Strategi Pembelajaran Dalam Profesi Keguruan: Tugas Resume [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PROFESI KEGURUAN TUGAS RESUME Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Beajar Mengajar Dosen Pengampu: Dr. Hj. Popon Sumarni, S.Ag., M.Pd.



Disusun Oleh: Sisti Nurrohmah



PAI/IVA



020.011.0027



FAKULTAS TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SILIWANGI BANDUNG 2022



IDENTITAS BUKU Judul



: Strategi Pembelajaran Dalam Profesi Keguruan



Pengarang



: Prof. Dr.Karwono, M.Pd Achmad Irfan Muzni, M.Psi., Psikolog



Penerbit



: PT Raja Grafindo Persada, Depok



Dicetak oleh : Kharisma Putra Utama Offset Cetakan



: 2020



KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa saya panjatkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan resume ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar. Tidak lupa juga shalawat serta salam saya curah limpahkan kepada nabi Muhammad Saw. Kemudian saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan resume ini. Sehingga resume ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Saya menyadari bahwasannya resume ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran maupun kritikan dari berbagai pihak. Saya harap semoga resume ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.



Bandung, November 2022



Penyusun



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ..i DAFTAR ISI ................................................................................................................... .ii BAB 1



GURU DAN TUGASNYA DALAM PEMBELAJARAN A. Guru dan Tugasnya…………………………………………………………. B. Perubahan Paradigma Guru dalam Pembelajaran…………………………. C. Meningkatkan Kredibilitas Tugas Guru……………………………………



BAB 2



HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN A. Pengertian Strategi Pembelajaran…………………………………………….. B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran…………………………………………… C. Beberapa Istilah yang Terkait dengan Strategi Pembelajran……………………. D. Prinsip-prinsip Belajar dan Pembelajaran



BAB 3 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK A. Perkembangan Peserta Didik………………………………………………….. B. Perbedaan Individu dalam Pembelajaran…………………………………… C. Teori Pengolahan Informasi dalam Sistem Memori……………………….. D. Pembelajaran Berpijak pada Teori Pengolah Informasi,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,, BAB 4 PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN A. Klarifikasi Variabel dalam Pembelajaran……………………………………….. B. Klarifikasi Strategi Pembelajaran……………………………………………… C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran……………………….. BAB 5 METODE PEMBELAJARAN A. Metode Ceramah………………………………………………………….. B. Metode Demonstrasi…………………………………………………………. C. Metode Diskusi……………………………………………………………… D. Metode Simulasi………………………………………………………………….. E. Metode Tugas dan Resitasi…………………………………………………… F. Metode Tanya Jawab…………………………………………………………….. G. Metode Kerja Kelompok…………………………………………………………. H. Metode Problem Selving………………………………………………………… I. Metode Sistem Regu (Team Teaching)……………………………………..



J. Metode Latihan (Drill)…………………………………………………………… K. Metode Karyawisata (Field-Trip)…………………………………………….. L. Strategi Pembelajaran Ekspositori……………………………………………….. BAB 6 PENGEMBANGAN SIASAT PEMBELAJARAN A. Tujuan Pembelajaran…………………………………………………………. B. Karakteristik Bahan Ajar……………………………………………………. C. Siasat Pembelajaran……………………………………………………………. D. Tindak Lanjut Pembelajaran………………………………………………… E. Pengayaan dan Perbaikan……………………………………………………. BAB 7 MASALAH PENGELOLAAN KELAS A. Masalah Perorangan…………………………………………………………… B. Masalah Kelompok………………………………………………………….. BAB 8



PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN A. Perlunya Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Pembelajaran…………………… B. Perkembangan Sumber Belajar………………………………………………… C. Fungsi Sumber Belajar………………………………………………………… D. Peran Sumber Belajar dalam Pembelajaran………………………………….. E. Pola-pola Instruksional……………………………………………………….



BAB 9



KETERAMPILAN DASAR DALAM PEMBELAJARAN A. Konsep Guru dalam Pembelajaran……………………………………………… B. Konsep Dasar dan Proses Pembelajaran………………………………………… C. Keterampilan Dasar Guru dalam Pembelajaran………………………………… D. Instrumen Keterampilam Dasar Pembelajaran…………………………………



ii



BAB 1 GURU DAN TUGASNYA DALAM PEMBELAJARAN A. Guru dan Tugasnya Sekolah merupakan tempat yang strategis untuk melaksanakan rekayasa pedagogis guna mewujudkan kelangsungan hidup kebudayaan dan peradaban masyarakat. Dalam UU No.20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guru memainkan peran penting dalam transformasi budaya melalui sistem persekolahan, khususnya dalam menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan. untuk itu diperlukan guru yang memiliki kemampuan akademik, dan profesional yang memadai, mutu kepribadian yang mantap, serta menghayati profesinya sebagai guru. Profesi keguruan merupakan kegiatan yang membutuhkan berbagai keterampilan, sedangkan keterampilan tersebut memerlukan pelatihan, baik berupa latihan keterampilan yang terbatas maupun keterampilan yang terintegrasi dan mandiri. Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyebutkan bahwa guru dan dosen harus menguasai empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial, dan kompetensi profesional. - Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dan dosen mengelola proses pembelajaran peserta didik seorang guru yang mempunyai kompetensi pedagogik minimal telah menguasai bidang sulit tertentu, ilmu pendidikan, baik metode pembelajaran, maupun pendekatan pembelajaran. -Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian guru dan dosen yang mantap, berakhlak mulia, berwibawa, dan menjadi teladan bagi peserta didiknya. - Kompetensi Sosial



Kompetensi sosial ialah kemampuan seorang guru dan dosen untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru, orang tua, dan masyarakat sekitar. - Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Sepuluh kemampuan dasar, dalam pembelajaran yang harus dikuasai guru mulai dari pelaksanaan mikro teaching dimulai dari keterampilan yang biasanya digunakan dalam situasi pembelajaran yang lebih didominasi guru sampai dengan keterampilan yang lebih memberikan kesempatan bagi terjadinya kadar lebih tinggi keterlibatan dan prakarsa peserta didik. kegiatan operasional dalam pembelajaran yang lebih terstruktur seperti keterampilan Membuka pelajaran, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, serta keterampilan menggunakan bahasa sampai dengan yang lebih terbuka yang lebih memberi kesempatan bagi terjadinya kadar lebih tinggi keterlibatan dan prakarsa peserta didik.keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas, dan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan. Tugas guru dalam pembelajaran merupakan perbuatan yang kompleks, yaitu penggunaan secara integratif sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan pembelajaran dengan harapan pesan Pembelajaran dapat mudah diterima oleh peserta didik sehingga terjadi perubahan perilaku pada diri peserta didik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. B. Perubahan Paradigma Guru dalan Pembelajaran Reformasi di bidang pendidikan khususnya pembelajaran telah mulai tergulir dan banyak diperbincangkan, namun harus diakui bahwa reformasi itu masih sebatas wacana ketimbang tindakan konkret. Dalam dunia pendidikan telah terjadi perubahan regulasi yang mendasar yaitu dengan adanya: 1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen 3. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Terminologi yang dipakai dalam regulasi tersebut menunjukkan bahwa kata mengajar tidak dipergunakan lagi, tetapi menggunakan kata pembelajaran, demikian juga kata peserta didik sebagai pengganti murid. Penggunaan istilah tersebut membawa



perubahan mendasar karena pijakan secara filosofis antara mengajar dan pembelajaran berbeda. Mengajar adalah terjemahan dari teaching secara deskriptif mengajar diartikan sebagai Proses penyampaian informasi atau pengetahuan dari guru pada peserta didik. Proses penyampaian ini sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. teks ini transfer tidak diartikan dengan pemindahan seperti mentransfer uang, maka jumlah uang yang dimiliki seseorang akan berkurang bahkan hilang setelah ditransfer pada orang lain. sebagai sebuah proses menyampaikan atau menanamkan ilmu mengajar mempunyai karakteristik: 1. Proses perguruan berorientasi pada guru (teacher centeted) 2. Peserta didik dianggap sebagai objek belajar 3. Kegiatan buruan terjadi pada tempat dan waktu tertentu 4. Tujuan utama keguruan adalah penguasaan materi buruan Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan dari kata instruksional, pembelajaran berpijak pada psikologi kognitif holistik yang selanjutnya diikuti pandangan konstruktif,humanistik dan setetusnya. Pembelajaran juga dipengaruhi adanya perkembangan teknologi, bahwa belajar dapat dipermudah melalui berbagai sumber belajar selain guru/dosen sehingga mengubah peran guru dalam pembelajaran. Peran guru lebih ditekankan kepada Bagaimana merancang atau mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk dimanfaatkan peserta didik dalam belajar.



