikan ‎ kesempatan ‎ kepada ‎ para ‎ pelajar ‎ untuk ‎ menggunakan ‎pikirannya ‎untuk ‎berkreasi ‎dan ‎sudah ‎terencana.



c. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan ‎ pembelajaran dapat ‎ diartikan ‎ sebagai ‎ titik ‎ tolak ‎ atau ‎ sudut ‎ pandang ‎kita ‎terhadap ‎proses ‎pembelajaran, ‎yang ‎merujuk ‎pada ‎pandangan ‎tentang ‎ terjadinya ‎suatu ‎proses ‎yang ‎sifatnya ‎masih ‎sangat ‎umum, ‎di ‎dalamnya ‎mewadahi, ‎ menginsiprasi, ‎ menguatkan, ‎ dan ‎ melatari ‎ metode ‎ pembelajaran ‎ dengan ‎ cakupan ‎ teoretis ‎ tertentu. ‎ Dilihat ‎ dari ‎ pendekatannya, ‎ pembelajaran ‎ terdapat ‎ dua ‎ jenis ‎ pendekatan, ‎ yaitu: ‎ (1) ‎ pendekatan ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ berorientasi ‎ atau ‎ berpusat ‎ pada ‎ siswa ‎ (student centered approach) ‎ dan ‎ (2) ‎ pendekatan ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ berorientasi ‎atau ‎berpusat ‎pada ‎guru ‎(teacher centered approach). Dari ‎pendekatan ‎pembelajaran ‎yang ‎telah ‎ditetapkan ‎selanjutnya ‎diturunkan ‎ ke ‎dalam ‎strategi ‎pembelajaran. ‎Newman ‎dan ‎Logan ‎(Abin ‎Syamsuddin ‎Makmun, ‎ 2003) ‎mengemukakan ‎empat ‎unsur ‎strategi ‎dari ‎setiap ‎usaha, ‎yaitu ‎: •



Mengidentifikasi ‎dan ‎menetapkan ‎spesifikasi ‎dan ‎kualifikasi ‎hasil ‎(out ‎put) ‎dan ‎ sasaran ‎ (target) ‎ yang ‎ harus ‎ dicapai, ‎ dengan ‎ mempertimbangkan ‎ aspirasi ‎ dan ‎ selera ‎masyarakat ‎yang ‎memerlukannya.







Mempertimbangkan ‎ dan ‎ memilih ‎ jalan ‎ pendekatan ‎ utama ‎ (basic ‎ way) ‎ yang ‎ paling ‎efektif ‎untuk ‎mencapai ‎sasaran.







Mempertimbangkan ‎ dan ‎ menetapkan ‎ langkah-langkah ‎ (steps) ‎ yang ‎ akan ‎ dtempuh ‎sejak ‎titik ‎awal ‎sampai ‎dengan ‎sasaran. ‎



9



B. ‎JENIS-JENIS STRATEGI PEMBELAJARAN Rowntree ‎(1974) ‎mengelompokan ‎strategi ‎pembelajaran ‎ke ‎dalam ‎ ‎ strategi ‎ ‎ penyampaian-penemuan ‎ atau ‎exposition-discovery learning, strategi, ‎ dan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ kelompok ‎ dan ‎ strategi ‎ pembelajaaran ‎ individual ‎ atau ‎groupsindividual learning. 1. ‎ ‎ ‎ ‎Strategi ‎Penyampaian ‎(exposition) Strategi ‎ pembelajaran ‎ ekspositori ‎ adalah ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ menekankan ‎ kepada ‎ proses ‎ penyampaian ‎materi ‎secara ‎verbal ‎ dari ‎ seorang ‎guru ‎ kepada ‎ sekelompok ‎ peserta ‎ didik ‎ dengan ‎ maksud ‎ agar ‎ peserta ‎ didik ‎ dapat ‎ menguasai ‎materi ‎pelajaran ‎secara ‎optimal.Berbeda ‎dengan ‎strategi ‎discovery, yang ‎ mana ‎ bahan ‎ pelajaran ‎ dicari ‎ dan ‎ ditemukan ‎ sendiri ‎ oleh ‎ peserta ‎ didik ‎ melalui ‎ berbagai ‎ aktifitas, ‎ sehingga ‎ tugas ‎ pendidik ‎ lebih ‎ banyak ‎ sebagai ‎ fasilitator ‎ dan ‎ pembimbing. ‎Karena ‎sifatnya ‎yang ‎demikian ‎strategi ‎ini ‎sering ‎disebut ‎juga ‎sebagai ‎ strategi ‎pembelajaran ‎tidak ‎langsung. 2. ‎ ‎ ‎ ‎Strategi ‎Kelompok Belajar ‎kelompok ‎dilakukan ‎secara ‎beregu. ‎Bentuk ‎belajar ‎kelompok ‎ini ‎bisa ‎ dalam ‎pembelajaran ‎kelompok ‎besar ‎atau ‎klasikal; ‎atau ‎bisa ‎juga ‎dalam ‎kelompokkelompok ‎ kecil. ‎ Strategi ‎ ini ‎ tidak ‎ memperhatikan ‎ kecepatan ‎ belajar ‎ individual, ‎ semua ‎dianggap ‎sama. ‎Oleh ‎karena ‎itu, ‎dalam ‎belajar ‎kelompok ‎dapat ‎terjadi ‎peserta ‎ didik ‎ yang ‎ memiliki ‎ kemampuan ‎ tinggi ‎ akan ‎ terhambat ‎ oleh ‎ peserta ‎ didik ‎ yang ‎ kemampuannya ‎ biasa-biasa ‎ saja. ‎ Begitu ‎ pula ‎ sebaliknya, ‎ peserta ‎ didik ‎ yang ‎ memiliki ‎ kemampuan ‎ kurang ‎ akan ‎ merasa ‎ tergusur ‎ oleh ‎ peserta ‎ didik ‎ yang ‎ kemampuannya ‎tinggi. 3. ‎ ‎ ‎ ‎Strategi ‎Pembelajaran ‎Individual ‎(groups-individual learning) Strategi ‎ pembelajaran ‎ individual ‎ dilakukan ‎ peserta ‎ didik ‎ secara ‎ mandiri. ‎ Kecepatan, ‎kelambatan, ‎dan ‎keberhasilan ‎siswa ‎sangat ‎ditentukan ‎oleh ‎kemampuan ‎ individu ‎ peserta ‎ didik ‎ yang ‎ bersangkutan. ‎ Bahan ‎ pelajaran ‎ serta ‎ bagaimana ‎ mempelajarinya ‎didesain ‎untuk ‎belajar ‎sendiri. ‎Contoh ‎dari ‎strategi ‎pembelajaran ‎ini ‎ adalah ‎ belajar ‎ melalui ‎ modul ‎ atau ‎ melalui ‎ kaset ‎ audio. ‎ Strategi ‎ pembelajaran ‎ merupakan ‎ kegiatan ‎ yang ‎ dipilih ‎ oleh ‎ pengajar ‎ atau ‎ dosen ‎ dalam ‎ proses ‎



