Teori Belajar Sosial Dan Tiruan (Kel. 2) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI-TEORI PSIKOLOGI SOSIAL “Kasus Teori Belajar Sosial dan Tiruan”



KELOMPOK 2



Marta Ayu Suryaningsih



(F.131.19.0160)



Huga Kautsari Robert



(F.131.19.0166)



Liana Christanty Arianto



(F.131.19.0190)



Arina Manasika



(F.131.19.0191)



Tri Anitasari



(F.131.19.0193)



Eunike Elvina Prajitno



(F.131.19.0197)



Febi Yanti



(F.131.19.0253)



Rahmadhani NS



(F.131.19.0264)



DOSEN PENGAMPU Dian Wishnu Brata. S. Psi. M. Si.



FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SEMARANG TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kelompok 2 dapat menyelesaikan paper ini dengan baik dan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam Mata Kuliah Teori-Teori Psikologi Sosial, penyusun membahas mengenai “Teori Belajar Sosial dan Tiruan”, paper ini dibuat untuk memenuhi tugas yang telah di berikan oleh dosen pengampu yaitu Bapak Dian Wishnu Brata. S. Psi. M. Si. Dengan selesainya paper ini, tak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan paper ini. Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada pembuatan paper ini. Oleh karena itu penyusun mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Akhir kata semoga paper ini dapat memberikan manfaat bagi pembelajaran selanjutnya, penyusun, khususnya kelompok 2, serta pembaca.



Semarang, 19 Oktober 2021



1



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1 DAFTAR ISI...................................................................................................................................2 BAB I...............................................................................................................................................3 PENDAHULUAN...........................................................................................................................3 1.1.



Pengertian Teori Belajar Sosial.........................................................................................3



1.1.1.



Teori Belajar menurut Dollard Miller........................................................................3



1.1.2.



Teori Belajar menurut Bandura.................................................................................3



1.2.



Proses Belajar....................................................................................................................3



1.2.1.



Dollard dan Miller.....................................................................................................3



1.2.2.



Bandura......................................................................................................................4



1.3.



Mekanisme Tingkah Laku Tiruan.....................................................................................5



1.3.1.



Tingkah laku sama.....................................................................................................5



1.3.2.



Tingkah laku tergantung............................................................................................5



1.3.3.



Tingkah laku salinan..................................................................................................5



1.4.



Tujuan Tiruan (Imitasi).....................................................................................................5



BAB II.............................................................................................................................................6 PEMBAHASAN..............................................................................................................................6 2.1. Landasan Teori......................................................................................................................6 2.2. Studi Kasus...........................................................................................................................6 2.4. Analisa Kasus........................................................................................................................7 2.5. Evaluasi.................................................................................................................................9 BAB III..........................................................................................................................................11 PENUTUP.....................................................................................................................................11 3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12



2



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Pengertian Teori Belajar Sosial 1.1.1. Teori Belajar menurut Dollard Miller Proses



belajar



merupakan



sesuatu



yang



kompleks



dan



terus



berkembang. John Dollard dan Neal E. Miller bekerja sama di Institute of Human Relation Universitas Yale mengembangkan pendekatan interdisiplin 3 bidang ilmu, yaitu teori belajar, psikoanalitik dan antropologi sosial. Teori Dollard dan Miller banyak dipengaruhi oleh teori Hull-Spencer yang terutama menangani peran motivasi dalam tingkah laku dan bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. 1.1.2. Teori Belajar menurut Bandura Teori belajar sosial dari Albert Bandura mencoba mengembangkan teori belajar yang ada sebelumnya. Teori belajar sosial ini adalah perkembangan utama dari tradisi teori pembelajaran perilaku (behaviorisme). Berbeda dengan penganut Behaviorisme, teori Bandura menjelaskan bahwa perilaku manusia dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Teori yang dikemukakan oleh Bandura telah memberi penekanan tentang



bagaimana



perilaku



manusia



dipengaruhi



oleh



hubungan



reinforcement dan observational learning, dan cara berpikir yang kita miliki terhadap sesuatu hal dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi sekitar dan menghasilkan reinforcement dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain (observational opportunity). Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainnya, Bandura memandang Perilaku individu tidak semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitif individu itu sendiri. 1.2.



