Telaah Jurnal Kelompok 3 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • april
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TELAAH JURNAL ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS YANG MENGALAMI MASALAH KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT DENGAN PENERAPAN KEPERAWATAN LUKA MODERN DRESSING



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.



OLEH: NI LUH ADE SERIASIH NI MADE RASITA PUSPITASWARI NI LUH PUTU ARY APRILIYANTI NI MADE TARIANI PUTU INDAH PERMATA SARI NI PUTU NOVIA HARDIYANTI PUTU RISMA ARIA PRADNYADEWI I GUSTI BAGUS KOMANG ALIT WARDANA NI PUTU SRI WIADNYANI NI PUTU NITA AYU SANDRA KADEK FAJAR WIDYASTIKA NI WAYAN SURATMINI COKORDA ISTRI INTEN PURWANINGSIH NI MADE SEKARADHI, SST NI MADE SARIANI I KETUT WIDIARTA YASA, SST. GUSTI PUTU RAI SUMIARI I WAYAN SUSA ANTARA,S.ST I NYOMAN SUANDA,SST I MADE SUGIARTA,S.ST



(P07120320013) (P07120320014) (P07120320015) (P07120320016) (P07120320017) (P07120320018) (P07120320051) (P07120320052) (P07120320053) (P07120320054) (P07120320055) (P07120320056) (P07120320088) (P07120320089) (P07120320090) (P07120320091) (P07120320092) (P07120320093) (P07120320094) (P07120320095)



PRODI NERS KELAS A, B,C KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR PROGRAM STUDI PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN 2020



TELAAH JURNAL ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS YANG MENGALAMI MASALAH KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT DENGAN PENERAPAN KEPERAWATAN LUKA MODERN DRESSING A. Metode PICO Dalam Telaah Jurnal Dalam merumuskan rumusan masalah klinis, dapat dituliskan dengan format PICO, terdiri atas 4 komponen yaitu : P atau problem/permasalahan pada pasien, I yang merefleksikan suatu intervensi/indeks/ atau indikator, C atau comparison, yaitu pembanding dan O atau outcome. Pertanyaan klinis perlu mendeskripsikan dengan jelas karakteristik pasien (karakteristik demografis pasien) dan masalah klinis pasien yang dihadapi pada praktik klinis. Karakteristik pasien dan masalahnya perlu dideskripsikan dengan eksplisit agar bukti-bukti yang dicari dari database hasil riset relevan dengan masalah pasien dan dapat diterapkan, yaitu bukti-bukti yang berasal dari riset yang menggunakan sampel pasien dengan karakteristik serupa dengan pasien/ populasi pasien yang datang pada praktik klinik. Pertanyaan klinis perlu menyebutkan dengan spesifik intervensi yang ingin diketahui manfaat klinisnya. Intervensi diagnostik mencakup tes skrining, tes/ alat/ prosedur diagnostik, dan biomarker. Intervensi terapetik meliputi terapi obat, vaksin, prosedur bedah, konseling, penyuluhan kesehatan, upaya rehabilitatif, intervensi medis dan pelayanan kesehatan lainnya. Tetapi, intervensi yang dirumuskan dalam pertanyaan klinis bisa juga merupakan paparan (exposure) suatu faktor yang diduga merupakan faktor risiko/ etiologi/ kausa yang mempengaruhi terjadinya penyakit/ masalah kesehataan pada pasien. Intervensi bisa juga merupakan faktor prognostik yang mempengaruhi terjadinya akibatakibat penyakit, seperti kematian, komplikasi, kecacatan, dan sebagainya (bad outcome) pada pasien. Pertanyaan klinis perlu pembanding dari intervensi yang diberikan (misalnya: pembanding computed tomography (CT) yaitu ultrasonografi untuk



