Ta Azriel 1-5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KAJIAN INTEGRASI SISTEM BARCODE PADA PEMERIKSAAN BARANG INCOMING KARGO DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN SYAHRIR KASIM II PEKANBARU RIAU



TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat lulus Program Diploma III Operasi Bandar Udara Angkatan Ke-XIII



AZRIEL TRY KHARISMA NIT. 41317043



POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG CURUG – TANGERANG 2020



ABSTRAK Azriel Try Kharisma, KAJIAN INTEGRASI SISTEM BARCODE PADA PEMERIKSAAN INCOMING KARGO DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SULTAN SYAHRIR KASIM II PEKANBARU RIAU, Tugas Akhir Program Diploma III Operasi Bandar Udara Angkatan ke-13, Politeknik Penerbangan Indonesia Curug (PPIC). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan incoming kargo di terminal kargo Bandar Udara Sultan Syahrir Kasim II Pekanbaru Riau. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara, observasi dan studi pustaka. Penulisan laporan ini disajikan secara deskriptif untuk memperoleh gambaran tentang informasi yang berkaitan dengan pemeriksaan incoming kargo. Berdasarkan hasil penelitian, penulisan data secara manual mempengaruhi waktu pelayanan terminal kargo khususnya pada pemeriksaan incoming. Hasil observasi juga menunjukan bahwa proses pelayanan terminal kargo rata-rata membutuhkan waktu yang lama, dikarenakan manifest salah satu airlane tidak terbaca oleh system yang semestinya. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan modernisasi sistem dari yang manual ke sistem yang digital. Dengan menggunakan system Barcode diharapkan dapat memperlancar dalam proses menginput data barang, seperti informasi dari nama pengirim dan penerima, nomor surat muatan udara (SMU) atau airwaybil , banyak koli, berat total dan keterangan jenis barang. Sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam memberikan kemudahan terhadap pengolahan data.



ii



PERSETUJUAN PEMBIMBING



TUGAS AKHIR



: KAJIAN INTEGRASI SISTEM BARCODE PADA



PEMERIKSAAN INCOMING KARGO DOMESTIK DI TERMINAL KARGO BANDAR UDARA SULTAN SYAHRIR KASIM II, disetujui sebagai salah satu syarat lulus untuk diajukan pada sidang Tugas Akhir Program Studi Diploma III Operasi Bandar Udara Angkatan Ke-13



Nama : AZRIEL TRY KHARISMA NIT



: 41317026



Pembimbing I



Pembimbing II



DRS. SUNDORO, ST, M.SI



M. ILYAS M, SE, MM



NIP. 19651216 199303 1 002



NIP. 19571214 198603 1 014



KETUA PRODI OPERASI BANDAR UDARA



HEMI PAMURAHARJO. SH . DESS NIP. 19660508 19903 1 001



iii



PENGESAHAN PENGUJI



TUGAS AKHIR



: KAJIAN INTEGRASI SISTEM BARCODE PADA



PEMERIKSAAN INCOMING KARGO DOMESTIK BANDAR UDARA SULATN SYAHRIR KASIM II PEKANBARU, telah dipertahankan dihadapan Penguji Ujian Tugas Akhir Program studi Diploma III Operasi Bandar Udara Angkatan Ke-13, Politeknik Penerbangan Indonesia, dan dinyatakan LULUS pada tanggal 26 Agustus 2020.



Tim Penguji



Ketua



Sekretaris



SOLIHIN. S AP,M.Si



MUH. WILDAN,ST,MT



NIP. 19570611 198001 1 001



NIP. 19770530 199803 1 002



Anggota



Deny Sapta Nugraha M.Pd NIP. 19810427 201012 1 002



iv



KATA PENGANTAR



Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir yang berjudul “KAJIAN INTEGRASI SISTEM BARCODE PADA PELAYANAN PEMERIKSAAN INCOMING KARGO BANDAR UDARA INTERNATIONAL SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU”. Penulisan tugas akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Diploma III Operasi Bandar Udara angkatan XIII, Jurusan Manajemen Penerbangan Politeknik Penerbangan Indonesia Curug Penulis menyadari adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang turut membantu memberikan informasi, saran dan kritik sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat terselesaikan, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. ALLAH SWT 2. Bapak Drs, Boedi Prihandono, M.Si Plt Direktur Politeknik Penerbangan Indonesia Curug 3. General Manager PT. Angkasa Pura II (Persero) Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau beserta Staff. 4. Bapak Hemi Pamuharjo.SH, DESS Ketua Program Studi Operasi Bandar Udara 5. Drs. Sundoro, ST, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Ilyas, SH, MH selaku Pembimbing II yang telah menyediakan waktu dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penulisan Tugas Akhir ini. 6. Segenap Dosen pengajar di program studi Operasi Bandar Udara Angkatan XIII. 7. Ayah dan Mamah terima kasih buat segala bantuannya baik dari doa, penyemangat,dan motivasi dari awal saya kuliah, membuat Tugas Akhir ini hingga in sya Allah menjadi orang sukses.



v



8. Alumni Politekni Penerbangan Indonesia Curug yang turut membantu dalam pengumpulan data di Bandar Udara Sultan Syahrir Kasim II 9. Kepada teman-teman terbaik Operasi Bandar Udara Angkatan XIII serta adikadik Operasi Bandar Udara Angkatan XIV dan XV atas kebersamaan dan dukungannya 10. Kepada teman-teman Politeknik Penerbangan Indonesia Curug Angkatan 2017 11. My Quienz 12. Adik-adik asuhku,.Tofan, Adjie, Ellena, Ibnu zombie 13. Seluruh pihak yang telah membantu penulis untuk kelancaran penyusunan Tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang dapat menyempurnakan Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis berharap tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.



Penulis



vi



DAFTAR ISI Halaman



ABSTRAK ......................................................................................................... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii PENGESAHAN PENGUJI............................................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... ix DAFTAR TABEL .............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi BAB I



PENDAHULUAN



A. Latar Belakang ........................................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 4 C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 4 D. Perumusan Masalah ................................................................................ 5 E. Maksud, Tujuan dan Maksud Penelitian .................................................. 5 BAB II



LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN



A. Landasan Teori ....................................................................................... 8 B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 27 BAB III



GAMBARAN KEADAAN



A. Gambaran Umum .................................................................................. 31



vii



B. Kondisi Saat Ini .................................................................................... 34 C. Kondisi yang Diinginkan....................................................................... 37 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Masalah ................................................................................... 39 B. Pemecahan Masalah .............................................................................. 45 BAB V



KESIMPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan ........................................................................................... 53 B. Saran ..................................................................................................... 53 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 54 LAMPIRAN - LAMPIRAN............................................................................. 55 RIWAYAT HIDUP ..............................................................................................