10



pembelajaran ‎ yang ‎ dapat ‎ membantu ‎ dan ‎ memudahkan ‎ peserta ‎ didik ‎ ke ‎ arah ‎ tercapainya ‎tujuan ‎pengajaran ‎tertentu. ‎ Jenis-jenis ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ dapat ‎ dipilah ‎ berdasarkan ‎ karakteristik ‎ sebagai ‎berikut ‎: a. Berdasarkan ‎Rasio ‎Pendidik ‎dan ‎Peserta ‎Didik ‎yang ‎Terlibat ‎dalam ‎Pembelajaran Berdasarkan ‎rasio ‎pendidik ‎dan ‎peserta ‎didik ‎yang ‎terlibat ‎dalam ‎pembelajaran, ‎ terdapat ‎lima ‎jenis ‎strategi ‎pembelajaran, ‎yaitu: 1. ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎oleh ‎seorang ‎pendidik ‎dengan ‎sekelompok ‎ besar ‎(satu ‎kelas) ‎ peserta ‎didik. 2. ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎ oleh ‎ seorang ‎ pendidik ‎ dengan ‎ sekelompok ‎ kecil ‎ (5-7 ‎ orang) ‎ peserta ‎didik. 3. ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎oleh ‎seorang ‎pendidik ‎terhadap ‎seorang ‎peserta ‎didik. 4. ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎oleh ‎satu ‎tim ‎pendidik ‎terhadap ‎sekelompok ‎besar ‎(satu ‎kelas) ‎ peserta ‎didik. 5. ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎oleh ‎satu ‎tim ‎pendidik ‎terhadap ‎sekelompok ‎kecil ‎(5-7 ‎orang) ‎ peserta ‎didik. b. Berdasarkan ‎pola ‎hubungan ‎pendidik ‎dan ‎peserta ‎didik ‎dalam ‎pembelajaran Berdasarkan ‎ pola ‎ hubungan ‎ pendidik ‎ dan ‎ peserta ‎ didik ‎ dalam ‎ pembelajaran, ‎ terdapat ‎tiga ‎jenis ‎strategi ‎pembelajaran, ‎yaitu: 1. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎tatap ‎muka 2. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎melalui ‎media 3. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎tatap ‎muka ‎dan ‎melalui ‎media. ‎ c. Berdasarkan ‎ peranan ‎ pendidik ‎ dan ‎ peserta ‎ didik ‎ dalam ‎ pengelolaan ‎ pembelajaran. Ditinjau ‎ berdasarkan ‎ peranan ‎ pendidik ‎ dan ‎ peserta ‎ didik ‎ dalam ‎ pengelolaan ‎ pembelajaran, ‎pada ‎umumnya ‎ada ‎dua ‎jenis ‎strategi ‎pembelajaran, ‎yaitu: 1. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎yang ‎berpusat ‎pada ‎pendidik ‎(teacher centre). Strategi ‎pembelajaran ‎yang ‎berpusat ‎pada ‎pendidik ‎merupakan ‎strategi ‎yang ‎ paling ‎tuas, ‎disebut ‎juga ‎strategi ‎pembelajaran ‎tradisional. ‎Pengajar ‎berlaku ‎



11



sebagai ‎sumber ‎informasi ‎yang ‎mempunyai ‎posisi ‎sangat ‎dominan. ‎Pengajar ‎ harus ‎ berusaha ‎ mengalihkan ‎ pengetahuan ‎ dan ‎ menyampaikan ‎ informasi ‎ sebanyak-banyaknya ‎ kepada ‎ peserta ‎ didik. ‎ Teknik ‎ penyajian ‎ yang ‎ paralel ‎ dengan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ ini ‎ adalah ‎ teknik ‎ ceramah, ‎ teknik ‎ sumbangsaran, ‎teknik ‎demonstrasi. 2. Pembelajaran ‎yang ‎berpusat ‎pada ‎peserta ‎didik ‎(student centre) Strategi ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ berpusat ‎ kepada ‎ peserta ‎ didik, ‎ atau ‎ disebut ‎ student center strategies, ‎bertitik ‎tolak ‎pada ‎sudut ‎pandang ‎yang ‎memberi ‎arti ‎ bahwa ‎ mengajar ‎ merupakan ‎ usaha ‎ menciptakan ‎ sistem ‎ lingkungan ‎ yang ‎ mengoptimalkan ‎kegiatan ‎belajar. ‎Dalam ‎proses ‎pembelajaran ‎peserta ‎didik ‎ berusaha ‎ secara ‎ aktif ‎ untuk ‎ mengembangkan ‎ dirinya ‎ di ‎ bawah ‎ bimbingan ‎ pendidik. ‎ Teknik ‎ penyajian ‎ yang ‎ paralel ‎ dengan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ ini ‎ adalah ‎ teknik ‎ inkuiri, ‎ teknik ‎ diskusi, ‎ teknik ‎ kerja ‎ kelompok, ‎ teknik ‎ nondirektif ‎dan ‎teknik ‎penyajian ‎kasus. d. Berdasarkan ‎peranan ‎pendidik ‎dan ‎peserta ‎didik ‎dalam ‎mengolah ‎ “pesan” ‎atau ‎ materi ‎pembelajaran. Berdasarkan ‎peranan ‎pendidik ‎dan ‎peserta ‎didik ‎dalam ‎mengolah ‎“pesan” ‎atau ‎ materi ‎pembelajaran, ‎terdapat ‎dua ‎jenis ‎strategi ‎pembelajaran, ‎yaitu: 1. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎Ekspositorik Strategi ‎ekspositorik ‎merupakan ‎strategi ‎berbentuk ‎penguraian, ‎baik ‎berupa ‎ bahan ‎tertulis ‎maupun ‎penjelasan ‎atau ‎penyajian ‎verbal. ‎Pengajar ‎mengolah ‎ materi ‎secara ‎tuntas ‎sebelum ‎disampaikan ‎di ‎kelas. ‎Strategi ‎pembelajaran ‎ini ‎ menyiasati ‎agar ‎semua ‎aspek ‎dari ‎komponen-komponen ‎pembentuk ‎sistem ‎ instruksional ‎mengarah ‎pada ‎sampainya ‎isi ‎pelajaran ‎kepada ‎peserta ‎didik ‎ secara ‎langsung. ‎Teknik ‎penyajian ‎yang ‎paralel ‎dengan ‎strategi ‎ini ‎adalah ‎ teknik ‎ceramah, ‎teknik ‎diskusi, ‎teknik ‎interaksi ‎massa, ‎teknik ‎antardisiplin, ‎ teknik ‎simulasi. 2. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎Heuristik Strategi ‎pembelajaran ‎heuristik ‎adalah ‎strategi ‎pembelajaran ‎yang ‎bertolak ‎ belakang ‎dengan ‎strategi ‎pembelajaran ‎ekspositorik ‎karena ‎dalam ‎strategi ‎ini ‎ peserta ‎ didik ‎ diberi ‎ kesempatan ‎ untuk ‎ berperan ‎ dominan ‎ dalam ‎ proses ‎



12



pembelajaran. ‎Strategi ‎ini ‎menyiasati ‎agar ‎aspek-aspek ‎komponen ‎pembentuk ‎ sistem ‎instruksional ‎mengarah ‎pada ‎pengaktifan ‎peserta ‎didik ‎mencari ‎dan ‎ menemukan ‎sendiri ‎fakta, ‎prinsip, ‎dan ‎konsep ‎yang ‎mereka ‎butuhkan. ‎ Dalam ‎strategi ‎heuristik ‎pengajar ‎pertama-tama ‎mengarahkan ‎peserta ‎ didik ‎ kepada ‎ data-data ‎ terpilih, ‎ selanjutnya ‎ peserta ‎ didik ‎ merumuskan ‎ kesimpulan ‎berdasarkan ‎data-data ‎tersebut. ‎Bila ‎kesimpulan ‎tepat, ‎tercapailah ‎ tujuan ‎strategi. ‎Sebaliknya, ‎bila ‎kesimpulan ‎salah, ‎pengajar ‎bisa ‎memberikan ‎ data ‎baru ‎sampai ‎peserta ‎didik ‎memperoleh ‎kesimpulan ‎yang ‎tepat. e. Berdasarkan ‎proses ‎berpikir ‎dalam ‎mengolah ‎“pesan” ‎atau ‎materi ‎pembelajaran Berdasarkan ‎proses ‎berpikir ‎dalam ‎mengolah ‎“pesan” ‎atau ‎materi ‎pembelajaran, ‎ terdapat ‎tiga ‎strategi ‎pembelajaran, ‎yaitu: 1. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎Deduktif Dalam ‎strategi ‎pembelajaran ‎deduktif, ‎pesan ‎diolah ‎mulai ‎hal ‎umum ‎menuju ‎ kepada ‎hal ‎yang ‎khusus, ‎dari ‎hal-hal ‎yang ‎abstrak ‎kepada ‎hal-hal ‎yang ‎nyata, ‎ dari ‎konsep-konsep ‎yang ‎abstrak ‎kepada ‎contoh-contoh ‎yang ‎konkret, ‎dari ‎ sebuah ‎ premis ‎ menuju ‎ kesimpulan ‎ yang ‎ logis. ‎ Langkah-langkah ‎ dalam ‎ strategi ‎deduktif ‎meliputi ‎tiga ‎tahap. ‎Pertama, ‎pengajar ‎memilih ‎pengetahuan ‎ untuk ‎diajarkan. ‎Kedua, ‎pengajar ‎memberikan ‎pengetahuan ‎kepada ‎peserta ‎ didik. ‎ Ketiga, ‎ pengajar ‎ memberikan ‎ contoh ‎ dan ‎ membuktikannya ‎ kepada ‎ peserta ‎ didik. ‎ Teknik ‎ penyajian ‎ pelajaran ‎ yang ‎ paralel ‎ dengan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎deduktif ‎adalah ‎teknik ‎ceramah. 2. ‎ ‎ ‎ ‎Pembelajaran ‎Induktif Strategi ‎pembelajaran ‎induktif ‎adalah ‎pengolahan ‎pesan ‎yang ‎dimulai ‎dari ‎ hal-hal ‎yang ‎khusus, ‎dari ‎peristiwa-peristiwa ‎yang ‎bersifat ‎individual ‎menuju ‎ generalisasi, ‎dari ‎pengalaman-pengalaman ‎empiris ‎yang ‎individual ‎menuju ‎ kepada ‎ konsep ‎ yang ‎ bersifat ‎ umum. ‎ Menurut ‎ Kenneth ‎ B ‎ Anderson ‎ ada ‎ beberapa ‎langkah ‎untuk ‎menentukan ‎strategi ‎pembelajaran ‎induksi. ‎Pertama, ‎ pengajar ‎ memilih ‎ bagian ‎ dari ‎ pengetahuan, ‎ aturan ‎ umum, ‎ prinsip, ‎ konsep ‎ yang ‎ akan ‎ diajarkan. ‎ Kedua, ‎ pengajar ‎ menyajikan ‎ contoh-contoh ‎ spesifik ‎ untuk ‎dijadikan ‎bagian ‎penyusunan ‎hipotesis. ‎Ketiga, ‎bukti-bukti ‎disajikan ‎ dengan ‎maksud ‎membenarkan ‎atau ‎menyangkal ‎berbagai ‎hipotesis ‎tersebut. ‎