mendiagnosis apendisitis pada laki-laki usia 30 tahun dengan nyeri abdomen akut). Efektivitas intervensi diukur berdasarkan perubahan pada hasil klinis (clinical outcome). Outcome (patient-oriented outcome) mengacu pada 3 hal yaitu death/kematian (misalnya: angka kematian ibu dan anak), disability/kecacatan (misalnya: kebutaan karena retinopati diabetik pada pasien diabetes mellitus), dan discomfort/ketidaknyamanan (misalnya: nyeri, mual, dan demam). Suatu karya tulis ilmiah pada umumnya disusun berdasarkan suatu masalah. Masalah sendiri merupakan kesenjangan antara keinginan dan kenyataan. Masalah-masalah dalam bidang kedokteran dan kesehatan dapat disusun menjadi suatu pertanyaan klinis. Pertanyaan klinis yang dibentuk sebaiknya harus memiliki model PICO sehingga memudahkan peneliti untuk menemukan referensi terbaik bagi karya ilmiahnya. Pertumbuhan publikasi karya ilmiah belakangan ini terjadi dengan sangat pesat. Publikasi karya ilmiah dalam jurnal meningkat 2 kali lipat pada tahun 1950 dalam setiap 10 tahun hingga saat ini meningkat 2 kali lipat hanya dalam 1 tahun. Kondisi ini akan meningkat 2 kali lipat setiap 73 hari pada tahun 2020. Banyaknya jumlah publikasi ilmiah ini disertai dengan menurunnya beberapa kualitas terbitan karya ilmiah dengan munculnya jurnal-jurnal yang tidak lagi sepenuhnya mempertimbangkan kaidah dan etika keilmuan. Kualitas publikasi ilmiah yang berkurang dan banyaknya jumlah publikasi ilmiah ini akan menyulitkan mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tugas akhirnya menemukan referensi skripsi yang tepat untuk karya ilmiahnya. Metode PICO dapat dengan mudah digunakan untuk menemukan referensi yang tepat untuk karya ilmiah yang sedang dibuat sangat menghemat waktu yang dibutuhkan untuk mencari referensi.



B. Analisis Jurnal Judul Penelitian



Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus yang Mengalami Masalah Kerusakan Integritas Kulit dengan Penerapan Keperawatan



Peneliti Tujuan Penelitian



Luka Modern Dressing Ratna Devi, Parmin, & Ziand Aswira Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus yang mengalami masalah kerusakan integritas kulit dengan penerapan keperawatan luka



Ringkasan Jurnal



modern dressing di ruangan kenari RSU Anutapura Palu Penyakit diabetes melitus saat ini telah menjadi penyakit epidemik. Dalam 10 tahun terakhir terjadi peningkatan 2-3 kali lipat yang disebabkan oleh pertambahan umur,kelebihan berat badan dan gaya hidup. Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2013, jumlah penderita DM mencapai 200 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 333 juta jiwa di tahun 2025 mendatang. Setengah dari angka tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk negara Indonesia. Angka kejadian DM di Indonesia menempati urutan ke-4 tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa. Prevalensi berdasarkan gejala DM yang tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah yaitu sebesar 3,7% dan komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita diabetes mellitus adalah komplikasi pada kaki sekitar 15 % yang disebut luka kaki diabetes (Kemenkes RI 2013). Luka diabetes (diabetic ulcers) sering kali disebut diabetics foot ulcers luka neuropati, luka diabetik neuropath (Maryunani, 2013). Luka diabetes atau neuropati adalah luka yang terjadi pada pasien yang diabetik melibatkan gangguan pada saraf perifer dan otonomik. Kondisi hiperglikemia yang lama pada pasien DM menyebabkan arteroskelosis, penebalan membrane basalis dan perubahan pada saraf perifer. Luka kaki pada pasien diabetes harus mendapatkan perawatan karena ada beberapa alasan, misalnya untuk mengurangi resiko infeksi dan amputasi,memperbaiki fungsi dan kualitas hidup, dan mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan. Tujuan utama perawatan luka diabetes sesegera mungkin



didapatkan kesembuhan dan pencegahan kekambuhan setelah proses penyembuhan. Strategi penatalaksanaan pada pasien diabetes melitus adalah salah satunya dengan memberikan terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi tersebut bertujuan untuk mencegah infeksi pada pasien diabetes melitus salah satunya menerapkan prosedur perawatan luka pada luka gangren dengan modern Dressing. Desain penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus yaitu untuk mengeksplorasi masalah Asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus yang mengalami masalah kerusakan integritas kulit dengan



penerapan



perawatan



luka



modern



dressing.



