Studi Kasus 3 - Red Sweat AM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Analisa Masalah



Red Sweat Mistery (The Wall Street Journal, Monday, March 10)



Mistery penyakit ”Red Sweat” pada Pesawat Pattern Airline membingungkan para pakar Suatu penyakit aneh menyerang beberapa pramugari dan pramugara (Flight Attendance) pesawat Pattern Airline. Selama dalam penerbangan penyakit tersebut menyerang terutama di bagian muka, dada dan tangan. Beberapa orang yakin mereka mengeluarkan keringat darah walaupun pihak manajemen perusahaan belum ada bukti cairan tersebut adalah darah. Penyakit tersebut berbentuk titik-titik merah diatas kulit, dimuka, dada, punggung dan paha. Bentuknya seperti bintik kecil yang hilangnya berjam-jam. Adapun jenis penyakit tersebut, hal ini telah menyebabkan kepanikan yang luar biasa diantara para awak pesawat, kepanikan juga terjadi diantara pakar kesehatan dan pihak internal manajemen. “Kami mencoba semaksimal mungkin untuk mencari penyebab dari masalah ini” kata Dr. David Miller, Direktur Kesehatan, “kami tidak menginginkan para awak pesawat kami terbang dengan mengidap penyakit tersebut.



Manajemen mengatakan terdapat 60 orang pramugari dan pramugara yang terjangkit “RED SWEAT” (keringat darah). Banyak diantara mereka yang telah mengalaminya sebanyak 2 atau 3 kali. Total kejadian yang dilaporkan sebanyak 120 kasus, kasus tersebut mulai timbul sejak 2 bulan yang lalu (Januari), semua kasus serupa terjadi di rute penerbangan New York-Florida di pesawat A300.



Serasa Terbakar “Muka saya menjadi hangat, seperti tersiram dan rasanya seperti terbakar” kata salah seorang pramugari. Saya melihat ke kaca dan terdapat bintik kecil berwarna merah pada sebelah kiri leher saya dan saya berpikir “Ya Tuhan apakah ini?” Seorang pramugari yang enggan disebutkan namanya karena takut akan di PHK mengatakan bahwa dia mengusap bintik-bintik tersebut, tapi kemudian mukanya menjadi gatal-gatal, terbakar dan menjadi merah selama berjam-jam. Walaupun gejala penyakit ini kemudian mulai reda, kulitnya tetap basah, teriritasi dan seperti bersisik selama seminggu.



Analisa Masalah Seorang pramugara yang terbang dari New York ke Miami pada tanggal 29 Januari, dilaporkan mengalami pendarahan pada lehernya yang mirip dengan sayatan silet yang di dalamnya terdapat bintik kecil berwarna merah. Seorang pramugari yang bekerja di perusahaan tersebut dari New York ke Fort Lauderdale pada tanggal 9 Februari mengatakan “Red Sweat tersebut seperi darah yang keluar dari pori-pori saya”. Seorang pramugari pada tanggal 31 Januari mencatat pendarahan dari dahi dan pipi, “Seakan-akan saya mengeluarkan keringat darah dari pori-pori saya.”



Penyelidikan Perusahaan Untuk membantu mencari penyebab dari peristiwa ini, perusahaan telah meminta bantuan dari ahli fisika dan kedokteran dari Universitas Columbia, beberapa dokter telah memeriksa beberapa awak yang terkena “Red Sweat”. Perusahaan juga telah meminta bantuan para ahli dari bagian kesehatan penerbangan Angaktan Udara di NASA dan Universitas terkemuka dan perusahaan telah juga menyewa konsultan penerbangan untuk memeriksa kondisi pesawat secara keseluruhan. Semuanya telah dilakukan namun belum satupun hasil yang didapat,”kita tidak dapat membuat catatan kejadian ini,… aneh dan sangat aneh !” kata Dr. Millet. Keanehan terjadi beberapa tahun yang lalu disaat para pramuguri / ra pesawat jet terkena gejala lain terutama batuk-batuk kering. Penyakit ini akhirnya dihubungkan dengan gas ozone dan masalah tersebut akhirnya ditangani dengan menggunakan “Filter Air Circulation System” di dalam pesawat. Saat ini, yang menjadi perhatian perusahaan adalah “Red Sweat” yang terjadi di kalangan para pramugari / ra, dikarenakan para pilot dan penumpang tidak terkena. “Saya pernah melihatnya dan hal tersebut sungguh-sungguh benar” kata Dr. Millet. Beberapa oarng awak mengira bahwa mereka terkena hemophilia, namun menurut dokter sampai sejauh ini tidak ada seorangpun yang menderita karena penyakit tersebut dan tidak mengalami pendarahan. Beberapa pendapat menyatakan bahwa Red Sweat tersebut disebabkan oleh Make-up wanita. Itu mungkin disebabkan oleh Chrome Hydrosis (keringat berwarna), kondisi langka yang terjadi mungkin juga karena factor keturunan dan infeksi bakteri, atau keringat yang disebabkan oleh gerakan, ketinggian dan dehidrasi (kabin pesawat yang kering), mungkin juga disebabkan oleh kontaminasi yang terjadi di dalam pesawat seperti Cairan Pembersih yang digunakan dalam lorong-lorong pesawat yang menyebabkan terjadinya kontaminasi reaksi kimia.