13



Ke ‎ empat, ‎ menyimpulkan ‎ bukti ‎ dan ‎ contoh-contoh ‎ tersebut. ‎ Teknik ‎ penyajian ‎yang ‎paralel ‎adalah ‎teknik ‎penemuan, ‎teknik ‎penyajian ‎kasus, ‎dan ‎ teknik ‎nondirektif. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ C. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran Pertimbangan ‎ pada ‎ dasarnya ‎ adalah ‎ proses ‎ penambahan ‎ informasi ‎ dan ‎ kemampuan ‎ baru. ‎ Beberapa ‎ hal ‎ yang ‎ perlu ‎ dipertimbangkan ‎ dalam ‎ menentukan ‎ strategi ‎pembelajaran ‎yang ‎akan ‎dipilih, ‎sebagai ‎berikut: 1. Pertimbangan ‎yang ‎berhubungan ‎tujuan ‎yang ‎ingin ‎dicapai, ‎semakin ‎kompleks ‎ tujuan ‎yang ‎ingin ‎dicapai ‎maka ‎semakin ‎rumit ‎strategi ‎yang ‎akan ‎dirancang. ‎ Tujuan ‎ pembelajaran ‎ berkenaan ‎ dengan ‎ aspek ‎ kognitif, ‎ afektif ‎ atau ‎ psikomotorik, ‎ sehingga ‎ kompleksitas ‎ tujuan ‎ berimplikasi ‎ pada ‎ rancangan ‎ strategi ‎dan ‎keterampilan ‎lain ‎yang ‎dibutuhkan ‎untuk ‎pencapaiannya. Pertanyaan-pertanyaan ‎yang ‎dapat ‎diajukan ‎: •



Apakah ‎tujuan ‎pembelajaran ‎yang ‎ingin ‎dicapai ‎berkenaan ‎dengan ‎ ‎aspek ‎ kognitif, ‎afektif ‎dan ‎psikomotor ‎?







Bagaimana ‎ kompleksitas ‎ tujuan ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ ingin ‎ dicapai, ‎ apakah ‎ tingkat ‎tinggi ‎atau ‎rendah ‎?







Apakah ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎itu ‎keterampilan ‎dan ‎akademis ‎



2. Pertimbangan ‎yanng ‎berhubungan ‎dengan ‎bahan ‎atau ‎materi ‎yang ‎pembelajaran, ‎ berkaitan ‎dengan ‎ konten ‎yang ‎ akan ‎dipelajari, ‎prasyarat ‎ tertentu ‎dan ‎ sumber ‎ belajar ‎yang ‎dibutuhkan ‎: •



Apakah ‎materi ‎pelajaran ‎itu ‎berupa ‎fakta, ‎konsep,hukum ‎atau ‎teori ‎tertentu ‎?







Apakah ‎untuk ‎mempelajari ‎materi ‎pembelajaran ‎itu ‎memerlukan ‎persyaratan ‎ tertentu ‎atau ‎tidak ‎?







Apakah ‎tersedia ‎buku-buku ‎sumber ‎untuk ‎mempelajari ‎materi-materi ‎itu ‎?



3. Pertimbangan ‎dari ‎sudut ‎siswa, ‎strategi ‎yang ‎dipilih ‎harus ‎sesuai ‎dengan ‎situasi ‎ dan ‎ kondisi ‎ siswa, ‎ seperti ‎ tingkat ‎ kematangan ‎ siswa, ‎ minat ‎ siswa ‎ dan ‎ gaya ‎ belajar ‎siswa ‎: 14







Apakah ‎strategi ‎pembelajaran ‎ssesuai ‎dengan ‎tingkat ‎kematangan ‎sisiwa ‎?







Apakah ‎strategi ‎pembelajaran ‎itu ‎sesuai ‎dengan ‎minat, ‎bakat, ‎dan ‎ ‎ kondisi ‎ siswa ‎?







Apakah ‎strategi ‎pembelajaran ‎itu ‎sesuai ‎dengan ‎gaya ‎belajar ‎siswa?



4. Pertimbangan ‎dari ‎strategi ‎itu ‎sendiri ‎atau ‎lainnya ‎: •



Apakah ‎untuk ‎mencapai ‎tujuan ‎hanya ‎cukup ‎dengan ‎satu ‎strategi ‎saja ‎?







Apakah ‎strategi ‎yang ‎kita ‎tetapkan ‎dianggap ‎satu-satunya ‎strategi ‎yang ‎dapat ‎ digunakan ‎?







Apakah ‎strategi ‎itu ‎memiliki ‎nilai ‎efektifitas ‎dan ‎efisiensi ‎?



5. Fasilitas Yang ‎termasuk ‎dalam ‎faktor ‎fasilitas ‎ini ‎antara ‎lain ‎adalah ‎praga, ‎ruang ‎ waktu, ‎ buku-buku, ‎ perpustakaan, ‎ kerapatan ‎ tempat ‎ dan ‎ alat-alat ‎ praktikum, ‎ fasilitas ‎ini ‎turut ‎menentukan ‎metode ‎mangajar ‎yang ‎akan ‎di ‎pakai ‎oleh ‎guru. ‎ Pengaruh ‎ fasilitas ‎ dan ‎ pemilihan ‎ serta ‎ penentuan ‎ metode ‎ ini ‎ ternyata ‎ dalam ‎ situasi ‎di ‎mana ‎metode ‎Demonstrasi ‎dan ‎Ekperiment ‎tidak ‎dapat ‎dipakai ‎karena ‎ tidak ‎tersedianya ‎alat-alat ‎dan ‎bahan-bahan ‎untuk ‎mengadakan ‎demontrasi ‎dan ‎ eksperimen/percobaan. Dalam ‎ proses ‎ pembelajaran, ‎ lingkungan ‎ fisik ‎ dalam ‎ kelas ‎ dapat ‎ mendukung ‎ atau ‎ menghambat ‎ kegiatan ‎ belajar ‎ aktif. ‎ Di ‎ sini ‎ guru ‎ dapat ‎ mengubah ‎ tata ‎ letak ‎ bangku ‎ dan ‎ meja ‎ agar ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ lebih ‎ menyenangkan ‎dan ‎menantang, ‎suatu ‎tata ‎letak ‎bangku ‎yang ‎beda ‎dari ‎biasanya ‎ akan ‎akan ‎membantu ‎siswa ‎dalam ‎mengingat ‎materi ‎yang ‎diajarkan ‎pada ‎saat ‎ itu. ‎Melvin ‎L ‎Silberman ‎memberikan ‎beberapa ‎contoh ‎tata-letak ‎kursi ‎dan ‎meja ‎ yang ‎ dapat ‎ dilakukan ‎ oleh ‎ guru ‎ dalam ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ aktif, ‎ seperti; ‎ bentuk, ‎gaya ‎tim, ‎meja ‎konferensi, ‎lingkaran, ‎kelompok ‎pada ‎kelompok, ‎ruang ‎ kerja, ‎pengelompokan ‎berpencarformasi ‎tanda ‎pangkat, ‎ruang ‎kelas ‎tradisional ‎ dan ‎ auditorium. ‎ Sekolah ‎ yang ‎ memiliki ‎ peralatan ‎ dan ‎ media ‎ yang ‎ lengkap, ‎ gedung ‎yang ‎baik, ‎dan ‎sumber ‎belajar ‎yang ‎memadai ‎akan ‎memudahkan ‎guru ‎ dalam ‎memilih ‎metode ‎yang ‎bervariasi.



