Tabel 1 Populasi Ternak Menurut Kecamatan Dan Jenis Ternak Di Kota Depok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tabel 1 Populasi ternak menurut kecamatan dan jenis ternak di Kota Depok (ekor) tahun 2022 No



Kecamata n



1



Populasi (Ekor) Sapi Perah



Sapi Potong



Kerbau



Kuda



Kambing



Ayam Layer



Ayam Broiler



Itik



Sawangan



226



300



4



19



279



344



2.320



120.000



5.000



67



2



Bojongsari



0



221



3



20



266



236



2.282



68.000



5.000



390



3



Pancoran Mas



0



183



1



8



218



257



1.207



48.000



0



0



4



Cipayung



140



112



0



2



166



162



1.910



28.000



12.000



330



5



Sukmajaya



0



128



1



4



252



74



2.416



7.000



5.000



0



6



Cilodong



0



294



0



8



70



280



2.742



60.000



11.000



0



7



Cimanggis 



102



273



0



102



56



11



2.318



-



0



0



8



Tapos



0



405



0



17



419



401



2.370



26.000



0



510



9



Beji



2



36



0



0



120



12



1.705



-



0



0



10



Limo



20



145



4



86



624



436



2.080



20.000



2.000



3.680



11



Cinere



0



13



22



0



66



50



722



3.000



0



23



490



2.110



35



226



Total



2.536



Dom Ayam ba Buras



2.263 22.072



40.000



380.000 5.000



Tabel 1 Data populasi ternak di Kota Depok tahun 2019 – 2021 (Ekor) (BPS 2021) Uraian Satuan 2019 2020 2021 A. Jumlah Populasi Hewan Ternak Besar 1 Ternak Perah Sapi Ekor 507 506 510 2 Ternak Potong Ternak



Sapi Ekor



2.516



Kerbau Ekor 115 B. Jumlah Populasi Hewan Ternak Kecil 1 Ternak Kambing Ekor 3.670 Ternak Domba Ekor 3.210 C. Jumlah Populasi Hewan Ternak Unggas 1 Ternak Buras  Ayam Ekor 23.020 Ternak



Ayam



Petelur 3. Ternak Ayam Pedaging



2.526



2.546



100



102



3.683 3.204



3.6508 3.214



23.480



23.101



Ekor



120.300



213.716



-



Ekor



2.826.000



3.144.208



-



4. Ternak Itik



Ekor



30.500



30.000



7.500



Tabel 1 Populasi ternak menurut jenis ternak di Kota Depok (ekor) tahun 2020 - 2022 No.



Jenis Komoditas



Populasi (Ekor) 2020



2021



2022



1



Sapi Perah



506



540



490



2



Sapi Potong



2.526



2.546



2.110



3



Kerbau



110



102



35



4



Kuda



248



250



226



5



Kambing



3.638



3.658



2.536



6



Domba



3.204



3.214



2.263



7



Ayam Buras



23.480



23.100



22.072



8



Ayam Layer 



120.000



40.000



380.000



9



Ayam Broiler



450.000



400.000



40.000



10



Itik



30.000



7.500



5.000



Tabel 2 Data kasus penyakit hewan menular startegis di Kota Depok pada tahun 2023 (DKP3 Kota Depok) Tanggal