C. Meningkatkan Kreadibilitas Tugas Guru Bergesernya paradigma pembelajaran dari pembelajaran yang berorientasi pada guru pada pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik menuntut guru untuk memiliki seperangkat keterampilan dasar yang diperlukan dalam pembelajaran guru perlu memiliki sejumlah kemampuan yang menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar yang lebih memberi kesempatan bagi terjadinya peningkatan kadar keterlibatan dan prakarsa peserta didik sesuai dengan karakteristik yang dimiliki peserta didik dan materi pembelajaran. Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) memainkan peran penting dalam pembentukan profesi keguruan khususnya pada segi-segi kecakapan guru maka lptk perlu ditata dan dikembangkan agar menghasilkan lulusan yang secara akademik dan profesional serta kepribadian yang berkelayakan. Sedangkan pembinaan mutu kepribadian calon guru harus dilaksanakan secara terintegrasi dalam lingkungan lembaga pendidikan tenaga kependidikan yang secara karakteristik harus berbeda dengan lingkungan pendidikan dan kependidikan. 1. Memuliakan Tugas Guru Agar kedudukan guru dapat terwujud dalam posisi yang ideal maka diperlukan tindakan nyata pertama mengembalikan pada hakikat peran lptk untuk menghasilkan calon guru yang profesional sesuai dengan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, Kompetensi sosial dan kompetensi propesional. Untuk mencapai hal ini maka perlu menggalakan pelatihan dan pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan akademik dan profesionalisme.. 2. Meningkatkan Citra Guru Untuk meningkatkan mutu pendidikan secara formal aspek guru mempunyai peranan penting dalam mewujudkan, di samping aspek lainnya seperti sarana prasarana kurikulum peserta didik manajemen dan pengadaan buku, guru merupakan Kunci keberhasilan pendidikan sebab inti dari kegiatan pendidikan adalah belajar mengajar yang memerlukan peran dari guru di dalamnya. Hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat telah dikembangkan konsep next Century school sebagai berikut 1. Guru sebagai pelatih yang mendorong peserta didiknya untuk mau meningkatkan prestasinya guru tidak selalu lebih pintar dari peserta didik guru bersama-sama



peserta didik berupaya keras untuk meningkatkan prestasi peserta didik mereka merupakan tim yang padu. 2. Sebagai konselor sebagai sahabat peserta didik yang menjadi tempat mendiskusikan sebagai masalah kehidupan bersama-sama menjadi solusi guru dapat menjadi teladan atau idola peserta didik 3. Guru menjadi manajer belajar artinya bersama-sama dengan peserta didik mencari pengaturan yang optimal untuk mengelola waktu belajar Guru yang profesional tidak hanya tahu akan tugas peranan dan kompetensinya namun juga dapat melaksanakan apa-apa yang menjadi tugas dan peranannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses belajar mengajar yang efektif dan tercapai tujuan belajar secara optimal, Guru yang profesional selalu belajar dan belajar untuk mengembangkan profesinya.



BAB 2 HAKIKAT STRATEGI PEMBELAJARAN



A. Pengertian Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Beberapa indikator yang disepakati tentang atribut belajar yaitu belajar adalah sebuah proses perubahan tingkah laku dan interaksi dengan sumber belajar. 1. Proses: Belajar pada hakekatnya merupakan sebuah proses atau kegiatan atau aktivitas individu Dalam berinteraksi dengan sumber belajar Seseorang dikatakan belajar kalau dalam dirinya terdapat aktivitas untuk berinteraksi dengan sumber belajar baik aktivitas fisik maupun non fisik seperti emosi dan aspek mental yang lainnya. 2. Perubahan Tingkah Laku: perubahan tingkah laku merupakan atribut yang banyak disepakati dari berbagai pandangan tentang belajar. perubahan tingkah laku dapat meliputi domain pengetahuan sikap maupun keterampilan perubahan tingkah laku yang menjadi tujuan belajar membawa implikasi kepada strategi pembelajaran yang akan digunakan. 3. Interaksi: Belajar dapat terjadi karena individu yang belajar peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar yaitu meliputi pesan orang bahan alat teknik dan latar interaksi dengan lingkungan itu memiliki pola-pola tertentu sehingga terjadi variasi interaksi jadi setiap peristiwa Pembelajaran dapat terjadi beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran yang berlangsung. B. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran konsep dasar strategi pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut (1) menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku peserta didik (2) menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap masalah memilih prosedur metode dan teknik pembelajaran serta (3) norma dan kriteria keberhasilan kegiatan pembelajaran. Strategi dapat diartikan sebagai suatu rencana kegiatan yaitu berupa garis-garis besar untuk melakukan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan dikaitkan



dengan pembelajaran strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan C. Beberapa Istilah Yang Terkait Dengan Strategi Pembelajaran 1. Model Pembelajaran Pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru dengan kata lain model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan metode dan teknik pembelajaran. 2. Pendekatan Pembelajaran Strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu misalnya mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran yaitu: pendekatan berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung pembelajaran dedukatif atau pembelajaran ekspositori sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran Discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. 3. Desain Pembelajaran Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada caracara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. 4. Strategi Pembelajaran Pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu tujuan strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan rangkaian kegiatan termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tertentu strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien 5. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan strategi



menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. 6. Teknik Pembelajaran Teknik pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik dalam situasi pembelajaran misalnya penggunaan metode ekspositori yang digunakan seorang guru dalam situasi kelas besar seorang guru akan menggunakan teknik yang berbeda dengan kas kecil Bagaimana teknik seorang guru dalam merespon kelompok peserta didik tertentu guru dapat menggunakan teknik yang berganti-ganti sesuai dengan situasi yang berkembang meskipun koridor umum setiap metode pembelajaran ada. 7. Taktik Pembelajaran Taktik adalah merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu yang sifatnya lebih individual hal ini dapat kita saksikan dua orang menggunakan metode yang sama tetapi situasi dan kondisi yang ditimbulkan dari penggunaan metode tersebut akan berbeda 8. Gaya Pembelajaran Pembelajaran adalah keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru sesuai dengan kemampuan pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan dalam melaksanakan pembelajaran tersebut akan memberi keunikan dan kekhasan seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, Karena Guru memiliki kemampuan pengalaman dan tipe kepribadian yang tidak sama maka tidak ada guru yang memiliki gaya pembelajaran yang sama meskipun guru berasal dari Didik dari lembaga pendidikan tenaga pendidikan yang sama.



BAB 3 KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK



A. Perkembangan Peserta Didik Mengenali karakteristik peserta didik merupakan aspek yang sangat penting sebelum guru menata komponen eksternal dalam menyusun strategi pembelajaran. Karakteristik internal peserta didik dalam pembelajaran merupakan suatu yang bersifat given dan harus diterima sebagaimana adanya. sementara itu, strategi pembelajaran yang harus menyesuaikan dengan karakteristik internal yang sifatnya given tersebut. Karakteristik internal peserta didik berpengaruh terhadap pemilihan strategi pengolahan pembelajaran yaitu upaya penciptaan kondisi yang optimal agar strategi penyampaian Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien yaitu penataan peserta didik dan perilakunya. Perkembangan fisik dan perkembangan Sosio emosional mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik. Rancangan pembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. 1. Perkembangan fisik peserta didik Perkembangan fisik anak masuk kelas 1 sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) berada dalam periode peralihan dari pertumbuhan cepat masa anak-anak awal ke suatu fase perkembangan yang lebih lambat. Periode pubertas yang ditandai dengan menstruasi umumnya dimulai pada usia 12-13 tahun. Anak laki-laki memasuki masa pubertas dengan ejakulasi yang terjadi antara usia 13-16 tahun. Anak pubertas awal dan remaja pubertas akhir (post pubertas) berbeda dalam tampakan luar karena perubahan dalam tinggi proporsi badan serta perkembangan ciri-ciri seks primer dan sekunder. Rata-rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga 2 tahun lebih cepat dari anak laki-laki titik kecepatan perubahan itu juga bervariasi, ada yang perlu waktu 1,5 hingga 2 tahun untuk mencapai kematangan reproduksi, tetapi ada yang memerlukan waktu 6 tahun. 2. Perkembangan kognitif Piaget menekankan betapa pentingnya fungsi kognitif untuk perubahan perilaku dalam proses belajar. Menurut Piaget, Setiap anak mengembangkan kemampuan berpikirnya menurut tahap yang teratur. Pada sutu tahap perkembangan tertentu keberhasilan pada setiap tahapnya amat bergantung pada tahap sebelumnya. Adapun tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut. a. Sensori motoris usia (0-2 tahun)



Pada tahap ini anak-anak menjelajah lingkungan melalui Indra dan kemampuan motoriknya dengan jalan melihat, meraba, atau memegang, mengecap, mencium, dan menggerakkan. b. Tahap pra-operasional usia (2-7 tahun) Dalam tahap ini anak mulai merepresentasikan kognitifnya dengan kata-kata dan gambar. Pemikiran pra operasional ini terbagi menjadi dua Sub tahap, yaitu fungsi simbolik dan pemikiran intuitif. Pada sub tahap simbolik, anak melatih kemampuan untuk mewujudkan secara mental sebuah benda yang tidak ada titik contoh: anak menggambar bentuk tertentu berwarna kuning sebagai gambar mobil ukiran pada sub tahap ini juga masih egosentrisme dan Animisme. egosentris adalah ketidakmampuan untuk membedakan antara perspektif dirinya dan perspektif orang lain. Ciri khas pemikiran anak pada tahap pra-operasional adalah mereka mengajukan banyak pertanyaan yang membuat lelah orang dewasa di sekitarnya. c. Tahap operasi konkret usia (7-11 tahun) Dalam tahap ini individu sudah mengembangkan pemikiran logis untuk menggantikan pemikiran intuitif Tetapi hanya dalam situasi yang konkret. d. Tahap operasi formal usia (11-15 tahun) Pada tahap ini, individu sudah mulai membuat keputusan yang berdasarkan pengalaman nyata dan berpikir lebih abstrak, idealis, dan logistik. 3. Perkembangan sosio-emosional peserta didik Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan berpikir dan bertindak dari pengaruh sosial yang lebih kompleks. Selama masa ini mereka juga Mulai menilai diri mereka sendiri dengan membandingkannya dengan orang lain. anak yang lebih mudah menggunakan perbandingan sosial terutama untuk norma-norma sosial dan kesesuaian jenisjenis tingkah laku tertentu. b. Perbedaan Individu Dalam Pembelajaran Pembelajaran klasikal terdiri dari individu-individu yang memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan antara peserta didik ini merupakan salah satu masalah dalam pembelajaran klasikal meskipun harus diakui kelebihan sistem pembelajaran klasikal adalah efisien dalam pengelolaannya. Gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari kategori berikut: 1. Emosional: motivasi, ketekunan, tanggung jawab, struktur. 2. Sosiologis: diri sendiri, pasangan, rekan. 3. Fisik: pemahaman, masukkan, waktu, mobilitas. 4. Psikologis: global/analitik, himisterisitas, impulsif/reflektif. C. Teori Pengolahan Informasi Dalam Sistem Memori



