Studi Literatur Gedung Olahraga [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERANCANGAN ARSITEKTUR 5 STUDI LITERATUR GEDUNG OLAH RAGA TERTUTUP



FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS BOROBUDUR



NAMA



: BAGUS JATI KUSUMO



NIM



: 17420018



1



A. Pengertian Gelanggang Olahraga (GOR) Gelanggang Olahraga (GOR) adalah arena atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani berupa permainan, perlombaan, dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi optimal.



B. Tipe – tipe Gelangang Olahraga Gelanggang olahraga bisa disebut sebagai kawasan atau wilayah yang lebar dengan berbagai bangunan olahraga yang berada di dalam satu kawasan tersebut. Tipe atau jenis klasifikasi pada GOR berdasarkan standar Nasional adalah seperti pada table di bawah ini.



2



B. Ketentuan Dalam Merancang Gedung Olahraga ( GOR ) 1. Permenpora Nomor 0445 Tahun 2014 tentang standar prasarana olahraga berupa bangunan gedung olahraga 2. Permen PUPR Nomor 14/PRT/M/2017 tentang persyaratan kemudahan bangunan gedung. 3. Arsitek data jilid 1 dan 2 oleh Neufert Berikut ini adalah ketentuan – ketentuan desain GOR menurut Permenpora No. 0445 Tahun 2014 dan Permen PUPR No. 14/PRT/M/2017. a. Standar ukuran kursi penonton



3



-



Ketinggian tempat duduk min. 44 cm dan maks. 48 cm, lebar lantai setiap undakan adalah 80 cm.



-



Lebar kursi penonton tidak termasuk armrest untuk penonton umum adalah 45 cm – 50 sedangakn untuk penonton VIP adalah 50 cm – 60 cm.



b. Standar beda ketinggian kursi penonton



Sudut kemiringan (kecuraman) undakan tribun harus menjamin perbedaan tinggi minimum 12 cm agar penonton yang berada di urutan belakang dapat melihat secara bebas ke titik terjauh dan terdekat dari arena permainan tanpa terhalang penonton dibarisan depannya.



4



Standar sirkulasi penonton



c. Pemisah tribun dengan arena -



Pemisah antara tribun dan arena memakai pagar transparan dengan tinggi min. 1 m dan maks. 1,2 m



-



Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan tribun min. 1,20 m. d. Pengelompokan tempat duduk penonton



- Daerah penonton harus dibagi dalam beberapa kompartemen



5



- antar kelompok penonton harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan minimum setinggi 2 m - Tata letak tempat duduk untuk umum diantara 2 gang mak. 16 kursi dan bila satu sisi berupa dinding maka maks. 8 kursi - Tata letak tempat duduk untuk VIP diantara 2 gang maks. 14 kursi dan bila satu sisi berupa dinding maka maks. 7 kursi - Setiap 8 – 10 baris tempat duduk terdapat kordor. e. Dinding arena



6



f. Lantai arena



-



Konstruksi lantai arena harus mampu menerimabeban kejut dan beban minimum 400 kg/m2.



-



Permukaan lantai harus rata dan rapat



-



Permukaan lantai harus terbuat dari bahan yang bersifat elastis.



g. Standar kapasitas GOR 1. Tipe A, yaitu GOR yang dalam penggunaannya melayani wilayah Provinsi, dengan standar kapasitas penonton 3000-5000 orang dan fasilitas olahraga yang tersedia adalah minimal 1 lapangan bola voli, 1 lapangan basket, dan 4 lapangan bulu tangkis. 2. Tipe B, yaitu GOR yang dalam penggunaannya melayani wilayah Kabupaten/Kota, dengan standar kapasitas penonton 1000-3000 orang, dan fasilitas olahraga yang tersedia adalah minimal 1 lapangan basket, 1 lapangan bola voli, dan 1 lapangan bulutangkis. 3. Tipe C, yaitu GOR yang peruntukannya hanya melayani wilayah Kecamatan, dengan standar kapasitas penonton maksimal sebanyak 1000



7



orang, dan fasilitas cabang olahraga yang tersedia adalah minimal 1 lapangan bola voli dan 1 lapangan bulu tangkis



h. Arena



8



- Ukuran arena GOR type A minimum panjang 50 m, lebar 40 m. tinggi diatas area permainan 15 m dan tinggi diatas zona bebas (diluar area permainan) 5,5 m. - Ukuran arenaGOR type B minimum panjang 40 m, lebar 25 m. tinggi diatas arena permainan 12,5 m dan tinggi diatas zona bebas (diluar area permainan) 5,5 m.



