Terapi Reiki PDF Free Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FARMAKOGNOSI



Disusun oleh : Fitrianita Ainun Izzah



(20161660102)



Sriwahyuni



(20171660022)



Tiya Islamiyah



(20171660046)



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA TAHUN AKADEMIK 2019-2020



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Terapi Komplementer (Terapi Reiki)” tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Seperti pepatah mengatakan “Tiada gading yang tak retak” begitu pula dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini.



Surabaya, 30 November 2019



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR...........................................................................................i DAFTAR ISI.........................................................................................................ii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2 1.3 Tujuan..............................................................................................................3 BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Definisi Terapi Reiki.......................................................................................4 2.2 Cakra Pada Terapi Reiki..................................................................................4 2.3 Cara Melaksanakan Terapi Reiki....................................................................7 2.4 Kondisi – kondisi Penggunaan Terapi Reiki...................................................13 2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Reiki........................................................14 2.6 Manfaat Terapi Reiki.......................................................................................15 2.7 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer..................................................16 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan......................................................................................................17 3.2 Saran................................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi komplementer adalah lingkup yang luas dari sumber penyembuhan yang meliputi sistem kesehatan, modalitas dan praktek yang didasari oleh teori dan kepercayaan mereka. secara sederhana, pengobatan komplementer bisa diartikan sebagai metode penyembuhan yang caranya berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan obat kimia dan operasi. Terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis terapi yaitu chiropractic, teknik relaksasi, terapi masase dan akupunktur, lainnya terapi komplementer yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan. Reiki adalah metode penyembuhan energi yang dapat digunakan sebagai integratif terapi untuk berbagai masalah kesehatan akut dan kronis. Reiki semakin mendapat penerimaan sebagai tambahan untuk manajemen kondisi kronis: manajemen nyeri, perawatan rumah sakit dan paliatif, dan pengurangan stres. Pada tahun 2003, Miles dan True menggambarkan 24 rumah sakit dan program berbasiskan manusia di Amerika Serikat yang menggunakan Reiki di bidang obat umum, pembedahan, pengobatan HIV / AIDS dan kanker, dan yang lebih tua perawatan orang dewasa dan rumah sakit, serta untuk staf dan anggota. Pada 2013, Pusat Penelitian Reiki mengidentifikasi 75 rumah sakit, klinik medis, dan program rumah sakit tempat Reiki ditawarkan sebagai bagian dari praktik standar. Survei Pengobatan Alternatif dan Komplementer 2010 dari Hospitals (Ananth, 2011) melaporkan bahwa Reiki dan Therapeutic Touch ditawarkan di 21% pengaturan rawat inap yang disurvei. Survei nasional tahun 2007 survey menemukan bahwa 1,2 juta orang dewasa dan 161.000 anak menerima satu atau lebih lebih banyak sesi penyembuhan energi seperti Reiki di tahun sebelumnya (Barnes,Bloom, & Nahin, 2008). National Institutes for Health (NIH) baru-baru ini menyelesaikan uji klinis yang menyelidiki penggunaan Reiki untuk fibromyalgia, AIDS, neuropati yang menyakitkan, stres, dan kanker prostat 1



(NCCAM, 2013). Menurut Pusat Nasional untuk Pelengkap dan Alternatif Kedokteran (NCCAM), Reiki adalah terapi biofield. Terapi dalam kategori ini mempengaruhi medan energi yang mengelilingi dan menembus tubuh manusia. Terapi bioenergi melibatkan sentuhan atau penempatan tangan ke dalam biofield, keberadaan yang belum dibuktikan secara ilmiah (NCCAM, 2011). Seorang praktisi Reiki tidak perlu dipersiapkan sebagai perawatan kesehatan praktisi; Namun, perawat, terapis fisik, terapis pijat, dan dokter yang berlatih Reiki mungkin memiliki akses dan penerimaan yang lebih besarkemampuan dalam sistem perawatan kesehatan dalam melakukan perawatan langsung. Selain itu, praktik Reiki oleh perawat mendukung praktik sentuhan tinggi model dalam lingkungan praktik berteknologi tinggi.



Institut



Kedokteran (IOM) 2009 Summit on Integrative Medicine dan Kesehatan Masyarakat mengidentifikasi bahwa empati dan kasih sayang meningkatkan perawatan dan meningkat hasil dengan bukti grade A (IOM, 2010). Meskipun bukti ini tidak spesifik untuk sentuhan fisik, penelitian menunjukkan bahwa penerima sentuhan terapi sering mengalami integrasi pikiran, tubuh, dan jiwa yang mempromosikan perasaan kesejahteraan (Engebretson & Wardell, 2002). Jean Konseptualisasi Watson tentang sifat timbal balik dari kepedulian juga mendukung port nilai sentuhan Reiki dalam memberikan asuhan keperawatan (Brathovde, 2006). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah definisi terapi reiki? 2. Apa saja cakra pada terapi reiki? 3. Bagaimanakah cara pelaksanaan terapi reiki? 4. Apa saja kondisi - kondisi penggunaan terapi reiki? 5. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari terapi reiki? 6. Apa saja manfaat dari terapi reiki? 7. Bagaimanakah peran perawat dalam terapi komplementer ?



1.3 Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami definisi terapi reiki. 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cakra pada terapi reiki. 3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara pelaksanaan terapi reiki. 4. Mahasiwa dapat mengetahui apa saja kondisi-kondisi pada penggunaan terapi reiki 5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami indikasi dan kontraindikasi dari terapi reiki. 6. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami manfaat dari terapi reiki. 7. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami peran perawat dalam terapi komplementer.



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Definisi Terapi Reiki Reiki muncul sekitar tahun 1922 melalui karya seorang pengusaha Jepang dan praktisi Buddhisme Tendai, Mikao Usui. Kata Reiki sendiri terdiri dari dua kata Jepang — rei dan ki. rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti energi kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan. Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan diri sendiri ataupun orang lain. Teknik Penyembuhan reiki adalah teknik penyembuhan sangat sederhana dan mudah dipelajari oleh semua orang hanya dalam waktu inisiasi 30-45 menit dan langsung dapat digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun orang lain yang bersifat permanen. Kemampuan reiki bisa diperoleh seketika melalui proses attunement/penyelarasan atau inisiasi yang dilakukan oleh reiki master. Setelah dilakukan proses penyelarasan energi terhadap sumber energi alam semesta oleh reiki master, secara langsung seseorang memiliki kemampuan memanfaatkan energi reiki. Cara menggunakanya energi reiki sangat mudah, hanya meniatkan akan menggunakan energi reiki dan meletakkan tangan pada cakra (pintu gerbang energi tubuh) atau bagian tubuh yang sakit. 2.2 Cakra Pada Terapi Reiki Praktisi reiki atau master reiki merupakan mediator untuk mengalirkan energi alam kedalam tubuh manusia melalui kedua tangannya. Tubuh manusia tersusun atas tubuh fisik dan non fisik yang saling berhubungan, saat tubuh non fisik terganggu maka tubuh fisikpun akan tergangu. Terapi reiki tidak langsung ke ditunjukkan pada bagian fisik tubuh melainkan dialirkan dalam bentuk gelombang elektro magnetik melalui medan radiasi tubuh atau aura. Saat melakukan penyembuhan, seorang praktisi reiki akan menyerap energi reiki



dari



alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik si pasien melalui cakra/pintu gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil yang diharapkan adalah terjadi keselarasan/keseimbangan energi dalam tubuh, meningkatkan kerja sel tubuh sehingga fungsi tubuh akan membaik dan dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan kesehatan. Aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat menjaga keseimbangan berbagai sistem dalam tubuh, hal ini dapat memelihara kesehatan fisik dan mental manusia. Tujuan akhir aktivasi cakra ini adalah menciptakan manusia yang sehat jiwa dan raga. Meski lebih banyak ditujukan untuk tindakan preventif, aktivasi cakra juga dapat menyembuhkan gejala penyakit yang disebut cakra healing. Sesuai namanya, chakra healing dapat menyembuhkan secara langsung berbagai penyakit, meski terbatas pada penyakit ringan. Kalau pusing, pilek atau stres, masih bisa ditanggulangi namun untuk penyakit berat seperti kanker, gastritis kronis, gangguan jantung, dan lainnya, lazimnya dikombinasikan dengan metode pengobatan lain. Penting untuk diingat bahwa reiki bukan untuk pengobatan alternative kanker namun reiki adalah terapi komplementer yang digunakan untuk meringankan efek samping dari pengobatan kanker. Chakra healing memanfaatkan tenaga bioenergi yang terdapat dalam tubuh manusia. Bioenergi ini merupakan tenaga vital yang mempunyai sifat dasar hampir sama dengan energi lain seperti energi panas atau energi listrik. Jika darah mengalir lewat pembuluh, bioenergi tadi mengalir lewat suatu "lorong" yang dinamai meridian. Meridian ini berpangkal pada titik-titik tertentu pada tubuh, membentuk pusat-pusat energi yang disebut cakra. Ada tujuh cakra utama yang terdapat pada tubuh manusia yaitu: Cakra Mahkota, Cakra Ajna, Cakra Tenggorokan, Cakra Jantung, Cakra Solar Plexus, Cakra Seks, Cakra Dasar.



1.



Cakra dasar terletak di dasar tulang punggung Berfungsi sebagai akar penunjang kehidupan, dan dilambangkan dengan warna merah berkilauan. Energi dari Bumi masuk lewat cakra ini. Cakra dasar mampu mengendalikan dan memberi energi pada susunan tulang, sistem otot, dan reproduksi darah, jika ada gangguan menyangkut kerja otot atau tulang, cakra inilah sumber masalahnya.



2.



Cakra seksual. Terletak di sekitar organ seksual, sering diidentifikasi dengan warna oranye. Tugasnya mengendalikan dan memberi energi pada organorgan di rongga panggul, termasuk organ reproduksi, saluran kemih dan sekitarnya. Penyakit yang sering bersumber dari pusat energi ini: kemandulan, impotensi, infeksi saluran kemih, serta pembesaran prostat.



3.



Cakra solar plexus. Letaknya di bagian kosong pertemuan antara tulang rusuk dan ulu hati, dilambangkan dengan warna kuning. Titik ini berfungsi sebagai pusat emosi, seperti berani, ulet, aktif, marah, benci, hingga sakit hati. Selain itu, cakra ini mampu mengendalikan energi pada hati, pankreas, lambung, usus besar, dan usus kecil. Juga berhubungan dengan sistem pencernaan dan pembuangan sisa makanan.



4.



Cakra jantung Terdapat pada bagian tengah dada depan dan belakang, lazimnya divisualisasikan dalam warna hijau zamrud cemerlang. Dikenal juga



sebagai pusat emosi halus, seperti belas kasih, kedamaian, kegembiraan, keramahan, kepekaan, sumber cinta kasih dan nurani. Cakra jantung mengendalikan energi pada jantung, kelenjar timus serta paru-paru. 5.



Cakra tenggorokan Diasosiasikan dengan warna biru yang berfungsi sebagai pusat energi yang mengekspresikan pemikiran, perasaan, dan keinginan. Dalam kerja samanya dengan organ-organ tubuh lain, cakra tenggorokan bertanggung jawab atas pemberian energi pada tenggorokan, saluran pernafasan serta kelenjar tiroid.



6.



Cakra master atau cakra ajna. Pusat energi satu ini punya kedudukan cukup istimewa karena melambangkan kebijaksanaan. Warnanya biru keunguan atau nila, yang bertugas untuk mengendalikan dan memberi energi pada kelenjarkelenjar, sistem endokrin, dan cakra utama lainnya.



7.



Cakra mahkota. Posisinya paling tinggi di antara pusat energi yang ada, karena terletak pada bagian atas kepala atau ubun-ubun. Cakra ini bertanggung jawab mengendalikan dan memberi energi pada sistem saraf, otak serta keseimbangan kiri-kanan. Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan gangguan saraf terjadi bila cakra mahkota terganggu.



2.3 Cara Melaksanakan Terapi Reiki Prosedur pelaksanaan terapi komplementer reiki bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu bisa dilakukan sendiri dan bisa juga dibantu oleh terapis reiki : 1. Penyembuhan Diri Sendiri 1) Lakukan Attunement (cara membuka diri untuk menerima energi getaran yang lebih tinggi untuk keperluan penyembuhan pribadi), proses ini adalah untuk menyelaraskan diri kita dengan energi Alam semesta, melalui seorang pembimbing tingkat Master Teacher.



2)



REIKI LEVEL 1 Setelah Attunement : a) Santai, pasrah, senyum (SPS) b) Kibaskan telapak tangan 2-3 kali c) Niatkan untuk menyalurkan energi Reiki tanpa memikirkan caranya. d) Rasakan aliran, semburan, hawa hangat dari telapak tangan. e) Rasakan energi diantara kedua telapak tangan



3)



Penyembuhan diri sendiri (Self Healing) a) Duduklah di kursi atau bersila di lantai, punggung tegak dan selalu SPS b) Berdo`a memohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari Tuhan YME. c) Aktifkan cakra mahkota dan cakra telapak tangan sendiri (Kibaskan tangan 2-3 kali) d) Buka aura diri sendiri ( depan dan belakang ) tetap santai. e) Niatkan untuk menyalurkan Rei Ki hingga terasa mengalir di telapak tangan. f) Tempelkan kedua telapak tangan pada bagian-bagian tubuh tertentu (masing-masing selama + 60 hitungan), yaitu dengan urutan mulai dari bagian depan tubuh sebelah atas sampai bagian tubuh sebelah bawah, demikian juga untuk bagian tubuh bagian belakang, urutannya :



g) Tutup aura tubuh kita dengan cara menyisir dari atas ke bawah sebanyak 2 kali (sekali untuk bagian depan dan sekali untuk bagian belakang). h) Berterima kasih kepada Tuhan YME atas segala bantuan yang telah diterima. Relax sejenak sebelum berdiri atau teruskan dengan latihan grounding. 4)



GROUNDING a) Lakukan setiap hari atau setelah self healing, duduklah dengan santai, (sebaiknya duduk di atas kursi dan punggung tegak lurus).



b) Kedua telapak tangan berada di atas paha dalam keadaan terbuka dan terlentang. c) Berdo`a mohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan dari Tuhan YME. d) Bayangkanlah cahaya putih (kuning emas) yang terang benderang dari langit turun memasuki cakra mahkota. 2. Penyembuhan Kepada Orang Lain 1) Berdoa bersama pasien memohon bantuan, bimbingan dan kesembuhan 2) Mengaktifkan Cakra Mahkota dan Cakra Telapak Tangan sendiri 3) Mengaktifkan Cakra Mahkota pasien. 4) Membuka Aura pasien (seakan akan membuka selubung aura dari atas ke bawah). 5) Santai, Pasrah, Senyum, kibaskan tangan 2-3 kali. 6) Niatkan menyalurkan Reiki hingga dirasa energi mengalir dari telapak tangan. 7) Tempelkan tangan, tidak ada niat untuk menyembuhkan dan menyalurkan energi lagi. 8) Lama menempelkan tangan ke tubuh pasien + 5 sampai 10 menit. 9) Santai, pasrah, senyum ( apabila tidak dirasa aliran, tarik tangan, kibaskan, niatkan mengalirkan Reiki, tempelkan lagi ke posisi terakhir. 10) Kalau masih tidak ada aliran, santai – Reiki energi cerdas dan otomatis. Bagian tubuh tersebut memang tidak butuh energy. 11) Bila yang mengobati lebih dari satu orang, maka biasanya dilakukan secara sinkron yaitu: 1 orang yang memimpin dan yang lain ikut membantu, pada saat setelah menempelkan akan mengatakan sinkronkan kepada Penyembuh lain, sambil mengatakan : saya mengsinkronkan energi saya kepada Pak/Ibu yang memimpin.



12) Setelah selesai tutup aura tubuh pasien dengan cara menyisir dari atas ke bawah sebanyak 2 kali (sekali untuk bagian depan, sekali untuk bagian belakang). 13) Biarkan pasien relax sejenak sebelum duduk / berdiri. 14) Berterimakasih kepada Tuhan YME



Meditasi Alpha Reiki a)



Bersikap posisi duduk tegak tapi nyaman.



b) Bernafas secara pelan ..perhatian pada nafas..semakin dipelankan c)



Pejamkan mata untuk lebih meningkatkan fokus.



d) Rasakan perasaan KEBERADAAN DI SAAT KINI. e)



Rasakan nafas yang masuk dan keluar, perhatian pada titik antara bibir atas dan ujung hidung (sentuh dengan telunjuk bagian tersebut untuk mengetahui lokasinya).



f)



Tetap melanjutkan bernafas secara perlahan dan secara sadar perhatian pada proses nafas, tanpa menganalisa.



g) Bila pikiran berkelana..tidak apa, kembalikan saja fokus: “PERHATIKAN NAFAS”. (Lakukan setiap kali pikiran berkelana, hindari kesal, ini sering terjadi saat kita pemula). h) Dengan perasaan kasih, rasakan nafas masuk sejuk dan keluar hangat. i)



Berbaik pada diri dan sabar, rilekskan pikiran dan biarkan mengalir.



j)



Tetap fokus pada nafas



k) Anda telah berhasil melakukannya, tingkatkan durasinya secara bertahap 3-5 menit kemudian sampai melewati 10 menit. Terapi Reiki juga dapat dilakukan dari jarak jauh. Simbol penyembuhan Reiki dari jarak jauh (distant healing) adalah Hon Sha Ze Sho Nen yang memiliki arti no past, no present, no future (tidak ada masa lalu, tidak ada masa sekarang dan tidak ada masa depan). Jarak dan waktu tidak menjadi masalah ketika menggunakan simbol Reiki ini. Trauma dan pengalaman hidup yang lain, kehidupan sebelum atau kehidupan sekarang dapat mempengaruhi dan membayangi kehidupan manusia. Selama melakukan penyembuhan jarak jauh, jangan berfokus pada usaha penyembuhan masalah seperti: sakit kepala. Kirimkan energi Reiki tanpa batas kemanapun juga, karena energi Reiki tersebut akan pergi



ketempat yang dibutuhkan. Ketika melakukan penyembuhan jarak jauh, energi akan bekerja pada tubuh penerima, pada chakra dan pada aura namun tidak sebanyak dibandingkan ketika kontak fisik, karena perlu waktu sebelum energi meresap ke tubuh dan meringankan masalah, seperti: nyeri. Penyembuhan jarak jauh hanya memakan waktu beberapa menit dibandingkan dengan penyembuhan tangan. 2.4 Kondisi – kondisi Penggunaan Terapi Reiki Berdasarkan dari hasil penelitian, Lindquist, Synder, & Tracy (2014) mengemukakan beberapa kondisi dimana terapi reiki dapat digunakan : 1. Mempromosikan relaksasi di persalinan dan melahirkan. (Mills (2003); Rakestraw (2009) 2. HIV / AIDs (Schmehr (2003) 3. Mendukung pra dan pasca operasi pasien bedah. (Hulse, Stuart-Shor, dan Russo (2010); Potter (2007); Sawyer (1998); Vitale dan O'Connor (2006); VanderVaart et al. (2011); Wirth, Brenlan, Levine, dan Rodriguez (1993) 4. Rumah sakit dan paliatif peduli. (Burden, Herron-Marx, dan Clifford (2005); Hemming Dan Maher (2005); Mramor (2004) 5. Mendukung pasien onkologi. (Anderson dan Taylor (2012); Beard et al. (2010); Birocco et al (2012); Bossi, Ott, dan DeCristofaro (2008); Caitlin dan Taylor-Ford (2011); Coakley dan Barron (2012); Pierce (2007); Tsang et al. (2007) 6. Manajemen nyeri. (Dressen dan Singh (2000); Gillipsie, Gillipsie, dan Stevens (2007); Lee (2008); Olson et al. (2003); Taman, McCaffrey, Dunn, dan Goodman (2011); Jadi et al. (2008) 7. Mengurangi depresi dan / atau kecemasan dan tingkat stress. (Shore (2004); Witt and Dundes (2001) 8. Trauma, pasca trauma gangguan stress. (Collinge et al. (2005); Dey dan Emanuel (2008); Kennedy (2001) Meningkatkan kekebalan tubuh fungsi Bowden et al. (2010); Wardell and Engebretson (2001) 9. Mempromosikan penyembuhan luka. (Papantonio (1998)



10. Rehabilitasi. (DiNucci (2005); Hall (2004); Pocotte dan Salvador (2008); Schiflett et al. (2002) 11. Dukungan untuk keperawatan rumah penduduk. (Richeson et al. (2010); Thomas (2005) 12. Meningkatkan hematologi tindakan. (Morse dan Beem (2011); Wirth, Chang, Eidleman, dan Paxton (1996) 13. Pengelolaan penyakit kardiovaskular. (Anderson dan Taylor (2011a); Friedman et al. (2010); Sharma, Sanghvi, Mehta, dan Trehan (2000) 14. Gangguan kognitif. (Crawford, Leaver, dan Mahoney (2006); Meland (2009); Silva (2002) Critical care Toms (2011) Fibromyalgia Assefi, Bogart, Goldberg, dan Buchwald (2008) 15. Perawatan diri dan pengurangan stress untuk penyedia perawatan kesehatan. (Brathovde (2006); Cuneo et al. (2011); Diaz-Rodriquez et al. (2011); Fortune and Price (2003); Natale (2010); Raingruber dan Robinson (2007); Vitale (2009); Whelan dan Wishnia (2003).



2.5 Indikasi dan Kontraindikasi Terapi Reiki a. Indikasi Terapi Reiki Terapi penyembuhan dengan reiki sebaiknya dilakukan dalam kondisi tenang dan si pasien siap menerima. Jangan menggunakan pakaian dari kulit dan benda-benda yang terbuat dari logam. Benda ini sebaiknya dilepas terlebih dahulu karena kedua bisa menghambat penyaluran energi. b. Kontraindikasi Terapi Reiki Tidak ada efek samping serius dari perawatan Reiki yang telah dipublikasikan. Beberapa pasien, namun, mungkin mengalami pelepasan emosional yang mungkin tidak nyaman atau mengganggu. Oleh karena itu, praktisi harus siap untuk bantuan dan rujukan yang sesuai jika tekanan emosi berlanjut. Selain itu, beberapa orang mungkin tidak suka disentuh. Praktisi dapat menghindari ketidaknyamanan ini dengan menilai tingkat kenyamanan



orang



tersebut



menyentuh



dan



mempertimbangkan



pertimbangan gender dan budaya. Beberapa pasien yang sepenuhnya mendapat informasi tentang terapi; ini benar bahkan di antara populasi yang



rentan seperti korban penyiksaan (Kennedy, 2001) atau mereka yang memiliki masalah kesehatan mental jangka panjang (Collinge, Wentworth, & Sabo, 2005), di mana tanggapan terhadap Reiki menguntungkan.



2.6 Manfaat Terapi Reiki Salah satu fitur unik dari terapi Reiki adalah kemampuannya untuk mandiri memperlakukan. Seorang praktisi Reiki dapat mengobati sendiri dengan menggunakan posisi tangan pada kepala, perut, dada, atau area lain dari tubuh, mengurangi rasa sakit dan / atau meningkatkan rasa relaksasi. Konsep pemberdayaan dan pengobatan sendiri memiliki nilai tertentu ketika mempertimbangkan masalah kesehatan kronis. Untuk beberapa praktisi Reiki, mengajar klien mereka. Reiki memberi klien kendali yang lebih besar terhadap sebagian masalah kesehatan mereka, termasuk manajemen nyeri dan pengurangan stres (Miles & True, 2003; Mills, 2001). Penelitian tentang penggunaan Reiki oleh perawat telah menunjukkan efek positif pada praktisi, termasuk kepuasan kerja yang lebih besar dan peningkatan perilaku (Brathovde, 2006; Keberuntungan & Harga, 2003; Whelan & Wishnia, 2003). Meningkatnya rasa kesejahteraan yang terjadi saat memberi dan menerima Reiki dapat memengaruhi hubungan pasien / perawat dan menciptakan lingkungan kerja yang kurang stres. Reiki juga dapat digunakan untuk perawatan mandiri penyedia layanan kesehatan, dengan potensi untuk mengurangi stres (Fortune & Price, 2003; Whelan & Wishnia, 2003). Beberapa penelitian telah menunjukkan efek menguntungkan dari Reiki perawat secara positif mempengaruhi kesejahteraan, kualitas perawatan, pengurangan stres (Cuneo et al., 2011; Raingruber & Robinson, 2007), dan kelelahan (Diaz-Rodriquez et al., 2011).



2.7 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, coordinator dan sebagai advokat. Sebagai konselor perawat dapat menjadi tempat bertanya, konsultasi, dan diskusi apabila klien membutuhkan informasi ataupun sebelum mengambil keputusan. Sebagai pendidik kesehatan, perawat dapat menjadi pendidik bagi perawat di sekolah tinggi keperawatan seperti yang berkembang di Australia dengan lebih dahulu mengembangkan kurikulum pendidikan (Crips & Taylor, 2001). Peran perawat sebagai peneliti di antaranya dengan melakukan berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil-hasil evidence-based practice. Perawat dapat berperan sebagai pemberi pelayanan langsung misalnya dalam praktik pelayanan kesehatan yang melakukan integrasi terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002). Perawat lebih banyak berinteraksi dengan klien sehingga peran koordinator dalam terapi komplementer juga sangat penting. Perawat dapat mendiskusikan terapi komplementer dengan dokter yang merawat dan unit manajer terkait. Sedangkan sebagai advokat perawat berperan untuk memenuhi permintaan kebutuhan perawatan komplementer yang mungkin diberikan termasuk perawatan alternatif (Smith et al.,2004).



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Reiki muncul sekitar tahun 1922 melalui karya seorang pengusaha Jepang dan praktisi Buddhisme Tendai, Mikao Usui. Kata Reiki sendiri terdiri dari dua kata Jepang — rei dan ki. rei yang artinya alam semesta dan ki yang berarti energi kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan. Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan diri sendiri ataupun orang lain. . Terapi reiki tidak langsung ke ditunjukkan pada bagian fisik tubuh melainkan dialirkan dalam bentuk gelombang elektro magnetik melalui medan radiasi tubuh atau aura. Saat melakukan penyembuhan, seorang praktisi reiki akan menyerap energi reiki dari alam semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik si pasien melalui cakra/pintu gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil yang diharapkan adalah terjadi keselarasan/keseimbangan energi dalam tubuh, meningkatkan kerja sel tubuh sehingga fungsi tubuh akan membaik dan dapat melakukan pemeliharaan dan perbaikan kesehatan. Peran perawat yang dapat dilakukan dari pengetahuan tentang terapi komplementer diantaranya sebagai konselor, pendidik kesehatan, peneliti, pemberi pelayanan langsung, coordinator dan sebagai advokat. 3.2 Saran Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.



DAFTAR PUSTAKA



Bakri, Syamsul. 2006. Tasawuf reiki, sehat jasmani rhani dengan energi reiki. Yogyakarta: Pustaka Marwa. Effendi, Tjiptadinata. Aplikasi Reiki dalam Penyembuhan Diri Sendiri dan Orang Lain. Elex Media Komputindo Lindquist, R., Synder, M., & Tracy, M. F. (2014). Complementary & Alternative Therapies in Nursing. New York: Springer.