Teknik Survey Geokimia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB IV TEKNIK SURVEY GEOKIMIA 4.1 Prinsip Dasar Prospeksi Geokimia Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode: 1. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina, kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi. 2. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat dibandingkan



pola



dispersi



mekanis,



karena



unsur-unsurnya



yang



membentuk pola dispersi ini bisa: -



memiliki mineralogi yang berbeda dengan endapan bijih



primernya (contohnya: mineral bijih Pb serussit dan anglesit terbentuk dari t pelapukan endapan galena) -



dapat terdispersi dalam larutan



(ion Cu2+ dalam airtanah



dapat berasal dari endapan kalkopirit) -



bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam



serpentin dan lempung di dekat endapan pentlandit) -



bisa teradsorbsi (contohnya Cu yang teradsorbsi pada



lempung atau material organik pada aliran sungai bisa dipasok oleh airtanah yang melewati endapan kalkopirit) -



bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu



dapat terserap oleh akar tumbuhan atau atau organisme lain) 4.2



Tahapan Eksplorasi



Eksplorasi geokimia pada dasarnya adalah untuk mempersempit daerah yang disurvey atau untuk mencari daerah target (daerah prospek)



bab iv teknik survey geokimia- 1



Tahapan Eksplorasi menurut Govett: 1. Region > 5000 km2 2. Distrik > 50 – 5000 km2 3. Area 5 – 50 km2 4. Target < 5 km2 Survey geokimia diterapkan pada berbagai tahapan eksplorasi mineral, yaitu: -



Survey regional dengan tujuan mencari jalur /mendala mineralisasi -



Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah



target untuk



keperluan evaluasi -



Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas daerah termineralisasi -



Survey deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari badan bijih individual



4.3



Teknik Survey Geokimia Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam survey geokimia antara lain: 1. Sampling geokimia yang efektif membutuhkan orang yang terlatih baik, yang mampu mengenali dan menggambarkan dengan benar material sample dan karakteristik lokasi sample. Orang yang melakukan sampling harus mampu mengenali dan (sedapat mungkin) menghindari situasi yang dapat menyebabkan kontaminasi , baik akibat dari aktivitas manusia ataupun akibat perubahan kondisi kimiafisik alam yang dapat menyebabkan hasil yang tidak umum. 2. Utamakan memilih peralatan (seperti sekop, auger, dll) dari bahan non



kontaminasi dan yang tidak terkontaminasi. Usahakan agar



pemakaian pelumas, perekat, solder dll, jangan sampai menimbulkan masalah. 3. Perhatian yang sama juga harus diberikan kepada tempat sample., seperti kontainer, kantong sample dari kertas kraft, kantong plastik,



bab iv teknik survey geokimia- 2



botol



polypropylen, botol gelas khusus untuk sampling air dan



berbagai alat sampling untuk



gas dan partikulet dll. Sample yang



dibungkus dalam kantong/ kontainer yang bocor dapat terkontaminasi oleh timbal, jika diangkut dengan kendaraan yang menggunakan bahan bakar bertimbal. Gunakan kertas Kraft dengan perekat tahan air dan non kontaminas. 4. Sangat disarankan bahwa semua sample diberi nomor urut yang unik. Sebaiknya diberi kode proyek sebagai awalan dan tipe sample sebagai akhiran, untuk meminimasi kemungkinan tertukar dengan sample lain dan menghindari kesalahan dalam manajemen data dan interpretasi. Koordinat tiap sample harus dicatat dan ditandai dalam peta lokasi sampling. 5. Pola sampling bervariasi tergantung pada medium dan situasi lapangan. 6. Kerapatan atau sampling density tergantung pada tahapan eksplorasi 7. Pemilihan media tergantung pada lingkungan lokal. Sebaiknya berdasarkan survey orientasi.



