Tes Subjektif [PDF]

  • Author / Uploaded
  • lilis
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tes Subjektif Tes subjektif pada umumnya berbentuk uraian (esai). Tes bentuk uraian adalah butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang jawaban atau pengerjaan soal tersebut harus dilakukan dengan cara mengekspresikan pikiran peserta tes (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (2005:37). Ciri khas



tes uraian adalah jawaban terhadap soal tersebut tidak



disediakan oleh penyusun soal, tetapi harus disusun oleh peserta tes. Butir soal tipe uraian (essay test) hanya terdiri dari pertanyaan atau tugas dan jawaban sepenuhnya dipikirkan oleh peserta tes. Ciri – ciri pertanyaannya didahului dengan kata – kata seperti: uraikan, jelaskan, bandingkan,



mengapa,



bagaimana,



simpulkan



dan



sebagainya



(Suharsimi



Arikunto.2008:162). Jumlah butir soal dalam tes uraian biasanya tidak banyak, hanya sekitar 5 s.d 10 butir soal dalam waktu kira – kira 90 s.d 120 menit. Soal – soal bentuk uraian ini menuntut kemampuan peserta tes untuk dapat mengorganisir, menginterpretasi, menghubungkan pengertian – pengertian yang dimiliki. Secara singkat dapat dikatakan bahwa tes uraian menuntut peserta tes untuk dapat mengingat – ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi. Berdasarkan tingkat kebebasan peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response) 1. Tes Uraian Bebas (Extended Response Test) Tes uraian bebas merupakan bentuk tes uraian yang memberi kebebasan kepada para peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur. Contoh : a. Jelaskan pengaruh paham nasionalisme di Eropa terhadap perkembangan nasionalisme di Asia dan Afrika! b. Jelaskan mengapa sistem ekonomi yang dianut suatu negara berbeda – beda! Untuk menjawab butir soal di atas dengan baik, peserta tes harus memilikikemampuan mengingat fakta historis tumbuhnya nasionalisme di Asia dan Afrika. Setelah itu ia harus mengorganisasikan dalam pikirannya dan menyusunnya dalam suatu urutan yang logis dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh orang lain. Peserta



ujian di beri kebebasan sepenuhnya untuk menjawab menurut gaya bahasa dan gaya kognitifnya masing – masing. Dengan demikian maka keterampilan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis akan besar sekali kontribusinya dalam menjawab soal ujian tipe ini. Bentuk soal seperti ini baik sekali untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan aplikasi, analisis, evaluasi dan kreativitas. 2.



Tes Uraian Terbatas (Resricted Response Test) Tes uraian terbatas merupakan bentuk tes uraian yang memberi batasan – batasan atau rambu – rambu tertentu kepada peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan atau rambu tersebut mencakup format, isi dan ruang lingkup jawaban. Jadi soal tes uraian terbatas itu harus menentukan batas jawaban yang dikehendaki. Batasan itu melipui konteks jawaban yang diinginkan, jumlah butir jawaban dan luas jawaban yang diminta Contoh : GBHN menentukan bahwa ada delapan pemerataan pembangunan. Sebutkan kedelapan jalur pemerataan pembangunan tersebut secara berurutan. Pilihlah salah satu yang saudara kuasai, definisikan artinya dan berilah tiga contoh pelaksanaannya dalam bidang ekonomi. Uraian saudara diharapkan tidak lebih dari satu halaman.



Untuk menjawab butir soal di atas peserta lebih terikat dibandingkan dengan contoh sebelumnya. Peserta tidak dapat memilih dengan bebas penyajiannya. Ia harus mengikti instruksi butir soal untuk menjawab. Tetapi peserta tes tetap memiliki kebebasan untuk menjawab menutut pola kognitifnya sendiri, dan ia juga mempunyai kebebasan mengekspresikan dalam gayanya sendiri. Butir soal jenis uraian terbatas ini sebaiknya digunakan untuk mengukur hasil belajar tingkat pemahaman, aplikasi dan analisis. Ada beberapa ragam tes uraian terbatas, antara lain ragam tes melengkapi dan ragam tes jawaban singkat. a. Tipe Jawaban Melengkapi Yang dimaksud dengan tipe jawaban yang melengkapi adalah butir soal yang memerintahkan kepada peserta tes untuk melengkapi kalimat dengan satu frasa, angka atau satu formula.



