Teks Roleplay Keperawatan Jiwa SP RBD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SKENARIO SP KEPERAWATAN JIWA RISIKO BUNUH DIRI



Dosen Pengampu : Nor Afni Oktavia, Ns., M.Kep



Kelas A Disusun oleh : Kelompok 2



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGAM STUDI S1 KEPERAWATAN REGULER FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN BANJARMASIN 2019



NAMA ANGGOTA: Agung Wibowo



NPM1714201110001



Aji Mardhatillah



NPM1714201110002



Almaidah Almanda



NPM1714201110003



Ani Suriyani



NPM1714201110004



Arika Noviriana



NPM1714201110005



Azizah



NPM1714201110006



Dela Anggeriani



NPM1714201110007



Dellya Novita



NPM1714201110008



Desy Nur Eliana



NPM1714201110009



Devi Pratiwi



NPM1714201110010



Fadillah Rahman



NPM1714201110011



Farid Al-Ma’ruf



NPM1714201110012



Feri Mutazib



NPM1714201110013



Fitri Khurotul A’yun



NPM1714201110014



Haqul Yakin



NPM1714201110015



Hasanah



NPM1714201110016



Hj. Fahridha



NPM1714201110017



Juhairiyah



NPM1714201110018



Khairiah Annisa



NPM1714201110019



Livia Mahda



NPM1714201110020



M. Zaidan Firdaus



NPM1714201110021



Mahyudi Sadikin



NPM1714201110022



Mariza Mauliyanti



NPM1714201110023



Mifthania Nur Annisa



NPM1714201110024



Naskah Role Play Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri



Narator 1



: Livia Mahda



Narator 2



: Haqul Yakin



Pasien



: Juhairiyah



Perawat 1



: Agung Wibowo



Perawat 2



: Fitri Khurotul A’yun



Perawat 3



: Aji Mardhatillah



Perawat 4



: Dellya Novita



Perawat 5



: Hj. Fahridha



Teman 1



: Khairiyah Annisa



Teman 2



: Azizah



Kakak pasien 1 : Farid Al Ma’ruf Kakak Pasien 2 : Mariza Mauliyanti Satpam



: Fadilah Rahman



Perawat A



: Devi Pratiwi



Perawat B



: Mifthania Nur Annisa



Perawat C



: Desy Nur Eliana



Perawat D



: Almaidah Almanda



Bapak Pasien 1 : Fery Mutazib Ibu pasien RBD : Ani Suriyani Pasien Jiwa 1



: M Zaidan Firdaus



Pasien Jiwa 2



: Mahyudi Sadikin



Pasien Jiwa 3



: Hasanah



Pasien Jiwa 4



: Arika Noviriana



Pasien Jiwa 5



: Della Anggeriani



Seorang perempuan berumur 17 tahun bernama Juhairiyah begitu impulsif ingin bunuh diri, keluarga yang mengetahui hal tersebut mencoba mengajak Juhairiyah ke Rumah Sakit untuk melakukan pemeriksaan. Pada hari itu Juhairiyah dibawa oleh keluarga (Kakak Pasien 1 dan 2) serta teman dekatnya ke Rumah Sakit A. Sesampainya di Rumah Sakit A, Juhairiyah merasa bingung dan menolak untuk karena merasa tidak memiliki masalah. Menurut keterangan keluarga, Juhairiyah menunujukkan tanda tanda yang berisiko untuk bunuh diri setelah mengalami putus cinta. Pasien



: Kenapa aku dibawa kesini ka? (Sembari memperhatikan sekitarnya). Aku kan nggak gila ka?



Kakak pasien 1 : Sudah nurut saja, biar kamu itu sembuh. Pasien



: Kakak kira aku gila?



Kakak pasien 2 : Kakak mau kamu itu sembuh.



*Kakak pasien bertanya pada satpam dimana tempat registrasi Kakak pasien 2 : Permisi pak, ruang registrasi dimana ya? Satpam



: Disebelah sana mba. Mari saya antar.



*Sesampainya diruang registrasi Perawat 1



: Selamat pagi



Perawat 2



: Ada yang bisa kami bantu?



Kakak pasien 2 : Begini mba, saya mau konsultasi mengenai adek saya. Dia sering menyendiri dan seperti orang ingin bunuh diri. Perawat 2



: Silakan daftar dulu ya mbaj. Silakan isi formulir nya dulu.



