Tesis Cut Ita Erliana - S2 Teknik Indujjstri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI



TESIS



OLEH CUT ITA ERLIANA 117025001/TI



F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2014 RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI



TESIS



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Industri pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara



OLEH



CUT ITA ERLIANA 117025001/TI



F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2014



Judul Tesis



Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi



:



RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI : Cut Ita Erliana : 117025001 : Teknik Industri



Menyetujui Komisi Pembimbing



(Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE) Ketua



(Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT) Anggota



Ketua Program Studi



Dekan



(Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng)



(Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME)



Tanggal Lulus : 16 Juli 2014 LEMBAR PERNYATAAN



Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : RANCANGAN PERBAIKAN METODE KERJA PADA STASIUN PENGANTONGAN SEMEN DI PT. YOGA WIBAWA MANDIRI Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.



Medan, Juli 2014 Yang Membuat Pernyataan,



Cut Ita Erliana NIM : 117025001/TI



Telah di uji pada Tanggal



: 16 Juli 2014



PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE Anggota : Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT Dr. Ir. Nazaruddin, MT



ABSTRAK



PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengantongan semen dan menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008. Produk yang dihasilkan adalah Semen Portland Pozzolan 50 kg. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah kemampuan produksi semen yang lebih rendah dari permintaan semen. Analisis awal dilakukan terhadap komponen sistem kerja yaitu manusia, bahan baku, mesin, dan lingkungan kerja. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor manusia yaitu pada metode kerja yang berpengaruh terhadap kemampuan produksi semen. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen agar waktu pengerjaan produk menjadi lebih singkat sehingga jumlah produksi semen meningkat. Perhitungan waktu elemen gerakan bagian pengantongan semen dilakukan dengan menggunakan metode Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). Rancangan perbaikan metode kerja dilakukan dengan work elimination dan work simplification sesuai Prinsip Ekonomi Gerakan. Hasil pengukuran perbaikan metode kerja pada stasiun pengantongan semen menghasilkan penurunan waktu siklus sebesar 3,741 detik atau 34% dan kenaikan jumlah produksi sebanyak 16,8 ton/operator. Kata Kunci : MODAPTS, Prinsip Ekonomi Gerakan. PT. Yoga Wibawa Mandiri is a company which operates in cement bagging service and has established partnership with PT. Semen Padang since 2008. The products produced by the company is Portland Pozzolan 50 kg cement. The problem faced by the company is the ability of cement production is lower than the demandfor cement. Initial analysis was about the component of work system of human resources, raw material, machines, and work environment. The result of the analysis showed that the human resources in the working method influenced the capacity of the production. The purpose of the research was to identify the design for the improvement of work method by using Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS). The design for the improvement of work method was conducted by using work elimination and work simplification, according to the Principles of Motion Economy. The result of the measurement of the improvement of work method in the cement bagging station showed that there was decrease in cycle time of 3.741 seconds or 34% and the increase in the amount of production of 16.8 tons/operator. Keywords : MODAPTS, Principles of Motion Economy.



RIWAYAT HIDUP



Penulis dilahirkan di Kota Lhokseumawe - Aceh pada tanggal 2 November 1981, merupakan anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Ir. H. TM. Ali Akbar dan Ibu Hj. Nuraliyah. Riwayat pendidikan formal yang dilalui penulis berawal dari Sekolah Dasar Negeri Hagu Selatan tahun 1987-1993, Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 19931996 di SMP Negeri 1 Lhokseumawe, Sekolah Menengah Atas tahun 1996-1999 di SMA Negeri 1 Lhokseumawe. Pada tahun 1999 melanjutkan pendidikan Strata-1 di Universitas Islam Bandung, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri dan dinyatakan lulus pada tahun 2004. Pada akhir tahun 2008 penulis diterima sebagai staf pengajar pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh. Penulis mendapatkan izin sekolah untuk melanjutkan pendidikan Strata-2 pada Program Studi Magister Teknik Industri Universitas Sumatera Utara angkatan 14. KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, segala puji kehadirat ALLAH SWT atas segala karunia dan ridha-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik. Penulisan tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, sekaligus mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan. Dalam penulisan tesis ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Bustami Syam, MSME, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Bapak Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng., selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai pembanding atas masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Ir. A.Rahim Matondang, MSIE., selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Eng. Listiani Nurul Huda, MT selaku anggota pembimbing yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan tesis ini. Demikian juga Bapak Prof. Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE dan Bapak Dr. Ir. Nazaruddin, MT., selaku tim pembanding yang telah memberi masukan dan saran demi kesempurnaan tesis ini. Ucapan terima kasih juga kepada



