Surat Al Quran Sesuai Urutan Turunnya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Surat Al Quran sesuai urutan turunnya Wahyu Urutan Turun



Surat



No Surat Jumlah Ayat



Kategori



1



Al ‘Alaq



96



19



Makiyah



2



Al Qalam



68



52



Makiyah



3



Al Muzzammil



73



20



Makiyah



4



Al Muddatstsir



74



56



Makiyah



5



Al Faatihah



1



7



Makiyah



6



Al Lahab



111



5



Makiyah



7



At Takwir



81



29



Makiyah



8



Al A’laa



87



19



Makiyah



9



Al Lail



92



21



Makiyah



10



Al Fajr



89



30



Makiyah



11



Adh Dhuhaa



93



11



Makiyah



12



Al Insyirah



94



8



Makiyah



13



Al ‘Ashr



103



3



Makiyah



14



Al ‘Aadiyaat



100



11



Makiyah



15



Al Kautsar



108



3



Makiyah



16



At Takaatsur



102



8



Makiyah



17



Al Maa’uun



107



7



Makiyah



18



Al Kaafiruun



109



6



Makiyah



19



Al Fiil



105



5



Makiyah



20



Al Falaq



113



5



Makiyah



21



An Naas



114



6



Makiyah



22



Al Ikhlas



112



4



Makiyah



23



An Najm



53



62



Makiyah



24



Abasa



80



42



Makiyah



25



Al Qadr



97



5



Makiyah



26



Asy Syams



91



15



Makiyah



27



Al Buruuj



85



22



Makiyah



28



At Tiin



95



8



Makiyah



29



Al Quraisy



106



4



Makiyah



30



Al Qaari’ah



101



11



Makiyah



31



Al Qiyaamah



75



40



Makiyah



32



Al Humazah



104



9



Makiyah



33



Al Mursalat



77



50



Makiyah



34



Qaaf



50



45



Makiyah



35



Al Balad



90



20



Makiyah



36



Ath Thaariq



86



17



Makiyah



37



Al Qamar



54



55



Makiyah



38



Shaad



38



88



Makiyah



39



Al A’raaf



7



75



Makiyah



40



Al Jin



72



28



Makiyah



41



Yaa siin



36



83



Makiyah



42



Al Furqaan



25



77



Makiyah



43



Faathir



35



45



Makiyah



44



Maryam



19



98



Makiyah



45



Thaahaa



20



135



Makiyah



46



Al Waaqi’ah



56



96



Makiyah



47



Asy Syu’araa’



26



227



Makiyah



48



An Naml



27



93



Makiyah



49



Al Qashash



28



88



Makiyah



50



Al Israa’



17



111



Makiyah



51



Yunus



10



109



Makiyah



52



Huud



11



123



Makiyah



53



Yusuf



12



111



Makiyah



54



Al Hijr



15



99



Makiyah



55



Al An’aam



6



165



Makiyah



56



Ash Shaaffaat



37



182



Makiyah



57



Luqman



31



34



Makiyah



58



Saba’



34



54



Makiyah



59



Az Zumar



39



75



Makiyah



60



Al Mu’min



40



85



Makiyah



61



Fush shilat



41



54



Makiyah



62



Asy Syuraa



42



53



Makiyah



63



Az Zukhruf



43



89



Makiyah



64



Ad Dukhaan



44



59



Makiyah



65



Al Jaatsiyah



45



37



Makiyah



66



Al Ahqaaf



46



35



Makiyah



67



Adz Dzaariyaat



51



60



Makiyah



68



Al Ghaasyiyah



88



26



Makiyah



69



Al Kahfi



18



110



Makiyah



70



An Nahl



16



128



Makiyah



71



Nuh



71



28



Makiyah



72



Ibrahim



14



52



Makiyah



73



An Anbiyaa’



21



112



Makiyah



74



Al Mu’minun



23



118



Makiyah



75



As Sajdah



32



30



Makiyah



76



Ath Thuur



52



49



Makiyah



77



Al Mulk



67



30



Makiyah



78



Al Haaqah



69



52



Makiyah



79



Al Ma’aarij



70



44



Makiyah



80



An Nabaa’



78



40



Makiyah



81



An Naazi’aat



79



46



Makiyah



82



Al Infithaar



82



19



Makiyah



83



Al Insiqaaq



84



25



Makiyah



84



Ar Ruum



30



60



Makiyah



85



Al ‘Ankabuut



29



69



Makiyah



86



Al Muthaffifiin



83



36



Makiyah



87



Al Baqarah



2



286



Madaniyah



88



Al Anfaal



8



75



Madaniyah



89



Ali ‘Imran



3



200



Madaniyah



90



Al Ahzab



33



73



Madaniyah



91



Al Mumtahanah



60



13



Madaniyah



92



An Nisaa’