1. Sistem memori manusia Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif. psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang mengatur cara berpikirnya orang informasi tidak memperlakukan belajar sebagai titik pusat penelitian yang utama titik belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas. Tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan. Memori merupakan suatu sistem yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Gaya besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur memori, yaitu pencatat penginderaan penyimpanan jangka pendek dan penyimpanan jangka panjang. 2. Komponen belajar a. Perhatian ke stimulus pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik diterima pencatat sensori melalui Indra visual, audio maupun kinestetik. b. Mengode stimulus Pengkodean yaitu mengubah stimulus sehingga dapat disimpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan kembali dengan mudah. c. Penyimpanan dan retrieval Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka panjang untuk dapat diingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. D. Pembelajaran Berpijak Pada Teori Pengolahan Informasi Aplikasi teori pengolah informasi dalam pembelajaran dilandasi dari suatu asumsi bahwa memori manusia itu suatu sistem yang aktif, yang menyeleksi, mengorganisasi, dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi penyimpanannya untuk dipelajari. 1. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus Kegiatan pembelajaran yang dapat dilakukan berkaitan membimbing perhatian peserta didik terhadap penerimaan stimulus antara lain memusatkan perhatian ke stimulus stimulus tertentu yang dipilih dan awal stimulus tertentu. Untuk memudahkan penerimaan informasi untuk tujuan behavioral dapat dilakukan dengan Advance organizer Advance organizer merupakan konsep-konsep pokok yang merupakan payung bagi bahan baru menganjurkan bahwa agar organizer efektif organizer hendaknya disajikan dengan tingkat abstrak, generalisasi, dan inklusifan yang lebih tinggi daripada bahan yang disajikan berikutnya. 2. Memperlancar pengodean



Fungsi pengodean adalah menyiapkan informasi baru untuk disimpan ke dalam memori jangka panjang. Ada dua ancaman yang berbeda yang dapat memudahkan pengoderan yaitu dengan memberikan pengingkaran elaborasi, dan cara Titian ingatan sebagai pembantu untuk menyusun sandi, ancaman ini disebut bantuan berbasis pembelajaran. 3. Memperlancar penyimpanan dan retrieval Siasat pengodean penting karena dapat meningkatkan kemampuan mengingat kembali kelak titik Irama bunyi, akronim, saja, kata-kata pokok, Citra visual, semuanya memberi pengisyarat untuk maksud retrieval bagi peserta didik dalam belajar.



BAB 4 PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN



A. Klasifikasi Variabel Dalam Pembelajaran dalam menjalankan tugas dalam kelas dihadapkan dua kegiatan pokok yaitu kegiatan pembelajaran (instructional) serta kegiatan mengelola kelas (classroom management). Kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu seperti menelaah kebutuhan-kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pelajaran, menyajikan bahan pelajaran, mengajukan pertanyaan kepada peserta didik menilai kemajuan peserta didik, ini adalah contoh kegiatan pembelajaran. Raigeluth, dkk (1977) mengklasifikasikan variabel-variabel pembelajaran dan dimodifikasi menjadi tiga yaitu: kondisi pembelajaran metode pembelajaran dan hasil pembelajaran. 1. Kondisi pembelajaran Variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel metode. Atas dasar ini, regulut dan maril 1979 memandang perlu mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu tujuan dan karakteristik bidang studi kendala dan karakteristik bidang studi, serta karakteristik peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran Apa yang diharapkan setelah berakhirnya proses pembelajaran. karakteristik bidang studi adalah aspekaspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran kendala adalah keterbatasan sumber-sumber seperti waktu, media personalia, dan uang. Karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas peserta didik. 2. Metode pembelajaran Metode pembelajaran merupakan komponen penting yang berkaitan untuk mencapai hasil pembelajaran variabel tersebut pada dasarnya dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian strategi penyampaian dan strategi pengelolaan. 3. Hasil pembelajaran Yang amat umum sekali, hasil Pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran. B. Klasifikasi Strategi Pembelajaran Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang dapat



digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat dilaksanakan dengan berbagai



metode.



Klasifikasi



strategi pembelajaran Berdasarkan



berbagai



pertimbangan pemanfaatannya diuraikan sebagai berikut. 1. Atas dasar pertimbangan proses pengelolaan pesan a. Strategi deduktif strategi pengelolaan pesan pembelajaran dimulai dari material pembelajaran yang bersifat umum kepada yang sifatnya khusus. b. Induktif, strategi pengelolaan pesan pembelajaran di mana material pembelajaran diolah dimulai dari khusus ke umum. 2. Berdasarkan pertimbangan pesan yang diolah a. Strategi ekspositori, kegiatan lebih banyak berpusat pada guru. b. Strategi heuristik, strategi ini material pembelajaran diolah oleh peserta didik sendiri. 3. Berdasarkan pertimbangan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran individual dan strategi pembelajaran beregu (team teaching). 4. Berdasarkan pertimbangan interaksi guru dengan peserta didik a. Strategi pembelajaran langsung (direct) Pembelajaran langsung merupakan strategi yang kadar berpusat pada gurunya paling tinggi dan paling sering digunakan. b. Strategi pembelajaran tidak langsung (indirect) Pembelajaran tidak langsung memperlihatkan betapa keterlibatan tinggi peserta didik dalam melakukan observasi, penyelidikan, penggambaran inferensi berdasarkan data, atau pembentukan hipotesis. c. Strategi pembelajaran interaktif (interactive) Strategi pembelajaran interaktif merujuk pada bentuk diskusi dan saling berbagi di antara peserta didik. d. Strategi pembelajaran melalui pengalaman (experiential) e. Strategi pembelajaran mandiri (independent) f. Strategi pembelajaran inkuiri Strategi pembelajaran inkuiri merupakan suatu perencanaan pembelajaran yang menekankan aktivitas peserta didik dalam suatu proses mencari dan menemukan sesuatu melalui proses berpikir kritis dan analisis atas masalah yang akan dipecahkan. C. Dasar Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran 1. Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran Apa yang diharapkan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Misalnya seorang guru Pendidikan Agama



Islam menetapkan tujuan pembelajaran agar peserta didik dapat mendemonstrasikan cara mengerjakan salat wajib dengan gerakan dan bacaan yang benar. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar, yaitu: a. Penentuan subjek belajar untuk menunjukkan sasaran belajar. b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat ditampilkan melalui performa peserta didik. c. Keadaan dan situasi di mana peserta didik dapat mendemonstrasikan performanya. d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar. 2. Aktivitas dan pengetahuan awal peserta didik Belajar adalah aktivitas yang dilakukan individu Dalam berinteraksi dengan sumber belajar. Raigeluth (1983) mengidentifikasi 7 jenis kemampuan awal yang dapat dipergunakan untuk memudahkan perolehan, pengorganisasian pengungkapan kembali pengetahuan baru, yaitu pengetahuan bermakna tak terorganisasi, pengetahuan analogis, pengetahuan tingkat yang lebih tinggi, pengetahuan setingkat pengetahuan tingkat yang lebih rendah pengetahuan pengalaman, dan strategi kognitif. 3. Integritas bidang studi/pokok bahasan Dalam peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pada pasal 16 disebutkan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Dalam pengelolaan pembelajaran beberapa prinsip yang harus diketahui bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,



inspiratif



menyenangkan, menentang motivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. 4. Alokasi waktu dan sarana penunjang Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran 1 jam pelajaran 45 menit maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang seperti transparan, chart, video pembelajaran, film dan sebagainya. 5. Jumlah peserta didik Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 41 tahun 2007 tanggal 23 November 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa jumlah maksimal peserta didik setiap rombongan belajar yaitu



SD/MI (28 peserta didik), SMP/MTS (32 peserta didik), SMA/MA/SMK/MAK (32 peserta didik). 6. Pengalaman dan kewibawaan guru Guru harus memahami seluk beluk pembelajaran dalam setiap persekolahan. rata pendidikan bukan menjamin jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi pengalaman dan yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat merumuskan tujuan instruksional memotivasi peserta didik, mengelola peserta didik, mendapat umpan balik dalam proses belajar pembelajaran. Di samping berpengalaman, guru harus berwibawa, kewibawaan merupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru Karena Guru harus berhadapan dan mengelola peserta didik yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak didiknya.