viii



DAFTAR GAMBAR



NO



Nama Gambar



Halaman



Diagram Alur Kerangka Pikir ........................................................................... 28 1. Foto Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Sultan Syahrir Kasim II ................................................................................................................. 32 2. Contoh Manifest Dari Airline ....................................................................... 35 3. Contoh Data Checlist .................................................................................. 36 4. Alur Pelayanan Incoming Kargo .................................................................. 40 5. Contoh Data Checklist Dengan Manual ........................................................ 42 6. Contoh Data Barang Yang Tidak Ada Manifestnya .................................... 43 7. Barcode ....................................................................................................... 46 8. Penggunaan Barcode Scanner ...................................................................... 48 9. Label Airline ............................................................................................... 49 10. Alur Pengiriman Barang Setelah Menggunakan Barcode ............................. 50



ix



DAFTAR TABEL



NO



Nama Tabel



Halaman



1. Spesifikasi Terminal Kargo .................................................................... 31 2. Jumalah (SDM) Sumber Daya Manusia .................................................. 33 3. Hasli wawancara pada penguna jasa / ekspedisi .................................... 45 4. Contoh Data Barcode ............................................................................ 48



x



DAFTAR LAMPIRAN



NO



Nama Lampiran



Halaman



11. Layout Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II Pekanbaru .............................................................. 54 12. Strukttur Organisasi Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II ........................................................... 55 13. Layout Terminal Kargo ............................................................................... 56 14. Daftar Dinas Personil Terminal Kargo Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II ........................................................... 57



xi



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia memiliki keunikan pada kondisi geografisnya yaitu terdiri dari pulau-pulau yang terpisahkan oleh perairan, dan setiap daerah memiliki kondisi geografis yang berbeda, berdasarkan kondisi tersebut moda transportasi sangat dibutuhkan adalah transportasi udara. Kebutuhan akan transportasi khususnya transportasi udara semakin meningkat, hal ini akan menyangkut sarana dan prasarana untuk menunjang moda transportasi udara yang dibutuhkan khususnya Bandar Udara. Bandar udara merupakan pertemuan dalam jaringan moda transportasi udara yang merupakan salah satu pintu gerbang kegiatan perekonomian nasional dan internasional. Dalam upaya menciptakan sistem transportasi udara yang efisien dan aman maka dibuatlah bandar udara yang letaknya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, beberapa diantaranya dibawah pengelolaan manajemen PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero). Sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang khusus didirikan untuk mengusahakan jasa kebandarudaraan jasa pelayanan lalu lintas udara.



1



2



Dalam pelaksanaannya, wilayah kerja PT Angkasa Pura (Persero) dibagi menjadi 2 yaitu PT Angkasa Pura I (Persero) sebagai pengelola bandar udara diwilayah Indonesia bagian timur dan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandar udara di wilayah Indonesia bagian barat.



Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir II adalah sebuah bandar udara yang terletak di Kota Pekanbaru dan sebelumnya bernama Bandara Simpang Tiga. Bandara ini memiliki luas 321,21 ha. Bandara ini juga menjadi home-base bagi Skuadron Udara 12 TNI AU. Nama bandara ini diambil dari seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Riau. Pada 1 April 1994 Bandar Udara Simpang Tiga bergabung dengan Manejemen yang di kelolah oleh PT Angkasa Pura II (Persero). menjadi cabang dari 12 cabang yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero). PT Angkasa Pura II (Persero) memiliki anak perusahaan yaitu angkasa pura kargo (APK). Usaha pelayanan kargo dimulai pada tahun 2007 saat PT. Angkasa Pura II (Persero) mengoperasikan terminal kargo untuk memenuhi kebutuhan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor logistik. Seiring perkembangan infrastuktur bandara di Indonesia dan perbaikan atas layanan bandara yang mengedepankan keamanan dan keselamatan atas pengiriman dan pengelolaan kargo, maka di tahun 2016 PT. Angkasa Pura II (Persero) membentuk anak usaha strategis yakni PT. Angkasa Pura Kargo dengan fokus layanan di bidang jasa operator terminal



3



kargo, pelayanan kargo dan pos udara serta pengembangan prasarana dan sarana terminal kargo. PT. Angkasa Pura Kargo beroperasi di sejumlah bandara Indonesia yang dikelola oleh PT Angkasa Pura II (Persero). Terminal kargo Bandar Udara Interrnasional Sultan Syarif Kasim II yang di kelola oleh Angkasa Pura Kargo memiliki 26 pegawai diantaranya 6 orang sebagai checker yang bertugas untuk memastikan barang barang yang masuk itu sampai di terminal kargo dengan mengecek SMU ( Surat Muatan Udara ) dan mengecek barang barang di lakukan dengan menggunakan checklist manual. Apabila manifest dari suatu airlaine tidak masuk ke data checker maka manifast akan di tulis manual oleh checker. Dan itu sangat memakan waktu yang banyak karena harus satu persatu pengecekan barang dan juga harus teliti. Setalah pengecekan selesai maka checker harus memasukan data hasil pengecekan ke system untuk melakukan kofirmasi bahwa barang tersebut sampai dan ada wujudnya. Lalu konfirmasi barang ini gunanya untuk parapemilik barang bisa melakukan pembayaran di kasir. Jika data belum di masukan maka para ekspedisi dan penerima barang tidak bisa melakukan pembayaran. Dan juga petugas checker setiap shiift hanya 2 orang. Sedangkan kebiasaan para ekspedisi dan penerima itu biasanya sudah stanby untuk mengambil barang. dan rata-rata maskapai Garuda airline yang sering tidak muncul data manifestnya. Dan juga sering terjadi pada jam jam sibuk di siang hari sehingga barang barang yang datang menumpuk mennunggu untuk di check dan barang barang yang di cek menjadi terlambat diambil oleh



4



pemiliknya. Dengan kondisi lapangan tersebut maka penulis memilih judul ”Kajian Integrasi Sistem Barcode Pada Pemerikasaan Barang Incoming Kargo Di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II ”



B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang diuraikan diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Proses pelayanan Incoming kargo domestik di terminal kargo domestik belum berjalan secara efektif dan efesien . 2. Pemeriksaan



data



manifest



pada



barang



kargo



yang



belum



menggunakan digital, masih dilakukan secara manual.



C. Pembatasan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah yang diuraikan diatas, agar memberikan penjelasan dan gambaran yang jelas serta pembahasan menjadi lebih terfokus, maka penulis membatasi masalah pada sistem pemeriksaan barang Incoming kargo di terminal kargo sultan syahrir kasim II.



D. Perumusan Masalah



5



Mengacu kepada batasan masalah diatas, sejak barang datang hingga barang keluar tergolong cukup lama. yaitu belum ada fasilitas untuk melakukan pengecheckan barang incoming secara otomatis pada terminal kargo Sultan Syahrir Kasim II. Sehingga, penulis merumuskan “bagaimana cara mempermudah proses pemeriksaan incoming kargo di terminal kargo Bandar Udara Sultan Syahrir Kasim II ?.