Unit



analisa/partisipan dalam penelitian ini adalah 2 klien dengan penyakit diabetes mellitus yang memiliki masalah keperawatan kerusakan integritas kulit yang sama antara pasien 1 dan pasien 2. Studi kasus ini berfokus pada manajemen perawatan luka pada pasien diabetes melitus dengan masalah kerusakan integritas kulit. Adapun instrumen studi kasus yang digunakan yaitu: informend consent, Format pengkajian keperawatan, format lembar observasi perawatan luka, Format standar operasional prosedur (SOP) tentang perawatan luka, dan gambar balutan modern dressing. Penelitian ini dilaksanakan di ruang Kenari Rumah Sakit Umum Anutapura Palu Provinsi Sulawesi Tengah pada bulan November 2018. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mendapatkan data primer metode yang digunakan adalah: anamnese, observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi. Pasien 1 pasien masuk rumah sakit pada tanggal 17 november 2018 berjenis kelamin laki-laki, umur 49 tahun dengan suku kaili dan pendidikan terakhir yaitu SMA, nyeri pada luka di kaki kanannya, klien mengeluh susah tidur, klien sering kencing dimalam hari, klien mengeluh gampang lelah, nyeri dibagian kaki kanan karna terdapat bekas operasi, KU: lemah. Mengeluh merasa nyeri pada kaki kanannya, keluhan dirasakan baru 4 hari sebelum masuk RS, belum pernah di rawat di RS sebelumya dan tidak memiliki riwayat



keturunan DM tipe II, tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit dan respirasi 22 x/menit. Pada abdomen didapatkan perut buncit akibat kegemukan. Terdapat luka pada kaki kanan bekas post op hari ke-3 saat pengkajian dengan ukuran 3x3 cm, kedalaman luka sebesar 0,5 cm, luka nampak merah, kulit di sekitar luka nampak lembab, nampak pengeluaran pus dan terasa nyeri pada eksremitas atas dan eksremitas bawah, terpasang IVFD 20 tpm pada tangan sebelah kanan dan kekuatan otot eksremitas atas 4/4 Bawah 2/2. Pasien 2 pasien masuk rumah sakit pada tanggal 16 november 2018 berjenis kelamin perempuan, umur 40 tahun, bersuku bugis dengan pendidikan terkahir yaitu SMP. keluhan nyeri pada luka di jari kaki kanannya tetapi saat pengkajian klien mengatakan tubuhnya terasa lemah, klien mengeluh susah tidur, sering buang air kecil, sering haus, klien mengatakan kakinya sering kram dan kesemutan. Mengeluh nyeri pada jari kaki kanannya, keluhan di rasakan sudah satu minggu yang lalu, sudah pernah di rawat di RS yang sama sebelumnya dan memiliki riwayat keturunan DM tipe II dari ibunya, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit dan respirasi 20x/menit. Perut datar dan tidak ada nyeri tekan. Terdapat luka pada jari kaki kanannya dengan ukuran 2x2 cm, kedalaman luka 0,1 cm, nampak merah, kulit di sekitar luka nampak kering dan terasa nyeri, terpasang IVFD 20 tpm pada tangan sebelah kanan dan kekuatan otot eksremitas atas 4/4 dan bawah 3/3. Masalah keperawatan yang diperoleh dari pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu kerusakan integritas kulit dan nyeri akut. Namun, yang menjadi fokus masalah keperawatan peneliti yaitu masalah keperawatan kerusakan integritas kulit karena masalah ini merupakan masalah dari fokus penelitian penulis karena dapat menyebabkan infeksi yang meluas jika tidak tertangani dengan baik. Intervensi keperawatan yang diberikan baik pada pasien 1 dan pasien 2 sama sesuai dengan NIC (Nursing Interventions Classification). Penulis lebih berfokus pada satu intervensi perawatan



