Syarhil Tentang Persatuan [PDF]

  • Author / Uploaded
  • S
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SIKAP ISLAM DI TENGAH KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA (Skr)



‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬ .‫الحمد هلل الذي جعل اإلنسان خليفة بارسطاة وانواع مختلفة‬ ‫وبذالك اوجب علينا اخوة‬ ‫الصالة والسالم على رسول هللا وعلى اله وصحبه ومن تبع‬ ‫رسالته‬ !‫اما بعد‬ HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH Dan Para Dewan Juri kami hormati. 1. Rasisme merupakan paham yang sangat tidak seirama dengan kemajemukan atau adanya perbedaan. 2. Jammes Monrou dengan doktrinnya “American is on America” telah menganggap bahwa bangsa Amerika adalah bangsa yang paling baik dari bangsa lain. 3. Hirohito dengan Fasisme Jepangnya mencetuskan bahwa bangsanya paling pantas memimpin dunia. 4. Alhasil paham-paham tersebut tidak menghargai kemajemukan. 5. Tidak menghormati adanya perbedaan yang merupakan fakta sebagai ciptaan Allah sang Maha Pencipta. 6. Lalu bagaimana dengan kenyataan di Indonesia, saudaraku? 7. Di Indonesia kita diinggatkan akan kerusuhan Mei 1998, di mana sasaran utamanya adalah orang-orang Tionghoa, masyarakat secara umum tidak melihatnya sebagai suatu tindakan biadab. Banyak yang mengutuk, dari luar negeri, Negara-negara sahabat, lembaga-lembaga PBB maupun lembaga HAM Internasional mengutuk keras rasial Mei 1998 tersebut sebagai tindakan yang kurang menghargai perbedaan. 8. Penghargaan dalam Islam tidak berdasarkan ras, suku, keturunan dan semisalnya, tapi penghargaan dalam Islam berdasarkan amal dan prestasi. 9. Terlebih lagi bagi bangsa kita yang sangat majemuk, banyak suku bangsa, ras , ragam budaya dan agama. Perlu pemahaman yang benar dalam menghadapi perbedaan ini. 10. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai sikap Islam dalam kemajemukan, maka pada kesempatan ini kami mengambil judul syarahan:



11.



“SIKAP ISLAM DI TENGAH KEMAJEMUKAN BANGSA INDONESIA ”. (bersatu kita teguh bercerai kita runtuh) Dewan juri dan hadirin yang kami hormati…. Sebagai rujukan mari kita simak firman Allah dalam Al Qur,an surat Al-Hujurat, ayat 13 yang berbunyi sebagai berikut:



ُ ‫اس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن ذَ َك ٍر َوأ ُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬ ‫شعُوبًا َوقَبَائِ َل‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬ َّ ‫َّللاِ أَتْقَا ُك ْم ِإ َّن‬ َّ َ‫ارفُوا ِإ َّن أ َ ْك َر َم ُك ْم ِع ْند‬ ‫ير‬ ٌ ِ‫ع ِلي ٌم َخب‬ َ َ‫َّللا‬ َ ‫ِلتَ َع‬  “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan  dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku  supaya kamu saling kenal mengenal.  Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah  ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.  Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” HADIRIN MA’ASYIROL MUSLIMIN RAHIMAKUMULLAH 12. Menurut ibnu Asy-Syakir dalam kitab Mubhamat bersumber dari abu bakar bin abu daud, bahwa ayat ini berkenaan dengan keinginan Rasulullah SAW untuk menikahkan Abi Hindin kepada seorang puteri dari kalangan Baidhah. BaniBaidhah dengan sinis berkata pada Rasulullah ” ya Rasulullah pantaskah kami mengawinkan putriputri kami kepada budak-budak kami ? Rasul belum sempat menjawab saat itu, jibril datang menyampaikan surat Al-Hujurat 13. 14.



15.



ayat 13 yang diawali dengan ‫اس‬ ُ َّ‫يَاأَيُّ َها الن‬, Menurut Imam Ali Ash-Shabuni dalam Shafwat al-Tafsirbeliau menjelaskan : Bahwa manusia baik laki-laki maupun perempuan walau bercorak suku berlainan bangsa semuanya memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Allah SWT. Fungsinya bukan untuk saling menutup diri, melecehkan, menghina, membanggabanggakan kelompok, suku bangsa, maupun daerah masingmasing. Kemajemukan tersebut harus kita jadikan jembatan emas



‫ارفُوا أي ليحصل بينكم التعارف والتألف‬ َ ‫ِلتَ َع‬ 16.



Artinya : “Agar kamu saling mengenal, yakni menjalin komunikasi yang harmoni dan menebarkan cinta kasih serta kasih sayang yang tiada pandang sayang.”



HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH 17. Timbul pertanyaan, bagaimana sikap kita dalam menyikapi kemajemukan bangsa Indonesia ini sebagai suatu berkah? 18. Pertama, sebagai umat yang mayoritas mari kita jalin ukhuwah Islamiyyah di Negara kita ini. Meskipun kita berbeda suku, adat istiadat, maupun organisasi dan partai pilihan, tapi kalau satu akidah, tidak boleh saling menghina, memfitnah, mengadu domba, apalagi sampai menumpahkan darah. 19. Mengingat pentingnya ukhuwah Islamiyah ini, pantas jikalau Rasulullah SAW ketika sedang sakit keras, namun beliau bangkit berdiri dan berkata tentang pertentangan yang terjadi antara kaum Aus dan Khazraj : 20.