Spesies



Lokasi



Diagnosa



22 Februari 2023



Sapi



Meruyung, Kec. Limo



Lumpy skin disease



9 Februari 2023



Sapi



Cisalak, Kec. PMK Sukma Jaya



22 Ferbuari 2023



Sapi



Cilangkap, Kec. Tapos



6 Maret 2023



Sapi



Pasir Putih, PMK Kec. Sawangan



6 Maret 2023



Sapi



Kec. Tapos



PMK



PMK



10 Maret 2023



Sapi



Sukamaju Baru PMK



6 April 2023



Ayam



Sukamaju Avian influenza Baru, Kec. Tapos



Kota Depok menjadi suatu daerah otonom yang memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah. Kota Depok termasuk wilayah penyangga dan pendukung aktifitas perekonomian Ibu Kota Negara, yakni DKI Jakarta, sehingga menjadi wilayah yang sangat strategis untuk permukiman, selain tentunya sebagai kota jasa dan perdagangan. Pertumbuhan pembangunan yang begitu pesat di Kota Depok selain memberikan dampak positif berupa pertumbuhan ekonomi kota yang signifikan, juga menimbulkan dampak negatif yakni berupa alih fungsi lahan peternakan sehingga berkurangnya lahan-lahan peternakan di Kota Depok. Berkurangnya lahan peternakan dan diimbangi dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan timbulnya berbagai macam permasalahan. Keberadaan peternakan di wilayah kota memberikan dampak yang signifikan terhadap lingkungan di sekitarnya. Wilayah peternakan bersebelahan dengan pemukiman warga perlu diterapkan biosekuriti di lingkungan peternakan di daerah perkotaan masih tergolong rendah (Anggraeni dan Mariana 2016). Pembuangan limbah yang tidak dikelola dengan baik, limbah yang dihasilkan akan menimbulkan masalah pada aspek produksi dan lingkungan seperti menurunkan kualitas susu yang dihasilkan, menimbulkan bau, dan menjadi sumber penyebaran penyakit bagi ternak dan manusia. Selain itu, bila berdekatan dengan lokasi perumahan akan menimbulkan permasalahan pada masyarakat, dan pencemaran air. (Saputro et al. 2014). Mikroorganisme patogen yang terdapat pada limbah ternak dapat mengancam kesehatan hewan ternak itu sendiri, lingkungan dan manusia, karena mengandung banyak bakteri penyebab penyakit (Triatmojo et al. 2016). Tabel 1 menunjukkan perkembangan populasi berbagai jenis ternak yang terdapat di Kota Depok tahun 2019 – 2022. Kasus penyakit hewan menular strategis di Kota Depok pada tahun 2023 ditunjukkan pada Tabel 2. Potensi dan Permasalahan Peternakan Unggas di Kota Depok Kebutuhan masyarakat akan protein hewani yang murah dan terjangkau menjadi faktor meningkatnya kebutuhan daging unggas, diantaranya daging ayam broiler atau daging ayam ras dan sapi potong. Peningkatan kebutuhan masyarakat akan komoditas daging ayam ras berkorelasi positif dengan perkembangan jumlah industri dan usaha perdagangan daging ayam ras. Peredaran ayam sehat di pasar tradisional Kota Depok berasal dari RPU (Rumah Potong Unggas), antara lain di HBTB Arja Mukti Depok, Kranggan dan Cilangkap yang berasal langsung dari petani. Berdasarkan data dari balai statistika Kota Depok, Pada tahun 2022 jumlah stok daging ayam ras dan daging itik mencapai 2.989.080 kg dan 2.928 kg, serta jumlah produksi telur ayam ras dan telur itik mencapai 7.545.204 kg dan 324.845 kg Berdasarkan hasil kegiatan surveilans Avian Influenza (AI) dari pihak DKP3 di Kota Depok terdapat kasus AI pada tanggal 6 April 2023 dengan total populasi unggas