Metoda yang biasa digunakan pada



tahap reconaissance meliputi: - survey drainage: sampling sedimen dan air sungai, sedimen dan danau, airtanah dll. - survey endapan glasial: sampling till dll - survey batuan - survey tanah dengan kerapatan rendah (1 per 25 km). Pendekatan ini semakin populer .



bab iv teknik survey geokimia- 3



Studi follow up pada lokasi yang menjanjikan dari tahap reconaissance mungkin melibatkan: 1. Spasi sampling yang lebih rapat dari satu atau dua media di atas dan/atau: 2. survey stream bank (residual soil atau colluvium) 3. survey biogeokimia 4. survey soil gas atau lebih jarang lagi 5. survey geobotani 6. survey partikulet 7. survey mikroorganisme Survey dengan teknik yang lebih eksotis seperti tisu khewan menjadi perhatian kalangan akademisi . 4. 3.1. Survey Sedimen Sungai Fraksi Halus (Stream Sediment ) Survey sedimen sungai aktif



fraksi halus banyak digunakan untuk program



penyelidikan pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis, pengambilan conto sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan singkapan . Metode ini telah lama digunakan di berbagai belahan dunia. Alasannya adalah bahwa stream sediment merupakan komposit produk pelapukan dan erosi yang mewakili sumber di daerah tangkapan air dari suatu jaringan drainage sungai. Oleh karena itu, sampel stream sediment dianggap dapat mewakili komposisi batuan dasar, over burden dan berbagai kandungan dari mineralisasi logam yang terdapat pada daerah tangkapan air dari suatu sistem drainage. Faktor lain yang dapat mempengaruhi sampel adalah:, -



iklim daerah pelapukan akan mempengaruhi komposisi sampel.



-



Variasi Eh dan pH mengontrol mobilitas dan mempengaruhi dispersi berbagai unsur.



bab iv teknik survey geokimia- 4



-



Berbagai kontaminasi aktivitas manusia dapat mempengaruhi komposisi sample terutama dari daerah pemukiman dan indstri.



Stream sediment terdiri dari komponen klastik dan hidromorfik, termasuk butiran detrital , lempung, koloid, material organik dan lapisan Fe dan Mn pada permukaan, retakan atau rongga butiran klastik. Karena keragaman komponennya, maka penting untuk menentukan fraksi ukuran yang sesuai dengan tujuan survey, yaitu fraksi ukuran yang menunjukkan kontras anomali paling baik (rasio peak vs background) yang menunjang dalam identifikasi lokasi mineralsiasi. Dalam survey regional, kerapatan sample yang diambil adalah 1.5 km 2. Lokasi dipilih pada orde sungai yang paling rendah (sungai paling kecil) dan upstream dari order yang lebih besar



jika ada percabangan, untuk menghindari



pencampuran dari kedua aliran pada saat banjir. Pada survey follow up jarak sample semakin rapat sesuai dengan kondisi lokal dan sifat dari target. Pemilihan lokasi : 1. Hindari sumber kontaminasi yang jelas: sample diambil minimal 50 m dari jalan atau dan pemukiman 2. Jika lembah sangat curam, hindari material runtuhan , lakukan sampling dekat tengah-tengah sungai. 3. Hindari daerah sedimen endapan angin. Lebih baik ambil material halus pada batas air 4. Hindari daerah dengan sorting gravel yang baik dan akumulasi sedimennya sedikit 5. Sampling sebaiknya diambil konsisten dari lokasi-lokasi yang settingnya sama dari muatan dasar sungai yang bergerak, jangan mencampur dengan material halus dari tebing sungai Prosedur Pengambilan Conto