‫ابدا ابدا ابدا الجاهلية من بعد ما جاءتهم البينات وانا احضر بينكم‬ 21.



Artinya : “Apakah kamu akan kembali ke dalam tradisi jahiliyah (berpecah belah) setelah datang penjelasanpenjelasan dan aku masih hadir di antara kalian.”



22.



Sikap keras Rasul tersebut hadirin, merupakan realisasi untuk merajut ukhuwah Islamiyah yang harus kita teladani dalam menyikapi kemajemukan bangsa kita ini. Karena perpecahan kaum Aus dan Khazraj merupakan symbol bibit perpecahan internal umat Islam yang saat ini banyak terjadi.



23.



Sebagai bukti, disebabkan perbedaan pendapat masalah furuiyah, berlainan organisasi yang diperkokoh oleh kepentingan pribadi dan kelompok, lantas pisah partai, putus silaturrahim, berakhir dengan saling tonjok, saling rampok, bahkan saling bacok. Na’udzubillah.



24.



Kedua, sebagai warga Negara Indonesia, mari kita wujudkan dan kita pelihara ukhuwah wathoniyah, dengan cara mengamalkan kembali filsafat momentum sumpah pemuda yang telah diikrarkan oleh bangsa Indonesia terdahulu, bahwa kita satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa.



HADIRIN WAL HADIRAT RAHIMAKUMULLAH. 25. Jikalau beberapa upaya langkah-langkah ini sudah kita lakukan, mudah-mudahan bangsa kita akan menjadi bangsa yang selalu menghargai akan adanya perbedaan, sehingga bangsa kita akan senantiasa mendapatkan keberkahan dalam menjalankan pembangunan di Negara kita ini, 26. Mengisi pembangunan dengan saling menghargai perbedaan yang ada dari Sabang sampai Merauke dalam bingkai NKRI yaitu: 27. Negara Kesatuan Republik Indonesia. 28.



Mari kita dengarkan sebagaimana yang Allah janjikan dalam surat Al-A’raf ayat 96 sebagai berikut:



ٍ ‫علَ ْي ِهم بَ َر َكا‬ ‫اء‬ َّ ‫ت ِمنَ ال‬ ِ ‫س َم‬ َ ‫َولَ ْو أَ َّن أَ ْه َل ْالقُ َرى آ َمنُواْ َواتَّقَواْ لَفَتَ ْحنَا‬ }٩٦{ َ‫ض َولَـ ِكن َكذَّبُواْ فَأ َ َخ ْذنَا ُهم ِب َما َكانُواْ َي ْك ِسبُون‬ ِ ‫َواأل َ ْر‬  “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,  pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,  tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu,  maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”.  Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya HADIRIN ROHIMAKUMULLAH 29. Dari uraian tersebut dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa jikalau segala upaya ttelah kita lakukan mudah mudahan bangsa kita menjadi bangsa yang bersatu pada sehingga dapat membentuk Negara yang baldatun toyyibatun warabbul ghafur,amin. 30. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mudah mudahan ada manfaatnya…



‫وهللا المستعان إلى احسن الحال‬ ‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬



GAMBARA UMUM TEORI MUSABAQAH SYARHIL QUR’AN [MSyQ] A. Secara Umum Tentang Teks. 1. Bagian Muqaddimah. a. Kefasihan Bacaan Salam b. Kefasihan Bacaan Muqaddimah ; 1) Hamdalah 2) Shalawat dan Salam Terhadap Nabi c. Kebenaran Bacaan Muqaddimah d. Mensifati Hamdalah Atau Menyebut Dalil al-Qur’an dan al-Hadits e. Mensifati Hamdalah Dengan Topik yang Ada f. Ungkapan Sapaan Kepada Audiens (Jama’ah) g. Mengemukakan Latar Belakang / Pengantar Pembahasan 2. Bagian Isi. a. Menjelaskan Konsep Utama Dalam Ayat b. Relevansi Ayat Dengan Isi c. Mengemukakan Maksud Ayat Secara Global d. Kefasihan Dalam Membaca Istilah Yang Berbahasa Asing e. Menyebutkan Rujukan Bacaan f. Memperkaya Analisis Dengan Dalil Al-Qur’an, Hadits, Peribahasa dan Sya’ir g. Menuangkan Asbab An-Nuzul Ayat dan Asbab al-Wurud Hadits h. Menunjukkan Isi Ayat Dengan Problem Kekinian Yang Dihadapi Jama’ah i. Memberikan Contoh 3. Sistematika Penggunaan Bahasa. a. Pendekatan Deduktif ( Umum Ke Khusus ) b. Pendekatan Induktif ( Khusus Ke Umum ) c. Bergantian Deduktif dan Induktif d. Penggunaan Bahasa Yang Baik, Benar, dan Etis B. Secar Umum Tentang Intonasi, Aksentuasi, Gaya dan Mimik. 1. Intonasi dan Aksentuasi. a. Menanjak b. Menurun c. Bergantian Menanjak Dan Menurun d. Datar e. Kesesuaian Volume Suara Dengan Maksud Isi Khutbah f. Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin) 2. Gaya dan Mimik ; a. Kesatuan Yang Utuh (Integritas) Antara Laga Dalam Penampilan Yang Memancarkan Kewibawaan Dan Kejujuran b. Model Tampilan Pakaian Yang Dikenakan c. Keserasian Tampilan Gerak Bahasa Tubuh Dengan Maksud Isi Paparan Khutbah d. Ekspresi Kejiwaan e. Daya Tarik Persuasif (bersifat membujuk secara halus agar menjadi yakin)