Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur'an Tentang Subjek Pendidikan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH



“Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an Tentang Subjek Pendidikan”



Dosen Pengampu: Mariaty Podungge,M.Pd Di Susun Oleh Kelompok 6: Nurlaila Tuna {201012007} Marfan.Mamonto {201012147} Ela



JURUSAN:PENDIDIKAN AGAMA ISLAM UNIVERSITAS IAIN SULTAN AMAY GORONTALO T.A.2020/2021 KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Ayat-ayat Al-Qur’an Tentang Subyek Pendidikan: Pendidik/Guru” ini dengan tepat waktu. Salawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari dunia kegelapan kedunia yang terang benderang. Terselesaikannya makalah ini, tidak lepas dari bantuan teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan belum mencapai kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun agar kami dapat memperbaiki dan menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan sarannya kami ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



Daftar Isi



BAB I PENDAHULUAN



Latar Belakang Pendidikan sebagai ujung tombak kemajuan bangsa harus mendapat yang serius dari semua pihak, terutama pihak-pihak yang ada dalam bidang pendidikan. Kemajuan pendidikan merupakan cerminan kemajuan suatu bangsa dan Negara.



Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudidayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara. Kemudian didalam proses pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan pelajaran dan siswa adalah orang yang menerima pembelajaran. Dalam mentransfer pengatuan kepada siswa diperlukan pengatahuan atau kecakapan serta keterampilan sebagai guru, sebab tanpa ini semua tidak mungkin proses tersebut dapat berjalan secara kondusif. Oleh karena inilah kompetensi dalam arti kemampuan , mutlak diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.



Saat ini guru atau pendidik adalah orang yang berperan penting dalam pendidikan guna untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan dan berdasarkan ayat-ayat al-qur’an. Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan tujuan untuk memeberikan sedikit penjelasan tentenag pengertian Subyek Pendidikan. Rumusan Masalah 1. Apa itu Pengertian Subjek Pendidikan? Bagaimana Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an? Bagaimana Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an? Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Subjek Pendidikan Untuk Mengetahui Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an Untuk Mengetahui Pendidikan dalam Al-Qur’an



BAB II PEMBAHASAN



A. Pengertian Subjek Pendidikan Menurut sanusi et al didalam buku model model pembelajaran mengembangkan profesionalisme guru karya rusman disebutkan bahwa subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya: sementara itu pendidikan dilandasi oleh nilai nilai kemanusiaan yang menghargai martabat manusia. Sedangkan didalam buku zakiyah drajat yang berjudul metodik khusus pengajaran agama islam disebutkan bahwa subjek pendidikan atau yang biasa disebut dengan guru adalah seorang pemimpin sejati, pembimbing dan pengarah yang bijaksana, pencetak tokoh dan pemimpin umat muslim.seorang guru dituntut harus memiliki berbagai sifat dan sikap antara lain: Seorang guru harus manusia pilihan. Seorang guru hendaklah mampu mempersiapkan dirinya mungkin.



sesempurna



Seorang guru juga hendaknya tidak pernah tamak dan bathil dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Seorang guru hendaknya dapat meyakini islam sebagai konsep ilahi dimana dia hidup dengan konsep itu. Seorang guru harus memiliki sikap yang terpuji. Penampilan seorang guru hendaknya selalu sopan dan rapi. Seorang guru juga menjadi pemimpin yang shalih. Seruan dan ajaran seorang guru hendaknya tercermin pula dalam sikap keluarganya dan atau para sahabatnya.



Seorang guru harus menyukai dan mencintai muridnya.