Kakak pasien 2 : Ini mas sudah selesai (menyerahkan formulir pada perawat) Perawat 1



: Baik mbak, silakan tunggu di depan ruang konsultasi sebentar ya. Nanti akan dipanggil oleh perawat disana.



Kakak pasien 2 : Maaf mbak ruang konsultasinya dimana ya? Perawat 2



: Mari mbak saya antarkan kesana



Mereka pun menunggu didepan ruang konsultasi dan tidak lama kemudian nama Klien pun dipanggil. Di ruang konsultasi, mereka langsung disambut oleh perawat yang berjaga yaitu perawat 3, 4 dan 5. Perawat 3



: Selamat pagi. Silakan duduk



Pasien



: Kak, aku ingin ke toilet.



Kakak pasien 2 : Yasudah, ayo cepat. Maaf mas, mbak, adek saya ingin ke toilet sebentar Perawat 5



: Silakan mba



Kakak pasien 2 dan pasien pergi ketoilet dan tersisa keluarga dan teman pasien beserta perawat. Perawat 3, 4 dan 5 pun melakukan pengkajian pada keluarga. Perawat 4



: Perkenalkan nama saya Perawat 4 dan ini teman teman saya perawat 3 dan perawat 5. Ada yang bisa kami bantu?



Kakak pasien 1 : Begini mbak, adek saya ini sejak 1 bulan yang lalu mengalami putus cinta dan sejak itu juga, adek saya jadi sering menyendiri dan bersikap aneh. Temannya bilang bahwa dia selalu membicarakan tentang bunuh diri disekolah. Perawat 4



: Silakan mba



Perawat 3



: Adek temannya ya? (sambil mengulurkan tangan ke teman pasien)



Teman 1



: iya ka, nama saya . . . dan ini teman saya . . . kami teman dekatnya, kenapa ya ka ?



Perawat 4



: Benar ya dek kalau teman kalian sering membicarakan tentang bunuh diri?



Teman 1



: Iya ka dia sering ngomong tentang bunuh diri gitu



Perawat 3



: Lalu dia mencoba melakukan sesuatu atau bersikap aneh akhirakhir ini?



Teman 2



: Iya kak, beberapa hari ini dia agak aneh dan sering menyendiri jadi kami ceritain aja ke kakaknya uway( kakak pasien 1 dan 2) kami takut dianya bertindak gegabah ka.



Teman 1



: Dia baru saja diputusin sama pacarnya kak, pacarnya selingkuh.



Perawat 5



: Oh gitu ya dek.



Perawat 4



: Lalu kalau dirumah apa saja yang dia lakukan, apa dia juga sering menyendiri?



Kakak pasien 1 : Iya mbak, dia juga sering menyendiri dan sering mengurung diri dikamar. Kadang saya mendengar suara tangisannya dan dia sering berkata ingin mati saja. Perawat 3



: Baik mas



*Klien dan Kakak pasien 2 kembali keruang konsultasi Perawat 3



: Kami sudah dapat sedikit informasi. Nanti perawat 5 akan mencoba berkomunikasi dengan adek Juhairiyah ya. Bagaimana apa kalian setuju?



Kakak pasien 1 : Iya mas, silakan Perawat 5



: Halo adek, namanya siapa?



Pasien



: Juhairiyah kak



Perawat 5



: Adek Juhairiyah bagaimana? Apa adek bersedia kalau kita mengobrol sebentar?



Pasien



: Iya kak



Setelah mendengar cerita dari teman dekat pasien, perawat 5 mencoba menggali permasalahan yang terjadi pada pasien.



Tahap Orientasi Perawat 5



: Selamat pagi adek, perkenalkan nama kakak Fahridha, kakak perawat di Rumah Sakit ini. Namanya tadi siapa ya? (Mengulurkan tangan dengan memberi senyum)



Pasien



: Juhairiyah (menjawab dengan nada pelan )



Perawat 5



: Adek Juhairiyah senang dipanggil apa ?



Pasien



: Uway



Perawat 5



: Baik Adek uway, Apa yang adek rasakan sekarang ?



Pasien



: Saya merasa sedih kak (Sambil menangis)



Perawat 5



: Apa yang ade uway lakukan untuk mengatasi rasa sedih?



