Studi Kasus Hiperlipidemia PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FARMAKOTERAPI II Studi Kasus Hiperlipidemia



CONTOH STUDI KASUS Seorang pria (55 tahun/ BB 80 kg) dengan diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi dirujuk ke klinik untuk assassment (penilaian) mixed hyperlipidemia yang ditemukan dalam pemeriksaan rutinnya. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan di klinik menunjukan hasil yang biasa. Pasien tidak memiliki xanthomatous. Riwayat keluarga ada yang menderita diabetes melitus tipe 2. Pengobatan saat ini ramipril, glibenklamid, dan hidroklorthiazide.



Kemudian dokter meresepkan fenofibrate, metformin, dan rosuvastatin termasuk ramipril, glibenklamid, dan hidroklorothiazide. Empat minggu kemudian lipid profil pasien mengalami peningkatan. Hasil laboratorium menunjukkan kadar kolesterol total 213,45 mg/dL, trigliserida 825,5 mg/dL, HDL-c 37,05 mg/dL.



Hasil analisis sampel darah (puasa)



Dengan terus dilakukan follow up, 3 bulan kemudian



kolesterol total 356,34 mg/dL,



kolesterol total 145,9 mg/dL,



total trigliserida 5927,4 mg/dL,



trigliserida 330,4 mg/dL,



HDL-c 23,4 mg/dL,



HDL-c 27,84 mg/dL.



TSH 0,94 mIU/L. Urea, kreatininm elektrolit, bilirubin, AST, ALT normal. HbA1c 9,5%.



Penyelesaian menggunakan SOAP



A. SUBJEK Pria berusia 55 tahun dan Berat badan 80 kg 1. Past Medical History • Diabetes melitus tipe 2 • Hipertensi 2. Medication History (Dosis tidak dicantumkan) • Ramipril • Glibenklamid • Hidroklorothiazide 3. Pemeriksaan Fisik Results of our physical examination were unremarkable



B. OBJEK Data Laboratorium (Puasa)



C. ASSASSMENT Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus tipe 2 dan hipertensi. Glibenklamid (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi diabetes pasien. Ramipril dan hidroklorothiazide (dosis tidak dicantumkan) digunakan untuk terapi hipertensi pasien. Berdasarkan data diatas, kolesterol total dan trigliserida pasien sangat tinggi sementara kadar HDL-c dibawah normal. Menurut NCEP (National Cholestrol Education Program) kolesterol total normal < 200 mg/dL, trigliserida normal < 150 mg/dL, dan HDL-c 35-93 mg/dL. Hal ini mengindikasikan bahwa pasien menderita hiperlipidemia (mixed hyperlipidemia). Diabetes melitus tipe 2 yang diderita pasien merupakan salah satu penyebab terjadinya hiperlipidemia sekunder karena kondisi tersebut dapat menyebabkan meningkatnya level VLDL dan menurunkan HDL (Rader and Hobbs, 2012).



C. ASSASSMENT Menurut Koda-Kimble et al (2005), pemakaian obat hipertensi golongan tiazid juga menyebabkan peningkatan kolestrol 5-7% dan peningkatan trigliserida 30-50%. Sementara menurut Martin et al. 2009, pasien dengan kadar trigliserida > 2001,77 mg/dL semuanya hampir memiliki hiperlipidemia sekunder dan primer. Dokter meresepkan fenofibrat 100 mg untuk mengatasi hiperlipidemia. Saat pemeriksaan HbA1c pasien sebesar 9,5% maka dokter memberi metformin 500 mg tambahan obat untuk diabetes pasien. Rosuvastatin 20 mg untuk terapi mixed hyperlipidemia.



D. PLAN Tujuan terapi yang ingin dicapai dalam pengobatan adalah penurunan kadar kolesterol total dan trigliserida, meningkatkan kadar HDL-c, menormalkan kadar gula darah dan tekanan darah tinggi serta mengurangi resiko pertama atu berulang dari infark miokardiak, angina, gagal jantung, stroke iskemia, dan kejadian lain pada penyakit arterial (karotid stenosis atau aortik abdominal). 1. Terapi hiperlipidemia • Fenofibrat Dosis inisial yang biasa digunakan dalam terapi mixed hyperlipidemia yaitu sebesar 300 mg per hari dan dapat ditingkatkan menjadi 400 mg perhari. Dosis pemeliharan 200 mg per hari. Obat diminum setelah makan.



D. PLAN • Rusovastatin Dosis inisial yang biasa digunakan yaitu 20 mg per hari. Range dosis 5 – 40 mg per hari dan tidak lebih dari 40 mg perhari. Obat sebelum atau setelah makan. 2. Terapi hipertensi • Ramipiril Dosis pemeliharaan yaitu 2,5-5 mg per hari diminum pagi sebelum atau setelah makan. • Hidroklortiazide Dosis yang biasanya digunakan yaitu 12,5 mg per hari diminum pagi sebelum atau setelah makan.



D. PLAN 3. Terapi Diabetes melitus tipe 2 • Metformin Dosis pemeliharaan yaitu 1,25 – 20 mg per hari diminum segera sebelum makan. • Glibenklamid Dosis pemeliharan yaitu 500 mg 1 – 2 kali perhari diminum setelah makan.