Kita dapat membedakan pendidik itu menjadi dua kategori yaitu: 1. pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama,karena secara kodrat anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya). Dalam keadaan tidak berdaya hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua (terutama ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang semakin dewasa. Hubungan orang tua dengan anaknya dalam edukatif, mengandung dua unsur dasar, yaitu: * Unsur kasih sayang pendidik terhadap anak. * Unsur kesadaran dan tanggung jawab dari pendidik untuk perkembangan anak.



menuntun



2. pendidik menurut jabatan,yaitu guru Guru adalah pendidik kedua setelah orang tua.mereka tidak bisa disebut secara wajar dan alamiah menjadi pendidik, karena mereka mendapat tugas dari orang tua, sebagai pengganti orang tua. Dalam undang undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan menilai mengevaluasi peserta didik. Subjek pendidik sangat berpengaruh sekali kepada keberhasilan atau gagalnya pendidikan. Subjek pendidikan adalah orang ataupun kelompok yang bertanggung jawab dalam memberikan pendidikan, sehingga materi yang diajarkan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Subjek pendidikan dipahami dari kebanyakan para ahli pendidikan adalah orang tua, guru guru diinstusi formal dan lingkungan masyarakat. Pendidikan yang pertama kali terjadi dalam ruang lingkup yang sangat sederhana yaitu keluarga. Subjek pendidikannya adalah orang tua, terutama ibu. Kita dapat memperoleh ilmu dari mana saja, seperti lingkungan, masyarakat, alam, dan semua ciptaan allah swt.



B. Subyek Pendidikan Perspektif Al-qur’an Al-qur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dalam bahasan dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam al-qur’an, diantaranya adalah: 1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66 ‫قَا َل لَ ۥهُ ُمو َس ٰى هَلْ أَتَّبِعُكَ َعلَ ٰ ٓى أَن تُ َعلِّ َم ِن ِم َّما ُعلِّ ْمتَ ُر ْشدًا‬ Terjemahan Ayat “ Musa berkata kepada khidhr: bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar diantara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu? (Q.S. Al-Kahfi ayat: 66)”. Tafsiran Ayat Dalam pertemuan kedua tokoh itu, musa berkata kepadanya, yakni kepada hamba allah yang memperoleh ilmu khusus itu, “bolehkah aku mengikutimu secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa, yakni ilmu-ilmu, yang telah diajarkan allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?” dia menjawab, “sesungguhnya engkau, hai musa, sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Yakni, peristiwaperistiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar. Dan, yakni padahal, bagaimana engkau dapat sabar atas sesuatu, yang engkau belum jangkau secara menyeluruh hakikat beritanya?” engkau tidak memiliki pengetahuan batiniah yang cukup tentang apa yang engkau lihat dan alami bersamaku itu. Kata attabi’uka asalnya adalah atba’uka dari kata tabi’a yakni mengikuti. Penambahan huruf ta’ pada kata attabi’uka mengandung makna kesungguhan dalam upaya mengikuti itu. memang demikianlah seharusnya seorang pelajar, harus bertekad untuk bersungguh-sungguh mencurahkan perhatian bahkan tenaganya, terhadap apa yang akan dipelajarinya. Bahwa ucapan nabi musa as, ini sungguh sangat halus. Beliau tidak menuntut untuk diajar tetapi permintaannya diajukan dalam bentuk pertanyaan, “bolehkah aku mengikutimu?”. Selanjutnya beliau menamai pengajaran yang



diharapkannya itu sebagai ikutan yakni beliau menjadikan diri beliau sebagai pengikut dan pelajar. Beliau juga menggarisbawahi kegunaan pengajaran itu untuk dirinya secara pribadi yakni untuk menjadi petunjuk baginya. Nilai Pendidikan Pada surat al-kahfi ayat 66 ini, kita dapat mengambil beberapa nilai-nilai pendidikan yaitu antara lain: Pendidikan bukan hanya dari orang tua, tetapi juga dari orang lain, seperti guru, dosen, teman dan masyarakat. Saat berbicara atau berlaku terhadap seorang pendidik haruslah menghormati dan bersikap sopan santun kepadanya. Menganggap bahwa pendidik lebih tahu dari diri kita. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, maka kita akan berhasil.



