Teori Komunikasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI KOMUNIKASI Teori Media



· MAKALAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah ”Teori Komunikasi”



Oleh:



Kelompok B : Ranis Ambarani Putri



(2013140026)



Reny Widiastuti



(2013110040)



Nazhifa Aulia



(2013110025)



Adiba Putri Fajari



(2013130085)



Dosen Pembimbing:



Drs. Guntoro, M.S Kampus Tercinta - Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta Jalan Raya Lenteng Agung 32, Jakarta Selatan 12610 Telp. 021-7806223, 021-7806224, fax: 021-7817630



KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Teori Komunikasi mengenai Bab Teori Media, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Guntoro selaku Dosen mata kuliah Teori Komunikasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Teori Media yaitu Teori Sosiopsikologis, Teori Sibernetika, Teori Kritis. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2 C. Tujuan ......................................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 3 A. Tradisi Sosiopsikologis................................................................................ 3 B. Tradisi Sibernetika ..................................................................................... 6 C. Tradisi Kritis ................................................................................................ 9 BAB III PENUTUP ................................................................................................. 9 A. Kesimpulan ................................................................................................. 11 DAFTAR PUSAKA ................................................................................................. 12



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lasswell menggunakan teori media untuk menyusun bagian-bagian sistem komunikasi massa. Lasswell mampu mengidentifikasi fungsi utama media komunikasi, termasuk pengamatan (survellance), memberikan informasi tentang lingkungan, memberikan pilihan untuk memecahkan masalah atau hubungan (correlation), dan sosialisasi serta pendidikan yang dikenal dengan trasmisi (transmision). Oleh sebab itu yang penting bagi komunikasi massa adalah media itu sendiri. Organisasi media menyebarkan pesan dan mempengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, media juga memberikan informasi kepada audience heterogen, menjadikan media sebagai bagian dari kekuatan institusi masyarakat. Joshua Meyrowitz menggambarkan tiga metafora yang mewakili sudut pandang mengenai media. Metafora pertama “media sebagai vessel” yaitu gagasan bahwa media adalah pembawa pesan yang netral. Metafora ini banyak di hadirkan dalam bab ini. Metafora kedua “media sebagai bahasa” yaitu masing-masing media memiliki unsur-unsur struktural atau tata kalimat, seperti sebuah bahasa. Contohnya media cetak yang memiliki rancangan halaman dan gaya huruf tertentu. Pengaruh sebuah media sangat bergantung pada fitur struktural seperti ini. Metafora ketiga adalah “media sebagai lingkungan” dilandasi oleh gagasan bahwa kita hidup dalam lingkungan yang penuh dengan berbagai informasi yang disebarkan oleh keberadaan media. Lingkungan media tersebut membentuk pengalaman pada manusia dengan cara-cara yang signifikan dan tanpa disadari. Teori media yang akan kami bahas dalam bab ini didasarkan pada metafora ini. Dalam sebuah bidang, teori media berhubungan dengan tiga area tematik yang besar isi dan susunan media, masyarakat dan budaya, serta audience. Isi dan susunan media mecakup pengaruh media dan isinya. Masyarakat dan budaya, mencakup fungsi komunikasi dalam masyarakat, penyebaran informasi dan pengaruh opini masyarakat. Audience melihat pada pengaruh individu komunitas audience, dan penggunaan audience oleh media. Dalam bab mengenai teori media ini terdapat lima tradisi yang berpengaruh pada teori-teori komunikasi massa, yaitu tradisi semiotik, tradisi sosiokultural, tradisi sosiopsikologis, tradisi sibernetika, dan teori kritis. Tetapi, dalam makalah ini kami menjelaskan tiga tradisi yaitu tradisi sosiopsikologis, tradisi sibernetika, dan teori kritis.



iv



B. 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Rumusan Masalah Bagaimana penjelasan teori media berdasarkan tradisi sosiopsikologis? Apa pengaruh tradisi sosiopsikologis dalam kehidupan masyarakat? Bagaimana penjelasan teori media berdasarkan tradisi sibernetika? Apa pengaruh tradisi sibernetika dalam kehidupan masyarakat? Bagaimana penjelasan teori media berdasarkan tradisi kritis? Apa pengaruh tradisi kritis dalam kehidupan masyarakat?