yaitu perawatan luka modern dressing karena berdasarkan teori Rukmana 2008, modern dressing adalah suatu balutan modern yang sedang berkembang pesat dalam wound care, dimana disebutkan dalam beberapa literatur lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konvensional. Perawatan luka modern dressing merupakan tindakan keperawatan yang tepat untuk dilakukan dalam merawat luka agar sembuh sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan meminimalkan resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi, dalam tindakan dan proses penyembuhan luka akan berkualitas Kelebihan Kekurangan Jurnal



apabila dilakukan dengan benar sesuai dengan SOP yang telah ada. & Kelebihan Jurnal : 1. Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 2 klien dengan penyakit DM yang memiliki masalah keperawatan yang sama yaitu kerusakan integritas kulit antara pasien 1 dan pasien 2 sehingga dapat dilihat perbandingan hasilnya. 2. Dalam jurnal dijelaskan dengan rinci SOP yang digunakan dalam melakukan tindakan keperawatan modern dressing ini sesuai dengan standar Nursing Interventions Classification (NIC). 3. Teknik modern dressing ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien apabila sudah diperbolehkan pulang dan sudah terlatih. Kekurangan Jurnal : 1. Terdapat perbedaan situasi luka pasien 1 dan 2 dimana pasien 1 terdapat luka pada kaki kanan bekas post op hari ke3 saat pengkajian dengan luas 3x3 cm, kedalaman luka sebesar 0,5 cm, luka nampak merah, kulit di sekitar luka nampak lembab, nampak pengeluaran pus, dan terasa nyeri. Sedangkan terdapat luka pada jari kaki kanannya dengan ukuran 2x2 cm, kedalaman luka 0,1 cm, nampak merah, kulit di sekitar luka nampak kering dan terasa nyeri. Jika, karakteristik luka pada kedua pasien sama akan lebih baik untuk memperlihatkan efektivitas tindakan pada pasien yang satu dengan yang lainnya. 2. Pada jurnal disebutkan salah satu instrument studi kasus yang digunakan adalah gambar balutan modern dressing sedangkan



dalam isi jurnal tidak menjelaskan bagaiaman instrument ini digunakan dan kemudian dimanfaatkan untuk mengedukasi pasien melakukan perawatan secara mandiri. 3. Penyusunan rencana keperawatan masih menggunakan NANDA (diagnose), NOC (kriteria hasil), dan NIC (intervensi), sementara yang terupdate saat ini digunakan adalah standar SDKI, SLKI, Problem



dan SIKI. Diabetes melitus (DM), merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang di tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Masalah serta komplikasi yang paling sering dialami oleh penderita diabetes mellitus adalah komplikasi pada kaki sekitar 15 % yang disebut luka kaki diabetes pada tahun 2017. Dalam penelitian ini masalah yang diangkat yaitu asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus yang mengalami masalah kerusakan integritas kulit dengan



penerapan



perawatan



luka



modern



dressing.



Unit



analisa/partisipan dalam penelitian ini adalah 2 klien dengan penyakit diabetes mellitus yang memiliki masalah keperawatan kerusakan Intervention



integritas kulit yang sama antara pasien 1 dan pasien 2. Penulis lebih berfokus pada satu intervensi perawatan yaitu perawatan luka modern dressing karena berdasarkan teori Rukmana 2008, modern dressing adalah suatu balutan modern yang sedang berkembang pesat dalam wound care, dimana disebutkan dalam beberapa literatur lebih efektif bila dibandingkan dengan metode konvensional. Perawatan luka modern dressing merupakan tindakan keperawatan yang tepat untuk dilakukan dalam merawat luka agar sembuh



