Teknologi Bahan Bangunan Yang Berasal Dari Kayu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PRODI S1 TEKNIK ARSITEKTUR



JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR



FAKULTAS TEKNIK



UNIVERSITAS TADULAKO



TEKNOLOGI BAHAN



NAMA DICKY RENALDY LAPOD NIM F221 16 116



1 | TEKNOLOGI BAHAN



BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kayu bukan hal yang asing di telinga kita. Kayu telah dimanfaatkanuntuk memenuhi



kebutuhan



manusia.



Berbagai



pemanfatannya



telahmembantu



kehidupan sehari-hari. Sebagai mahasiswa teknik sipil,kayuadalah material yang umum dingunakan dalam konstruksibangunan.Sebagai bahan alam,terdapat kelebihan-kelebihan sendiriyang dimiliki oleh kayu dan tidak dapat ditemukan pada materiallain.Hal ini yang menjadi nilia tersendiri untuk kayu dan menjadikankayu sebagai pilihan dalam struktural bangunan.Karena Penggunaan kayu untuk suatu tujuan tertentu tergantung dari sift-sifat kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yangdiperlukan,yang mengarah ke jenis kayu yang akan di pilih. Misalkan untuk konstruksi(yang harus kuat,keras,mempunyai keawetan alamyang tinggi) dapat dipilih jati,balau,bungur,bangkirai dll.Untuklantai(yang harus bersifat keras,tahan asam,daya abrasi tinggi)dapatdipilih jati,bungur dll. Tumbuhan berkayu muncul di alam diperkirakan pertama kali pada 395 hingga 400 juta tahun yang lalu. Manusia telah menggunakan kayu untuk berbagai kebutuhan sejak ribuan tahun, terutama untuk bahan bakar dan bahan konstruksi untuk membuat rumah dan senjata serta sebagai bahan baku industri (misal pengemasan dan kertas). Kayu bisa dijadikan referensi sejarah mengenai kondisi iklim dan cuaca di masa pohon tersebut tumbuh melalui variasi jarak antar cincin pertumbuhan. Pada saat ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Berbagai macam jenis kayu yang ada dan secarateknis mengguntungkan.Selain itu kayu memiliki nilai estetikatersendiri yang dapat menjadi pertimbangan.



2 | TEKNOLOGI BAHAN



Oleh karena itu penting bagi kita untuk mempelajari lebih dalamtentang karakteristik,sifat dan jenis kayu.Kita juga tak bolehmengabaikan kelemahankelemahan yang dimiliki oleh kayu,sehinggakita dapat memanfaatkan potensi kayu secara maksimal dalamberbagai penggunaannya, Baik secara material maupun metodekonstrusi. 2. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada makalah adalah : 



Bagaimana asal usul kayu sebagai material bangunan ?







Apakah pengertian kayu ?







Apakah sifat-sifat kayu ?







Bagaimana teknik penebangan kayu ?







Bagaimana pengeringan kayu ?







Bagaimana pengawetan kayu ?







Apakah kerusakan dan cacat pada kayu ?







Apakah klasifikasi produk kayu ?







Apakah kelebihan dan kekurangan kayu ?







Bagaimana pengaplikasian kayu ?







Bagaimana kontruk pada kayu ?



3. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian pada makalah adalah : 



Dapat mengetahui asal usul kayu sebagai material bangunan







Dapat mengetahui pengertian kayu







Dapat mengetahui sifat-sifat kayu







Dapat mengetahui bagaimana teknik penebangan kayu







Dapat mengetahui bagaimana pengeringan kayu







Dapat mengetahui bagaimana pengawetan kayu







Dapat mengetahui kerusakan dan cacat pada kayu







Dapat mengetahui klasifikasi produk kayu







Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan kayu







Dapat mengetahui bagaimana pengaplikasian kayu







Dapat mengetahui bagaimana kontruk pada kayu



3 | TEKNOLOGI BAHAN



4. Manfaat PENELITIAN Manfaat penelitian makalah ini yaitu agar kita dapat mengetahui apa itu kayu dan bagaimana pengolahan kayu sehingga bisa digunakan pada pengaplikasian banguan.



BAB II ISI



1. ASAL USUL KAYU SEBAGAI MATERIAL BANGUNAN Kayu adalah jaringan, struktura serat keras yang ditemukan di batang dan akar pohon dan lainnya pada tanaman berkayu. Bahan ini telah digunakan selama ratusan ribu tahun sebagai bahan bakar dan bahan kontruksi. Terdiri dari bahan organik, alamikomposit dari serat selulosa (yang kuat dan ketegangan) tertanam dalam matriks dari lignin yang tidak mudah di kompresi. Kayu, kadang-kadang hanya didefinisikan sebagai sekunder xilem pada batang pohon, atau didefinisikan lebih luas untuk mencakup jenis yang sama dari jaringan di tempat lain seperti pada akar pohon atau tanaman lain seperti semak. Dalam pohon hidup telah melakukan fungsi pendukung, memungkinkan tanaman berkayu untuk tumbuh besar atau untuk membela diri sendiri. Hal ini juga menengahi transfer air dan nutrisi ke daun dan jaringan berkembang lainnya. Kayu juga dapat merujuk kepada bahan tanaman lainnya dengan properti yang sebanding, dan untuk materi rekayasa dari kayu, atau keripik kayu atau fiber. Bumi terdapat sekitar satu triliun ton kayu, yang tumbuh pada dari 10 miliar to per tahun. Sebagai,berlimpah karbon –netral pada sumber daya terbarukan, bahan kayu telah berkepentingan intens sebagai sumber energi terbarukan. Pada tahun 1991, sekitar 3,5 miliar meter kubik kayu yang dipanen. Dominan di perabotan dan kontruksi bangunan.



4 | TEKNOLOGI BAHAN



Sebuah penemuan 2011 di kanada, provinsi new brunswick menemukan tanaman / pohon kayu yang ditanam sekitar 395-400 juta tahun yang lalu. Orangorang telah menggunakan kayu sejak ribuan tahun lalu untuk berbagai tujuan, terutama sebagai bahan bakar atau sebagai bahan kontruksi untuk membuat rumah, alat perkakas, senjata, mebel, kemasan karya seni dan kertas. Kayu biasanya terdapat tanda umur oleh penanggalan karbon di dalam tubuh batang dan pada beberapa spesies oleh karena dendrochronology untuk membuat sejarah kayu tersebut sejak tumbuh. Dilihat variasi tahun ke tahun pada lingkaran lebar di batang pohon dan juga kelimpahan isotop memberikan petunjukan dengan iklim yang berlaku pada saat itu. Kayu telah terjadi bahan kontruksi penting karena manusia mulai membangunan tempat penampungan, rumah dan perahu. Hampir semua perahu terbuat dari kayu sampai akhir abad 19, kayu masih umum digunakan saat ini dalam kontruksi kapal. Bahan kayu yang akan digunakan untuk pekerjaan kontrusi umumnya dikenal sebagai kayu di Amerika utara. Ditempat lain, bahan kayu biasanya mengacu pada pohon yang ditebang, dan kata lain untuk papan gergajian siap digunakan adalah papan malt. Perumahan lokal baru di berbagai belahan dunia saat ini umumnya terbuat dari konturksi bingkai kayu. Kayu rekayasa menjadi bagian yang lebih besar dari industri produk kontruksi. Kay dapat digunakan dalam bangunan baik perumahan dan komersial sebagai bahan struktural dan estetika. Dalam bangunan terbuat daru bahan lain, kayu masih akan ditemukan sebagai bahan pendukung, terutama dalam kontruksi atap, dipintu interior dan kusenya, dan sebagai cladding eksterior. Kayu juga biasa digunakan sebagai bahan shuttering untuk membentuk cetakan dimana beton dituangkan dalam kontruksi beton bertulang.



5 | TEKNOLOGI BAHAN



2. PENGERTIAN KAYU Kayu merupakan suatu bagan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembahannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara sekitarnya. Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama bila kayu dalam keadaan kering. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon memiliki sifatnya berbeda-beda. Bahkan kayu berasal dari satu pohon memiliki sifat agak berbeda, jika dibandingkan bagian ujung dan pengkalnya. Dalam hubungan itu maka ada baiknya jika sifat-sifat kayu tersebut diketahui lebih dahulu, sebelum kayu dipergunakan sebagai bahan bangunan, industri kayu maupun untuk pembuatan perabot. Sifat dimaksud antara lain yang bersangkutan dengan sifat-sifat anatomi kayu, sifat-sifat fisik, sifat-sifat mekanik dan sifat-sifat kimianya. Di samping sekian banyak sifat-sifat kayu yang berbeda satu sama lain,ada beberapa sifat yang umum terdapat pada semua kayu yaitu : 



Semua batang pohon mempunyai pengaturan vertikal dan sifat simetri radial.







Kayu tesusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding selnya terdiri dari senyawa-senyawa kimia berupa selulosa (unsure karbohidrat) serta berupa lignin (non-karbohidrat).







Semua kayu bersifat anisotropic, yaitu memperllihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial dan radial). Hal ini disebabkan oleh struktur dan orientasi selulosa dalam dinding sel, bentuk memanjang sel-sel kayu dan pengaturan sel terhadap sumbu vertikal dan horisontal pada batang pohon.







Kayu merupakan suatu bahan yang bersifat higroskopik, yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaban dan suhu udara di sekitarnya.



6 | TEKNOLOGI BAHAN







Kayu dapat diserang makhluk hidup perusak kayu, dapat juga terbakar, terutama jika kayu keadaannya kering.



Bila sebatang pohon dipotong melintang dan permukaan potongan melintang itu dihaluskan, maka akan tampak suatu gambaran unsur-unsur kayu yang tersusun dalam pola melingkar dengan suatu pusat di tengah batang serta deretan sel kayu dengan arah mirip jari-jari roda ke permukaan batang. Sebuah sumbu dapat dibayangkan melewati pusat itu dan merupakan salah satu sumbu arah utama yang disebut sumbu longitudinal; sumbu ini disebut sumbu arah radial. Selanjutnya yang tegak lurus dengan jari-jari kayu, tetapi tidak memotong sumbu longitudinal, dinamakan sumbu arah tangensial. Ketiga sumbu arah utama ini sangat penting zrtinyabagi keperluan mengenal sifat-sifsat kayu hyang khas. Yaitu antara lain sifat anisotropik yang telah disebut, perbedaan dalam kekuatan kayu, kembang susut kayu dan aliran zat cair di dalam kayu. Di samping itu mengenal kekuatan kayu yang menahan beban, ternyata lebih besar pada arah sumbu longitudinal daripada arah-arah yang lain. Demikian pula zat cair lebih cepat dan lebih mudah pada arah longitudinal daripada arah sumbu radial dan tangensial. Sebaliknya kembang susut kayu terbesar terdapat pada arah tangensial. 3. SIFAT-SIFAT KAYU



3.1 SIFAT-SIFAT FISIK KAYU Beberapa hal yang tergolong dalam sifat fisik kayu adalah : Berat Jenis, Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain. 



BERAT JENIS



Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda, berkisar 0,20 sampai 1,28. Berat jenis merupakan petunjuk penting bagi aneka sifat kayu. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya. Semakin ringan suatu jenis kayu, akan



7 | TEKNOLOGI BAHAN



berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar. 



KEAWETAN KAYU ALAMI



Ternyata berbeda-beda pula. Yang dimaksut dengan keawetaan alami ialah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsure-unsur perusak kayu dari luar seperti : jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan mahluk lainnya yang diukur dengan jangka waktu tahunan. Keawetan kayu tersebut disebabkan oleh adanya suatu zat di dalam kayu yang merupakan sebagian unsur racun bagi perusak-perusak kayu, sehingga perusak tersebut tidak sampai masuk dan tinggal di dalamnya serta merusak kayu. Misalnya kayu jati memiliki tectoquinon, kayu ulin memiliki silica dan lain-lain. 



WARNA KAYU



Ada beraneka macam, antara lain warna kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebaginya. Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara. 



HIGROSKOPIK



Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Selanjutnya masuk dan keluarnya air dari kayu menyebabkan kayu itu basah atau kering, akibatnya kayu itu akan mengembang atau menyusut. 



TEKSTUR



Tekstur ialah ukuran relative sel-sel kayu. Yang dimaksut dengan sel kayu ialah serat-serat kayu. Jadi dapat dikatakan tekstur ialah ukuran relative serat-serat kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu dapat digolongkan ke dalam : 



Kayu bertekstur halus, contoh : giam, lara, kulim dll



8 | TEKNOLOGI BAHAN







Kayu bertekstur sedang, contoh : jati, sonokeling dll







Kayu bertekstur kasar, contoh : meranti, kempas dll







SERAT



Bagian ini terutama menyangkut sifat kayu, yang menunjukkan arah selsel kayu di dalam kayu terhadap sumbu batang pohon asal potongan tadi. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus, jika arah sel-sel kayunya sejajar dengan sumbu batang. Jika arah sel-sel itu menyimpang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, dikatakan kayu itu berserat mencong. Serat mencong dapat dibagi lagi menjadi: 



Serat berpadu; bila batang kayu terdiri dari lapisan-lapisan yang berselangseling, menyimpang ke kiri kemudian ke kanan terhadap sumbu batang, contoh kayu: kulim, renghas, kapur.







Serat berombak; serat-serat kayu yang membentuk gamabaran berombak, contoh kayu: renghas, merbau dan lain-lain







Serat terpilin; serat-serat kayu yang membuat gambaran terpilin (puntiran), seolah-olah batang kayu dipilin mengelilingi sumbu, contoh kayu: bintangur, kapur, dammar dan lain-lain







Serat diagonal; yaitu serat yang terdapat pada potongan kayu atau papan, yang digergaji sedemikian rupa sehingga tepinya tidak sejajar arah sumbu, tetapi membentuk sudut dengan sumbu.



9 | TEKNOLOGI BAHAN







BERAT KAYU



Berat sesuatu jenis kayu tergantung dari jumlah zat kayu yang tersusun, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air yang dikandung dan zat-zat ekstraktif di dalamnya. Berat suatu jenis kayu ditunjukkan dengan besarnya berat jenis kayu yang bersangkutan, dan dipakai sebagai patokan berat kayu. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas sebagai berikut: 



Sangat berat = lebih besar dari 0,90







Berat = 0,75 - 0,90







Agak berat = 0,60 - 0,75







Ringan = lebih kecil dari 0,60 Sebagai contoh jenis kayu yang termasuk dalam kelas sangat berat adalah



giam, balau, dan lain-lain. Masuk kelas berat misalnya kulim,sedangkan agak berat misalnya bintangur dan yang termasuk ringan misalnya pinus dan balsa. 



KEKERASAN



Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat kayu. Kayu-kayu yang keras juga temasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya, jenis-jenis kayu digolongkan sebagai berikut:



10 | TEKNOLOGI BAHAN







Kayu sangat keras, contoh: balau,giam, dan lain-lain.







Kayu keras, contoh: kulim, pilang dan lain-lain.







Kayu sedang kekerasannya, contoh: mahoni, meranti, dan lain-lain.







Kayu lunak, contoh: pinus, balsa, dan lain-lain Cara menetapkan kekerasan kayu ialah dengan memotong kayu tersebut



arah melintang dan mencatat atau menilai kesan perlawanan oleh kayu itu pada saat pemotongan dan kilapnya bidang potongan yang dihasilkan. Kayu yang sangat keras akan sulit dipotong melintang dengan pisau. Pisau tersebut akan meleset dan hasil potongannyaakan member tanda kilauan pada kayu. Kayu yang lunak akan mudah rusak, dan hasil potongan melintangnya akan memberikan hasil yang kasar dan suram.







KESAN RABA



Kesan raba sesuatu jenis kayuadalah kesan yang diperoleh pada saat kita meraba permukaan kayu tersebut. Ada kayu bila diraba member kesan kasar, halus, licin, dingin dan sebagainya. Kesan raba yang berbeda-beda itu untuk tiaptiap jenis kayu tergantung dari: tekstur kayu, besar kecilnya air yang dikandung, dan kadar zat ekstraktif di dalam kayu. Kesan raba ialah licin, apabila tekstur kayunya halus dan permukaannya mengandung lilin. Sebaliknya apabila keadaan tekstur kayunya kasar. Kesan raba dingin ada pada kayu bertekstur halus dan berat jenisnya tinggi, sebaliknya terasa panas bila teksturnya kasar dan berat jenisnya rendah. Jati member kesan agak berlemak atau berlilin kalau diraba; sedangkan kayu renghas memberi kesan gatal pada kulit (alergi).



11 | TEKNOLOGI BAHAN







BAU DAN RASA



Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu itu lama tersimpan di udara luar. Untuk mengetahui bau dan rasa kayu perlu dilakukan pemotongan atau sayatan baru pada kayu atau dengan membasahi kayu tersebut. Sebab ada jenisjenis kayu mempunyai bau yang cepat hilang, atau memiliki bau yang merangsang. Sifat bau dari kayu dapat digambarkan sesuai dengan bau yang umum dikenal. Untuk menyatakan bau kayu yang dihadapi, sering kali kita gunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal, misalnya: bau bawang putih (kulim), bau keasam-asaman (ulin), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dan lain sebagainya. Kesan raba dan bau tidak jauh berbeda. Adanya persamaan di antara kesan bau an rasa disebabkan oleh adanya hubungan erat yang terdapat pada indera pembau dan indera perasa kita. 



NILAI DEKORATIF



Umumnya menyangkut jenis-jenis kayu yang akan dibuat untuk tujuan tertentu yang hanya mementingkan nilai keindahan tertentu pada kayu tersebut. Nilai dekoratif sesuatu jenis kayu tergantung dari penyebaran warna, arah serat kayu, tekstur dan pemunculan ria-riap tumbuh yang bersama-sama muncul dalam pola atau bentuk tertentu. Pola gambar inilah yang membuat sesuatu jenis kayu yang memilikinya mempunyai suatu nilai dekoratif. Kayu-kayu yang memiliki nilai dekoratif antara lain: sonokeling, sonokembang, renghas, eboni, dan lain sebagainya. 