15



6. Situasi Yang ‎termasuk ‎dalam ‎situasi ‎disini ‎ialah ‎keadaan ‎peserta ‎didik ‎(yang ‎ menyangkut ‎kelelahan ‎mereka, ‎semangat ‎mereka) ‎keadaan ‎cuaca, ‎keadaan ‎guru, ‎ keadaan ‎kelas ‎yang ‎berdekatan ‎yang ‎diberikan ‎pelajaran ‎dengan ‎metode ‎tertentu. Terdapat ‎beberapa ‎saran ‎di ‎dalam ‎memperkaya ‎situasi ‎atau ‎lingkungan ‎kelas, ‎ yaitu: ‎1. ‎dengan ‎memperkaya ‎kelas ‎dengan ‎warna ‎dan ‎2. ‎Dengan ‎memberikan ‎ wangi-wangian/ ‎aroma. ‎Menurut ‎Morton ‎Walker ‎dalm ‎bukunya ‎The ‎Power ‎of ‎ Color ‎(1991), ‎menegaskan ‎bahwa ‎setiap ‎warna ‎memiliki ‎panjang ‎gelombang, ‎ dari ‎ultraviolet ‎hingga ‎inframerah ‎(atau ‎merah ‎hingga ‎biru) ‎dapat ‎mempengaruhi ‎ tubuh ‎ dan ‎ otak ‎ kita ‎ secara ‎ berbeda. ‎ Contoh ‎ warna ‎ biru ‎ dapat ‎ memberikan ‎ ketenangan, ‎meningkatkan ‎perasaan ‎nyaman. ‎Dan ‎begitu ‎juga ‎dengan ‎aroma, ‎ Dave ‎Maier ‎mengatakan ‎wewangian ‎benar-benar ‎dapat ‎berpengaruh ‎positif ‎pada ‎ pemrosesan ‎mental, ‎contohnya ‎kayu ‎manis ‎dapat ‎menambah ‎kegembiraan ‎dan ‎ kebaikan. ‎Banyak ‎hal ‎yang ‎dapat ‎dilakukan ‎guru ‎untuk ‎menambah ‎kenyamanan, ‎ keasyikan ‎belajar ‎di ‎dalam ‎kelas ‎maupun ‎di ‎luar ‎kelas. 7. Partisipasi Paritsipasi ‎adalah ‎turut ‎aktif ‎dalam ‎suatu ‎kejadian. ‎Apabila ‎guru ‎ingin ‎ agar ‎peserta ‎didik ‎turut ‎aktif ‎sama ‎merata ‎dalam ‎suatu ‎kegiatan, ‎guru ‎tersebut ‎ tentunya ‎ akan ‎ menggunakan ‎ metode ‎ kerja ‎ kelompok/demikian ‎ pula ‎ apabila ‎ peserta ‎ didik ‎ di ‎ kehendaki ‎ turut ‎ berpartisipasi ‎ dalam ‎ suatu ‎ kegiatan ‎ ilmiah, ‎ misalnya ‎ mengumpulkan ‎ data ‎ yang ‎ kemudian ‎ disajikan ‎ dalam ‎ pembahasan ‎ ilmiah ‎ maka ‎ tentunya ‎ guru ‎ akan ‎ menggunakan ‎ metode ‎ unit ‎ atau ‎ metode ‎ seminar. Dalam ‎ pembelajaran ‎ aktif ‎ partisipasi ‎ siswa ‎ sangat ‎ diperlukan ‎ ada ‎ beberapa ‎cara ‎untuk ‎menyusun ‎diskusi ‎dan ‎mendapatkan ‎respon ‎dari ‎siswa ‎pada ‎ saat ‎kapan ‎saja ‎selama ‎pelajaran, ‎yaitu ‎; ‎diskusi ‎terbuka, ‎kartu ‎jawaban, ‎jejakpendapat, ‎ diskusi ‎ sub ‎ kelompok, ‎ mitra ‎ belajar, ‎ penyemangat, ‎ panel, ‎ ruang ‎ terbuka, ‎permainan ‎dan ‎memanggil ‎acara ‎selanjutnya. Dari ‎beberapa ‎hal ‎yang ‎dipertimbangkan ‎di ‎atas, ‎sebagai ‎guru ‎yang ‎telah ‎ menempah ‎ diri ‎ melalui ‎ proses ‎ pendidikan ‎ dan ‎ pengalaman ‎ akan ‎ memiliki ‎ daya ‎



16



intuisi ‎dalam ‎menentukan ‎strategi ‎yang ‎tepat ‎yang ‎dapat ‎diterapkan ‎pada ‎proses ‎ pembelajaran ‎di ‎kelas. ‎Bahwa ‎proses ‎yang ‎baik ‎diasumsikan ‎dapat ‎menghasilkan ‎ produk ‎ yang ‎ baik, ‎ maka ‎ guru ‎ sepatutnya ‎ menyediakan ‎ lingkungan ‎ belajar ‎ yang ‎ kondusif ‎bagi ‎perkembangan ‎anak. D. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran dalam Konteks Standar Proses Pendidikan. Prinsip ‎umum ‎penggunaan ‎strategi ‎pembelajaran ‎adalah ‎tidak ‎semua ‎strategi ‎ cocok ‎digunakan ‎untuk ‎mencapai ‎semua ‎tujuan ‎dan ‎semua ‎keadaan. ‎Setiap ‎strategi ‎ memiliki ‎ kekhasan ‎ sendiri-sendiri ‎ dan ‎ guru ‎ harus ‎ mampu ‎ memilih ‎ strategi ‎ yang ‎ dianggap ‎cocok ‎dengan ‎keadaan. ‎Oleh ‎karena ‎itu, ‎guru ‎harus ‎memahami ‎prinsipprinsip ‎umum ‎penggunaan ‎strategi ‎pembelajaran ‎sebagi ‎berikut: •



Strategi ‎pembelajaran ‎harus ‎berorientasi ‎pada ‎tujuan ‎yang ‎ingin ‎dicapai.







Strategi ‎pembelajaran ‎harus ‎dapat ‎mendorong ‎aktivitas ‎siswa.







Strategi ‎pembelajaran ‎harus ‎dapat ‎memperhatikan ‎individualitas ‎siswa.