bab iv teknik survey geokimia- 5



1. Cuci ayakan dan dulang sebelum digunakan . Ayakan dengan bukaanyang sesuai, biasanya ukuran 80 mesh, ditaruh di atas dulang. 2. Kumpulkan sedimen dari beberapa tempat pada aliran sungai untuk mendapatkan komposit yang representatif. Buang sedimen bagian atas (20 –10 cm) untuk menghindari kandungan Fe dan Fe Coating. 3. Tuangkan sedimen ke atas ayakan, dengan air sesedikit mungkin. Buang butiran besar aduk dan tekan dengan tangan, gunakan sarung tangan karet. Buang bagian yang kasar dan ulangi lagi , goyangkan ayakan, gosok sampai diperoleh material halus sebanyak 100 - 120 g. Hindari kemungkinan masuknya partikel kasar ke dalam partikel halus. 4. Biarkan sample mengendap 15 – 20 menit. Sambil menunggu sample mengendap, dapat dilakukan pencatatan data dan sampling untuk pan concentate dan air 5. Masukkan endapan sedimen ke dalam kantong sample kertas yang telah disediakan, lapisi dengan plastik 6. Cuci bersih semua peralatan sebelum di bawa ke lokasi berikutnya 7. Ambil sample duplikat pada beberapa lokasi untuk memonitor



variasi di



lokasi. Dalam survey regional, duplikat umumnya diambil dari tiap lokasi ke 100. Untuk survey yang lebih detil diambil 4-5 duplikat



tiap 100



sample. Sampling untuk stream sediment biasanya dilakukan oleh team yang terdiri dari 2 orang . Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto. Informasi harus mencakup: material organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan, apakah dijumpai endapan besi oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat berguna. Berikut ini adalah contoh lembar pengamatan lapangan.



bab iv teknik survey geokimia- 6



Gambar 3. Contoh lembar pengamatan survey sedimen sungai aktif Langkah pertama penyajian hasil



survey drainage adalah mengeplot semua



sungai yang ada di daerah penyelidikan dan mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah dilakukan pengolahan data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold. Lokasi conto dapat ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang kandungannya logamnya lebih tinggi. Dalam eksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat kecenderungan geologi regional, kemungkinan daerah mineralisasi dan mendala geokimia Pekerjaan lanjut (Follow-up work ) biasa dilakukan dengan interval conto yang lebih rapat. Jika pada survey pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi, maka survey dapat dilanjutkan dengan pengambilan conto tanah. Sebagai tahap awal dari survey tanah detil dapat dilakukan penyontoan tebing sungai dari kedua tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah asal dari anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin



bab iv teknik survey geokimia- 7



sudah cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya memerlukan survey tanah.



Gambar 4. Penyajian hasil survey sedimen sungai



4. 3. 2 Prospeksi mineral berat (pan concentrate) Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua yang masih digunakan sampai sekarang. Banyak mineral bijih yang terdispersi di permukaan sebagai butiran detrital yang resisten secara kimia dan mekanis, dengan BJ lebih besar dari mineral pembentuk batuan biasa yang dikenal sebagai mineral berat. Analisis dan pengamatan butiran mineral berat



dapat memberikan informasi



tentang mineralisasi dan geologi batuan dasar, melengkapi informasi dari fraksi halus stream sediment. bab iv teknik survey geokimia- 8



Awalnya teknik ini secara tradisional digunakan terutama



untuk prospeksi



logam mulia, gem, kromit, kasiterit, emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, zirkon, turmalin, garnet, silimanit dan secara



visual



dalam



konsentrat



kianit dulang



yang butirannya mudah dilihat di



lapangan.



Namun



dalam



perkembangan selanjutbya dilakukan juga analisis multi elemen pada konsentrat dulang . Di dekat pemukiman dan industri konsentrat dulang akan terkontaminasi oleh logam, gelas atau keramik. Kandungan unsur yang tidak umum di alam dapat berasal dari kontaminasi, misalnya tingginya kadar Sn berasosiasi dengan Sb dan Pb dapat berasal dari solder. Perencanaan Survey: 1. Kerapatan sample ditentukan sebelumnya 2. ukuran target dan dispersi yang diharapkan ke arah hilir yang mungkin less predictable daripada SS 3. Beberapa jenis mineral seperti emas, kromit, stibnit dan scheelite dan survive sampai beberapa kilometer, sedangkan sulfida lain hanya sampai 1 km saja. Lokasi pengambilan sampel: 1. Hindari sumber kontaminasi yang jelas: sample diambil minimal 50 m dari jalan atau dan pemukiman 2. Jika lembah sangat curam, hindari material runtuhan , lakukan sampling dekat tengah-tengah sungai. 3. Pada survey regional dapat dilakukan bersama-sama dengan sampling stream sediment (fraksi halus) dan air. 4. Dalam survey follow up , ambil sampel secara konsisten dari trap mineral berat seperti dibalik boulder dan dan bagian pada bagian dalam daro belokan sungai.