seluruh staf pengajar pada Program Studi Magister Teknik Industri atas semua pengetahuan yang telah diberikan. Terima kasih kepada Bapak Dr. Apridar, SE, M.Si selaku Rektor Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Ir. T. Hafli, MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh atas motivasi dan rekomendasi yang diberikan kepada penulis. Bapak Bahtiar, ST, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh dan seluruh staf dan dosen di jurusan teknik industri Unimal atas semua motivasi yang diberikan kepada penulis. Demikian juga kepada Bapak Alliyan Anzib dari PT.Yoga Wibawa Mandiri atas semua kemudahan dan fasilitas yang diberikan selama penelitian dilaksanakan. Secara khusus penghargaan penulis ucapkan kepada suami tercinta Dahlan Abdullah, ST, M.Eng dan ananda tercinta Cut Zahra Almaira, terima kasih atas cinta, kasih sayang, kesabaran, pengertian, motivasi dan doanya. Bapak dan Ibu tercinta H. TM. Ali Akbar dan Hj. Nuraliyah, Ibunda Cut Aminah, abang, kakak dan adik T. Fauzan, ST, MT, Cut Mutia Dewi, SE, T.Farhan, Cut Shyfa atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan untuk menyelesaikan studi. Terima kasih juga atas bantuan selama perkuliahan kepada Rosanti Osie Banabana dan rekan-rekan seperjuangan angkatan 14 (Bang Azis, Kak Meri, Bang Yanta, Yudi), angkatan 13,15 dan 16. Kemudian kepada semua pihak yang pernah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu sangat diharapkan saran dan masukan yang konstruktif untuk perbaikan pada masa yang akan datang. Terima Kasih.



Medan, Juli 2014 Penulis, Cut Ita Erliana



Halaman ABSTRAK ..................................................................................................................... i ABSTRACT ...................................................................................................................... ii RIWAYAT HIDUP .......................................................................................................... iii KATA PENGANTAR...................................................................................................... iv DAFTAR ISI.................................................................................................................... vi DAFTAR TABEL............................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR....................................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xii BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................... 1



1.1



Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1



1.2



Perumusan Masalah................................................................................. 8



1.3



Tujuan Penelitian .................................................................................... 8



1.4



Manfaat Penelitian .................................................................................. 9



1.5



Batasan Masalah dan Asumsi ................................................................... 9



1.6



Sistematika Penulisan Tesis ..................................................................... 10



BAB 2 TINJAUAN LITERATUR................................................................................... 12



2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement)....................................... 12 2.2 Prosedur Sistematis untuk melaksanakan Analisis Metode Kerja .............. 15 2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan .......................................................................... 16 2.4 Studi Gerakan.............................................................................................. 18 2.5 Peta Kerja.................................................................................................... 20 2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan ............................................... 20 2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin ................................................................... 21 2.6 Teknik Pengukuran Kerja .......................................................................... 22 2.6.1 Kelonggaran .................................................................................... 23



2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards ............................. 26 2.8 Lingkungan Kerja ....................................................................................... 29 2.9 Penelitian Terdahulu ................................................................................... 30



DAFTAR ISI



BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI............................................................... 35



3.1 Sejarah Singkat Perusahaan......................................................................... 35 3.2 Visi dan Misi Perusahaan............................................................................ 3.2.1 Visi Perusahaan........................................................................... 3.2.2 Misi Perusahaan ......................................................................... 3.2.3 Produk ........................................................................................



36 36 36 36



3.3 Organisasi dan Manajemen......................................................................... 37 3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan .................................................. 37 3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja ...................................................... 41



3.4



Mesin yang Digunakan Perusahaan ......................................................... 41



3.5



Proses Produksi ....................................................................................... 42



BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 43



4.1



Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 43



4.2



Subjek Penelitian ..................................................................................... 43



4.3



Jenis Penelitian ........................................................................................ 43



4.4



Identifikasi Variabel Penelitian ................................................................ 4.4.1 Variabel Independen ..................................................................... 4.4.2 Variabel Dependen ....................................................................... 4.4.3 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 4.4.4 Definisi Operasional ....................................................................



