Teks Sejarah Pribadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teks sejarah pribadi Namaku Hanna Margaretha Tampubolon, aku biasa dipanggil Hanna, aku anak ke empat dari empat bersaudara. Aku mempunyai tiga orang kakak laki-laki. Aku lahir di pematangsiantar, diriku lahir dalam keadaan sungsang. Sekarang aku bersekolah di SMA YP MAHK Jl.Nias ujung no.67. Aku memanggil kedua orangtuaku dengan sebutan bapak dan mamak.



Ketika umur ku baru satu bulan, aku dititipkan kepada namboru(bibi). Namboruku sudah ku anggap seperti mamakku sendiri. Setiap pagi bapak selalu mengantar aku dan saudara laki-laki ku kerumah namboru. Kami dititipkan kesana karena orangtua kami bekerja. Apapun yang kami minta akan diberikan olehnya. Sejauh yang aku ingat, diriku hanya sesekali dimarahain olehnya.



Pada tahun 2007, aku mulai masuk ke taman kanak-kanak yang sering disebut dengan TK. Saat pertama aku hanya mempunyai dua orang teman laki-laki. Setelah pulang dari TK, aku menghabiskan waktu bersama bapak jika beliau tidak berkerja. Aku tidak mau mandi dan makan jika tidak bersamanya. Bisa dibilang aku adalah anak kesayangannya, makanya saudaraku sering cemburu kepadaku.



Setelah tamat dari TK pada tahun 2008 aku memasuki Sekolah Dasar dimana mamakku bekerja sebagai kepala sekolah dan tenaga pengajar. Sekolah tersebut bernama SD Swasta Advent. Di sekolah aku tidak perlu mencari teman lagi karena sebagian besar aku sudah mengenal mereka. Saat kelas 1 SD aku pergi ke Jakarta bersama bapak dan saudaraku yang ketiga. Sebenarnya yang pergi hanya aku dan bapak tetapi karna saudaraku selalu menangis jadi dia ikut. Saat SD aku tidak pernah belajar, aku hanya bermain bersama dengan dua teman laki-laki ku. Sampai suatu saat aku tidak mengerjakan pr sehingga aku dikeluarkan dari kelas. Kemudian mamak melihatku dan memarahiku. Setelah kejadian tersebut aku mulai belajar.



Saat kelas 3 SD aku kehilangan orang yang ku sayangi yaitu namboruku. Aku sedih, hatiku hancur kehilangan sosok seperti beliau. Saudaraku juga begitu sampai mereka jatuh ke pergaulan yang tidak baik. Kepergiannya sangat membekas bagi kami. Butuh waktu yang lama untuk merelakannya, diriku sendiri dapa merelakannya 2 tahun sejak kepergiannya. Dia tidak akan pernah kulupakan.



Pada tahun 2014, aku menginjak kelas SMP. Teman SDku bersekolah sama denganku yaitu SMP Swasta advent jl.nias. Banyak teman baru yang ku dapat, dengan berbagai sifat yang mereka miliki. Ada seseorang yang ku kenal yang dapat membuatku nyaman dan dia masih bersamaku sampai sekarang. Aku selalu merasa kalau aku selalu dikelilingi orang yang ku sayangi.



Mungkin pemikiran ku itu salah. Pada tanggal 09 Mei 2018, semuanya berubah, semuanya hancur, semuanya pergi. Aku kehilangan orang yang sangat sangat sangat berarti dalam hidupku. Diriku tidak memiliki figure seorang ayah lagi. Ya, bapak meninggal. Pada saat itu aku duduk di kelas 1 SMA. Sebagian senyumku hilang, kepercayaan diriku hilang, aku belum siap menerima kenyaataan ini. Aku tahu jika semua orang akan meninggal tapi tidak terlalu cepat. Aku masih membutuhkan sosok seorang ayah, aku masih ingin mendapat kasih sayang dari dia, aku masih ingin membanggakannya, aku masih ingin membuat banyak kenangann bersamanya. Ikhlas? Tidak, aku belum ikhlas.



Orang berpikir jika hidupku senang, hidupku baik-baik saja. Mereka salah, aku selalu menyembunyikan kesedihan ku dari mereka. Aku tidak mau jika mereka dekat kepada ku hanya karena kasihan. Aku tidak mau. Aku tahu jika diriku masih dikelilingi banyak orang menyayangiku, masih banyak yang peduli kepada ku. Dan aku sadar, masih banyak orang yang tidak seberuntung aku, banyak orang yang sudah tidak mempunyai orangtua, banyak orang yang tidak mengenal orangtuanya. Tapi mereka tetap kuat, mereka masih menjalani hidup mereka dengan normal. Jadi mengapa aku tidak bisa seperti mereka?



Sekarang aku hanya butuh semangat dari orang yang ku sayang. Dan juga bantuan dari Tuhan. Tuhan punya rencaana yang sangat indah untuk umatNya, dan akan ada hikmah dibalik semuanya. Aku harus menerima keadaan ini. Semuanya akan indah pada waktunya.