BAB 5 METODE PEMBELAJARAN



A. Metode Ceramah Metode ceramah adalah pengaturan bahan pelajaran secara lisan dari sumber (guru) kepada penerima (peserta didik) untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Melalui metode ceramah guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi peserta didik (pendengarnya). 1. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah Terdapat beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan. a) Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sementara itu, mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru sehingga tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit. b) Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas, artinya materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat. c) Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat mengatur pokok-pokok materi mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Disamping beberapa kelebihan diatas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan berikut. a) Materi yang dapat di didik sebagai hasil dari ceramah akan terbatas yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan paling dominan, sebab apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai peserta didik pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru. b) Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme. B. Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran



peserta didik hanya sekadar memmerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Fungsi demonstrasi antara lain: a) Untuk memunculkan suatu masalah b) Untuk memberikan gambaran sesuatu dengan jelas c) Untuk membantu memecahkan suatu masalah d) Untuk secara mengulangi apa yang telah dipelajari peserta didik C. Metode Diskusi Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan peserta didik pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan peserta didik, serta untuk membuat suatu keputusan (Kilen 1998). Karena itu diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama. D. Metode Simulasi Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura berbuat seakan-akan. Sebagai metode pembelajaran, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Gladi resik merupakan salah satu contoh simulasi, yakni memperagakan proses terjadinya suatu upacara tertentu sebagai latihan untuk upacara sebenarnya supaya tidak gagal dalam waktunya nanti. Pada simulasi bertujuan untuk: (1) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagai kehidupan sehari-hari, (2) memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan kreatifan belajar, (5) memberikan motivasi belajar kepada peserta didik, (6) peserta didik untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok, (7) menumbuhkan daya kreatif peserta didik, dan (8) melatih peserta didik untuk mengembangkan sikap toleransi. (Karwono dan Achmad Irfan Muzni, 2022:90-91)



E. Metode Tugas dan Resitasi Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainny. Jenis-jenis tugas sangat banyak tergantung pada tujuan yang akan dicapai, seperti tugas meneliti, menyusun laporan dan tugas di laboratorium. F. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan peserta didik guru bertanya peserta didik menjawab dan peserta didik bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dengan peserta didik. G. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa peserta didik dalam satu kelas dipandang sebagai satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok kelompok kecil (sub sub kelompok). H. Metode Problem Solving Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode pembelajaran tetapi juga merupakan suatu metode berfikir sebab dalam problem solving dapat menggunakan dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan. I. Metode sistem Regu (Team Teaching) Tim teaching pada dasarnya ialah metode pembelajaran dua orang guru atau lebih bekerjasama pembelajaran sebuah kelompok peserta didik, jadi kelas dihadapi beberapa guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan. J. Metode Latihan (Drill) Metode latihan pada umumnya digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari. Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/Inisiatif peserta didik untuk berfikir, maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode drill a. Latihan, wajar digunakan untuk hal hal yang bersifat motorik, seperti menulis, permainan, pembuatan dan lain lain.



b. Untuk melatih Kecakapan mental, misalnya perhitungan menggunakan rumus rumus, dan lain lain. c. Untuk melatih hubungan, tanggapan seperti penggunaan bahasa, grafik, simbol peta dan lain lain. K. Metode Karyawisata Karyawisata dalam arti metode pembelajaran mempunyai arti tersendiri berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata sebagai metode pembelajaran dalam cerita ini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar. L. Strategi Pembelajaran Ekspositori Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok peserta didik dengan maksud agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran secara optimal dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi itu materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. 



karakteristik pembelajaran ekspositori



1. Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara formal artinya bertutur secara lisan 2. Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi seperti data atau fakta konsep-konsep tertentu yang harus dihafal 3. Tujuan utama pembelajaran dalam penguasaan materi pelajaran itu sendiri artinya setelah proses pembelajaran berakhir peserta didik diharapkan dapat memahaminya dengan benar 



Prinsip penggunaan strategi pembelajaran ekspositori



1. Berorientasi pada tujuan 2. Prinsip komunikasi 3. Prinsip permengaplikasikansiapan 4. Prinsip berkelanjutan 



Langkah-langkah pelaksanaan strategi ekspositor



1. Persiapan (Preparation) 2. Penyajian (Presentation 3. Korelasi (Correlation) 4. Menyimpulkan (Generalization) 5. Mengaplikasikan (Application)



BAB VI PENGEMBANGAN SIASAT PEMBELAJARAN



A. Tujuan Pembelajaran Seperti telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya bahwa produk belajar adalah adanya perubahan perilaku. Perubahan adalah perbedaan dari satu keadaan ke keadaan lain. Agar terjadi perubahan perilaku dapat dilakukan sendiri oleh individu yang belajar tanpa bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu pula dalam proses belajar diperlukan bantuan pihak lain (komponen eksternal). Oleh sebab itu, tidak semua bantuan yang diberikan Guru semua bernilai edukatif, untuk itu guru harus mampu membedakan bantuan mana yang bersifat edukatif dan non-edukatif. Pembelajaran kognitif (pengetahuan) mencakup perolehan informasi dan konsep, pembelajaran ini tidak hanya berkenaan dengan pemahaman pokok bahasa, tetapi juga hal yang terkait dengan analisis dan aplikasinya pada situasi baru. Pembelajaran afektif (sikap), meliputi sikap dan nilai, perasaan dan emosi. Pembelajaran keterampilan (psikomotor) berhubungan dengan keterampilan motorik seperti pengembangan kompetensi pada kemampuan dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah, dan mengungkapkan pendapat. Gradasi antar satuan pendidikan dalam menetapkan dan merumuskan



juga harus memperhatikan seperti perkembangan psikologis peserta didik, lingkup dan kedalaman materi, kesinambungan, dan fungsi satuan pendidikan. 1. Merumuskan tujuan pembelajaran Analisis tujuan pendidikan dapat diurai sebagai berikut: 



Sikap spiritual: dari Man dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.







Sikap sosial: dari kalimat yang akhlak mulia, sehat, mandi demokratis serta bertanggung jawab.







Pengetahuan: dari kalimat yang berbunyi berilmu.







Keterampilan: dari berbunyi cakap dan kreatif. 2. Anatomi dalam merumuskan tujuan pembelajaran







Audience /subjek yang harus melakukan sesuatu peserta didik yang menjadi sasaran pembelajaran.







Behavior/apa yang harus dilakukan: perilaku atau kegiatan yang harus dilakukan dalam pembelajaran.







Condition al/sesuatu yang secara khusus diberikan atau tidak diberikan saat peserta didik menampilkan perilaku: berupa bahan, alat, informasi atau lingkungan.







Degree / tingkat/level/kriteria periode/frekuensi dari behavior: spesifikasi perilaku untuk mengukur perilaku. B. Karakteristik Bahan Ajar



Bahan ajar adalah segala bentuk material yang disusun secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dan dirancang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Ada beragam karakteristik bahan ajar ada yang bentuk buku, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum, dan buku teks. 1. Tipe isi bidang studi Reigeluth dan Merrill (1979) menganalisis isi bidang studi menjadi 4 yaitu fakta konsep, prinsip, prosedur. Di samping hasil terhadap isi bidang studi, marril (1983) mengemukakan hasil analisisnya terhadap tingkat unjuk-kerja peserta didik, diklasifikasikan menjadi 3 yaitu mengingat, menggunakan, dan menemukan. 2. Peristiwa pembelajaran Peristiwa pembelajaran ini dibagi menjadi 9 tahapan yang diasumsikan sebagai caracara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam belajar. 9 peristiwa pembelajaran yang dikembangkan oleh gadge yaitu menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran kepada peserta didik, merangsang ingatan pada prasyarat belajar, menyajikan bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong untuk kerja, memberikan balikan informatif, menilai unjuk kerja meningkatkan retensi dan alih belajar. C. Siasat Pembelajaran Siasat pembelajaran Menjelaskan komponen umum suatu perangkat material pembelajaran dan prosedur-prosedur yang akan digunakan pada material tersebut untuk menimbulkan hasil atau buah belajar tertentu dari peserta didik. 5 komponen utama dalam siasat pembelajaran, yaitu kegiatan pra-pembelajaran penyajian informasi, peran serta peserta didik, pengetesan, dan tindak lanjut pembelajaran. 1. Kegiatan pra pembelajaran Komponen pertama tingkat motivasi belajar bagi individu yang akan menggunakan material pembelajaran. Kedua ini berupa demonstrasi guru, uraian tertulis atau ilustrasi dari apa yang akan mampu dikerjakan peserta didik. Komponen ketiga dari kegiatan pra pembelajaran itu ialah memberitahu kepada peserta didik tentang keterampilan prasyarat yang diperlukan untuk memulai pembelajaran. 2. Penyajian informasi Dalam penyajian informasi kepada para peserta didik Bagaimana pengurutan yang perlu diikuti, alat mana yang paling berguna dalam menentukan jawaban atas pertanyaan ini ialah analisis pembelajaran yang dibuat. Tidak ada tahapan dalam menyajikan informasi mengenai suatu informasi tertentu sebelum selesai melakukan sajian demikian itu bagi semua keterampilan subordinat yang berkaitan.



Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan Berapa banyak bahan keterangan yang akan disajikan, yaitu tingkat usia peserta didik, macam perubahan belajar yang terjadi, dan Apakah kegiatan itu dapat dianeka ragamkan, hal ini untuk meningkatkan perhatian terhadap tugas kegiatan pelajaran. 3. Peran serta peserta didik Peserta didik harus diberi kesempatan Berlatih mengerjakan hal-hal yang mereka harus mampu kerjakan sesuai dengan maksud pembelajaran. Tidak saja harus bisa berlatih, tetapi juga harus diberi latihan atau balikan tentang performasinya. balikan kadang-kadang disebut dengan pengetahuan tentang hasil. artinya peserta didik harus diberitahu Apakah jawabannya itu betul atau salah, atau ditunjukkan lembar yang berisi jawaban yang betul untuk dipakai peserta didik menyimpulkan Apakah jawabannya betul. 4. Pengetesan Ada 4 jenis tes acuan patokan yaitu tes tingkah laku masukan, prates, tes sambil jalan atau sisipan, dan pasca tes. Selanjutnya beberapa hal yang harus dilakukan secara pasti siasat apa yang akan digunakan instrumen tesnya. siasat pengetesan ini bisa sangat berlainan dengan siasat yang pada waktunya kemudian akan digunakan oleh guru yang memakai pembelajaran yang sudah selesai disiapkan. Pada tempat dalam pembelajaran ini perancang dapat memasukkan pertanyaan yang sangat spesifik tentang tanggapan peserta didik terhadap apa yang telah dilakukan. 5. Kegiatan tindak lanjut pembelajaran Kegiatan tindak ikutan ini merupakan bagian dari siasat individual tetapi tidak ada rencana terinci yang dibuat untuk kegiatan pengayaan dan remediasi sampai penilaian formatif hampir selesai dikerjakan dan kebutuhan yang jelas untuk melakukan kegiatan tertentu. D. Tindak Lanjut Pembelajaran Guru dalam proses pembelajaran hakikatnya adalah penyampaian pesan pembelajaran dengan harapan pesan Pembelajaran dapat diterima secara optimal oleh peserta didik. Ketuntasan belajar pada dasarnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan peserta didik terhadap material pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan mereka sendiri serta dapat meningkatkan tahap penguasaan pembelajaran. Menurut bloom (1956) pembelajaran tuntas merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang difokuskan pada penguasaan peserta didik dalam sesuatu hal yang dipelajari. E. Pengayaan dan Perbaikan Diperlukan suatu siasat pembelajaran berupa program pengayaan (enrichment) dan program perbaikan (remedial). Prinsip dalam pembelajaran tuntas Jangan pindah ke pokok



bahasan lanjutan sebelum pokok bahasan sebelumnya tuntas, karena ketidak tuntasan pokok bahasa akan berdampak pada tumpukan kesulitan belajar dan akan menyebabkan peserta didik tidak tertarik untuk mempelajari pokok bahasan yang disampaikan oleh guru. 1. Program Pengayaan dan Perbaikan Carroll dalam teorinya mengemukakan bahwa peserta didik akan mencapai tujuan pendidikan yang relatif sama Meskipun mereka bukan waktu yang berbeda-beda. Meskipun dalam menentukan ketuntasan belajar banyak dipengaruhi oleh banyak variabel, namun menurut Carrol waktu merupakan faktor esensial dalam belajar. Banyak variabel, waktu merupakan bagian dari banyak variabel itu. Selanjutnya menurut teori Carrol masih ada tiga variabel utama dan dua variabel tambahan dalam teori Carroll. Variabel pertama disebut aptitude (bakat), yaitu jumlah waktu ideal yang dimiliki peserta didik untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Variabel kedua disebut perseverance ketekunan, yaitu jumlah waktu yang benar-benar dipakai peserta didik untuk belajar. variabel ketiga disebut opportunity to learn (kesempatan untuk belajar), yaitu jumlah waktu yang dialokasikan atau disediakan komponen lain yang juga berpengaruh terhadap proses belajar peserta didik yaitu kemampuannya untuk memahami pembelajaran, dan kualitas pembelajaran itu sendiri. 2. Bentuk pembelajaran pengayaan Guru dapat memberikan tambahan materi yang sejenis yang terkait dengan pokok bahasan yang dipelajari sambil menunggu kelompok lain yang belum tuntas. Dapat dilakukan melalui penugasan untuk membaca buku terkait dengan pokok bahasan, membuat ringkasan, penugasan kerja lapangan, observasi lapangan, membantu peserta didik lain yang belum tuntas dan lain-lain. 3. Kendala melaksanakan kegiatan pengayaan dan cara mengatasinya Cara umum, kesulitan dalam program pengayaan bersumber pada dua hal berikut: a. Keragaman peserta didik, dari aspek tingkat kematangan, minat, hobi, kebiasaan, guru menjadi kesulitan untuk menentukan melalui kegiatan apa untuk memperkaya materi pembelajaran yang dibahas sehingga tidak terjadi kejenuhan. Cara mengatasinya yaitu memberi penugasan peserta didik secara individual berdasarkan tingkat kematangannya. b. Satuan waktu, kesulitan untuk memanfaatkan satuan waktu yang tersisa dengan jenis kegiatan yang sesuai untuk pengayaan materi. Cara mengatasinya yaitu pengelompokan satuan waktu yang tersisa setelah menyelesaikan pokok bahasan yang diberikan, setidaknya dapat dikelompokkan sisa waktu yang banyak, sedang, sedikit misalnya 15 menit, 25 menit dan 35 menit.



4. Program pembelajaran perbaikan (remedial) Bagi peserta didik yang lamban diberikan kesempatan agar mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran, untuk itu diadakan pembelajaran perbaikan atau remedial. Pembelajaran remedial merupakan upaya perbaikan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar titik peserta didik dikatakan mengalami kesulitan belajar jika peserta didik tersebut belum mencapai nilai standar minimal. Bentuk pembelajaran remedial dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan antara lain dapat dilakukan sebagai berikut: a. Re-teaching yaitu pembelajaran ulang b. Pemberian bimbingan individu atau kelompok serta motivasi belajar c. Pemberian tugas secara individu d. Belajar kelompok dengan bimbingan peserta didik yang telah tuntas belajarnya.



BAB 7 MASALAH PENGELOLAAN KELAS



Kegiatan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan secara langsung menggiatkan peserta didik untuk mencapai tujuan tertentu seperti penelaah kebutuhan kebutuhan peserta didik, menyusun rencana pembelajaran, menyajikan bahan pembelajaran kepada peserta didik, mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, menilai kemajuan peserta didik, ini adalah contoh kegiatan pembelajaran. sedangkan kegiatan pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi kelas yang optimal agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.kegiatan ini misalnya: memberikan ganjaran dengan segera kepada peserta didik yang menampilkan perilaku positif,mengembangkan aturan permainan dalam kegiatan kelompok, antara guru dengan peserta didik. Dalam menangani tugasnya,guru sering menghadapi permasalahan dalam kegiatan di dalam kelasnya,permasalahan ini meliputi dua jenis,yaitu yang menyangkut pembelajaran dan yang menyangkut pengelolaan kelas guru harus mampu membedakan kedua permasalahan tersebut dan menemukan pemecahannya secara tepat. sering terjadi guru menangani masalah yang bersifat pembelajaran dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan, dan sebaliknya.misalnya seorang guru berusaha membuat penyajian pelajaran lebih menarik agar peserta didik yang sering tidak masuk menjadi lebih tertarik untuk menghadiri pelajaran itu, padahal peserta didik tersebut tidak senang berada di kelas, karena mereka merasa tidak diterima oleh kawankawannya.pemecahan seperti ini Tentu saja tidak tepat.membuat pelajaran lebih menarik adalah permasalahan pembelajaran,sedangkan diterima atau tidak oleh kawan adalah permasalahan pengelolaan. itu masalah pelajaran harus ditangani dengan pemecahan yang bersifat pembelajaran dan masalah pengelolaan di tangani dengan pemecahan yang bersifat pengelolaan. Untuk dapat menangani masalah-masalah pengelolaan kelas secara efektif guru harus mampu: 1. Mengenali secara tepat berbagai jenis masalah pengelolaan kelas baik yang bersifat perorangan maupun kelompok kuliah; 2. Memahami pendekatan mana yang cocok dan tidak cocok untuk jenis masalah tertentu; 3. Memilih dan menetapkan pendekatan yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang dimaksud.



A. Masalah Perorangan Klarifikasi masalah perorangan disadari suatu anggapan dasar bahwa tingkah laku manusia itu mengarah pada suatu tujuan.setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk memiliki dan merasakan dirinya berguna. apabila individu gagal mengembangkan rasa memiliki dan merasa dirinya berharga,maka individu akan bertingkah laku menyimpang. Terdapat empat jenis menyimpang tingkah laku perorangan, yaitu; 1. tingkah laku menarik perhatian orang lain, 2. mencari kekuasaan 3. menuntut balas, 4.Memperlihatkan ketidakmampuan. Keempat tingkah laku tersebut merupakan suatu urutan yang hierarkis dari masalah yang paling ringan lama-kelamaan menjadi berat.soalnya seorang individu yang gagal menarik perhatian orang lain dapat dimungkinkan menjadi individu yang mencari kekuasaan. Individu yang gagal menemukan kedudukan dirinya secara wajar dalam suasana hubungan sosial yang paling memberi dan menerima biasanya secara aktif atau pasif bertingkah laku mencari perhatian orang lain. 



Tingkah laku mencari perhatian



Tingkah laku destruktif pencari perhatian yang aktif dapat dijumpai pada individu yang suka pamer,lawak( memperolokkan), membuat onar,memperlihatkan kenakalan, terus menerus bertanya,tukang rewel, sedangkan tingkah laku destruktif pencari perhatian yang pasif dapat dijumpai pada individu yang malas atau individu yang terus- menerus minta bantuan orang lain. 



