Tahap Perancangan (Design) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MANAJEMEN KONSTRUKSI DESAIN PROYEK



MANAJEMEN KONSTRUKSI KELAS C – KEL. 5: SETIA DEWI NURZA



1507121724



NABILAH HUSNA BESTARI



1707113883



SHELLY CHRISTINA



1707113703



PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2018



KATA PENGANTAR



Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberkati rahmat dan hidayat-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan Tugas Manajemen Konstruksi ini dengan baik dan juga tepat pada waktunya dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Manajemen Konstruksi merupakan salah satu mata kuliah yang sangat berguna dan penting dibidang Tugas ini berisikan tentang teori-teori Manajemen Konstruksi dan hasil kesimpulan dan pembahasan yang telah dilakukan secara berkelompok. Praktikan mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc selaku Dosen Pengampu yang telah menyokong penulis dalam menyelesaikan Tugas Manajemen Konstruksi. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penyelesaian laporan ini masih jauh dalam kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini pada masa mendatang. Semoga Tugas Manajemen Konstruksi ini bermanfaat bagi pembaca dan khususnya penulis yang masih dalam tahap pembelajaran.



Pekanbaru, Oktober 2018



Penulis



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... 3 BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4 1.1.



Pendahuluan ....................................................................................................................... 4



1.2.



Tujuan Dan Manfaat........................................................................................................... 5



BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................... 6 2.1 Pembahasan umum Desain / Perencanaan ............................................................................... 6 2.2 Tahap Desain / Perancangan (Design) ..................................................................................... 6 2.2.1. Preliminary Design ........................................................................................................... 8 2.2.2. Final Design ..................................................................................................................... 9 2.2.3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering................................................................... 10 2.2.4. Construction Documents and Bid Specifications ........................................................... 11 BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 12 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 13



BAB I PENDAHULUAN



1.1.



Pendahuluan



Manajemen Proyek Konstruksi (MK) adalah suatu sistem manajemen pelaksanaan konstruksi yang sangat banyak manfaatnya bagi pihak Pengelola Proyek terutama pada awal berkembangnya proyek. MK berguna untuk menyelesaikan pekerjaan dalam suatu proyek dengan mengatur kegiatan, keuangan, sesuai dengan perancanaan hingga selesai sampai tahap auditing. Sistem MK muncul karena tuntutan akan kebutuhan bagaimana mengelola proyek yang hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan serta mutu pekerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan. Biasanya MK diperlukan untuk proyek infrastruktur besar seperti pembangunan bendungan, gedung –gedung pencakar langit, lapangan terbang dan jalan



Beberapa alasan kenapa sistem ini banyak dipergunakan diantaranya : Pertama, pengaturan kegiatan bisa tumpang tindih (overlap) yang berarti apabila salah satu tahap perancangan (mis : pondasi) sebuah bangunan sudah diselesaikan, maka pekerjaan pelaksanaan pondasi bisa sudah bisa dilaksanakan tanpa harus menunggu rancangan bangunan secara keseluruhan selesai dengan syarat selama pelaksanaan tidak akan ada lagi perubahan yang mendasar dari rancang bangun yang telah disetujui. Dalam MK hal ini disebut dengan sistem “Fast Track” dimana proyek yang dikelola akan lebih cepat selesai dari pada menggunakan sistem tradisional. Kedua, biaya proyek tidak lagi dibebani oleh biaya ganda dari overhead dan profit seperti yang terjadi bila menggunakan sistem tradisional. Ketiga, jalur komunikasi lebih singkat karena jenjang-jenjang yang tidak efisien dihapuskan sehingga keputusan-keputusan yang diambil lebih cepat dan kualitas prestasi dapat dianalisa sedini mungkin. Pada saat sebuah tender penawaran dari kontraktor dinyatakan menang, maka kegiatan administrasi proyek akan beralih ke lapangan. Dalam menyusun organisasi kerja lapangan, prinsip dasar manajemen harus sangat diperhatikan sehingga tidak ada lagi kesalahan di kemudian hari. Umumnya, pihak pemilik proyek akan sulit untuk mengendalikan proyek secara langsung di lapangan mulai dari awal hingga akhir pelaksanaan. Untuk itu, biasanya pihak pemilik proyek akan menunjuk dan menempatkan seorang Project Manager (PROMA) yang pada dasarnya mewakili pihak Project Owner



(pemilik proyek) dimana kedudukannya dapat disetarakan dengan Pengelola Teknis Proyek yang bertanggung jawab kepada pemilik proyek dan Tim Manajemen Konstruksi.