4.5



Instrumen Penelitian ............................................................................... 45



4.6



Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 46 4.6.1 Data Primer ............................................................................... 46 4.6.2 Data Skunder ............................................................................. 46



4.7



Prosedur Penelitian .................................................................................. 47



4.8



Pelaksanaan Penelitian ............................................................................. 48



4.9



Tahap Pengumpulan Data ......................................................................... 49



44 44 44 44 45



4.10 Tahap Pengolahan Data ............................................................................ 50 4.11 Tahap Analisis Pemecahan Masalah ........................................................ 50 4.12 Tahap Kesimpulan dan Saran ................................................................... 50 BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................52



5.1



Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ...................................53



5.2



Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014...................................53



5.3



Data Upah Lembur Tahun 2013 ...............................................................54



5.4



Data Upah Lembur Tahun 2014................................................................57



5.5



Data Operator...........................................................................................57



5.6



Jumlah Kantong Semen yang dihasilkan Operator ...................................58



5.7



Data Elemen Gerakan .............................................................................. 58



5.8



Prinsip Ekonomi Gerakan ........................................................................ 60



5.9



Data Waktu Pengerjaan .............................................................................71



5.10 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)..........................................80



DAFTAR ISI



5.11 Peta Pekerja dan Mesin ............................................................................ 83



5.12 Rancangan Usulan ................................................................................... 85 5.12.1 Prinsip Ekonomi Gerakan .......................................................... 85 5.12.2 Perhitungan Waktu dengan Elemen Gerakan Usulan .................. 88 5.12.3 Perhitungan Faktor Kelonggaran (Allowance)............................93 5.12.4 Perhitungan Waktu Standar.........................................................93 5.12.5 Perbandingan Metode Kerja Aktual dan Usulan.........................94 5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan...............................96 5.12.7 Penggunaan Anggota Tubuh Usulan...........................................96 5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan...................................................98 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................99



6.1 Kesimpulan..................................................................................................99 6.2 Saran............................................................................................................ 100 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................101 LAMPIRAN.....................................................................................................................103



Nomor 1.1



Judul



Halaman



Hasil Produksi Semen Tahun 2013................................................................ 2



2.1 Gerakan Dasar Therbligs....................................................................................... 19 2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-faktor yang berpengaruh... 24 2.3 Perbandingan Metode Time Study dan Modapts................................................... 27 2.4 Kode Modapts ...................................................................................................... 28 5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013 ............................................. 52 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ............................................... 53 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ............................................................................ 55 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ............................................................................ 56 5.5 Data Operator ....................................................................................................... 57 5.6 Jumlah Kantong yang dihasilkan Operator .......................................................... 58 5.7 Elemen Gerakan Operator .................................................................................... 59 5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1 ................................................... 60 5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 ................................................... 61 5.10



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 3............................................. 62



5.11



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 4............................................ 62



5.12



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 5............................................ 63



5.13



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 6............................................ 63



5.14



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 7............................................ 64



5.15



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 8............................................. 64



5.16



Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8................................... 65



5.17



Bagian Tubuh Operator untuk Melakukan Pekerj aan.................................... 66



5.18



Rekapitulasi Penggunaan Anggota Tubuh...................................................... 67



5.19



Tahapan Gerakan Operator............................................................................ 68



5.20



Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator ................................................69



5.21



Lembar KerjaModapts Operator 1................................................................. 72



5.22



Lembar Kerja Modapts Operator 2 ............................................................... 73



5.23



Lembar Kerja Modapts Operator 3 ............................................................... 74



5.24



Lembar Kerja Modapts Operator 4 ............................................................... 75



5.25



Lembar Kerja Modapts Operator 5 ................................................................ 76



5.26



Lembar Kerja Modapts Operator 6 ................................................................ 77



5.27



Lembar Kerja Modapts Operator 7 ................................................................ 78



5.28



Lembar Kerja Modapts Operator 8 ................................................................ 79



5.29



Rekapitulasi Waktu Normal Tiap Operator..................................................... 80



5.30



Perhitungan



Allowance



(Kelonggaran)



untuk



Operator



.................................................................................................................................81



5.31



Waktu Standar Tiap Operator......................................................................... 82



5.32



Peta Pekerja dan Mesin Operator A............................................................... 84



5.33



Rekapitulasi Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d H ................................. 85



5.34



Gerakan yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan ..................... 86



5.35



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 1.................................................... 89



5.36



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 2 ..................................................



