Teknik Dasar Fotografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

072.KK.012 072.KK.012 Multimedia MultimediaSMK SMKNN1 1Bantul Bantul



Teknik Dasar Fotografi



Pengenalan Fotografi FOTOGRAFI Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.



Ilustrasi di samping menunjukkan alur perjalanan cahaya mulai dari objek sampai sensor (atau film pada kamera analog) . Pertama, cahaya yang mengenai objek harus melewati lensa. Lensa terdiri dari beberapa lembar kaca yang bentuknya Berbeda. Kemudian, aperture yang terletak di dalam lensa berperan sebagai pintu yang mengendalikan banyaknya cahaya yang dapat mencapai sensor.



Pada kebanyakan kamera modern, shutter terletak di dalam body kamera, mengendalikan seberapa lama sensor terbuka untuk menangkap cahaya yang masuk. Sensor adalah bagian yang paling sensitif, berupa plat, berperan menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi pixel.



Pada prinsipnya, sebuah kamera memiliki hal-hal sebagai berikut: 1. Lubang untuk masuknya cahaya 2. Ruang gelap total 3. Bidang datar untuk meletakkan film



Anatomi Kamera



APERTURE / DIAFRAGMA



Seperti telah disebutkan di atas, aperture yang terletak di dalam lensa berperan sebagai pintu yang mengendalikan banyaknya cahaya yang dapat mencapai sensor. Makin besar aperture berati makin besar juga cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya. F-Number adalah angka matematis yang menunjukkan diameter dari aperture. Inilah bagian terpenting untuk memahami bagaimana aperture dan exposure bekerja.



EXPOSURE adalah beberapa faktor kombinasi dari berapa lama sensor menangkap cahaya, berapa banyak cahaya yang datang dan seberapa sensitif sensor terhadap cahaya. Hal-hal ini berdasarkan pada 3 hal yaitu ukuran aperture, kecepatan shutter, dan ISO.



Diafragma biasa ditulis dengan simbol f/ dan angka, seperti misalnya: 1,4 – 2 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22 – dst. Sehingga penulisannya menjadi f/1,4 – f/2 – f/2,8 – f/4 – f/5,6 – f/8 – f/11 – f/16 – f/22 – dst.



Semakin ‘besar’ angka diafragma, maka semakin ‘kecil’ lubang diafragma yang terbentuk. Semakin ‘kecil’ angka diafragma, maka semakin ‘besar’ lubang diafragma yang terbentuk. Satuan diafragma ini biasa disebut dengan istilah f stop. Sedangkan selisih antara masing-masing diafragma adalah satu stop. Contohnya kalau f/2 kita naikkan satu stop, maka diafragmanya sekarang menjadi f/2,8.



Shutter



Shutter mengendalikan seberapa lama sensor terbuka untuk menangkap cahaya yang masuk. Makin lama shutter terbuka akan semakin banyak cahaya yang ditangkap oleh sensor.



semakin lama lubang diafragma/rana kita buka, maka akan semakin banyak cahaya yang masuk dan begitu pula sebaliknya. Kecepatan ini ditulis dengan: B – 1 – 2 – 4 – 8 – 15 – 30 – 60 – 125 – 250 – 500 – 1000 – 2000. Dan dibaca dengan satu per sekian detik. Jadi jika kecepatan kita pilih pada angka 60, maka lamanya diafragma/rana terbuka adalah selama 1/60 detik. Semakin ‘besar’ angka kecepatan, semakin singkat lubang diafragma/rana terbuka. Semakin ‘kecil’ angka kecepatan, semakin lama lubang diafragma/rana terbuka.



Bila memotret objek yang sedang bergerak pada settingan fastshutter speed maka hasilnya objek akan ‘membeku’ atau diam. Bila disetting slow-shutter maka objek akan terlihat bergerak.



ASA / ISO (kepekaan film terhadap cahaya) Satuan kepekaan film terhadap cahaya kita kenal dengan nama ASA, ISO, atau DIN. ASA singkatan dari Association Standard of America. ISO kependekan dari International Standard Organization. DIN adalah dari Deutch Industrie Norm. ASA/ISO menunjukkan kepekaan film terhadap cahaya, semakin besar ASA semakin peka film tersebut terhadap cahaya. Jadi film dengan ASA 400, lebih peka terhadap cahaya dibanding film berASA 100. Film berASA tinggi sering disebut dengan film cepat, sedang yang berASA rendah disebut film lambat.



Semakin tinggi nilai ISO yang dipakai akan berpengaruh munculnya noise atau bintik pada foto.



Overexposure Overexposure terjadi karena sensor terlalu banyak menangkap cahaya sehingga gambar/ foto menjadi terlalu terang. lebih jelas.



Underexposure Underexposure terjadi karena sensor terlalu sedikit menangkap cahaya sehingga gambar/ foto menjadi gelap.



Overexposure



Correct exposure



Underexposure



LENSA Lensa merupakan bagian paling penting dalam sebuah kamera. Karena lensa sangat menentukan hasil dari foto yang diambil. Tentu saja tidak mengenyampingkan teknik pemotretan dan skill/kemampuan sang fotografer.



