Terapi Aktivitas Kelompok Kognitif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK KOGNITIF PADA LANSIA



Disusun Oleh



KELOMPOK 9 : 1. Fifi Nur Febrianti 2. Fitri Kristiani 3. Fitri Zuhdyana 4. Hendrik Saputra 5. Iga Dyah Ratnasari



PROGRAM PROFESI NERS



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG 2015



KATA PENGANTAR



Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji dan syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas proposal mata kuliah komunitas yang berjudul ” TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK KOGNITIF PADA LANSIA ” Proposal ini disusun dengan harapan agar tiap Mahasiswa mampu berfikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi masalah dan berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas, mengerti dan memahami segalanya dalam dunia yang serba modern diera global ini. Dalam penyusunan proposal ini kami tidak luput dari berbagai pihak yang terkait,oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1.



Direktur STIKES ICME JOMBANG Drs.M.Zainul Arifin,M.kes.



2.



Bapak dan Ibu dosen pengajar mata kuliah keperawatan komunitas yang telah memberi tugas kepada kami sehingga kami dapat mengerti dan memahami bab yang kami bahas.



3.



Teman-teman yang telah membantu dan mendukung kami sehingga kamidapat menyelesaikan tugas proposal ini dengan tepat waktu.



Kami sadar sepenuhnya bahwa proposal kami ini masih jauh dari sempurna.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan yang ada. Untuk itu kami dengan tulus menerima saran dan kritik demi kebaikan proposal ini.Semoga proposal ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi kami dan pembaca sekalian. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.



Jombang, September 2015



Penyusun



TERAPI KOGNITIF



A. LATAR BELAKANG Berdasarkan hasil observasi selama bertugas di PANTI WERDA SEGER BUGER (Wisma adem, wisma sejuk, wisma seger, dan wisma tentrem) klien kelolaan didapatkan 50% mempunyai masalah utama penurunan daya ingat dan kognitif. Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan terapi aktivitas kelompok dengan topik terapi kognitif teka-teki silang. Terapi kognitif berfokus pada masalah, orientasi pada tujuan, kondisi dan waktu saat itu. Terapi ini memandang individu sebagai pembuat keputusan. Terapi kognitif telah menunjukkan kefektifan penanganan dalam masalah klinik misalnya cemas, schizophrenic, substance abuse, gangguan kepribadian, gangguan mood. Dalam prakteknya, terapi ini dapat diaplikasikan dalam pendidikan, tempat kerja dan seting lainnya. Istilah kognitif mulai populer setelah teori piaget banyak dibahas para ahli tahun 1960-an. Pengertian kognisi, meliputi aspek-aspekstruktur intelek yang digunakan untuk mengetahui sesuatu.



B. TUJUAN 1) Tujuan Umum Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif teka-teki silang lansia makin meningkatkan aktivitas dan meningkatkan kemampuan sosial 2) Tujuan Khusus Setelah mengikuti kegiatan terapi kognitif teka-teki silang lansia mampu : a) Mengingat bentuk objek yang telah ditunjukkan. b) Melatih konsentrasi untuk memusatkan perhatian sesuai petunjuk yang diberikan. c) Melatih ketajaman daya ingat.



C. URAIAN STRUKTUR TUGAS 1.



Pengorganisasian Leader



: Hendrik Saputra



Co-Leader



: Iga Dyah Ratnasari



Fasilitator



: Fitri Kristiani



Observer



: Fitri Zuhdyana



Dokumentator 2.



: Fifi Nur Febrianti



Uraian Tugas 1. Leader 



Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok sebelum kegiatan dimulai







Mampu



memotivasi



anggota



untuk



aktif



dalam



kelompok



dan



memperkenalkan dirinya 



Mampu memimpin terapi aktifitas kelompok dengan baik dan tertib







Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok







Menjelaskan permainan



2. Co-Leader 



Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien







Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang



3. Fasilitator 



Memfasilitasi klien yang kurang aktif







Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan



4. Observer 



Mengobservasi jalannya proses kegiatan







Mencatat prilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan berlangsung



5. Dokumentator Mendokumentasikan jalanya acara terapi



D. URAIAN STRUKTUR KEGIATAN 1. Analisis Situasi  Waktu Pelaksanaan : 1) Hari /Tanggal : Rabu, 30 September 2015 2) Tempat