89



5.37



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 3 ..................................................



90



5.38



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 4 ..................................................



90



5.39



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 5 ..................................................



91



5.40



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 6 ..................................................



91



5.41



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 7 ..................................................



92



5.42



Lembar Kerja Modapts Usulan Operator 8 ..................................................



92



5.43



Perhitungan Allowance Untuk Operator .......................................................



93



5.44



Waktu Standar Tiap Operator .....................................................................



94



5.45



Perbandingan Waktu Standar Metode Kerja Aktual dan Usulan.................... 94



5.46



Perbandingan Hasil Produksi Semen ............................................................ 94



5.47



Peta Tangan Kiri dan Kanan Usulan ............................................................. 96



5.48



Bagian Tubuh yang Digunakan untuk Melakukan Pekerjaan......................... 97



5.49



Peta Pekerja dan Mesin Usulan ..................................................................... 97



DAFTAR GAMBAR



Nomor



Judul



Halaman



1.1 Bahan Baku .......................................................................................................... 3 1.2 Mesin yang Digunakan ........................................................................................ 4 1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Pengantongan Semen Aktual ............................ 5 1.4 Tahapan Gerakan Operator detail pada Pengantongan Semen .............................. 6 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan ....................................................... 7 2.1 Langkah-langkah dalam Analisis Metode Kerja ................................................... 12 2.2 Interaksi Faktor-faktor Produksi dalam Analisis Metode Kerja ............................14 3.1 Produk yang Dihasilkan ....................................................................................... 36 3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ....................................................38 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian ........................................................................... 44 4.2 Prosedur Pengamatan Ekonomi Gerakan Operator................................................47 4.3 Prosedur Pengukuran Work and Idle Operator ..................................................... 48 4.4 Blok Diagram Prosedur Penelitian ....................................................................... 51 5.1 Data Permintaan dan produksi Semen Tahun 2013............................................... 53 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 ............................................. 54 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 ............................................................................ 56 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 ............................................................................57 5.5 Gerakan Kerja Operator ....................................................................................... 59 5.6 Grafik Waktu Gerakan Tangan ............................................................................. 65 5.7 Penggunaan Anggota Tubuh Operator Saat Bekerja ............................................67 5.8 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator ...................................................... 69 5.9 Layout Area Produksi ......................................................................................... 70 5.10



Grafik Waktu Standar Tiap Operator ............................................................82



5.11



Gerakan Kerja Aktual .................................................................................. 87



5.12



Gerakan Kerja Usulan .................................................................................. 88



5.13



Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan .......................................... 95



Nomor 1.



Judul



Halaman



Peta Pekerja dan Mesin Operator A s.d Operator H ..................................104



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Masalah Industri semen merupakan salah satu industri prospektif saat ini. Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyebutkan pada tahun 2012 kebutuhan semen nasional mencapai 54,9 juta ton dan tahun 2013 mencapai 58,5 juta ton atau meningkat 6 persen. Pada tahun 2014 diprediksi kebutuhan semen nasional akan meningkat 10 persen atau sebesar 64 juta ton. Konsumsi semen nasional yang semakin meningkat ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pabrik semen untuk terus bersaing satu dan lainnya. Salah satu bentuk persaingan adalah banyaknya jumlah unit pengantongan semen (packing plant) yang dimiliki perusahaan untuk kelancaran distribusi semen ke daerah. Hal ini diharapkan perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan di wilayah tersebut. Namun disisi lain metode kerja yang diterapkan pada tiap packing plant adalah berbeda, misalnya dalam hal fasilitas produksi yang digunakan. Packing plant yang didukung oleh mesin pengantongan (packer) yang bersifat otomatis, menyebabkan beban kerja operator menjadi berkurang, dimana kantong atau zak akan terisi secara otomatis dengan bantuan robot. Namun tidak semua perusahaan memakai sistem robotic karena alasan finansial. Masih banyak perusahaan yang masih menerapkan sistem manual. Salah satu perusahaan yang masih menggunakan mesin packer manual adalah PT. Yoga Wibawa Mandiri. Perusahaan yang berdomisili di pelabuhan Krueng Geukuh - Lhokseumawe ini menjalin kemitraan dengan PT. Semen Padang sejak tahun 2008 dalam bidang pengantongan semen. Hasil wawancara dengan pihak perusahaan, perusahaan mengeluhkan jumlah produksi semen yang lebih rendah dari jumlah permintaan semen. Data hasil produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 1.1.