E. Maksud, Tujuan dan Metode Penelitian 1. Maksud Penelitian a) Menambah wawasan dan kemampuan berpikir mengenai penerapan teori yang telah didapat dari mata kuliah yang telah diterima kedalam penelitian yang sebenarnya. b) Untuk mengoptimalkan pelayanan incomming kargo di Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II Pekanbaru Riau sehingga berjalan dengan efektif dan efesien c) Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya pelayanan incoming kargo domesitk di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II Pekanbaru



6



2. Tujuan Penelitian a. Sebagai sumbangsih pengetahuan dan bermanfaat bagi civitas akademika khususnya dalam program studi Operasi Bandar Udara (OBU) kepada Politeknik Penerbangan Indonesia Curug b. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis



serta



mengembangkan



kemampuan



bagaimana



memecahkan suatu permasalahan. c. Untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Studi Diploma III Operasi Bandar Udara di Politeknik Penerbangan Indonesia



3. Metode penelitian Metode yang digunakan adalah metode Deskriptif Analisis yaitu menggunakan sesuatu keadaan disertai analisisnya sesuai dengan fakta dilapangan. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Observasi Penulis langsung meninjau, mengamati dan mencari data dari sumber-sumber di lapangan yang berhubungan dengan objek Penelitian, dilakukan saat penulis melaksanakan On The Job Training (OJT) di Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II



7



2. Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya. Wawancara dilakukan dengan cara penyampaian sejumlah pertanyaan dari pewawancara kepada narasumber. 3. Studi Kepustakaan Penulis melakukan pengumpulan data dari sumber-sumber kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas sebagai landasan teori penilitian dan berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam Tugas Akhir penulis.



BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN A. Landasan Teori 1. Pengertian Kajian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II Penerbit Pustaka 2002, “Kajian adalah hasil mengkaji suatu objek untuk mengetahui kinerja yang ada.” Sedangkan menurut Risa Agustin (1997:293), “Kajian adalah hasil dari mengkaji, menyelidiki, memeriksa, mempertimbangkan, menelaah, memperlajari, belajar.” Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kajian merupakan hasil dari mempelajari secara mendalam untuk mengambil nilai positif dari hasil mengkaji tersebut. 2. Pengertian Pelayanan Pelayanan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sebagai suatu usaha untuk membantu meyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan orang lain. Sedangkan menurut Moenir (2010 :26) pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor materi mealui sistem, prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain sesuai dengan halnya. Pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan,



8



9



karena itu pelayanan merupakan sebuah proses. Sebagai proses, pelayanan berlangsung secara rutin dan berkeseimbungan, meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. Berbeda dengan Supranto (2006 : 227) mengatakan bahwa pelayanan atau jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak terwujud atau cepat hilang, lebih dapat dirasakan dari pada dimiliiki, serta pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengonsumsi jasa tersebut. Menurut Philip Kotler dalam Supranto (2006 : 228) karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut : 1.



Intangible (tidak terwujud) Suatu jasa memiliki sifat tidak terwujud, tidak dapat dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen.



2.



Inseparibilitty (tidak dapat dipastikan) Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian dari jasa tersebut.



3.



Variability (bervariasi) Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia jasa, penerima jasa dan kondisi dimana jasa tersebut diberikan.



10



4.



Perishability (tidak tahan lama) Daya tahan suatu jasa tergantung suatu situasi yang diciptakan oleh berbagai faktor. Sedangkan menurut Sampara dalam Sinambela (2011 : 5) pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin ecara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Berdasarkan berbagai pendapat dia atas maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang maupun sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhan orang lain sesuai dengan prosedur dan sistem yang telah ditetapkan sebelumnya.



3. Pengertian Kualitas Pelayanan Definisi Kualitas (quality), menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi II adalah tingkat baik buruknya sesuatu; kadar; derajat kan bahwa kualitas adalah karakteristik atau taraf; mutu. Menurut Vincent Gaspez dalam buku Total Quality Management (2003;4), pengertian dasar kualitas terdiri dari : a. Definisi konvensional yang menggambarkan bahwa kualitas adalah karakteristik langsung dari suatu produk seperti :performasi (performence), keandalan (reability), mudah dalam penggunaan (easy of use), estetika (esthetic), dan sebagainya.



11



b. Definisi strategi yang menytakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (meeting the needs of costumers) c. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Menurut Philip Kottler dalam bukunya, Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pelayanan “Merupakan setiap kegiatan / keuntungan yang ditawarkan dari suatu kelompok kepada kelompok yang lain nya, merupakan hal penting dan tidak menghasilkan kepemilikan dari siapa pun”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi II (2002), dinyatakan bahwa pengertian pelayanan adalah “Cara melayani; usaha melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan.” Kualitas pelayanan umum menurut Wyckof yang dikutip Tjiptono (2004;59), yaitu “Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa atau pelayanaan yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa atau pelayanan yang diterima



12



lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk”. Kualitas (quality) menurut Montgomery dalam Harbani (2007), “the extent to which products meet the requirement of people who use them”. Artinya bahwa suatu produk dikatakan berkualitas bagi seseorang kalau produk tersebut dapat memenui kebutuhannya. Hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Kasmir (Harbani, 2007) bahwa pelayanan yang baik adalah kemampuan seseorang dalam memberikan pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan standar yang ditentukan. Menurut Feigenbaum kualitas adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full costumer satisfaction).



Suatu



produk dikatakan berkualitas



jika



dapat



memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan konsumen terhadap suatu produk. Waykof (Purnama N, 2006), menyebutkan kualitas layanan sebagai tingkat kesempurnaan yang diharapkan dan pengendalian atas kesempurnaan tersebut untuk memenuhi keinginan konsumen. Sedangkan menurut Parasuraman et al. (Purnama N, 2006), kualitas layanan merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Jika kualitas layanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas layanan yang diharapkan maka layanan dikatakan berkualitas



13



dan memuaskan. 4. Waktu Pelayanan Waktu kedatangan pelanggan dan waktu pelayanan dapat dinyatakan dalam distribusi probabilitas yang terkait dengan distribusi waktu kedatangan dan pelayanan. Dustribusi probabilitas dapat dinyatakan bahwa pelanggan datang dan menjalani pelayanan secara individu.



Terdapat



keadaan dimana pelanggan datang secara



berkelompok (group) dan dilayani secara individu yang dikenal dengan antrian group (bulk queues), (Kakiay, 2004). Davis dan Vollmann (1990) serta Gilbert (1992) menyatakan pada perusahaan jasa atau pelayanan, harapan dan kepuasan pelanggan itu dipengaruhi oleh waktu menunggu terhadap pelayanan. Kepuasan ini selanjutnya akan menentukan tindakan pelanggan pada pembelian mereka dimasa mendatang. Menurut Taylor (1994) dalam Tciptono (2009), menunggu bisa terjadi sebelum proses jasa dimulai (pre-process wait) maupun selama pengalaman jasa berlangsung (in-process wait). Perusahaan jasa harus kreatif dan berusaha mencari berbagai terobosan agar pelanggan yang menunggu untuk dilayani tetap merasa nyaman. 5. Pengguna Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata “jasa” (service) itu sendiri mempunyai banyak arti, mulai dari pelayanan pribadi (personal service) sampai jasa sebagai suatu produk. Sejauh ini



14



sudah banyak pakar pemasaran jasa yang berusaha mendefinisikan pengertian jasa. Valerie A. Zeithaml dan Mary Jo Bitner (1996) (dikutip dalam Lupiyoadi,2006) mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Service is all economic activities whose output is not a physical product or construction is generally consumed at that time is produced, and provides added value in forms (such as convenience, amusement, comfort or health” (jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan konsumen). Tidak jauh berbeda dengan definisi diatas, Kotler (1994) (dikutip dalam Lupiyoadi, 2006) mendefinisikan jasa sebagai berikut: “Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa bisa berkaitan dengan produk fisik atau sebaliknya”. Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa didalam jasa selalu ada aspek interaksi antara pihak konsumen dan pihak produsen (jasa), meskipun pihak-pihak yang terlibat tidak selalu menyadari. Jasa bukan suatu barang, melainkan suatu proses atau aktivitas yang tidak berwujud.