i. Standar fasilitas yang harus ada Untuk dapat berfungsi dengan baik, GOR harus menyediakan beberapa fasilitas, yaitu yang terdiri dari dua bagian fasilitas, meliputi : a. Fasilitas utama, yaitu fasilitas-fasilitas yang harus tersedia dan paling utama dalam lingkup bangunan GOR. Misalnya lapangan bulu tangkis, futsal, hall basket, dan lain sebagainya. b. Fasilitas penunjang, yaitu fasilitas yang menjadi pelengkap daripada fasilitas-fasilitas utama yang ada di bangunan GOR Fasilitas penunjang GOR harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut: 1. Ruang ganti atlit, yaitu pembangunan ruang ganti untuk GOR tipe A dan GOR tipe B minimal 2 unit sedangkan untuk GOR tipe C minimal 1 unit, dengan ketentuan sebagai berikut : •



Lokasi ruang ganti atlit harus didesain untuk dapat langsung menuju lapangan melalui lorong atau koridor yang berada di bawah tribun penonton.



9







Kelengkapan fasilitas ruang ganti atlit per unit ini meliputi : •



Toilet pria dilengkapi dengan minimal 2 buah wastafel, 4 buah peturasan (tempat buang air kecil) dan 2 buah kakus (jamban);







Ruang/kamar bilas pria yang dilengkapi dengan minimal 9 buah shower;







Ruang/kamar ganti pakaian pria yang dilengkapi box sebagai tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit, dengan minimal 20 box. Selain itu, ruang ganti ini juga dilengkapi dengan bangku panjang yang mampu menampung minimal 20 tempat untuk bisa diduduki;







Toilet wanita dilengkapi minimal 4 buah kakus (jamban) dan 4 buah wastafel yang dilengkapi cermin;







Ruang/kamar bilas wanita dibuat tertutup dengan jumlah minimal 20 buah;







Ruang/kamar ganti pakaian wanita yang dilengkapi box sebagai tempat simpan benda-benda dan pakaian atlit, dengan minimal 20 box. Selain itu, ruang ganti ini juga dilengkapi dengan bangku panjang yang mampu menampung minimal 20 tempat untuk bisa diduduki.



2. Ruang ganti pelatih dan wasit, yaitu pembangunan ruang ganti untuk GOR tipe A dan GOR tipe B minimal 1 unit untuk wasit dan 2 unit untuk pelatih dengan ketentuan, sebagai berikut: •



Loksai ruang ganti pelatih dan wasit harus didesain untuk dapat langsung menuju lapangan melalui lorong atau koridor yang berada di bawah tribun penonton;







Fasilitas ruang ganti pelatih dan wasit untuk pria dan wanita, tiap unit minimal: •



1 buah wastafel;







1 buah kakus (jamban);







1 buah ruang/kamar bilas tertutup;



10







1 buah ruang simpan yang dilengkapi 2 buah box tempat simpan dan bangku panjang yang mampu menampung 2 tempat duduk;



3. Ruang pijat yang dibangun untuk GOR tipe A, B dan C minimal memiliki luas ruangan sebesar 12 m2 dan tipe C diperbolehkan tanpa ruang pijat. Kelengkapan ruang pijat pada sebuah GOR adalah minimal 1 buah tempat tidur, 1 buah wastafel dan 1 buah kakus (jamban); 4. Lokasi ruang P3K dibangun dekat dengan ruang/kamar ganti atau ruang/kamar bilas dengan luas minimal 15 m2. Kelengkapan ruang P3K untuk GOR adalah minimal 1 buah bed (tempat tidur) untuk pemeriksaan, 1 buah bed untuk perawatan dan 1 buah kakus (jamban) yang mempunyai luas lantai dapat menampung 2 orang (pemeriksa dan pasien) untuk kegiatan pemeriksaan doping; 5. Ruang pemanasan dibuat untuk GOR tipe A minimal luasnya adalah 300 m 2, GOR tipe B minimal memiliki luas 81 m 2 dan maksimal 196m2, sedangkan GOR tipe C minimal memiliki luas ruang pemanasan 81 m2 ; 6. Ruang latihan beban dibuat dengan luas minimal 150 m2 untuk GOR tipe A, 80 m2 untuk GOR tipe B sedangan GOR tipe C diperbolehkan tanpa ruang latihan beban; 7. Menyediakan toilet untuk penonton dimana antara toilet pria dan wanita penempatannya dipisahkan.