SIFAT-SIFAT LAIN



Sifat lain antaranya sifat pembakaran. Semua jenis kayu dapat terbakar,tergolong dalam tingkatan menjadi arang dan sampai menjadi abu. Sifat mudah terbakar ini pada satu pihak memberi keuntungan, misalnya kalau kayu itu akan dipergunakan sebagai bahan pembakar. Di lain pihak ada sifat yang merugikan, misalnya kalau kayu itu dipakai sebagai bahan perabot atau bangunan. Walaupun demikian kayu tidak dapat ditinggalkan, karena kayu memiliki sifatsifat menguntungkan yang lebih besar bila dibandingkan dengan sifat-sifat logam.



12 | TEKNOLOGI BAHAN



Proses pembakaran sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor fisik, kimia dan anatomi kayu. Umunya jenis-jenis kayu dengan pembuluh-pembuluh besar lebih mudah terbakar daripada jenis-jenis kayu yang berat. Selanjutnya kandungan dammar yang banyak mempercepat pula pembakaran. Dengan adanya sifat-sifat ini, maka jenis kayu yang dapat digolongkan ke dalam kelas daya tahan bakar misalnya kayu: merbau, ulin, jati dan lain sebagainya. Daya tahan bakar yang kecil, misalnya kayu: balsa, sengon, pinus dan lain sebagainya. Daya tahan bakar kayu dapat ditingkatkan dengan membuat kayu itu menjadi anti api (fire proof) antara lain: 



Menutup kayu itu dengan bahan lapisan yang tidak mudah terbakar, yang berfungsi melindungi lapisan kayu di bawahnya terhadap api. (Asbes, pelat logam dan lain sebagainya).







Menutup kayu itu dengan bahan-bahan kimia yang bersifat mencegah terbakarnya kayu, misalnya: jenis cat tahan api, persenyawaan garam antara lain amoniun dan boor zuur







Dengan mengimpregnir kayu itu dengan macam-macam bahan kimia yang bersifat mengurangi terbakarnya kayu. Ada juga bahan-bahan lain yang menghasilkan gas yang dapat mencegah api tersebut. 



SIFAT KAYU TEHADAP SUARA



a) Sifat akustik : sifat akustik kayu sangat penting dalam hubungan dengan alat-alat music dan konstruksi bangunan. Dasar akustik menunjukkan, bahwa kemampuan untuk meneruskan atau tidak meneruskan suara erat hubungannya dengan elastisitas kayu. Jadi sepotong kayu dapat bergetar bebas, jika dipukul akan mengeluarkan suara tingginya tergantung pada frekuensi alami getaran kayu tersebut. Frekuensi ini ditentukan oleh kerapatan/elastisitas dan ukuran kayu tersebut. Kayu yang telah kehilangan elastisitas misalnya akibat serangan jamur, jika dipukul akan memberikan suara yang keruh, sedang kayu yang sehat suaranya akan nyaring.



13 | TEKNOLOGI BAHAN



b) Sifat resonansi : yaitu turut bergetarnya dengan gelombang sxuara, karena kayu memiliki sifat elastisitas. Kualitas nada yang dikeluarkan oleh kayu sangat baik. Oleh sebab itu banyak kayu dipakai untuk alat-alat music: kulintang, piano, biola, guitar, dan lain-lain. Kemampuan benda untuk mengabsorpsi suara tergantung pada masa dan pada sifat-sifat akustik permukaan benda, yaitu mampu tidaknya permukaan benda mengabsorpsi suara atau memantulkan suara. Struktur kayu mempunyai sifat demikian, sehingga kalau kayu tidak dapat bergetar dengan mudah, permukaannya mempunyai sifat meredam gelombang suara. Karena itu kayu serupa ini baik kalau dipakai sebagai lantai atau parket.



3.2 SIFAT MEKANIK KAYU Sifat-sifat mekanik atau kekuatan kayu ialah kemampuan kayu untuk menahan muatan dari luar. Yang dimaksud dengan muatan dari luar ialah gayagaya di luar benda yang mempunyai kecenderungan untuk mengubah bentuk dan besarnya benda. Kekuatan kayu memegang peranan penting dalam penggunaan kayu untuk bangunan, perkakas dan lain penggunaan. Hakekatnya hamper pada semua penggunaan kayu, dibutuhkan syarat kekuatan. Dalam hubungan ini dibedakan beberapa macam kekuatan sebagai berikut: 



KETEGUHAN TARIK



Kekuatan atau keteguhan tarik suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu itu. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat dan keteguhan tarik ini mempunyai hubungan dengan ketahanan kayu terhadap pembelahan. 



KETEGUHAN TEKAN/KOMPRESI



Keteguhan tekan suatu jenis kayu ialah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk penggunaan tertentu. Dalam hal ini dibedakan 2 macam kompresi yaitu kompresi tegak lurus arah serat dan kompresi



14 | TEKNOLOGI BAHAN



sejajar arah serat. Keteguhan kompresi tegaklurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban. Seperti halnya berat rel kereta api oleh bantalan di bawahnya. Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser. Keteguhan kompresi tegaklurus arah serat pada semua kayu lebih kecil daripada keteguhan kompresi sejajar arah serat. 



KETEGUHAN GESER



Yang dimaksud dengan keteguhan geser ialah suatu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuanya menahan gaya-gaya, yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser atau bergelingsir dari bagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan 3 macam keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegaklurus arah serat dan keteguhan geser miring. Pada keteguhan geser tegaklurus arah serat jauh lebih besar daripada keteguhan geser sejajar arah serat. 



KETEGUHAN LENGKUNG (LENTUR)



Ialah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban-beban mati maupun hidup selain beban pukulan yang harus dipikul oleh kayu tersebut, misalnya blandar. Dalam hal ini dibedakan keteguhan lengkung static dan keteguhan lengkung pukul. Yang pertama enunjukkan kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahanlahan, sedangkan keteguhan pukul adalah kekuatan kayu yang menahan gaya yang mengenainya secara mendadak seperti pukulan. 



KEKAKUAN



Kekakuan kayu baik yang dipergunakan sebagai blandar ataupun tiang ialah suatu ukuran kekuatannya untuk mampu menahan perubahan bentuk atau lengkungan. Kekakuan tersebut dinyatakan dengan istilah modulus elastisitas yang berasal dari pengujian-pengujian keteguhan lengkung statik. 



KEULETAN



Keuletan ialah suatu istilah yan biasa dipergunakan bagi lebih dari satu sifat kayu. Misalnya kayu yang sukar dibelah, dikatakan ulet. Ada pula pengertian 15 | TEKNOLOGI BAHAN



bahwa kayu yang ulet itu adalah kayu yang tidak akan patah sebelum bentuknya berubah karena beban-beban yang sama atau mendekati keteguhan maksimumnya, atau kayu yang telah patah dan dilekuk bolak-balik tanpa kayu tersebut putus terlepas. Dalam uraian ini keuletan kayu diartikan sebagai kemmpuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relative besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Keuletan kebalikan dari kerapuhan kayu dalam arti bahwa kayu yang ulet akan patah



secara



berangsur-angsur



dan



memberi



suara



peringatan



tentang



kerusakannya. Sifat keuletan itu terutama merupakan faktor yang penting untuk menentukan kepastian suatu jenis kayu tertentu untuk digunakan sebagai tangkai alat pemukul, alat-alat olahraga dan lain penggunaan sebagai bagian alat untuk mengerjakan sesuatu. 



KEKERASAN



Yang dimaksud dengan kekerasan kayu ialah suatu ukuran kekuatan kayu menahan gaya yang membuat takik atau lekukan padanya. Juga dapat diartikan sebagai kemampuan kayu untuk menahan kikisan (abrasi). Dalam arti yang terakhir kekerasan kayu bersamaan keuletannya merupakan suatu ukuran tentang ketahanannya terhadap pengausan kayu. Hal ini merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan suatu jenis kayu untuk digunakan sebagai lantai rumah, balok pengerasan, pelincir sumbu,dan lain-lain. Kekerasan dalam arah sejajar serat pada umumnya melampaui kekerasan kayu dalam arah lain. 



KETEGUHAN BELAH



Sifat ini digunakan untuk menyatakan kekuatan kayu menahan gaya-gaya yang berusaha membelah kayu. Tegangan belah adalah suatu tegangan yang terjadi karena adanya gaya yang berperan sebagai baji. Suatu sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap ataupun pembuatan kayu bakar.sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan jenis ukir-ukiran (patung). Contoh: kayu ulin baik untuk pembuatan sirap, kayu sawo baik untuk pembuatan patung ataupun popor senjata dan lain sebagainya. Perlu



16 | TEKNOLOGI BAHAN



diketahui bahwa kebanyakan kayu lebih mudah terbelah sepanjang jari-jari (arah radial) daripada dalam arah sejajar lingkaran tahun (tangensial). Ukuran-ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat kekuatan kayu atau sifat-sifat mekaniknya dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor- faktor yang mempengaruhi sifatsifat mekanik secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok yaitu: Faktor-faktor luar (eksternal) antara lain: pengawetan kayu, kelambaban lingkungan, pembebanan dan cacat-cacat yang disebabkan jamur serta serangga perusak kayu. Faktor kedua yaitu faktor dalam kayu (internal) yang bersangkutan antara lain: dan lain sebagainya. Sifat kekuatan tiap-tiap jenis kayu berbeda-beda. Berdasarkan kekuatannya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam 5 kelas kuat yaitu: kelas kuat I sampai dengan kelas kuat V. kayu dari kelas kuat I memiliki kekuatan lebih dari kayu kelas II, dan seterusnya. Untuk penggunaan konstruksi berat dianjurkan dipakai jenis-jenis kayu dengan kelas kekuatan I. Untuk perumahan dapat dipakai jenis-jenis dari kelas II. Kesimpulannya ialah bahwa tiap-tiap penggunaan harus disesuaikan dengan kelas kekuatannya.



3.3 SIFAT KIMIA KAYU Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu, sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur: 



Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa







Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin







Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif



17 | TEKNOLOGI BAHAN



Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa dan hemiselulosa banyak tedapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat dalam dinding primer dan lamella tengah. Zat ekstraktif terdapat di luar dinding sel kayu. Komposisi unsur-unsur kimia dalam kayu adalah: 



Karbon 50%







Hidrogen 6%







Nitrogen 0,04 – 0,10%







Abu 0,20 – 0,50%







Sisanya adalah oksigen.







BIDANG ORIENTASI KAYU



a) Bidang tangensial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus salah satu jari-jari kayu, searah serat, tidak melalui sumbu kayu. b) Bidang radial : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu searah serat melalui sumbu kayu. c) Bidang aksial/ kepala kayu : bidang yang diperoleh dengan memotong kayu tegaklurus dengan sumbu kayu. Komponen kimia kayu sangat bervariasi, karena dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh,iklim dan letaknya di dalam batang atau cabang. 



SELULOSA



Adalah bahan kristalin untuk membangun dinding-dinding sel. Bahan dasar selulosa ialah glukosa, gula bermartabat enam, dengan rumus C6H12O6. Molekul-molekul glukosa disambung menjadi molekul-molekul besar, panjang dan berbentuk rantai dalam susunan menjadi selulosa. Selulosa merupakan bahan dasar yang penting bagi industri- industry yang memakai selulosa sebagai bahan baku misalnya: pabrik kertas, pabrik sutera tiruan dan lain sebagainya.



18 | TEKNOLOGI BAHAN







LIGNIN



Merupakan bagian yang bukan karbohidrat, sebagai persenyawaan kimia yang jauh dari sederhana, tidak berstruktur, bentuknya amorf. Dinding sel tersusun oleh suatu rangka molekul selulosa, antara lain terdapat pula lignin. Kedua bagian ini merupakan suatu kesatuan yang erat, yang menyebabkan dinding sel menjadi kuat menyerupai beton bertulang besi. Selulosa laksana batang-batang besi dan lignin sebagai semen betonnya. Lignin terletak terutama dalam lamella tengah dan dinding primer. Kadar lignin dalam kayu gubal lebih tinggi daripada kayu teras. (Kadar selulosa sebaliknya). 



HEMISELULOSA



Sealin kedua bahan tersebut di atas, kayu masih mengandung sejumlah zat lain sampai 15- 25%. Antara lain hemiselulosa, semacam selulosa berupa persenyawaan dengan molekul-molekul besar yang bersifat karbohidrat. Hemiselulosa dapat tersusun oleh gula yang bermartabat lima dengan rumus C5H10O5 disebut pentosan atau gula bermanfaat enam C6H12O6 disebut hexosan. Zat-zat ini terdapat sebagai bahan bangunan dinding-dinding sel juga sebagai bahan zat cadangan. 



ZAT EKSTRAKTIF



Umumnya adalah zat yang mudah larut dalam pelarut seperti: eter, alcohol, bensin dan air. Banyaknya rata-rata 3 – 8% dari berat kayu kering tanur. Termasuk didalamnya minyak-minyakan, resin, lilin, lemak, tannin, gula, pati dan zat wsarna. Zat ekstraktif tidak merupakan bagian struktur dinding sel, tetapi terdapat dalam rongga sel. Zat ekstraktif memiliki arti yang penting dalam kayu karena:  Dapat mempengaruhi sifat keawetan, warna, bau dan rasa sesuatu jenis kayu  Dapat digunakan untuk mengenal sesuatu jenis kayu  Dapat digunakan sebagai bahan industry



19 | TEKNOLOGI BAHAN



 Dapat



menyulitkan



dalam



pengerjaan



dan



mengakibatkan



kerusakan pada alat-alat pertukangan. 



ABU



Di samping persenyawaa-persenyawaan organik, di dalam kayu masih ada beberapa zat organik, yang disebut bagian-bagian abu (mineral pembentuk abu yang tertinggal setelah lignin dan selulosa habis terbakar). Kadar zat ini bervariasi antara 0,2 – 1% dari berat kayu.



4. TEKNIK PENEBANGAN KAYU Penebangan merupakan langkah awal dari kegiatan pemanenan kayu, meliputi tindakan yang diperlukan untuk memotong kayu dari tunggaknya secara aman dan efisien (Suparto, 1979). Tujuan penebangan adalah untuk mendapatkan bahan baku



untuk



keperluan



industri



perkayuan



dalam



jumlah



yang



cukup



danvberkualitas baik. Pada dasarnya kegiatan penebangan pohon terdiri dari 3 kegiatan, yaitu : 5. Persiapan dan pembersihan tumbuhan bawah. Tujuannya adalah untuk mempermudah kegiatan penebangan dan mencegah terjadinya kecelakaan selama kegiatan penebangan. 6.



Penentuan arah rebah.



7. Pembuatan takik rebah dan takik balas.



ARAH REBAH POHON. Sebelum penebangan dimulai perlu dilakukan penandaan terhadap pohon yang akan ditebang dan pohon yang tidak boleh ditebang. Penandaan ini harus dilakukan pada setiap pohon yang dimaksud dengan menggunakan cat atau bahan lain yang tahan lama. Terdapat beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam menentukan arah rebah pohon, yaitu : 20 | TEKNOLOGI BAHAN







Kondisi pohon : kondisi pohon yang dimaksud disini adalah posisi pohon (normal atau miring): kesehatan pohon (gerowong atau terdapat cacatcacat lain yang mempengaruhi rebahnya pohon); bentuk tajuk dan keberadaan banir.







Kondisi lapangan di sekitar pohon : kondisi lapangan ini meliputi keadaan vegetasi di sekitar



pohon yang akan ditebang, termasuk keadaan



tumbuhan bawah, lereng, rintangan (jenis-jenis pemanjat, tunggak dan batu-batuan). 



Keadaan cuaca pada saat penebangan. Apabila hujan turun dan angin kencang, maka semua kegiatan harus dihentikan.



Keberhasilan penebangan sangat ditentukan oleh arah rebah pohon. Arah rebah yang benar akan menghasilkan kayu sesuai dengan yang diinginkan dan kecelakan kerja dapat dihindari serta kerusakan terhadap lingkungan dapat ditekan, sedangkan apabila arah rebah yang ditentukan tidak benar, maka kayu akan rusak dan kemungkinan terjadinya kecelakaan sangat besar serta pohon yang rebah akan merusak lingkungan sekitarnya. Oleh karenanya dalam nenentukan arah rebah pohon harus berpedoman pda ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan. Bebererapa ketentuan arah rebah yang benar adalah sebagai berikut : 



Sedapat mungkin menghindari arah rebah yang banyak dijumpai rintangan, seperti : batu-batuan, tunggak, pohon roboh dan parit.







Jika pohon terletak di lereng atau tebing, maka arah rebah diarahkan ke puncak lereng.







Diusahakan menuju tempat yang tegakan tinggalnya relatif sedikit.







Arah rebah diupayakan disesuaikan dengan arah penyaradan kayu atau ke arah yang memudahkan penyaradan kayu.







Pada daerah yang datar, arah rebah pohon disesuaikan dengan bentuk tajuk dan posisi pohon.



21 | TEKNOLOGI BAHAN



Selain menentukan arah rebah pohon, perlu juga ditentukan arah keselamatan bagi regu penebang. Apabila sebatang pohon akan ditebang, luas daerah berbahaya diperkirakan 2 x tinggi pohon yang bersangkutan. Demi menjamin keselamatan penebang, maka daerah yang aman berada pada sudut 45° di kiri dan kanan garis lurus arah rebah pohon yang ditentukan.