Pasien



: Aku sering menyendiri diri di kamar



Perawat 5



: Bagimana kalau kita diskusikan tentang permasalahan adek dan belajar cara mengatasinya? waktunya kurang lebih 15 menit dek, apakah adek Uway setuju?



Pasien



: Iya kak



Perawat 5



: Tempatnya mau di mana dek di sini aja atau di taman?



Pasien



: Ditaman aja kak



Tahap Kerja



Perawat 5



: Boleh kakak tau kenapa adek sering menyendiri di kamar ?



Pasien



: Aku nggak bisa hidup tanpa dia, aku mau mati aja (sambil nangis)



Perawat 5



: Sebenarnya apa yang telah terjadi dek?



Pasien



: Aku diputusin pacarku kak (sambil nangis)



Perawat 5



: Apakah adek sering membicarakan hal yang berhubungan dengan bunuh diri? Apakah dalam pikiran adek terbesit untuk bunuh diri?



Pasien



: Iya kak, Aku ingin mati aja aku nggak mau putus sama dia. Hidupku sudah nggak berguna lagi. (Sambil menangis tersedusedu)



Perawat 5



: Apakah dengan mati adek dapat menyelesaikan masalahnya ?



Pasien



: (Pasien diam sambil menangis terisak)



Perawat 5



: Adek sering menyendiri, berpikiran untuk bunuh diri, jadi adek uway sulit untuk mengatasi hal tersebut sehingga bisa terjadi perilaku bunuh diri. Apakah adek ingin belajar untuk mengatasi masalah tersebut dengan cara kita berdiskusi ?



Pasien



: Iya kak



Perawat 5



: Baik adek, di dalam hubungan itu pasti ada masalah, nggak selamanya hubungan itu berjalan dengan mulus. Adek masih muda masa depan adek masih panjang, adek masih sekolah kan? kelas berapa?



Pasien



: Iya kak, aku kelas 1 SMA



Perawat 5



: Nah kalau begitu lebih baik adek fokus saja dulu sama sekolah adek karna masa depan adek masih panjang, kejar dulu cita-cita adek. Kakak pun dulu waktu sekolah pernah putus cinta, tapi kaka gak terlalu memikirkan masalah itu, dan kaka berusaha mencari kesibukan supaya tidak terlalu memikirkan masalah itu.



Pasien



: Iya ka, nanti aku usahain



Perawat 5



: Begini ya dek, nanti dirumah atau di sekolah usahakan adek menjauhkan barang-barang yang dapat membahayakan adek atau berpotensi untuk melukai diri adek



Pasien



: Iya kak



Perawat 5



: Adek hobby nya apa, apa yang membuat adek senang



Pasien



: Hobby aku melukis kak, aku juga senang saat mengobrol dan aku sering menulis diary.



Perawat 5



: Adek pandai melukis dan adek bisa melukis untuk mengisi waktu luang adek. Adek bisa mengembangkan minat melukis adek, siapa tau nanti adek menjadi pelukis yang sukses. Adek bisa melakukan hal hal yang membuat adek senang untuk mengalihkan pikiran adek.



Perawat 5



: Baik adek, gimana kalau kita coba menyusun jadwal untuk kegiatan adek sehari-hari, adek mau ?



Pasien



: Iya ka mau



Perawat 5



: Kita mulai dari pagi hari ya, Dek. Dari pagi jam 08.00 – 14.00 Adek sekolahkan, disekolah Adek usahakan ngobrol dengan teman- teman Adek. Terus Adek pulang sekolah istirahat atau tidur siang lanjut malamnya Adek bisa ngobrol dengan keluarga sembari menonton tv, atau Ade mengerjakan PR. Adek juga bisa



menuliskan kegiatan sehari-hari di buku harian dan belajar melukis, biar Adek lupa sama masalah Adek. Dan yang paling penting jangan lupa untuk terus beribadah, berdoa dengan mendekatkan diri pada Tuhan supaya adek uway merasa jauh lebih tenang. Pasien



: Iya ka, nanti aku coba apa yang kakak bilang



Tahap terminasi



Perawat 5



: Adek gimana perasaannya setelah kita lakukan diskusi ini ?