Analisa Masalah Salah seorang pramugari mengatakan bahwa seorang dokter dari Columbia membuat diagnosis sementara bahwa para awak tersebut terkena efek pembakaran kimia dan memberikan cortisone cream untuk perawatan. Dr. Maureen seorang dermatologis yang bekerja pada Columbia University menyatakan “kami belum mendapatkan kesimpulan, penyelidikan masih terus kita lakukan” Dia menolah untuk memberikan komentar lebih jauh. Apapun kasusnya, para awak pesawat sangat kesal. “Kawan saya menderita penyakit ini dan sangat ketakutan” kata salah seorang pramugari. Pramugari yang mengalami penyakit ini selama 3 kali menyatakan dia tidak akan terbang lagi dengan A300 sampai masalahnya terpecahkan. “Saya terbang dengan pesawat tersebut 2 bulan yang lalu dan tidak terjadi apa-apa, sekarang setiap kali saya dekat dengan pesawat tersebut, saya merasa terjangkit penyakit” katanya. Salah seorang pramugari yang baru kembali dari cuti hamil menderita Red Sweat pada saat mulai terbang kembali minggu lalu. Pihak perusahaan menyatakan bahwaa mereka tidak menyadari akibat jangka panjang yang akan ditimbulkan, namun hal tersebut tidak akan meyakinkan kembali para awak, “ Kami tidak tahu penyakit apa ini dan efek apa yang akan ditimbulkan dan jika kita bernapas apakah akan menimbulkan kerusakan di dalam tubuh, “ kata salah seorang pramugari yang telah mengalami hal tersebut sebanyak tiga kali penebangan yang sama. Beberapa pramugari kuatir kalau penyakit tersebut akan merusak penampilan mereka. Salah seorang kawan wanita saya telah mengalami bintik-bintik merah pada mukanya, dia kelihatannya sangat terluka sekali kata salah seorang pramugari. Masalah ini dapat menyebabkan persoalan ketenagakerjaan bagi perusahaan. Serikat pekerja mendesak untuk segera dicari penyelesaian yang cepat. “Pekerj kami berdarah di dalam melakukan tugasnya, dan kita tidak tahu mengapa. Kata ketua Serikat Pekerja local yang mewakili para awak peawat. “Saya katakan kepada manajemen jika mereka tidak menyelesaikan masalah ini dengan cepat, kami akan meminta penerbangan pesawat A300 untuk segera di stop (grounded). Pihak manajemen mengatakan mereka telah memeriksa jalur penerbangan Ameriks yang lainnya dan tidak satupun melaporkan kejadian serupa. Pihak perusahaan juga menyatakan bahwa mereka telah memeriksa pabrik pesawat airbus yang membaut A300 dan pihak pabrik menyatakan bahwa pesawat A300 dengan rute yang lain tidak pernah mengalami hal yang serupa. Pihak Manajemen Pattern sangat kuatir baik terhadap reputasi dan kondisi karyawannya saat ini.



Analisa Masalah



Red Sweat Mistery (Informasi Tambahan)



Disaat manajemen sedang melanjutkan penyelidikannya, beberapa fakta masih belum juga terungkap. Sementara gejala Red Sweat tersebut kemungkinan akan hilang dalam beberapa jam, Red Sweat tersebut timbul 30 menit setelah pesawat Take-off. Salah seorang Supervisor mengatakan bahwa Pemimpin awak tidak terkena Red Sweat ini. Hampir semuat kasus penyakit ini dilaprokan timbul di pesawat baru A300 (New York – Florida). Satu L-1011 (New York Chicago) telah melaporkan kasus yang serupa dan tidak ada satupun terdapat di armada pesawat DC9. Tidak satupun pesawat lain melaporkan kasus yang serupa.



Sebuah survey terhadap pilot A300 membuktikan bahwa tidak ada catatan sejarah dari penyakit ini. Banyak pilot Pattern mengatakan bahwa mereka siap untuk mogok kerja jika para pilot juga terjangkit penyakit tersebut. AAP (Association of Airline Passengers) telah mengancam akan memboikot pesawat A300 jika terdapat indikasi lagi penumpang terserang penyakit tersebut.



Dengan memperkirakan bahwa timbulnya penyakit tersebut dikarenakan interior finishing dari pesawat baru tersebut, perusahaan telah mereview kembali spesifikasi material dari para interior supplier. Kebanyakan material tersebut sama dengan model yang digunakan saat ini tapi ada beberapa material baru yang dipergunakan dalam pesawat Pattern sebagai berikut : • • • •







Pada awal tahun (bulan Januari), digunakan soft cleanser baru untuk membersihkan platic panel seperti pintu microwave dan penutup jendela pesawat bagian dalam Counter steel bagian dalam dan tembok rest room di pesawat A300 dilapisi dengan polymer di saat pesawat tersebut disservice Bagian trolley sayuran dilapisi dengan plastic untuk mengurangi getaran suara, penyelidikan mengatakan bahwa plastic ini sangat mudah pecah Karena banyak pesawat Pattern yang melewati rute diatas perairan, pesawat A300 ini dilengkapi dengan bahan pelampung penumpang yang baru dan peralatan untuk demo. Semua Crew A300 dilatih untuk menggunakan pelampung yang baru dan diwajibkan untuk mempelihatkan (demo) kepada semua penumpang sebelum mereka mulai penerbangan pada pertengahan Januari Pattern telah melakukan uji coba polysorbant air filter baru di A300 untuk menghilangkan udara yang ada di lorong pesawat sebelum udara tersebut disirkulasikan ke kabin. Test akan berlangsung selama 3 bulan