TEKNIK PENEBANGAN Selain arah rebah pohon, faktor yang menentukan keberhasilan penebangan adalah pembuatan takik rebah dan takik balas. Takik rebah dan takik balas ini yang akan menentukan arah robohnya pohon. Tipe-tipe takik rebah yang dapat digunakan antara lain : tipe biasa, tipe humbolt, dan tipe takik rebah yang digunakan untuk pohon yang besar. Tipe takik rebah nomor (1) merupakan takik rebah yang umum digunakan pada kegiatan penebangan kayu rimba di hutan alam, sedangkan tipe nomor (2) adalah tipe takik rebah yang umum digunakan pda kegiatan tebang habis di hutan jati. Sebelum takik rebah dibuat, untuk pohonpohon yang mempunyai banir perlu dilakukan pemotongn (pengeprasan) banir, yaitu memotong banir sehingga diameter pangkal mendekati diameter batang kayu. Tujuan dari pengeprasan banir adalah untuk memudahkan pembuatan takik rebah dan takik balas. Pembuatan takik rebah dan takik balas dapat dilakukan dengan menggunakan alat - alat konvensional (gergai tangan, kapak) dan peralatan mekanis (gergaji rantai). Secara umum urutan pembuatan takik rebah dan takik balas adalah sebagai berikut : MEMBUAT TAKIK REBAH Takik rebah terdiri dari 2 bagian utama, yaitu alas takik dan atap takik. Alas takik dibuat terlebih dahulu dengan kedalaman berkisar antara 1/5 – 1/3 diameter pohon (dbh). Setelah pembuatan alas takik, selanjutnya membuat atap takik dengan sudut 45 dari alas takik, hasilnya berupa potongan yang disebut dengan mulut takik.



22 | TEKNOLOGI BAHAN



MEMBUAT TAKIK BALAS Tinggi takik balas diperkirakan 1/10 diameter pohon dari garis perpanjang alas takik. Takik balas dibuat dengan cara memotong pohon secara horizontal pada ketinggian di atas sampai kayu engsel. KAYU ENGSEL Kayu engsel merupakan bagian kayu antara takik balas dan takik rebah. Kayu ini lebarnya kurang lebih 1/10 diameter. Fungsi dari kayu engsel adalah sebagai kemudi dalam mengarahkan rebahnya pohon. Cara pembuatan takik rebah dengan menggunakan gergaji rantai untuk kayu yang berdiameter besar berbeda dengan cara pembuatan takik rebah untuk kayu yang berdiameter kecil. Pohon kecil yang dimaksud disini adalah diameter pohon lebih kecil dari panjang bilah gergaji yang digunakan, sedangkan kayu besar adalah jika diameter pohon lebih besar dari panjang bilah



gergaji yang digunakan. Pada kegiatan penjarangan umumnya



penebangan dilakukan tanpa membuat takik rebah seperti di atas, tetapi cukup dengan memotong pohon secara horisontal hingga pohon yang bersangkutan rebah. Pembuatan takik rebah yang tidak benar akan mengakibatkan pohon tidak rebah ke arah yang sudah ditentukan. Selain itu takik rebah yang terlalu dalam akan mengakibatkan kayu rebah sebelum waktunya dan terjadi unusan, yaitu serat kayu yang terjulur di atas tunggak sebagai akibat kesalahan dalam pembuatan takik rebah. PERALATAN PENEBANGAN  Peralatan non mekanis a) Gergaji tangan untuk 2 orang. Gergaji ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk gigi gergajinya. Macam-macam gigi gergaji antara lain : bentuk segitiga (segitiga selang datar maupun segitiga selang lengkung), bentuk m dan hobelzhan. b) Kapak. Tipe kapak dapat dibedakan berdasarkan bobot kapak dan jumlah mata kapak. Berdasarkan bobotnya kapak dapat diklasipikasikan sebagai berikut :



23 | TEKNOLOGI BAHAN



-



Kapak yang berat : lebih dari 1400 gram



-



Kapak yang sedang : antara 1200 – 1400 gram



-



Kapak yang ringan : kurang dari 1200 gram



Berdasarkan jumlah mata kapak, maka dikenal kapak bermata satu dan kapak bermata dua. Alat ini biasanya digunakan untuk pengeprasan banir, membuat mulut takik, membersihkan cabang dan kadang-kadang berfungsi sebagai pemukul baji. c) Baji. Baji adalah suatu alat berbentuk segi empat dengan mata yang tidak tajam, bagian punggungnya lebih tebal dari bagian matanya. Alat ini dapat dibuat dari kayu, plastik, besi atau aluminium. Kegunaan dari baji antara lain adalah untuk membentu mengarahkan rebahnya pohon dan menghindari agar gergaji tidak terjebpit. d) Kikir. Fungsi dari kikir adalah untuk menajamkan dan merawat gigi gergaji. Bentuk kikir dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kikir bulat dan kikir segitiga.  Peralatan mekanis. a) Gergaji rantai. Gergaji rantai digunakan untuk membuat takik rebah dan takik balas, dan untuk memotong bagian-bagian kayu lainnya, baik dalam kegiatan pembersihan cabang, penebangan maupun pembagian batang. Pada dasarnya gergaji terdiri dari 3 bagian utama, yaitu mesin penggerak, bilah pemadu (penghantar) dan rantai gergaji. Pada tahun 1970-an jenis gergaji yang banyak digunakan adalah gergaji buatan Amerika, seperti Mculloch, Homelite, Pioneer, Echo dsb, tetapi merek-merek tersebut sebenarnya kurang cocok untuk postur orang Asia termasuk Indonesia, disamping itu jenis tersebut bobotnya terlalu berat. Gergaji rantai buatan Eropa merupakan gergaji yang relatif ringan dan kecil, sehingga relatif sesuai untuk ukuran tubuh orang Asia. Merek-merek gergaji buatan eropa antara lain adalah STIHL, Dolmar, Hosquarna, Uran, dsb. Pada saat ini model yang paling umum adalah gergaji yang terbuat dari bahan ringan, kekuatan mesin berkisar antara 10 – 12 HP dan panjang bilah penghantarnya antara 24 – 30 inchi. Untuk menjaga keselamatan selama bekerja, seorang penebang



24 | TEKNOLOGI BAHAN



seharusnya memakai perlengkapan penebangan yang lengkap. Perlengkapan tersebut antara lain : - Jaket (pakaian) khusus yang dirancang untuk kegiatan pemotongan kayu. - Celana panjang - Sepatu lapangan - Helm pengaman - Pelindung muka - Penutup telinga - Sarung tangan



b) Feller (penebang). Alat ini adalah alat penebang modern, yaitu berupa traktor yang dilengkapi dengan peralatan pemotongan kayu yang mekanis, dan biasanya hanya digunakan untuk menebang poon. c) Harvester. Alat sama dengan feller, tetapi alat dirancang untuk menebang, membersihkan cabang dan membagi batang secara otomatis. d) Feller Bunchers. Sama dengan feller, tetapi berfungsi juga mengumpulkan kayu yang rebah ke tempat pengumpulan. e) Clipping dan Shearing Tools. Alat pemotong dari alat tebang ini berupa pisau atau gunting. Kegunaan alat ini terutama untuk memotong pohon dalam rangka membuat jalan strip.



KETENTUAN



PENEBANGAN



DALAM



TEBANG



PILIH



TANAM



INDONESIA (TPTI) Dalam kegiatan penebangan di hutan alam di luar Jawa perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan yang telah berlaku. Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI), disebutkan bahwa pohon yang ditebang adalah pohon-pohon jenis komersial (seperti meranti, agathis, dll) sesuai dengan batas diameter yang ditetapkan. Batas diameter yang diijinkan adalah 50 cm ke atas untuk hutan produksi tetap dan 60 cm ke atas untuk hutan produksi terbatas. Pohon-pohon yang akan ditebang ini harus diberi tanda silang warna merah dan tanda arah rebah pada pohon yang bersangkutan. Selain itu pohon-pohon tersebut



25 | TEKNOLOGI BAHAN



berada pada Rencana Karya Tahunan (RKT) yang telah disyahkan dan dilakukan pada setiap blok secara berurutan. Dengan demikian tidak diperkenanankan melakukan penebangan di luar RKT yang telah disyahkan. Sedangkan pohonpohon yang tidak boleh ditebang adalah sebagai berikut : 



Pohon inti (diberi tanda dengan cat warna kuning).







Pohon-pohon yang dilindungi.







Pohon-pohon yang dianggap keramat oleh masyarakat sekitar hutan.







Pohon-pohon yang tidak diberi tanda silang.



Semua pohon yang berjarak (radius) 50 m dari sumber mata air, saka alam atau suaka margasatwa, jalur vegetasi sepanjang jalan raya/propinsi; pohon-pohon pada jarak 100 m dari daerah yang mengandung nilai estetika (keindahan) dan semua pohon pada jarak 200 m dari tepi sungai/pantai 5. PENGERINGAN KAYU Pengeringan kayu adalah proses untuk mengeluarkan air yang terdapat di dalam kayu. Telah diutarakan di muka, bahwa kadar air kayu memberikan pengaruh yang sangat besar dalam pemakaian kayu. Untuk berbagai macam kegunaan dengan kondisi udara tertentu kayu memerlukan batas kandungan kadar air. Oleh karena itu masalah pengeringan merupakan factor yang penting pada kayu. Dengan adanya pengeringan akan diperoleh keuntungan-keuntungan sebagai berikut: 



Menjamin kestabilan dimensi kayu. Sebab di bawah titik jenuh serat, perubahan kadar air dapat mengakibatkan kembang susut pada kayu. Sebaliknya bila kayu dikeringkan sampai mendekati kadar air lingkungan, maka sifat kembang susut ini akan dapat teratasi, bahkan dapat diabaikan







Menambah kekuatan kayu. Makin rendah kadar air kayu yang dikandung, akan semakin kuat kayu tersebut.







Membuat kayu menjadi ringan. Dengan demikian ongkos angkutan berkurang.



26 | TEKNOLOGI BAHAN







Mencegah serangan jamur dan bubuk kayu. Sebab umumnya jasad renik perusak kayu atau jamur tak dapat hidup di bawah persentase kadar air + 20%.







Memudahkan pengerjaan selanjutnya, antara lain: pengetaman, perekatan, finishing, pengawetan serta proses-proses kelanjutan lainnya.



5.1



PROSES PENGERINGAN KAYU



Pergerakan air di dalam kayu terjadi dari daerah berkelembapan tinggi ke daerah yang berkelembapan lebih rendah. Kayu akan mongering dan bagian luar ke dalam kayu. Dengan kata lain permukaan kayu lebih cepat mengering daripada bagian dalamnya. Proses keluarnya air dalam proses pengeringan disebut proses evaporasi. Evaporasi akan terjadi bila kadar air di dalam kayu lebih besar dari kadar air keseimbangan (EMC). Selama proses pengeringan kayu berlangsung, yang terlebih dahulu keluar adalah air bebas yang terdapat dalam rongga sel. Setelah itu menyusul air yang terikat pada dinding-dinding sel. Keadaan titik air bebas telah habis keluar, tetapi air terikat masih dalam keadaan jenuh, dinamakan keadaan pada titik jenuh serat (FSP=Fiber Saturation Point). Perubahan kadar air yang dialami kayu pada keadaan di atas titik jenuh serat ini tidak mempengaruhi bentuk dan ukuran kayu. Tetapi segala perubahan bentuk dan ukuran kayu. Oleh sebab itu perubahan-perubahan kadar air di bawahtitik ini sangat mempengaruhi sifat-sifat fisik dan mekanik kayu. Pada setiap usaha pengeringan kayu hal ini harus mendapat perhatian yang khusus. 5.2 MACAM - MACAM PENGERINGAN KAYU Kita mengenal dua cara pengeringan yang umum dipergunakan yaitu: 



Pengeringan alam-udara







Pengeringan buatan



27 | TEKNOLOGI BAHAN



a) Pengeringan Kayu dengan Alam atau Udara Keuntungan :  biaya relative murah, tanpa peralatan yang mahal  pelaksanaannya lebih mudah, tanpa memerlukan tenaga ahli  pengeringan dengan tenaga alam / udara (matahari)  kapasitas dan sortimen kayu tidak terbatas Kerugian:  waktu yang dipergunakan cukup lama (tergantung cuaca)  memerlukan areal / lapangan yang cukup luas  memerlukan persediaan kayu lebih banyak  cacat – cacat yang timbul sulit diperbaiki kembali  kadar air akhir umumnya masih cukup tinggi



Cepat atau lambatnya kayu mengering tergantung dari beberapa faktor yaitu : 



Iklim: yaitu besar/kecilnya curah huja, intensitas penyinaran matahari, ada/tidaknya kabut







Suhu: Didalam keadaan udara yang tetap, makin tinggi suhu, makin cepat kayu mengering.







Kelembaban udara : Dalam keadaan suhu yang tetap, makin rendah kelembaban udara, makin cepat proses pengeringan.







Peredaran udara : Berfungsi mengganti udara yang basah dengan udara yang kering sehingga pengeringan dipercepat.







Kadar air awal : Makin basah kayu itu pada awalnya, makin lama pula proses pengeringannya.







Jenis kayu : Beberapa jenis kayu akan lebih cepat mengering, umumnya kayu lunak akan lebih cepat mongering daripada kayu yang lebih keras.







Letak kayu : Umumnya kayu gubal lebih cepat mengering daripada kayu teras.







Ukuran kayu : Tebal tipisnya kayu yang akan dikeringkan.



28 | TEKNOLOGI BAHAN



b) Pengeringan Kayu dengan Cara Buatan (Kiln Drying) Pengeringan ini merupakan lanjutan hasil perkembangan pengeringan udara. Dengan kemajuan dan perkembangan teknologi



modern, meningkatkan



permintaan akan kayu berkualitas tinggi, maka timbul usaha pengeringan buatan yang lebih efektif dan lebih efisien daripada pengeringan buatan yang lebih efektif dan lebih efisien daripada pengeringan udara. Keuntungan:  Waktu pengeringan sangat singkat  Kadar air akhir dapat diatur sesuai dengan keinginan, disesuaikan dengan tujuan penggunaan  Kelembaban udara (RH), temperature dan sirkulasi udara dapat diatur sesuai dengan jadwal pengeringan  Terjadinya cacat kayu dapat dihindari dan beberapa jenis kayu dapat diperbaiki  Kontinuitas produksi tidak terganggu dan tidak diperlukan persediaan kayu yang banyak  Tidak membutuhkan tempat yang luas  Kualitas hasil jauh lebih baik Kerugian:  Memerlukan investasi/modal yang besar  Memerlukan tenaga ahli pengalaman  Sortimen kayu yang akan dikeringkan tertentu



29 | TEKNOLOGI BAHAN



Jenis Dry Kiln : 



Compartment Kiln : Tingkat kekeringan kayu sama, pintu masuk lori sama dengan pintu keluar, arah pergerakan udara melintang kiln, dan tidak membutuhkan ruang yang besar.







Progessive Kiln: Tingkat kekeringan kayu berbeda, pintu masuk dan keluar tidak sama, arah pergerakan udara berlawanan dengan arah lori, dan merupakan bentuk terowongan



Pekerjaan pengeringan kayu dengan kiln dapat dibagi dalam 4 tahap yaitu : a) Tahap penyediaan alat – alat b) Tahap penumpukan/penyusunan kayu c) Tahap pengambilan contoh – contoh kayu pengamatan d) Tahap pekerjaan selama pengeringan berlangsung yang mencakup : penggunaan jadwal pengeringan, pengaturan dan pengawasan suhu serta kelembaban udara di dalam kiln.



5.3 PELAKSANAAN PENGERINGAN KAYU Seperti disebutkan pada artikel sebelumnya bahwa dalam pekerjaan pengeringan kayu dengan kiln dibagi menjadi 4 tahap yaitu : a) Tahap penyediaan alat – alat b) Tahap penumpukan/penyusunan kayu c) Tahap pengambilan contoh – contoh kayu pengamatan d) Tahap pekerjaan selama pengeringan berlangsung yang mencakup : penggunaan jadwal pengeringan, pengaturan dan pengawasan suhu serta kelembaban udara di dalam kiln.



30 | TEKNOLOGI BAHAN



a) Tahap Penyediaan Alat Selain mesin pengering yang sudah lengkap dengan peralatannya, ada beberapa alat lagi yang masih perlu disediakan, antara lain alat pengukur kadar air kayu (Hydrometer) untuk mengetahui kadar air di dalam kayu setiap waktu diperlukan. Batas pembacaan alat tersebut tidak lebih dari 60% yang dikandung oleh kayu. Atau bila kita tidak memiliki alat ini, dapat digunakan alat timbangan dan oven (tungku pemanas) untuk mengeringkan potongan contoh – contoh kayu pengamatan hingga tercapai tingkat kering mutlak. Sebagai sumber pemanas dalam kiln pada umumnya digunakan uap panas dengan menggunakan ketel uap. Uap panas yang dihasilkan dialirkan melalui radiator (pemancar panas) ke dalam kiln. Sebab pemberian uap panas ke dalam kiln pada tumpukan kayu, akan mempercepat proses keringnya kayu tersebut. Untuk mengukur suhu dan kelembaban udara digunakan 2 alat termometer : termometer kering (dry bulb temperature) dan termometer basah (wet bulb temperature). Penunjukan suhu pada termometer basah selalu lebih rendah daripada suhu termometer kering. Selisih kedua suhu pada termometer ini akan menunjukkan kelembaban udara (RH) = Relative Humidity. Selain sumber panas, peredaran udara di dalam kiln berperanan pula, sebab dengan adanya peredaran udara, suhu dan kelembaban udara di dalam kiln dapat merata. Di samping peredaran udara itu bertujuan juga untuk mengeluarkan uap air yang telah keluar dari permukaan kayu dari ruang kiln. Dengan sirkulasi ini, udara yang panas dapat mencapai seluruh bagian permukaan kayu, sehingga pengeringan dapat berlangsung cepat dan merata. Kecepatan peredaran udara yang tinggi diutamakan pada saat permulaan pengeringan, terutama untuk kayu yang masih basah agar tidak terserang jamur. Peredaran udara di dalam kiln dapat ditimbulkan oleh : 



Perbedaan temperatur : karena pemanasan (sebab udara panas lebih ringan daripada udara dingin)







Tenaga kipas (fan) yang dibedakan atas 2 macam yaitu radial fan (centrifugal blowers) dan axial fan. Fan ini terpasang di dalam ataupun di luar kiln (external fan dan internal fan).