bab iv teknik survey geokimia- 9



Produr pengambilan contoh 1. Cuci dulang setiap mau digunakan 2. Gali sedimen dari beberapa tempat untuk mendapatkan komposit yang representatif. Sedimen paling atas dibuang utuk menghindari coating Fe dan Mn. 3. Masukkan sedimen ke dalam dulang sampai terisi cukup banyak 4. Buang lempung dan material organik dengan mengaduk dan memutarmutar material dengan tangan. Buang suspensi yang dihasilkan, ganti dengan air baru, ulangi prosedur tadi sampai dihasilkan air yang cukup bening 5. Lakukan



proses



pendulangan



dengan



menggoyangkan



dulang



sedemikian rupa sehingga sedimen yang terberat mengendap ke bagian bawah/dasar dulang. Dulang digoyangkan dengan gerakan mengayun hampir sirkuler. Pertama tekan dulang ke depan kemudian kembalikan ke belakang untuk memasukkan air ke dalam dulang. ketika air masuk , air akan menyapu kolom sedimen dan menyambar ke depan, buanglah mineral yang paling atas dan paling ringan ke dalam sungai ketika air keluar dari dulang. Lakukan pada air yang cukup dalam sehingga memungkinkan untuk menenggelamkan dulang. 6. Lakukan pada interval yang teratur Konsentrat mineral berat dicatat jenis mineralnya dan kuantitasnya. Identifikasi akhir dari mineral dilakukan dapat dilakukan secara petrografis di laboratorium. Konsentrat mineral berat yang diperoleh dapat juga dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-nya. Pirit yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 1100–1700 ppm Cu, pirit dari endapan Au mengandung 40–480 ppm Cu, dan pirit dari batubara menandung 100 -120 ppm Cu.



bab iv teknik survey geokimia- 10



4. 3.3 Survey Tanah Warna tanah dan perbedaan komposisi tanah dapat merupakan indikator yang penting untuk berbagai



kandungan logam. Contohnya, tanah organik dan



inorganik reaksinya akan berbeda terhadap logam (kandungan logamnya berbeda). Dari kedua tipe ini dapat diharapkan perbedaan level background yang jelas. Mengabaikan perbedaan ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan eksplorasi, yaitu mendapatkan anomali yang salah yaitu sedangkanyang signifikan tidak terlihat. Anomali yang salah umumnya berkaitan erat dengan komponen yang menunjukkan konsentrasi unsur yang ekstrim, seperti pada material organik dan mineral lempung, juga unsur jejak dalam airtanah. Kegagalan



mendefinisikan



kondisi



anomali



(yang



menunjukkan



adanya



mineralisasi) dapat terjadi jika conto tidak berhasil menembus zona pelindian. Ini sering terjadi pada pengambilan conto yang tergesa-gesa, sehingga bukti mineralisasi tidak terlihat. Unsur jejak yang dikandung conto tanah umumnya mewakili daerah terbatas. Oleh karena itu diperlukan sejumlah conto yang diambil secara sistematis untuk mengevaluasi



sifat-sifat



mineralisasi.



Perencanaan



penyontoan



mengikuti grid bujur sangkar atau empat persegi panjang.



biasanya



Conto tambahan



diambil dari lingkungan yang berasosiasi dengan akumulasi unsur jejak, seperti zona depresi atau rembesan untuk menguji dispersi hidromorfik dari badan mineral yang tertimbun. Survey tanah terdiri dari sampling conto tanah yang biasanya diambil dari horizon tanah tertentu, kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran fraksi yang diinginkan. Sample tanah umumnya diambil dengan pola kisi (grid) yang beraturan. Di daerah yang terisolir dengan medan yang sulit, akan sulit pula untuk membuat grid pengambilan sample yang baik. bab iv teknik survey geokimia- 11



Metode alternatif yang dapat digunakan adalah penyontoan ridge dan spur. Metode ini sangat baik dikombinasikan dengan survey sedimen sungai untuk medan yang sulit. Metode pengambilan conto yang paling ideal adalah dengan grid yang teratur. Prosedur yang normal adalah menentukan garis dasar kemudian buat lintasan yang tegak lurus terhadap garis dasar. Penentuan garis dapat dilakukan dengan theodolit atau kompas.



Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari. Jika diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memiliki dimensi panjang searah dengan jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka garis dasar harus diletakan paralel terhadap jurus. Conto diambil sepanjang garis lintang yang tegak lurus pada garis dasar. Dalam kasus ini interval antar garis bisa lebih besar dari interval conto sepanjang garis dasar. Jika jurusnya tidak dikenal dan targetnya diduga equidimensional, maka pengambilan conto dilakukan dengan grid yang berbentuk bujur sangkar. Untuk



praktisnya



sering



digunakan



grid



segi



empat



panjang,



karena



penambahan frekuensi sampling sepanjang garis dasar tidak membutuhkan banyak waktu. Ukuran grid yang digunakan umumnya 500 m x 100 m atau 200 m x 200 m untuk survey pendahuluan dan 100 m x 50 m atau 50 m x 50 m untuk survey detil. Kadang-kadang digunakan juga grid jajaran genjang . Pengambilan contoh :  Sample tanah umumnya diambil pada horizon B, pada kedalaman 30 - 50 cm atau mengikuti hasil survey orientasi . Untuk unsur tertentu seperti Ag dan Hg horizon A dapat memberikan hasil yang lebih baik. Pada daerah yang keras dan kering conto diambil dengan menggali lubang kecil dengan menggunakan sekop dan cangkul. Jika tanah lunak dan lembab dapat digunakan sekop kecil atau hand auger. Sample ditempatkan pada kantong sample standar, diberi nomor dan keterangan singkat yang mencakup tipe tanah, warna, kandungan



bab iv teknik survey geokimia- 12



organik. Gejala khusus sepanjang lintasan perlu dicatat, contohnya singkapan, jalan setapak, sungai dll.  Sistem penomoran tergantung pada pola pengambilan contoh. Untuk pola grid lebih baik menggunakan sistem koordinat dengan mengambil titik 0 pada garis lintasan dasar, dan memberi nomor rujukan pada tiap garis lintang. Namun penomoran alfanumerik kurang praktis untuk analisis laboratorium. Cara penomoran lain menggunakan kode enam sampai delapan digit yang merupakan kode proyek, daerah dan nomor sample, misalnya nomor 2040325 bisa berarti proyekk 2, kode daerah 04, conto 0325. Tipe ini lebih baik untuk pengolahan data dengan komputer.  Di daerah kering dan banyak matahari, sample dapat dikeringkan di tempat terbuka di camp, tapi di daerah basah dibutuhkan alat pengering. Jika conto sudah kering, dapat digerus dan diayak. Di daerah tropis yang didominasi tanah latosol penggerusan dapat dilakukan dengan mortar agar agregat oksida besinya hancur.



Ayakan dari stainless steel atau dari nilon dapat



digunakan Sebelum mengayak tiap-tiap sampel, ayakan harus bersih. Ayakan dapat dibersihkan dengan kuas ukuran 3,5 cm atau 5 cm. Hasil pengayakan dimasukkan ke dalam amplop kertas, kemudian ke dalam kantong plastik agar tidak bocor atau terkontaminasi pada waktu pengangkutan. Fraksi ukuran yang umum untuk sample geokimia adalah -80 mesh (0,2 mm), tapi ukuran yang lebih halus atau lebih kasar dapat digunakan untuk kasus-kasus tertentu.  Pada daerah baru yang belum diselidiki dianjurkan untuk melakukan survey orientasi untuk menentukan fraksi ukuran yang optimum untuk analisis, kedalaman penyontoan yang terbaik dan respons geokimia dari mineralisasi . Hasi survey tanah biasanya disajikan dalam bentuk peta kontur yang mengacu pada isopleth (garis yang konsentrasinya sama). Selang antar kontur dapat digambarkan dengan warna atau arsir. Tiap titik conto dan harganya harus diperlihatkan, tapi nomornya tidak perlu diterakan agar tidak membingungkan. Pola pengambilan sample yang tidak beraturan dapat disajikan dalam peta dot, atau dengan memberikan warna yang berbeda pada setiap titik sample.