15



6. Bandar Udara Dalam Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan yang dimaksud Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. Sedangkan dalam document 4444 RAC-Rules of the air and traffic air Service, ICAO ( Internasional Civil Aviation Organisation ), mendefinisikan “aerodrome is a defined area on land or water (including any buildings, installation, and equipment) intended to be used either wholly or in part for arrival, departure and surface movement of aircraft” Dalam terjemahan bebasnya berarti : Bandar Udara didefinisikan sebagai suatu tempat atau daerah di darat atau di perairan dengan batasbatas tertentu termasuk bangunan dan instalasi yang dibangun untuk keperluan pergerakan pesawat terbang lepas landas (Take-off), pendaratan (Landing), dan pergerakan di permukaan (Taxiing). Menurut Annex 9, Facilitation bab I, Definisi dan Penerapan, Bandar Udara Internasional adalah :



16



“Any airport designated by the Contracting State in whose territory it is situated as an airport of entry and departure for international air traffic, where are formalities incident to custom, immigration, public healt, animal and plant quarantine and similar procedures are carried out.” Dalam terjemahan bebasnya berarti : Setiap Bandar Udara yang berada di wilayah Negara anggota dan ditetapkan oleh Negara yang bersangkutan keberangkatan



sebagai



Bnadar



penerbangan



Udara



bagi



Internasional,



kedatangan



dimana



dan



ketentuan-



ketentuan tentang kepabeanan, imigrasi, kesehatan, karantina hewan dan tumbuh-tumbuhan memiliki prosedur untuk dilaksanakan. 7. Terminal kargo Dalam dokumen prosedur mutu penanganan kargo masuk Nomer PM/SRG-OB/BD-11, Terminal kargo adalah salah satu fasilitas pokok pelayanan di dalam bandar udara untuk memproses pengiriman dan penerimaan muatan udara, domestik maupun internasional



yang



bertujuan untuk kelancaran proses kargo serta memenuhi persyaratan keamanan dan keselamatan penerbangan. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/140/VI/1999, tentang persyaratan dan Prosedur Pengoperasian keandaraan di Sisi Udara, pasal 1.2, dimana pengangkuta kargo yang merupkan daerah dengan batasbatas yang jelas di Bandar Udara untuk pemrosesan dan penyimpanan



17



kargo yang akan atau setelah diangkut oleh pesawat udara. Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 70 tahun 2001, tentang Kebandarudaraan, Pada Bab V, Pasal 25 ayat b diantaranya meliputi penyediaan, pengusahaan,dan pengembangan fasilitas terminal pelayanan angkutan penumpang, kargo dan pos. Selanjutnya pada Bab VI, Pasal 27, ayat 2 (a) dinyatakan bahwa pelayanan jasa penunjang penerbangan diantaranya meliputi pergudangan dan jasa penanganan kargo. 8. Kargo Berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan, yang dimaksud kargo udara adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat udara termasuk hewan dan tumbuhan selain pos, barang kebutuhan pesawat selama penerbangan, barang bawaan atau barang yang tidak bertuan. Pengertian Kargo Udara (Air Cargo) menurut International Air Transport Association (IATA, 2005) adalah semua barang-barang yang diangkut atau yang akan diangkut dengan pesawat udara dan dikirimkan berdasarkan catatan pengiriman kargo udara dengan menggunakan Surat Muatan Udara (Airway Bill) tetapi tidak termasuk surat-surat pos, atau barang lain yang dimuat dalam perjanjian konvensi pos internasional dan bagasi yang dibawa oleh penumpang yang jumlahnya termasuk dalam tiket atau check baggage. Menurut Suharto Abdul Majid dan Eko Probo D. Warpani (2009)



18



kargo adalah semua barang (goods) yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal), atau darat (truk kontainer)



yang



biasanya untuk diperdagangkan, baik antarwilayah atau kota di dalam negeri maupun antarnegara (internasional) yang dikenal dengan istilah ekspor-impor. Apa pun jenisnya, semua barang kiriman, kecuali bendabenda pos dan bagasi penumpang, baik yang diperdagangkan (eksporimpor) maupun untuk keperluan lainnya (nonkomersial) dan dilengkapi dengan dokumen pengangkutan (Surat Muatan Udara atau Airway Bill) dikategorikan sebagai kargo.



9. Incoming Kargo Secara umum proses incoming cargo import adalah sebagai berikut Cargo diturunkan dari pesawat dan dibawa ke Break Down Area menggunakan dollies. Di Break Down Area, cargo dilakukan proses pemisahan dan dilakukan proses pencatatan Airway Bill. .Setelah pemeriksaan bea & cukai, cargo dapat dibawa oleh consignee.



10. Fasilitas Fasilitas merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam usaha jasa, terutama yang berkaitan erat dengan apa yang dirasakan oleh konsumen, karena dalam usaha jasa, penilaian konsumen terhadap suatu



19



perusahaan didasari atas apa yang mereka peroleh setelah menggunakan jasa. Persepsi yang diperoleh dari interaksi pelanggan dengan fasilitas berpengaruh terhadap kualitas jasa dimata pelanggan (Fandy Tjiptono, 2004; 43). Oleh karena jasa merupakan kinerja dan tidak dapat dirasakan sebagaimana barang, maka pelanggan cenderung memperhatikan faktafakta yang berkaitan dengan dengan jasa sebagai bukti kualitas. Kualitas fisik dapat membedakan perusahaan dari para pesaing serta menjadi tanda dari segmen pasar yang dituju (Yazid, 1999:151). Fasilitas fisik merupakan salah satu indikator mengenai baik tidaknya kualitas suatu jasa dan erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan, dengan adanya fasilitas yang baik maka konsumen akan tertarik dengan jasa yang ditawarkan dan melakukan pembelian jasa yang ditawarkan tersebut.



