Teori Komunikasi Antar Pribadi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS



RESUME



Nama



: Slamet Riadi



Semester



: III (Tiga)



FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BUMI HIJRAH (UNIBRAH) MALUKU UTARA TAHUN AJARAN 2017/2018



A. TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI a) Aprehensi Komunikasi Aprehensi komunikasi merupakan kondisi kognitif seseorang yang mengetahui bahwa dirinya saat berkomunikasi dengan orang lain. Melalui proses komunikasi antar pribadi, seseorang dapat mengetahui sikap, dan juga sifat dirinya sendiri yang tidak ia ketahui ketika tidak berinteraksi dengan orang lain. Contoh : Sepasang suami-istri. Dalam menjalani rumah tangga, mereka dapat saling mengetahui sifat dan sikap lewat komunikasi yang mereka bangun bersama-sama. b) Teori Self Disclosure (model pengungkapan diri) Self-disclosure merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita pada orang lain ataupun sebaliknya. Teori ini menjelaskan bagaimana kita berbagi informasi tentang diri kita yang bersifat pribadi kepada orang lain. Teori ini mendorong sifat keterbukaan. Pemahaman Komunikasi Antar Pribadi terjadi melalui: Self-disclosure (pengungkapan diri), Feedback (umpan balik), dan Sensitivitas untuk mengenal orang lain. Sedangkan ketidakpuasan dalam hubungan diawali oleh: Ketidakjujuran, Kurangnya kesamaan antara tindakan seseorang dengan perasaannya, Miskin feedback; dan pengungkapan diri yang ditahan. Contoh dalam kehidupan sehari-hari, adalah curhat dengan teman dekat.1 c) Teori Penetrasi Sosial Teori ini menyatakan bahwa kedekatan antarpribadi itu berlangsung secara bertahap (gradual) dan berurutan yang di mulai dari tahap biasa-biasa saja hingga tahap intim sebagai salah satu fungsi dari dampak saat ini maupun dampak masa depannya.. Teori ini menyatakan bahwa relasi akan menjadi semakin intim apabila disclosure berlangsung. Artinya, orang-orang yang melakukan interaksi ini mengaplikasikan teori self disclosure. Pada dasarnya, konsep penetrasi sosial menjelaskan bagaimana kedekatan relasi itu berkembang, gagal untuk berkembang atau berhenti. Seperti bawang merah, kita mengupas dari bagian terluar hingga terdalam. Contoh, kedekatan seorang sahabat, laki-laki dan perempuan. Teori penetrasi sosial menjelaskan kedekatan itu berkembang, jika hubungan dua sahabat ini berkembang dari teman menjadi pasangan kekasih. Namun jika tidak berkembang, tetap menjadi teman, berarti teori penetrasi sosial menjelaskan kedekatan itu tidak berkembang. Dan jika pertemanan itu menjadi musuh karena suatu hal, karena tidak adanya self disclosure, maka teori penetrasi sosial menjelaskan bahwa hubungan itu akan berhenti. d) Teori Pengurangan Ketidakpastian Uncertainty reduction theory atau teori pengurangan ketidakpastian, terkadang juga disebut initial interaction theory. Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Tujuan mereka dalam mengkonstruksikan teori ini adalah untuk menjelaskan bagaimana komunikasi digunakan untuk mengurangi ketidakpastian antara orang asing yang terikat dalam percakapan mereka bersama.2