sesuai



dengan



waktu



yang



telah



ditentukan



dan



meminimalkan resiko infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi, dalam tindakan dan proses penyembuhan luka akan berkualitas apabila dilakukan dengan benar sesuai dengan SOP yang telah ada. Diagnosa keperawatan menurut NANDA yang diangkat yaitu kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangguan sensasi akibat luka dengan kriteria hasil NOC setelah dilakukan



perawatan luka selama 4 x 24 jam diharapkan: -



Kondisi kulit membaik



-



Tidak ada pembentukan bekas luka yang besar



-



Eritema dikulit sekitarnya tidak ada



-



Lebam dikulit sekitarnya tidak ada



-



Peningkatan suhu kulit tidak ada



-



Tidak ada bau busuk



-



Berkurangnya ukuran luka



-



Kondisi kulit dilakukan decubitus tetap utuh



-



Kondisi tepi luka tidak ada nekrosis, tidak ada bekas luka



-



Tidak terjadi luka didaerah lain yang mengalami tekanan



Intervensi NIC yang diberikan pada pasien 1 dan pasien 2 sama yaitu dilakukan perawatan luka menggunakan metode modern dressing sesuai SOP, kedua pasien memiliki fokus masalah yang sama dengan memperhatikan kondisi kulit untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Menurut Setyarini, Barus & Dwitari (2013) ada beberapa komplikasi dalam penyembuhan luka, yang salah satunya yaitu Infeksi. Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, Comparation



dan peningkatan jumlah sel darah putih. 1) “Efektivitas Modern Dressing terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes Melitus Tipe 2” (Subandi & Adam, 2019) Hasil : Metode yang baru dalam perawatan luka yaitu modern dressing dimana luka akan dibuat moisture balance atau lembab karena akan



memfasilitasi



chemokines



dan



cytokines



untuk



pertumbuhan sel pada luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui



efektifitas



modern dressing



terhadap



proses



penyembuhan luka diabetes mellitus tipe 2. Jenis penelitian menggunakan Pre-Postest With Control Group Desain terhadap



suatu kelompok. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden intervensi dan control. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, instrument



penelitian



yang digunakan lembar



observasi Betes-Jensen Wound Assessment Tool (BWAT). Penelitian dilakukan selama 45 hari. Data analisa dengan uji statistik Wilcoxon test. Proses penyembuhan luka yang dialami oleh responden yang menjalani perawatan sebelum diberikan modern dressing pada kelompok intervensi yang mengalami regenerasi luka sebanyak 15 responden (100%), dan konvesional pada kelompok kontrol yang mengalami regenerasi luka sebanyak 15 responden (100%). Setelah dilakukan intervensi, hasil data penelitian menunjukkan bahwa kelompok kontrol yang menggunakan perawatan luka konvensional yaitu dengan kategori proses penyembuhan luka regenerasi luka sebanyak 15 responden atau masih tidak jauh berbeda pada saat observasi pertama, sedangkan pada kelompok eksperimen yang diberikan intervensi modern dressing yaitu menunjukan bahwa proses penyembuhan luka dengan kategori regenerasi luka sebanyak 7 responden atau sekitar 46,7% dan kategori jaringan sehat sebanyak 8 responden atau sebesar 53,3%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji hipotesis Wilcoxon, diperoleh p-value proses penyembuhan luka p=0,005 (p ≤ 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara nilai proses penyembuhan luka sebelum dan sesudah pemberian intervensi modern dressing, dan tidak ada perbedaan pada kelompok kontrol konvensional terhadap proses penyembuhan luka diabetes mellitus tipe 2 (p-value = 1,000). Hasil analisa data untuk menguji hipotesa dapat dilihat dari nilai hasil Mann-Whitney U-Test yaitu diperoleh p-value sebesar 0,001 (≥0,05) yang berarti hipotesis diterima. Penelitian ini telah



menunjukkan bahwa modern dressing mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Perawatan