Parameter Milimeter



Tipe Lensa & Kontruksi Lensa Tipe Lensa



Kontruksi Lensa



28 mm lens



70 mm lens



50 mm lens



210 mm lens



Lensa 18mm, Wide Angle



Lensa 50mm, Normal



Lensa 300mm, Telephoto



JENIS – JENIS LENSA 1. Lensa Standar Semua kamera menyediakan fasilitas lensa standar, yaitu berukuran 50 mm. Lensa ini menunjukan objek yang sebenarnya yang tampak pada mata kita. Lensa ini cocok digunakan untuk menangkap objek di mana pemotret sejajar dengan pandangan mata objek.



JENIS LENSA



JENIS LENSA 2. Lensa Sudut Lebar ( WIDE LENS ) Seperti pada namanya, lensa sudut lebar (wide lens) dapat menjangkau objek pemotretan lebih luas atau lebar. Lensa ini membuat objek yang ada di tengah jendela bidik terlihat lebih jauh dan kecil. Ada beberapa ukuran lensa sudut lebar, yaitu 17mm, 20mm, 24mm, 28mm dan 35mm. Lensa ini cocok untuk memotret panorama, arsitektur dan suasana kemeriahan. Ada juga jenis lensa wide berukuran 14mm, 15mm dan 16mm, yang disebut fish eye. Lensa ini biasanya digunakan untuk memotret arsitektur atau pemandangan alam



Contoh foto landscape



Contoh foto landscape



Contoh foto landscape



JENIS LENSA 3. Lensa Tele Lensa ini membentuk ruang tajam (depth of field) yang sempit, baik untuk kroping komposisi yang tidak diinginkan dan membuat efek mengkaburkan pada lingkungan sekitar objek. Beberapa ukuran lensa tele adalah 135mm, 180mm, 300mm dan 400mm. Lensa ini cocok untuk pemotretan model, panorama, olahraga dan jurnalistik.



JENIS LENSA 4. Lensa Zoom Lensa ini adalah gabungan dari ketiga lensa diatas. Beberapa ukuran lensa zoom adalah 35-70mm,80-200mm,137-200mm serta 70-300mm.



Zoom Lens



SPECIAL CAMERA LENSES 1. Lensa Makro Lensa ini biasa digunakan untuk memotret benda-benda yang kecil seperti perhiasan, berlian, serangga, bunga dan sebagainya Jenis ukuran lensa makro tidak sama pada setiap merk kamera, ada yang 55mm, 60mm



Makro Lens



Makro Lens



Makro Lens



SPECIAL CAMERA LENSES 2. Lensa Super Tele Lensa ini memiliki titik api lebih dari 300mm, bahkan di pasaran ada yang mencapai hingga 1000mm



SPECIAL CAMERA LENSES 3. Lensa mata ikan / fish eye lens Lensa yang berbentuk cembung seperti mata ikan mas koki ini, adalah lensa super wide yang memiliki sudut pandang 180°. Titik apinya ada yang 15 mm, 16 mm, 8 mm.



SPECIAL CAMERA LENSES Lensa mata ikan / fish eye lens



SPECIAL CAMERA LENSES 4. Lensa Tilt & Shift Lensa yang bisa dibengkokkan.



DEPTH OF FIELD (RUANG KETAJAMAN)



Secara umum, bukaan diafragma besar (angkanya kecil), mempunyai ruang ketajaman yang sempit. Sedangkan bukaan diafragma kecil (angkanya besar), mempunyai ruang ketajaman luas.



Ruang Tajam (depth of field) adalah area ketajaman objek foto dari mulai latar depan sampai latar belakang. Ruang tajam bergantung pada tiga hal, yaitu:



Panjang lensa (focal length) Bukaan diafragma (aperture)



Jarak Pemotretan (distance)



Secara umum, bukaan diafragma besar (angkanya kecil), mempunyai ruang ketajaman yang sempit. Sedangkan bukaan diafragma kecil (angkanya besar), mempunyai ruang ketajaman luas.



Semakin panjang titik api lensa, semakin sempit ruang tajamnya. Semakin dekat jarak kamera terhadap obyek, semakin sempit ruang tajamnya.



Pengaturan Mode Kamera Manual mode    



M – Manual Mode, pada mode ini kita secara penuh mengendalikan dan memasukkan secara manual nilai settingan untuk aperture dan shutter speed. Av or A - Aperture priority, Kita mengatur nilai aperture, dan sisanya kamera menghitung sendiri shutter speed untuk hasil terbaik. TV or S, Shutter priority, kita mengatur shutter speed, sisanya kamera menghitung nilai aperture. P – Program mode, pengaturan yang lebih rumit lagi. Kamera mengatur aperture dan shutter speed, tapi tidak mempengaruhi settingan ISO atau flash



Automatic Mode     



Auto — pengaturan serba otomatis, fotografer tinggal jepret. Portrait — bukaan aperture besar untuk memperpendek Depth Of Field. Landscape — bukaan aperture kecil untuk meningkatkan Depth Of Field. Sport — faster speed yang lebih cepat sehingga objek bergerak dapat jelas tertangkap. Night portrait — memotret di malah hari atau pada ruangan minim cahaya. (menggunakan cahaya dari flash).



Terimakasih Wisnu SN [email protected] 08175478015



Referensi : The book of photography JOHN HEDGECOE www.dk.com