C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian dan penjelasan mengenai macam-macam tradisi yang terdapat dalam materi Teori Media 2. Mengetahui bagaimana tradisi-tradisi tersebut dapat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari



v



BAB II PEMBAHASAN A. TRADISI SOSIOPSIKOLOGIS Kajian individu sebagai makhluk sosial merupakan tujuan dari tradisi sosiopsikologis. Berasal dari kajian psikologi sosial, tradisi ini memiliki tradisi yang kuat dalam komunikasi. Teori-teori ini berfokus pada perilaku sosial individu, kepribadian dan sifat, persepsi serta kognisi. Tradisi sosiopsikologis lebih berorientasi pada sisi kognitif, yaitu memberikan pemahaman bagaimana manusia memproses informasi. Salah satu tokoh tradisi ini adalah Carl I Hovland, seorang ahli psikologi yang sekaligus peletak dasar-dasar penelitian eksperimen yang berkaitan dengan efek-efek komunikasi. Tradisi pengaruh Teori pertama dalam tradisi pengaruh adalah teori Hypodermic Needle Theory/ Bullet Theory. Teori ini meyakini bahwa individu sangat terpengaruh oleh pesan-pesan media karena media dianggap sangat kuat dalam membentuk opini masyarakat. Teori jarum hipodermik diikuti dengan Model Alir Dua Tahap (Two Step Flow Model) yang menganggap pengaruh media kecil. Model ini didasari gagasan bahwa media memberitahu opinion leader, yang mempengaruhi orang lain melalui komunikasi interpersonal. Penelitian paling terkenal mengenai pendekatan ini adalah pendekatan penguatan oleh Joseph Klapper. Klapper mengembangkan tesis bahwa komunikasi massa tidak langsung menyebabkan pengaruh pada audience, tetapi termediasi oleh variabel-variabel lain. Jadi media adalah salah satu alasan pendukung. Teori tentang keterbukaan selektif merupakan teori lain yang muncul untuk menjelaskan pengaruh media. Menurut teori ini, pengaruh pada audiens dimediasi oleh selektivitas, seperti faktor-faktor kelompok dan interpersonal. Ini berarti bahwa anggota audiens bersifat selektif dalam keterbukaan mereka terhadap informasi. Teori Pengembangan (Cultivation Theory) Penelitian yang dilakukan oleh George Garbner dan rekan-rekannya menyatakan bahwa televisi menghadirkan cara untuk memandang dunia. Televisi adalah sebuah sistem penceritaan yang tersentralisasi. Drama, iklan, berita, dan program lainnya menghadirkan sebuah dunia tentang gambaran dan pesan-pesan vi



yang cukup berkaitan ke dalam setiap rumah. Pola berulang dari pesan-pesan dan gambaran televisi yang diproduksi secara massal membentuk kecenderungan akan lingkungan simbolis yang umum. Gerbner menyebut pengaruh ini dengan pengembangan televisi diyakini sebagai agen penyetara dalm budaya,atau mengembangakan suatu budaya. Teori pengembangan memungkinkan adanya gambaran yang lebih rumit daripada model pengaruh kuat atau terbatas yang sederhana. Kami membahas teori-teori yang membantu menjelaskan pengaruhpengaruh media kompleks.



Uses and Gratifications theory Dalam teori ini audiens dianggap sebagai audiens yang aktif dan diarahkan oleh tujuan. Audiens sangat bertanggung jawab dalam memilih media dan memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Dalam pandangan ini, media dianggap sebagai satu-satunya faktor yang mendukung bagaimana kebutuhan terpenuhi, dan audiens dianggap tahu kebutuhan mereka dan bagaimana memenuhi kebutuhan tersebut Teori Nilai Dugaan Philip Palmgreen menciptakan sebuah penjabaran dari teori uses and gratifications, di mana ia berpendapat bahwa kepuasan yang anda cari dari media ditentukan oleh sikap anda terhadap media – keyakinan anda tentang media tertentu apa yang dapat memuaskan anda- dan penilaian anda tentang material ini. Teori Ketergantungan Pendekatan ini memberikan lebih banyak kendali pada individu atas bagaimana mereka menggunakan media dalam kehidupan mereka. Model ini menunjukkan bahwa institusi sosial dan sistem media berinteraksi dengan audiens untuk menciptakan kebutuhan, minat, dan motif.