31 | TEKNOLOGI BAHAN



b) Tahap Penumpukan/ Penyusunan Kayu Sebagai syarat mutlak, fondasi dan lantai harus kuat dan datar, agar tidak mempengaruhi kerusakan kayu dan tumpukan kayu secara keseluruhan. Kayu yang akan dikeringkan harus diseragamkan dalam hal : jenis kayu, kualitas kayu, ketebalan kayu, kadar air awal. Dengan keseragaman ini, maka pelaksanaan pengeringan akan lebih sempurna. Kayu ada yang diletakkan langsung diatas pondasi, tapi ada pula dengan menggunakan lori. Pada umumnya cara terakir lebih banyak dipakai. Agar peredaran udara merata pada seluruh bagian permukaan kayu, maka lapisan papan tingkat demi tingkat harus diberi ganjel. Tumpukan kayu secara keseluruhan hendaknya merupakan bentuk persegi dengan ganjel lurus, baik secara vertical maupun horizontal. Selanjutnya pada bagian teratas tumpukan diletakkan beban pemberat yang merata keseluruh bagian tumpukan kayu untuk menghindari kemungkinan perubahan bentuk selama proses pengeringan. c) Tahap Pengambilan Contoh-contoh Pengamatan Yang terpenting dalam pembuatan contoh kayu pengamatan adalah bagaimana caranya agar benar – benar kayu itu mewakili kelompoknya. Karena contoh pengamatan sangat berguna sebagai petunjuk dalam menentukan langkah – langkah perubahan kondisi pengeringan. Kadar air kayu awal yang akan dikeringkan, perlu diketahui lebih dahulu, sebab langkah – langkah perubahan suhu dan kelembaban udara selama pengeringan berlangsung, didasarkan atas besarnya kangdungan kadar air sebelum dikeringkan. Contoh pengamatan diletakkan di dalam tumpukan kayu sedemikian rupa, sehingga memudahkan pemeriksaan. Contoh pengamatan ini sebagai petunjuk nantinya secara periodic diamati perubahan – perubahannya, yang menjurus pada kerusakan yang mungkin timbul selama pengeringan berlangsung. Sehingga dengan demikian dapat diketahui apakah pengeringan tersebut berjalan terlalu cepat atau lambat, apakah kadar air kayu yang diinginkan telah tercapai dan apakah ada kerusakan yang terjadi sebelum proses pengeringan berakhir. d) Penggunaan Jadwal Pengeringan (Skema Pengeringan)



32 | TEKNOLOGI BAHAN



Skema pengeringan merupakan suatu daftar yang memuat tahap-tahap perubahan suhu dan kelembaban udara dalam proses pengeringan berdasarkan kayu. Berdasarkan sifat-sifat kayu secara umum maka skema pengeringan untuk beberapa jenis kayu dapat dikelompokkan dalam beberapa macam. Dari skema pengeringan dapat dilihat, bahwa pada awal mulainya pengeringan, ketika kayu masih mengandung banyak air, dipergunakan suhu yang rendah dengan kelembaban yang tinggi. Selanjutnya secara bertahap suhu pengeringan dinaikkan, kelembaban udara diturunkan bertahap. Dengan naiknya suhu, kadar air kayu akan menurun secara bertahap sampai kadar air sesuai yang diharapkan. Agar dicapai pengeringan yang sempurna dengan kerusakan yang tak berarti, maka suhu dan kelembaban udara di dalam kiln perlu diamati, diatur sesuai dengan skema pengeringan yang digunakan selama pengeringan berlangsung. Pada kiln yang modern dengan perlengkapan yang lebih lengkap, alat-alat dapat mengatur sendiri secara otomatis sesuai kondisi yang diinginkan, sehingga perkembangannya selalu dapat diikuti. Cepat atau lambatnya muatan kayu dikeringkan tergantung dari beberapa faktor seperti kadar air kayu awal, kadar air kayu akir yang diinginkan, jenis kayu yang dikeringkan, tebal tipisnya kayu, kipas angin, dan kualitas alat kiln itu sendiri Kadang kadar air kayu menjelang tahap-tahap terakir pengeringan tidak merata. Dengan adanya perbedaan kadar air terutama pada bagian permukaaan dan bagian dalam kayu, maka akan timbul tegangan-tegangan pada kayu, akirnya pada kayu akan timbul cacat. Sehingga dalam hal ini perlu adanya tindakan penyamaan. Dengan istilah lain perlu proses equalizing dan conditioning, yang mempunyai tujuan menghilangkan tegangan-tegangan yang timbul pada kayu selama proses proses pengeringan berlangsung, agar diperoleh kadar air kayu yang sama pada setiap papan. Pelaksanaan equalizing dan conditioning harus didasarkan pada kenyataan yang ada dari contoh-contoh kayu pengamatan. Pada tahap penggunaan jadwal pengeringan, perlu dilakukan pencatatan jalannya pengeringan. Agar pengeringan berhasil dengan baik maka setiap langkah perlu dicatat. Tujuan pencatatan ini untuk mengawasi hasil pengeringan, sebagai tindakan penyesuaian pemakaian jadwal pengeringan, sehingga kerusakan yang



33 | TEKNOLOGI BAHAN



mungkin terjadi akibat pengeringan dapat diperkecil. Adapun data-data yang perlu dicatat adalah 



Pengeringan : nomor urut muatan/kiln, nama pengawas.







Kayu : jenis kayu, sortimen, kubikasi, kadar air kayu akhir yang dikehendaki.







Perubahan kondisi pengeringan : suhu dan kelembaban udara dari waktu ke waktu tertentu dengan menyesuaikan perkembangan keadaan kayu.







Jadwal pengeringan yang digunakan.







Cacat-cacat yang terjadi selama dan setelah kayu dikeringkan.



Selain pencatatan data-data teknis diatas, perlu pula dicatat data-data ekonomis, antara lain pemakaian bahan bakar atau listrik, lamanya pengeringan dan lain sebagainya yang termasuk biaya pengeluaran.



5.4 KERUSAKAN KAYU AKIBAT PROSES PENGERINGAN Dalam garis besar kerusakan yang timbul disebabkan oleh 3 hal : 



Akibat penyusutan kayu







Serangan jamur pembusuk







Bahan kimia di dalam kayu (zat ekstraktif)



Kerusakan Akibat Penyusutan Kayu Terjadi pada saat kayu mengering. Umumnya pada pengeringan dengan kiln atau secara alami dapat timbul kerusakan akibat penyusutan ini, disebabkan kurang hati-hati dalam pelaksanaan. Di antara ketiga golongan kerusakan kayu, kerusakan oleh penyusutan adalah yang paling banyak terjadi. Hal ini perlu mendapat perhatian, agar kerusakan tersebut dapat dicegah dengan jalan menurunkan suhu atau menaikkan kelembaban udara. Kerusakanny biasanya bisa berupa retak pecah atau yang lainnya. 34 | TEKNOLOGI BAHAN



Cacat-cacat serupa yang diakibatkan penyusutan antara lain adalah :  Pecah ujung (end checks) dan pecah permukaan (surface checks)  Pecah dimulai pada bagian ujung kayu dan menjalar sepanjang papan  Retak di bagian dalam kayu (honeycombing)  Casehardening  Bentuk mangkok (cupping) : perubahan bentuk melengkung pada arah lebar kayu  Bentuk busur (bowing) : perubahan bentuk melengkung pada arah memanjang kayu  Menggelinjang (twist)  Perubahan bentuk penampang kayu (diamonding) Cacat-cacat bentuk ini sukar dihindari, tetapi dapat dikurangi dengan cara penumpukan yang baik dan meletakkan beban pemberat pada bagian atas tumpukan serta tidak memberikan suhu yang terlalu tinggi selama proses pengeringan.



Kerusakan Akibat Serangan Jamur Pembusuk Kerusakan ini terjadi pada permulaan pengeringan. Jamur itu sendiri sebenarnya telah melekat sebelum kayu tersebut dikeringkan dalam kiln. Yang banyak diserang umumnya adalah bagian kayu gubal. Karena jamur dapat tumbuh subur pada suhu yang rendah dan kelembaban yang tinggi, maka untuk mengendalikan kerusakan ini ialah dengan mempercepat pengeringan pada suhu lebih tinggi. Umumnya kerusakan ini hanya mengubah warna kayu, tidak menurunkan sifat mekanik kayu. Kerusakan Akibat Bahan Kimia Di Dalam Kayu Kayu memiliki kandungan beberapa zat, diantaranya adalah zat ekstraktif. Melalui reaksi kimia zat ini dapat mengakibatkan perubahan warna atau noda kimia pada kayu. Perubahan ini tidak mempengaruhi kekuatan kayu itu sendiri,



35 | TEKNOLOGI BAHAN



hanya pengruh yang tidak baik terhadap penglihatan mata saja. Hal itu terjadi karena bereaksinya zat ekstraktif dengan panas yang ada pada kiln.



6



PENGAWETAN KAYU



BAHAN PENGAWET KAYU Bahan pengawet kayu ialah bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracun terhadap makhluk perusak kayu, antara lain: arsen(As), tembaga(Cu), seng(Zn), fluor(F), chroom(Cr), dan lain-lain. Tidak semua bahan pengawet akan baik digunakan dalam pengawetan kayu. Dalam penggunaan harus diperhatikan, sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian. Faktor-faktor sebagai syarat bahan pengawet yang baik:  Bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu.  Mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu.  Bersifat permanent tidak mudah luntur atau menguap.  Bersifat toleran terhadap bahan-bahan lain, misalnya: logam, perekat, dan cat/finishing.  Tidak mempengaruhi kembang susut kayu.  Tidak merusak sifat-sifat kayu: sifat fisik, mekanik, dan kimia.  Tidak mudah terbakar maupun mempertinggi bahaya kebakaran.  Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.  Mudah dikerjakan, diangkut, serta mudah didapat, dan murah.



Tentunya tidak semua sifat-sifat di atas dimiliki oleh sesuatu jenis bahan pengawet. Dalam praktek biasanya diperhatikan sifat-sifat mana yang perlu tergantung pada tujuan pemakaian kayu itu nantinya. Pada waktu memilih bahan pengawet kayu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut 



Di mana kayu itu akan dipakai setelah diawetkan.



36 | TEKNOLOGI BAHAN







Makhluk perusak kayu apa yang terdapat di tempat tersebut.







Syarat-syarat kesehatan. Pada kayu yang akan digunakan di tempat yang lembab dengan resiko



serangan perusak kayu yang hebat, perlu diambil bahan pengawet yang tidak mudah luntur dan cukup beracun bagi jamur. Bagi kayu untuk bangunan di bawah atap, perlu adanya bahan pengawet yang tidak mengganggu kesehatan manusia, tidak mempengaruhi cat, politur, dan lain-lain. Untuk kayu yang dipakai di luar ruangan, digunakan tipe bahan pengawet larut air tapi tidak mudah mengubah warna kayu tersebut. Bahan pengawet yang mengandung garam arsen umumnya digenakan untuk serangan serangga yang hebat. Kayu yang akan digunakan di tempat yang berhubungan dengan air laut umumnya diawetkan dengan penggunaan tipe CCA (tembaga-chroom-arsen) atau dengan creosot, carbolineum, yang memiliki kadar racun yang tinggi. Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan: a) Bahan pengawet yang larut dalam air, menggunakan air biasa sebagai bahan pengencer. b) Bahan pengawet yang larut dalam minyak, menggunakan minyak sebagai bahan pengencer. c) Bahan pengawet yang berupa minyak, tapi masih dapat diencerkan dengan bermacam-macam minyak.



FAKTOR-FAKTOR PERUSAK DALAM PENGAWETAN KAYU Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan awet bila mempunyai umur pakai lama. Kayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam factor perusak kayu. Dengan kata lain: keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktor perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. Kayu diselidiki keawetannya pada bagian kayu



37 | TEKNOLOGI BAHAN



terasnya, sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan. Pemakaian kayu menentukan pula umur keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain yang berhubungan langsung dengan tanah. Demikian pula kayu yang dianggap awet bila dipakai di Indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar. Kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan serangan bubuk. Oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbeda pula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. Ada kalanya pada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda, disebabkan oleh perbedaan ekologi tumbuh dari pohon tersebut. Keawetan kayu dikatakan rendah, bila dalam pemakaian tidak tercapai umur yang diharapkan sesuai dengan ketentuan kelas awet. Dalam hal ini perlu diketahui apakah factor penyebabnya. Adapun factor penyebab kerusakan digolongkan menjadi: PENYEBAB NON-MAKHLUK HIDUP: Faktor non-makhluk hidup ialah pengaruh yang disebabkan oleh unsure pengaruh alam dan keadaan alam itu sendiri. 



Faktor fisik, ialah keadaan atau sifat alam yang mampu merusak komponen kayu sehingga umur pakainya menjadi pendek. Yang termasuk factor fisik antara lain: suhu dan kelembaban udara, panas matahari, api, udara, dan air. Semua yang termasuk faktor fisik itu mempercepat kerusakan kayu bila terjadi penyimpangan. Misalnya bila kayu tersebut terus-menerus kena panas maka kayu akan cepat rusak.







Faktor mekanik, terdiri atas proses kerja alam atau akibat tindakan manusia. Yang termasukfaktor mekanik antara lain: pukulan, gesekan, tarikan, tekanan, dan lain sebagainya. Faktor mekanik berhubungan erat sekali dengan tujuan pemakaian.







Faktor kimia, juga mempunyai pengaruh besar terhadap umur pakai kayu. Faktor ini bekerja mempengaruhi unsure kimia yang membentuk



38 | TEKNOLOGI BAHAN



komponen seperti selulosa, lignin dan hemiselulosa. Unsur kimia perusak kayu antara lain: pengaruh garam, pengaruh asam dan basa. PENYEBAB KERUSAKAN OLEH MAKHLUK HIDUP: Makhluk hidup perusak kayu beraneka macam, kebanyakan serangan perusak ini sangat cepat menurunkan nilai keawetan dan umur pakai kayu. Ada jenis yang langsung memakan komponen kayu tersebut, ada juga yang melapukkan kayu, mmengubah susunan kimia kayu, tetapi ada pula yang hanya merusak kayu dengan mengubah warna menjadi kebiru-biruan kotor. Jenis-jenis serangga sering melubangi kayu untuk memakan selulosa dan selanjutnya menjadikan tempat bersarang. Adapun jenis-jenis perusak kayu makhluk hidup antara lain: 



Jenis jamur (cendekiawan atau fungi), ialah jenis tumbuhan satu sel, yang berkembang biak dengan spora. Hidupnya sebagai parasit terhadap makhluk lain. Umumnya hidup sangat subur di daerah lembab. Jamur terkenal sebagai perusak kayu kering. Sifat utama kerusakan oleh jamur ialah pelapukan dan pembusukan kayu, tapi ada juga kayu yang hanya berubah warnanya menjadi kotor, misalnya jamur biru (blue stain). Macam-macam jamur antara lain: jamur pelapuk kayu, jamur pelunak kayu dan jamur pewarna kayu.







Jenis serangga, merupakan perusak kayu yang sangat hebat, terutama di daerah tropic misalnya: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan lain-lain. Serangga tersebut makan dan tinggal di dalam kayu. Macam-macam serangga perusak kayu antara lain: rayap tanah, rayap kayu kering, dan serangga bubuk kayu.







Jenis binatang laut, terkenal dengan nama Marine borer. Kayu yang dipasang di air asin akan mengalami kerusakan yang lebih hebat daripada kayu yang dipasang di tempat lain. Hampir semua jenis kayu mudah diserang oleh binatang laut. Akan tetapi, ada pula beberapa jenis kayu yang memiliki factor ketahanan, karena adanya zat ekstraktif yang merupakan racun bagi binatang laut, antara lain: kayu lara, kayu ulin, kayu giam, dan lain-lain. Setelah diketahui bahwa faktor utama perusak kayu ialah makhluk hidup tertentu, jelas bahwa kayu dapat dilindungi dengan 39 | TEKNOLOGI BAHAN



cara mengawetkan. Nilai pakai kayu itu sendiri akan lebih awet dan tahan terhadap perusak-perusak yang telah dijelaskan di muka. Caranya ialah dengan memasukkan kayu secara umum berarti: usaha manusia untuk menaikkan keawetan kayu dan umur pakainya, sehingga keperluan akan kayu lebih terpenuhi. Umur penggunaan kayu yang pendek dapat diperpanjang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu pengawetan kayu selalu ditujukan pada kayu yang berkeawetan rendah. Jenis-jenis kayu inilah yang perlu ditingkatkan daya tahannya dalam pemakainnya. Pengawetan kayu dari segi ilmiah teknis juga merupakan usaha untuk memperbesar sifat keawetan kayu, sehingga penggunaan kayu dapat lebih lama. Tapi yang terpenting, pengawetan kayu berarti: memasukkan bahan racun ke dalam kayu, sebagai pelindung terhadap makhluk-makhluk perusak kayu yang datang dari luar, yaitu jenis-jenis serangga, jamur dan binatang laut. Prinsip memasukkan bahan pengawet (wood preservative) sampai saat ini menunjukkan hasil yang terbaik. Semua industri pengawetan kayu umumnya menggunakan prinsip ini, hanya macam bahan pengawet berikut cara atau proses memasukkannya yang berbeda. ALASAN MANUSIA MELAKUKAN PENGAWETAN KAYU KARENA: 



Kayu yang memiliki kelas keawetan alami tinggi sangat sedikit, dan sulit didapat dalam jumlah banyak, selain itu harganya cukup mahal.







Kayu berkelas keawetan III sampai dengan V cukup banyak dan mudah didapat dalam jumlah banyak dan cara pengerjaannya pun lebih mudah. Selain itu segi keindahannya cukup tinggi, hanya faktor keawetannya saja yang kurang. Sehingga lebih efisien bila diawetkan terlebih dahulu.