luka



dibandingakan



secara



modern



dressing



lebih



perawatan



luka



konvesional



efektif



dikarenakan



penelitian sebelumnya yang mengatakan adanya pengaruh pada luka seperti: perubahan ukuran luka pada responden yang dilakukan



perawatan



luka,



bertambahnya



granulasi



dan



terbentuknya epitelisasi. Metode perawatan luka modern dressing



dirasakan



oleh



pasien



dikarenakan



setelah



membandingkan dengan perawatan luka konvensional semua pasien percaya bahwa metode modern dressing lebih efektif dan hasil



maksimal



dibandingkan



perawatan



luka



secara



konvensional. Hal itu dapat dilihat dari hasil sebelum dan sesudah perawatan luka menggunakan konvensional dan modern. Menggunakan balutan secara modern dirasa nyaman, aman,



dan



melindung



luka



dari



paparan



bakteri



dan



mikroorganisme yang dapat mengenai luka. 2) “Analisis Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Diabetes Mellitus dalam Penerapan Modern Dressing di Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018” (Andini, 2019) Hasil : Pasien dengan identitas Ny. E umur 50 tahun jenis kelamin perempuan, masuk rumah sakit pada tanggal 19 Oktober 2018 dengan diagnosa medis Diabetes Melitus Tipe II + Hipertensi + CKD Stage V on HD. Keluhan pasien saat ini yaitu ada luka ulkus pada punggung tangan kiri arah ibu jari dengan diameter ± 3 cm dengan kedalaman ± 1 cm, pasien mengatakan luka masih basah, ada pus tidak ada nekrotik, luka terpasang perban dan kondisi perban basah tampak, cairan pus pada perban, pasien



juga mengeluh nyeri pada ulkus, nyeri pada sekeliling ulkus, nyeri seperti ditusuk benda tajam, nyeri pada saat di gerakkan. Pasien mengatakan pada palpebra sebelah kiri ada abses dan pada batang hidung ada abses, keadaan abses ada pus dan basah, tidak ada terpasang perban, pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan kurang nafsu makan, porsi makan hanya habis setengah, pasien mengatakan tidak berselera makan makanan rumah sakit, pasien tampak membeli makanan dari luar rumah sakit, pasien mengatakan mengalami penurunan BB sejak 6 bulan terakhir BB awal sebelum sakit 58 kg sekarang menjadi 52 kg. Pasien mengatakan sulit tidur pada malam hari, pasien tidur jam 4 pagi dan bangun jam 7 pagi. Pasien mengatakan saat duduk kepala terasa pusing, dan tangan kanan pasien terpasang infus. pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas, sehingga aktivitas dibantu oleh keluarga juga perawat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti ke kamar mandi. Pasien mengatakan sudah 2 hari tidak BAB, perut terasa seperti penuh dan keras. Masalah keperawatan utama yang diambil peneliti adalah Kerusakan integritas kulit. Penelitian ini menunjukkan setelah dilakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik modern dressing selama 4 hari didapatkan hasil bahwa tampak cairan atau pus mulai berkurang, tampak tidak ada ganggen, pada punggung tangan tampak mulai megalami perbaikan pada kulit, pada saat dilakukan perawatan luka, pasien meringis menahan sakit. Hal ini meunjukkan bahwa terdapat perubahan setelah dilakukan perawatan luka menggunakan teknik modern dressing pada luka Ny. E. Menurut Wahidin (2013) dalam (Andini, 2019) balutan Modern dressing bersifat lembut dan dapat mengembang apabila luka mempunyai jumlah eksudat yang banyak dan tetap memberikan kesan lembab dan mencegah kontaminasi dari bakteri yang ada