Pengaruh tradisi sosiopsikologis dalam kehidupan masyarakat: Menurut penjelasan di atas mengenai sosiopsikologis yaitu di lihat dari efek media terhadap perilaku individu. Dalam kehidupan bermasyarakat manusia sebagai makhluk sosial yaitu selalu ingin berinteraksi dengan manusia lain. Dalam formula Lasswell terdapat 5 yaitu: komunikator



Isi Pernyataan



Medium/media



komunikan



Efek



Komunikator menyampaikan isi pernyataan melalui medium/media kepada komunikator dan terdapat efek dalam diri komunikan dalam penerimaan isi pernyataan.



vii



Efek yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dari penyampaian informasi melalui media massa seperti contohnya Televisi. Televisi dapat membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan. Televisi adalah sebuah sistem pencitraan yang tersentralisasi. Sistem ini merupakan bagian terpenting dari kehidupan seharihari. Drama, iklan, dan program lainnya menghadirkan sebuah dunia tentang gambaran dan pesan-pesan yang cukup berkaitan ke dalam setiap rumah. Televisi telah menjadi sumber umum dari sosialiasasi dan informasi sehari-hari. Pola berulang dari pesan-pesan dan gambaran televisi yang diproduksi secara massal membentuk kecenderungan akan lingkungan simbolis yang umum. Tetapi, selain dampak baik televisi yaitu memberikan informasi dan hiburan bagi masyarakat, terdapat juga dampak buruk dari televisi seperti contohnya penyiaran televisi yang kurang mendidik terutama pada anak-anak akan menimbulkan efek yang kurang baik seperti ketika terdapat program yang menayangkan kekerasan yang dilakukan pada anak. ketika anak dibawah umur menonton program televisi tersebut ia akan megikutinya. Dia akan mencontoh perbuatan kekerasan kepada siapapun seperti apa yang ia lihat dalam program televisi tersebut. Efek lain media seperti, seseorang yang sudah tua tidak memiliki banyak teman mungkin akan bergantung pada televisi, yang orang lain tidak lakukan. Seorang pekerja mungkin akan bergantung kepada radio untuk mendapatkan informasi dan berita. Seorang remaja mungkin bergantung pada pengunduhan musik karena beberapa norma dalam kelompok sosial.



viii



B. TRADISI SIBERNETIKA Sibernetika merupakan tradisi sistem-sistem kompleks yang didalamnya banyak orang saling berinteraksi, mempengaruhi satu sama lainnya. Dalam tradisi ini menjelaskan bagaimana proses fisik, biologis, sosial, dan perilaku bekerja. Dalam sibernetika komunikasi dipahami sebagai sistem bagian-bagian atau variabel yang mempengaruhi satu sama lainnya, membentuk serta mengontrol karakter keseluruhan sistem, dan layaknya organisme menerima keseimbangan dan perubahan. Opini Masyrakat dan Spiral Ketenangan Masalah ini didefinisikan sebagai opini yang menyangkut urusan masyarakat dan opini masyarakat sebagai sebuah kelompok alih-alih beberapa kelompok individu yang lebih kecil. Menurut teori Elisabeth Noelle-Neumann tentang ”spiral ketenangan” meneruskan analisis ini dengan menunjukkan bagaimana komunikasi interpersonal dan media berjalan bersama dalam perkembangan opini masyarakat. Noelle-Neumann mengamati bahwa dalam pemilihan umum, pandanganpandangan tertentu nampaknya mendapatkan lebih banyak peran daripada pandangan lain. Noelle-Neumann menyebutnya spiral ketenangan (spiral of silence). Spiral ketenangan terjadi ketika individu yang merasa bahwa opini mereka terkenal senang mengungkapkan diri, sedangkan mereka yang tidak memikirkan tentang opininya terkenal sebagai orang yang selalu diam. Proses ini terjadi dalam sebuah spiral, sehingga salah satu sisi masalah berakhir dengan banyaknya publisitas dan sisi yang lain hanya dengan sedikit publisitas. Menurut teori ini, manusia condong untuk melakukan hal-hal ini ketika mereka merasa bahwa orang lain membagi opininya dan tidak akan melakukannya jika orang lain juga tidak melakukan hal serupa. Tesis ini bersandar pada dua pemikiran. Pertama, manusia mengetahui opini mana yang umum dan mana yang tidak. Hal ini disebut dengan makna semi-statistik (quasi-statistical sense) karena ketika tidak ilmiah, ada makna bahwa ini adalah pandangan yang berlaku. Asumsi yang kedua, adalah bahwa manusia menyesuaikan pengungkapan opini mereka dengan presepsi-presepsi ini. Noelle-Numann memberikan banyak bukti untuk mendukung asumsi ini. Dalam pemilihan umum, misalnya, orang-orang biasanya merasakan opini yang cukup akurat tentang para kandidat dan isu-isunya, dan mereka lebih mungkin untuk mengungkapkan pilihannya ketika orang lain juga melakukannya. Responden diberitahu bahwa mereka akan membayangkan orang lain menyebutkan opininya tentang suatu subjek; responden selanjutnya ditanya apakah mereka akan memilih untuk berbicara dengan orang lain tentang topik ini atau tidak. Kecenderungan yang berlebihan adalah untuk mebicarakan topic dengan bebas ketika salah seorang