Teori ini menjelaskan, interaksi dilakukan manusia berguna untuk mengurangi ketidakpastian atau meningkatkan prediktabilitas perilaku masing-masing dalam interaksi yang akan mereka kembangkan. Artinya, teori ini menjelaskan keingintahuan kita atas ketidaktahuan kita. Menggali pengetahuan berupa memahami itulah yang merupakan perhatian utama kita. Contoh, saat bertemu dengan seseorang yang belum kita kenal. Oleh karena itu, kita akan berusaha mengetahui dan memahami siapa orang tersebut tentunya melalui tahap - tahap tertentu. e) Teori Dialektik Relasional Makna Dialektika adalah seni diskusi logis sebagai alat untuk memeriksa kebenaran teori berdasarkan resolusi dari pertentangan atau kontradiksi. Teori ini menggambarkan hubungan komunikasi sebagai kemajuan dan pergerakannya yang konstan. Orang yang terlibat dalam berhubungan pada dasarnya selalu ada dorongan dan tarikan dari keinginan masing-masing individu yang bertolak belakang. Hubungan adalah suatu koordinasi dan tercipta lewat proses dialog, maka Komunikasi Antar Persona bukan hanya sekedar komunikasi, namun juga butuh pemahaman dan tujuan. Jika seseorang tidak dapat menjelaskan orang lain dalam perannya, maka pada teori ini diasumsikan bahwa mereka tidak mempunyai hubungan. Contoh: Pasangan yang sedang mengalami konflik, ada kalanya mereka tidak dapat menafsirkan hubungan apa yang sedang mereka jalani. Karena bukan hanya sekedar teman, namun juga karena masalah yang mereka miliki, mereka enggan mengakui bahwa mereka adalah pasangan.3 Kontradiksi adalah konsep sentral relasional dialektika. Kontradiksi merujuk kepada interaksi dinamis antara oposisi dan membentuk kesatuan yang kecenderungan saling bergantung (dialektis prinsip kesatuan) belum saling meniadakan satu sama lain (prinsip dialektika negasi). Dari perspektif dialektika relasional, ikatan terjadi dalam saling ketergantungan dengan yang lain dan kemerdekaan dari lainnya. Tanpa salah satu dari itu, hubungan bisa berkurang intensitasnya. Dialektikal Internal (personal): ketegangan/ kontradiksi yang muncul dari dan dibangun oleh komunikasi dan ada 3 kontradiksi dalam hal ini: 1. Keterkaitan dan Keterpisahan 2. Kepastian dan Ketidakpastian 3. Keterbukaan dan Ketertutupan f) Teori Penilaian Sosial Dalam melakukan penilaian terhadap pesan yang diterima, orang bisa melakukan dua hal, pertama mengkontraskan dan kedua mengasimilasikan. Kontras merupakan distorsi perseptual yang membawa pada polarisasi ide. Sedangkan asimilasi menunjukan kekeliruan penilaian yang bertentangan.Ini terjadi apabila pesan yang disampaikan diterima dalam sikap pendengarnya pada wilayah penerimaan. Teori ini menyatakan makin besar perbedaan antara pendapat pembicara dan pandangan pendengaranya maka akan makin besar juga perubahan sikapnya, sejauh pesan tersebut berada dalam wilayah penerimaannya. Selain itu keterlibatan ego yang tinggi menunjukan luasnya wilayah penolakan. Contoh, dengan komunikasi antar pribadi, seseorang dapat menilai sikap orang lain melaui interaksi yang terjadi. 4 1. lima teori dalam teori komunikasi antar pribadi yaitu sebagai berikut :



1. Teori Interaksionisme Simbolik Teori interaksi simbolik adalah hubungan antara simbol dan interaksi. Menurut Mead, orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul dalam sebuah situasi tertentu. Sedangkan simbol adalah representasi dari sebuah fenomena, dimana simbol sebelumnya sudah disepakati bersama dalam sebuah kelompok dan digunakan untuk mencapai sebuah kesamaan makna bersama. Ralph Larossa dan Donald C.Reitzes mengatakan bahwa interaksi simbolik adalah sebuah kerangka referensi untuk memahami bagaimana manusia bersama dengan orang lainnya menciptakan dunia simbolik dan bagaimana dunia ini, sebaliknya membentuk perilaku manusia.  Pentingnya makna bagi perilaku manusia  Pentingnya konsep mengenai diri  Hubungan antara individu dan masyarakat Blumer mengemukakan tiga prinsip dasar interaksionisme simbolikyang berhubungan dengan meaning, languange, dan thought. Premis ini kemudian mengarah pada kesimpulan tentang pembentukan diri seseorang (person’s self) dan sosialisasinya dalam komunitas (community) yang lebih besar. 1. Meaning (Makna) : Kontruksi Realitas Sosial Blumer mengawali teorinya dengan premis bahwa perilaku seseorang terhadap sebuah objek atau orang lain ditentukan oleh makna yang dia pahami tentang objek atau orang tersebut. 2. Languange (Bahasa): The source of meaning Seseorang memperoleh makna atas sesuatu hal melalui interaksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makna adalah hasil interaksi sosial. Makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan melalui penggunanaan bahasa. Bahasa adalah bentuk dari simbol. Oleh karena itulah teori ini kemudian disebut sebagai interaksionisme simbolik. 3. Thought (Pemikiran): Process of taking the role of the other Blumer adalah bahwa “an individual’s interpretation of symbol is modifed by his or her own thougt processes”. Interaksionisme simbolik menjelaskan proses berfikir sebagai inner conversation, Mead menyebut aktifitas ini sebagai minding. Secara sederhana proses menjelaskan bahwa seseorang melakukan dialog dengan dirinya sendiri ketika berhadapan dengan sebuah situasi dan berusaha untuk memaknai situasi tersebut. Untuk bisa berfikir maka seseorang memerlukan bahasa dan harus mampu untuk berinteraksi secara simbolik. Bahasa adalah Software untuk bisa mengaktifkan Mind. Merujuk pada pendapat Mead Self (diri) adalah proses mengkombinasikan I dan Me yaitu :  I adalah kekuatan spontan yang tidak dapat diprediksi. Ini adalah bagian dari diri yang tidak terorganisir.  ME adalah tidak pernah dilahirkan. Me hanya dapat dibentuk melalui interaksi simbolik yang terus menerus mulai dari keluarga, teman bermain, sekolah dan seterusnya. 2. Teori Groupthink Teori pemikiran kelompok (Groupthink) lahir dari penelitian panjang Irvin L Janis. Melalui karya “Victim Of Groupthink : A Psychological Study Of Foreign Decisions and Fiascoes (1972), Janis menggunakan istilah groupthink untuk menunjukkan suatu mode berfikir sekelompok orang yang sifatnya kohesif (terpadu), ketika usaha-usaha keras yang dilakukan anggota-anggota kelompok untuk mencapai kata mufakat (kebulatan suara) telah mengesampingkan motivasinya untuk menilai alternatif-alternatif tindakan secara realistis. Dari sinilah groupthink dapat