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jumlah



Periode Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember



Tabel 1.1 Hasil Produksi Semen Tahun 2013. Permintaan (ton) Produksi (ton) 7421 6356 7581 6683 7907 7308 8398 7532 8546 7530 8716 7691 10933 9222 8612 6813 11529 9371 10960 8475 10213 8565 11346 9550 112162 95096



Sumber: Perusahaan. Tabel 1.1 menunjukkan jumlah permintaan lebih tinggi dari jumlah produksi dan ini terjadi setiap bulan selama tahun 2013. Selama ini perusahaan menerapkan jam lembur. Akibat penerapan jam lembur, perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar upah lembur dengan kisaran Rp. 30.000.000,- setiap tahunnya. Berdasarkan kelebihan upah ini manajemen baru di perusahaan ingin melakukan perubahan agar jumlah produksi semen pada jam kerja sama besarnya dengan jumlah permintaan semen.



Penulis melakukan analisis awal pada komponen sistem kerja untuk mengetahui penyebab dari menurunnya produktivitas perusahaan. Pada komponen bahan baku, semen curah dan kantong semen dikirimkan oleh Semen Padang menggunakan kapal laut. Selama ini tidak ada masalah pada bahan baku karena pengiriman selalu tepat waktu dan dalam jumlah yang mencukupi sehingga bahan baku bukan faktor penyebab menurunnya produktivitas perusahaan. Bahan baku ditunjukkan pada Gambar 1.1.



a. Kantong semen.



c. Semen curah dialirkan melalui pipa inlet.



b. Kapal pengangkut semen curah



d. Semen curah dialirkan ke silo.



Gambar 1.1 Bahan baku Mesin yang digunakan adalah mesin packer manual sehingga operator diharuskan untuk memasang kantong semen atau zag yang kosong ke lengan pengisi (spout) mesin packer. Mesin ini berkapasitas 40 ton/jam dengan kapasitas terpakai adalah 70%. Berdasarkan data diatas komponen mesin bukan merupakan faktor penyebab rendahnya jumlah produksi semen karena kapasitas mesin melebihi kapasitas produksi dan persentase kapasitas terpakai masih dibawah 100%. Mesin yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 1.2.



I Gambar 1.2 Mesin yang digunakan Pada faktor manusia, operator pada stasiun kerja pengantongan semen adalah operator yang sudah berpengalaman (bekerja di perusahaan ini sejak tahun 2008) dan berjumlah 8 orang. Tiap mesin packer dioperasikan oleh dua operator yang bergantian dengan operator lainnya setiap 3,5 jam kerja. Sampai saat ini perusahaan beroperasi tanpa didukung dengan SOP (Standard Operating Procedure). Metode kerja yang diterapkan berdasarkan kebiasaan apa yang sudah mereka jalankan bertahun-tahun. Belum ada standar waktu kerja bagi operator, sehingga operator tidak mempunyai acuan waktu dalam bekerja. Cara kerja ditunjukkan pada Gambar 1.3 dan 1.4.



c. Operator berputar, berjalan dan memegang kantong semen.



d. Operator mengarahkan kantong semen ke lengan mesin packer.



Gambar 1.3 Tahapan Gerakan Operator Pada Proses Pengantongan Semen Aktual.



Pada Gambar 1.3 tampak operator melakukan pekerjaan pengantongan semen. Gerakan pertama ditunjukkan pada Gambar I.3.a operator menyalakan mesin packer. Gerakan selanjutnya adalah berputar sebesar 180° untuk mengambil kantong semen yang terletak di meja dibelakang operator. Gerakan ini dilakukan sebanyak 240 kali dalam satu jam kerja. Tahapan gerakan operator secara detail tiap elemen kegiatan ditunjukkan pada Gambar 1.4.



a. Operator menyalakan mesin packer.



180'



b. Operator berputar dan berjalan



d. Operator berputar dan berjalan



c. Operator mengambil kantong semen.



membawa kantong semen.