ix



setuju dengan orang lain, tetapi membiarkannya berlalu ketika orang lain tidak setuju. Manusia cenderung tidak ingin “membuat gelombang”. Ada faktor lain memengaruhi pengungkapan opini seseorang, anak muda lebih ekspresif daripada orang yang lebih tua, begitu juga dengan orang yang berpendidikan akan lebih kritis daripada orang yang tidak berpendidikan, sama halnya dengan laki laki umumnya lebih memiliki keinginan untuk mengungkapkan opini mereka daripada wanita. Spiral ketenangan disebabkan oleh rasa takut akan pengasingan, bukan hanya tentang keinginan untuk berada pada pihak yang menang tapi berusaha untuk menghindari pengasingan dari kelompok sosial. Adapun kelompok kelompok dan individu yang tidak takut akan pengasingan dan yang akan mengungkapkan opininya. Ada dua jenis pengalaman yang menekankan perasaan yang tidak berdaya. Pertama, kesulitan dalam mendapatkan publisitas untuk sebuah sudut pandang. Kedua, dikorbankan oleh media dalam apa yang Noelle-Neumann sebut. Pengaruh media pada opini masyarakat bersifat kumulatif dan tidak selalu nyata. Spiral ketenangan merupakan fenomena yang melibatkan jalur komunikasi media dan pribadi. Penelitian media telah mencangkup pendekatan sibernetika secara umum, yang berpengaruh dalam teori media adalah bahwa media memengaruhi pemimpin opini, yang selanjutnya menyebarkan informasi dan pengaruh melalui jaringan komunikasi interpersonal yang selanjutnya memengaruhi media.



Pengaruh Tradisi masyarakat:



Sibernetika



dalam



kehidupan



Opini masyarakat dan spiral ketenangan Pengaruh media pada opini masyarakat bersifat komulatif dan tidak selalu nyata. Seringkali opini jurnalis berbeda dengan masyarakat umum. Seperti contohnya pada pemilihan presiden tahun 2004 di Amerika Serikat, misalnya pemegang jabatan George W. Bush sangat didukung oleh opini masyarakat, namun banyak yang percaya bahwa media menempatkan bias melawan presiden. Media juga dapat mempengaruhi opini masyarakat. Inilah yang membuat masyarakat Indonesia menjadi kritis karena jumlah media yang beredar di Indonesia sangatlah banyak seperti koran, televisi, radio, majalah yang selalu memberikan informasi atau berita-berita penting, maka dari itu masyarakat Indonesia selalu haus akan informasi. Contohnya, pengguna blackberry sering sekali mendapatkan BM (Broadcast Message) yang sering mengirimkan pesan provokasi atas masalah yang x



sedang terjadi. Secara tidak langsung pembaca akan terpengaruh akan informasi itu tanpa berfikir secara logika. Ingat pada kasus koin untuk prita? Dimana masyarakat bisa ikut membantu mengumpulkan uang receh untuk prita yang sedang terlibat masalah pencemaran nama baik. Ini adalah salah satu kekuatan dari media. Media yang memberikan informasi mengenai permasalahan tersebut maka timbulah banyak respon atau opini dari masing-masing masyarakat salah satunya dengan mengadakan kegiatan pengumpulan dana tersebut.