Contoh : 1). Bertamabahnya ketinggian pada atmosfer bumi akan menurunkan temperatur udara di daerah . . . . . . . . 2). Hormon tumbuhan yang berpengaruh terhadap gugurnya daun dan biji adalah . . . Butir soal tipe jawaban melengkapi banyak digunakan dalam tes matematika. Tipe butir soal melengkapi juga baik untuk menguji kemampuan mengingat fakta dan



prinsip yang sederhana selain itu juga dapat digunakan untuk menguji



kemampuan pada tingkatan yang lebih tinggi seperti pemahaman, aplikasi dan evaluasi asalkan disusun secara hati – hati. b. Tipe Jawaban Singkat Yang dimaksud dengan tipe jawaban singkat adalah butir soal berbentuk pertanyaan yang dapat dijawab dengan satu kata, satu frasa, satu angka atau satu formula. Contoh : Berapakah jumlah provinsi di Indonesia? Butir soal tipe ini termasuk tipe yang paling mudah disusun. Hal ini terutama disebabkan butir soal ini hanya mengukur hasil belajar yang sederhana, yaitu ingatan. Keterbatasan utama butir soal tipe ini tidak dapat mengkur hasil belajar yang kompleks. Kerena sifatnya yang sederhana, maka butir soal ini hanya menghasilkan respon singkat yang sederhana.



Pedoman Penyusunan Tes Uraian Untuk menghasilkan butir soal uraian yang baik, bagi penyusun tes diharapkan memerhatikan hal – hal sebagai berikut : a. Butir soal tes hendaknya meliputi ide – ide pokok dari materi yang diujikan, dan kalu mungkin disusun soal yang sifatnya komprehensif yang mampu mewakili materi pokok dalam mata pelajaran yang diujikan. b. Sebaiknya butir soal tidak mengambil kalimat – kalimat yang disalin langsung dari buku atau catatan. Penyusunan butir soal yang menyalin langsung dari buku atau catatanbcenderung mendorong siswa hanya menghafalkan materi ujian. Apabila ha ini



terjadi, butir soal tes uraian hanya mengungkap aspek kemampuan kognitif tingkatan yang paling rendah, yaitu ingatan. c. Pada waktu menyusun butir soal sudah dilengkapi dengan kunci jawaban serta pedoman penskorannya. Hal ini dalam rangka meningkatkan reliabilitas butir soal. Dengan adanya pedoman tersebut diharapkan ketidakkonsistenan penilai (rater reliability) dapat dikurangi. d. Hendaknya diusahakan pertanyaannya bervariasi antara “jelaskan”, “mengapa”, “bagaimana”, “uraiakan”, “bandingkan”, agar dapat diketahui lebih jauh tingkat peguasaan siswa terhadap bahan ujian. e. Hendakny rumusan butir soal disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami oleh peserta tes. Hindari penggunaan istilah atau kata – kata yang memiliki makna ganda.



Kelebihan Tes Uraian a.



Dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang kompleks, seperti kemampuan mengaplikasikan prinsip, kemampuan menginterpelasikan prinsip, kemampuan menginterpretasikan hubungan, kemampuan merumuskan kesimpulan yang shaih dan sebagainya. Namun demikian, tidak dengan sendirinya te suraian menghasilkan pengukuran hasil belajar yang kompleks. Hal ini tergantung pada kemampuan pembuat tes (guru maupun dosen) untuk menyusun butir soal uraian. Bahkan, tidak jarang menemui adanya butir soal yang menanyakan hal yang sederhana, yang sebenarnya jauh lebih efektif bila di tes dengan menggunakan butir soal objektif.



b.



Meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar dibandingkan dengan bentuk tes objektif. Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan mengekspresikan dengan kata – kata sendiri, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara penuh. Penguasaan bahan yang tanggung dapat dideteksi dengan mudah melalui jawaban yang ditulisnya. Karena itu, untuk menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan berusaha menguasai bahan yang diperkirakan akan diujikan dalam tes secara tuntas.



c.



