Teori Komunikasi Persuasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rendra Wahyu septyan Harya Singgih P. Dyah Anggun



(115030600111019) (115030600111022) (115030600111017)



Definisi Komunikasi Persuasi  Burgon & Huffner (2002) meringkas beberapa pendapat dari



beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasi sebagai berikut; 1. Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator. 2.Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur ancaman/ paksaan.  Bila kita merujuk kepada definisi komunikasi persuasi tersebut maka komunikasi persuasi tentunya tanpa aspek agresi. Oleh karena itu, komunikasi persuasi termasuk dalam pola komunikasi yang asertif. Terkadang kita lebih suka melakukan agresi kepada diri kita sendiri (baca: mendholimi diri sendiri).



 Contoh: belajar dengan SKS (Sistem Kebut Semalam),



menunda makan, merokok, maniak games dan lain sebagainya. Tetapi mungkin dengan orang lain, kita lebih mampu menyayanginya, misalnya rela mati untuk orang yang kita kasihi.  Berdasarkan analog semacam itu maka komunikasi persuasi kepada diri kita sendiri akan lebih sulit dari pada persuasi kepada orang lain. Kenapa? Ya, karena kita lebih senang menganiaya diri sendiri sehingga sulit untuk mempersuasi diri sendiri. Bukankah persuasi bukan paksaan, bukan ancaman dan bukan pula dengan kekerasan (agresi).



Komponen Komunikasi Persuasi  Dalam komunikasi persuasi terdapat komponen atau elemen sehingga



dapat disebut sebagai komunikasi persuasi. Komponen tersebut antaranya;  1.Claim, yaitu pernyataan tujuan persuasi baik yang tersurat (eksplisit) maupun tersirat (implisit). Misalnya, iklan pada umumnya menyatakan dengan lugas ajakannya untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.  2.Warrant, yaitu perintah yang dibungkus dengan ajakan atau bujukan sehingga terkesan tidak memaksa. Misalnya iklan yang diikuti dengan kata “ayo”, “mari” dan lain sebagainya.  3.Data, yaitu data-data atau fakta yang digunakan untuk memperkuat argumentasi keunggulan pesan dari komunikator.



Faktor-faktor yang memengaruhi komunikasi persuasif agar berhasil  Banyak faktor menentukan keberhasilan/ ketidak



berhasilan suatu pesan yang bertujuan persuasif. Empat faktor utama adalah : *Sumber pesan/ komunikator yang mempunyai kredibilitas yang tinggi; contohnya seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang apa yang disampaikannya. *Pesan itu sendiri (apakah masuk akal/ tidak) *Pengaruh lingkungan *Pengertian dan kesinambungan suatu pesan (apakah pesan tersebut diulang-ulang)  Namun faktor-faktor ini tidak berjalan secara bertahap, pada banyak kasus faktor-faktor ini saling tumpang tindih.



Etika komunikasi persuasive  Komunikasi persuasif tidak sama dengan propaganda.



Menurut Prof. Richard L. Johannesen, Profesor Komunikasi dari Northen Illinois University[2] untuk membatasi agar komunikasi persuasif tidak menjadi propaganda maka ada seperangkat etika yang harus dipatuhi.