2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4 )٤( َ‫) عَلَّ َمهُ ْالبَيَان‬٣( َ‫ق اإل ْن َسان‬ َ َ‫) خَ ل‬٢( َ‫) عَلَّ َم ْالقُرْ آن‬١( ُ‫الرَّحْ َمن‬ Terjemahan Ayat (tuhan) yang maha pemurah Yang telah mengajarkan al-qur’an Dia menciptakan manusia Mengajarnya pandai berbicara. (Q.S Al-Rahman ayat 1-4). Tafsiran Ayat Kata ar-rahman telah dikemukakan antara lain ketika menafsiran surat fatihah dan al-furqan. Dalam konteks ayat ini, dapat ditambahkan bahwa kaum musyrikin makkah tidak mengenal siapa ar-rahman sebagaimana pengakuan mereka yang direkam oleh Q.S. Al-Furqan (25): 60. Dimulainya surat ini dengan kata tersebut bertujuan juga mengundang rasa ingin tahu mereka dengan harapan akan tergugah untuk mengakui nikmat-nikmat dan beriman kepadanya.



Kata alama (mengajarkan) memerlukan dua objek. Banyak ulama’ yang menyebutkan objeknya adalah kata al-isan (manusia) yang diisyaratkan oleh ayat berikutnya. Thabathabai menambahkan bahwa jin juga termasuk karena karena surah ini ditujukan kepada manusia dan jin. Kata al-insan pada ayat ini mencakup semua jenis manusia, sejak nabi adam as. Sampai akhir zaman. Kata al-bayan pada mulanya berarti jelas. Kata tersebut disini dipahami oleh thabathaba’i dalam arti “potensi mengungkap” yakni kalam/ucapan yang dengannya dapat terungkap apa yang terdapat dalam benak. Nilai Pendidikan Dari surat ar-rahman ayat 1-4 kita dapat mengetahui beberapa nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Yaitu dikatakan bahwa allah telah mengajarkan al-qur’an kepada manusia, sehingga manusia tersebut menjadi pandai, maksud ayat-ayat al-qur’an yang diturunkan oleh allah kepada manusia itu bertujuan untuk memberi pedoman kepada manusia agar manusia itu dapat memahami isi serta maknanya, sehingga manusia dapat bertingkah laku yang sesuai dengan pedomannya yaitu al-qur’an. Dalam kegiatan pembelajaran kita dapat mengartikan seorang guru yang mengajarkan suatu ilmu kepada muridnya agar dapat dipahami apa yang diberikan oleh guru tersebut. Sehingga ketika seorang guru memberikan evaluasi itulah yang dimaksud dengan pengajaran disini.



3. Q.S An-Najm Ayat 5-6 (6) ‫) ُذوْ ِم َّر ٍة فَا ْستَ َوى‬5( ‫َعلَّ َمهُ َش ِد ْيد ُْالقُ َوى‬ Terjemahan Ayat “ yang diajarkan kepadanya oleh (jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli”. (Q.S. An-Najm ayat 5-6). Tafsir Ayat Kata ‘allamahul kepadanya bukan berarti bahwa wahyu tersebut bersumber dari malaikat jibril. Seorang yang mengajar tidak mutlak mengajarkan sesuatu yang bersumber dari sang pengajar. Bukankah kita mengajar anak kita membaca,



padahal seringkali bacaan yang diajarkan itu bukan karya kita? Menyampaikan atau menjelaskan sesuatu secara baik dan benar adalah salah satu bentuk pengajaran. Malaikat menerima wahyu dari allah dengan tugas menyampaikannya secara baik dan benar kepada nabi saw. Dan inilah yang dimaksud dengan pengajaran tersebut. Kata mirrah terambil dari kalimat amrartu al-haba yang berarti melilitkan tali guna menguatkan sesuatu. Kata dzumirrah digunakan untuk menggambarkan kekuatan nalar dan tingginya kemampuan seseorang. Al-biqa’i memahaminya dalam arti ketegasan dan kekuatan yang luar biasa untuk melaksanakan tugas selainnya disertai dengan keikhlasan penuh. Ada juga yang memahaminya dalam arti kekuatan fisik, akal dan nalar. Nilai Pendidikan Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebagai subjek pendidikan kita harus: Dapat menjadi model dan teladan bagi murid-murid kelak Menguasai materi yang akan diajarkan Bersikap sewajarnya seorang guru tanpa ada sesuatu yang menyimpang.