bab iv teknik survey geokimia- 13



Survey lanjut (follow-up) dilakukan dengan spasi grid yang lebih rapat. Contohnya: pada suatu anomali yang terdapat pada grid penyelidikan pendahuluan 500x200 m dapat dilakukan follow up dengan grid 250x100 m atau lebih rapat lagi, tapi grid yang lebih rapat dari 25x25 m umumnya kurang menguntungkan, kecuali jika target yang diharapkan berupa vein yang sangat kecil atau pegmatit. Jika hasil survey lanjut menjanjikan, maka pada daerah anomali dapat dilnjutkan dengan survey geofisika sebelum diputuskan dilakukan pemboran. Integrasi dari hasil



penyelidikan geokimia dan



geofiska dapat



dijadikan acuan untuk memutuskan dilakukannya pemboran dan untuk menentukan lokasi pemboran. 3.3



Survey Batuan



Kendala utama dalam survey batuan adalah



kurangnya singkapan batuan.



Perhatian harus sering dikonsentrasikan pada produk turunannya yang beada di permukaan (seperti tanah, stream sedimen dll). Spasi sample



dalam survey geokimia batuan menjadi kurang konsisten



dbandingkan dengan spasi sampling tanah, kecuali jika singkapannya betulbetul bagus Seperti dengan tipe suvey geokimia yang lain, prosedur sampling dan material sample yang dikoleksi dalam survey batuan geokimia sedapat mungkin harus distandarkan. Namun dalam survey batuan terdapat sejumlah besar variabel akibat dari proses pelapukan dan oksidasi. Geologis atau eksplorasionis yang melakukan survey harus dapat meyakinkan bahwa individu sample dari semua lokasi pada dasranya komparabel dan bahwa variasi yang teramati dalam intensitas



pelapukan



telah



dicatat



dengan



layak/baik



untuk



keperluan



interpretasi.



bab iv teknik survey geokimia- 14



Sampling batuan geokimia harus mempertimbangkan lingkungan geologi dan tipe endapan mineral yang dicari. Skala presisi yang diperlukan untuk mendeteksi pola singenetik dan epigenetik



ditentukan dari survey orientasi.



Deteksi pola singenetik mungkin akan memerlukan sampling regional dari individu pluton atau sampling yang lebih detail dari bagian stratigrafi yang terekspos. Pola epigenetik akan membutuhkan pendekatan yang berbeda. Survey yang didesign untuk mendeteksi leakage haloes



akan memfokuskan



pada sampling sistematik dari patahan atau zona fracture dan mungkin struktur bedding. Sebaliknya material sample batuan untuk mendeteksi diffusion haloes diambil batuan yang tidak hancur dengan skala sampling yang lebih detail. Survey batuan dapat dilakukan sendiri untuk mendeteksi kemungkinan dispersi primer yang berasosiasi dengan bijih. Survey batuan dapat digunakan untuk prospeksi mineralisasi pada kondisi berikut:  Prospeksi bijih yang meghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas (contohnya seperti Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi yang ekstensif mengitari bijih hidrotermal).  Prospeksi untuk endapan yang luas berkadar rendah ,contohnya endapan Cu yang tersebar (disseminated) atau endapan Sn yang tersebar, yang pengenalannya tidak mungkin dilakukan dari contoh setangan (hand specimen) karena kadarnya rendah atau mineral yang dicari tidak terlihat. Pengambilan sample batuan bisa dilakukan dengan chip sampling secara acak pada singkapan atau dengan pemboran dengan pola grid (bor auger untuk kedalaman yang kecil, atau dengan rotary percussion untuk daerah yang overburdennya tebal). Sample batuan, yang diperoleh digerus dan



diayak.