DAFTAR PUSTAKA Koda Kimble, M.A., Carlisle B.A., and Kroon, L.A. (2005). Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs. Philadephia: Lippincott Williams & Wilkins. Martin, D., McCann, E., & Glynn, P. (2009). Rheologic Reflection in Hypertriglyceridemia-induced Pancreatitis. South Med J. 102: 1049-105. National Instituti for Health and Clinical Excellence. (2006) Hypertension, Management of Hypertension in Adult in Primary Case. London: NICE. Rader, D.J & Hobbs, H.H. (2009). Disorders of lipoprotein metabolism. In: Longo, D.L., Kasper, D.L., Jameson, J.L., Fauci, A.S., Hauser, S.L., & Loscalzo, J. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 18th ed. New York, NY: McGraw-Hill Companies, Inc.



TUGAS KELOMPOK STUDI KASUS



KASUS I Seorang pasien wanita (65 tahun/ BB 75 kg) memiliki keluhan sakit dada, jantung berdebar, mudah berkeringat, dan nafas pendek. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium klinik dari sampel darah pasien diperoleh LDL-c 180 mg/dL, HDL-c 30 mg/dL, kolesterol total 300 mg/dL, dan total trigliserida 450 mg/dL. Hasil Pemeriksaan Lab • LDL-c 180 mg/dL • HDL-c 30 mg/dL • Kolesterol total 300 mg/dL • Total trigliserida 450 mg/dL. 1. Jelaskan Hyperlipidemia tipe berapa pasien tersebut? 2. Selesaiakan kasus di atas dengan metode SOAP!



KASUS II Seorang pasien pria dengan tinggi badan 165 cm dan berat badan 87 kg,mempunyai kebiasaan merokok 1 pak sehari, tidak pernah berolahraga dan mempunyai riwayat keluarga, yakni kakak pertama menderita hipertensi, kakak kedua menderita diabetes dan ayah meninggal karena myocardial infarction. pasien tersebut mempunyai tekanan darah 140/80 mmHg, random blood glucose level 5 mmol/L, dan hasil pemeriksaan lipid puasa : total kolesterol : 6,7 mmol/L ; LDL-cholesterol : 3,6 mmol/L ; HDL-cholesterol : 1,2 mmol/L ; Trigliserida: 1,8 mmol/L. 1. Jelaskan Hyperlipidemia tipe berapa pasien tersebut? 2. Selesaiakan kasus di atas dengan metode SOAP!



KASUS III Ibu Eka (50 th) memeriksakan kesehatannya dengan keluhan cepat lelah, sering buang air kecil terutama kalau malam hari. Pasien mengaku sering merokok, hampir 1 bungkus per harinya.



Data Laboratorium :



Data Pasien



• Kolesterol Total: 200 mg/dl



• Berat Badan



: 65 kg



• Tinggi Badan



: 159 cm



• Tekanan Darah



: 110/85 mmHg



• Kreatinin



: 1,12 mg/dl



• GDS



: 150 mg/dl



• Trigliserida



: 200 mg/dl



• LDL



: 130 mg/dl



• HDL



: 35 mg/dl



• Nadi 65 kali/menit • Jantung dan paru-paru dalam batas normal



1. Jelaskan Hyperlipidemia tipe berapa pasien tersebut? 2. Selesaiakan kasus di atas dengan metode SOAP!



KASUS IV MN, seorang pria 48 tahun dengan riwayat hipertensi dan merokok (1bungkus/hari) datang ke klinik untuk tes kolesterol. Ia melaporkan tidak pernah mengalami nyeri dada atau riwayat infark miokard, stroke, atau penyakit arteri perifer. Ia tidak memiliki saudara kandung dan kedua orang tua hidup tanpa adariwayat jantung koroner (PJK).



Laboratorium : kolesterol total 256 mg/dL (6,63mmol/L), Trigliserida 235 mg/dL (2,66 mmol/L), Kolesterol HDL 27 mg/dL (0,70 mmol/L), Glukosa 115 mg/dl (6,38 mmol/L), data laboratorium lainnya semua dalam batas Riwayat kesehatan pasien : hipertensi selama 9 tahun, riwayat normal. gout Riwayat keluarga : ayah dan ibu hidup tanpa riwayat PJK atau diabetes. Riwayat sosial : bekerja sebagai programmer computer dan duduk di mejanya sepanjang hari, tidak berolahraga secara teratur; minum alkohol. Obat-obatan : aspirin 80 mg sekali sehari,verapamil SR 180 mg sekali sehari Tanda vital : BP 142/86 mmHg, denyut nadi 71/menit, pernafasan 16/menit, suhu 37°C, tidak ada nyeri dada, sesak nafas atau pusing.



1. Jelaskan Hyperlipidemia tipe berapa pasien tersebut? 2. Selesaiakan kasus di atas dengan metode SOAP!



KELOMPOK I 1. M. Helmi 2. Dwi Handayani 3. Oktavia 4. Anggia



KELOMPOK II 1. Elsa 2. Selly B 3. Patimah 4. Dina



KELOMPOK III 1. Ummu 2. Aditya 3. Victriani 4. Ratih



KELOMPOK IV 1. Eva Bonita 2. Roy Meliana 3. Selly A. 4