Di lain pihak dengan pengawetan kayu orang berusaha mendapatkan keuntungan financial.



40 | TEKNOLOGI BAHAN



TUJUAN PENGAWETAN KAYU: 



Untuk memperbesar keawetan kayu sehingga kayu yang mulanya memiliki umur pakai tidak panjang menjadi lebih panjang dalam pemakaian.







Memanfaatkan pemakaian jenis-jenis kayu yang berkelas keawetan rendah dan sebelumnya belum pernah digunakan dalam pemakaian, mengingat sumber kayu di Indonesia memiliki potensi hutan yang cukup luas dan banyak dengan aneka jenis kayunya.







Adanya industri pengawetan kayu akan memberi lapangan pekerjaan, sehingga pengangguran dapat diatasi.



6.1



PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGAWETAN KAYU



Untuk pengawetan yang baik perlu diperhatikan prinsip prinsip di bawah ini: 



Pengawetan kayu harus merata pada seluruh bidang kayu.







Penetrasi dan retensi bahan pengawet diusahakan masuk sedalam dan sebanyak mungkin di dalam kayu.







Dalam pengawetan kayu bahan pengawet harus tahan terhadap pelunturan (faktor bahan pengawetnya).







Faktor waktu yang digunakan.







Metode pengawetan yang digunakan.







Faktor kayu sebelum diawetkan, meliputi jenis kayu, kadar air kayu, zat ekstraktif yang dikandung oleh kayu serta sifat-sifat lainnya.







Faktor perlatan yang dipakai serta manusia yang melaksanakannya.



6.2 JENIS PENGAWETAN KAYU Pengawetan remanen atau sementara (prophylactis treatment) bertujuan menghindari serangan perusak kayu pada kayu basah (baru ditebang) antara lain 41 | TEKNOLOGI BAHAN



blue stain, bubuk kayu basah dan serangga lainnya. Bahan pengawet yang dipakai antara lain NaPCP (Natrium Penthaclor Phenol), Gammexane, Borax, baik untuk dolok maupun kayu gergajian basah. Pengawetan permanent bertujuan menahan semua faktor perusak kayu dalam waktu selama mungkin. Yang perlu diperhatikan dalam pengawetan, kayu tidak boleh diproses lagi (diketam ataupun digergaji, dibor, dan lain-lain), sehingga terbukanya permukaan kayuu yang sudah diawetkan. Bila terpaksa harus diolah, maka bekas pemotongan harus diberi bahan pengawet lagi. Adapun bahan pengawet yang dapat dipakai untuk pengawetan remanen (sementara). Pengawetan remanen umumnya hanya menggunakan metode pelaburan dan penyemprotan, sedangkan pengawetan tetap dapat menggunakan semua metode, tergantung bahan pengawet yang dipakai serta penetrasi dan retensi yang diinginkan. Sehingga pengawetan dapat lebih efektif dan waktu pemakaiannya dapat selama mungkin. Ada 2 macam metode pengawetan yang pokok: 



Pengawetan metode sederhana :  metode rendaman  metode pencelupan  metode pemulasan  metode penyemprotan  metode pembalutan







Pengawetan metode khusus :  metode proses sel penuh  metode proses sel kosong



6.3 BAHAN PENGAWET KAYU Bahan pengawet kayu ialah bahan-bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracun terhadap makhluk perusak kayu, antara lain: arsen(As), tembaga(Cu), seng(Zn), fluor(F), chroom(Cr), dan lain-lain. Tidak semua bahan



42 | TEKNOLOGI BAHAN



pengawet akan baik digunakan dalam pengawetan kayu. Dalam penggunaan harus diperhatikan, sifat-sifat bahan pengawet agar sesuai dengan tujuan pemakaian. Faktor-faktor sebagai syarat bahan pengawet yang baik: 



Bersifat racun terhadap makhluk perusak kayu.







Mudah masuk dan tetap tinggal di dalam kayu.







Bersifat permanent tidak mudah luntur atau menguap.







Bersifat toleran terhadap bahan-bahan lain, misalnya: logam, perekat, dan cat/finishing.







Tidak mempengaruhi kembang susut kayu.







Tidak merusak sifat-sifat kayu: sifat fisik, mekanik, dan kimia.







Tidak mudah terbakar maupun mempertinggi bahaya kebakaran.







Tidak berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.







Mudah dikerjakan, diangkut, serta mudah didapat, dan murah. Tentunya tidak semua sifat-sifat di atas dimiliki oleh sesuatu jenis bahan



pengawet. Dalam praktek biasanya diperhatikan sifat-sifat mana yang perlu tergantung pada tujuan pemakaian kayu itu nantinya. Pada waktu memilih bahan pengawet kayu harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut: 



Di mana kayu itu akan dipakai setelah diawetkan.







Makhluk perusak kayu apa yang terdapat di tempat tersebut.







Syarat-syarat kesehatan. Pada kayu yang akan digunakan di tempat yang lembab dengan resiko



serangan perusak kayu yang hebat, perlu diambil bahan pengawet yang tidak mudah luntur dan cukup beracun bagi jamur. Bagi kayu untuk bangunan di bawah atap, perlu adanya bahan pengawet yang tidak mengganggu kesehatan manusia, tidak mempengaruhi cat, politur, dan lain-lain. Untuk kayu yang dipakai di luar ruangan, digunakan tipe bahan pengawet larut air tapi tidak mudah mengubah warna kayu tersebut. Bahan pengawet yang mengandung garam arsen umumnya digenakan untuk serangan serangga yang hebat. Kayu yang akan digunakan di tempat yang berhubungan dengan air laut umumnya diawetkan dengan



43 | TEKNOLOGI BAHAN



penggunaan tipe CCA (tembaga-chroom-arsen) atau dengan creosot, carbolineum, yang memiliki kadar racun yang tinggi. Macam-macam bahan pengawet kayu menurut bahan pelarut yang digunakan: 



Bahan pengawet yang larut dalam air, menggunakan air biasa sebagai bahan pengencer.







Bahan pengawet yang larut dalam minyak, menggunakan minyak sebagai bahan pengencer.







Bahan pengawet yang berupa minyak, tapi masih dapat diencerkan dengan bermacam-macam minyak.



BAHAN PENGAWET LARUT AIR: Tipe bahan pengawet ini memiliki sifat-sifat umum sebagai berikut: 



Dijual dalam perdagangan berbentuk garam, larutan pekat, dan tepung.







Tidak mengotori kayu.







Kayu yang sudah diawetkan masih dapat di-finishing (politur atau cat) setelah kayu tersebut dikeringkan terlebih dahulu.







Penetrasi dan retensi bahan pengawet cukup tinggi masuk ke dalam kayu.







Mudah luntur.



Jenis ini baik digunakan untuk mengawetkan kayu yang akan digunakan di dalam rumah (perabot, dan lain-lain) yang umumnya terletak di bawah atap. Dianjurkan, setelah kayu perabot tersebut diawetkan dan dikeringkan, selanjutnya di-finishing. Gunanya untuk menutup permukaan kayu agar bahan pengawet tidak terpengaruh oleh udara lembab, sebab kayu cenderung untuk membasah (sifat higroskopis). Nama-nama bahan pengawet dalam perdagangan antara lain: Tanalith C, Celcure, Boliden, Greensalt, Superwolman C, Borax, Asam Borat, dan



44 | TEKNOLOGI BAHAN



lain-lain. Konsentrasi larutan dapat berbeda-beda tergantung tujuan pemakaian kayu setelah diawetkan (rata-rata 5-10%).



BAHAN PENGAWET LARUT MINYAK: Sifat-sifat umum yang dimiliki sebagai berikut: 



Dijual dalam perdagangan berbentuk cairan agak pekat, bubuk (tepung). Pada waktu akan digunakan, dilarutkan lebih dahulu dalam pelarut-pelarut antara lain: solar, minyak disel, residu, dan lain-lain.







Bersifat menolak air, daya pelunturannya rendah, sebab minyak tidak dapat bertoleransi dengan air.







Daya cegah terhadap makhluk perusak kayu cukup baik.







Memiliki bau tidak enak dan dapat merangsang kulit (alergis).







Warnanya gelap dan kayu yang diawetkan menjadi kotor.







Sulit di-finishing karena lapisan minyak yang pekat pada permukaan kayu.







Penetrasi dan retensi agak kurang, disebabkan tidak adanya toleransi antara minyak dan kandungan air pada kayu.







Mudah terbakar.







Tidak mudah luntur.



Nama-nama perdagangan bahan pengawet larut minyak antara lain: PCP (Pentha Chlor Phenol), Rentokil, Cu-Napthenate, Tributyltin-oxide, Dowicide, Restol, Anticelbor, Cuprinol, Solignum, Xylamon, Brunophen, Pendrex, Dieldrien, dan Aldrin. BAHAN PENGAWET BERUPA MINYAK: Sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet berupa minyak sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh bahan pengawet larut minyak. Penggunaannya diusahakan dijauhkan dari hubungan manusia, karena baunya tidak enak dan



45 | TEKNOLOGI BAHAN



mengotori tempat. Penggunaannya dengan metode tertentu. Nama-nama perdagangan yang terkenal antara lain: Creosot, Carbolineum, Napthaline, dan lain-lain. Umumnya penggunaan bahan pengawet larut minyak dan berupa minyak tidak begitu luas dalam penggunaan, orang lebih cenderung menggunakan bahan pengawet yang lain dalam arti mudah dan praktis. OBAT PENGAWET KAYU Bahan pengawet kayu yang dapat beredar, yang telah lulus dari komisi pestisida dapaetemen pertanian. Beberapa obat pengawet kayu yang dinyatakan lulus antara lain :      



BASI BLUE 100.BC BASICUIT 75.PA BASILIEUM 505.EC BASILIT 97.WG BRASH 25.EG Dll.



Keawetan kayu berhubungan erat dengan pemakaiannya. Kayu dikatakan awet bila mempunyai umur pakai lama. $ayu berumur pakai lama bila mampu menahan bermacam-macam factor perusak kayu. dengan kata lain keawetan kayu ialah daya tahan suatu jenis kayu terhadap factor-faktor perusak yang datang dari luar tubuh kayu itu sendiri. kayu diselidiki keawetannya pada bagian kayu terasnya. sedangkan kayu gubalnya kurang diperhatikan.Pemakaian kayu menentukan pula umur keawetannya. Kayu, yang awet dipakai dalam konstruksi atap, belum pasti dapat bertahan lama bila digunakan di laut, ataupun tempat lain yang berhubungan langsung dengan tanah.demikian pula kayu yang dianggap awet bila dipakai di indonesia. Serangga perusak kayu juga berpengaruh besar.kayu yang mampu menahan serangga rayap tanah, belum tentu mampu menahan serangan bubuk. oleh karena itu tiap-tiap jenis kayu mempunyai keawetan yang berbeda pula. Misalnya keawetan kayu meranti tidak akan sama dengan keawetan kayu jati. ada kalanya pada satu jenis kayu terdapat keawetan yang berbeda, oleh perbedaan



ekologi



tumbuh



dari



pohon



disebabkan tersebut.



46 | TEKNOLOGI BAHAN



6.4 TEKNIK PENGAWETAN KAYU Teknik atau cara pengawetan yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil atau umur pemakaian kayu. Pemilihan cara pengawetan selain tergantung dari faktor tempat kayu nantinya akan digunakan/dipasang, perlu juga dipertimbangkan faktor ekonomisnya. Banyak cara pengawetan yang dapat dilaksanakan, mulai cara sederhana sampai kepada cara yang relative sukar dengan peralatan yang mahal (modern). Menyiapkan kayu yang akan diawetkan: Setiap cara pengawetan bertujuan memasukkan bahan pengawet sedalam, sebanyak mungkin ke dalam kayu secara merata sesuai dengan jumlah retensi yang diperlukan. Agar diperoleh hasil pengawetan yang baik perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: 



Kayu harus cukup kering sebelum diawetkan, terutama bila menggunakan bahan pengawet berupa minyak atau larut minyak dengan cara tekanan/vakum (kadar air yang dikandung sekitar 20-25%).







Kayu harus bebas kulit dan kotoran. Kecuali cara pengawetan khusus, kayu tidak perlu dikuliti.







Sortimen kayu atau bentuk kayunya (kayu gergajian atau dolok).







Kayu dianjurkan dalam bentuk siap pakai, tidak diperkenankan dipotong, dibelah, diserut, ataupun pengerjaan lain setelah diawetkan, sebab akan membuka permukaan kayu yang telah terlapisi bahan pengawet. Bila pengerjaan lanjutan terpaksa harus dilakukan maka bagian yang terbuka dan tidak tembus bahan pengawet perlu dilabur bahan pengawet secara merata.







Bahan peengawet, metode serta alat untuk pelaksanaan pengawetan.







Faktor perusak kayu, tempat kayu akan digunakan kemudian.



47 | TEKNOLOGI BAHAN



6.5 CARA PENGAWETAN KAYU 



Cara rendaman: kayu direndam di dalam bak larutan baha pengawet yang telah ditentukan konsentrasi (kepekatan) bahan pengawet dan larutannya, selama beberapa jam atau beberapa hari. Waktu pengawetan (rendaman) kayu harus seluruhnya terendam, jangan sampai ada yang terapung. Karena itu diberi beban pemberat dan sticker. Ada beberapa macam pelaksanaan rendaman, antara lain rendaman dingin, rendaman panas, dan rendaman panas dan rendaman dingin. Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam. Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup banyak, perlu disediakan dua bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak kedua untuk membuat



larutan



bahan



pengawet,



kemudian



diberi



saluran



penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut. Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak kayunya tidak hebat. 



Cara pencelupan: kayu dimasukkan ke dalam bak berisi larutan bahan pengawet dengan konsentrasi yang telah ditentukan, dengan waktu hanya beberapa menit bahkan detik. Kelemahan cara ini: penetrasi dan retensi bahan pengawet tidak memuaskan. Hanya melapisi permukaan kayu sangat tipis, tidak berbeda dengan cara penyemprotan dan pelaburan (pemolesan). Cara ini umumnya dilakukan di industriindustri penggergajian untuk mencegah serangan jamur blue stain. Bahan pengawet yang dipakai Natrium Penthachlorophenol. Hasil



48 | TEKNOLOGI BAHAN



pengawetan ini akan lebih baik baila kayu yang akan diawetkan dalam keadaan kering dan bahan pengawetnya dipanaskan lebih dahulu. 



Cara pemulasan dan penyemprotan : cara pengawetan ini dapat dilakukan dengan alat yang sederhana. Bahan pengawet yang masuk dan diam di dalam kayu sangat tipis. Bila dalam kayu terdapat retakretak, penembusan bahan pengawet tentu lebih dalam. Cara pengawetan ini hanya dipakai untuk maksut tertentu, yaitu : a. Pengawetan sementara (prophylactic treatment) di daerah ekploatasi atau kayu-kayu gergajian untuk mencegah serangan jamur atau bubuk kayu basah. b. Untuk membunuh serangga atau perusak kayu yang belum banyak dan belum merusak kayu (represif). c. Untuk pengawetan kayu yang sudah terpasang. Cara pengawetan ini hanya dianjurkan bila serangan perusak kayu tempat kayu akan dipakai tidak hebat (ganas).







Cara pembalutan : cara pengawetan ini khusus digunakan untuk mengawetkan tiang-tiang dengan menggunakan bahan pengawet bentuk cream (cairan) pekat, yang dilaburkan/diletakkan pada permukaan kayu yang masih basah. Selanjutnya dibalut sehingga terjadilah proses difusi secara perlahan-lahan ke dalam kayu.







Proses vakum dan tekanan (cara modern) :



Proses ini ada 2 macam menurut kerjanya : Proses sel penuh antara lain :  Proses Bethel  Proses Burnett Proses sel kosong antara lain :  Proses Rueping  Proses Lowry



49 | TEKNOLOGI BAHAN



Keduanya berbeda pada pelaksanaan permulaan. Proses Rueping langsung memasukkan bahan pengawet dengan tekanan sampai ± 4 atmosfer, kemudian dinaikkan sampai sekitar 7-8 atmosfer. Sedangkan pada proses lowry tidak digunakan tekanan awal, tapi tekanan langsung sampai 7 atmosfer. Beberapa jam kemudian tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan dan dilakukan vakum selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari larutan bahan pengawet.



URUTAN KERJA DALAM PENGAWETAN Ada dua macam urutan kerja pada proses pengawetan kayu : Urutan kerja pada proses pengawetan sel penuh :  Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat agar jangan terjadi kebocoran.  Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam tangki sampai 60 cm/Hg, selama kira-kira 90 menit, agar udara dapat keluar dari dalam kayu.  Sambil vakum dipertahankan, larutan pengawet kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet hingga penuh.  Setelah penuh, proses vakum dihentikan kemudian diganti dengan proses tekanan sampai sekitar 8 – 15 atmosfer selama kurang lebih 2 jam.  Proses penekanan dihentikan dan bahan pengawet kayu dikeluarkan dari tangki kembali ke tangki persediaan.  Dilakukan vakum terakhir sampai 40 cm/Hg, selama 10 – 15 menit, dengan maksud untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet.



Urutan kerja pada proses pengawetan sel kosong :  Kayu dimasukkan ke dalam tangki pengawet, tangki ditutup rapat.  Tanpa vakum, langsung pemberian tekanan udara sampai 4 atmosfer, selama 10 – 20 menit.



50 | TEKNOLOGI BAHAN



 Sementara tekanan udara dipertahankan, larutan bahan pengawet dimasukkan ke dalam tangki pengawet hingga penuh.  Kemudian tekanan ditingkatkan sampai 7 – 8 atmosfer selama beberapa jam  Tekanan dihentikan dan bahan pengawet dikeluarkan.  Dilakukan vakum 60 cm/Hg, selama 10 menit untuk membersihkan permukaan kayu dari kelebihan bahan pengawet.