Tingkah laku mencari kekuasaan



Tingkah laku mencari kekuasaan Sama halnya dengan tingkah laku pencari perhatian destruktif Tetapi lebih mendalam. tingkah laku pencari kekuasaan yang aktif antara lain individu yang suka mendekat, berbohong,menampilkan adanya pertentangan pendapat, tidak mau melakukan yang diperintahkan orang lain,dan menunjukkan sikap tidak mau patuh secara terbuka. pencari kekuasaan yang pasif tampak pada individu yang amat menonjolkan kemalasannya, tidak mau melakukan apa-apa sama sekali. individu seperti ini amat pelupa, keras kepala,dan secara pasif menunjukkan sikap ketidakpatuhan.







Tingkah laku menuntut balas



Individu menuntut balas adalah mengalami frustrasi yang amat dalam dan tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya mencari sukses dengan jalan menyakiti orang lain. keganasan, penyerangan secara fisik (mencakar, menggigit, menyerang, menendang, dan yang sejenis) terhadap sesama teman, petugas, atau penguasa, bahkan terhadap binatang. individu seperti ini akan merasa sakit kalau dikalahkan. individu seperti ini dalam permainan bukan termasuk pemain yang baik. individu tipe ini bertindak secara aktif daripada pasif. individu menuntut balas aktif sering dikenal sebagai anak yang ganas dan kejam. sedang individu penuntut balas yang pasif disebut sebagai cemberut dan tidak patuh. 



Tingkah laku memperlihatkan ketidakmampuan



Individu yang masuk kelompok ini pada dasarnya merasa amat tidak mampu berusaha mencari sesuatu yang dikehendakinya ( rasa tidak memiliki ) dan bersikap menyerah terhadap tantangan yang menghandangnya. individu seperti ini menganggap semua yang dihadapinya hanyalah kegagalan terus-menerus. perasaan tanpa Harapan tidak tertolong lagi dan biasanya diikuti dengan tingkah laku mengundurkan diri atau mengucilkan diri. tingkah laku memperlihatkan ketidakmampuan selalu bersifat pasif. Cara Mengenali Masalah-masalah Perorangan Setidak-tidaknya ada empat teknik sederhana untuk mengenali masalah -masalah perorangan :pertama, jika guru merasa terganggu atau bosan terhadap tingkah laku peserta didik tertentu,



hal ini merupakan pertanda bahwa peserta didik tersebut



mengalami masalah mencari perhatian.kedua,jika guru merasa terancam atau merasa dikalahkan,hal ini merupakan pertanda bahwa peserta didik itu mengalami masalah mencari kekuasaan. ketiga, jika guru merasa amat disakiti atas perilaku peserta didik tertentu, hal ini menunjukkan pertanda bahwa peserta didik tersebut dimungkinkan mengalami masalah menuntut balas. keempat, jika guru merasa tidak mampu menolong lagi terhadap peserta didik tertentu, hal itu pertanda bahwa peserta didik tersebut dimungkinkan mengalami masalah ketidakmampuan. Guru hendaknya mampu mengenali permasalahan yang dihadapi peserta didik serta mencarikan berbagai upaya pemecahannya. B. Masalah Kelompok Terdapat berbagai masalah kelompok dalam pengelolaan kelas, namun masalah tersebut dapat dikelompokkan menjadi 7 masalah kelompok :



1. kekurangkekompakan; 2. kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok; 3. reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok; 4. penerimaan kelas terhadap perilaku menyimpang; 5. kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan Berhenti melakukan kegiatan atau meniru-niru kegiatan orang lain; 6. ketiadaan semangat tidak mau bekerja dan tingkah laku agresif atau protes; 7. ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan; Kekurangankompakan kelompok, ditandai dengan adanya kurang cocokan( konflik) di antara anggota kelompok. konflik antara peserta didik yang berjenis kelamin berbeda, atau bersuku berbeda. Suatu kelas yang mengalami kurang kompakan maka suasana dalam kelas akan berakibat konflik, ketegangan, dan kekerasan. peserta didik dalam kelas akan merasa tidak senang dengan kelompok kelasnya sehingga mereka tidak merasa tertarik dengan kelas yang mereka duduki, di antara peserta didik menjadi konflik, kelas menjadi tidak menyenangkan. Kekurangmampuan mengikuti peraturan kelompok,kelas ditandai berisik, saling mengganggu di sisi lain kelas sudah diminati tenang, berbicara kelas keras atau saling mengganggu kawannya padahal sudah diminta untuk bekerja di tempat duduknya masing-masing dorong-mendorong. Reaksi negatif terhadap sesama anggota kelompok, terjadi apabila reaksi yang bersifat kasar dilontarkan terhadap anggota kelompok yang tidak diterima anggota kelompok atau anggota kelompok menghambat kegiatan kelompok. Penerimaan kelas terhadap perilaku menyimpang, terjadi apabila kelompok mendorong timbulnya dan mendukung anggota kelompok yang bertingkah laku menyimpang dari norma-norma sosial pada umumnya. contoh umum ialah perbuatan memperolok-olokkan atau menertawakan misalnya membuat gambar yang lucu-lucu tentang gurunya. jika hal ini terjadi maka masalah kelompok dan masalah perorangan telah berkembang, dan masalah kelompok tampaknya perlu mendapat perhatian. Kegiatan anggota atau kelompok yang menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan, Berhenti melakukan kegiatan atau meniru-niru kegiatan orang lain. misalnya sering terjadi peserta didik menolak melakukan kegiatan karena merasa guru tidak adil jika hal ini terjadi maka suasana kelas diwarnai oleh ketidaktentuan dan kekhawatiran



Ketiadaan semangat tidak mau bekerja, dan tingkah laku agresif atau protes. kelompok yang paling rumit adalah apabila kelompok melakukan protes dan tidak mau melakukan kegiatan, baik hal itu dinyatakan secara terbuka maupun terselubung. permintaan penjelasan yang terus-menerus tentang suatu tugas, kehilangan pulpen, lupa mengerjakan tugas, tugas Tertinggal, dan sebagainya. merupakan contoh keengganan bekerja pada umumnya protes keengganan seperti itu disampaikan secara terselubung dan menyampaikan secara terbuka jarang terjadi. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan. masalah ini terjadi apabila kelompok kelas mereaksi secara tidak wajar terhadap peraturan baru, atau perubahan peraturan, pergantian keanggotaan, perubahan jadwal kegiatan pergantian guru dan lainlain. contoh yang sering terjadi adalah tingkah laku yang tidak sedap peserta didik terhadap guru pengganti padahal kelas itu adalah kelas yang baik.



BAB 8 PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN Dalam strategi pembelajaran, guru mempunyai tanggung jawab pembantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancer, lebih terarah. Kemampuan khusus guru yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar adalah: (1) menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari (2) mengenalkan dan menyajikan sumber belajar (3) menerangkan peranan berbagaisumber belajar dalam pembelajaran (4) menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku (5) mencari sendiri bahan dari berbagai sumber (6) memilih bahan Sesuai dengan prinsip dan teori belajar (7) menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari kegiatan pembelajarannya (8) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. A. Perlunya Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Pembelajaran Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu Tiap orang untuk belajar yang menampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi: pesan, orang, bahan, alat, Teknik, dan latar. Sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari sesuatu. Sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan oleh peserta didik agar terjadi perilaku belajar. Dalam pemanfaatan sumber belajar guru mempunyai tanggung jawab pembantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancer, lebih terarah. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Guru harus mampu (1) menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari (2) mengenalkan dan menyajikan sumber belajar (3) menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran (4) menyusun tugastugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku (5) mencari sendiri bahan dari berbagai sumber (6) memilih bahan Sesuai dengan prinsip dan teori belajar (7) menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran (8) Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif. B. Perkembangan Sumber Belajar 1. Sumber Belajar Praguru



Pada zaman pra guru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih sangat langka. Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber belajar antara lain adalah batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang, dan kulit kerang. Sumber belajar jumlahnya langka sedangkan pencarian pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba sendiri. Oleh sebab itu, kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup rumusan tujuan pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum sehingga tidak ada keteraturan pembelajaran. 2. Lahirnya Guru Sebagai Sumber Belajar Utama Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan desain pemilihan bahan. Namun dengan demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga, tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu orang yang menangani secara khusus tentang Pendidikan. 3. Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada sebelumnya. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku komik, majalah, koran, pamphlet 4. Sumber Belajar Yang Berasal Dari Teknologu Komunikasi Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada abad ke-17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir Perang Dunia kedua mulai berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi intruksional, Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual,



yakni



pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya dalam sistem Pendidikan. Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional misalnya: program televisi Pendidikan, program radio, pendidikan film.