1.2.



Tujuan Dan Manfaat Tugas Manajemen Konstruksi dimaksudkan sebagai materi dasar sebagai pola



pemikiran dan bertindak terhadap kegiatan proyek nantinya yang diawali dengan kegiatan pratikum lapangan. Tujuan yang ingin dicapai dari Tugas Manajemen Konstruksi adalah agar mengetahui serta memahami dengan baik materi yang disampaikan dan menjadi bahan ajaran dalam salah satu sub-bab



BAB II PEMBAHASAN



2.1 Pembahasan umum Desain / Perencanaan Dalam menyelesaikan suatu proyek untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, diperlukan sistem manajemen yang baik. Untuk menerapkan sistem manajemen yang baik, diperlukan berbagai metode sesuai jenis bangunan yang diselesaikan. Pihak manajemen menyusun dan mengarahkan metode-metode agar dapat menyelaraskan antara sumber daya dan penggunaan peralatan untuk mencapai tujuan proyek. Banyak faktor yang mempengaruhi ketepatan penggunaan peralatan dan pemanfaatan sumber daya di antaranya biaya, waktu, dan sosial. Untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, maka manajemen konstruksi melibatkan tahapan-tahapan metode yang standar digunakan pada setiap bangunan (rumah, gedung, dll) Kegiatan proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang mempunyai ciri-ciri : 1. Dimulai dari awal proyek (awal rangkaian kegiatan) dan diakhiri dengan akhir proyek (akhir rangkaian kegiatan, serta mempunyai jangka waktu yang umumnya terbatas. 2. Rangkaian kegiatan proyek hanya satu kali sehingga menghasilkan produk yang bersifat unik. Jadi tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek yang sejenis. Konstruksi adalah hasil dari suatu rangkaian kegiatan (kegiatan mendirikan bangunan atau membangun) yang berupa bangunan, misalnya jalan raya, jembatan, tiang baja, dermaga, lapangan penumpukan dan lain-lain. Penjelasan ini diperlukan karena dalam beberapa literatur yang dimaksud dengan konstruksi adalah kegiatan membangun. Secara garis besar tahapan proyek konstruksi dapat dibagi menjadi : 1. Tahap perencanaan (planning) 2. Tahap perancangan (design) 3. Tahap pengadaan/pelelangan 4. Tahap pelaksanaan (construction) Pada tugas ini dikhusukan membahas mengenai Tahap Perancangan (design) saja.



2.2 Tahap Desain / Perancangan (Design) Desain adalah merencanakan, menata dan merancang sesuatu yang akan kita buat. Setiap desain bertujuan menyusun secara teratur bagian demi bagian menjadi satu tatanan yang utuh demi maksud- maksud tertentu. Dalam desain, elemen - elemen yang dipilih dan



ditata menjadi pola tiga dimensi sesuai dengan garis- garis besar fungsi, estetika dan perilakunya. Dalam proses desain itu pula keunikannya yaitu bahwa proses desain itu tidak selalu menuju ke satu jawaban yang pasti dan benar. Bahkan sering di peroleh lebih dari satu solusi yang tepat untuk suatu masalah desain. Sebuah desain dianggap baik dan bagus menurut pendapat perancangnya, kliennya atau orang lain yang dan menggunakan desain tsb,karena salah satu dari beberapa alas an sebagai berikut : 1. Sebuah desain dianggap bagus sebab telah memenuhi fungsinya dengan baik-desain berhasil. 2. Sebuah desain dianggap bagus sebab biaya murah-ekonomis,efesien dan tahan lama. 3. Sebuah desain dianggap bagus sebab tanpak indah- secara estetis menyenangkan. 4. Sebuah desain dianggap bagus sebab dapat menimbulkan kembali perasaan dan ingatan akan suatu waktu dan tempat- membawa arti. Tujuan dari tahap ini adalah : 1.



Untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan, metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat.



2.



Untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender.



Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah : 1.



Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.



2.



Memeriksa masalah teknis



3.



Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek



4.



Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya, rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume, taksiran biaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.



Tahap Desain / Perancangan meliputi : 



Preliminary Design







Final Design







Cost Re-evaluation atau Value Engineering







Construction Documents and Bid Specifications



2.2.1. Preliminary Design Selama tahap desain awal, penekanan utama adalah pada desain arsitekturalmekanikal-sipil . Desain semua proses atau Flowsheet juga akan selesai pada tahap ini untuk memastikan bahwa Flow-nya benar dapat terintegrasi ke dalam Preliminary Design. Contoh misalnya Proyek pembangunan Rumah sakit maka data dan Desain kebutuhan mungkin berasal dari kalangan yang memakainya yaitu Dokter lalu diterjemahkan oleh Mekanikal lalu dikaji bentukan Arsitekturalnya dan diperhitungan kekuatan Struktur bangunannya. Dokter dalam hal ini lebih bisa memaparkan “Flow” pasien masuk rumah sakit - penanganannya- sampai akhirnya Pasien keluar dari rumah sakit. Karakter ini bisa dibayangkan misalnya pada Proyek Pembangunan Hotel, Gedung Perkantoran, Pembangunan Bendungan, Pembangunan Terminal Batubara, Pembangunan Ruang Pendingin (ColdStorange) dan masih banyak lagi lainnya. Tema – tema tersebut tentunya bisa dibayangkan para pihak yang dilibatkan. Data awal adalah Hal Mutlak dan Perlu seperti Peta Lokasi, Soil Test/analisis tanah dan Data Topography dan Bathimetri. Berdasarkan data awal tersebut batasan batasan kriteria akan dapat dengan lebih mudah dikembangkan oleh Enginer. Ada kalanya data awal juga berawal dari batasan kebutuhan, Peralatan Existing yang digunakan, Teknologi yang sudah terlanjur dipakai, Pemahaman sebagian besar karyawan atau bahkan kebiasaan Client. Sejumlah



gambar



yang



cukup



kemudian



diselesaikan



untuk



mengkomunikasikan konsep desain. Jumlah gambar yang dibutuhkan adalah sangat tergantung pada ukuran dan kompleksitas proyek. Pada perencanaan awal proyek dipersiapkan beberapa gambar preliminary design yang mencakup garis besar dengan konsep design yang benar dan diperhitungankan kemungkinan pen-detail-an drawing-nya. Jika konsep Desain-Bid-Build, lengkap atau hampir lengkap dokumen dirancang, kemudian diperhitungkan untuk harga dari semua input vendor (bayangkan koordinasi yang dilakukan untuk meminta vendor untuk bekerjasama pada pricing kadang menimbulkan keengganan disana sini).



Cukup sering Metode ini menyebabkan frustrasi, kehilangan waktu, dan biaya desain tambahan. Apalagi pada Bid ternyata dilakukan revisi ulang ; Recalculated dan reDrafted belum lagi berulangnya bugdeting. Sedangkan jika Design build method dilaksanakan maka Preliminary sudah dapat dijadikan panduan untuk menghitung anggarannya. Meski sudah dilakukan langkah ini akurasi 25% plus atau minus dari Desain Skema ditambah dengan perkiraan Perhitungan Overhead dari biaya operasi dan jadwal konstruksi yang juga dimasukkan pada nilai akhir. Biaya dan revisi penjadwalan dibandingkan dengan keuangan dan kendala untuk memastikan bahwa proyek masih layak secara finansial. Jika tidak (karena, misalnya, struktur itu harus dibangun dengan beton bertulang bukan bahan pra-fabrikasi) maka konsep desain fasilitas harus diubah sesuai dengan kebutuhan. Dalam beberapa kasus, mungkin setelah Data awal , ditemukan selama fase desain awal bahwa proyek tersebut tidak dapat dikembangkan secara ekonomis. Hal ini perlu untuk melanjutkan atau menghentikan proyek tersebut, atau kembali ke tahap perencanaan dan merevisi tujuan. Namun, jika perencanaan telah dilakukan secara menyeluruh atau sebagian. Paling mungkin dilakukan Pengedaliannya.