Strategi ‎pemgnbelajaran ‎harus ‎dapat ‎mengembangkan ‎seluruh ‎aspek ‎kepribadian ‎ siswa ‎secara ‎terintegrasi. Yang ‎dimaksud ‎dengan ‎prinsip ‎– ‎prinsip ‎dalam ‎bahasa ‎ini ‎adalah ‎hal ‎– ‎hal ‎



yang ‎harus ‎diperhatikan ‎dalam ‎menggunakan ‎strategi ‎pembelajaran. ‎Prinsip ‎umum ‎ penggunaan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ adalah ‎ tidak ‎ semua ‎ strategi ‎ cocok ‎ digunakan ‎ untuk ‎ mencapai ‎ semua ‎ tujuan ‎ dan ‎ semua ‎ keadaan. ‎ Setiap ‎ strategi ‎ memiliki ‎ kekhasan ‎ sendiri-sendiri ‎dan ‎guru ‎ harus ‎mampu ‎memilih ‎ strategi ‎ yang ‎dianggap ‎ cocok ‎ dengan ‎ keadaan. ‎ Oleh ‎ karena ‎ itu, ‎ guru ‎ harus ‎ memahami ‎ prinsip-prinsip ‎ umum ‎penggunaan ‎strategi ‎pembelajaran ‎sebagai ‎berikut: 1. Berorintasi ‎pada ‎tujuan Dalam ‎sistem ‎pembelajaran ‎tujuan ‎merupakan ‎komponen ‎yang ‎utama. ‎Ini ‎ sangat ‎ penting, ‎ sebab ‎ mengajar ‎ adalah ‎ proses ‎ yang ‎ bertujuan. ‎ Oleh ‎ karenanya ‎ keberhasilan ‎suatu ‎strategi ‎pembelajaran ‎dapat ‎ditentukan ‎dari ‎keberhasilan ‎siswa ‎ mencapai ‎tujuan ‎pembelajaran. ‎Apabila ‎kita ‎ingin ‎siswa ‎terampil ‎computer ‎maka ‎ tidak ‎ mungkin ‎menggunakan ‎strategi ‎ penyampain ‎(bertutur), ‎ untuk ‎mencapai ‎ itu ‎ sisiwa ‎harus ‎praktek ‎secara ‎langsung. 17



2. Aktivitas Belajar ‎bukanlah ‎menghafal ‎sejumlah ‎fakta ‎atau ‎informasi. ‎Belajar ‎adalah ‎ berbuat; ‎memperoleh ‎pengalaman ‎tertentu ‎sesuai ‎dengan ‎tujuan ‎yang ‎diharapkan. ‎ Karena ‎ itu, ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ harus ‎ dapat ‎ mendorong ‎ aktifitas ‎ siswa. ‎ Bukan ‎ hanya ‎aktifitas ‎fisik ‎saja ‎tetapi ‎harus ‎bisa ‎mendorong ‎aktifitas ‎fsikis. 3. Individualitas Mengajar ‎adalah ‎usaha ‎mengembangkan ‎setiap ‎individu ‎siswa. ‎Walaupun ‎ kita ‎mengajar ‎pada ‎sekelompok ‎siswa, ‎namun ‎pada ‎hakikatnya ‎yang ‎ingin ‎kita ‎capai ‎ adalah ‎perubahan ‎perilaku ‎terhadap ‎setiap ‎siswa. 4. ‎Integritas Mengajar ‎harus ‎dipandang ‎sebagai ‎usaha ‎mengembangkan ‎seluruh ‎pribadi ‎ siswa. ‎ Strategi ‎ pembelajaran ‎ harus ‎ dapat ‎ mengembangkan ‎ seluruh ‎ aspek ‎ kepribadian ‎ siswa ‎ terintegrasi. ‎ Di ‎ dalam ‎ pengguanaan ‎ ‎ metode ‎ diskusi ‎ targetnya ‎ tidak ‎ hanya ‎ pengembangan ‎ aspek ‎ intelektualitas ‎ saja ‎ tetapi ‎ harus ‎ mendorong ‎ mereka ‎ agar ‎ berkembang ‎ secara ‎ keseluruhan, ‎ misalnya ‎ agar ‎ dapat ‎ menghargai ‎ pendapat ‎ orang ‎ lain, ‎ agar ‎ dapat ‎ mengeluarkan ‎ gagasan, ‎ agar ‎ dapat ‎ bersikap ‎ jujur,tenggang ‎rasa ‎dan ‎lain-lain. Begitu ‎ pula ‎ menurut ‎Peraturan Pemerintah No. 19 BAB IV Pasal 19 mengatakan ‎ bahwa ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ pada ‎ suatu ‎ pendidikan ‎ deselenggarakan ‎ secara ‎interaktif, ‎inspiratif, ‎menyenangkan, ‎menantang, ‎memotivasi, ‎peserta ‎didik ‎ untuk ‎ berpartisipasi ‎ aktif, ‎ serta ‎ memberikan ‎ ruang ‎ yang ‎ cukup ‎ bagi ‎ prakarsa, ‎ kreativitas, ‎dan ‎kemandirian, ‎sesuai ‎dengan ‎bakat, ‎minat, ‎dan ‎perkembangan ‎fisik, ‎ serta ‎psikologis ‎peserta ‎didik. Sesuai ‎dengan ‎isi ‎peraturan ‎pemerintah ‎diatas, ‎maka ‎ada ‎sejumlah ‎prinsip ‎ khusus ‎dalam ‎pengelolaan ‎pembelajaran, ‎sebagai ‎berikut: 1. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Interaktif Prinsip ‎ interaktif ‎ mengandung ‎ makna ‎ bahwa ‎ mengajar ‎ bukan ‎ hanya ‎ sekedar ‎menyampaikan ‎pengetahuan ‎dari ‎guru ‎ke ‎siswa. ‎Dengan ‎demikian, ‎ proses ‎proses ‎pembelajaran ‎adalah ‎proses ‎interaksi ‎baik ‎antara ‎guru ‎dan ‎siswa, ‎



18



antara ‎siswa ‎dan ‎siswa, ‎maupun ‎anatara ‎siswa ‎dan ‎lingkungannya. ‎Dengan ‎ interaksi ‎siswa ‎akan ‎mampu ‎berkembang ‎baik ‎mental ‎maupun ‎intelektual. 2. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Inspiratif Proses ‎ yang ‎ memungkinkan ‎ siswa ‎ untuk ‎ mencoba ‎ dan ‎ melakukan ‎ sesuatu. ‎Oleh ‎karena ‎itu, ‎guru ‎mesti ‎membuka ‎berbagai ‎kemungkinan ‎yang ‎ dapat ‎ dikerjakan ‎ siswa. ‎ Biarkan ‎ siswa ‎ berbuat ‎ dan ‎ berpikir ‎ sesuai ‎ dengan ‎ inspirasinya ‎sendiri. 3. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Menyenangkan Potensi ‎siswa ‎akan ‎berkembang ‎manakala ‎siswa ‎terbebas ‎dari ‎rasa ‎takut, ‎dan ‎ menegangkan. 4. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Menantang Proses ‎ pembelajaran ‎ adalah ‎ proses ‎ yang ‎ menantang ‎ siswa ‎ untuk ‎ mengembangkan ‎ kemapuan ‎ berpikir ‎ yakni ‎ merangsang ‎ kerja ‎ otak ‎ secara ‎ maksimal. ‎ Untuk ‎ itu ‎ dalam ‎ hal-hal ‎ tertentu ‎ sebaiknya ‎ guru ‎ memberikan ‎ informasi ‎ yang ‎ “meragukan” ‎ kemudian ‎ karena ‎ keraguan ‎ itulah ‎ siswa ‎ terangsang ‎untuk ‎membuktukannya. 5. ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Motivasi Motivasi ‎adalah ‎aspek ‎yang ‎sangat ‎penting ‎untuk ‎membelajarkan ‎siswa. ‎ Tanapa ‎adanaya ‎motivasi, ‎tidak ‎mungkin ‎siswa ‎memiliki ‎kemauan ‎untuk ‎belajar. ‎ Guru ‎harus ‎dapat ‎menunjukan ‎pentingnya ‎pengalaman ‎dan ‎materi ‎belajar ‎bagi ‎ kehidupan ‎siswa, ‎agar ‎siswa ‎akan ‎belajar ‎bukan ‎hanya ‎untuk ‎memperoleh ‎nilai ‎ atau ‎pujian ‎akan ‎tetapi ‎didorong ‎oleh ‎keinginan ‎untuk ‎memenuhi ‎kebutuhannya. E. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) Dalam ‎ standar ‎ proses ‎ pendidikan, ‎ pembelajaran ‎ didesain ‎ untuk ‎ membelajarkan ‎siswa. ‎Artinya, ‎system ‎pembelajaran ‎menempatkan ‎siswa ‎sebagai ‎ subjek ‎ belajar. ‎ Dengan ‎ kata ‎ lain, ‎ pembelajaran ‎ berorientasi ‎ pada ‎ aktivitas ‎ siswa ‎ (PBAS). Ada ‎ beberapa ‎ asumsi ‎ perlunya ‎ pembelajaran ‎ berorientasi ‎ pada ‎ aktivitas ‎ siswa: •