didefinisikan sebagai satu situasi dalam proses pengambilan keputusan yang menunjukkan tumbuhnya kemerosotan efisiensi mental, pengujian realitas, dan penilaian moral yang disebabkan oleh tekanan-tekanan kelompok (Mulyana, 1999). Esensi Teori Lahirnya konsep groupthink didorong oleh kajian secara mendalam mengenai komunikasi kelompok yang telah dikembangkan oleh Raimond Cattel, yaitu melalui penelitian yang difokuskan pada kepribadian kelompok sebagai tahap awal. Teori yang dibangun menunjukkan bahwa terdapat pola-pola tetap dari perilaku kelompok yang dapat diprediksi, yaitu :   



Sifat-sifat dari kepribadian kelompok Struktur internal hubungan antar anggota Sifat keanggotaan kelompok



Berdasarkan penelitian yang berkembang pada periode selanjutnya, diperoleh hipotesisi mengenai faktor-fator determinan yang terdapat pada pikiran kelompok yaitu (Sarwono, 1999) : 















Faktor Anteseden Hal-hal yang mendahului ditujukkan untuk meningkatkan pikiran kelompok, maka keputusan yang dibuat oleh kelompok akan bernilai buruk. Akan tetapi, kalau hal-hal yang mendahului ditujukkan untuk mencegah pikiran kelompok, maka keputusan yang akan dibuat oleh kelompok akan bernilai baik. Faktor Kebulatan Suara Kelompok yang mengharuskan suara bulat justru lebih sering terjebak dalam pikiran kelompok, dari pada yang menggunakan sistem suara terbanyak. Faktor Ikatan Sosial-Emosional Kelompok yang ikatan Emosionalnya tinggi cenderung mengembangkan pikiran kelompok, sedangkan kelompok yang ikatannya lugas dan berdasarkan tugas belaka cenderung lebih rendah pikiran kelompoknya. Toleransi terhadap Kesalahan Pikiran kelompok lebih besar kalau kesalahan-kesalahan dibiarkan dari pada tidak ada toleransi atas kesalahan-kesalahan yang ada. 3. Teori Muted Group Muted group theory ini kemudian dikembangkan secara lebih lengkap oleh Cheris Kramarae dan kolegannya. Kramarae adalah professor speech communication dan sosiolog di Universitas Iiinois. Dia juga profesor tamu di pusat studi perempun (Center For the study of women) di Universitas Oregon, dan baru-baru ini sebagai dekan di Universitas Perempuan Internasional (the International Woman’s University) dijerman. Dia memulai karir penelitian pada tahun 1974 ketika dia memimpin sebuah sistematik mengenai cara-cara perempuan dalam kartun. Kramanae menemukan bahwa perempuan dalam kartun biasanya dilukiskan sebagai emosional, apologetik (peminta maaf/penyesal) dan plin-plan sedangkan pernyataan yang sederhana dan kuat disuarakan oleh laki-laki. Kramarae (dalam Miller, 2002: 293) juga mengembangkan tujuh hipotesis mengenai Muted group theory, yaitu : 1. Perempuan kemungkinan besar lebih sulit mengekspresikan diri mereka sendiri dalam cara-cara ekspresi publik yang dominan dibandingkan laki-laki. 2. Laki-laki lebih sulit daripada perempuan dalam memahami makna anggota dari gender lain. 3. Perempuan kemungkinan menemukan cara untuk mengekspresikan diri mereka sendiri diluar cara-cara ekspresi publik dominan yang digunakan oleh laki-laki baik dalam konvensi verbal maupun perilaku nonverbal mereka.



