Taxonomy Bloom [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TAXONOMY BLOOM Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Alam Dosen Pengampu: Damar Septian, M.Pd



Disusun oleh: 1. M. Sobirin 2. Sapona Widiastuti



( 1218008) (1218010)



Sekolah Tinggi Agama Islam Pati Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Tahun Akademik 2019



KATA PENGANTAR Bismillahirrohmannirohim Alhamdulillah, puji syukur bagi Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.dalam penulisan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yeng telah membantu dalam penyususunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan dari Tuhan Yang Maha Esa. Dan saya menyadari bahwa makalah ini pun masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunannya maupun segi materinya.Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harpkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Dan kepada allah saya mengharapkan keridhoan-nya, semoga makalah ini dapat memberikan mnfaat bagi kita semua. Pati, 11 September 2019



Penulis



DAFTAR ISI Halaman judul…………………………………………………………….i Kata pengantar…………………...………………………………………ii Daftar Isi………………………………………………………………...iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………….…………………………………………1 B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………….1 C. Tujuan…………………………………………………………………………………………1 BAB II PEMBAHASAN A. B. C. D.



Taksonomi bloom……………………………………………………………………………… Ranah Kognitif………………………………………………………………………………… Sikap Ilmiah/Ranah Afektif……………………………………………………………… Keterampilan Ilmiah /Ranah Psikomotorik………………………………………



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………. B. Daftar Pustaka…………………………………………………………………….…………..



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stahl, Murphy (1981: 23) menghasilkan sebuah Taxonomy berdasarkan prinsip tingkat belajar , mulai dari tingkat berfikir kognitif sampai dengan belajar yang berhubngan dan mempengaruhi perilaku. Konsep ini ditulis untuk guru-guru yang dilakukan selama 20 tahun kemudian, Taxonomy tersebut telah sejalan denga teori dan temuan penilitian dalam psikologi kognitif. B. Rumusan Masalah 1.Apakah yang dimaksut Taksonomim bloom 2.Apa saja yang dimaksur ranah kognitif 3.Bagaimana sikap ilmiah/Ranah Afektif 4.Bagaimana keterampilan ilmiah/Ranah psikomotorik C. Tujuan 1.Untuk mengetahui yang dimaksut taksanomi Bloom 2.Untuk mengetahu dimaksut Ranah kognitif 3.Untuk mengetahahui Sikap ilmiah/Ranah Afektif 4.Untuk mengetahui sikap ilmiah/Ranah psikomotorik



BAB II PEMBAHASAN



A. Taksonomi Bloom1 Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk mengklasifikasidan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Hampir semua ( benda bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyetarakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai Taksonomi Bloom". B. S. Bloom bersama rekan-rekannya yang berpikir sehaluan, menjadi kelompok pelopor dalam menyumbangkan suatu klasifikasi tujuan instruksional (educational objectives). Pada tahun 1956 A. Ranah Kognitif Ramah Kognitif adalah Ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak. Mereka memperhatikan persoalan memori, berpikir, dan belajar serta peduli dengan membantu guru untuk mempersiapkan, melaksanakan dan pasca belajar perilaku secara terpisah melalui negosiasi kelas. Taksonomi ini dimaksudkan untuk digunakan dalam perencanaan pembelajarn secara internasional dan penulis mengasumsikan bahwa guru dapat menyimpilkan dari perilaku siswa sebagai proses mental, selama belajar berlangsung. Hal ini terletak pada kerangka yang luas yang mencakup kognitif dan sistem kepercayaan tetapi tidak terpisah dengan sistem didedikasikan untuk metakognisi. Stahl, Murphy mengidentifikasi proses mental yang terlibat dalam pemikiran dan belajar, dan menyatakan dapat digunakan dalam negosiasi dari salah satu tungkat berikut : perubahan, pemindahan, penggabungan, organisasi dan generasi. Proses ini dapat dikatakan beroperasi dengan semua jenis konten, baik kognitif atau afektif. 1