Pasien



: Sedikit mendapat pencerahan ka



Perawat 5



: Adek tadi kan kita sudah diskusi untuk mengetahui hal positif dari diri Adek, Adek bisa ulangi hal apa saja apa yang harus Adek lakukan ketika menghadapi masalah tersebut ?



Pasien



: Mencari kesibukan dengan teman-teman, ngobrol dengan teman, fokus pada sekolah, serta beribadah kepada Tuhan.



Perawat 5



: Iya betul Adek, selanjutnya kita akan jadwalkan lagi ya untuk pertemuan berikutnya di minggu depan hari jum’at jam 15.00 wita ditempat yang sama untuk melihat perkembangan Adek. Kalau kakak tidak bisa datang pada hari itu karena ada kegiatan mendesak, kakak usahakan untuk mengkonfirmasi terlebih dahulu dan nanti akan kita atur jadwal ulang.



Pasien



: Iya, makasih ya kak



Perawat 5



: Diskusi kita sudah selesai ya. Syafakillah dek, semoga adek cepat sembuh. Mari kita kembali ke ruang konsultasi.



Pasien



: Ayo kak



Perawat 5 dan Pasien pun kembali ke ruang konsultasi untuk menemui keluarga pasien. Setelah itu mereka diarahkan untuk keruang Konsultasi Keluarga oleh perawat 4.



Naskah Role Play SP Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri pada Keluarga



Hari itu perawat A, B dan C sedang shift di ruangan konsultasi keluarga. Perawat C nampak sibuk memberikan konseling kepada keluarga Pasien Jiwa 1 yang ada di Rumah Sakit Jiwa *Di dalam ruangan konseling keluarga Bapak Pasien 1



: (menyalami perawat C) Terima kasih ya sus atas masukkan yang telah diberikan. Saya berharap anak saya cepat sembuh dan bisa ceria seperti dulu lagi.



Perawat C



: Iya pak, semoga anak bapak cepat sembuh, dan pulih seperti sedia kala.



Bapak Pasien 1



: Aamiin sus. Terimakasih sus.



Perawat C



: Iya pak, jangan lupa untuk mengunjungi anak bapak. Karena kehadiran keluarga merupakan sumber kekuatan pertama bagi anak bapak.



Bapak Pasien 1



: Iya sus, saya akan sering mengunjungi. Saya permisi pamit dulu ya. . . (keluar ruangan)



*Tiba-tiba beberapa pasien masuk ke ruangan konsultasi . . . Pasien Jiwa 1



: (mendobrak pintu dan bertingkah aneh)



Pasien Jiwa 2



: Hay. . . hay power rangers merah



Perawat C



: ayo, kita keluar ruangan (mengajak pasien jiwa 1 dan 2)



Pasien Jiwa 1 & 2



: (Keluar ruangan)



Pasien Jiwa 5



: Hei, ayo datang ke konser ku dan kita bernyanyi bersama.



Pasien jiwa 3 & 4



: Ayo. . ayo. . kita bernyanyi (tertawa2)



*Perawat C dan D serta Satpam pun mulai mengamankan pasien-pasien jiwa. Satpam



: (menggiring pasien jiwa) Jangan ganggu orang ya, ayo kita pulang



Perawat D



: Ayo kita pulang, kita main disana aja. Disini nanti ganggu orang



Pasien jiwa 1,2,3,4, 5 : (Mengangguk sambil tertawa dan menari) Hayu,, hayu



Perawat A dan B berada dalam ruangan konsultasi keluarga, keluarga pasien (Kakak pasien 1 dan 2) serta pasien datang ke Ruang Konsultasi Keluarga bersama perawat 4 Perawat 4



: (Tok.. tok.. mengetuk pintu) Assalamu’alaikum



Perawat A & B



: Walaikumsalam



Perawat B



: Silahkan masuk



Perawat 4



: Perawat A, ini ada keluarga pasien. Kami sudah melakukan pengkajian dan melakukan SP 1 dan ini buku statusnya.



Perawat B



: Oke, terimakasih Perawat 4



Perawat 4



: Kalau begitu saya permisi (Keluar ruangan)



Perawat 4 pun keluar ruangan berbarengan dengan Perawat D dan ibu pasien RBD yang memasuki ruang Konsultasi Keluarga Perawat D



: Permisi sus, ini ada keluarga pasien Juhairiyah. Silakan masuk bu



Ibu



: Iya sus



Perawat D



: Saya tinggal disini dulu ya bu. Jadi ibu dan keluarga silakan berkonsultasi dengan teman saya perawat A dan B.



