Teori Perubahan Promkes [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama : Amalia Dwi Handayani Putri Kelas : DIII – 2B Keperawatan Lawang NIM : P17220184070 1. Teori Kurt Lewin (1951) Kelebihan : Metode Kurt Lewin digunakan sebagai landasan utama dalam menyusun kerangka baru manajemen perubahan dalam penelitian. Hal ini dikarenakan metode Kurt Lewin secara efektif memungkinkan bisnis untuk sukses dalam merencanakan, mendesain dan mengimplementasikan perubahan (Longo, 2011). Lewin merumuskan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola perubahan, yaitu unfreezing, changing, refreezing. Kekurangan :  Metode Lewin terlalu sederhana dan tidak cocok untuk organisasi besar yang memiliki inovasi yang tinggi  Metode Lewin terlihat menganjurkan pendekatan manajemen perubahan dari atas ke bawah, dilain pihak mengesampingkan pendekatan manajemen dari bawah ke atas



2. Teori Health Belief Model (HBM) Kelebihan :  Mampu mengidentifikasi sebab perilaku sehat dan tidak sehat yang berbeda antar individu  Dasar untuk menyusun intervensi perilaku sehat yang berlaku untuk perorangan  Health Belief Model bersifat mudah dan sederhana dalam menjelaskan perilaku sehat Kekurangan :  Tidak ada acuan yang jelas tentang bagaimana mengoperasionalisasikan konstruk-konstruk dalam Health Belief Model  Beragamnya operasionalisasi peneliti tentang Health Belief Modelmelemahkan posisinya sebagai model psikologi yang koheren  Hanya sedikit studi yang menggunakan Health Belief Model untuk memahami perilaku yang berhubungan dengan masa lalu  Komponen dalam Health Belief Model tidak bisa menjelaskan hubungan antara efek struktur sosial dengan perilaku sehat



 Health Belief Model mulanya dianggap kurang komperhensif untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara health beliefdengan tahapan psikologis dalam pembuatan keputusan dan tindakan  Penerapan Health Belief Model terbatas pada kelompok tertentu, sulit digeneralisasi



3. Teori Transtheoritical Model Kelebihan : The Transtheoretical model (TTM) berhasil mengintegrasikan beberapa teori terdahulunya tentang modifikasi perilaku dengan lebih lengkap dan kompleks. pola yang digunakan berbentuk pola umum, sehingga teori ini sangat fleksibel untuk diterapkan di segala perubahan perilaku. Otomatis, teori ini dapat digunakan oleh berbagai kalangan dan dapat digunakan untuk perubahan perilaku apapun. The Transtheoretical model (TTM) melakukan perubahan perilaku secara bertahap sehingga individu yang berkaitan tidak langsung berubah secara drastis. Hal ini berdampak lebih baik agar perilaku sebelumnya ketika re-lapsing dapat diminimalkan. Kekurangan : Kekurangan dari The Transtheoretical model(TTM) adalah teori ini berasumsi bahwa individu akan dapat memodifikasi perilakunya dalam jangka waktu kurang lebih 6 (enam) bulan. Namun, belum ada pembuktian empiris yang menjelaskan bahwa rentang waktu selama 6 (enam) bulan tersebut adalah waktu yang cukup untuk pengubahan suatu perilaku. Selain itu, teori ini juga tidak menjelaskan pengaruh dari faktor lain yang sebenarnya turut andil dalam perubahan perilaku seseorang.



4. Teori Lawrence W Green (1980) Kelebihan : Penjelasannya kurang detail tidak menjelaskan tahap-tahap perubahan yang ada dalam teori Green. Kekurangan : Menjelaskan dari dua sisi yakni dari perilaku dan non perilaku.



Kasus Kesehatan (Pencegahan Keputihan) Berdasarkan Teori Health Belief Model (HBM) Keputihan yang normal terjadi pada remaja bisa menjadi keputihan abnormal apabila perilaku dalam menjaga kesehatan reproduksi pada daerah kewanitaan kurang baik. Teori HBM merupakan konsep utama remaja putri akan mengambil tindakan untuk melakukan pencegahan keputihan patologis. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju ke dewasa, bukan hanya dalam arti psikologis tetapi juga dalam arti fisik. Perubahan fisik yang terjadi merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja, sedangkan perubahan psikologis muncul sebagai akibat dari perubahan fisik. Organ reproduksi merupakan organ tubuh yang sensitif dan memerlukan perawatan khusus. Keputihan adalah keluarnya cairan dari vagina selain darah haid (Kasdu, 2005). Keputihan fisiologis merupakan keluarnya cairan vagina selain darah haid yang dalam keadaan normal dipengaruhi oleh hormon, berwarna putih encer, tidak berbau, dan tidak gatal. Keputihan patologis merupakan keluarnya cairan dalam jumlah yang banyak dari vagina selain darah haid yang disebabkan oleh infeksi dan tindakan perawatan daerah kewanitaan yang tidak benar, berwarna kuning atau kehijauan, berbau amis atau busuk, dan disertai rasa gatal (Kusmiran, 2012). Organ reproduksi wanita merupakan daerah tertutup dan berlipat, sehingga apabila tidak menjaga kebersihannya, maka akan lebih mudah untuk berkeringat, lembab dan kotor. Perilaku yang tidak baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi, seperti membersihkan dengan menggunakan air yang kotor, memakai sabun kewanitaan secara berlebihan, menggunakan celana dalam yang tidak menyerap keringat, jarang mengganti celana dalam, dan tidak sering mengganti pembalut merupakan pencetus timbulnya infeksi yang dapat menyebabkan keputihan patologis. Tindakan yang baik dalam mencegah keputihan patologis adalah: 1. Cebok dari depan ke belakang dengan air yang mengalir setelah buang air besar atau 2. 3. 4. 5.



buang air kecil Tidak terlalu sering memakai sabun kewanitaan Menjaga kebersihan celana dalam Menghindari pemakaian celana dalam dan jeans yang ketat Memakai pantyliners tidak setiap hari.



Tindakan ini juga dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap seseorang (Notoadmodjo, 2010), responden akan melakukan tindakan pencegahan keputihan patologis yang baik apabila mereka mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik dalam mencegah keputihan patologis.



Daftar Pustaka 1. https://www.dictio.id/t/bagaimana-manajemen-perubahan-versi-kurt-lewin-three-stepmodel/12843/2 2. http://lutfifajar95.blogspot.com/2018/03/teori-health-believe-model.html 3. https://syehaceh.wordpress.com/2013/09/18/teori-health-belief-model/