4. Q. S An-Nahl 43-44



ُّ ‫ت َو‬ ‫الزب ُِر‬ ِ ‫) بِ ْالبَيِّنَا‬43( َ‫ أَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر إِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُمون‬‰‫ إِلَ ْي ِه ْم فَاسْأَلُوا‬‰‫وحي‬ ِ ُ‫َو َما أَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ إِال ِر َجاال ن‬ ْ َ‫َوأ‬ )44( َ‫نزل إِلَ ْي ِه ْم َولَ َعلَّهُ ْم يَتَفَ َّكرُون‬ َ ‫اس َما‬ ِ َّ‫نزلنَا إِلَ ْيكَ ال ِّذ ْك َر لِتُبَيِّنَ لِلن‬ Terjemahan Ayat “ dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. Keterangan-keterangan (mukjizat) dan kitab-kitab. Dan kami turunkan kepadamu al-qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. (Q.S An-Nahl 43-44).



Tafsir Ayat Para ulama menjadikan kata rijal pada ayat ini sebagai alasan untuk menyatakan bahwa semua manusia yang diangkat allah sebagai rasol adalah pria, dan tidak satupun wanita. Memang dari segi bahasa, kata rijal yang merupakan bentuk jama’ dari kata rajul seringkali dipahami dalam arti lelaki. Namun demikian, terdapat ayat-ayat al-qur’an yang mengesankan bahwa kata tersebut tidak selalu dalam arti jenis kelamin lelaki. Ia digunakan untuk menunjuk manusia yang memiliki keistimewaan atau ketokohan atau ciri tertentu yang membedakan mereka dari yang lain. Kata ahl-adz-dzikri pada ayat ini dipahami oleh banyak ulama dalam arti para pemuka agama yahudi dan nasrani. Mereka adalah orang-orang yang dapat memberi informasi tentang kemanusiaan para rasul yang diutus allah. Kata in jika pada ayat diatas, yang biasanya digunakan menyangkut sesuatu yang tidak pasti atau diragukan, mengisyaratkan bahwa persoalan yang dipaparkan oleh nabi saw dan al-qur’an sudah demikian jelas sehingga diragukan adanya ketidaktahuan dan dengan demikian, penolakan yang dilakukan kaum musyrikin itu bukan lahir dari ketidaktahuan, tetapi dari sikap keras kepala. Ayat az-zubur adalah jama’ dari kata zubur, yakni tulisan. Yang dimaksud disini adalah kitab-kitab yang ditulis, seperti taurat, injil, zabur, dan shuhuf ibrohim as. Para ulama’ berpendaoat bahwa zubur adalah kitab-kitab singkat yang tidak mengandung syariat, tapi sekedar nasihat-nasihat. Thabathaba’i menegaskan bahwa diturunkannya al-qur’an kepada umat manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah sama, dalam arti diturunkannya kepada manusia dan turunnya kepada nabi muhammad saw. adalah agar mereka semua nabi dan seluruh manusia mengambil dan menerapkannya. Nilai Pendidikan Berdasarkan penjelasan diatas dalam surah an-nahl ayat 43-44 ada nilai pendidikan yang terkandung didalamnya yaitu bahwa dalam dunia pendidikan kita dituntut untuk berusaha mencari tahu apa yang kita pelajari, sehingga kita dapat memahami hal tersebut. Dalam surah ini menjelaskan bahwa kita diperintahkan untuk bertanya kepada orang yang lebih tahu atau lebih pintar dari diri kita, dengan demikian kita akan dapat memahami sebuah ilmu tidak



hanya dengan pemahaman sepihak dari diri kita sendiri, melainkan penjelasan atau pemaparan yang kita dapatkan dari orang lain. Orang lain tersebut dapat kita jadikan sebagai guru, dan guru itulah yang berperan sebagai subjek pendidikan, karena gurulah yang akan memberi pemahaman kepada kita tentang suatu hal yang tidak diketahui. Sehingga materi yang diajarkan atau yang disampaikan dapat dipahami oleh objek pendidikan. Pendidik adalah individu yang mampu melaksanakan tindakan mendidik dalam situasi pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Kita dapat membedakan pendidikan itu menjadi dua kategori yaitu: Pendidik menurut kodrat, yaitu orang tua. Pendidik menurut jabatan, yaitu guru.