Proses Belajar 1.2.1. Dollard dan Miller Proses belajar sangat bergantung pada hal eksternal seseorang. Proses belajar bagi Dollard dan Miller harus disertai dengan keinginanan, kemudian dipahami, dikerjakan hingga berhasil didapatkan (want something, notice something, do something, get something). Empat hal ini yang kemudian menjadi empat komponen utama belajar, yaitu drive, cue, response, dan reinforcement. 3



 Drive Stimulus (dari dalam diri seseorang) yang mendorong terjadinya kegiatan. Kekuatan drive sekunder tergantung pada kekuatan drive primer dan jumlah reinforcement yang diperoleh.  Cue Stimulus yang memberi petunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya, isyarat yang ada dalam proses belajar. Jenis dari kekuatan cue bervariasi dan variasi ini yang menentukan bagaimana reaksinya.  Response Aktivitas yang dilakukan seseorang. Menurut Dollard dan Miller sebelum suatu respon dikaitkan dengan suatu stimulus, respon itu harus terjadi terlebih dahulu. Dalam situasi tertentu, suatu stimulus menimbulkan respon-respon yang berurutan disebut dengan initial hierarchy of response.  Reinforcement Agar belajar terjadi, harus ada reinforcement atau reward. Dollard dan Miller mendefinisinya sebagai drive reduction (pereda dorongan). Penelitian membuktikan bahwa event yang mengikuti suatu· respon sangat menentukan hubungan respon itu dengan stimulusnya. Event yang hanya meredakan sebentar stimuli pendorongnya akan memperkuat respon apapun yang terlibat. Bisa dikatakan, reduksi drive menjadi syarat mutlak dari reinforcement. Hipotesis mengenai reduksi drive ini menimbulkan kontroversi, dan Miller sendiri terus berusaha mencari kebenarannya. Terkadang, tidak ada respon yang sukses, atau respon yang semula sukses tidak mendapat reinforcement lagi. Learning dilema semacam itu akan menghasilkan extinction, (hilangnya tingkah laku yang tidak efektif), dan berkembangnya respon baru. 1.2.2. Bandura  Pembelajaran



Observasional



(observational



learning)



adalah



pembelajaran yang meliputi perolehan keterampilan, strategi, dan dalam observational learning terdapat empat tahap belajar dari proses pengamatan atau modeling. Proses yang terjadi dalam observational learning tersebut antara lain : 



Atensi, dalam tahapan ini seseorang harus memberikan perhatian terhadap model dengan cermat.keyakinan dengan cara mengamati orang lain.



4







Retensi, tahapan ini adalah tahapan mengingat kembali perilaku yang ditampilkan oleh model yang diamati maka seseorang perlu memiliki ingatan yang bagus terhadap perilaku model.







Reproduksi,



dalam



tahapan



ini



seseorang



yang



telah



memberikan perhatian untuk mengamati dengan cermat dan mengingat kembali perilaku yang telah ditampilkan oleh modelnya maka berikutnya adalah mencoba menirukan atau mempraktekkan perilaku yang dilakukan oleh model. 



Motivasional, tahapan selanjutnya adalah seseorang mesti memiliki motivasi untuk belajar dari model.



 Pembelajaran dengan Pengaturan Diri (self-regulatory learning) saat manusia mempunyai efikasi diri yang tinggi, yakin terhadap ketergantungan mereka akan hal-hal yang nanti terjadi, dan mempunyai efikasi kolekif yang solid, mereka akan mempunyai kapasitas yang baik untuk dapat meregulasi perilaku mereka. Bagian ini terdiri atas pembangkitan diri dan pemantauan diri atas pikiran, perasaan, dan perilaku dengan tujuan untuk mencapai suatu sasaran. 1.3.



Mekanisme Tingkah Laku Tiruan 1.3.1. Tingkah laku sama Terjadi apabila dua orang bertingkah laku balas (berespons) sama terhadap rangsangan atau isyarat yang sama. 1.3.2. Tingkah laku tergantung Timbul dalam interaksi antara dua pihak. Salah satu pihak mempunyai kelebihan (lebih pandai, lebih mampu, dsb) dari pihak yang lain. Dalam hal ini, pihak yang lain atau pihak yang kurang tersebut akan menyesuaikan tingkah laku (match) dan akan tergantung (depent) pada pihak yang lebih. 1.3.3. Tingkah laku salinan Seperti tingkah laku tergantung, pada tingkah laku salinan, peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa tingkah laku yang diberikan oleh model. Hal ini berarti perkiraan tentang langkah laku model dalam kurun waktu yang relatif panjang ini akan dijadikan patokan oleh si peniru untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri dimasa yang akan datang sehingga lebih mendekati tingkah laku model.



1.4.



Tujuan Tiruan (Imitasi) Imitasi dilakukan sesuai tujuan individu. Tujuan imitasi adalah individu dapat lebih banyak menguasai respon baru dengan mengamati perilaku orang lain atau model, karena individu tidak harus bereksperimen dengan cara trial and error untuk menghasilkan konsekuensi yang diinginkan dan membuang yang tidak produktif. 5



Selain itu, dengan menerapkan teori ini individu akan cepat menampilkan perubahan sesaat setelah mengamati perilaku orang lain, walaupun pada sebagian besar individu menunjukkan perubahan pada jangka waktu yang lama atau bahkan tidak terjadi perubahan. Teori ini membuktikan bahwa adanya hubungan resiprokal yaitu perilaku, lingkungan, dan individu saling mempengaruhi sehingga dapat menunjukkan bahwa individu bukanlah objek dari perubahan perilaku melainkan juga berperan dalam perubahan perilaku sebagai subjek yang mempunyai potensi untuk memilih yang terbaik bagi dirinya.



6



BAB II PEMBAHASAN 2.1. Landasan Teori Dollard dan Miller menyimpulkan dari eksperimen-eksperimennya bahwa sebagian besar dorongan sekunder yang dipelajari manusia, dipelajari melalui belajar rasa takut dan kecemasan. Teori Dollard dan Miller banyak dipengaruhi oleh teori Hull-Spencer yang terutama menangani peran motivasi dalam tingkah laku dan bagaimana motivasi belajar dapat diperoleh. Kebiasaan atau habit merupakan pokok dari teori Dollard Miller. Menurut Dollard dan Miller bentuk sederhana dari teori belajar adalah mempelajari keadaan dimana terjadi hubungan antara respon dengan cue-stimulusnya. Empat komponen utama belajar yaitu; drive, cue, response dan reinforcement. Sedangkan syarat belajar seperti yang sudah disebutkan adalah want something, notice something, do something, get something. Teori belajar sosial mengakui bahwa manusia mampu menyadari atau berpikir bahwa mereka dapat mengambil manfaat dari pengamatan dan pengalaman. Dengan demikian individu akan dapat memutuskan mana yang perlu ia lakukan. 2.2. Studi Kasus Kasus diambil dari Series Thailand dengan judul “Bad Genius The Series” kisah ini diangkat dari kisah nyata seorang murid yang curang ketika melakukan ujian test SAT. Bad Genius bermula ketika Lynn memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Pendidikan Bangkok. Di sana, ia bertemu dengan Grace, teman sekelasnya yang sangat ingin mendapatkan peran dalam sebuah pementasan. Namun, syaratnya harus memenuhi nilai standar. Maka, Lynn menawarkan bantuan kepada Grace sebagai tutor belajar. Suatu saat pertanyaan untuk ujian tersebut dibocorkan oleh guru les Grace, Lynn menyadari bahwa soal yang dibagikan isinya sama dengan soal yang pernah Grace kerjakan saat les, namun Grace tidak ingat sama sekali. Mengingat keinginan Grace untuk mendapatkan peran di pementasan, Lynn merasa tidak tega dan memberikan jawabannya kepada Grace untuk menolongnya. Bank, yang juga merupakan siswa genius di sekolah merupakan anak tukang cuci. Ibunya sering sakit. Bank bisa bersekolah karena mendapat beasiswa. Sayangnya, beasiswa yang dia dapat harus dia bagi dengan siswa lain yaitu Lynn. Dengan kondisi ekonomi yang lemah, Bank berusaha mempertahankan dan merebut beasiswanya kembali secara utuh.



7



Kecurangan dimulai ketika Lynn diperkenalkan dengan Pat, pacar dari Grace. Pat menginginkan contekan jawaban seperti yang dilakukannya kepada Grace, imbalan Lynn adalah uang. Pat memberitahu Lynn bahwa beasiswanya dicurangi, karena setiap orangtua siswa memberikan donasi kepada pihak sekolah dengan kontribusi yang berbeda-beda. Lynn mencari bukti lalu tahu bahwa apa yang dikatakan Pat benar, pihak sekolah telah mencuranginya. Pat juga mengajak teman-temannya yang siap membayar Lynn. Kecurangan tersebut diketahui oleh Bank. Meski berasal dari kondisi keluarga yang sama, Bank punya prinsip yang berbeda dengan Lynn, anti mencontek. Konflik memuncak ketika mereka beraksi mencuri kertas ujian nasional. Mereka membobol sistem keamanan pengawasan ujian Internasional STIC untuk masuk Universitas Luar Negeri. Lynn berencana ke Sydney untuk melakukan ujian lebih dulu, dan memberi jawaban ke Thailand. Namun, ia membutuhkan 1 bantuan dari seseorang yang cerdas sepertinya, untuk menghafal jawaban. Bank sudah pasti akan menolaknya, tetapi tiba-tiba Bank mendapatkan musibah dan akhirnya mau mengikuti rencana Lynn. Pat bertugas mencari klien dan Grace yang merupakan putri pemilik toko percetakan memanfaatkan toko percetakan milik ayahnya untuk mencetak contekan yang diselipkan dalam bentuk barcode di pensil. Ujian STIC yang bertaraf Internasional diawasi dengan ketat. Saat ujian berlangsung Lynn dan Bank sempat mengalami masalah, bahkan Bank kedapatan curang, Bank ketahuan bahwa dia membawa Hp dan ditahan di imigrasi, Bank juga mendapat sanksi berupa dikeluarkan dari sekolah dan dilarang mengikuti ujian STIC lagi, sedangkan Lynn berhasil kabur dan kembali ke Thailand lebih dulu. Untungnya jawaban berhasil terkirim dan di gunakan oleh klien nya. Pat, Grace beserta kliennya berhasil mendapatkan skor STIC sebesar 1460 dan merayakannya dengan pesta. Namun tiba-tiba anonim di twitter mengaku bahwa dia melihat temannya melakukan kecurangan saat ujian STIC berlangsung. Anonim tersebut bercerita bahwa temannya memiliki jawaban contekan yang diselipkan di barcode pensil. Alhasil tweet ini menjadi trending di Thailand dan berdampak kepada siswa Thailand yang mengikuti test STIC, dan beberapa negara menolak siswa Thailand. Lynn yang menyadari tindakannya ini salah dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahannya. Kehidupan seolah kembali berjalan dengan normal. Bank memanggil Lynn ke rumahnya, ternyata Grace dan Pat juga ada disana. Bank yang terkenal jujur tak disangka mengajak Lynn untuk menjadi joki dalam ujian GATTPATT. Lynn menolak, namun diancam akan dilaporkan sebagai otak dari skandal STIC. Mereka harus mengambil bocoran soal langsung dari perusahaan percetakan yang pengawasan dan keamanannya sangat ketat. Kali ini rencana yang mereka susun tidak sesuai rencana, bahkan kacau balau. Pertikaian tidak bisa dihindari. Lynnn yang sudah muak dan sedih menyerahkan diri dan mengaku menjadi salah satu orang yang mencuri soal bocoran ujian GATT-PATT.



8



Joki beserta orang-orang yang terlibat dalam kebocoran soal dan juga termasuk Bank ditangkap. Sementara itu Bank harus dikurung dalam lapas anak. 2.3. Analisa Kasus Pada contoh kasus di atas dapat dilihat bahwa drive atau stimulus muncul dari dalam diri Lynn, dan yang mendorong terjadinya kegiatan kecurangan tersebut karena adanya ketidakadilan yang diterima Lynn, baik dari pihak sekolah yang memanipulasi beasiswa yang didapatnya, dari guru di sekolahnya yang memberikan soal ujian pada anak les privat nya. Dari kasus tersebut dapat dilihat banyaknya dorongan berupa ketidakadilan yang diterima dan yang membuat Lynn akhirnya memutuskan melakukan kecurangan, ia merasa termotivasi untuk balas dendam kepada pihak sekolah dengan melakukan kecurangan tersebut. Lynn melakukan semua hal tersebut karena termotivasi untuk membantu ayahnya dalam membayar biaya sekolahnya tersebut. Di sini seharusnya para orang tua di sekolah, baik kepala sekolah, guru-guru bisa berperan sebagai model teladan yang bisa ditiru bagi anak didiknya. Kehadiran pendidik sangat diharapkan untuk bisa mengajarkan hal-hal yang baik, baik dari arti kedisiplinan serta menjunjung tinggi arti kejujuran bagi anak didiknya. Sistem pemberian hadiah dan hukuman juga dapat diberlakukan agar anak didik di sekolah jera melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang siswa. Ada motif di balik kenekatan para siswa melakukan kecurangan, dari kasus bagaimana proses Bank yang akhirnya mau bergabung dengan Lynn dan melawan prinsipnya sendiri untuk tidak mencontek dan tidak berpihak pada kecurangan. Motif yang dimiliki Bank adalah tentang ibunya yang sakit memerlukan biaya besar untuk operasi. Kondisi mendesak tersebut akhirnya membuat Bank melawan prinsip hidupnya. Dari kasus Bank, kita dapat melihat bagaimana prinsip kuat dalam hidupnya akhirnya runtuh, Ketika ia melihat teman-temannya melakukan kecurangan tersebut dan bisa menghasilkan uang, ia menjadi tertarik untuk meniru dan melakukan apa yang teman-temannya lakukan. Dorongan semakin kuat ketika ia juga membutuhkan uang untuk bisa membayar biaya RS Ibu nya. Bahkan, Bank yang awalnya hanya mencoba menirukan atau mencontoh kegiatan yang dilakukan teman-temannya karena suatu hal yang mendesak, dan Bank yang dulunya dikenal jujur justru akhir dan faktanya justru menjadi pempimpin pembobolan berkas negara yang bersifat sangat rahasia, tidak ada lagi ketakutan dalam melakukan kecurangan-kecurangan lainnya. Dalam kasus Lynn, Bank, Pat dan juga Grace, mereka telah melewati 4 tahap dari pembelajaran social melalui observational learning. Perilaku yang ada di sekitar lingkungan sekolah menjadi fokus perhatian mereka. Karena fokus tersebut maka perilaku-perilaku buruk dan negatif dari para guru di sekolah diingat dengan baik oleh mereka. Berdasarkan apa yang mereka lihat di lingkungan tersebut, maka mereka tidak 9



berfikir dua kali untuk melakukan hal-hal negatif seperti ketidak jujuran serta nepotisme seperti yang dilakukan para guru. Mereka pada awalnya tidak berfikir akan seperti apa jadinya kehidupan mereka serta dampak dari apa yang telah mereka lakukan bagi hidup mereka. Mereka hanya memikirkan kepuasan akan balas dendam kepada sekolah yang sudah melakukan kecurangan dan ketidak adilan pada mereka. Mereka hanya memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan mereka walau dengan cara yang tidak baik. Terlebih lagi tidak ada satupun dari mereka yang mengingatkan satu sama lain akan kesalahan tersebut, sehingga hal tersebut justru memberikan motiasi bagi mereka untuk tetap melanjutkan kecurangan tersebut. Setelah apa yang mereka lakukan, akhirnya mereka mendapat ganjaran serius. Tidak ada yang menyangka bahwa Bank yang merupakan siswa genius, harus dikeluarkan dari sekolah karena tindak kecurangannya. Dan setelah menerima hukuman tersebut, hal itu tidak membuat Bank berhenti, namun justru melakukan kecurangan lainnya sehingga ketika tertagkap Bank harus menjadi tahanan remaja. Kesulitan menyelesaikan pendidikan pun mereka rasakan, dimana Lynn yang awalnya berkeinginan untuk kuliah di luar negeri harus mengubur mimpinya tersebut, sedangkan Pat dan Grace harus berpisah serta melanjutkan study masing-masing. 2.4. Evaluasi Secara tidak langsung kasus di atas membahas sistem Pendidikan di Thailand bahkan di seluruh dunia, bahwa tindakan menyontek sudah menjadi kebiasaan di sekolah di seluruh dunia saat ujian. Terlebih lagi saat hasil atau nilai ujian tersebut menjadi lebih penting daripada kejujuran dalam mendapatkannya. Pendidik seharusnya menjadi orang besar di dunia Pendidikan, dan seharusnya dapat menjadi teladan yang baik bagi siswanya. Fenomena sosial yang ada juga lebih luas dari sekadar melakukan kecurangan pada sistem Pendidikan, namun juga menyentuh lebih dalam tentang kesenjangan sosial, mulai dari pelayanan kesehatan hingga kemiskinan. Hal tersebut dapat terlihat ketika Bank menemani sang Ibu berobat ke rumah sakit pemerintah dengan biaya gratis. Mereka harus rela menunggu berjam-jam sekalipun sudah antri sejak subuh. Tak peduli seberapa parah kondisinya, mereka tak bisa berbuat apa-apa untuk mendapatkan pelayanan utama, kecuali pergi ke rumah sakit swasta dengan biaya yang lebih mahal. Hal-hal tersebut dapat dilihat pada realita sosial yang terjadi di Thailand, tapi cukup relevan dengan keadaan sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Teori belajar social berlaku secara umum baik dari segi Pendidikan, sosial, informasi, politik, komunikasi, dan instruksional. Teori belajar sosial dan tiruan ini hanya menjelaskan tentang proses belajar seseorang atau proses seseorang meniru perilaku orang yang ada di sekitar lingkungannya. Namun teori ini tidak menekankan pentingnya komunikasi secara interpersonal yang terjadi dalam diri seseorang saat 10



sedang melakukan pembelajaran sosial tersebut, seperti pertentangan dalam diri seseorang antara hal yang baru dipelajari dengan apa yang sudah ditanamkan sejak awal pada pribadi seseorang, serta situasi budaya lingkungan sekitarnya, atau apabila mendapat pembelajaran yang tidak baik serta negatif yang sebaiknya tidak untuk ditiru.



11



BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Teori belajar sosial dan tiruan ini hanya menjelaskan tentang proses belajar seseorang atau proses seseorang meniru perilaku orang yang ada di sekitar lingkungannya. Namun tidak terlalu menekankan pentingnya komunikasi secara interpersonal yang terjadi dalam diri seseorang saat sedang melakukan pembelajaran sosial tersebut, seperti pertentangan dalam diri seseorang antara hal yang baru dipelajari dengan apa yang sudah ditanamkan sejak awal pada pribadi seseorang, serta situasi budaya lingkungan sekitarnya, atau apabila mendapat pembelajaran yang tidak baik serta negatif yang sebaiknya tidak untuk ditiru.



12



DAFTAR PUSTAKA



(2010, October). Retrieved from Indo Positive Org: https://www.indopositive.org/2020/10/memahami-teori-belajar-dollard-miller.html Bandura, A. L. (2005). Teori Belajar Sosial. Buku Perkuliahan. 101. Edy, S. &. (2017). TEORI BELAJAR. JOHN DOLLARD & MILLER, N. E. (1941). Social Learning and Imitation. Kurniawan, W. (n.d.). Psikologi Sosial. Retrieved from Memahami Teori Belajar Dollard & Miller Serta Teori Albert Bandura: https://www.indopositive.org/2020/10/memahamiteori-belajar-dollard-miller.html Rosyidi, H. (2015). Psikologi Kepribadian. Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik. Suharyanto, A. (n.d.). Teori Psikologi. Retrieved from Teori Imitasi dalam Psikologi: https://dosenpsikologi.com/teori-imitasi-dalam-psikologi Tim, C. I. (2020, April 15). Sinopsis Bad Genius, Kala Pelajar Curangi Ujian Internasional. Retrieved from https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200414171347-220493515/sinopsis-bad-genius-kala-pelajar-curangi-ujian-internasional



13