diluar luka. Untuk balutan basah kering apabila luka memiliki eksudat dalam jumlah banyak maka harus segera diganti balutannya. Terutama apabila eksudat tersebut sampai merembes keluar dari balutan yang menyebabkan balutan tampak kotor. Selain itu teknik moist healing tidak memberikan nyeri maupun perdarahan saat balutan diangkat dari luka. 3) “Asuhan Keperawatan dalam Penatalaksanaan Perawatan Luka Ulkus Diabetikum dengan Moist Wound Healing Pada Ny. M di Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018/2019” (Desmawati, 2019) Pasien Ny.M umur 60 tahun 3 bulan masuk ke rumah sakit pada tanggal 29 Oktober 2018 dengan keluhan yang dirasakan saat ini Pasien mengatakan saat ini kepala terasa pusing, pasien mengatakan ada luka ulkus dikaki sebelah kiri dan telapak kaki kiri. Pasien mengatakan kaki terasa sakit dan sulit untuk melakukan aktivitas. Pasien mengatakan kepala sakit, pasien belum ada BAB hari ini, lebih kurang sejak seminggu yang lalu sampai sekarang BAB pasien keras, dan pada saat BAB pasien mengatakan terasa agak nyeri. Pasien mengatakan susah tidur dan sering terbangun dimalam hari, pasien mengatakan belum mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan dibantu oleh keluarga. Berdasarkan hasil observasi pada saat pengkajian tampak luka ditutup dengan kasa gulung dan tampak jari kaki kedua (jari tengah) sudah mengalami ganggren. Diagnosa medik pasien yaitu Diabetes mellitus tipe II + Sindrom dyspepsia +ulkus dorsalis pedis + hiponatremia.. Prioritas masalah yaitu Kerusakan integritas kulit. Salah satu perawatan luka yang termasuk pada perawatan luka modern adalah perawatan luka dengan Moist Wound Healing yang dapat membantu mempercepat proses epitelisasi dan penyembuhan



luka.



Hasil



implemetasi



perawatan



luka



menggunakan



metode



moist



wound



healing



terhadap



penyembuhan luka dilakukan selama 4 hari dan menunjukkan hasil yaitu cairan dan pus mulai berkurang, ganggren pada jari kaki kedua tidak meluas atau melebar, jaringan nekrotik mulai berkurang, pada telapak kaki yang berlubang mulai mengalami perbaikan pada kulit, warna kemerahan pada sekitar ulkus berkurang, kulit disekitar lubang sudah tidak ada jaringan nekrotik lagi, dan pasien mengatakan nyeri berkurang, hal ini menunjukkan perawatan luka menggunakan metode moist wound Outcome



healing



dapat



membantu



mempercepat



proses



penyembuhan luka. Hasil dari penelitian ini adalah Pasien 1 masuk rumah sakit pada tanggal 17 november 2018 berjenis kelamin laki-laki, umur 49 tahun dengan Suku kaili dan pendidikan terakhir yaitu SMA. nyeri pada luka di kaki kanannya, klien mengeluh susah tidur, klien sering kencing dimalam hari, klien mengeluh gampang lelah, nyeri dibagian kaki kanan karna terdapat bekas operasi, KU: lemah. Mengeluh merasa nyeri pada kaki kanannya, keluhan dirasakan baru 4 hari sebelum masuk RS, belum pernah di rawat di RS sebelumya dan tidak memiliki riwayat keturunan DM tipe II, tekanan darah 150/90 mmHg, frekuensi nadi 90x/menit dan respirasi 22 x/menit. Pada abdomen didapatkan perut buncit akibat kegemukan. Terdapat luka pada kaki kanan bekas post op hari ke-3 saat pengkajian dengan ukuran 3x3 cm, kedalaman luka sebesar 0,5 cm, luka nampak merah, kulit di sekitar luka nampak lembab, nampak pengeluaran pus dan terasa nyeri pada eksremitas atas dan eksremitas bawah, terpasang IVFD 20 tpm pada tangan sebelah kanan dan kekuatan otot eksremitas atas 4/4 Bawah 2/2. Pasien 2 pasien masuk rumah sakit pada tanggal 16 november 2018 berjenis kelamin perempuan, umur 40 tahun, bersuku bugis dengan pendidikan terkahir yaitu SMP. keluhan nyeri pada luka di jari kaki kanannya tetapi saat pengkajian klien mengatakan tubuhnya terasa lemah, klien mengeluh susah tidur, sering buang air kecil, sering haus, klien mengatakan kakinya sering