Perbedaan proses sel penuh dan sel kosong ialah sebagai berikut : pada proses sel penuh bahan pengawet dapat mengisi seluruh lumen sel, sedangkan pada sel kosong hanya mengisi ruang antar sel.



6.6 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE PENGAWETAN KAYU Metode Rendaman Keuntungan :  Penetrasi dan retensi bahan pengawet lebih banyak  Kayu dalam jumlah banyak dapat diawetkan bersama  Larutan dapat digunakan berulang kali (dengan menambah konsentrasi bila berkurang) Kerugian :  Waktu agak lama, terlebih dengan rendaman dingin  Peralatan mudah terkena karat  Pada proses panas, bila tidak hati - hati kayu bisa terbakar  Kayu basah agak sulit diawetkan



Metode Pencelupan



51 | TEKNOLOGI BAHAN



Keuntungan :  Proses sangat cepat  Bahan pengawet dapat dipakai berulang kali (hemat)  Peralatan cukup sederhana Kerugian :  Penetrasi dan retensi kecil sekali, terlebih pada kayu basah  Mudah luntur, karena bahan pengawet melapisi permukaan kayu sangat tipis



Metode Pelaburan dan Penyemprotan Keuntungan :  Alat sederhana, mudah penggunaannya  Biaya relatif murah Kerugian :  Penetrasi dan retensi bahan pengawet kecil  Mudah luntur



Metode Pembalutan Keuntungan :  Peralatan sederhana  Penetrasi lebih baik, hanya waktu agak lama  Digunakan untuk tiang-tiang kering ataupun basah Kerugian :



52 | TEKNOLOGI BAHAN



 Pemakaian bahan pengawet boros  Jumlah kayu yang diawetkan terbatas, waktu membalut lama  Membahayakan mahluk hidup sekitarnya (hewan dan tanaman) Metode Vakum dan Tekana Keuntungan : 



Penetrasi dan retensi tinggi sekali (memuaskan)







Waktunya relatif singkat sekali







Dapat mengawetkan kayu basah dan kering Kerugian :







Modal yang diperlukan besar







Perlu ketelitian dan pengerjaan yang tinggi







Cara ini hanya sesuai untuk perusahaan yang komersial



6.7 PROSES AKHIR PENGAWETAN KAYU



Ada 3 hal yang perlu diperhatikan pada akhir proses pengawetan kayu : 



Pembongkaran kayu dari tumpukan dalam bak celup (rendaman) harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan kayu yang mengakibatkan tergoresnya permukaan yang telah terlapiskan bahan pengawet.







Untuk pengeringan kayu setelah diawetkan, dapat digunakan pengeringan secara alami atau buatan. Hanya perlu diperhatikan, tidak semua bahan pengawet dapat dikeringkan secara pengeringan buatan (dry kiln). Sebab dengan pengeringan yang mendadak, bahan pengawet akan menguap dari dalam kayu, yang berarti pelunturan bahan pengawet. Biasanya bahan pengawet larut minyak dan berupa minyak mengijinkan pengeringan akhir



53 | TEKNOLOGI BAHAN



dengan kiln. Setelah kayu benar-benar kering, penggunaan dapat dilakukan. 



Penyimpanan sementara sebelum kayu dipakai harus dilakukan di tempat terlindung dan terbuka bagi sirkulasi udara. caranya seperti penyusunan kayu gergajian dengan menggunakan sticker.



7



KERUSAKAN DAN CACAT PADA KAYU Yang dimaksud kerusakan kayu adalah menurunnya kekuatan kayu akibat



adanya/terjadinya reta-retak, pecah-pecah, belah, pelapukan karena cuaca, serangan serangga atau jamur; juga menurunnya mutu kayu akibat terjadinya perubahan warna, berubahnya nilai dekoratif. Hal ini dapat diakibatkan oleh ulah manusia yang kurang cermat dalam mengelola kayu, misalnya : 



pemeliharaan hutan yang kurang baik







cara penebangan pohon yang salah







pembagian kayu yang keliru,







cara menggergaji yang keliru, dan







pengeringan kayu yang tidak sesuai. Cacat mata kayu Mata kayu merupakan lembaga atau bagian cabang yang berada di dalam



kayu. Mata kayu dapat dibedakan : 



Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuhkukuh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengankayu sekitarnya.







Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya padaproses pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.



54 | TEKNOLOGI BAHAN







Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan danbagian-bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagianbagian kayu sekitarnya



Pengaruh mata kayu : 



Mengurangi sifat keteguhan kayu







Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayusehat).







Mengurangi keindahan permukaan kayu







Menyebabkan lubangnya lembara-lembaran finir.



Pecah dan belah Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang; Berdasarkan ketentuan pengujian kayu, maka : 



lebar terpisahnya serat ≤ 2 mm, dinamakan retak.







Lebar terpisahnya serat ≤ 6 mm, dinamakan pecah







Lebar terpisahnya serat ≥ 6 mm, dinamakan belah Penyebab terjadinya cacat pecah dan belah, diantaranya :







Ketidakseimbangan arah penyusutan pada waktu kayu menjadi kering.







Tekanan di dalam tubuh kayu yang kemudian terlepas pada waktu kayu ditebang.







Kesalahan dalam teknik penebangan atau menimpa benda-benda keras. Pengaruh cacat pecah atau belah :







Mengurangi keteguhan tarik







Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beba jadi tidak merata.







Keteguhan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan bebanberkurang.



Pecah busur dan pecah gelang



55 | TEKNOLOGI BAHAN



Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah klanjutan dari pecah busur yang kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran. Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang, diantaranya : 



Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.







Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan.



Pengaruh cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.



Hati rapuh Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Cacat hati rapuh merupakan tanda khas yang umum dimiliki kayu daun lebar yang umum tumbuh didaerah tropis, seperti : meranti. Bagian kayu yang rapuh ummnya menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang dimaksud



tidak



menunjukkan



tanda-tanda



pembusukan



yang



nyata.



Cacat hati rapuh mengurangi kekuatan terhadap kayu. Cacat ini akan menyulitkan proses pembuatan finir secara rotary (pengupasan) karena tidak adanya kekuatan dari sumbu mesin untuk mencengkram dolok tersebut. Arah serat Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan,



namun



mempunyai



keteguhan



belah



yang



tinggi.



Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang artinya tidak sejajar dengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi keteguhan kayu.



56 | TEKNOLOGI BAHAN



Cacat akibat jamur penyerang kayu Jamur penyerang kayu dapat dibedakan menjadi : 



jamur pembusuk kayu







jamur pelapuk kayu







jamur penyebab noda kayu



Pada tahap permuaan serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata, cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidakberserpih. Untuk jamur penyebab noda kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat timbulnya warna-warna yang kotor (nda-noda).



Cacat akibat Serangga perusak kayu Jenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu. Kayu merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan didalam kayu yang mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.



Lubang gerek dan lubang cacing laut. Lubang gerek adalah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga penggerek dan leubang cacing laut adalah lubang-lubang yang disebabkan oleh cacing laut. Lubang gerek yang kecil hanya akan menurangi keindahan kayu saja, tetapi jika banyak akan mengakibatkan menurunnya



57 | TEKNOLOGI BAHAN



kekuatan kayu, bahkan kayu tidak bias dimanfaatkan lagi. Begitu halnya dengan lubang cacing.



8



KLASIFIKASI PRODUK KAYU Penggolongan kayu dapat ditinjau dari aspek fisik, mekanik dan keawetan.



Secarafisik terdapat klasifikasi kayu lunak dan kayu keras. Kayu keras biasanya memilikiberat satuan (berat jenis) lebih tinggi dari kayu lunak. Klasifikasi fisik lain adalahterkait dengan kelurusan dan mutu muka kayu. Terdapat mutu kayu diperdagangan A, B dan C yang merupakan penggolongan kayu secara visual terkaitdengan kualitas muka (cacat atau tidak) arah - pola serat dan kelurusan batang.Kadang klasifikasi ini menerangkan kadar air dari produk kayu. Kayu Mutu A 



Kayu mutu kering udara1.







Besar mata kayu maksimum 1/6 lebar kecil tampang / 3,5 cm2.







Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok3.







Miring arah serat maksimum adalah 1/74.







Retak arah radial maksimum 1/3 tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/4tebal kayu Kayu Mutu B







Kayu mutu kering udara 15% - 30%1.







Besar mata kayu maksimum 1/4 lebar kecil tampang / 5 cm2.







Tak boleh mengandung kayu gubal lebih dari 1/10 tinggi balok3.







Miring arah serat maksimum adalah 1/104.







Retak arah radial maksimum ¼ tebal dan arah lingkaran tumbuh 1/5 tebalkayu Konsekuensi dari kelas visual B harus memperhitungkan reduksi kekuatan



darimutu A dengan faktor pengali sebesar 0.75 (PKKI, 1961, pasal 5)



58 | TEKNOLOGI BAHAN



8.1 KELAS KUAT KAYU Sebagaimana di kemukakan pada sifat



umum



kayu,



kayu akan lebih kuat jikamenerima



beban



sejajar dengan arah serat



dari



pada



menerima beban tegak lurusserat. Ini karena struktur serat kayu yang berlubang. Semakin rapat serat, kayuumumnya memiliki kekuatan yang lebih dari kayu dengan serat tidak rapat.Kerapatan ini umumnya ditandai dengan berat kayu persatuan volume / berat jenis kayu. Angka kekuatan kayu dinyatakan dapan besaran tegangan, gaya yang dapatditerima per satuan luas. Terhadap



arah



serat, terdapat kekuatan kayu sejajar (//)serat dan kekuatan



kayu



tegak



lurus (⊥) serat yang masing



-



masing



memilkibesaran yang berbeda. Terdapat pula dua macam besaran tegangan kayu, tegangan



absolute



/



uji



lab



dan



tegangan



ijin



untuk



perancangan



konstruksi.Tegangan ijin tersebut telah memperhitungkan angka keamanan sebesar 5 - 10.Dalam buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI - NI - 5) tahun 1961, kayudi Indonesia diklasifikasikan ke dalam kelas kuat I (yang paling kuat), II, III, IV(paling lemah). Tabel 4.1 Kelas Kuat KayuSumber : PKKI, 1979



Kuat



Berat



Tekan-Tarik// Serat Tarik



Kelas



Jenis



(kg/cm2)







(Kg.cm2)



Serat Kuat



Lentur



(Kg.cm2)



59 | TEKNOLOGI BAHAN



ABSOLUT IZIN



ABSOLUT IZIN



ABSOLUT IZIN



I



≥ 0.90



˃650



130



-



20



˃1100



150



II



0.6—



425-650



85



-



12



725-1100



100



300-425



60



-



8



500-725



75



215-300



45



-



5



360-725



50



˂215



-



-



-



˂360



-



0.90 III



0.400.90



IV



0.300.40 ≤0.30



V



8.2 KELAS AWET Keawetan kayu adalah daya tahan suatu jenis kayu terhadap faktor-faktor perusak datang dari luar kayu itu sendiri. Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri, dan berbeda untuk tiap jenis kayu. Keawetan kayu biasanya ditentukan oleh adanya zat ektraktif yang terkandung di dalam kayu tersebut.



Tabel Komposisi Kimia Kayu Komponen Kimia



Kayu daun lebar



Kayu daun jarum (%)



Selulosa



40-45



41-44



Lignin



18-33



28-32



Pentosan



21-24



8-13



60 | TEKNOLOGI BAHAN



Zat ekstratif



1-12



2,03



Abu



0,22-6



0,89



Apa itu kelas awet kayu ? Kelas awet kayu menunjukan tingkat ketahanan kayu terhadap serangan organisme perusak kayu seperti jamur dan rayap. Apa faktor penentu keawetan kayu ? Kelas awet kayu ditentukan oleh komposisi kimia zat ekstraktif yang terdapat di dalam kayu, dan sedikit hubungan dengan tingkat kekerasan kayu. Faktor luar apa yang mempengaruhi keawetan kayu ? Air hujan adalah faktor utama yang mengurangi keawetan kayu. Kayu awet seperti kayu besi memiliki kandungan zat ekstraktif Eusiderin dan kayu jati punya tectoquinon yang melindungi mereka dari serangan jamur dan serangga. Namun zat ektraktif mudah tercuci sehingga kayu awet yang sering terpapar air hujan jangan harap akan tahan terhadap serangan rayap atau jamur. Sifat-sifat keawetan kayu Pengawetan suatu jenis kayu dimaksudkan meningkatkan daya ilmiah dari kayu tersebut terhadap serangan –serangan organisme, seperti cendawan dan jenis serangga. Keawetan semacam ini disebut keawetan ilmiah. Tujuan dari pengawetan : a) Kayu yang semua tidak awet dapat awet. b) Janis kayu yang kurang awet dapat menggantikan kayu yang awet. c) Depat menghemat pembiayaan pembangunan. sifat-sifat bahan pengawet :



61 | TEKNOLOGI BAHAN



a) Beracun terhadap cendawan dan serangga, tetapi pemakainnya tidak berbahaya bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. b) Permanen, tak lentur kena air, tidak menguap kena panas. c) Tidak bereaksi terhadap bahan. d) Mudah tembus bakar dan cepat kering dan muda diletakan pada kayu. Pembagian keawetan kayu ditetapkan oleh LPHH (Lembaga Penelitian Hasil Hutan) Kelas Awet I : Jika kayu yang dipakai selalu berhubungan dengan tanah basah, daya tahan kayu minimum 8 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap permukaan air dan kelemasan tahannya paling sedikit 20 tahun, kayu tersebut jarang dimakan rayap. Kelas Awet II : Selalu berhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun, terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 315 tahun. Kelas awet III : Berhubungan dengan tanah lembab paling sedikit 3 tahun. Terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi oleh pemasukan air dan kelemasan paling sedikit 10 tahun. Kelas awet IV : Selalu berhubungan dengan tanah lembab, kayu ini lapuk terbuka terhadap angin, dan iklim tetapi dilindungi oleh permukaan air dan kelemasan hanya bertahan beberapa tahun saja, tetapi kalau dipelihara dengan baik sekurang-kurangannya 10 tahun. Kelas awet V :



62 | TEKNOLOGI BAHAN



Kumpulan jenis-jenis kayu ayng lekas lapuk atau rusak karena serangan bubuk maupun rayap. Bahan-bahan pengawet 







Bahan pengawet alam : 



Air (termasuk air sungai)







Udara (tidak lembab)







Panas (sinar matahari, pengasapan)



Bahan pengawet buatan : 



Berupa garam-garam, seperti garam, tembaga, flurida, borium, wollman, chroom, arsin, seng, dan sebagainya.



 No



Berupa minyak, creosoot, carbilineum.



Jenis Kayu



.



B.J.



Kelas



Kelas



Penyebara



Rata



Awet



Kuat



n



Kegunaan



2 1



Agathis



0,49



IV



III



1,2,3,4,5,7



1,2,3,7,8,9,14,15,17



2



Anpupu



0,89



III,I



II,I



5,6



1,4,5,6,10,11



3



Bakau



0,94



III



I,II



1,2,3,4,5,6,



1,15



7 4



Balau



0,98



I



I,II



1,3,4



1,4,6,10,11



5



Balsa



-



V



V



2



9,12



6



Bayur



0,52



IV



II,III



1,2,3,4,5,6



1,2,3,7,11,12



7



Bangkirai



0,91



1,II,III



I,II



3



1,2,3,4,6,11



8



Bedaru



1,84



I



I



1,3



1,3,6,9,11,12



9



Belangeran



0,86



II,I,III



I,II



1,3



1,3,4,6,7,11



10



Benuang



0,33



V



IV,V



1,3,4,5



2,8,14,15



11



Benuang



0,39



IV,V



IV,V



2,3,4,5,6,7



1,2,5,8,11



Laki 12



Berumbung



0,85



II



II,I



1,3



1,3,4,5,9,11,12,20



13



Bintangur



0,78



III



II,III



1,2,3,4,5,6



1,2,3,4,5,6



14



Bongin



1,82



III



I



1,3



1,3,4,13



15



Bugis K.