Ibu



: iya sus



Perawat D



: Perawat A dan Perawat B, aku keluar dulu yah (keluar menutup pintu)



Perawat A & B



: oke.. siap..siap



Perawat D keluar meninggalkan ruangan dan tinggal di perawat A, perawat B dan pasien serta keluarga



Tahap Orientasi Perawat B



:



(menyalami



tangan



ibu



pasien)



Selamat



siang,



perkenalkan saya perawat B yang berjaga hari ini dan ini teman saya namanya perawat A (menunjuk A), ibu namanya siapa? Ibu



: Ibu Ani mba



Perawat A



: Mas dan Mbak namanya siapa?



Kakak Pasien 1



: Saya Farid dan ini Mariza. Kami adalah kakak pasien Uway



Perawat A



: Adek siapa namanya (menunjuk pasien Juhairiyah)



Pasien



: Nama aku Uway kak



Perawat B



: Umur Adek Uway 17 tahun, dan masih sekolah ya bu? (membaca status pasien)



Ibu



: iya sus



Perawat B



: Bagaimana kesehatan anggota keluarga dirumah bu? Apakah ada yang sakit?



Ibu



: kesehatan keluarga saya baik, hanya saja anak perempuan saya yang ini (menunjuk pasien Juhairiyah). Akhir –akhir ini suka menyendiri dan beringkah aneh



Perawat B



:



Apakah



sudah



pernah



di



bawa



berobat



atau



dikonsultasikan di puskesmas atau tempat lain? Ibu



: Tidak pernah di bawa berobat sus, kemarin mau di bawa ke tempat ustadz mau di ruqiyah tapi gak jadi, karena disarankan tetangga langsung diperiksakan ke Rumah Sakit saja.



Perawat B



: Baiklah, saya akan melakukan diskusi mengenai kondisi Pasien Uway, supaya keluarga dapat mengetahui kondisi pasien serta dapat berpartisipasi dalam kesembuhan pasien. Waktunya kurang lebih 30 menit, apakah keluarga bersedia?



Keluarga pasien



: Iya kami bersedia



Perawat B



: Tempatnya mau disini atau di lain?



Ibu



: Disini aja sus



Tahap Kerja Perawat B



: Sebelum itu, saya harus mengetahui masalah pasien Uway. Bisa diceritakan kenapa Pasien Uway jadi sering menyendiri dan bertingkah aneh?



Ibu



: Jadi sus, anak saya ini beberapa bulan yang lalu baru saja putus cinta dengan pacarnya. Setelah putus dengan pacarnya dia jadi sering menyendiri dan bertingkah aneh. Dan kata temannya juga anak saya sering ngomong ingin bunuh diri.



Perawat B



: Baiklah saya sekarang paham. Pasien jadi bertingkah aneh dikarenakan putus cinta. Saat ini pasien mengalami masa berduka akibat kehilangan orang yang dianggapnya istimewa dan berharga.



Ibu



: Iya sus, begitu. Kami jadi bingung menghadapi nya



Perawat B



: Dari hasil pemeriksaan, pasien mengalami RBD (Resiko Bunuh Diri) yang merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan seseorang untuk mengakhiri hidupnya, RBD ini di sebabkan oleh kehilangan orang yang dicintai, depresi, ada permasalahan dengan orang tua, merasa sendiri dan tidak berharga, pikiran yang negative juga menjadi penyebab terjadinya RBD.



Keluarga



: Oh begitu ya sus



Ibu



: Bagaimana itu bisa terjadi sus?



Perawat B



: Proses terjadinya dari ide bunuh diri, niat bunuh diri, rencana bunuh diri, ancaman bunuh diri, isyarat bunuh diri, apabila sampai tahap ini tidak di cegah maka akan



terjadi, sampai bisa melakukan percobaan bunuh diri, dan kemudian sampai bunuh diri selesai. Ibu



: Apa ada tanda-tandanya sus?