5. Pemanfaaran Multimedia Berbasis Komputer Dalam Pembelajaran Perkembangan ilmu dan teknologi yang begitu pesat sehingga material pembelajaran semakin kompleks, di sisi lain satuan waktu yang dimanfaatkan untuk belajar dari tahun ke tahun yang tidak bertambah. Atas dasar hal tersebut maka diperlukan strategi pembelajaran untuk mengantisipasi hal tersebut sehingga terjadi efektif dan efisien. Untuk pembelajaran di ruang kelas dengan hadirnya guru secara fisik mengalami pergeseran. a. Multimedia Presentasi Media jenis ini dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan berbagai karakteristik bahan ajar baik bersifat fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur dalam pembelajaran klasikal baik untuk kelompok besar maupun kelompok kecil. Pmanfaatan multimedia dalam presentasi biasanya menggunakan perangkat lunak yang paling tersohor, yakni PowerPoint yang dikembangkan oleh Microsoft Inc. Pemanfaatan PowerPoint dalam presentasi menyebabkan kegiatan presentasi menjadi sangat mudah dinamis dan sangat menarik dan dapat mengurangi verbalisme dalam pembelajaran. Beberapa kelebihan dari multimedia presentasi diuraikan sebagai berikut 1) Memiliki kemampuan mengakomodasi peserta didik sesuai dengan modalitas belajar terutama bagi yang memiliki tipe visual, auditif kinestetik, atau lainnya 2) Mampu menampilkan objek-objek yang sebenarnya tidak ada secara fisik 3) Memiliki kemampuan untuk menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik dan sound menjadi satu kesatuan penyajian yang terintegrasi 4) Mampu mengembangkan materi pembelajaran terutama membaca dan mendengarkan secara mudah 5) Perkembangan terakhir di bidang presentasi dengan media komputer menyebabkan perubahan tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan guru dalam mengelola bahan-bahan pelajaran ke dalam media presentasi berbasis komputer. b. Program Multimedia Interaktif Multimedia interaktif dapat efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, penggunaan multimedia interaktif cocok untuk karakteristik bahan ajar berupa fakta, dan prosedur proses dan tahapan. Misalnya proses atau tahapan penyerbukan pada tumbuha,n pembelahan sel, proses pertumbuhan janin manusia, dan sebagainya c. Sarana Simulasi dan Video Pembelajaran Multimedia berbasis komputer dapat ditambahkan software tertentu dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk melatih keterampilan dan



kompetensi tertentu. Misalnya penggunaan simulator kokpit pesawat terbang yang memungkinkan peserta didik dalam Akademi penerbangan dapat berlatih tanpa menghadapi resiko jatuh. d. E-Learning(Electronic Learning) Penggunaan e-learning akan terjadi pergeseran pola interaksi guru peserta didik yang dalam pembelajaran tradisional dilakukan secara langsung dan didominasi oleh guru sebagai sumber belajar utama bergeser guru memposisikan sebagai fasilitator. Melalui elearning dalam pembelajaran guru dan peserta didik bisa berkomunikasi secara tidak langsung. Sistem pembelajaran melalui internet web instruction system dapat dilakukan dengan berbagai cara. a) Email Penggunaan email dalam pembelajaran merupakan cara pemanfaatan komunikasi yang inovatif dengan peserta didik. Cara penggunaan dapat dilakukan secara dialog orang per orang untuk pokok bahasa tertentu, sebagai besar email dalam pembelajaran dipergunakan dalam bentuk penugasan penggunaan lain dari email. Berdasarkan apa yang terjadi di kelas email digunakan untuk mengirim penugasan kepada peserta didik untuk pertemuan berikutnya, jika penjelasan di kelas kurang jelas pada hal-hal tertentu bagi beberapa atau sebagian besar peserta didik tugas tambahan dapat diberikan pada pertemuan berikutnya. b) Penugasan Web (Web Assignments) Melalui World Wide Web dapat membantu menemukan materi pembelajaran yang sangat kompleks. Dalam proses pembelajaran perlu dapat memberikan penugasan melalui web, seperti permintaan kepada peserta didik untuk singgah di situs web (website) tertentu dan menjelaskan Informasi apa yang didapatkan dalam pembelajaran kelas. Melalui web memberikan peluang kepada guru menjelaskan sumber materi pembelajaran aktual ke dalam kelas. c) Permainan Komputer dan Simulasi Penggunaan permainan komputer sangat populer digunakan dalam pembelajaran dinamis. Permainan untuk pembelajaran yang disimulasikan di kelas atau secara online banyak tersedia dalam bentuk digital. Beberapa pembelajaran permainan komputer dan simulasi ini sudah mulai dicoba penggunaannya dalam pendidikan militer dalam mensimulasikan latihan perang atau latihan kesiapan satuan tempur



untuk



demonstrasikan perilaku, prosedur suatu kegiatan dapat dilakukan melalui permintaan komputer dan simulasi.



d) Pengajaran Menggunakan Blog Blog (blok web)



merupakan barang baru di dunia Internet. Blog merupakan



kelanjutan dari homepage yang bersifat statis. Dalam blog instruktur dapat menyatakan pandangan pengalaman pengamatan pendapatnya dalam kasus ini belum dapat menjadi sebuah jurnal public.Beberapa cara yang paling umum diterapkan pada program elearning diuraikan sebagai berikut. 1) Ruang Kelas Maya (Virtual Classroom) Model ruang kelas maya dari e-learning secara terus-menerus menjadi sangat populer seiring dengan perkembangan program e-learning. Tujuan dari ruang kelas maya adalah untuk memperbesar struktur dan pelayanan yang menyertai program pendidikan formal dari kampus atau pusat pembelajaran ke peserta didik atau pembelajaran 2) Pembelajarab Online ( On-Line Learning) Model e-learning ini berkisar pada perangkat pembelajaran terikat yang dikirimkan melalui internet kepada pembelajar yang berlokasi di berbagai tempat di mana interaksi utama antara pembelajar dan berpengalaman melalui teknologi jaringan komputer sistem pengelolaan pembelajaran learning manajemen sistem bertindak sebagai basis pelayanan pengembangan proses online di mana proses pembelajaran secara keseluruhan dilaksanakan melalui mediasi tatap muka digital. 3).Pembelajaran Cepat ( Virtual Classroom) Pembelajaran cepat merupakan pembelajaran refund langsung terhadap produkproduk e-learning yang membuat peserta didik berkontribusi dan memasukkan isi pembelajaran multimedia ke dalam sebuah basis pengetahuan pembelajaran cepat menggunakan peralatan seperti Adobe captive 2 dan Adobe presenter 6 untuk mempercepat waktu dalam membuat isi pembelajaran flash atau elemen multimedia portofolio yang dapat digabungkan secara aman ke dalam sebuah dokumen Adobe PDF 4) Pembelajaraj Mobil Mobile learning dikembangkan karena ketersediaan jaringan dan peralatan digital portable seperti komputer laptop, PDA MP3 player dan telepon mobil. Pembelajaran mobil memberikan peluang untuk menghubungkan pengalaman pembelajaran formal dengan pengalaman pembelajaran formal seperti yang terjadi pada model ruang kelas maya atau implementasi pembelajaran online.



e. Metode e-Learning dan Blended Learning Sistem pembelajaran terus mengalami perubahan sebagai akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat strategi pembelajaran harus mengikuti perkembangan dari yang hanya menggunakan sistem konvensional beralih ke sistem yang serba digital, e-learning atau elektronik learning adalah suatu metode dalam proses pembelajaran yang menggunakan media elektronik dan menggunakan internet sebagai perantara dalam proses pembelajaran tersebut Sedangkan e-learning dan blended learning memiliki kesamaan karena menggunakan komputer dan internet sebagai perantaranya namun e-learning dan blended learning merupakan metode pembelajaran yang berbeda dimana dengan menggunakan metode e-learning tidak adanya hubungan timbal balik Dalam proses pembelajaran sedangkan dengan menggunakan metode blended learning terdapat interaksi secara langsung berupa diskusi langsung dalam proses belajar mengajar. 6.



Sumber Belajae yang Didesain dan Dimanfaatkan Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang



namun demikian tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan Pendidikan dimanfaatkan sama pentingnya dengan sumber belajar yang didesain beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar Inilah yang disebut bahan atau sumber instruksional sumber yang lain ada sebagian dari kenyataan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari namun dapat ditemukan di aplikasikan dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut sebagai sumber belajar dari dunia nyata jadi sebagai sumber menjadi untuk itu Sedangkan yang lainnya jadi sumber belajar karena dimanfaatkan. C. Fungsi Sumber Belajar Agar sumber belajar yang ada dapat berfungsi dalam pembelajaran harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya fungsi sumber belajar menurut Hanafi diuraikan sebagai berikut: 1. Meningkatkan produktivitas pendidikan yaitu dengan jalan belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah peserta didik



2. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan (1) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional (2) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan kemampuannya 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan jalan (1) perencanaan program pembelajaran yang lebih sistematis (2) pengembangan bahan pelajaran yang dilandasi penelitian. D. Peran Sumber Belajar Dalam Pembelajaran 1. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual 2. Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal 3. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar kelompok E. Pola – pola Instruksional 1. Pola Intruksional Tradisional 2. Pola Intruksional dengan Sumber Belajar Orang Dibantu Sumber lain 3. Pola Intruksional Dengan Sumber Belajar Berupa Orang (Guru) Bekerja Dengan Sumber Belajar Lain 4. Pola Intruksional dengan Belajar Mandiri 5. Pola Sistem Intruksional 4. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual 5. Peranan sumber belajar dalam belajar klasikal 6. Peranan Sumber Belajar dalam Belajar kelompok