Gambar 1.4 Tahapan Gerakan Operator Secara Rinci Pada Saat Pengantongan Semen. PT. Yoga



Wibawa



Mandiri terletak



di Pelabuhan



Krueng Geukuh



dengan kondisi



e. Operator memegang kantong semen. f. Operator meletakkan kantong semen ke lengan mesin packer.



lingkungan kerja fisik ditunjukkan pada Gambar 1.5.



a. Kecepatan angin 5,7 m/s.



c. Suhu 30°C.



b. Kelembaban udara 100%.



d. ISPU 222. Gambar 1.5 Kondisi Lingkungan Kerja Fisik Perusahaan.



Berdasarkan Gambar 1.5 dan mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/Xi/2002 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri, suhu dan kelembaban yang diizinkan maksimal 30°C dan 100% artinya suhu dan kelembaban perusahaan masih dalam ambang batas. Indeks Standar Pencemaran Udara termasuk dalam kategori sangat tidak sehat dikarenakan debu semen yang



sangat banyak beterbangan. Tetapi efek debu terhadap pekerja tidak diamati di dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis awal terhadap empat komponen sistem kerja diidentifikasi bahwa faktor penyebab tidak terpenuhinya permintaan semen pada jam kerja adalah pada komponen metode kerja. Berdasarkan fenomena dan literatur di atas maka perlu diadakan penelitian di PT. Yoga Wibawa Mandiri untuk menemukan solusi berupa rancangan perbaikan metode kerja agar jumlah produksi semen pada jam kerja meningkat.



1.2



Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan bahwa terdapat metode



kerja dengan gerakan repetitif dalam frekuensi tinggi yang menyebabkan pemborosan waktu kerja dan produksi semen pada jam kerja tidak terpenuhi, oleh karena itu diperlukan perbaikan metode kerja.



1.3



Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa metode kerja yang berlangsung



saat ini dan melakukan perbaikan metode kerja yang dilakukan oleh operator untuk mempersingkat waktu pengerjaan produk sehingga jumlah produksi semen perusahaan meningkat. 1.4



Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:



1.



Peningkatan



kemampuan



peneliti



untuk



mengamati



dan



menganalisis



permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan khususnya dalam penerapan metode kerja pada proses pengantongan semen.



2.



Sebagai bahan masukan bagi perusahaan untuk dapat merancang metode kerja yang lebih baik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.



3.



Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi terbaik dalam perbaikan metode kerja.



1.5



Batasan Masalah dan Asumsi Untuk menghindari meluasnya pembahasan dari yang sebenarnya diteliti, maka penulis membuat batasan masalah dan asumsi. Penelitian ini dibatasi pada: 1. Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri pada stasiun kerja pengantongan semen. 2. Operator yang diamati adalah operator pada stasiun kerja pengantongan semen. 3. Masalah penelitian dibatasi pada aspek ergonomi proses pengantongan semen.



Asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Proses produksi berada pada kondisi normal dan tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung. 2. Operator yang diamati memiliki tingkat keterampilan dan kemampuan yang sama untuk pekerjaan yang akan dilakukan. 3. Metode dan fasilitas yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah sama selama penelitian berlangsung. 4. Jam kerja yang berlangsung adalah normal. 5. Lingkungan kerja tidak mempengaruhi hasil penelitian.



1.6 Sistematika Penulisan Tesis Agar penulisan tesis ini dapat dipahami dengan mudah, maka disusun sistematika yang digunakan dalam penulisan ini yang terdiri dari beberapa bagian, yaitu: BAB 1 : PENDAHULUAN Menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian dan serta sistematika penulisan tesis. BAB 2 : TINJAUAN LITERATUR Menguraikan literatur yang melandasi dan mendukung penelitian ini. Memberikan pemahaman singkat melalui penjelasan umum, uraian pengertian, dan teori-teori. BAB 3 : GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI Menguraikan tentang gambaran umum perusahaan, ruang lingkup usaha, proses produksi dan struktur organisasi yang ada di perusahaan. BAB 4 : METODOLOGI PENELITIAN Menguraikan metodologi penelitian sebagai kerangka pemecahan masalah baik dalam mengumpulkan data ataupun dalam menganalisis data yang diperoleh. BAB 5 : HASIL DAN PEMBAHASAN Menguraikan data yang dikumpulkan untuk kepentingan penelitian dan pengolahan data tersebut sesuai dengan metodologi penelitian dan menguraikan hasil perancangan yang dianalisa dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Menguraikan kesimpulan yang didapat dari hasil rancangan dan saran-saran yang diberikan kepada pihak perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB 2 TINJAUAN LITERATUR