Mudah disiapkan dan disusun, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama bagi guru untuk mempersiapkannya. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, pertama jumlah butir soal tidak perlu banyak, dan kedua guru tidak harus menyediakan jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar.



d.



Tidak banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung – untungan. Karena tidakk ada alternatif jawaban yang disiapkan oleh penyusun tes maka peserta tes dituntut untuk betul – betul memikirkan jawaban yang dibutuhkan.



e.



Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus. Dalammenjawab soal ujian tertulis peserta dituntut untuk mampu menyusun kalimat yang mudah dipahami oleh pemeriksa hasil tes. Hal ini akan melatih keberanian dan keterampilan siswa yang menyampaikan ide maupun gagasan secara tertulis.



f.



Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya dengan gaya bahasa dan caranya sendiri. Kemampuan menjawab soal ujian uraian dengan baik akan mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menyatakan pikiran secara tertulis.



Kekurangan Tes Tertulis 1.



Reliabilitas tes rendah. Artinya, skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes paralel diuji beberapa kali. Ada tiga penyebab rendahnya reliabilitas tes uraian (Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution (2005). Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam butir soal tes. Karena sifat jawaban tes uraian menuntut waktu yang relatif banyak, maka tidak mungkin soal tes uraian terdiri dari beberapa butir soal yang banyak jumlahnya sehingga mewakili seluruh bahan yang diujikan. Hal ini berarti pokok bahasan yang dapat diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Kedua, batas – batas tugas yang harus dikerjakan peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan – batasan yang cukup ketat. Keragaman jawaban antar peserta tetap saja besar. Keragaman tidak hanya peserta tes, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, waktu bahkan suasana tes yang ada. Dan ketiga, adanya subjektivitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa jawaban tes. Berbeda orang yang diperiksa maka berbeda juga skor yang diperoleh peserta. Bahkan, orang yang sama memeriksa tes yang sama pada waktu yang berbeda akan menghasilkan skor yang berbeda pula.



2.



Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memeriksa lembar jawaban dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain. Adanya berbagai macam pertimbangan dalam penilaian hasil tes uraian serta adanya jawaban yang cukup panjang menyebabkan pemeriksaan lembar jawaban tes uraian membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan tes



objektif. Begitu adanya tuntutan bahwa pihak yang mengadakan penilaian juga harus menguasai materi yang diujikan menyebabkan pemeriksaan tes uraian tidak bisa diwakilkan kepada oranglain yang tidak menguasai materi. 3.



Jawaban peserta tes kadang – kadang disertai dengan bualan. Peserta tes kurang menguasai bahan yang diujikan acap kali mencoba menjawab dengan menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang ditanyakan. Jawaban yang tidak berharga ini pun harus dibaca oleh guru dengan teliti.



4.



Kemampuan menyatakan pikiran secara tertulis menjadi hal yang utama untuk membedakan prestasi belajar antara siswa. Padahal tidak semua hasil belajar bisa dikomunikasikan dalam bentuk tulisan. Sebagian besar hasil belajar lain dinyatakan dalam bentuk tingkah laku atau sikap, bukan dalam bentuk pernyataan tertulis.



Penggunaan Tes Uraian Tes uraian sangat baik digunakan apabila: a.



Jumlah peserta tes relatif sedikit, misalnya kurang dari 100 orang. Bila peserta ujian terlalu banyak, misalnya lebih dai 100 orang, penggunaan tes uraian akan menyita waktu guru dalam memeriksa lembar jawaban sehingga kurang efisien lagi.



b.



Waktu yang dimiliki guru untuk mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan ia mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian.



c.



Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adlah kemampuan mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan, menguji kemampuan menulis dengan baik atau kemampuan menggunakan bahasa tulis.



d.



Ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis secara langsung di dalam soal ujian, tetapi dapat disimplkan dari tulisan peserta tes, seperti sikap, nilai atau pendapat.



e.



Untuk memperoleh hasil pengalaman belajar siswa, maka tes uraian merupakan salah satu bentuk yang paling tepat untuk mengukur pengalaman belajar tersebut.