0,88



III,IV



II,III



3,4,5,7



1,3,4,5,6,7,11,20



63 | TEKNOLOGI BAHAN



16



Bungur



0,88



II,III



I,II



1,2,3,4,5,6



1,3,4,5,6,7,11



17



Cemara



-



II,III



I,II



1,2,4,5,6,7



1,4,5,6,10,11,18



18



Cempaga



0,71



II,III



II



1,2,3,4,5,6



1,2,3,4,5,6,9,10,11



19



Cempaka



-



II



III,IV



1,2,3,4,5,7



1,2,3,4,5,7,9,12,13,16,17,2 0



20



Cendana



0,84



II



II,I



2,6



12,19



21



Cengal



0,70



II,III



II,III



1,2



1,2,3,4,5,6,7,11



22



Dahu



0,58



IV



III,IV



1,2,3,4,5,7



3,4,5,13



23



Durian



0,64



IV,V



II,III



1,2,3,4,5



1,2,8



24



Ebony



1,05



I



I



4,5



3,12,13



25



Gadok



0,75



III,II



II,III,



1,2,4,5,6,7



1,4,5,11



1,2,3,4,5,6,



1,4,5,6,10,11,18



I 26



Gelam



-



III



II



7 27



Gerunggang



0,47



IV



III,IV



1,3,4,5



1,2,8



28



Gia



0,91



I,IV



I,II



3,4,5,7



1,4,5,6,10,11



29



Giam



0,99



I



I



1,3



1,4,6,10,11



30



Gisok



0,83



II,III



II,I



1,3



1,2,3,4,5,7,11



31



Gofasa



0,74



II,III



II,III



4,5,7



1,3,4,5,6,7,9,11,12,18,20



32



Jabon



0,42



V



III,IV



1,2,3,4,5,6



2,8,14,15



33



Jangkang



0,63



IV,V



III,II



1,3,4,5,7



2,5,7,8,12,20



34



Jati



0,70



I,II



II



2,4,6



1,3,4,5,6,10,11,12,13



35



Jelutung



0,40



V



III,V



1,3



2,8,12,16,17,20



36



Jeungjing



0,33



IV,V



IV,V



1,5



1,2,8,14,15



37



Jobar



0,84



I,II



II,I



1,2



1,3,4,5,12,13,18



38



Kapuk Hutan



0,30



V



IV,V



1,2,4,5,6,7



2,8,14,15,20



39



Kapur



0,81



II,III



II,I



1,3



1,2,3,4,5,6,7,11



40



Kedunba



0,84



IV



III



1,3



1,2,3,4,5,6,7,20



41



Kemenyan



0,57



IV,V



III,II



1,2



1,2,5,8,12,14,17,20



42



Kemeri



0,31



V



IV,V



1,2,4,5



2,8,14,15



43



Kempas



0,95



III,IV



I,II



1,3



1,2,4,6



44



Kenanga



0,33



V



IV,V



1,2.4,5,7



2,8,12,14,15,20



45



Kenari



0,55



IV



III



1,2,3,4,5,6



1,2,4,5,7



46



Keruing



0,79



III



I,II



1,2,3



1,2,4,5,6,11



47



Keranji



0,98



I



I,II



1,2,3



1,2,4,5,6,7,11



64 | TEKNOLOGI BAHAN



48



Kesambi



0,01



III



I



2,4,5,6



1,4,5,6,11,18



49



Ketapang



-



III,IV



II,III



1,2,3,4,5,6,



1,2,3,4,5,7,8,11,14,20



7 50



Kolaka



0,96



III



I



1,2,3,4,5,6,



1,4,5,6,11



7 51



Kuku



0,87



II



I



1,3,4,5,7



3,4,5,11,13



52



Kulim



0,94



I,II



I



1,3



1,2,4,6,10,11



53



Kupang



-



II,IV



II,III



1,2,3,4,5



1,2,3,4,5,7,11,13,20



54



Lara



1,15



I



I



4,5



1,4,6,10,11



55



Lasi



0,01



II



II



4,5



1,3,4,5,12,13



56



Leda



0,57



IV,V,I



II,IV



4,5



1,2,5,7,8,10,11,20



I 57



Mahang



-



IV,V



II,IV



1,2,3



1,2,5,7,8,14,15,20



58



Mahoni



0,64



III



II,III



2



1,2,3,4,5,7,11,12



59



Malas K.



1,04



II,III



I



1,3



1,4,5,6,11,18



60



Matoa



0,77



III,IV



II,I,II



1,2,4,5,6,7



1,3,4,7,11



1,2,3,4,5,6,



1,2,3,4,5,7,8,11,12,20



I 61



Medang



-



III,IV



II,V



7 62



Melur



0,52



IV



II,IV



1,2,3,4,5,5,



1,2,3,4,5,7,9,16,17



7 63



Membacang



-



II,V



II,III



1,2,3,4,5,5,



2,5,8,12,14,20



7 64



Mendarahan



-



V



II,IV



1,2,3



2,5,7,8,20



65



Menjalin



-



V



I,III



1,2,3



1,2,5



66



Mensira G.



0,61



V



II,III



1,2,4,5,6,7



1,2,5,7,20



67



Mentibu



0,53



IV,V



III



1,3



1,2,7,8



68



Merambung



0,38



V



IV,V



1,2,3,4,5,6,



2,8,14,15



7 69



Meranti M.



0,55



III,IV



II,IV



1,3,4,5



1,2,3,4,5,8,15



70



Meranti P.



0,54



III,IV



II,IV



1,3,4,5



1,2,3,4,5,8,15



71



Merawan



0,70



II,III



II,III



1,3



1,2,3,4,5,6,7,9,11



72



Merbau



0,88



I,II



I,II



1,2,3,4,5,6,



1,4,5,6,10,11



7 73



Merpayang



0,65



V



II,III



1,3



1,2,3,5,7,8,11,20



65 | TEKNOLOGI BAHAN



74



Mersawa



0,46



IV



II,III



1,3



1,2,4,5,11



75



Nyatoh



0,67



II,III



II,I,II



1,2,3,4,5,7



1,2,4,5,7,9,11



76



Nyirih



-



II,III



II



1,2,3,4,5,6,



1,2,3,4,5,6,7,11,13,18,20



7 77



Pasang



-



II,IV



I,III



1,2,3,4,5,6,



1,2,3,4,5,6,11,13,18



7 78



Patin K.



0,92



I



I,II



1



1,2,3,4,5,6,7,11,12



79



Pelawan



-



I,II



I



1,3



1,4,6,10,11,18



80



Perepat



0,76



III



II



1,3



1,3,4,5,11



0,78



II,III



II,I



1,2,3,4,5,6,



1,4,5,7,11



Darat 81



Perepat Laut



7 82



Perupuk



0,56



IV,V



II,III



1,3,4



1,2,3,8,14,15



83



Petaling



0,91



I,II



I,II



1,3



1,4,5,6,9,10,11



84



Petanang



0,75



III



II



1



1,4,5,6,11



85



Pilang



0,79



III



II



2,6



1,2,3,4,5



86



Pimping



-



III,IV



I,II



1,2,3,4,5,6,



1,2,5,6,8,11,14,20



7 87



Pinang K.



0,66



III,IV



II,III



1,3



1,2,3,4,5,7,11,20



88



Pulai



0,46



III,V



IV,V



1,2,3,4,5,6,



2,8,12,14,15,16,20



7 89



Punak



0,76



III,IV



II



1,3



1,2,3,4,5,7,11,20



90



Puspa



-



III



II



1,2,3



1,2,4,5,10,11,18



91



Putat



-



II,III



I,II



1,2,3,4,5,6,



1,3,4,5,6,7,11,18



7 92



Ramin



0,63



IV



II,III



1,3



1,2,3,4,5,7,20



93



Rasamala



0,81



II,III



II



1,2



1,4,5,7,10,11



94



Rengas



0,69



II



II



1,2,3



3,4,5,6,12,13



95



Resak



0,70



III



II



1,3,5,7



1,2,4,6,7,11



96



Salimuli



0,64



I,II



II,III



2,5,6



3,4,9,12



97



Sampang



-



V



III,IV



1,2,3



2,5,7,8,12,14,15,20



98



Saninten



0,76



III



II



1,2



1,4,5,7



99



Sawokecik



1,03



I



I



1,2,4,5,6



3,4,5,9,12,13,20



10



Sendok-



0,45



V



III,II



1,3,5,7



2,5,8,12,14,15,20



0



sendok



66 | TEKNOLOGI BAHAN



Simpur



-



III,V



I,III



1,2,3,4



1,2,3,4,5,11,18



Sindur



-



II,V



II,III



1,3,4,5



1,2,3,4,5,7,11



Sonokeling



0,90



I



II



2



3,4,5,9,12,13



10



Sonokemban



0,65



II,I,II



II,I,II



1,2,4,5,6



1,3,4,5,12,13



4



g



10



Sungkai



0,63



III



II,III



1,2,3



1,3,4,5,12,13



Surian



-



III,V



III,IV



1,2,3,4,5,6,



1,2,3,5,7,8,11,12



10 1 10 2 10 3



5 10



7



6 10



Surianbawan



0,60



II,IV



II,III



1,3,5,7



1,2,3,4,5,7,11,20



7



g



10



Tanjung



1,08



I,II



I



1,2,4,5,6



1,2,3,4,5,7,11



Tembesu



0,81



I



II



1,2,3



1,4,5,6,10,11



Tempimis



1,01



I



I



1,4



1,4,5,6,7,9,11



Tepis



-



IV,V



II,IV



1,3



1,2,3,5,7,14,20



Teraling



0,75



II,IV



II



1,2,4



1,2,3,4,5,7,9



Terap



0,44



III,V



III,V



1,2,3,4,5,6,



1,2,5,8,11



8 10 9 11 0 11 1 11 2 11



7



3 11



Terentang



0,40



IV



III,IV



1,3



2,8,14,15



Trembesi



0,61



IV



III



1,2,4,5,6



1,2,3,4,5,7,11,12,13



Tualang



0,83



III,IV



II,I,II



1,3,4



1,2,3,4,5,7,11



Tusam



0,55



IV



III



1,2,4,6



1,2,8,14,15,16,17



Ulin



1,04



I



I



1,3



1,4,6,10,11



4 11 5 11 6 11 7 11



67 | TEKNOLOGI BAHAN



8 11



Walikukun



0,98



II



I



2,6



1,4,5,6,9,10,11,18



Weru



0,77



II



II,I



1,2,6



1,3,4,5,13



9 12 0



Dari hasil diatas kebutuhan akan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai kerperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar dipasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jenis komersial seperti kamper, bangkirai, keruning, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal. Sebagai bahan kontruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang berkerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pekainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang ssesuai dengan pemakaiannya dalam kontruksi. Kayu untuk komponen bangunan dari hutan alam pasokannya semakin menurun sejalan dengan degradasihutan dan kenaikan kebutuhan akan kayu. Beberapa jenis kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat maupuntanaman kebun, dapat dikembangkan untuk komponen bangunan baik struktural maupun bukan struktural. Kayu rakyat pada umumnya berdiameter kecil, dari jenis cepat tumbuh dan tidak mendapatkan perlakuan silvikultur seperti kayu dari hutan tanaman, sehingga sifat kayunya umumnya kurang baik dibandingkan kayu dari hutan alam bahkan dari hutan tanaman sendiri. kayu rakyat dapat dimanfaatkan untuk komponen bangunan rumah, jembatan,kapal, dan tiang listrik. Sortimen kayu rakyat yang ada di pasaran umumnya tidak sesuai dengan persyaratan SNI.Peningkatan



mutu



dapat



dilakukan



dengan



meningkatkan



efisiensi



penggergajian, pengeringan, pengawetan dan membuat produk perekatan.



68 | TEKNOLOGI BAHAN



9



KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KAYU 



KELEBIHAN KAYU :  Berkekuatan tinggi dgn berat jenis rendah.  Tahan pada pengaruh kimia & listrik.  Relatif mudah dikerjakan & diganti.  Mudah didapatkan, relatif murah.  Pengaruh temperatur pada perubahan bentuk dapat diabaikan.  Pada kayu kering mempunyai daya hantar panas & listrik yg rendah, sehingga baik buat partisi.  Mempunyai sisi keindahan yg khas.







Kekurangan Kayu :  Adanya sifat-sifat kayu yg kurang homogen (ketidak seragaman), cacat kayu (mata kayu, retak, dll.).  Sekian Banyak kategori kayu kurang awet.  Kekuatannya



amat



dipengaruhi



oleh



type



kayu,



kualitas,



kelembaban & pengaruh saat pembebanan.  Keterbatasan ukuran khususnya utk memenuhi keperluan struktur bangunan yg semakin beskala agung & tinggi.  Utk beberapa kategori kayu tertentu harganya relatif mahal & ketersediaan terbatas (langka).



10 APLIKASI Kayu merupakan salah satu material yang penting dalam konstruksi maupun dekoratif dalam bangunan. Dengan sifat kayu yang kuat dan mudah diterapkan kayumerupakan material yang sangat berharga dalam sejarah manusia. Sebalum mangenalbeton dan baja manusia sudah menggunakan kayu dalam konstruksi bangunan. Sejakmasa prasejarah hingga sekarang manusia masih menggunakan kayu dalam konstruksibangunan dan dekoratif bangunan. Hal ini membuktikan betapa berharganya kayusebagai bahan material dalam kontruksi bangunan. Dalam penggunaannya kayu harusmemenuhi syarat:



69 | TEKNOLOGI BAHAN







Mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan.







Mempunyai ketahnan dan keawetan yang memadai melebihi umur pemakainya.







Serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai pemakaiannyadalam konstruksi.Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikankayu.bulat menjadi



kayu



berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai dengantujuan penggunaannya. 



Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm,(10x30) mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50)mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm,120x120) mm.







Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.







Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung:  Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150).  Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180).  Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.  Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120); 120 (120, 150).  Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100(120, 150).  Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).







Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mmdan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukurannominal.







Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan keringudara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi danelemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%



70 | TEKNOLOGI BAHAN



Jenis penggunaan



Tebal (mm)



Lebar (mm)



Lis dan jalusi



10



10,30,40,50,60,80



15



30,40,50,60,80,100,120,150,180,200,220



20



40,50,60,80,100,120



20



150,180,200,220,250



30



180.200,220,250,300



40



180,200,220,250



20



30



25



30,40,60,80,100,120



35



30,40,60,80,100,120,150



50



70,80,100, 120,130,150,180,200,220,250



60



80,100,120,130,150,180,200,220,250



100



100, 120,130,150,180,200,220,250



Papan



Reng dan Kaso



Balok



Setelah kayu mengalami proses pengolahan menjadi kayu bangunan kayu sudahdapat diaplikasikan dalam bangunan. berikut ini beberapa pengaplikasi kayu dalambangunan. a) Rangka Atap Salah satu aplikasi kayu dalam bangunan adalah dalam penggunaannya padarangka atap. Dalam konstruksi rangka atap dibutuhkan banyak sekali kayu yangmemiliki berbagai macam ukuran yang tentunya sudah merupakan ukuran standarkonstruksi. Dalam konstruksi rangka atap kudakuda merupakan bagian yangpaling penting, selain itu juga dilengkapi 71 | TEKNOLOGI BAHAN



dengan reng, kaso, dan gording.Berikut ini beberapa material penyusun rangka atap. 



Balok/alas kuda-kuda (6/12), (8/12), (8/15)







Kaki kuda-kuda (6/12), (8/12), (8/15)







Batang penggantung (6/12), (8/12), (8/15)







Batang tekan/schor (6/12), (8/12)







Balok bubungan (6/12)







Papan bubungan







Karpus







Gording







Kaso







Reng







Anak kuda-kuda







Ring balok







Dinding







Balok sambungan kuda-kuda



72 | TEKNOLOGI BAHAN



b) Penutup Lantai Kayu juga dapat diaplikasikan sebagai penutup lantai pada bangunan atau yanglebih dikenal dengan parkit. Parkit merupakan slah satu produk kayu yang didesainkhusus sebagai penutup lantai. Umumnya parkit dibuat dari kayu yang memilikimotif yang indah seperti ulin. Jati, kempas, merbau, dsb.Keuntungan dari penggunaan parkit adalah selain dari tampilannya yang lebihindah, parkit juga lebih aman dibandingkan keramik kareana sifatnya yang lebihlunak. Rumah berlantai kayu memang sangat sesuai untuk masyarakat yangtinggal di daerah tropis. Pada saat musim hujan, kayu menghangatkan suasanadengan warna kecoklatan yang temaram, dan saat musim panas, kayumendinginkan ruangan.Jenis parkit : 



Parket Kayu SolidTerbuat dari kayu solid (kayu murni) atau juga campuran, dengan bahankayu bervariasi semisal kayu daru, merbau, jati dan kayu durian.







Parket Kayu Semi SolidHanya bagian atasnya saja yang terbuat dari solid kayu sedang bawahnyadilapisi tripleks.







Parket Kayu LaminatedParket laminating yang terbuat dari serbuk kayu yang dipress kemudiandilapisi kertas bermotif kayu yang lalu dilaminating. Baik solid, semi solid dan laminating memiliki plus-minusnya. “Misalnya saja untukyang laminating tahan terhadap goresan dan rayap, semi solid bila tergores bisadipoles kembali namun rentan terhadap rayap sedang solid rentan akan goresannamun tahan terhadap rayap tapi dengan harga yang relatif mahal.



73 | TEKNOLOGI BAHAN



c) Penutup Atap Umumnya bahan yang digunakan pada bangunan modern adalah genteng, namunkayu juga dapat diaplikasikan sebagai penutup atap atau yang lebih dikenaldengan sirap. Pada bangunan tradisional sirap telah lama digunakan sebagaipenutup atap, dan sekarang sirap merupakan salah satu pilihan alternatif sebagaipenutup atap pada bangunan. Biasanya sirap dibuat dari kayu ulin.Cara pemasangan sirap sama seperti cara pemasangan genteng pada umumnyayaitu disusun dari bawah keatas secara bertumpuk dengan interval tertentu,namum bedanya pada atap sirap biasanya dipasang 3-4 lapis. Lapisan-lapisan initerdiri dari (dari lapisan paling bawah): sirap layer 1-tripleks-aluminium foil-siraplayer 2-sirap layer 3-sirap layer 4. Dan pada pemasangan atap sirap menggunakanpaku sebagai penahannya.



74 | TEKNOLOGI BAHAN



d) Dinding Biasanya dinding terbuat dari susunan bata merah, namun dapat digantikandengan material lain seperti kayu, bamboo, dan GRC. Pada susunan dinding kayuterdapat beberapa konstruksi diantaranya : 



Dinding kayu batang tersusunMerupakan konstruksi dinding kayu yang paling tua. Pada konstrumsi dindingbatang tersusun, konstruksi rangka disusun secara setingkat-setingkat. Kuda-kudapenopang di sudut-sudut rumah pada umumnya diatur, sehingga beban anginlangsung disalurkan dari sudut ke bantalan. Penyusutan konstruksi rangkatersusun di bagianbagian konstruksi yang melintang tidak beraturan, bantalan-bantalan, balok lantai dan balok loteng penyusutan besar. Di bagian konstruksiyang tegak berupa tiang-tiang penyusutan kecil.







Dinding kayu batang melintangGording merupakan bagian atas penutup atap, yang mendukung seluruh bebanatap. Pada bangunan yang bertingkat gording juga berfungsi mendukung dindingatasnya. Tinggi gording disesuaikan dengan beban dan jarak tiang, akan tetapiminimal 12 cm.







Dinding kayu batang tegakKonstruksi tiang menentukan tinggi dinding, tiang berdiri tegak lurus antarabantalan dan gording dinding. Tiang biasanya berpenampang bujur sangkar. Kalaupenampang ini tidak sesuai pada suatu titik, maka dapat digunakan tiang gandayang ditanam disambung dengan baut.