2.1 Perbaikan Metode Kerja (Methods Improvement) Perbaikan metode kerja adalah proses dimana pekerjaan dianalisis untuk meningkatkan produktivitas kerja. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi metode (methods analysis) yang berlangsung saat ini kemudian merancang dan menerapkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien dengan tujuan akhir adalah waktu penyelesaian lebih singkat dan cepat (Lawrence, 2000:105). Analisa metode kerja dimaksudkan untuk mempelajari prinsip-prinsip dan teknik-teknik pengaturan kerja yang optimal dalam suatu sistem kerja. Yang dimaksudkan dengan sistem kerja adalah sistem dimana komponen-komponen kerja seperti manusia, mesin, material serta lingkungan kerja fisik akan berinteraksi (Lawrence, 2000:108). Hal ini secara skematis ditunjukkan pada Gambar 2.1.



ANALISIS METODE KERJA



X



SISTEM KERJA



• • • •



Pekerja Bahan Mesin Lingkungan Kerja Fisik



Alternatif-



^^^1 alternatif PEMILIHAN ALTERNATIF



alternatif



SISTEM KERJA TERBAIK



EFEKTIF EFISIEN



Gambar 2.1 Langkah-langkah dalam Analisis Metode Kerja. Berdasarkan gambar di atas jelas bahwa di dalam analisis metode terdapat empat macam komponen sistem kerja yang harus diperhatikan guna memperoleh metode kerja yang baik, meliputi:



1.



Komponen material: Bagaimana cara menempatkan material, jenis material yang mudah diproses dan lain-lain. Material yang dimaksud dalam hal ini meliputi bahan baku, supplier (komponen, parts, dan lain-lain), produk jadi, limbah dan lain-lain.



2.



Komponen manusia: Bagaimana sebaiknya posisi pekerja pada saat proses kerja berlangsung agar mampu memberikan gerakan-gerakan kerja yang efektif dan efisien.



3.



Komponen mesin: Bagaimana desain dari mesin dan peralatan kerja lainnya, apakah sudah sesuai dengan prinsip ergonomi.



4.



Komponen lingkungan kerja fisik: Bagaimana kondisi lingkungan kerja fisik tempat operasi kerja dilaksanakan, apakah dirasa cukup aman dan nyaman.



Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok dari analisis metode ini adalah sebagai berikut:



1.



Perbaikan proses dan tata cara pelaksanaan penyelesaian pekerjaan.



2.



Perbaikan dan penghematan penggunaan material, mesin, dan manusia.



3.



Pendayagunaan usaha manusia.



4.



Perbaikan tata ruang kerja yang mampu memberikan suasana lingkungan kerja yang nyaman dan aman.



Gambar 2.2 menunjukkan faktor-faktor produksi yang harus diperhatikan di dalam menganalisa metode kerja dengan tujuan pokok mencari tata kerja yang lebih sederhana, efektif dan efisien.



Lingkungan Kerja Fisik (temperatur, penerangan, kebisingan, kadar debu, dll)



Bahan Baku & Supplies Input



METODE KERJA (prosedur, langkah, urutan, dll)



Produk Jadi (Output)