Asumsi ‎Filosofis ‎tentang ‎pendidikan 19



Bahwa ‎ pendidikan ‎merupakan ‎usaha ‎sadar ‎ mengembangkan ‎manusia ‎menuju ‎ kedewasaan, ‎baik ‎kedewasaan ‎intelektual, ‎social, ‎maupun ‎kedewasaan ‎moral. •



Asumsi ‎Tentang ‎Siswa ‎sebagai ‎Subjek ‎belajar Asumsi ‎ini ‎menggambarkan ‎bahwa ‎anak ‎didik ‎bukanlah ‎objek ‎yang ‎harus ‎di ‎ jejali ‎dengan ‎informasi, ‎tetapi ‎mereka ‎adlah ‎subjek ‎yang ‎memiliki ‎potensi ‎dan ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ seharusnya ‎ diarahkan ‎ untuk ‎ mengembangkan ‎ seluruh ‎ potensi ‎yang ‎dimiliki ‎anak ‎didik ‎itu.







Asumsi ‎tentang ‎guru Adalah ‎guru ‎yang ‎betanggung ‎jawab, ‎memiliki ‎kemampuan ‎yang ‎profesional, ‎ kode ‎etik ‎dan ‎peran ‎sebagi ‎sumber ‎belajar. ‎







Asumsi ‎yang ‎berkaitan ‎dengan ‎proses ‎pengajaran Adalah ‎bahwa ‎proses ‎pengajaran ‎direncanakan ‎dan ‎di ‎laksanakan ‎sebagai ‎suatu ‎ sistem.



1. Konsep dan tujuan PBAS. Konsep ‎ PBAS ‎ adalah ‎ ‎sesuatu ‎ pendekatan ‎ dalam ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ menekankan ‎kepada ‎aktivitas ‎siswa ‎secara ‎optimal ‎untuk ‎memperoleh ‎hasil ‎belajar ‎ berupa ‎perpaduan ‎antara ‎aspek ‎kognitif, ‎afektif, ‎dan ‎psikomotor ‎secara ‎seimbang. ‎ Maka ‎dari ‎itu ‎dari ‎konsep ‎tersebut ‎ada ‎2 ‎poin ‎yang ‎harus ‎di ‎pahami, ‎yaitu: • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Dipandang ‎dari ‎segi ‎proses ‎pembelajaran. PBSA ‎ menekankan ‎ kepada ‎ aktivitas ‎ siswa ‎ secara ‎ optimal, ‎ artinya ‎ PBSA ‎ ini ‎ menghendaki ‎keseimbangan ‎antara ‎aktivitas ‎fisik, ‎mental, ‎termasuk ‎emosional ‎ dan ‎aktivitas ‎intelektual. ‎ • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Dipandang ‎dari ‎hasil ‎belajar PBSA ‎menghendaki ‎hasil ‎belajar ‎yang ‎seimbang ‎dan ‎terpadu ‎antara ‎kemampuan ‎ intelektual ‎(kognitif), ‎sikap ‎(afektif), ‎dan ‎keterampilan ‎(psikomotor). ‎Artinya, ‎ PBSA ‎pembentukan ‎siswa ‎secara ‎utuh ‎merupakan ‎tujuan ‎utama ‎dalam ‎proses ‎ pembelajaran. Tujuan ‎PBSA ‎diantaranya ‎adalah:



20







Meningkatkan ‎kualitas ‎pembelajaran ‎agar ‎lebih ‎bermakna.







Mengembangkan ‎seluruh ‎potensi ‎yang ‎dimiliki. Maka ‎ jelas ‎ PBSA ‎ berbeda ‎ dengan ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ sekarang ‎



banyak ‎ berlangsung, ‎ yang ‎ bukan ‎ hanya ‎ membentuk ‎ manusia ‎ yang ‎ cerdas, ‎ akan ‎ tetapi ‎ juga ‎ yang ‎ lebih ‎ penting ‎ adalah ‎ membentuk ‎ manusia ‎ yang ‎ bertaqwa ‎ dan ‎ memiliki ‎keterampilan ‎di ‎samping ‎memiliki ‎sikap ‎budi ‎pekerti ‎yang ‎luhur. 2. Peran guru dalam implementasi PBAS Pembelajaran ‎berorientasi ‎aktifitas ‎siswa ‎dilihat ‎dari ‎segi ‎guru ‎merupakan ‎ suatu ‎ strategi ‎ yang ‎ dipilih ‎ guru ‎ agar ‎ keaktifan ‎ siswa ‎ dalam ‎ kegiatan ‎ belajar ‎ mengajar ‎ berlangsung ‎ secara ‎ optimal, ‎ Dalam ‎ implementasi ‎ pembelajaran ‎ berorientasi ‎aktifitas ‎siswa, ‎guru ‎tidak ‎berperan ‎sebagai ‎satu-satunya ‎sumber ‎belajar ‎ yang ‎bertugas ‎menuangkan ‎materi ‎pelajaran ‎kepada ‎siswa, ‎tetapi ‎yang ‎lebih ‎penting ‎ adalah ‎ bagaimana ‎ memfasilitasi ‎ siswa ‎ agar ‎ belajar. ‎ Oleh ‎ karena ‎ itu, ‎ penerapan ‎ pembelajaran ‎berorientasi ‎aktifitas ‎siswa ‎menuntut ‎guru ‎untuk ‎kreatif ‎dan ‎inovatif ‎ sehingga ‎ mampu ‎ menyesuaikan ‎ kegiatan ‎ mengajaranya ‎ dengan ‎ gaya ‎ dan ‎ karakteristik ‎belajar ‎siswa. ‎Untuk ‎itu ‎ada ‎beberapa ‎kegiatan ‎yang ‎dapat ‎dilakukun ‎ guru, ‎diantaranya ‎adalah ‎: ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎. •



Adanya ‎usaha ‎untuk ‎membina ‎dan ‎mendorong ‎subjek ‎didik ‎dalam ‎menigkatkan ‎ kegairahan ‎serta ‎partisipasi ‎siswa ‎secara ‎aktif.







Adanya ‎ kemampuan ‎ guru ‎ untuk ‎ melakukan ‎ peran ‎ sebagai ‎ inovator ‎ maupun ‎ motivator ‎terhadap ‎hal-hal ‎baru ‎dibidang ‎masing-masing ‎dalam ‎proses ‎belajar ‎ mengajar.







Adanya ‎sikap ‎tidak ‎mendominasi ‎kegiatan ‎belajar ‎mengajar.







Adanya ‎pemberian ‎kesempatan ‎kepada ‎siswa ‎untuk ‎belajar ‎menurut ‎cara, ‎irama ‎ maupun ‎tingkat ‎kemampuan ‎masing-masing.







Adanya ‎ kemampuan ‎ untuk ‎ menggunakan ‎ berbagai ‎ macam ‎ strategi ‎ belajar ‎ mengajar ‎ dan ‎ menggunakan ‎ multimedia ‎ maupun ‎ multi ‎ metode ‎ dalam ‎ proses ‎ belajar ‎mengajar. Dalam ‎ implementasi ‎ PBAS, ‎ guru ‎ tidak ‎ berperan ‎ sebagai ‎ satu-



satunya ‎ sumber ‎ ‎belajar ‎ yang ‎ bertugas ‎ menuangkan ‎ materi ‎ pelajaran ‎ kepada ‎ siswa, ‎ tetapi ‎ yang ‎ lebih ‎penting ‎adalah ‎bagaimana ‎memfasilitasi ‎siswa ‎ 21



agar ‎belajar. ‎Oleh ‎karena ‎itu, ‎penerapan ‎P B A S ‎ m e n u n t u t ‎ g u r u ‎ u n t u k ‎ k r e a t i f ‎ dan







inovatif







sehingga







mampu







m e n y e s u a i k a n k e g i a t a n ‎



m e n g a j a r a n y a ‎ d e n g a n ‎ g a y a ‎ d a n ‎ k a r a k t e r i s t i k ‎ b e l a j a r ‎ s i s w a . ‎ U n t u k ‎ i t u ‎ a d a ‎beberapa ‎kegiatan ‎yang ‎dapat ‎dilakukun ‎guru, ‎diantaranya ‎adalah ‎: •



Mengemukakan ‎berbagai ‎alternative ‎tujuan ‎pembelalajaran ‎yang ‎harus ‎ dicapai ‎sebelum ‎kegiatan ‎pembelajaran ‎dimulai. ‎







Menyusun ‎tugas-tugas ‎belajar ‎bersama ‎siswa.