BAB 9 KETERAMPILAN DASAR DALAM PEMBELAJARAN



A. kompetensi guru dalam pembelajaran kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar menengah peserta Pendidikan Anak Usia Dini berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 8 guru wajib memiliki kualifikasi akademik kompetensi sertifikat pendidikan sehat jasmani dan rohani serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 1. kompetensi pedagogik kompetensi pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap peserta didik perancangan dan pelaksanaan pembelajaran evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya. sub- kompotensi dalam kompetensi pedagogik meliputi hal berikut. a. peserta didik secara mendalam yang meliputi memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif prinsip-prinsip kepribadian dan mengidentifikasi belajar awal peserta didik. b. merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi memahami landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih. c. melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (setting) d. merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang meliputi merancang dan melaksanakan



evaluasi



(assessment)



proses



dan



hasil



belajar



secara



berkesinambungan dengan berbagai metode menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (Mastery level) dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum. e. mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik dan non akademik 2. kompetensi kepribadian



Kompetennsi kepribadian adalah kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, Arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi hal berikut. a. kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai dengan norma sosial bangga menjadi guru dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. b. kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidikan dan memiliki etos kerja sebagai guru. c. kepribadian yang Arif adalah menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. d. kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. e. berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputi bertindak sesuai dengan norma religius( Imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong) dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik. 3. Kompetensi profesional Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan Yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. guru harus mampu memberikan sentuhan emosional pada peserta didik saat proses pembelajaran, seorang guru juga harus mampu memberikan inspirasi mempengaruhi dan kemudian dapat mengubah kehidupan peserta didiknya. harus diakui bahwa di Indonesia dari 8 standar nasional pendidikan standar pendidikan dan tenaga kependidikan nilainya rendah dibandingkan standar yang lain. seyogyanya mereka tidak hanya menyampaikan materi yang ada dalam kurikulum tetapi harus mampu menggali Bagaimana peserta didik dapat mengolah potensi yang ada pada dirinya sendiri. Seorang guru memerlukan keterampilan dasar pembelajaran bagi guru keterampilan ini diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembelajaran yang berlangsung sehingga Pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien. 4.Kompetensi social



Kompetensi sosial adalah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik dan masyarakat di mana mereka berada. Kompetensi sosial meliputi hal berikut. a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisifisik, latar belakang keluarga, dan status sosial keluarga. b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidikan, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat. c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang memiliki keragaman sosial budaya. d. komunikasi dengan lisan maupun tulisan. B. Konsep Dasar dan Proses Pembelajaran



1. Standar Proses Pembelajaran Standar proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, motivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (Peraturan Pemerintah 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan Pasal 19). Selain ketentuan sebagaimana dimaksud, dalam proses pembelajaran Pendidikan memberi keteladanan. Guru dalam menjalankan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan adalah melakukan: a. perencanaan proses pembelajaran b. pelaksanaan proses pembelajaran c. penilaian hasil pembelajaran dan d. pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien Selanjutnya pasal 30 PP.19 tentang Standar Nasional Pendidikan, tugas guru dalam perencanaan proses pembelajaran meliputi Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya : 1. tujuan pembelajaran 2. materi



3. metode pembelajaran 4. sumber belajar 5. penilaian hasil belajar C. Keterampilan Dasar Guru dalam Pembelajaran Pembentukan



kemampuan



profesionalisme



keguruan



memerlukan



pengintegrasian fungsional antara teori, praktik dan materi serta metodologi penyampaiannya. Kemampuan pembelajaran adalah perbuatan yang rumit yang merupakan pengintegrasian secara utuh berbagai komponen kemampuan komponenkomponen tersebut berupa pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Keterampilan dasar pembelajaran (teaching skill) adalah kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau Widya Iswara agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif efisien dan 46rofessional. 1. Definisi keterampilan dasar pembelajaran Keterampilan dasar pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru agar dapat mengimplementasikan



berbagai



strategi



pembelajaran.



Keterampilan



dasar



pembelajaran adalah nilai yang diperoleh dari suatu untuk Komponen keterampilan dasar pembelajaran yang dilakukan guru untuk mengelola pesan pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. 2. Jenis-jenis keterampilan dasar pembelajaran a. Keterampilan membuka pembelajaran Keterampilan Membuka pelajaran set induction adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan kondisi optimal agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien indikator keterampilan membuka pembelajaran meliputi menarik perhatian peserta didik menimbulkan motivasi memberi acuan melalui berbagai usaha dan membuat kaitan atau hubungan diantara materi yang akan dipelajari. b. Keterampilan bertanya Keterampilan bertanya adalah kemampuan menggunakan bahasa verbal untuk meminta respon peserta didik baik berupa pengetahuan pendapat dan sebagainya Dalam proses pembelajaran bertanya memainkan peranan penting karena dapat menjadi stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir peserta didik. Tujuan guru mengajukan pertanyaan antara lain:



1. menimbulkan rasa ingin tahu 2. merangsang fungsi berpikir 3. mengembangkan keterampilan berpikir 4. memfokuskan perhatian peserta didik 5. mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik c. Keterampilan mengadakan variasi Tujuan utama dari variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah untuk mengurangi rasa boring dan jenuh yang membuat peserta didik tidak Lagi fokus pada pembelajaran yang sedang berlangsung untuk itu guru perlu melakukan berbagai variasi sehingga perhatian peserta didik tetap terpusat pada pembelajaran variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok atau komponen yaitu: 1. variasi pola interaksi guru dan kegiatan peserta didik 2. variasi cara dalam pembelajaran 3. variasi dalam pemanfaatan sumber belajar d. Keterampilan Menjelaskan Keterampilan menjelaskan merupakan kemampuan yang dilakukan guru untuk menyampaikan informasi secara lisan dan sistematis untuk menunjukkan korelasi atau hubungan antara yang satu dengan yang lainnya ada dua komponen dalam keterampilan menjelaskan yaitu Merencanakan hal ini mencakup menganalisahan masalah secara keseluruhan penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan hukum atau rumus-rumus yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan, kegiatan menjelaskan perlu memperhatikan hal-hal yang pertama kejelasan penggunaan contoh dan ilustrasi pemberian tekanan dan penggunaan balikan atau feedback. e. Keterampilam Mengelola kelas Keterampilan mengelola kelas dimaksudkan untuk menciptakan kondisi optimal agar Pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien dan pengelolaan kelas ada kegiatan yang bersifat preventif dan ada kuratif kegiatan mengelola kelas merupakan prasyarat untuk terjadinya pembelajaran yang efektif. f. Keterampilan memberi penguatan Keterampilan memberikan penguatan dalam pembelajaran adalah segala bentuk respon terhadap perilaku peserta didik baik bersifat verbal maupun nonverbal. Pemberian penguatan yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku guru



terhadap tingkah laku peserta didik pemberian penguatan adalah bersifat positif dan penguatan negatif penguatan positif dimaksudkan agar perilaku yang positif baik dapat diteruskan atau dipertahankan dan perilaku yang negatif dapat dicegah atau dikurangi bahkan untuk dihilangkan. g. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil Diskusi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik Namun demikian bukan berarti guru menjadi pasif tanpa kegiatan dalam diskusi kelompok kecil peserta didik dapat bertukar informasi dan pengalaman melakukan pengambilan keputusan bersama serta belajar melakukan pemecahan masalah program solving diskusi kelompok kecil merupakan strategi yang memungkinkan peserta didik menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang pikir berinteraksi sosial serta berlatih bersikap positif. h. Keterampilan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan karakteristik peserta didik dalam rombongan belajar sendiri tidak-tidaknya terdapat peserta didik yang cepat sedang dan lambat dalam merespon pembelajaran di satu sisi guru memberi memberikan perlakuan pembelajaran sama serta mengharapkan hasil belajar yang sama seperti tercantum dalam tujuan pembelajaran Oleh sebab itu pasti terjadi masalah dalam pembelajaran masalah dalam pembelajaran ada masalah kelompok dan masalah perorangan masalah kelompok pemecahannya secara kelompok dan masalah perorangan harus dipecahkan secara perorangan setiap guru dapat menciptakan format pengorganisasian peserta didik untuk kegiatan pembelajaran kelompok kecil dan perorangan sesuai dengan tujuan topik materi kebutuhan peserta didik serta waktu dan fasilitas yang tersedia. j. Penggunaan Bahasa pembelajaran hakikatnya adalah mengkomunikasikan pesan agar pesan dapat diterima dengan baik setelah pesan dapat diterima dengan baik maka terjadi perubahan perilaku pada individu penerima pesan Oleh sebab itu bahas untuk mengkomunikasi pesan menjadi penting Bahasa yang dapat dikomunikasikan bisa menggunakan 48ahasa lisan verbal dan 48ahasa nonverbal penggunaan 48ahasa yang perlu dinilai maupun yang berupa kejelasan ucapan Penggunaan istilah tata 48ahasa j.Keterampilan menutup pelajaran Keterampilan menutup pelajaran ialah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran menutup pelajaran merupakan rangkaian kegiatan



yang dilakukan guru untuk menstruktural kembali proses pembelajaran yang dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran. D. Instrumen Keterampilan Dasar Pembelajaran untuk menilai kemampuan keterampilan dasar pembelajaran diperlukan suatu pengamatan secara langsung terhadap proses dan interaksi antara guru dengan peserta didik dalam suatu sistem pembelajaran yang sedang berlangsung, Oleh sebab itu diperlukan suatu instrumen yang dapat mendeteksi unjuk keterampilan dasar guru dalam pembelajaran lembar observasi penilaian keterampilan dasar Pembelajaran dapat dipergunakan sebagai acuan untuk penentuan pencapaian guru dalam pembelajaran berikut lembar penilaian keterampilan dasar pembelajaran.