kram dan kesemutan. Mengeluh nyeri pada jari kaki kanannya, keluhan di rasakan sudah satu minggu yang lalu, sudah pernah di rawat di RS yang sama sebelumnya dan memiliki riwayat keturunan DM tipe II dari ibunya, tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi nadi 80x/menit dan respirasi 20x/menit. Perut datar dan tidak ada nyeri tekan. Terdapat luka pada jari kaki kanannya dengan ukuran 2x2 cm, kedalaman luka 0,1 cm, nampak merah, kulit di sekitar luka nampak kering dan terasa nyeri, terpasang IVFD 20 tpm pada tangan sebelah kanan dan kekuatan otot eksremitas atas 4/4 dan bawah 3/3. Masalah keperawatan yang diperoleh dari pengkajian pada pasien 1 dan pasien 2 yaitu kerusakan integritas kulit dan Nyeri Akut. Namun, yang menjadi fokus masalah keperawatan peneliti yaitu masalah keperawatan kerusakan integritas kulit karena masalah ini merupakan masalah dari focus penelitian penulis karena dapat menyebabkan infeksi yang meluas jika tidak tertangani dengan baik. Intervensi keperawatan yang diberikan baik pada pasien 1 dan pasien 2 sama sesuai dengan NIC (Nursing Interventions Classification). Penulis lebih berfokus pada satu intervensi perawatan yaitu perawatan luka modern dressing. Implementasi yang di lakukan pada ke dua pasien sama yaitu melakukan perawatan luka dengan metode modern dressing karena kedua



pasien



memiliki



fokus



masalah



yang



sama



dengan



memperhatikan kondisi kulit untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka. Dari penelitian didapatkan hasil evaluasi dari hari pertama hingga hari keempat sesuai dengan tujuan perencanan keperawatan.Dari hasil evaluasi pada hari keempat sesuai dengan tujuan,masalah dinyatakan teratasi meskipun pada pasien 1 masih merasa nyeri tekan pada hari ke empat, namun nyeri yang di rasakan mulai berkurang dan ukuran luka semakin mengecil sampai hari ke empat yaitu sebesar 2 x 2 cm yang sebelumnya ukurannya yaitu 3 x 3 cm. Sedangkan pada pasien 2 masalah sudah teratasi karena sudah tidak



terdapat nyeri tekan. Pasien 2 juga mengatakan bahwa sudah di anjurkan oleh dokter untuk pulang dan ukuran luka pada pasien 2 juga mulai mengecil yaitu sebesar 1 x 2 cm yang sebelumnya pada Time



hari pertama sebesar 2 x 2 cm. Penelitian ini dilakukan selama empat hari yaitu dari tanggal 21 November 2018-24 November 2018 yang dilaksanakan di Ruangan Kenari RSU Anutapura Palu 2018.



DAFTAR PUSTAKA Andini, B. (2019). Analisis Asuhan Keperawatan pada Ny.E dengan Diabetes Mellitus dalam Penerapan Modern Dressing di Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018. 1–126. Desmawati, R. (2019). Asuhan Keperawatan dalam Penatalaksanaan Perawatan Luka Ulkus Diabetikum dengan Moist Wound Healing Pada Ny. M di Ruangan Ambun Suri Lantai IV RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2018/2019. 1–135. Devi, R., Parmin, & Aswira, Z. (2019). Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabetes Melitus yang Mengalami Masalah Kerusakan Integritas Kulit dengan Penerapan Keperawatan Luka Modern Dressing di Ruangan Kenari RSU Anutapura Palu 2018. 6(2). Subandi, E., & Adam, K. (2019). Efektivitas Modern Dressing terhadap Proses Penyembuhan Luka Diabetes Melitus Tipe 2. 005, 1273–1283.