Memberikan ‎informasi ‎tentang ‎kegiatan ‎pembelajaaan ‎yang ‎harus ‎dilakukan.







Memberikan ‎motivasi, ‎mendorong ‎siswa ‎untuk ‎belajar, ‎membimbing, ‎ dan ‎lain ‎sebagainya ‎melalui ‎pengajuan ‎pertanyaan-pertanyaan.







Memberikan ‎bantuan ‎pelayanan ‎pada ‎siswa ‎yang ‎membutuhkan.







Membantu ‎siswa ‎dalam ‎menarik ‎suatu ‎kesimpulan. Penerapan ‎ PBAS ‎ dalam ‎ Proses ‎ Pembelajaran ‎dalam ‎ kegiatan ‎ belajar ‎



mengajar ‎ PBAS ‎ diwujudkan ‎ dalam ‎ berbagai ‎ bentuk ‎kegiatan, ‎ seperti ‎ mendengarkan, ‎berdiskusi, ‎memproduksi ‎sesuatu, ‎menyusun ‎laporan,memecahkan ‎ masalah, ‎dan ‎lain ‎sebagainya. ‎Keaktifan ‎siswa ‎ada ‎yang ‎secara ‎lanngsung ‎dapat ‎ diamati ‎ dan ‎ ada ‎ pula ‎ yang ‎ tidak ‎ dapat ‎ secara ‎ langsung ‎ teramati. ‎ Kadar ‎ PBAS ‎tidak ‎hanya ‎ditentukan ‎oleh ‎aktivitas ‎fisik ‎semata, ‎akan ‎tetapi ‎juga ‎ ditentukan ‎oleh ‎aktivitas ‎nonfisik ‎seperti ‎mental, ‎intelektual, ‎dan ‎emosional. 3. Penerapan PBAS dalam proses pembelajaran Dalam ‎kegiatan ‎belajar ‎mengajar ‎PBSA ‎diwujudkan ‎dalam ‎berbagai ‎bentuk ‎ kegiatan, ‎ seperti ‎ mendengarkan, ‎ berdiskusi, ‎ memproduksi ‎ sesuatu, ‎ menyusun ‎ laporan, ‎memecahkan ‎masalah ‎dan ‎lain ‎sebaginya. Untuk ‎mengetahui ‎apakah ‎suatu ‎proses ‎pembelajaran ‎memiliki ‎kadar ‎PBSA ‎ yang ‎ tinggi, ‎ sedang, ‎ atau ‎ rendah, ‎ dapat ‎ kita ‎ lihat ‎ dari ‎ kriteria ‎ penerapan ‎ PBSA ‎ dalam ‎ proses ‎ pembelajaran. ‎ Kriteria ‎ tersebut ‎ menggambarkan ‎ sejauh ‎ mana ‎ keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎pembelajaran, ‎yaitu ‎dalam ‎: a. Proses ‎perencanaan. •



Adanya ‎keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎merumuskan ‎tujuan ‎pembelajaran. 22







Adanya ‎keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎menyusun ‎rancangan ‎pembelajaran.







Adanya ‎keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎menentukan ‎dan ‎memilih ‎sumber ‎belajar ‎ yang ‎diperlukan.







Adanya ‎ keterlibatan ‎ siswa ‎ dalam ‎ menentukan ‎ dan ‎ mengadakan ‎ media ‎ pembelajaran ‎yang ‎akan ‎digunakan.



b. Proses ‎pembelajaran. •



Adanya ‎ keterlibatan ‎ siswa ‎ baik ‎ secara ‎ fisik, ‎ mental, ‎ emosional ‎ maupun ‎ intelektual ‎dalam ‎setiap ‎proses ‎pembelajaran.







Siswa ‎belajar ‎langsung, ‎(experiential ‎learning).







Adanya ‎keinginan ‎siswa ‎untuk ‎menciptakan ‎iklim ‎belajar ‎yang ‎kondusif.







Keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎mencari ‎dan ‎memanfaatkan ‎setiap ‎sumber ‎belajar ‎ yang ‎tersedia ‎yang ‎dianggap ‎relevan ‎dengan ‎tujuan ‎pembelajaran.







Adanya ‎keterlibatan ‎siswa ‎dalam ‎melakukan ‎prakarsa ‎seperti ‎menjawab ‎dan ‎ mengajukan ‎pertanyaan, ‎berusaha ‎memecahkan ‎masalah.







Terjadinya ‎interaksi ‎yang ‎multi ‎arah, ‎baik ‎antar ‎siswa ‎dengan ‎siswa, ‎maupun ‎ siswa ‎dengan ‎guru. ‎



c.



Kegiatan ‎evaluasi ‎pembelajaran. •



Adanya ‎keterlibatan ‎siswa ‎untuk ‎mengevaluasi ‎sendiri ‎hasil ‎pembelajaran ‎ yang ‎telah ‎dilakukan.







Keterlibatan ‎siswa ‎secara ‎mandiri ‎untuk ‎melaksanakan ‎tes ‎dan ‎tugas-tugas ‎ yang ‎harus ‎dikerjakan.







Kemauan ‎siswa ‎untuk ‎menyusun ‎laporan ‎baik ‎tertulis ‎maupun ‎secara ‎lisan ‎ berkenaan ‎hasil ‎belajar ‎yang ‎diperolehnya. ‎



4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS Keberhasilan ‎ penerapan ‎ PBSA ‎ dalam ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ dapat ‎ dipengaruhi ‎oleh ‎beberapa ‎faktor, ‎diantaranya: a. Guru.



23



Guru ‎merupakan ‎ujung ‎tombak ‎yang ‎sangat ‎menentukan ‎keberhasilan ‎penerapan ‎ PBSA ‎karena ‎guru ‎berhadapan ‎langsung ‎dengan ‎murid. ‎Ada ‎beberapa ‎hal ‎yang ‎ yang ‎mempengaruhi ‎keberhasilan ‎PBSA ‎dipandang ‎dari ‎sudut ‎guru, ‎yaitu: • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Kemampuan ‎guru. Guru ‎ yang ‎ memiliki ‎ kemampuan ‎ yang ‎ tinggi ‎ akan ‎ bersikap ‎ kreatif ‎ dan ‎ inovatif ‎yang ‎selamanya ‎akan ‎mencoba ‎dan ‎mencoba ‎menerapkan ‎berbagai ‎ penemuan ‎baru ‎yang ‎dianggap ‎lebih ‎baik ‎untuk ‎membelajarkan ‎siswa. • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Sikap ‎professional ‎guru. Guru ‎yang ‎professional ‎selamanya ‎akan ‎berusaha ‎untuk ‎mencapai ‎hasil ‎yang ‎ optimal. ‎ Karena ‎ PBSA ‎ tidak ‎ akan ‎ berhasil ‎ diimplementasikan ‎ oleh ‎ guru ‎ yang ‎memiliki ‎motivasi ‎yang ‎rendah. • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Latar ‎belakang ‎pendidikan ‎dan ‎pengalaman ‎mengajar ‎guru. Dengan ‎latar ‎belakang ‎pendidikan ‎yang ‎tinggi, ‎memungkinkan ‎guru ‎memiliki ‎ pandangan ‎dan ‎wawasan ‎yang ‎luas ‎terhadap ‎variable-variabel ‎pembelajaran.



