Teknik Pemeriksaan CT Scan Kepala Non Kontras [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEKNIK PEMERIKSAAN CT SCAN KEPALA NON KONTRAS



Disusun sebagai tugas matrikulasi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan III



Disusun oleh: FEBKLY SHATRIYA PAMILIH NIM : P1337430219047



PRODI D IV TEKNIK RADIOLOGI JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2019



TEKNIK PEMERIKSAAN a. Persiapan pasien Tidak ada persiapan khusus kecuali melepaskan benda-benda yang dapat menimbulkan artefak atau mengganggu hasil gambaran. b. Persiapan alat dan bahan 1) Pesawat CT Scan Karakteristik pesawat CT Scan yang digunakan Jenis Alat



: CT Scan



Tipe



: CT Optima 660



Nomor Model



: 5454001-22



Nomor Seri



: 50431YC6



Nama Pabrik



: GE



Tipe Tabung



: D3188T



kV Maksimum



: 140 kV



mA/mAs Maksimum



: 600 mA



Gambar 3.1 Pesawat MSCT Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang



Gambar 3.2 Meja konsole MSCT Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang 2) Alat fiksasi Alat fiksasi yang digunakan adalah perekat tubuh yang ada pada couch patient. Dan pengganjal yang diletakkan pada os temporal, agar MSP (Mid Sagital Plane) kepala sejajar dengan pertengahan couch patient. a) Selimut untuk pasien. b) Standar infus ( bila dibutuhkan ). c) Dry View .



1. Teknik pemeriksaan a. Posisi pasien Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan kepala dekat dengan gantry diletakkan pada alat fiksaasi kepala (head holder) posisi head first, kedua tangan berada disamping tubuh, kedua kaki lurus.



b. Posisi objek Kepala diletakkan pada headrest, MSP (Mid Sagital Plane) kepala sejajar dengan pertengahan meja. c. Sentrasi Setelah memposisikan atur lampu indikator kanan kiri pada OML (Orbito Meatal Line), lampu indikator longitudinal pada Mid Sagital Plane (MSP) dan lampu indikator horizontal pada interpupilary line, jika menggunakan lampu indikator pertama maka sudutnya 240,0 o, jika menggunakan yang kedua 0,00o . d. Registrasi 1) Data Dalam tahap ini, data pasien dimasukkan ke dalam komputer seperti nomor pemeriksaan, nama pasien, umur pasien, jenis kelamin, dokter pengirim, dokter radiologi, klinis, dan jenis pemeriksaan. 2) Protokol Protokol yang digunakan adalah Head axial . e. Scan parameter 1) Scanogram



: AP dan Lateral



2) Range



: 1 Range



3) Slice Thickness : 5 mm 4) FOV



: 24 cm



5) Gantry Tilt



:0



6) Kv



: 120 kV



7) mA



: 160 mA



8) Window Widht



: 80



9) Window Level



: 38



f. Topogram 1) AP dan Lateral Cranium Gambaran AP dan lateral cranium ini diambil setelah pasien kita posisikan dan memilih protokol pemeriksaan kemudian dengan mengklik confirm pada monitor selanjutnya tekan tombol move to scan lalu tekan tombol start scan nanti akan muncul gambar hasil scanogram. 2) Menentukan batas lapangan scanning Dari gambaran scanogram AP dan lateral cranium, kita tentukan batas lapangan scanning. Yaitu dari basis cranii sampai vertex. g. Scanning Setelah menentukan batas lapangan lakukan konfirmasi, setelah itu akan ada tombol yang menyala hijau, lalu tekan move to scan, lalu tekan tombol start scan. Dari hasil scanning awal kita dapatkan irisan axial dengan slice thickness 5 mm untuk kondisi brain atau otak dan kondisi tulang irisan axial dengan slice thickness 1,25 mm, kemudian lakukan retrorecon untuk mendapatkan gambaran yang lebih tipis yaitu ASIR 0.625 mm.



h. Reformat Data dari retro recond ASIR 0,625 mm yang didapat kemudian kita lakukan reformat, dengan cara mengklik reformat pada monitor bagian kanan. Setelah itu gambaran data yang dipilih akan muncul, untuk mendapatkan gambaran axial dengan slice thickness 5 mm maka kita atur dahulu batas irisannya kemudian slice thicknessnya diganti menjadi 5 mm, jika sudah maka disimpan dengan nama AX 5 . i.



Filming Dari data yang telah direformat atau diolah maka lakukan filming dengan cara pilih data yang akan dicetak kemudian klik film composer pada monitor. Pada waktu filming tidak semua gambar kita masukan, kita pilih gambar irisan sesuai kelainan. Yang paling penting gambaran irisan tersebut sudah dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa. Setelah itu lakukan print dengan cara mengklik print pada tampilan film composer. Hasil dari gambaran 3D tadi kita print juga dengan cara yang sama dengan menggunakan printer kertas.



j.



Hasil radiograf



Gambar 3.3 Hasil Ct Scan 3D



Gambar 3.4 hasil CT Scan irisan axial kondisi brain



Gambar 3.5 hasil CT Scan irisan axial kondisi tulang k.



Hasil Bacaan Dokter CT SCAN TANPA KONTRAS : Tampak kesuraman pada sinus maksilaris Dx. Ethmoid Sn Tampak drivasi septum nasi DX Osteomeatal kompleks kanan kiri baik Atap lamina cribosa sesuai dengan keros tipe 2 Arteri carotis interna terhadap sinus spenoid dibatasi oleh tulang tipis dan tidak menonjol. Tampak penebalan konka nasi, tak tampak pneumatisasi konka nasi kanan kiri. Tak tampak intrusion apical gigi rahang atas ke sinus maksilaris. Tak tampak variasi anatomi sinus paranasal. Tampak discontinuitas pada mandibula kanan kiri.



KESAN : Tampak hematosinus maksilaris ddx dan ethmoid sn Septum deviasi Fraktur mandibula multiple