: Di Graha seger buger



3) Waktu



: 09.00 s/d 09.45 WIB



4) Lama Kegiatan a. Pembukaan dan Perkenalan (5 menit) b. Menjelaskan tujuan TAK ( 5 menit ) c. Menjelaskan aturan main TAK ( 5 menit) d. Pelaksanaan TAK (15 menit)



e. Pemberian reincerforment ( 5 menit ) f. Evaluasi (5 menit ) g. Penutup (5 menit ) 5) Jumlah peserta : 10 orang  Metode dan Media 1) Metode



: ceramah, permainan kelompok



2) Media



: tts, bolpen



 Setting



NB: : tim terapi : peserta terapi



2. Proses Pelaksanaan 1) Persiapan a. Mempersiapkan lingkungan : suasana tenang dan nyaman (tidak ribut) b. Mempersiapkan tempat : pengaturan posisi tempat duduk, leader berdiri di depan dan berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok c. Mempersiapkan anggota kelompok : membuat kontrak kembali dengan klien untuk mengikuti aktifitas kelompok terapi kognitif dan terapi pendengaran. 2) Orientasi a. Salam terapiutik  Salam dari terapis kepada klien  Terapis dan klien memakai papan nama



b. Evaluasi / validasi  Menanyakan perasaan klien saat ini  Menanyakan masalah yang dirasakan c. Kontrak  Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengasah daya ingat  Terapis menjelaskan aturan main berikut: a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis b) Lama kegiatan satu jam c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai 3) Tahap kerja a. Terapis menjelaskan peraturan permainan. b. Klien di bagi menjadi 2 kelompok, dalam 1 kelompok terdapat 5 klien. c. Setelah berbentuk kelompok, terapis mengintruksikan untuk baris perkelompok menjadi 1 banjar. d. Fasilitator membagikan tts dan bolpoin untuk setiap anggota kelompok klien. e. Setelah itu, fasilitator menjukkan tts pada anggota kelompok klien yang paling depan. f. Anggota kelompok klien paling depan mengisi tts pada kolom nomor 1 kemudian tts diberikan kepada anggota kelompok yang dibelakangnya, hingga anggota terakhir. 4) Tahap terminasi a. Evaluasi  Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK  Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok b. Tindak lanjut Terapis meminta klien untuk melaporkan perasaannya setelah bermain tts. c. Kontrak yang akan datang  Menyepakati TAK yang akan datang  Menyepakati waktu dan tempat



3. Antisipasi masalah 1) Klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok penanganannya adalah dengan memberikan motivasi oleh fasilitator. 2) Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa ijin, panggil nama klien, tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan, berikan motivasi agar klien kembali mengikuti kegiatan. 3) Klien lain yang ingin mengikuti kegiatan, beri penjelasan pada klien tersebut bahwa kegiatan ini ditujukan pada klien yang dipilih, katakan pada klien lain tersebut bahwa akan ada waktu khusus untuk mereka. E. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi input 1) Tim berjumlah 5 orang yang terdiri atas 1 leader, 1 co leader, 2 fasilitator dan 1 observer. 2) Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik 3) Klien bisa baca tulis. 4) Klien tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan kriteria dan karakteristik klien untuk melakukan terapi aktifitas kelompok teka-teki silang. 2. Evaluasi proses 1) Leader menjelaskan aturan jalanya kegiatan dengan jelas 2) Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien 3) Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi jalannnya kegiatan 4) 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai. 3. Evaluasi output Setelah mengadakan terapi aktifitas kelompok terapi kognitif dan pendengaran dengan 10 klien yang diamati, hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1) 70% klien yang dapat mengikuti kegiatan dengan aktif dari awal sampai selesai. 2) 70% klien dapat meningkatkan pendengaran dan kognitifnya. 3) 70% klien dapat meningkatkan kemampuan akan kegiatan kelompok (mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai). 4) 70% klien mampu melakukan hubungan sosial dengan lingkungannya (mau



berinteraksi dengan perawat/klien lain).