b. Sarana ‎belajar. Dengan ‎ adanya ‎ sarana ‎ dan ‎ prasarana ‎ maka ‎ proses ‎ pembelajaran ‎ PBSA ‎ akan ‎ berjalan ‎sesuai ‎dengan ‎tujuan. ‎Diantara ‎sarana ‎yang ‎harus ‎tersedia ‎adalah: • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Ruang ‎kelas. Kondisi ‎ ruang ‎ kelas ‎ merupakan ‎ faktor ‎ sarana ‎ yang ‎ menentukan ‎ keberhasilan, ‎yang ‎meliputi ‎:  Luas ‎ruang ‎kelas.  Penataan ‎ruang ‎kelas.  Ventilasi ‎ruang ‎kelas.  Desain ‎tempat ‎duduk ‎siswa. • ‎ ‎ ‎ ‎ ‎ ‎Media ‎dan ‎sumber ‎belajar. PBSA ‎ merupakan ‎ pendekatan ‎ pembelajaran ‎ yang ‎ menggunakan ‎ multimetode ‎ dan ‎ multimedia. ‎ Artinya ‎ siswa ‎ memungkinkan ‎ belajar ‎ dari ‎ berbagai ‎ sumber ‎ informasi ‎ secara ‎ mandiri. ‎ Media ‎ yang ‎ diperlukan ‎ diantaranya ‎adalah: 24



 ‎ ‎Media ‎grafis.  ‎ ‎Media ‎elektronik Oleh ‎karena ‎itu, ‎keberhsilan ‎penerapan ‎PBSA ‎akan ‎sangat ‎dipengaruhi ‎ oleh ‎ketersediaan ‎dan ‎pemanfaatan ‎media ‎dan ‎sumber ‎belajar. c.



Lingkungan ‎belajar Lingkungan ‎ belajar ‎ merupakan ‎ faktor ‎ lain ‎ yang ‎ dapat ‎ mempengaruhi ‎ keberhasilan ‎ PBSA. ‎ Ada ‎ dua ‎ hal ‎ yang ‎ termasuk ‎ kedalam ‎ faktor ‎ lingkungan ‎ belajar, ‎yaitu: •



Lingkungan ‎fisik. Meliputi ‎keadaan ‎dan ‎kondisi ‎sekolah, ‎misalnya: ‎jumlah ‎kelas, ‎laboratorium, ‎ perpustakaan, ‎ kantin, ‎ kamar ‎ kecil, ‎ jumlah ‎ guru ‎ serta ‎ lokasi ‎ sekolah ‎ itu ‎ berada.







Lingkungan ‎psikologi. Adalah ‎iklim ‎social ‎yang ‎ada ‎di ‎lingkungan ‎sekolah ‎itu. ‎Misalnya: ‎  Keharmonisan ‎hubungan ‎antara ‎guru ‎dengan ‎guru.  ‎ ‎Keharmonisan ‎hubungan ‎antara ‎guru ‎dengan ‎kepala ‎sekolah.  ‎ ‎Keharmonisan ‎hubungan ‎antara ‎pihak ‎sekolah ‎dengan ‎orang ‎tua. Oleh ‎ karena ‎ itu, ‎ tidak ‎ mungkin ‎ PBSA ‎ dapat ‎ di ‎ laksanakan ‎ dengan ‎



sempurna ‎manakala ‎tidak ‎terjalin ‎hubungan ‎yang ‎baik ‎antara ‎semua ‎pihak ‎yang ‎ terlibat.



25



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Beberapa ‎prinsip-prinsip ‎yang ‎mesti ‎dilakukan ‎oleh ‎pengajar ‎dalam ‎memilih ‎ strategi ‎ ‎ pembelajaran ‎ secara ‎ tepat ‎ dan ‎ akurat, ‎ pertimbangan ‎ tersebut ‎ mesti ‎ berdasarkan ‎ pada ‎ penetapan ‎ seperti ‎ : ‎ Tujuan ‎ Pembelajaran, ‎ Aktivitas ‎ dan ‎ Pengetahuan ‎ Awal ‎ Siswa, ‎ Integritas ‎ Bidang ‎ Studi ‎ atau ‎ Pokok ‎ Bahasan, ‎ Alokasi ‎ Waktu ‎ dan ‎ Sarana ‎ Penunjang, ‎ Jumlah ‎ Siswa, ‎ Pengalaman ‎ dan ‎ Kewibawaan ‎ Pengajar. Prinsip ‎– ‎prinsip ‎dalam ‎bahasa ‎ini ‎adalah ‎hal ‎– ‎hal ‎yang ‎harus ‎diperhatikan ‎ dalam ‎ menggunakan ‎ strategi ‎ pembelajaran. ‎ Prinsip ‎ umum ‎ penggunaan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎adalah ‎tidak ‎semua ‎strategi ‎cocok ‎digunakan ‎untuk ‎mencapai ‎semua ‎ tujuan ‎dan ‎semua ‎keadaan. ‎Setiap ‎strategi ‎memiliki ‎kekhasan ‎sendiri-sendiri ‎dan ‎ guru ‎harus ‎mampu ‎memilih ‎strategi ‎yang ‎dianggap ‎cocok ‎dengan ‎keadaan. ‎Oleh ‎ karena ‎ itu, ‎ guru ‎ harus ‎ memahami ‎ prinsip-prinsip ‎ umum ‎ penggunaan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ sebagai ‎ berikut: ‎ Berorintasi ‎ pada ‎ tujuan, ‎ Aktivitas, ‎ Individualitas, ‎ Integritas, ‎Menyenangkan, ‎Menantang, ‎Motivasi. B. SARAN 1. Penulis ‎berharap ‎kepada ‎seluruh ‎pendidik ‎agar ‎dapat ‎merubah ‎paradigm ‎lama ‎ menjadi ‎paradigma ‎baru ‎yang ‎tidak ‎hanya ‎mengajar ‎menyampaikan ‎materi, ‎oleh ‎ karena ‎itu ‎seorang ‎pendidik ‎harus ‎dpat ‎menerapkan ‎strategi ‎pembelajaran ‎yang ‎ sesuai ‎ dengan ‎ materi ‎ ajar. ‎ Dengan ‎ demikian ‎ pendidik ‎ harus ‎ dapat ‎ mempertimbangkan ‎ dalam ‎ pemilihan ‎ strategi ‎ pembelajaran ‎ Sehingga ‎ dapat ‎ memahami ‎prinsip ‎penggunaannya ‎dalam ‎proses ‎pendidikan.



26



2. Penulis ‎juga ‎menyadari ‎bahwa ‎dalam ‎penyusunan ‎makalah ‎ini ‎terdapat ‎banyak ‎ kekurangan, ‎oleh ‎karena ‎itu ‎kritik ‎dan ‎saran ‎pembaca ‎sangat ‎diharapkan ‎untuk ‎ menyempurnakan ‎makalah ‎ini. ‎Atas ‎kritik ‎dan ‎saran ‎pembaca ‎diucapkan ‎terima ‎ kasih.



DAFTAR PUSTAKA Wina ‎ (2006). ‎Strategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas



Siswa. Prenada ‎ Media ‎



Grup, ‎hal ‎124-146 Wina ‎(2009), ‎Strategi Pembelajaran ‎Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: ‎ Kencana, ‎hlm. ‎128-129 Joni, ‎T. ‎Rakaa ‎(1980). ‎Strategi Belajar Mengajar. ‎Jakarta: ‎P3G. Joni, ‎ T. ‎ Rakaa ‎ (1980). ‎Cara Belajar Siswa Aktif: Wawasan Kependidikan dan Pembaruan Pendidikan Guru. ‎Malang: ‎IKIP ‎Malang. ‎ Wina ‎ (2005). ‎Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasisi Kompetensi. ‎ Jakarta: ‎Kencana, ‎Prenada ‎Media ‎Group. Wina ‎(2006). ‎Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. ‎Prenada ‎ Media ‎Grup. ‎Jakarta. http://www.scribd.com/search? query=Strategi+Pembelajaran+Berorientasi+Aktivitas+Siswa, ‎24 November 2013 http://teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-StrategiPembelajaran-dan-Pemilihannya, ‎24 November 2013



27