11. Manifast



Manifest adalah suatu dokumen dalam jasa angkutan yang berisi daftar kargo, penumpang, awak kapal, pesawat udara atau kendaraan lainnya yang biasa digunakan oleh bea cukai. Manifes biasanya digunakan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan untuk memastikan bahwa penumpang dan kargo yang terdaftar telah berada di dalam transportasi tersebut dari awal keberangkatan hingga sampai di tujuan. Manifest biasanya dibuat oleh pengatur transportasi berdasarkan



20



surat tanda terima barang, berisi spesifikasi dan jumlah muatan, dan biasanya dibuktikan secara resmi. Informasi yang ada dalam manifes dikumpulkan sebelum keberangkatan, berdasarkan daftar penumpang yang masuk (check in). Dokumen ini bersifat rahasia, mengingat memuat data pribadi kelengkapan penumpang. Di beberapa negara, manifes dicatat oleh notaris. Dalam hal ini, manifest bertindak sebagai paspor, hanya saja untuk barang yang diangkut. Manifes menunjukkan bukti negara asal barang, tidak adanya selundupan, dan tidak ada barang lain (ilegal) yang dimuat dalam kendaraan. Dokumen ini juga bermanfaat bagi pihak ketiga, seperti jasa asuransi.



12. Surat Muatan Udara (SMU) / Airwaybill Surat Muatan Udara (airway bill) adalah dokumen berbentuk cetak, melalui proses elektronik, atau bentuk lainnya, yang merupakan salah satu bukti adanya perjanjian pengangkutan udara antara pengirim kargo dan pengangkut, dan hak penerima kargo untuk mengambil kargo



13. Efektif Efektif adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya (Menurut Sondang P Siagian 2001).



21



Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya. Definisi efektif secara umum adalah cara mencapai suatu tujuan dengan pemelihan cara yang benar dari beberapa alternatif, kemudian menginplementasikan pekerjaan dengan tepat dengan waktu yang cepat. 14. Efesien Mulyadi (2007: 63) mengemukakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan Menurut KBBI Efesien adalah



1. Tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang buang waktu, tenaga, biaya)



2. Mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna, sangkil



15. Kinerja Kinerja (prestassi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang di capai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Anwar Prabu Mangkunegara, 2006:67). Kinerja seseorang merupakan



22



kombinasi dan kemampuan ,usaha dan kesempatan dapat dinilai dari hasil kerja. Menurut



Anwar



Prabu



Mangkunegara



(2007:153)



Kinerja



merupakan hasil dari pekerjaan tertentu secara berencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Menurut Griffin,(1987), Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada diri pekerja(karyawan)



16. Beban Kerja beban kerja adalah keadaan dimana pekerja dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja adalah sesuatu yang dirasakan berada di luar kemampuan pekerja untuk melakukan pekerjaannya. ... Menurut Munandar (2001) Menurut Munandar (2001:381), terdapat dua aspek yang menjadi beban kerja, yaitu:



1. Beban kerja sebagai tuntutan Fisik. Kondisi kerja tertentu dapat menghasilkan prestasi kerja yang optimal di samping dampaknya terhadap kinerja pegawai, kondisi fisik berdampak pula terhadap kesehatan mental seorang tenaga kerja. Kondisi fisik pekerja mempunyai pengaruh terhadap kondisi fatal dan psikologi seseorang. Dalam hal ini bahwa kondisi kesehatan



23



pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat melakukan pekerjaan, selain istirahat yang cukup juga dengan dukungan sarana tempat kerja yang nyaman dan memadai. 2. Beban kerja sebagai tuntutan tugas. Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan beban kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.



Sedangkan menurut Davis dan Newstrom (1985), terdapat sebelas dimensi yang menyebabkan terjadinya beban kerja pada seorang pekerja, yaitu sebagai berikut:



1.Pekerjaan yang berlebihan (Work Overload). Pekerjaan yang berlebihan yang memerlukan kemampuan maksimal dari seseorang. Pada umumnya pekerjaan yang berlebihan merupakan hal-hal yang menekan yang dapat menimbulkan ketegangan (tension). 2.Waktu yang terdesak atau terbatas (time urgency). Waktu yang terbatas atau mendesak dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, merupakan hal-hal yang menekan yang dapat menimbulkan ketegangan (tension). Apabila pekerjaan yang dikerjakan terburuburu maka kemungkinan besar akan terjadi kesalahan dan dapat merugikan.



24



3.Sistem pengawasan yang tidak efisien (poor quality of supervisor). Sistem pengawasan yang tidak efisien atau buruk dapat menimbulkan ketidak-tenangan bagi karyawan dalam bekerja karena salah satu harapan karyawan dalam memenuhi kebutuhan kerjanya adalah adanya bimbingan dan pengawasan yang baik dan objektif dari atasannya. 4.Kurang tepatnya pemberian kewenangan sesuai dengan tanggung jawab



yang



diberikan



(Inadequate



authority



to



match



responsibilities). Akibat dari Sistem pengawasan yang buruk akan menimbulkan efek pada pemberian wewenang yang tidak sesuai dengan tanggung jawab yang dituntut pekerja. Pekerja yang tanggung jawabnya lebih besar dari wewenang yang diberikan akan mudah mengalami perasaan tidak sesuai yang akhirnya berpengaruh pada kinerjanya. 5.Kurang umpan balik prestasi kerja (insufficeient performance feedback). Kurangnya umpan balik prestasi kerja dapat menimbulkan ketidakpuasan kerja. Misalnya mendapatkan pujian atau kenaikan gaji ketika bekerja dengan baik. 6.Ketidakjelasan peran (role ambiguity). Agar menghasilkan performa yang baik, karyawan perlu mengetahui tujuan dari pekerjaan, apa yang diharapkan untuk dikerjakan serta tanggung jawab dari pekerjaan mereka. Ketidakjelasan peran dapat



25



dikarenakan informasi yang tidak lengkap dan ketidak-sesuaian status kerja. 7.Perubahan-perubahan dalam pekerjaan (change of any type). Perubahan-perubahan yang terjadi dalam pekerjaan akan memengaruhi cara orang-orang dalam bekerja. Hal ini berarti terjadinya ketidak-stabilan pada situasi kerja. Perubahan di lingkungan kerja dapat berupa perubahan jenis pekerjaan, perubahan organisasi, pergantian pemimpin maupun perubahan kebijakan pemilik perusahaan. 8.Konflik antar pribadi dan antar kelompok dan seterusnya (interpersonal and intergroup conflict). Perselisihan juga dapat terjadi akibat perbedaan tujuan dan nilai-nilai yang dianut dua pihak. Dampak negatif perselisihan adalah terjadinya gangguan dalam komunikasi, kekompakkan dan kerja sama. Situasi yang sering menimbulkan perselisihan di tempat kerja. 9.Suasana politik yang tidak aman (Insecure political climate). Ketidak-stabilan suasana politik dapat terjadi di lingkungan kerja maupun di lingkungan lebih luas lagi. Misalnya situasi politik yang tidak menentu, yang mengganggu kestabilan perubahanperubahan dan ekonomi. 10. Frustrasi (frustration). Frustasi sebagai kelanjutan dari konflik yang berdampak pada terhambatnya usaha mencapai tujuan.