Fasilitas toilet penonton harus dilengkapi minimal dengan: •



Jumlah kakus jongkok pria sebanyak 1 buah kakus per 200 penonton pria sedangkan untuk kakus jongkok wanita sebanyak 1 buah kakus per 100 penonton wanita;







Wastafel dilengkapi dengan cermin, dimana dibutuhkan minimal 1 buah wastafel per 200 penonton pria dan 1 buah wastafel per 100 penonton wanita.







Dilengkapi dengan peturasan minimal 1 buah per 100 penonton pria.



8. Kantor manajemen lapangan dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :



11







Kantor untuk tipe GOR A dan B mampu menampung minimal 10 orang dan maksimalnya 15 orang sedangkan GOR tipe C minimal 5 orang dengan luas yang dibutuhkan minimal 5 m2 untuk setiap orangnya.







GOR Tipe A dan B harus dilengkapi ruang untuk petugas satuan keamanan (satpam), petugas kebakaran dan polisi yang masing-masingnya dengan luas minimal 15 m2. Sedangkan GOR tipe C diperbolehkan tanpa ruang tersebut;



9. Gudang, yaitu pembangunan gudang diperuntukkan untuk menyimpan alat kebersihan dan alat olahraga dengan luas yang disesuaikan dengan alat kebersihan atau alat olahraga yang digunakan, antara lain: •



GOR Tipe A menyediakan gudang alat olahraga dengan minimal luasnya 120 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;







GOR Tipe B menyediakan gudang alat olahraga dengan minimal luasnya 50 m2 dan 20 m2 untuk gudang alat kebersihan;







GOR Tipe C menyediakan gudang alat olahraga dengan luas 20m 2 dan 9 m2 untuk gudang dan alat kebersihan;



10. Ruang panel listrik yang dibangun untuk GOR tipe A, B dan C harus diletakan dengan ruang staf teknik; 11. Ruang mesin yang dibangun untuk GOR tipe A, B dan C dengan luas ruang yang tidak hanya memperhatikan kapasitas mesin yang digunakan, akan tetapi juga harus memperhatikan lokasinya sehingga tidak menimbulkan bunyi bising yang dapat mengganggu ruang arena pertandingan olahraga dan penonton; 12. Ruang kantin dibuat untuk GOR tipe A, sedangkan untuk GOR tipe B dan C diperbolehkan tanpa ruang kantin; 13. Ruang pos keamanan dibuat untuk GOR tipe A dan B, sedangkan GOR tipe C diperbolehkan tanpa ruang pos keamanan; 14. Tiket box dibuat untuk GOR tipe A dan B sesuai kapasitas penonton; 15. Ruang pers dibuat untuk GOR tipe A, B dan C sebagai berikut: •



Menyediakan ruang kabin untuk awak TV dan Film;







GOR tipe A dan B harus menyediakan ruang telepon dan telex, sedangkan untuk GOR tipe C boleh tidak disediakan ruang telepon dan telex;



12







Menyediakan toilet khusus untuk pria dan wanita masing-masing minimal 1 unit terdiri dari 1 kakus jongkok dan 1 wastafel;



16. Ruang VIP dibuat untuk GOR tipe A dan B yang digunakan untuk menerima tamu khusus atau tempat wawancara khusus. 17. Tempat parkir dibangun untuk GOR tipe A dan B, sebagai berikut : •



Jarak maksimalnya adalah 1500m dari tempat parkir, pool atau tempat pemberhentian kendaraan umum menuju pintu masuk GOR;







Menyediakan 1 ruang parkir mobil yang digunakan minimal untuk 4 orang pengunjung pada saat jam sibuk;



18. Toilet penyandang disabilitas dibangun untuk GOR tipe A dan B sedangkan GOR tipe C diperbolehkan tanpa dilengkapi dengan toilet penyandang disabilitas. Fasilitas yang dibutuhkan dalam toilet penyandang disabilitas, meliputi •



Toilet penyandang disabilitas untuk pria dan wanita juga harus dipisahkan, yang masing-masing terdiri 1 unit dengan dilengkapi 1 buah kakus, 1 buah peturasan, 1 buah wastafel untuk pria dan 1 buah kakus duduk serta 1 buah wastafel untuk wanita;