Perawat B



:



Tanda-tandanya menjauhkan



sering membicarakan



diri,



perasaan



putus



bunuh



asa,



diri,



perubahan



kepribadian. Jadi itulah informasi terkait RBD, apakah kalian sudah paham. Kakak pasien 2



: Iya, sekarang kami paham sus.



Ibu



: Lalu sekarang kami harus bagaimana sus



Perawat B



: Salah satu cara yang bisa kalian lakukan adalah dengan menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif.



Ibu



: Iya sus, bagaimana caranya sus?



Perawat B



: Jadi nanti keluarga bisa lebih memperhatikan pasien, dan mengajaknya setiap hari berbicara dan senantiasa selalu bertanya keadaan atau kegiatan hariannya. Selalu berikan dukungan kepada pasien. Dan ketika ada masalah di dalam rumah, keluarga diharapkan tetap menunjukkan sikap yang tenang agar pasien tidak merasa tertekan.



Ibu



: Baiklah sus



Ibu



: Seandainya kami sudah melakukan cara tersebut tetapi anak saya masih tetap ingin berniat bunuh diri bagaimana?



Perawat B



: Ibu dan keluarga harus senantiasa menasihati pasien, dan mengajak bicara pasien untuk mengontrol ide bunuh dirinya. Mungkin kalian nanti bisa mengajak untuk berkegiatan hal-hal yang positif untuk menyibukkan pasien dan ide bunuh diri tidak muncul.



Perawat B



: Disini saya membaca kalau Adek Uway suka melukis, mengobrol serta menulis diary? Benar begitu?



Pasien



: Benar kak



Perawat B



: Ibu dan keluarga bisa mencoba memberi dukungan pada pasien untuk lebih mengembangkan bakatnya dan lebih sering mengajak pasien mengobrol



Keluarga



: Baik sus



Perawat B



: Dari hasil pengkajian teman saya tadi. Anak ibu dan perawat menyusun jadwal latihan kegiatan positif. Karena pagi anak ibu sekolah jadi usahakan agar pasien mengobrol dengan teman-temannya. Setelah pulang sekolah anjurkan pasien untuk istirahat atau tidur siang lanjut malamnya keluarga bisa mengajak ngobrol sembari menonton tv, atau temani pasien mengerjakan PR. Disela waktu kosong setelah mengerjakan PR, pasien bisa menuliskan kegiatan sehari-hari di buku harian dan belajar melukis. Dan yang paling penting jangan lupa pasien dan keluarga terus beribadah, berdoa dengan mendekatkan diri pada Tuhan supaya merasa jauh lebih tenang.



Perawat B



: Dan apabila pasien tidak kunjung membaik setelah dilakukan cara tersebut maka kenali tanda gejala kekambuhannya



seperti



tidak



mau



berbicara



dan



mengasingkan diri bahkan sampai menyakiti diri. Maka segera rujuk pasien ke Rumah Sakit. Ibu



: Baiklah sus, kami akan mencoba melakukan seperti yang disarankan oleh suster.



Tahap terminasi: Perawat B



: Bagaimana perasaan keluarga setelah dilakukan diskusi?



Ibu



: Saya sekarang sedikit lega sus, karna saya sudah banyak dapat pengetahuan tentang merawat anak saya.



Perawat B



: Jadi kita evaluasi sedikit ya bu. Bagaimana mana cara keluarga



Ibu



: Kami akan menasihati dia, dan mengajak ngobrol. Kami akan mengingatkan nya jadwal kegiatan nya seperti



melukis dan



menulis di buku harian dan mengajak



berkegiatan hal-hal yang positif untuk menyibukkan dia supaya ide bunuh diri tidak muncul Perawat B



: Iya bu, nanti kita akan jadwalkan lagi ya untuk pertemuan selanjutnya. Untuk waktu dan tempatnya, keluarga mau dilakukan dimana?



Kakak pasien 1



: Hari Jum’at saja sus, jamnya sama seperti sekarang dan tempatnya disini saja



Perawat B



: Baiklah, kalau begitu bu. Nanti kita bertemu jam 12.00 siang dan tempatnya disini ya bu. Kalau saya tidak datang berarti saya ada kesibukan, nanti saya konfirmasikan lagi.



Kakak pasien 2



: Iya sus, terimaksih atas saran dan masukkannya. Kami pamit dulu (bersalaman)



Perawat B



: Iya mba, sama-sama (menjabat tangan)



THE END