Fraksi –80 mesh dianalisis.



bab iv teknik survey geokimia- 15



3.4



Survey Air



Analisis air dari sungai, mata air, danau, rawa sumur, dan sumur bor, dapat dilakukan dalam prospeksi, tetapi kesulitan analisis sehubungan dengan rendahnya konsentrasi, ditambah lagi fluktuasi yang cepat akibat variasi musim menghambat meluasnya penggunaan metode ini. Airtanah bisa kontak dengan batuan dan melarutkan unsur-unsur dan terjadi kesetimbangan kimia yang erat kaitannya dengan kimia yang dikandung oleh akifer. Airtanah mengandung padatan terlarut yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya air dari ladang minyak dengan endapan halit dapat mengandung padatan terlarut yang lebih banyak dari air laut atau airtanah biasa. Namun airtanah digunakan juga dalam eksplorasi mineral, umumnya dari sumber yang dangkal. Air sungai dan danau umumnya berasal dari air permukaan, tapi air tanah dapat memberi kontribusi melalui mata air dan sungai bawah tanah. Air danau dan sungai memperlihatkan kandungan padatan terlarut yang lebih bervariasi, karena adanya variasi penambahan air permukaan yang besar dan tiba-tiba, yang akan merubah pH, Eh, dan lingkungan kimia dalam jarak yang sangat pendek. Sample diambil di lapangan dengan botol plastik yang bersih (250 – 500 ml) yang telah dicuci dua sampai tiga kali. Agar bebas kontaminasi botol harus dibersihkan dengan asam yang bebas logam sebelum dibawa ke lapangan. Untuk praktisnya, sample diasamkan dengan dua atau tiga tetes asam nitrit bebas logam untuk mencegah pengendapan logam yang ada. Jika diperlukan pengukuran pH dan Eh atau penentuan substansi yang mungkin dipengaruhi oleh asam, maka perlu diambil sample duplikat atau melakukan pengukuran ditempat. Jika sample mengandung padatan suspensi, maka perlu dilakukna filtrasi, tapi biasanya dilakukan di laboratorium sebelum analisis.



bab iv teknik survey geokimia- 16



3.5



Survey Biogeokimia



Filosofinya adalah, bahwa akar tanaman menunjam jauh ke dalam tanah dan mengambil makanan dari batuan dasar yang lapuk. Contohnya tanaman teh telah memperlihatkan batas-batas anomali Ni di Australia Barat. Keuntungan metode ini dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu dapat dilakukan untuk:  Prospeksi di daerah yang tanah penutupnya tertranspor  Prospeksi di daerah berawa  Prospeksi di daerah yang vegetasinya sangat rapat Tanaman



mengambil



makanan



dari



tanah



melalui



akarnya.



Dengan



membandingkan konsentrasi unsur dalam jaringan tanaman dengan konsentrasi unsur dalam tanah, unsur-unsur dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok. Kelompok pertama terdiri dari unsur biogenikmencakup H, C, N, P, dan S, merupakan unsur pembangun jaringan tanaman, konsentrasinya di atas konsentrasi unsur-unsur tsb dalam tanah. Kelompok kedua berupa unsur yang jejak yang diperlukan utuk pertumbuhan yang sehat, terdiri dari B, Mg, K, Ca, Mn, Fe, Cu dan Zn yang konsentrasinya dalam tanaman hampir sama dengan dalam tanah. Kelompok ke tiga adalah unsur yang tidak diperlukan atau unsur toksik, antara lain Pb, Sr, HG, Be, U, NI, Cr, Ag, Sn. Dan Se. Unsur toksik mungkin diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan unsur yang diperlukan bisa menjadi toksik jika hadir dalam konsentrasi yang tinggi. Pada tanah