xi



C. TRADISI KRITIS Cabang-Cabang Teori Kritis Media Ada lima cabang utama teori kritis media. Pertama adalah marxisme klasik. Di sini media dipandang sebagai alat bantu dari kelas yang dominan dan sebuah cara untuk para kapitalis mencari keuntungan. Media menyebarkan ideologi dari dorongan yang berkuasa dalam masyarakat dan dengan demikian menindas golongan-golongan tertentu. Cabang kedua adalah political economic media theory. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa isi media merupakan komoditas untuk dijual di pasaran, dan informasi yang disebarkan diatur oleh apa yang kan diambil oleh pasar. Cabang ketiga adalah frankfurt school. Teori ini memandang media sebagai cara untuk membangun budaya, menempatkan lebih banyak penekanan pada pemikiran ketimbang pada materi. Media menghasilkan dominasi ideologi golongan atas. Cabang keempat adalah hegemonic theory. Hegemoni merupakan dominasi ideologi palsu atau cara pikir terhadap kondisi sebenarnya. Ideologi tidak disebabkan oleh sistem ekonomi saja, tetapi ditanamkan secara mendalam pada semua kegiatan masyarakat. Cabang kelima adalah penelitian budaya. Teori ini sangat bergantung pada semiotik. Peneliti tertarik pada pemaknaan budaya tentang hasil-hasil media. Mereka melihat cara-cara isi media ditafsirkan, termasuk penafsiran yang dominan dan oposisional. Penelitian media memandang masyarakat sebagai sebuah bidang persaingan gagasan. Penelitian Media Feminis Penelitian media feminis mengkritisi stereotipe gender atau penggambaran wanita dalam media dipahami oleh audiens. Penggambaran dan Penerimaan Dalam penelitian awal tentang stereptipe dalam media, gender dianggap sebagai kategori yang cukup stabil untuk membedakan antara karakteristik dan gambaran mengenai perempuan dan laki-laki. Laki-laki misalnya digambarkan dalam peranperan yang lebih kuat. Sedangkan perempuan merupakan pihak yang selalu tunduk. Dalam penelitian peneriman, fokusnya adalah pada faktor-faktor sosial budaya dalam keluarga, institusi, dan kekuatan lain yang mempengaruhi bagaimana penggambaran media diterima dan dipahami. Penyamaan Teori-teori terbaru melihat pada bagaimana individu menyamakan makna gender dalam media dengan membuat pilihan tentang bagaimana mereka akan xii



memandang beragam aspek program media. Penelitian media feminis menyediakan sebuah pemahaman yang rumit tentang gender dan hubungannya dengan media. Kritik Bell Hooks Menurut hooks, mereka yang terpinggirkan memiliki tanggung jawab untuk mengacaukan wacana hegemonik, atau yang menindas. Hooks menyatakan dekolonisasi (decolonization) sebagai cara dasar untuk mengacaukan dominasi. Dekolonisasi adalah proses mematahkan asumsi realitas budaya yang dominan, termasuk kecenderungan dari orang-orang yang tertindas untuk memperbesar status bawahan mereka. Hooks mengajukan dua bentuk dekolonisasi yaitu kritik dan penemuan. Kritik harus menanyai, menantang, dan menghadapi. Kunci dekolonisasi yang kedua adalah melalui penemuan bentuk budaya yang tidak mendominasi.



Pengaruh Tradisi Kritis dalam kehidupan masyarakat: Tradisi kritis lebih mendekatkan dengan kebudayan. Penelitian penggambaran perbedaan gender antara perempuan dan laki-laki. Peran laki-laki yang lebih kuat sedangkan perempuan merupakan pihak yang selalu tunduk. Oleh sebab itu dalam menyaksikan televisi karakter pria dan wanita, persepsi anda akan dipengaruhi oleh kekuatan sosial yang telah anda alami dalam hidup anda. Contohnya seseorang gadis yang mengidealkan karakter wanita yang digambarkan dalam media dengan orang-orang yang disenangi seperti Britney Spears, Lindsay Lohan, atau Jessica Simpson. Cenderung seorang gadis akan terobsesi atau mengikuti gaya dari artis kesenangan mereka.



xiii



BAB III KESIMPULAN Robert T. Craig mengatakan bahwa komunikasi merupakan proses primer menyangkut pengalaman kehidupan manusia, yaitu bahwa komunikasi membentuk kenyataan. Banyaknya bentuk pengalaman terbentuk dari banyaknya bentuk komunikasi.Dan Craig membagi komunikasi dalam 7 tradisi yaitu Semiotik, Fenomenologi, Sibernetika, Sosiopsikologis, Sosiokultural, Kritis, Retoris. Pengertian dari Tradisi Sosiopsikologis, Tradisi Sibernetika, dan Tradisi Kritis:   



Tradisi Sosiopsikologis adalah teori dalam sudut pandang psikologi sosial, terutama pada aspek-aspek komunikasi termasuk ekspresi, interaksi dan pengaruh. Tradisi Sibernetika merupakan komunikasi menurut perspektif, tradisi ini dipandang terutama sebagai proses informasi, dan masalah-masalah yang dibahas adalah seputar noise, overload dan malfungsi. Tradisi Kritis adalah teori yang berhubungan dengan media untuk menyebarkan ideologi yang dominan dan kekuatannya untuk mengungkapkan ideologi alternatif dan ideologi yang bertentangan.



xiv



DAFTAR PUSAKA  Littlejohn, Stephen W. Foss, Karen A. Teori Komunikasi. 2009. Jakarta: Salemba Humanika.



xv