2.2.2. Final Design Selama tahap akhir desain arsitektur dan gambar teknik rinci (cetak biru) dari seluruh komponen fisik proyek yang dihasilkan. Dalam beberapa proyek yang kompleks, seperti pusat penelitian multi-disiplin, perlu untuk mempersiapkan selain desain laporan tertulis terakhir. Ini merangkum fasilitas seperti yang dirancang. Merupakan tahap pengembangan dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitungan-perhitungan yang lebih detail, mencakup : 



Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non struktural) secara terperinci







Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur, mekanal, dsb)







Outline specification (garis besar)







Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci



Hampir semua masalah desain harus telah diselesaikan sebelum akhir tahap desain akhir. Detail yang cukup harus disediakan oleh gambar-gambar dan laporan untuk memungkinkan cukup akurat perkiraan konstruksi dan biaya operasional, serta jadwal konstruksi. Semua revisi untuk bahan bangunan, mesin, dan spesifikasi peralatan



yang dibuat. Jadwal diperbarui, perkiraan biaya dan spesifikasi yang terkandung dalam laporan desain akhir. Sekali lagi, perlu untuk memverifikasi pada akhir tahap desain akhir bahwa proyek tersebut tetap terukur ekonomis. Jika tidak maka perlu dilakukan revisi desain atau konsep asli, atau mungkin menghentikan proyek tersebut. Meskipun asumsi jelas harus menunjukkan bahwa perubahan apa pun pada tahap ini yang paling penting. Desain Final adalah yang paling penting dari proses perencanaan karena akan secara detail yang lengkap pada seluruh Desain akhir. Jika gambar desain akhir harus substansial diubah atau diulang, biayanya yang amat tinggi dibandingkan dengan biaya aslinya. Tentunya jika hal ini terjadi, maka kesalahan substansial sebenarnya telah dibuat pada tahap sebelumnya dan tahap perencanaan. Salah satu cara yang paling sering digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup ekonomi pada tahap ini adalah untuk mengembangkan dan membangun proyek secara bertahap dan untuk memastikan bahwa setiap langkah program pembangunan secara finansial layak. Namun, bahkan untuk melakukan hal ini, sering biaya yang efektif untuk merancang dan membangun fasilitas dasar tertentu (seperti rumah pompa utama dan asupan / saluran pembuangan) selama tahap pertama.



2.2.3. Cost Re-evaluation atau Value Engineering Ini merupakan elemen opsional dalam proses desain. Untuk proyek besar, dan orang-orang yang mungkin akan mengalami kesulitan dengan proyeksi keuangan ekonomi, mungkin berguna untuk memasukkan tahap Penilaian (value) engineering. Penilai (Value) engineering adalah proses mengevaluasi kembali semua beban biaya utama dalam proyek untuk menentukan apakah biaya sudah optimal dibandingkan dengan nilai manfaat yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu ataupun parameter lainnya. Apakah Prelimary desain yang dipilih adalah solusi desain yang efektif. Contoh kasus adalah Pembuatan CHF (Coal Handling Fasilities) atau Penanganan Fasilitas Tambang Batubara. Pendampingan oleh Konsultan Teknik dengan beberapa disiplin ilmu yang terkait terkadang membutuhkan tidak hanya desain dari Team Material Handling system saja tetapi juga mungkin melibatkan pihak eksternal misalnya ahli perkereta-apian dalam mengoptimasi pemakaian jalur kereta api atau pertimbangan yang didapat dari Vendor alat berat. Ada baiknya para pihak yang ‘diduga’ berkaitan sebaiknya dilibatkan pada semua proses keteknikan dan keekonomian. Produk akhirnya adalah tersedianya konsep hingga desain yang komprehensif selain untuk memastikan



bahwa proyek tersebut memenuhi kriteria operasional dan mengoptimalkan efisiensi biaya baik dalam pembangunan dan pengoperasian sistem. Nilai dari Feasibility (pada tahap pertama) dan Desain (pada tahap kedua) tentunya bukan dimaksudkan supaya biaya menjadi semakin besar atau proses yang memakan waktu dan mahal. Hal ini dapat menghasilkan penghematan biaya yang cukup besar terhadap proyek dengan menemukan inkonsistensi antara kebutuhan operasional dan solusi desain. Rekomendasi yang dibuat oleh tim Penilai (value) engineering harus dimasukkan ke dalam rancangan akhir yang diperlukan.