adalah 60 ekor di Daerah Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos. Kegiatan surveilans AI termasuk salah satu kegiatan pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular strategis. Kegiatan ini dilakukan oleh Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat pemilik unggas yang difokuskan ke daerah pemukiman padat di Kota Depok. Surveilans diutamakan untuk deteksi dini kasus penyakit AI dan menjadi sarana sosialisasi kepada masyarakat mengenai penyakit dan pencegahan Avian Influenza. Potensi dan Permasalahan Peternakan Sapi Potong di Kota Depok Distribusi daging sapi potong di Kota Depok berasal dari Rumah Potong Hewan (RPH), antara lain di RPH Tapos dan Cibinong. Jumlah daging sapi potong pada tahun 2022 Kota Depok adalah 4.346.200 kg. Salah satu program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari DKP3 pada tahun 2021 yaitu surveilans dan vaksinasi antraks pada daerah dengan populasi ternak dan lalu lintas yang tinggi, Selain itu, pada tahun 2023 program surveilans dan sosialisasi pengendalian penyakit LSD dilakukan untuk memberikan informasi penyebaran dan gejala klinis LSD di peternakan. Berdasarkan hasil surveilans dan vaksinasi antraks dilaksanakan 2 kali dalam setahun pada daerah-daerah dengan populasi dan lalu lintas ternak yang tinggi. Berdasarkan hasil dari surveilans dan vaksinasi antraks tahun 2021, jumlah populasi pada tahap pelaksanaan yang disurvei 3.119 ekor dengan hasil divaksinasi 790 ekor. Vaksinasi yang terbatas disebabkan karena terdapat pembatasan pemilik dalam vaksinasi hewan miliknya meskipun petugas sudah memberikan pemahaman mengenai penyakit antraks. Penyebab lainnya karena kondisi hewan yang tidak memungkinkan untuk divaksinasi karena bunting, laktasi, galak, dan belum cukup umur. Berdasarkan hasil surveilans Lumpy Skin Disease (LSD), pada tanggal 22 Februari 2023 tercatat satu ekor sapi di Daerah Meruyung, Kecamatan Limo. Potensi dan Permasalahan Peternakan Sapi Perah di Kota Depok Konsumsi akan susu dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan ini sejalan dengan makin meningkatnya tingkat ekonomi dan kesadaran akan kebutuhan makanan bergizi. Tetapi peningkatan permintaan belum diikuti dengan peningkatan produksi karena banyak kendala yang dihadapi peternak. Karena prospek pengembangan dan peningkatan produksi sapi perah mempunyai masa depan yang baik. Usaha-usaha pengembangan dan peningkatan produksi susu sapi perah dapat dilaksanakan melalui perbaikan makanan, pengadaan bibit unggul, dan perawatan kesehatan (Pasaribu et al. 2015). Usaha ternak yang berhasil terlihat yaitu dalam menghasilkan produksi susu yang optimal. Produksi susu yang optimal dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendukung. Ako (2013) menyatakan bahwa efisiensi produksi susu dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari bangsa/ rumpun/ breed, keturunan, masa laktasi, umur, kondisi ternak dan ambing, siklus estrus (berahi) dan kebuntingan. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari musim/iklim, interval pemerahan, lama masa kering, pengaturan calving interval, pemberian obat-obatan, pemberian hormon, penyakit, pergantian pemerah dan makanan. Selain itu, produksi



susu dipengaruhi oleh sanitasi dan higiene kandang saat dilakukan proses pemerahan. Permasalahan pada sapi perah adalah masalah kesehatan reproduksi. Berdasarkan data surveilans Brucellosis DKP3 Kota Depok pada tanggal 28 Januari 2022 terdapat satu ekor sapi mengalami abortus di trimester awal dengan dugaan Brucellosis. Program di Kota Depok pada bulan September 2021 dilaksanakannya program vaksinasi brucella dan sosialisasi terhadap penyakit brucellosis. Pada tahun 2023 belum terdapat laporan terkait penyakit brucellosis pada sapi perah. Selain brucellosis, salah satu penyakit yang memiliki potensi permasalahan peternakan sapi perah di Kota Depok adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Unit Respon Cepat Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari DKP3 Kota Depok, mencatat sebanyak 45 ekor hewan dinyatakan postif PMK pada bulan juni 2022. Kemudian pada tanggal 9 Februari 2023 tercatat 27 ekor sapi yang dinyatakan positif PMK di Daerah Cisalak. Penyakit PMK juga terjadi pada satu ekor sapi pada tanggal 22 Februari 2023 di Daerah Cilangkap. Sebanyak satu ekor sapi di Daerah Pasir Putih dan 19 ekor sapi di Daerah Tapos dinyatakan positif PMK pada tanggal 6 Maret 2023. Penyakit PMK juga terjadi di Daerah Sukamaju Baru dengan jumlah sapi yang terkena sebanyak 2 ekor pada tanggal 10 Maret 2023. Peternak dianjurkan untuk menyediakan fasilitas dan bahan untuk tindakan pembersihan dan desinfeksi terhadap orang, kendaraan, peralatan, hewan, serta limbah. Kemudian pemilik ternak menyediakan tempat isolasi bagi hewan yang terduga terjangkit PMK atau sakit, termasuk penyediaan fasilitas pemotongan hewan yang memenuhi persyaratan higiene sanitasi. Potensi dan Permasalahan Peternakan Domba dan Kambing di Kota Depok Sumber protein hewani domba dan kambing jarang dikonsumsi oleh masyarakat kota Depok. Permasalahan yang umum ditemui pada ternak domba dan kambing yaitu kasus cacingan, diare, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, penyakit yang memiliki potensi permasalahan peternakan domba dan kambing di Kota Depok yaitu PMK. Namun hingga bulan April 2023 belum terdapat laporan terkait PMK pada domba dan kambing di Kota Depok.