Tahap-Tahap Dan Tugas-Tugas Perkembangan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RESUME PSIKOLOGI PENDIDIKAN Tahap-Tahap dan Tugas-Tugas Perkembangan



Dosen Pengampu : Prof. Dr. Mudjiran, M.S, Kons



Oleh Fahira Zachro NIM 16075068



UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2020



Tahap-Tahap dan Tugas-Tugas Perkembangan A. Tahap Perkembangan Manusia Erik Erikson (Yeni Krismawati, 2014), tahap-tahap perkembangan manusia dari lahir sampai mati dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya antara masyarakat terhadap perkembangan kepribadian. Perkembangan psikologis dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Adapun Erikson membagi fase-fase perkembangan sebagai berikut: 1. Fase Bayi (0 – 1 tahun) Bagi Erikson kegiatan bayi tidak terikat dengan mulut semata. Pada tahap ini bayi hanya memasukkan (incorporation), bukan hanya melalui mulut (menelan) akan tetapi juga bisa dari semua indera. Tahap sensori oral ditandai oleh dua jenis inkorporasi : mendapat (receiving) dan menerima (accepting). 2. Fase Anak-Anak (1 – 3 tahun) Dalam teori Erikson, anak memperoleh kepuasan bukan dari keberhasilan mengontrol alat-alat anus saja, tetapi juga dari keberhasilan mengontrol fungsi tubuh yang lain seperti urinasi, berjalan, melempar, memegang, dan sebagainya. Pada tahun kedua, penyesuaian psikososial terpusat pada otot anal-uretral (Anal-Urethral Muscular). 3. Usia Bermain (3 – 6 tahun) Pada tahap ini Erikson mementingkan perkembangan pada fase bermain, yakni; identifikasi dengan orang tua (odipus kompleks), mengembangkan gerakan tubuh, ketrampilan bahasa, rasa ingin tahu, imajinasi, dan kemampuan menentukan tujuan. 4. Usia Sekolah (6 – 12 tahun) Pada usia ini dunia sosial anak meluas keluar dari dunia keluarga, anak bergaul dengan teman sebaya, guru, dan orang dewasa lainnya. Pada usia ini keingintahuan menjadi sangat kuat dan hal itu berkaitan dengan perjuangan dasar menjadi berkemampuan (competence). 5. Adolesen (12 – 20 tahun) Bagi Erikson, pubertas (puberty) penting bukan karena kemasakan seksual, tetapi karena pubertas memacu harapan peran dewasa pada masa yang akan datang.



Pencarian identitas ego mencapai puncaknya pada fase ini, ketika remaja berjuang untuk menemukan siapa dirinya. 6. Dewasa Awal (20 – 30 tahun) Pengalaman adolesen dalam mencari identitas dibutuhkan oleh dewasa-awal. Perkembangan psikoseksual tahap ini disebut perkelaminan (genitality). Keakraban (intimacy) adalah kemampuan untuk menyatukan identitas diri dengan identitas orang lain tanpa ketakutan kehilangan identitas diri itu. 7. Dewasa (30 – 65 tahun) Tahap dewasa adalah waktu menempatkan diri di masyarakat dan ikut bertanggung jawab terhadap apapun yang dihasilkan dari masyarakat. 8. Usia Tua (> 65 tahun) Menjadi tua sudah tidak menghasilkan keturunan, tetapi masih produktif dan kreatif dalam hal lain, misalnya memberi perhatian/merawat generasi penerus cucu dan remaja pada umumnya B. Tugas-tugas Perkembangan Masa Kanak-Kanak/Anak Menurut Charlotte Buhler (1930), tugas perkembangan masa anak-anak yaitu: 1. Fase pertama (0 – 1 tahun). Belajar menghayati berbagai objek diluar diri sendiri, melatih fungsi – fungsi motorik. 2. Fase kedua (2 – 4 tahun). Belajar mengenal dunia objektif diluar diri sendiri, disertai dengan penghayatan yang bersifat subjektif. Misalnya anak bercakap – cakap dengan bonekanya atau berbincang – bincang dan bergurau dengan binatang kesayangannya. 3. Fase ketiga ( > 5 tahun). Belajar bersosialisasi. Anak mulai memasuki masyarakat luas (pergaulan dengan teman sepermainan (TK) dan sekolah dasar. C. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja Tugas perkembangan remaja menurut Kay (Jahja, 2012) adalah sebagai berikut: 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang mempunyai otoritas. 3. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual maupun kolompok. 4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.



5. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya sendiri. 6. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, psinsip-psinsip, atau falsafah hidup. (Weltan-schauung). 7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. D. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Ada beberapa tugas perkembagan dewasa menurut Hurlock (1994): 1. Mencari dan memilih pasangan hidup 2. Belajar menyesuaikan diri dan hidup secara harmonis dengan pasangan 3. Mulai membentuk keluarga dan memulai peran baru sebagai orangtua 4. Membesarkan anak dan memenuhi kebutuhan mereka 5. Belajar menata rumah tangga dan memikul tanggung jawab 6. Mengembangkan karir atau melanjutkan pendidikan 7. Memenuhi tanggung jawab sebagai warga Negara 8. Menemukan kelompok sosial yang sesuai E. Tugas Perkembangan dan Implementasinya dalam Pembelajaran Keberhasilan pencapaian tugas perkembangan, erat kaitannya dengan bimbingan orang tua dan guru. Guru hendaknya menyadari bahwa peserta didik dapat bereksperimentasi sosial dalam kebersamaan. Kegiatan eksperimentasi anak perlu dimanfaatkan, baik dengan inisiatif peserta didik, maupun dipelopori sekolah, dengan membuka peluang pada peserta didik untuk mengorganisasikannya. Pendidikan yang berlaku di indonesia, baik pendidikan yang diselenggarakan di dalam sekolah maupun di luar sekolah, pada umumnya diselenggarakan dalam bentuk klasikal. Penyelenggaraan pendidikan klasikal ini berarti memberlakukan sama semua tindakan pendidikan kepada semua anak yang bergabung di dalam kelas, sekalipun masing-masing di antara mereka berbeda-beda. Pengakuan terhadap kemampuan setiap pribadi yang beranekaragam itu berkurang. Oleh karena itu, yang harus mendapatkan perhatian didalam kegiatan pembelajaran adalah sifat-sifat dan kebutuhan umum anak, seperti pengakuan akan kemampuannya, ingin untuk mendapatkan kepercayaan, kebebasan, dan semacamnya. Khusus dalam konteks pembelajaran, hendaknya di ciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan peserta didik untuk bekerja sama. Dalam keluarga, orang tua harus



menyadari tanggung jawab memahami masalah dan membimbing anak dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan. DAFTAR KEPUSTAKAAN Yeni Krismawati. 2014. Jurnal: Teori Psikologi Perkembangan Erik H. Erikson.



www.sttpb.ac.id › e-journal › index.php Buhlerr, Charlotte. 1930. The First Year of Life. Greenwood Press Jahja, Y. (2012). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hurlock, E. B. (1994). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.