Dinding kayu batang miringKuda-kuda penopang membagi segiempat bidang dinding yang goyah dalambidang segiempat yang mantap. Menjaga agar dinding tidak bergerak olehbenturan atau tekanan angin.







Dinding kayu rangka terusan (lajur)Pada umumnya bagian luar dan dalam dilapisi dengan papan. Tiang-tiangmenembus melalui semua tingkat bangunan, oleh karena itu penyusutannyasedikit dan pada dasarnya tergantung dari bagian-bagian konstruksi yangmelintang. Maka bagian ini harus memenuhi syarat-syarat teknis. Konstruksirangka terusan biasanya terbuat dari papan. Beberapa cara pemasangan papandinding yang digunakan adalah sebagai berikut : 75 | TEKNOLOGI BAHAN



 Pemasangan papan dinding vertikalPapan dipasang seacra vertikal pada rangka kayu.  Pemasangan papan dinding horizontalPapan dipasang secara horizontal pada rangka kayu.  Pemasangan papan dinding sirapPapan dipasang secara bertingkat pada reng yang terdapat dalam rangkakayu



e) Pelapis Dinding Kayu juga dapat digunakan sebagai pelapis dinding. Kayu yang biasa digunakanuntuk pelapis dinding biasanya kayu yang memiliki motif yang indah yangberbentuk lembaran papan. Keuntungan dari penggunaan kayu sebagai pelapisdinding ruangan akan lebih hangat. f) Pelat LantaiYang dimaksud dengan pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanahlangsung, jadi merupakan lantai tingkat. Pelat lantai ini didukung oleh balok-balokyang bertumpu pada kolom-kolom bangunan.Guna pelat lantai adalah: 



Memisahkan ruang bawah dengan ruang atas.







Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas.







Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang bawah.







Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah.







Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.Pelat lantai dibagi menjadi dua yaitu: i.



Balok LantaiPelat lantai kayu umumnya dibuat dari rangkaian papan kayu yang disatukanmenjadi kesatuan yang kuat, sehingga membentuk bidang injak yang luas.Ukuran lebar papan umumnya 20 – 30 cm, tebal papan dapat dipilih ukuran 2 – 3 cm, dengan jarak balok-balok pendukung antara 60 – 80 cm. Ukuran balokberkisar antara 8/12, 8/14, 10/14 untuk bentangan 3 – 3,5 m. balok-balokkayu ini dapat diletakkan di atas pasangan bata 1 batu atau ditopang olehbalok beton. Bahan kayu yang dipakai harus mempunyai berat jenis 0,6 – 0,8(t/m3) atau dari jenis kayu klas



76 | TEKNOLOGI BAHAN



II.Beberapa keuntungan dan kerugian pelat lantai dari kayu.a. Keuntungan: Harga relatif murah, berarti biaya bangunan rendah. Mudah dikerjakan, berarti pekerjaan lebih cepat selesai. Beratnya ringan, berarti menghemat ukuran pondasi. Memunculkan Kesan Alami. Membuat Ruangan Menjadi hangat. Lebih leluasa dalam memilih motif yang sesuai dengan desain interior.b. Kerugiannya: Hanya boleh untuk konstruksi bangunan sederhana dengan bebanringan. Bukan peredam suara yang baik, suara gaduh atau hentakan kaki daripenghuni atas dapat mengganggu penghuni di lantai bawahnya. Sifat bahan permeable (rembes air) jadi tidak dapat dibuat kamarmandi/WC di lantai atas. Mudah terbakar, jadi tidak boleh membuat dapur di atasnya. Tidak dapat dipasang tegel, jadi mengurangi kesan mewah (hanyadapat ditutup karpet, vinyl, atau sejenisnya). Dapat dimakan bubuk atau serangga, berarti keawetan bahan terbatas. Mudah rusak oleh pengaruh cuaca yang berubah-rubah (panas danhujan) jadi hanya cocok untuk bangunan yang terlindung. ii.



Balok LotengBalok Loteng memisahkan dua tingkat (ruang atas dan ruang bawah).Sekaligus menopang plafond dan lantai. Sesuai tempat dan tugasnya, makabalok masing-masing dalam suatu susunan balok mempunyai nama sendiri-sendiri, yaitu: Balok Induk, adalah semua balok yang melintang tanpa topang padaseluruh lebar bangunan dan pada kedua



77 | TEKNOLOGI BAHAN



ujungnya bertumpu pada kolom.(biasanya mempunyai bentang ± 3 meter). Balok Anak, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balokinduk, digunakan untuk memperkecil petak-petak lantai disetiap ruangan.(biasanya mempunyai bentang ± 2 meter). Balok Bagi, adalah balok yang pada kedua ujungnya bertumpu pada balokanak atau balok induk atau pada salah satunya bertumpu pada balok anak atau balok induk. Digunakan untuk memperkecil petak-petak lantaidisetiap ruangan. (biasanya mempunyai bentang ± 1 meter).7.



g) Dinding pemisah Ruang (Partisi) Partisi adalah ruang pemisah antar ruangan, biasanya partisi pada bangunanmodern



menggunakan



dinding



bata.



Tetapi



bias



juga



menggunakan material lainseperti kayu yang disusun membentuk dinding. h) Jendela dan Pintu Pintu dan jendela merupakan konstruksi yang dapat bergerak, bergeraknya pintuatau jendela dipengaruhi oleh perletakan/penempatan, efisiensi ruang danfungsinya. Umumnya bahan yang digunakan adalah kayu. Dalam merencanakanpintu dan jendela, ada 4 (empat) hal yang harus dipertimbangkan, yaitu : 



MatahariPintu dan jendela merupakan sumber pengurangan dan penambahan panas,sehingga jendela dapat diletakkan di sisi sebelah timur dan/atau barat







PeneranganUntuk menghasilkan penerangan alami sebuah ruangan, dengan menempatkan jendela dekat sudut ruangan maka dinding didekatnya disinari cahaya akanmemantulkan ke dalam ruangan.







PemandanganJendela sebaiknya ditempatkan untuk memberi bingkai pada pemandangan.Ketinggian ambang atas jendela sebaiknya tidak memotong pemandangan orangyang duduk



78 | TEKNOLOGI BAHAN



ataupun



berdiri



di



dalam



ruangan,



juga



jangan



sampai



kerangka jendela membagi dua atau lebih suatu pemandangan. 



PenampilanJendela akan dapat mempengaruhi penampilan ekterior rumah/bangunan.



i) Tangga Tangga adalah sebuah konstruksi yang dirancang untuk menghubungi dua tingkatvertikal yang memiliki jarak satu sama lain. Tangga dapat dibuat dari beberapabahan. Penggunaan bahan ini dapat dikelompokan secara struktural dan non-struktural. Penggunaan bahan yang bersifat struktural umumnya meliputi kayu, baja, danbeton.Sedangkan penggunaan bahan pada tangga yang bersifat nonstruktural dapatmeliputi kaca, karet (sebagai pelapis anti licin pada injakan atau pegangan tangan)ataupun plastik (pada desain-desain khusus). j) Plafon Plafon adalah bagian dari konstruksi banginan yang berfungsi sebagai langit-langitbangunan. Pada dasarnya plafon dibuat untuk mencegah agar cuaca panas ataudingin tidak langsung masuk ke dalam rumah setelah melewati atap, plafon jugaberfungsi untuk mempercantik interior bagunan. Biasanya plafon dibuat denganketinggian tertentu, namun untuk variasi ada yang dibuat tidak rata. Variasitersebut dinamakan drop celling. Kegunaan dari plafon antara lain sebagai berikut : 



Supaya ruangan di bawah atap selalu bersih dan tidak tampak kayu dariatapnya.







Untuk menahan kotoran yang jatuh dari bidang atap melalui celahcelahgenteng.







Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindung.







Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap.



79 | TEKNOLOGI BAHAN



11 KONSTRUKSI



11.1 SISTEM



STRUKTUR



DAN



SAMBUNGAN



DALAM



KONSTRUKSI KAYU Hampir semua sistem struktur yang menggunakan kayu sebagai material



dasardapat



digolongkan ke dalam elemen linear



yang



membentang dua arah. Susunanhirarki sistem ini adalah khusus.



RANGKA RINGAN Sistem struktur joits ringan pada gambar DIATAS (a) adalah konstruksi kayu yangpaling banyak digunakan saat ini. Sistem struktur joists ringan pada Gambar (a) adalah konstruksi kayu yang paling banyak digunakan pada saat ini. Sistem joistslanta terutama sangat berguna untuk beban hidup ringan yang



80 | TEKNOLOGI BAHAN



terdistribusimerata dan untuk bentang yang tidak besar. Kondisi demikian umumnyadijumpai



pada



konstruksi



rumah.



Joists



pada



umumnya



menggunakantumpuan sederhana karena untuk membuat tumpuan yang dapat menahan momen diperlukan konstruksi khusus. Pada umumnya, lantai dianggap tidakmonolit dengan joists kecuali apabila digunakan konstruksi khususyang menyatukannya. Sistem tumpuan vertikal yang umum digunakan adalah dinding pemikul bebanyang dapat terbuat dari bata atau dari susunan elemen kayu (plywood). Dalam halyang terakhir ini, tahanan lateral pada susunan struktur secara keseluruhanterhadap beban horizontal diperoleh dengan menyusun dinding berlapisanplywood yang berfungsi sebagai bidangbidang geser. Struktur demikian pada umumnya dibatasi hanya sampai tiga atau empat lantai. Pembatasan ini tidakhanya karena alasan kapasitas pikul bebannya, tetapi juga karena persyaratankeamanan terhadap kebakaran yang umum diberikan pada peraturanperaturanmengenai gedung. Karena setiap elemen pada sistem struktur ini diletakkandi



tempatnya



secara



individual,



maka



banvak



fleksibilitas



dalampenggunaan sistem tersebut, termasuk juga dalam merencanakan hubungan diantara elemen-elemennya.



81 | TEKNOLOGI BAHAN



ELEMEN KULIT BERTEGANGAN (STRESSED SKIN ELEMENTS) Elemen kulit bertegangan tentu saja berkaitan dengan sistem joists standar lihat Gambar diatas (b). Pada elemen-elemen ini, kayu lapis disatukan dengan balokmemanjang sehingga sistem ini dapat. berlaku secara integral dalam molekullentur. Dengan demikian, sistem yang diperoleh akan bersifat sebagai plat.Kekakuan sistem ini juga meningkat karena adanya penyatuan tersebut. Dengandemikian, tinggi struktural akan lebih kecil dibandingkan dengan sistem joiststandar. Elemen kulit bertegangan ini pada umumnya dibuat tidak di lokasi, dandibawa ke lokasi sebagai modul-modul. Kegunaannya akan semakin meningkatapabila modul-modul ini dapat dipakai secara berulang. Elemen



82 | TEKNOLOGI BAHAN



demikian dapatdigunakan pada berbagai struktur, termasuk juga sistem plat lipat berbentangbesar. BALOK BOKS Perilaku yang diberikan oleh kotak balok dari kayu lapis memungkinkan penggunaannya untuk berbagai ukuran bentang dan kondisipembebanan. Sistem yang demikian sangat berguna pada situasi bentang besaratau apabila ada kondisi beban yang khusus. Balok boks dapat secara efisienmempunyai bentang lebih besar daripada balok homogen maupun balokberlapis. KONSTRUKSI KAYU BERAT Sebelum sistem joists ringan banyakdigunakan, sistem balok kayu berat dengan papan transversal telah banya digunakan . Balok kayu berlapisan sekarang banyakdigunakan sebagai alternatif dari balok homogen. Sistem demikian dapatmempunyai kapasitas pikul beban dan bentang lebih besar daripada sistem joist.Sebagai contoh, dengan balok berlapisan, bentang yang relatif besar adalahmungkin karena tinggi elemen struktur dapat dengan mudah kita peroleh denganmenambah lapisan. Elemen demikian umumnya bertumpuan sederhana, tetapikita dapat juga memperoleh, tumpuan yang mampu memikul momendengan menggunakan konstruksi khusus.



RANGKA BATANG Rangka batang kayu merupakan sistem berbentang satu arah yang paling banyakdigunakan karena dapat dengan mudah menggunakan banyak variasi dalamkonfigurasi dan ukuran batang. Rangka batang dapat dibuat tidak secara besar-besaran, tetapi dapat dibuat secara khusus untuk kondisi beban dan bentangtertentu. Sekalipun demikian, kita juga. membuat rangka batang secara besar-besaran (mass production). Rangka batang demikian umumnya digunakan padasituasi bentang tidak besar dan beban ringan. Rangka batang tnissed rafter misalnya, banyak digunakan sebagai konstruksi atap padabangunan rumah. Sistem analog dengan balokbaja web terbuka dan berguna untuk situasi bentang besar (khususnya untukatap). Sistem penumpu vertikal pada struktur ini umumnya



83 | TEKNOLOGI BAHAN



berupa dinding batuatau kolom kayu. Tahanan terhadap beban lateral pada struktur ini umumnyadiperoleh dengan menggunakan dinding tersebut sebagai bidang geser. Apabilabukan dinding, melainkan kolom yang digunakan, pengekang (bracing) dapat puladigunakan untuk meningkatkan kestabilan struktur terhadap beban lateral.Peningkatan kestabilan dengan menggunakan titik hubung kaku dapat sajadigunakan untuk struktur rendah, tetapi hal ini jarang dilakukan.



PLAT LIPAT DAN PANEL PELENGKUNG Banyak struktur plat lengkung atau plat datar yang umumnya berupa elemenberbentang satu, yang dapat dibuat dari kayu. Kebanyakan struktur tersebutmenggunakan kayu lapis.



PELENGKUNG Bentuk pelengkung standar dapat dibuat dari kayu. Elemen berlapisan palingsering digunakan. Hampir semua bentuk pelengkung dapat dibuat denganmenggunakan kayu. Bentang yang relatif panjang dapat saja diperoleh. Struktur-struktur ini umumnya berguna sebagai atap saja. Kebanyakan bersendi dua atautiga, dan tidak dijepit. LAMELLA Konstruksi lamella merupakan suatu cara untuk membuat permukaan lengkungtunggal atau ganda dari potongan-potongan kecil kayu. Konstruksi yang menarik ini dapat digunakan untuk membuat permukaan silindrisberbentang besar, juga untuk struktur kubah. Sistem ini sangat banyak digunakan,terutama pada struktur atap.



84 | TEKNOLOGI BAHAN



UKURAN ELEMEN Mengilustrasikan



kira-kira



batas-batas



bentang



untuk



berbagai



jenisstruktur kayu. Bentang "maksimum" yang diperlihatkan pada diagram ini bukanlahbentang maksimum yang mungkin, melainkan batas bentang terbesar yang umumdijumpai. Batasan bentang minimum menunjukkan bentang terkecil yang masihekonomis. Juga diperlihatkan kira-kira batas-batas tinggi untuk berbagai bentangsetiap sistem. Angka yang kecil menunjukkan tinggi minimum yang umum untuksistem yang bersangkutan dan angka lainnya menunjukkan tinggi maksimumnya.Tinggi sekitar L/20, misalnya, mengandung arti bahwa elemen struktur yang bentangnya 16 ft (4,9 m) harus mempunyai tinggi sekitar 16 ft/20 = 0,8ft (0,24 m).Kolom kayu pada umumnya mempunyai perbandingan tebal terhadap tinggi (t/h)bervariasi antara 1 : 25 untuk kolom yang dibebani tidak besar dan relatif pendek,atau sekitar 1 : 10 untuk kolom yang dibebani besar pada gedung bertingkat,Dinding yang dibuat dari elemen-elemen kayu mempunyai perbandingan t/hbervariasi dari I : 30 sampai I : 15



85 | TEKNOLOGI BAHAN



BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-beli atau perdagangan kayu. Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah



dipelajari



sebagai



suatu



pengetahuan.



Namun



demikian,



keterampilan teknis pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui proses latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus. Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu. Mengetahui kayu, dapat membantuk mengetahui kayu-kayu apa saja yang bagus di gunakan sebagai kontruksi bangunan.



2. SARAN Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran dan harga ini untuk menggunakan kayu sebagai bahan kontruksi kita. Sehingga dalam penggunaannya maksimal.



86 | TEKNOLOGI BAHAN



DAFTAR PUSTAKA http://uli-adriani.blogspot.co.id/2010/04/sifat-sifat-umum-kayu.html



https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact =8&ved=0ahUKEwioxt3g9PfSAhUDQY8KHecAByIQFggZMAA&url=http%3A%2F%2Focw.u su.ac.id%2Fcourse%2Fdownload%2F3190000052-pemanenan-hasilhutan%2F8_teknik_penebangan_kayu.pdf&usg=AFQjCNH6cx1JiTLkAurv5G56gsGLXMBOw&bvm=bv.150729734,d.c2I http://uli-adriani.blogspot.co.id/2010/04/pengeringan-kayu.html http://noviantoblog.blogspot.co.id/2009/09/bahan-pengawet.html http://uli-adriani.blogspot.co.id/search?q=kerusakan+dan+cacat+pada+kayu http://ivanyosefwan.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-bahan-bangunanjenis.html https://id.scribd.com/doc/134612360/PENGAWETAN-KAYU https://sites.google.com/site/kisaranteknik/assignments/konstruksi-kayu http://2.bp.blogspot.com/E_hil06WP7Y/UBc_57GisaI/AAAAAAAAAIY/u0WMuQppP5w/s1600/kerusakan_dan_caca t_mata_kayu.JPG https://id.scribd.com/doc/76180813/Material-Dan-Konstruksi-Kayu http://civildoqument.blogspot.com/2016/03/jenis-kelas-kuat-dan-awet-kayu.html https://storage.jualo.com/original/1637340/atap-sirap-kayu-ulin-properti-rumah1637340.jpg



87 | TEKNOLOGI BAHAN