26



Misalnya harapan perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan pekerja. Hal ini akan menimbulkan stres apabila berlangsung terus-menerus. 11. Perbedaan nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dimiliki pekerja (differences between company's and employee's values). Kebijakan perusahaan kadang-kadang sering bertolak belakang dengan diri pekerja. Hal ini merupakan sesuatu yang wajar, karena pada dasamya perusahaan lebih berorientasi pada keuntungan (profit). Sedangkan pekerja menuntut upah yang tinggi, kesejahteraan serta adanya jaminan kerja yang memuaskan. 12. Pengertian Barcode Barcode adalah kode-kode untuk angka dan huruf yang terdiri dari kombinasi bar (garis) dengan berbagai jarak. Hal ini merupakan salah satu cara untuk memasukkan data ke dalam komputer. Dalam barcode tidak berisi data deskriptif dari suatu barang, tetapi hanya enkripsi dari sejumlah digit angka. Ketika angka tersebut di scan oleh cashier maka kode tersebut secara otomatis akan langsung terhubung ke data barang. Hasil barcode scanner tersebut berisikan data-data dari berbagai produk seperti nama vendor, nama produk, harga dan data pendukung lain. Seperangkat Barcode scanner terdiri dari scanner, decoder dan kabel yang



menyambungkan



decoder



dengan



komputer. Barcode



27



scanner tersebut memindai symbol, menangkap dan merubah kode bar menjadi data elektrik lalu mengirimkannya ke komputer dengan format data yang sederhana.



B. Kerangka Berfikir Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, mempunyai peranan penting dalam pengelolaan dan pelayanan di bidang jasa pengiriman barang. Lamanya pelayanan merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan pengguna jasa di terminal kargo Bandar Udara Internasioanal Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru. Pada saat penulis melaksanakan On the Job Training terdapat keluhan dari penggguna jasa yang menyatakan bahwa proses pengeluaran kargo yang datang di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru cukup lama. Dikernakan Manifast airline yang tidak terbaca oleh system sehingga membuat petugas checker menulis data manifest secara manual. lama waktu pelayanan merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan baik atau buruk. Permasalahan waktu pelayanan kedatangan kargo domestik ini perlu segera diselesaikan, dengan mengidentifikasi cara verfikasi barang oleh petugas checker dengan menngunnakan system barcode agar permasalahan pelayanan Incoming kargo domestik dapat diselesaikan.



28



Alur Kerangka Berfikir: Kondisi Sekarang : Lamanya waktu pelayanan proses pemerikasaan verifikasi barang Incoming kargo ,sehingga menimbulkan komplain dari pengguna jasa



Faktor Penyebab Manifest salah satu airline tidak terbaca/eror membuat petugas checker harus menulis secara manual semua data manifest, terkadang ada juga barang yang tidak terbaca oleh system atau tidak sesuai dengan manifest awal. Dani itu sangat membutuhkan waktu yang banyak karena harus menulis satu persatu barang barang yang datang. Setelah di tulis data di manifest akan di input ke system untuk bisa melakukan pengambilan barang oleh pihak consigne/penerima barang



Landasan Teori : 1. Undang-undang N 1 tahun 2019 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 82 tahun 2012



Pemecahan Masalah : Menggunakan system barcode sebagai media pengecekan dan penginputan data manifes barang, dapat membuat pergerakan barang keluar menjadi cepat dan efektif



Hasil Yang Diharapkan : Meningkatkan kinerja dari petugas checker dan waktu pelayanan incoming kargo domestik dapat dipersingkat sehingga complain dari pengguna jasa berkurang atau tidak ada.



BAB III GAMBARAN KEADAAN A. Gambaran Umum Terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II mempunyai tugas mengoperasikan, mengusahakan sarana dan prasarana untuk menangani pelayanan jasa kargo di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau. Unit Kargo ini terdiri dari dua terminal yaitu terminal kargo domestik dan internasional. Berikut spesifikasi terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Kapasitas Luas Bangunan



2.560 m2



Luas Area Perkantoran (2 Lantai)



1.250m2



Luas Area Incoming Kargo



1.080 m2



Area Parkir Kendaraan



710m2



Produksi 68 Ton/Hari Table.1 Spesifikasi Terminal Kargo (Sumber: Olah data penulis)



31



32



Gambar 1. Foto Terminal Kargo Bandar Udara Sultan Syahrir Kasim II Pekanbaru Riau.



(Sumber : Olah data peneliti)



Sumber Daya Manusia merupakan bagian terpenting dalam suatu organisasi. Dengan jumlah sumber daya yang cukup, serta kualitas sumber daya yang baik, akan menghasilkan output pelayanan yang baik juga.



33



Berikut disajikan tabel komposisi sumber daya manusia Unit Bisnis Gudang Kargo di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim Pekanbaru berdasarkan jabatan:



Table 2. Jumah SDM (Sumber Daya Manusia) No



Jabatan



Jumlah



Keterangann



1



Kepala Unit bisnis pelayanan kargo



1



-



1



-



Kepala Divisi Keuangan dan 2 Administrasi 3



Kepala kesiaoan fasilitas



1



-



4



Staf Kesiapan Fasilitas



2



-



5



Staf keuangan dan Anggaran



3



-



6



Administarsi



6



Domestik dan Internasional Domestik dan 7



Supervisi Terminal Kargo



5 Internasional Domestik dan



8



Kasir



9 Iternasional Domestik dan



9



Checker



18 Internasional Domestik dan



10



Porter



3 Internasional



34



11



Pos Tolgate



3



(Sumber : Olah data penulis) B. Kondisi Saat Ini Berdasarkan data di atas personil dibagi menjadi 2 shift (pagi dan siang) dan 4 bagian (pagi incoming, pagi outgoing, siang incoming, siang outgouing). Untuk shift pagi incoming dimulai pukul 04:30 WIB – 13:30 WIB sedangkan pagi outgoing dimulai pukul 06:00 WIB-15:00 WIB dan untuk Siang Incoming dimulai 15:00 WIB-00:00 WIB sedangkan Siang outgoing dimulai pukul 13:30 WIB-22:30 WIB, semua personil menerapkan system kerja 4 hari kerja dan 2 hari libur. Setiap personil di terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II memiliki tugas dan wilayah kerja masing masing. Petugas Checker setiap shiftnya beranggotakan 4 orang, 2 orang di bagian Incoming dan 2 orang lagi di bagian outgoing. Mereka bertugas untuk memverifikasi barang kargo yang akan dikirim dan barang kargo yang akan datang. Selain itu tugas checker adalah menginput data hasil verifikasi ke system, untuk menerbitkan notice on arrival pada bagian administarsi. notice on arrival digunakan untuk agar pengguna jasa bisa melakukan pembayaran di casier.



35



Gambar 2. Contoh Manifest Dari Airline



(Sumber: Angkasa Pura Kargo)



36



Gambar 3. Contoh data checklist



(Sumber :Olah data penulis)



37



Gambar diatas adalah cargo ceklist yang di buat di terminal kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II untuk memverifikasi barang2 yang datang atau keluar dan data cargo chelist tersebut diambil dari manifest airline. Dengan beban kerja seperti itu petugas checker memiliki kesulitan lain yaitu seringnya tidak terbacanya manifest barang yang di buat oleh airline untuk petugas checker melakukan verifikasi barang kargo. Dan yang dilakukan petugas checker adalah menulis secara manual semua data manifest yang ada. Setelah itu masih ada penginputan data ke system untuk melakukan verifikasi,dan itu sangat memakan waktu yang banyak sehingga menimbulkan beberapa komplain dari beberapa pengguna jasa.



C. Kondisi yang Diinginkan Berdasarkan kondisi lapagan, dalam pelayanan kargo diharapkan Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II dapat memberikan pelayanan kargo yang optimal. Dengan menggunakan system barcode, sebagai media pengecekan dan alat verifikasi barang. Memnggunakan sistem barcode diharapkan dapat mempermudah proses pengecekan data manifest barang, dapat meningkatkan kinerja dari peugas checker dan mempersingkat waktu pelayanan incoming kargo domestik.



38



Diharapkan dapat membuat pelayanan penanganan Incoming cargo dapat berjalan dengan efektif dan efesien. Sehingga complain dari pengguna jasa berkurang atau tidak ada komplain sama sekali.



BAB IV Pembahasan A. Analisis Masalah Dari Kejadian lapangan yang terjadi pada pelayanan incoming kargo, terlihat masih belum efektifnya proses verifikasi barang kargo di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II. Untuk itu penulis memaparkan hasil penelitian mengenai kajian system barcode pada pemerikasaan verifikasi barang incoming kargo. 1. Proses Pelayanan incoming kargo Tahap pelayanan kedatangan kargo domestik dimulai dari kargo dibongkar (unloading) dari pesawat, breakdown kargo di terminal kargo domestik, verifikasi kargo, input data ke system dan delivery kargo ke consignee



39



40



Keterangan Gambar : 1. Pesawat datang. waktu pelayanan Ground Support Equipment (GSE) dimulai setelah pesawat telah terpasangnya wheel chock atau pada saat posisi block on. Petugas Ground Support Equipment melakukan Unloading barang kargo dan mengantar Barang tersebut ke Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II. 2. Proses penyerahan barang kargo dari petugas Ground Handling Equipemnt ke pihak pengelola Gudang.



41



3. Barang kargo yang sampai akan dilakukan verifikasi barang oleh petugas checker 4. Barang kargo yang sudah selesai di verifkasi petugas, di pindahkan dari baggage cart ke Pallet Plastic. 5. Penginputan data hasil verifikasi barang kargo pada system oleh petugas checker. Dan petugas bagian incoming acceptance akan menerima hasil verfikasi tersebut dan menerbitkan Notice on Arrival, dan Delivery Bill. 6. Barang kargo akan diserahkan kepada penerima/Consignee Setelah melakukan pembayaran 7. Barang diserahkan ke penerima /Consignee



Pada prose pelayanan Incoming kargo diatas, terdapat masalah yang terjadi pada proses verifikasi barang kargo. Sering terjadinya kesalahan pada system sehingga salah satu manifest yang di keluarkan airline tidak terbaca. Sehingga membuat terlambatnya penyerahan barang pada consignee. Para petugas checker membutuhkan data manifest untuk melakukan verifikasi barang kargo tersebut, untuk mempermudah pengeckan barang. Dikarenakan data manifest dari airline tidak terbaca petugas checker harus menulis secara manual checklist kargo dari data manifest yang berada di barang kargo itu sendiri.



42



2. Penulisan data manifest secara manual



Gambar 5. Contoh penulisan data checklist dengan manual



(Sumber : Olah data Peneliti)



43



Gambar 6. Contoh data barang yang tidak ada di manifest



(Sumber: Olah Data Peneliti)



44



Gambar diatas menunjukan data yang memiliki manifest namun ada beberapa barang yang tidak terdaftar manifest airline. Pada proses ini di butuhkan ketelitian petugas checker, namun tidak menutup kemungkinan sebagai manusia tidak luput dari kesalahan. Masih banyaknya salah pendataan seperti data diatas. Setelah itu petugas checker masih harus melakukan penginputan data hasil verifikasi ke system untuk bisa menerbiitkan notice of arrival dan delivery bill. yang digunakan para consignee untuk mengambil barang tersebut . dan itu sangat membutuhkan waktu yang sangat banyak dan dinilai tidak efektif dan efesien. Sedangkan Efektif adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya dan efisensi menurut mengemukakan bahwa efisiensi adalah ketepatan cara (usaha, kerja) dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Efisiensi juga berarti rasio antara input dan output atau biaya dan keuntungan



Dengan beban kerja seperti itu petugas checker ini juga menerima banyak komplainan dari pengguna jasa atau consignee, akibat lamanya waktu proses verifikasi dan penginputan data pelayanan incoming kargo di Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II. Komplain ini bisa



45



menurun kan hasil kinerja para petugas checker apa bila tidak dilakukan penyelesaiain masalah.



Table.3 Hasli wawancara pada penguna jasa / ekspedisi Ekspedisi / Pengguna No



Keluhan Jasa Proses incoming sebaiknya lebih



JNE



1 dipercepat pengeluaran barangnya Untuk pengambilan barang diharpkan J&T 2



untuk lebih dipercepat apalagi di jamjam sibuk mohon lebih di perhatikan Pada jam sibuk – saat tertentu / saat SiCepat



3



kargo banyak yang datang, mohon lebih diperhatikan (Sumber : olah data penulis)



B. Pemecahan Masalah Dengan permasalahan dan menurut Peraturan pemerintah Republik Indonesia no 82 tahun 2012 tentang penyelenggara sistem elektronik BAB II bagian ke II pasal 5 ayat 1 penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan publik wajib melakukan pendaftaran. diatas penulis mengambil



46



langkah untuk membuat proses pelayanan Incoming kargo di Terminal Kargo Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbar Riau berjalan dengan efektif dan efesien. Dengan menggunakan barcode pada setiap pemerkisaan barang incoming kargo, guna mempelancar dan menambah kinerja dari petugas checker.



Gambar 7. Contoh Barcode



(Sumber: Olah data peneliti)



Perancangan sistem



barcode ini merupakan suatu kegiatan



pembangunan sistem yang baru atau pengembangan terhadap sebuah sistem yang belum berjalan. Perancangan sistem dilakukan untuk memperbaiki sistem ataupun membangun dan menghasilkan sistem yang baru dengan memanfaatkan teknologi terbaru. Keuntungan menggunakan system barcode :



47







Proses input data lebih cepat dan tepat.







Mempunyai akurasi dan ketelitian yang sangat tinggi.







Mengurangi biaya akibat kesalahan pencatatan data dan mengurangi



pekerjaan yang dilakukan secara manual secara berulang-ulang. 



Peningkatan kinerja manajemen dalam pengambilan keputusan



strategis dan perosonil checker



Pengguanaan barcode juga harus membutuhkan peralatan scanner untuk bisa memindai barcode itu sendiri. Sensor yang terdapat pada scanner tersebut mendeteksi struktur, tulisan, dan gambar dari objek yang discan lalu dikirimkan ke komputer dalam bentuk digital. Penggunaan barcode scanner ini mempunyai dua keuntungan tambahan, yaitu : 1. Pertama akan memperkecil kesalahan input yang disebabkan kesalahan operator. 2. penggunaan barcode scanner mempercepat proses entry data, sehingga mengurangi jumlah antrian barang yang akan di periksa Selain menggunakan barcode scanner, barcode juga bisa di scan dengan menggunakan handphone dikernakan handphone sekarang sudah memiliki senosor untuk menagkap gambar ke kode barcode tersebut.



48



Gambar 8 : Contoh penggunaan barcode scanner (Sumber: Olah data penulis)



Setelah barcode tercsan, data barang tersebut akan teriput secara otomatis di sistem. Data yang ada di dalam bacode seperti : Penerima Nomor Partai Total NO / KET KODE SMU/AWB (koil) (KG) Pengirim 8881 JNE 123321 15 137 GENCO 



Table 4. Contoh data di barcode (Sumber Olah data penulis) Seperti contoh diatas saat barcode terscan, akan muncul data-data seperti di Table 3. Yang berisikan informasi dari nama pengirim dan penerima, nomor surat muatan udara (SMU) atau airwaybill , berapa banyak koli, berat total barang tersebut dan keterangan jenis barang tersebut . Data yang tercantum pada Table 3. Di buat di bandara asal, yang membuat data tersebut adalah airline. dikarenakan airline sudah



49



menerapkan sistem barcode yang di gabung dengan nomor airwaybill yang di buat secara elektronik. Seperti dalam UU No 1 Tahun 20019 Tentang Penerbangan disebutkan secara rinci pada pasal 1 ayat 28, disebutkan SMU sebagai domumen dalam bentuk cetak, melalui proses elektronik



Gambar 9. Label airline



(Sumber: Olah data Penulis)



Maka dibutuhkan kerjasama antara pengelola Gudang dan airlines untuk menciptakan sistem barcode baru guna mempermudah proses verifikasi barang, mempercepat penginputan data barang, dan pelacakan barang. Setelah semua data barang sudah terverifikasi, data verifikasi akan



50



terinput secara otomatis oleh sistem. Sehingga dapat dikeluarkanya notice on arrival, delivery order dan delivery bill. dan barang bisa diserahkan ke consignee setelah pembayaran telah dibayar. Pada penggunaan sistem barcode memiliki regulasi yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2012 Tentang Penyelenggara Sistem dan Transaksi Elektronik di Bab II bagian empat pasal 9 ayat 1 yang berbunyi “Penyelenggara sistem elektronik wajib menjamin kerahasian kode sumber perangkat lunak yang digunakan” dan pasal 15 ayat 1 yang berbunyi “Penyelenggara sistem elektronik wajib menjaga rahasia, keutuhan, dan ketersediaan data pribadi yang dikelolanya”.



51



Keterangan Gambar: 1. Shipper mengirim yang akan mengirim barang via pesawat udara datang ke terminal kargo atau ke regulated agent bandar udara asal 2. Shipper yang akan mengirim barang, harus ke airlines terlebih dahulu untuk melakukan pembuatan airwaybill, dari pihak airline akan menginput data barang tersebut dari jenis barang, berat barang, nama pengerim, nama penerima, dan jumlah koli. Penginputan data tersebut dilakukan secara elektronik dan seluruh data tersebut dimasukan kedalam sistem barcode untuk mempermudah saat pengecekan data barang tersebut dan data tersebut akah di shere ke pengelola Gudang bandar udara asal maupun tujuan. Airlines akan mengeluarkan label yang sudah ada barcodenya untuk mempermudah scanning oleh petugas. Seperti pada Gambar 9. Setelah dari pihak airlines barang di bawa ke terminal kargo / regulated agent untuk dilakukan pemeriksaan kembali barang tersebut. 3. Sampai dinyatakan aman untuk penerbangan, barang tersebut dikirim ke bandar udara tujuan. 4. Sampai di bandar udara tujuan, ground handling akan melakukan proses bongkar muat barang kargo tersebut dan menyerahkan kargo tersebut kepada pengelola gudang bandara tujuan. 5. di terminal kargo barang tersebut dilakukan verifikasi kembali dengan



52



menggunakan alat scanner barcode untuk memastikan barang tersebut sesuai dengan manifest dari airline. dan setelah terscan data akan terinput secara otomatis ke sistem kargo, sehingga dapat mengeluarkan notice on arrival dan delivery bill secara langsung. 6. Barang akan di serahkan ketika penerima/consigne sudah melakukan pembayaran dan menunjukan bukti pembayaran. 7. Barang diserahkan ke consignee Pemecahan permaslaahan diatas untuk mengatasi berbagai permasalahan yang telah terjadi pada sistem yang lama, sehingga dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi. Sistem informasi yang dirancang diharapkan memberi solusi alternatif baru yang memberi kemudahan terhadap pengolahan data.



BAB V KESMIPULAN DAN SARAN



A. Kesimpulan Waktu pelayanan Incoming kargo di terminal Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru Riau , tergolong lama karena belum efetif dan efesienya proses verifikasi barang yang dilakukan secara manual. Faktor yang menyebabkan lamanya waktu pelayanan adalah tidak terbacanya manifest airline yang digunakan untuk melakukan verifikasi barang kargo oleh petugas checker. Sehingga petugas harus menulis secara manual seluruh data manifest secara manual di checklist checker. Dengan menggunakan barcode pada setiap pemerkisaan barang incoming kargo, dapat mempercepat dan menambah kinerja dari petugas checker. B. Saran Mengacu pada kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai masukan dalam upaya menyelesaikan masalah . Agar pelayanan di terminal kargo Bandar Udara International Sultan Syahrir Kasim II menajadi efektif dan efesien, diperlukan kerja sama antar pengelola gudang (warehouse) dan airline untuk menciptakan system barcode guna mempermudah pengecekan barang kargo , penginputan data, dan pelacakan barang.



53



DAFTAR PUSTAKA



A.Anwar Prabu Mangkunegara, 2006. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Refika A.S, Munandar, 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta : PT Raja Grafindo Fandy Tjiptono, 2005. Service, Quality and Satisfaction, Yogyakarta : Andi. Kakiay, 2004. Dasar Teori Antrian Kehidupan Nyata, Thomas J : Yogyakarta. Lupiyoadi, 2006. Manajemen Pemasaran, Jakarta : Salemba Empat. M.Nazir, 2005. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. Moenir, 2010. Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Jakarta : Bumi Aksara Mulyadi, 2007. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Jakarta : Salemba Empat. Philiph Kotler,. 1998. Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol), Edisi Indonesia, Edisi Indonesia. Jilid 2. Jakarta : PT. Prenhallindo. Risa Agustin, 1997. Kamus Ilmiah Populer Lengkap, Surabaya : Serba Jaya Surabaya Vincent Gaspez, 2003. Manajemen Bisnis Total – Total Quality Management, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.



54



Lampiran 1 : Layout Bandar Udara International Sultan Syahrir Kasim II



54



Lampiran 2 : Struktur Organisasi Bandar Udara Internasional Sultan Syahrir Kasim II



55



Lampiran 3 : Layout Terminal Kargo Bandar Udara Sultan Syahrir Kasim II



56



Lampiran 4 : Daftar Dinas Personil Terminal Kargo Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II



57