Toilet penyandang disabilitas harus dilengkapi dengan pegangan tangan (railing hand) yang diletakan di depan dan di samping kakus duduk setinggi 80 cm;



19. Jalur aksesibilitas atau koridor untuk penyandang disabilitas harus memenuhi ketentuan, sebagai berikut : •



Tanjakan pada koridior dibangun dengan kemiringan 8%, dengan panjang maksimal 10m. Pada Ujung tanjakan koridor disediakan bagian datar minimal 180 cm;







Memiliki permukaan lantai selasar yang tidak licin, harus terbuat dari bahan-bahan yang keras dan tidak boleh ada genangan air;







Selasar atau koridor harus cukup lebar untuk bisa digunakan kursi roda melakukan putaran 180 derajat



13



B. Macam-macam sistem struktur bentang lebar 1. Rangka batang Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi. Sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung Macam-macam konstruksi rangka batang : a. Konstruksi rangka batang tunggal Jika setiap batang atau segitiga penyususnannya mempunyai kedudukan yang setingkat atau konstruksi terdiri atas satu kesatuan yang sama (setara).



b. Konstruksi rangka batang ganda Setiap batang / segitiga penyusunnya setingkat kedudukannya, tetapi konstruksi terdiri atas dua buah kesatuan konstruksi yang setara.



c. Konstruksi rangka batang tersusun Jika kedudukan batang atau segitiga penyusun konstruksi ada beda tingkatannya, dengan kata lain, konstruksi terdiri atas konstruksi anak dan konstruksi induk. Dapat kita lihat pada contoh , segitiga ABC merupakan segitiga konstruksi induk, sedang segitiga ADE merupakan



14



segitiga konstruksi anak. namun, menurut saya jenis rangka batang ini lebih boros biaya dibanding jenis rangka batang lainnya karena harus membuat dua konstruksi. Contoh bangunan dengan konstruksi rangka batang



(1) Jakarta International Stadium



(2) Stadion GBK



2. Struktur membrane Membran adalah struktur permukaan fleksibel tipis yang memikul beban dengan mengalami tegangan tarik. Struktur membran adalah sebuah alternatif untuk struktur bentang lebar yang dapat diterapkan untuk penutup atap bangunan. Membran adalah suatu lembaran bahan tipis sekali dan hanya dapat menahan gaya tarik murni. Soap film adalah membran yang paling tipis kira-kira 0,25 mm yang dapat membentang lebar. Suatu struktur membran dapat bertahan dalam dua dimensi, tidak dapat menerima tekan dan geser karena tipisnya terhadap bentangan yang besar.



Tokyo dome dan prinsip pembebanan pada struktur nya



15



3. Struktur cangkang (shell) Cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung. Permukaan cangkang dapat mempunyai sembarang bentuk. Bentuk yang umum adalah permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu.



4. Struktur lipat Bentuk-bentuk ini sehari-hari banyak terlihat dan ditemukan di sekelililng kita. Jauh sebelum bentuk ini dikembangkan oleh daya kreasi manusia, bentuk struktur lipatan pada alam sebenarnya telah ada. Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Hal ini dapat dijelaskan , karena momen energia yang didapat dari bidang datar. Dari hasil perhitungan untuk bentuk lipatan harga momen energi :I = 1/12bh3, sedangkan untuk bidang datar : I = 1/12hb3. dengan terbentuknya lipatan ini, gaya-gaya akibat berat sendiri dan gayagaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri.



16



Maka disini dapat kita ambil suatu pengertian, yaitu : bentuk yang terjadi dari lipatan bidang-bidang dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri.



5. Struktur kabel Struktur kabel adalah sebuah sistem struktur yang bekerja berdasarkan prinsip gaya tarik, terdiri atas kabel baja, sendi. Baying dan sebagainya yang menyanggah sebuah penutup yang menjamin tertutupnya suatu bangunan (Makowski, 1998).



17



C. Lokasi proyek



Lokasi proyek : Jl. Muara Baru Raya , Jakarta Utara Luas lahan



: 15.500 m2.



KDB



: 50%



KLB



:2



KTB



: 55%



GSB



: 10 M



Peruntukan



: Lapangan Olahraga, Pusat Olahraga dan Kesehatan Jasmani, Bola Gelinding (Bowling) dan Bola Sodok (Billiard), Gelanggang Renang, Taman Hiburan, Studio Keterampilan,.



18