2.2.4. Construction Documents and Bid Specifications Merupakan tahap akhir dari perencanaan dan persiapan untuk tahap pelelangan, yang mencakup : 



Gambar-gambar detail, untuk seluruh bagian pekerjaan







Detail spesifikasi







Bill of quantity (daftar volume)







Estimasi biaya konstruksi (secara terperinci)







Syarat-syarat umum administrasi dan peraturan umum (dokumen lelang)



Tahap terakhir dari fase desain adalah penyusunan dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran (RKS). Dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran serupa di seluruh industri konstruksi untuk setiap proyek pembangunan, dan karena itu tidak ada deskripsi rinci atau diskusi yang terpisah diperlukan untuk fasilitas akuakultur. Adalah penting bahwa detail yang diberikan dalam dokumen-dokumen konstruksi dan spesifikasi tawaran mencerminkan standar dari kontraktor yang diharapkan untuk tawaran proyek tersebut. Selain itu, harus diingat bahwa banyak kontraktor tidak memiliki fasilitas bangunan, pengalaman kerja, dan tidak akan memahami tingkat akurasi diperlukan untuk beberapa komponen. Ini sangat penting bagi pembangunan proyek untuk memenuhi kriteria kinerja yang ditetapkan. Persyaratan ini harus disampaikan melalui gambar rinci dan spesifikasi. Demikian pula, mesin, peralatan, dan spesifikasi material yang jelas harus menunjukkan standarisasi material atau bahkan sampai pembatasan vendor tertentu yang memenuhi persyaratan Procurement (Proses Pembelian)dan Traceability (dapat ditelusuri sumbernya).



BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dalam manajemen konstruksi ada 4 bagian yaitu: 1.



Tahap perencanaan (planning)



2.



Tahap perancangan (design)



3.



Tahap pengadaan/pelelangan



4.



Tahap pelaksanaan (construction)



Alasan desain sangat ideal dalam perencanaan dikarenakan memeneuhi fungsinya dengan baik dengan kondisi biaya murah-ekonomis,efesien dan tahan lama serta dalam mendesign memunculkan keindahan secara estetis menyenangkan. Dengan tujuan dari tahap ini adalah : 1.Untuk



melengkapi penjelasan proyek dan menentukan tata letak, rancangan,



metoda konstruksi dan taksiran biaya agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang terlibat. 2.Untuk



mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan, termasuk gambar



rencana dan spesifikasi serta untuk melengkapi semua dokumen tender. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perancangan (design) ini adalah : 1.



Mengembangkan ikhtisar proyek menjadi penjelasan akhir.



2.



Memeriksa masalah teknis



3.



Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari Pemilik proyek



4.



Mempersiapkan rancangan skema (pra-desain) termasuk taksiran biayanya, rancangan terinci (detail desain), gambar kerja, spesifikasi, jadwal, daftar volume, taksiran biaya akhir, dan program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu.



Tahap Desain / Perancangan meliputi : 1.



Preliminary Design



2.



Final Design



3.



Cost Re-evaluation atau Value Engineering



4.



Construction Documents and Bid Specifications



DAFTAR PUSTAKA Http://Agt-Design.Blogspot.Com/2010/05/Tahapan-Desain-Proyek.Html Http://Irandrisuharto.Wordpress.Com/2015/10/13/Tahap-Tahap-Proyek.Html Modul Project Manjemen Contruksi Dari Dr. Ir. Ari Sandhyavitri, M.Sc Dan Rian Trikomara, Mt Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Permohonan Pendaftaran Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu