Teori HIRA [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

HIRA (HAZARD IDENTIFICATION AND RISK ASSESSMENT) Pengertian : Hazard indentification and risk assessment (HIRA) merupakan salah satu metode identifikasi kecelakan kerja dengan penilaian risiko sebagai salah satu poin penting untuk mengimplementasikan sistem manajemen kesehatan dan kesehatan kerja. Tujuan : mengidenfikasi potensi bahaya yang terdapat di suatu perusahaan untuk dinilai besarnya peluang terjadinya suatu kecelakan atau kerugian. Hazard(s) didefinisikan sebagai “source, situation, or act with a potential for harm in terms of human injury or ill health, or a combination of these”. Dari definisi ini juga terlihat bahwa risiko yang dimanage termasuk risiko kesehatan (risiko terhadap terjadinya ‘ill health’). Ill health sendiri didefinisikan sebagai “identifiable, adverse physical or mental condition arising from and/or made worse by a work activity and/or work-related situation”. Dalam konteks ini maka risiko yang dibahas adalah potensi penyakit yang muncul akibat pekerjaan atau yang dipengaruhi oleh faktor pekerjaan. Identifikasi bahaya dan penilaian risiko serta pengontrolannya harus dilakukan diseluruh aktifikasi pengusahaan, termasuk aktifitas rutin dan non rutin, baik pekerjaan tersebut dilakukan oleh karyawan langsung maupun karyawan kontrak, supplier dan kontaktor , serta aktifikas atau personal yang masuk kedalam tempat kerja. Cara melakukan identifikasi bahaya dengan mengidentifikasi seluruh proses/area yang ada dalam segala kegiatan. Mengidentifikasi sebanyak mungkin aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada setiap proses/area yang telah diidentifikasi sebelum dan identifikasi K3 dilakukan pada suatu proses kerja baik pada kondisi normal, abnormal , emergency , dan maintenance. Berikut adalah tahapan proses identifikasi metode HIRA :  Identifikasi bahaya (hazard identification) Identifikasi bahaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan , Alat , atau system( deparrtement of occupational safetr and healt).sumber bahaya yang ditemukan akan dijabarkan menjadi 5 faktor yaitu : man , method , material , machine , dan environment.  Penilaian risiko (risk assessment)



Identifikasi bahaya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi bahaya dari suatu bahan , alat , atau system ( departement of occupational safety and healt). Sumber bahaya yang ditemukan akan dijabarkan menjadi 5 faktor yaitu : man , method , material , machine , dan environment (irawan , panjaitan dan bendatu 2015) Pada HIRA, memang dibutuhkan satu hal yang lebih spesifik yaitu kemampuan menilai ‘proses interaksi antara manusia dengan alat, material, dan lingkungannya’. 1. Pada HIRA prosesnya dimulai dengan melakukan ‘desk study’ terhadap proses kerja yang ada di tempat kerja. Pada tahap ini assessor melakukan identifikasi yang bersifat ‘forecast’ terhadap pekerjaan yang ada di tempat kerja. Assessor melakukan document review termasuk terhadap blueprint fasilitas, prosedur kerja, dan material safety data sheet atas bahan-bahan yang dipakai. Fase ini dikenal juga sebagai tahap ‘anticipation’. 2. Tahap berikutnya adalah melakukan ‘recognition’ di tempat kerja untuk melakukan identifikasi dan konfirmasi atas hazard yang diidentifikasi pada fase sebelumnya. Hal ini dilakukan dengan melakukan ‘walk trough survey’ di tempat kerja dengan melakukan penelusuran secara sistematik di tempat kerja. Pada kondisi ini, assessor harus mengidentifikasi : 



‘what’-apa saja hazard yang ada di tempat kerja,







‘who’-siapa saja yang terpapar hazard ini,







‘when’-kapan dan seberapa lama paparan dapat terjadi,







‘where’– dimana bahaya muncul dan dimana paparan akan terjadi







‘how’– bagaimana paparan itu terjadi



3. Kemudian tahap berikutnya adalah melakukan ‘evaluasi’ terhadap risiko dengan menilai nilai ambang batas. Penilaian bisa dilakukan dengan cara langsung yaitu mengukur terhadap ‘dose’ hazard yang diterima personel dengan alat ukur, atau dengan cara matematis yaitu dengan melakukan perhitungan berdasarkan NAB yang telah ditetapkan.



4. Setelah melakukan hal ini dilakukan maka langkah berikutnya adalah tahap menentukan langkah-langkah pengendalian dan penanggulangan yang akan dijalankan. Pendekatannya dapat menggunakan hirarki control sebagaimana pada HIRA Safety yaitu: Eliminasi, Substitusi, Engineering, Administration, dan PPE. Namun fokusnya diarahkan kepada tiga hal yaitu: 



Pengendalian di tempat asal hazard (‘source’)







Pengendalian di jalur atau mode paparan (‘exposure’)







Pengendalian pada orang yang terpajan (‘host’)



5. Setelah melakukan hal ini langkah berikutnya adalah dengan melakukan komunikasi dan konsultasi hasil HIRA ini kepada semua pihak terkait dengan focus kepada bagaiaman pekerja mengenali bahaya ini, risiko apa yang dihadapi, dan bagaimana cara penanganannya. Proses komunikasi dapat dilakukan dengan menempatkan rambu dan marka, label dan tanda terkait dengan bahaya dan risiko ini. Kemudian langkah terakhir adalah dengan melakukan monitor dan review terhadap pelaksanaan langkah control, hazards yang ada di tempat kerja, dan dampak yang muncul pada karyawan. Dengan melakukan proses HIRA ini seperti di atas, maka risiko-risiko kesehatan dapat diidentifikasi, dikendalikan, dan ditanggulangi jauh sebelum memunculkan dampak yang merugikan kesehatan pekerja. Karena penyakit akibat kerja akan menghasilkan kecacatan menetap yang sulit disembuhkan dan mengganggu fungsi social pekerja dalam jangka panjang.