dengan konsentrasi Pb, Cu, Hg dan



Ni tinggi, pertumbuhan



vegetasi terhambat atau terbatas pada jenis tertentu. Ada tanaman yang toleran terhadap konsentrasi toksik yang tinggi, adapula yang seolah-olah membutuhkan unsur toksik untuk dapat mulai tumbuh. Tanaman yang demikian disebut tanaman indikator. Yang paling dikenal adalah bunga tembaga di Zambia dan tanaman Selenium di Amerika. Kehadiran bunga tembaga menjadi indikasi konsentrasi Cu ratusan sampai ribuan ppm. Tanaman selenium menjadi indikator bab iv teknik survey geokimia- 17



yang baik untuk mineralisasi uranium karena Se sering menyertai U. Daun yang menguning (chlorosis) dapat disebabkan oleh konsentrasi unsur Cu, Zn, Mn dan Ni. Penelitian biogeokimia dalam prospeksi dilakukan sejah tahun 1930. Material tanaman yang dikumpulkan dijadikan abu, untuk menghilangkan unsur biogenik penyusun jaringan, unsur yang dicari akan dijumpai dalam residu (abu). Abu umumnya mencapai 1-3% berat, sehingga unsur yang dicari akan terkonsentrasi sampai 100 kalinya dari unsur asal dalam jaringan. Keuntungan lain survey biogeokimia dibandingkan dengan survey tanah adalah anomalinya di dalam abu akan lebih mudah dideteksi karena konsentrasinya tinggi. Namun dalam hal pekerjaan, survey biogeokimia melibatkan pekerjaan yang lebih banyak. Untuk melakukan survey biogeokimia, sedikitnya diperlukan 300 gram material dari tiap tanaman. Tanaman muda dan kurus umumnya memberikan hasil yang paling baik. Sample dapat divariasikan dengan spesies yang berbeda, tapi menggunakan satu spesies lebih praktis. Pengambilan conto



harus sedekat



mungkin pada gridnya. Setelah sample dimasukkan ke dalam kantung, material dikeringkan dan dapat dikirim ke laboratorium untuk dijadikan abu dan dianalisis, atau dapat dibiarkan hangus di udara atau dalam oven, kemudian masukan ke dalam kantung sample dan dikirim ke laboratorium. Sebelum sample dianalisis, dilakukan pengabuan terlebih dulu pada temperatur 450° - 500° C. Temperatur ini terlalu tinggi untuk Sb, Hg , Se, dan Te, sehingga perlu menggunakan metode pengabuan basah. 3.6



Survey Gas



Suatu teknik yang masih sedang dikembangkan adalah pengambilan sample gas untuk mencari anomali unsur volatil di sekitar bijih. Saat ini perhatian difokuskan pada pendeteksian gas Hg di sekitar berbagai endapan bijih. Sejumlah volume udara dilewatkan melalui suatui filter yang dapat menangkap uap Hg untuk dianalisis kemudian. Pengambilan sample dapat dilakukan dekat permukaan



bab iv teknik survey geokimia- 18



(misalnya melalui satu unit perangkat yang dipasang pada kendaraan beroda empat), dalam tanah, atau dengan pesawat yang terbang rendah. Keterbatasan metode ini adalah:  Konsentrasi gas yang diukur umumnya rendah  Sulit menentukan lokasi anomali yang akurat  Peka terhadap kondisi cuaca  Memelukan endapan bijih yang mengandung Hg yang cukup Tipe penyelidikan lain adalah inderaja digunakan untuk mendeteksi hidrokarbon dalam prospeksi minyak dan untuk mendeteksi gas-gas radiogenik seperti Rn, He, dan Xe dalam prospeksi U dan Th. Gas radiogenik ini luruh dalam paruh waktu yang pendek (Rn220 54 jam, Rn222 4 hari) yang membatasi ukuran pola dispersi yang dapat dikenal. Walau begitu Rn222 banyak digunakan dalam prospeksi uranium, dan kadang-kadang berhasil. Gas seperti H2S, SO2, I2, CO2, N2 dan O2 memiliki potensi dalam prospeksi, tetapi pada saat ini banyak yang belum dieksploitasi.



bab iv teknik survey geokimia- 19