4



176



Madaniyah



93



Az Zalzalah



99



8



Madaniyah



94



Al Hadiid



57



29



Madaniyah



95



Muhammad



47



38



Madaniyah



96



Ar Ra’d



13



43



Madaniyah



97



Ar Rahmaan



55



78



Madaniyah



98



Al Insaan



76



31



Madaniyah



99



Ath Thalaaq



65



12



Madaniyah



100



Al Bayyinah



98



8



Madaniyah



101



Al Hasyr



59



24



Madaniyah



102



An Nuur



24



64



Madaniyah



103



Al Hajj



22



78



Madaniyah



104



Al Munaafiquun



63



11



Madaniyah



105



Al Mujaadilah



58



22



Madaniyah



106



Al Hujuraat



49



18



Madaniyah



107



At Tahriim



66



12



Madaniyah



108



At Taghaabun



64



18



Madaniyah



109



Ash Shaff



61



14



Madaniyah



110



Al Jumu’ah



62



11



Madaniyah



111



Al Fath



48



29



Madaniyah



112



Al Maa-idah



5



120



Madaniyah



113



At Taubah



9



129



Madaniyah



114



An Nashr



110



3



Madaniyah



Tafsir nuzuli merupakan pola penyajian baru dalam kitab tafsir Al-Qur’an. Dalam pola ini, para mufassir tidak lagi menyajikan urutan tafsirnya sesuai tartib mushafi (urutan sesuai mushaf sekarang) melainkan berdasarkan urutan turunnya surah, dimulai dari surah yang pertama kali turun hingga terakhir kali diturunkan. Dengan pola ini, para mufassir berusaha menghasilkan makna kontekstual ayat-surah secara kronologis sesuai dengan dakwah kenabian. Dengan demikian dimensi sejarah ayat dan dakwah Nabi bisa dipahami dengan baik, yang pada akhirnya, diharapkan bisa lebih menawarkan solusi atas problematika masyarakat di era modern. Meskipun pola ini masih memiliki beberapa perdebatan dalam penentuan urutan nuzul, nyatanya, ada beberapa mufassir yang menggunakan pola tafsir ini, yang tentu saja dengan kecenderungan yang berbeda-beda, mereka adalah: Pertama, Muhammad Izzat Darwazah (1305 – 1404 H) Seorang cendekiawan, politikus, sastrawan, penulis, sejarawan, penerjemah dan mufassir asal Nablus, Palestina. Di samping bahasa Arab, beliau juga menguasai bahasa Inggris dan Turki, serta mempelajari banyak buku dengan kedua bahasa tersebut. Kitab tafsirnya berjudul, “At-tafsir al-Hadits” ( ‫)التفسير الحديث‬. Tafsir ini ditulis menurut kronologi turunnya ayat (asbab an-nuzul) dan dicetak dalam 12 jilid. Mungkin pola semacam ini baru pertama kali digagas dalam dunia tafsir. Ketekunan Darwazah merunut asbab an-nuzul membuatnya peka terhadap realitas; ia ingin agar teks Al-Qur’an bisa berdialektika dengan realitas senyata mungkin. Tafsirnya juga menyingkap munasabah dan sejarah turunnya ayat, membahas ayat-ayat hukum, serta membicarakan beberapa ayat yang dinasakh (dihapus), disamping yang paling utama adalah tentang sirah dan bi’ah nabawiah. Kitab tafsir ini juga telah dikaji seorang akademisi dari Indonesia dan telah diterbitkan menjadi buku yang berjudul “Sejarah Kenabian dalam Prespektif Izzat Darwazah” Kedua, Abdurahman Hasan Habannakah al Maidani (1345 – 1425 H) Beliau lahir di Syria dan pernah kuliah di Fakultas Syariah Universitas al Azhar, lalu menjadi dosen di Universitas al Imam Muhammad bin Sa’ud Riyadh, lalu dosen di Universitas Ummul Quro Makkah. Sebelum menyusun tafsir ini, beliau menyusun kaidah-kaidah penafsiran dan tadabbur yang diberinya judul: “Al-Qawaid al-Amtsal litadabburi Kitabillah” ( ‫القواعد األمثل لتدبر‬ ‫)كتاب هللا‬. Sedangkan kitab tafsirnya yang berjudul “Ma’arij at-Tafakkur wa Daqaiq al-Tadabbur” ( ‫َمعارج‬ ‫)التف ّكر ودَقائق التدبّر‬ beliau susun sebagai hasil penerapan dari kaidah-kaidah di atas.



Tafsir ini disusun sesuai kronologis turunnya surah yang ada dalam mushaf Syekh Muhammad Ali Kholaf al Husaini al Mashri, dengan sedikit perbedaan. Syekh Habannakah berusaha menghadirkan makna-makna ayat selaras dengan tema sentral surah yang menghimpun ayat-ayat tersebut. Tafsir ini dicetak cukup tebal, 15 jilid dan juga mengkaji aspek kebahasaan, qira’at, riwayatriwayat terkait, Ciri khas tafsir ini adalah ia selalu menampilkan tema dan pelajaran (durus) dari masing-masing ayat, sehingga kitab ini bisa digunakan untuk tafsir sekaligus tadabbur. Ketiga, Muhammad Abid al Jabiri (1935 – 2010 M) Beliau adalah Guru besar, pemikir, penulis buku2 kajian Islam modern, bukunya yang paling terkenal adalah “Naqd al-Aql al-‘Arabi (‫)نقد العقل العربي‬, Kritik Nalar Arab yang berjumlah 4 seri. Beliau dikenal sebagai filusuf Maroko dan pakar di bidang kajian Ibnu Rusyd dan pernah mendapatkan penghargaan dari Unesco karena perhatiannya terhadap pemikiran Ibnu Rusyd. Tafsirnya berjudul, “Fahm Al-Quran al-Hakim: At-Tafsir al-Wadih Hasba Tartib al-Nuzul” ( ‫فهم‬ ‫)القرآن الحكيم التفسير الواضح حسب ترتيب النزول‬ Tafsir ini dicetak dalam tiga jilid, dan disusun sesuai kronologis turunnya ayat berdasarkan riwayat-riwayat yang menguatkannya. Beliau membagi tafsirnya menjadi tiga bagian, masingmasing berisi mukaddimah, istihlal, istithrad dan catatan-catatan kaki. Usaha yang ingin dikembangkan beliau dalam tafsir ini adalah mengkonstruksi bangunan pikir Al-Quran sesuai kronologis turunnya ayat Al-Quran, atau – dalam bahasa yang lebih sederhanamembaca Al-Quran dalam bingkai sejarah kenabian, dan membaca sejarah nabi dalam bingkai Al-Quran. Wallahu a’lam.