Taksanomi kognitif,Taksonomi Bloom Hal 1



Sistem Taksonomi Stahl dan Murphy merupakan upaya ambisius untuk menciptakan kerangka kerja untuk mengklasifikasikan tujuan pembelajaran, mengambil pola pembelajarn serta pemikiran secara linier dari informasi pada sintesis dari ide-ide dan keyakinan. Proses mental yang di identifikasi Stahl dan Murphy tidak mempresentasikan sebagai taksonomi dan Ranah Afektif proses seperti pada tingkatan taksonomi bloom. Struktur ranah kognisi dikatakan bertingkat apabila berfikir pada tingkat tertentu tidak terjadi kecuali dengan relavan denga informasi yang telah diproses pada semua tingkat yang lebih rendah. Model tingkatan Stahl dan Murphy dari internalisasi tidak seperti yang digunakan oleh Krathwohl, Bloom, dan Masia dan taksonomi tujuan pendidikan domain afektif. Ilustrasi tujuan pembelajaran disajikan secara umum dan kurang melibatkan perencana pembelajaran. B. Ranah Afektif Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: Penerimaan (Receiving/Attending)



Penerimaan atau Receiving adalah kepekaan



seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau meng-identifikasikan diri dengan nilai itu. Tanggapan (Responding) Tanggapan atau Responding mengandung arti “adanya partisipasi aktif”. Jadi kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi daripada jenjang receiving.



Penghargaan (Valuing) Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek. Dalam kaitan dalam proses belajar mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu mereka nilai dan mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Pengorganisasian



(Organization)



Mengatur



atau



mengorganisasikan



artinya



mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal, yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain., pemantapan dan perioritas nilai yang telah dimilikinya Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex) Ini lebih mengacu kepada karakter dan daya hidup sesorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan pribadi, sosial dan emosi jiwa. Yaitu keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Pada jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk waktu yang lama, sehingga membentu karakteristik “pola hidup” tingkah lakunya menjadi lebih konsisten, menetap dan lebih mudah diperkirakan. C, Ranah psikomotorik Ranah psikomotorik adalah kemampuan yang dihasilkan oleh fungsi motoric manusia yaitu berupa keterampilan untuk melakukan sesuatu. Keterampilan melakukan sesuatu tersbut, meliputi keterampilan motoric, keterampilan intelektual, dan keterampilan social.Ranah psikomotorik ini dikembangkan oleh simpson,dan klasifikasi ranah psikomotorik tersebut adalah 1. Persepsi Yaitu penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan. Persepsi ini mencakup kemampuan untuk mengadakan diskrimisasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,berdasarkan pembedaan antara ciri ciri fisik yang khas pada masing masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya ransangan (stimulasi) dan perbedaan antara seluruh rangsangan yang ada.



2. Kesiapan Yaitu kesiapan fisik, mental,dan emosional untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan rohani. 3. Guided Response ( Respon Terpimpin) Yaitu tahap awal dalam mempelajarai keterampilan yang kompleks,termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba coba. 4. Mekanisme Yaitu Membiasakan gerakan gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan menyakinkan dan cakap. Ini mencakup kemampuam untuk melakuakan suatu rankaian gerakan dengan lancar karena 5.  Gerakan Kompleks (Complex Response) Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa subketrampilan menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangnya kembali. 6. Penyesuaian Pola (Gerakan (Adaptation) Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakgerik dengan kondisi setempat atau dengan persyaratan khusus yang berlaku. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam menunjukkan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran,



misalnya seorang pemain tenis



yang menyesuaikan pola permainannya



dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi lapangan. 7. Kreativitas (Creativity) Mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya orang-orang yang berketrampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan mempu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat disaksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik instrumental.2



2



Taksonomi Kognitif, Taksonomi Benyamin Bloom Hal 90.



BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Kata taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu “tassein” yang berarti untuk mengklasifikasi dan “nomos” yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berfikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang



pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan



kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian. Taksonomi pendidikan lebih dikenal dengan sebutan “Taksonomi Bloom”. Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan. Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor.



DAFTAR PUSTAKA Dr. Wowo Sunaryo Kuswana. M.Pd. 2012. Taksonomi Kognitif Adey, P. S., Shayer, M. dan Yates, C. (1989). Thinking Science; The Curriculum Materials of The CASE Project. London: Thomas Nelson and Sons.