C. Konsep Pendidikan dalam Al-Qur’an 1. Pengertian konsep pendidik Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. dengan kata lain menjadi seorang pendidik atau guru bukanlah hal yang mudah, banyak yang harus dimengerti serta dipelajari terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang ada dalam sebuah pendidik. Pendidik dalam pendidikan islam dikenal dengan nama murobbi, muallim, muaddib, ustadz, mudarris dan mursyid. Diindonesia pendidik disebut juga dengan guru, dosen, instruktur, widyaiswaraa, pamong belajar, fasilitator, konselor, tutor, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Dari definisi pendidik yang telah terpapar diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah orang yang memilki tanggung jawab melaksanakan proses pendidikan peserta didik dan memiliki tugas menumbuhkan dan mengembangkan aspek jasmani dan rohani peserta didik. Dari sinilah seorang pendidik memiliki tuntutan yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.



2. keutamaan pendidik Sebagaimana dijelaskan bahwa ada sekelompok masyarakat yang menganggap profesi pendidikan atau jabatan sebagai guru adalah jabatan yang rendah jika dibandingkan profesi yang lain, seperti dokter, pengacara, pengusaha dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pandangan masyarakat bersifat materialistik yang mempertuhankan harta benda. Akan tetapi jika dilihat secara mendalam bahwa pekerjaan sebagai guru adalah suatu pekerjaan yang luhur dan mulia, baik ditinjau dari sudut masyarakat, negara dan dari sudut keagamaan. Pendidikan islam syarat dengan konsepsi ketuhanan yang memiliki berbagai keutamaan. Abd al-rahman al-nahlawi menggambarkan orang yang berilmu diberi kekuasaan menundukkan alam semesta demi kemaslahan manusia. Oleh Karena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuwan (pendidikan) dipandang memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Keutamaan pendidik dan tingginya kedudukan pendidik dalam islam merupakan realisasi ajaran islam itu sendiri,islam memuliakan pengetahuan,sedangkan pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar,maka sudah pasti agama islam memuliakan seorang pendidik.



3. peran,dan tugas seorang pendidik Kehadiran guru dalam proses pembelajaran mempunyai peran yang penting.peran guru itu belum dapat digantikan oleh teknologi seperti radio,televisi,tape recorder,internet,computer maupun teknologi yang paling modern. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.Guru sebagai demonstrator b. Guru sebagai pengelola kelas c. Guru sebagai mediator dan fasilator d. Guru sebagai evaluator



e. Guru sebagai motivator f. Guru sebagai orang tua dan teladan Tugas guru sebagai profesi meliputi mengajar, mendidik, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan para siswa.



BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari uraian diatas dapat dipahami bahwa: Subyek pendidikan adalah manusia yang memiliki kemauan, pengetahuan, emosi, dan perasaan dan dapat dikembangkan sesuaikan dengan potensinya. Alqur’an memuat segala hal untuk mengatur hidup kita, termasuk masalah pendidikan. Dalam pendidikan tentunya ada yang namanya subjek pendidikan. Dibawah ini akan diuraikan beberapa dalil tentang subjek pendidikan dalam alqur’an, diantaranya adalah: 1. Q.S Al-Kahfi Ayat: 66 2. Q.S Al-Rahman Ayat 1-4 3. Q.S An-Najm Ayat 5-6 4. Q.S An-Nahl 43-44 Pendidik/guru merupakan profesi yang memerlukan kaahlian khusus. Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Karena untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi untuk menjadi guru profesional yang harus menguasai betul seluk beluk pendidikn dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan. Saran Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun isi. Oleh karena itu,



kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun. Kami juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.



DAFTAR PUSTAKA Ning Mukaromah, “Subjek Pendidikan Perspektif Al-Qur’an,” Ejournal, 2, (Januari, 1997), hlm. 3-4. Wiwit Puji Lestari, “Konsep Pendidikan Dalam Al-Qur’an,” Ejournal, 1, (Januari,2016,), hlm. 13-19