4. Perempuan kemungkinan besar lebih menyatakan ketidakpuasan pada caracara ekspresi publik dominan laki-laki. 5. Perempuan menolak untuk hidup dengan gagasan-gagasan dari organisasi sosial yang ditangani oleh kelompok dominan dan akan mengubah cara-cara ekspresi publik dominan karena mereka secara sadar dan secara verbal menolak gagasan tersebut. 6. Perempuan tidak seperti laki-laki dalam menciptakan kata-kata yang diakui secara luas dan digunakan oleh laki-laki maupun perempuan. Konsekuensinya perempuan merasa tidak dianggap berkontribusi terhadap perkembangan bahasa. 7. Selera humor perempuan akan berbeda dari selera humor laki-laki. Hal ini disebabkan karena perempuan memiliki konseptualisasi dan ekspresi yang berbeda, sehingga sesuatu yang tampak lucu bagi laki-laki menjadi sama sekali tidak lucu bagi perempuan. 4. Teori Strukturasi Adaptif Adalah Marshall Scoot Poole yang mengembangkan Teori Strukturasi Adaptif (Adaptive Struturation Theory). Profesor komunikasi pada texas A&M University itu dikenal sebagai pakar dibidang komunikasi kelompok dan komunikasi organisasi, terutama pada sisi metodologi penelitian dan perkembangan teori. Poole mengembangkan teori ini bersama rekan-rekannya, yaitu Robert McPhee dari Arizona State University dan David Seibold dari The University California. Teori ini mengambil nama “Strukturasi Adaptif” karena anggota kelompok secara sengaja menyesuaikan aturan dan sumberdaya untuk mencapai tujuan. Selain itu, Strukturasi adalah sesuatu yang lebih kompleks daripada model urutan tunggal. Poole percaya bahwa Nilai dari Pembuatan teori keputusan kelompok bergantung pada seberapa baik ia mengalamatkan kekompleksikan interaksi yang ada dalam sebuah kelompok. Poole menekankan pentingnya memahami bahwa individu menciptakan dan membentuk kelompok sebagaimana mereka berperilaku didalamnya. Perilaku anggota kelompok, seperti dikatakan Giddens, dipengaruhi oleh tiga elemen tindakan yaitu interpretasi, moralitas, dan kekuasaan. Interpretasi dilakukan melalui bahasa, moralitas didirikan melalui struktur kekuasaan interpersonal yang timbul dalam kelompok. Menurut Poole mengansumsikan bahwa anggota kelompok adalah aktor yang memiliki keterampilan dan pengetahuan yang secara refleksif mengontrol aktivitas mereka. Moralitas, interpretasi, dan kekuasaan selalu dikombinasikan dalam setiap tindakan kelompok. Konstribusi tiga elemen tindakan tersebut sangat menarik sebagai awal bagi kita memahami proses yang dilalui oleh kelompok saat mereka membuat suatu keputusan.



 







Dalam penelitian yang ia lakukan bersama rekan-rekannya, Poole menemukan secara umum ada tiga jenis rangkaian keputusan, yaitu : A standard unitary Sequence (rangkaian standar tunggal) ini serupa dengan model urutan tunggal. Complex Cyclic Sequence (rangkaian putaran kompleks) kelompok akan melihat kedepan maupun kebelakang dalam rangka mencari kejelasan masalah dan mengasilkan solusi yang tepat. Solution Oriented Sequence (rangkaian orientasi solusi) pada rangkaian ini tidak dilakukan analisis masalah secara mendalam, fokus diletakkan pada solusi ke depan 5. Expectancy Violantions Theory (EVT) Burgoon berharap dapat menunjukkan keterkaitan perilaku dan atraksi interpersonal, kredibilitas, pengaruh dan keterlibatan. Expectancy adalah apa yang diprediksi akan terjadi dan bukan semata-mata apa yang diharapkan. Expectancy didasarkan pada konteks, hubungan dan karakter



komunikator. Konteks terkait dengan norma-norma budaya. Termasuk didalamnya adalah jarak personal yang berbeda-beda disetiap budaya. Konteks juga mencakup setting dari sebuah percakapan, seperti diruang kelas atau pembicaraan pribadi. Violantion Valence istilah violantion valence mengacu pada nilai positif atau negatif yang kita berikan pada perilaku yang tidak diprediksi atau diharapkan akan terjadi. Untuk bisa memberikan penilaian, menurut burgoon tahap pertama yang dilakukan seseorang adalah mencoba untuk meninterpretasikan makna dari pelanggaran itu dan kemudian memikirkan apakah kita menyukainya atau tidak. Communicator Reward Valence adalah jumlah atribut positif atau negatif yang dibawa seseorang untuk mengimbangi potensi yang dimilikinya untuk memberi imbalan atau hukuman dimasa depan. Persepsi yang lahir biasanya adalah gabungan dari baik dan buruk dan jatuh diantara keduanya.