Operator, Mesin & Fasilitas Kerja Lainnya



Gambar 2.2 Interaksi Faktor-Faktor Produksi dalam Analisa Metode Kerja. Penelitian metode kerja adalah penelitian tentang prinsip-prinsip pengaturan komponen sistem kerja untuk memperoleh beberapa alternatif sistem kerja yang baik. Komponen sistem kerja ini diatur dan secara bersama-sama berada dalam suatu komposisi yang baik, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. 2.2 Prosedur Sistematis Untuk Melaksanakan Analisis Metode Kerja Sebelum diputuskan apakah perlu dilaksanakan kegiatan analisis metode kerja maka terlebih dahulu harus dipertimbangkan hal-hal berikut ini (Wignjosoebroto, 2008:93) 1. Adakah keuntungan ekonomis yang bisa dipakai sebagai hasil akhir dari pelaksanaan kegiatan ini? 2. Adalah tersedia cukup pengetahuan teknis yang melatarbelakangi proses kerja yang akan dianalisis? 3. Apakah benar-benar tidak ada reaksi yang negatif terhadap pelaksanaan aktivitas analisis metode yang berasal dari pekerja? Jika tiga pertanyaan tersebut di atas sudah berhasil dijawab dengan jelas dan positif maka langkah-langkah berikut harus ditempuh guna memperoleh hasil analisis yang sebaikbaiknya yaitu: 1. Identifikasi operasi kerja yang harus diamati dan dipelajari. Kumpulkan semua data dan fakta yang ada terutama yang berkaitan dengan komponen-komponen yang terlihat di dalam sistem kerja tersebut. 2. Apabila diperlukan maka dapatkan input data dari pekerja ataupun penyelia atau supervisor langsung, terutama untuk pekerjaan yang telah berlangsung lama (dalam hal ini metode kerja tersebut perlu dianalisis lagi sebab dianggap tidak efektif dan efisien). 3. Dokumentasikan metode kerja yang sesuai dengan langkah-langkah urutan kerja yang sistematis dan logis. Untuk menggambar prosedur kerja ini direkomendasikan untuk menggunakan bantuan peta proses atau peta kerja lainnya. 4. Buat usulan metode kerja yang baru yang dianggap lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan metode kerja sebelumnya. 5. Buatlah beberapa alternatif untuk ini dan pilih alternatif terbaik yaitu alternatif metode kerja yang mampu memberikan kesederhanaan prosedur yang harus ditempuh (work simplification), kemudahan dan kenyamanan pelaksanaan kerja, serta waktu lebih singkat. 6. Terapkan metode kerja yang baru dan ikuti pelaksanaannya sampai akhirnya benar terbukti bahwa perbaikan metode kerja yang diinginkan tercapai. 2.3 Prinsip Ekonomi Gerakan Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja untuk memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip ekonomi gerakan ini dapat dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi dalam sebuah proses kerja dan juga untuk kegiatan kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu proses ke proses kerja yang lainnya. (Lawrence, 2000: 117). 1. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia: a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. b. Kedua tangan sebaiknya tidak menganggur pada saat yang sama kecuali pada waktu istirahat. c. Gerakan tangan akan lebih mudah jika satu terhadap lainnya simetris dan berlawanan arah.



d.



e. f. 2.



Gerakan tangan atau badan sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian badan yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak. Pekerjaan harus diatur sedemikian rupa sehingga gerak mata terbatas pada satu bidang tanpa perlu mengubah fokus.



Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung: a. Sebaiknya badan dan peralatan mempunyai tempat yang tetap. b. Tempatkan bahan-bahan dan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai. c. Tempat penyimpanan bahan yang akan dikerjakan sebaiknya memanfaatkan prinsip gaya berat sehingga bahan yang akan dipakai selalu tersedia di tempat yang dekat untuk diambil. d. Mekanisme yang baik untuk menyalurkan objek yang sudah selesai dirancang. e. Bahan-bahan dan peralatan sebaiknya ditempatkan teratur sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakan dapat dilakukan dengan urutan terbaik. f. Tinggi tempat kerja dan kursi sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga alternatif berdiri atau duduk dalam menghadapi pekerjaan merupakan suatu hal yang menyenangkan. g. Tipe tinggi kursi harus dirancang sedemikian rupa sehingga yang mendudukinya memiliki postur yang baik dan nyaman. h. Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi kerja yang baik. 3. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan desain peralatan kerja yang dipergunakan: a. Sebaiknya tangan dapat dibebaskan dari semua pekerjaan bila penggunaan dari perkakas pembantu atau alat yang dapat digerakan dengan kaki dapat ditingkatkan. b. Sebaiknya peralatan dirancang sedemikian rupa agar mempunyai lebih dari satu kegunaan. c. Peralatan sebaiknya dirancang sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam pemegangan dan penyimpanan. d. Bila setiap jari tangan melakukan gerakan sendiri-sendiri, misalnya seperti pekerjaan mengetik, beban yang didistribusikan pada jari harus sesuai dengan kekuatan masing-masing jari.



2.4 Studi Gerakan Studi gerakan adalah analisa terhadap beberapa gerakan bagian badan pekerja dalam melakukan pekerjaannya. Tujuan dari studi gerak adalah untuk mengurangi atau menghilangkan gerakan yang kurang efektif agar mendapatkan gerakan yang cepat dan efektif (Lawrence, 2000:208). Untuk mempermudah penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang ada, terlebih dahulu mengetahui gerakan-gerakan dasar yang membentuk kerja tersebut. Guna melaksanakan tujuan ini, maka Frank dan Lilian Gilberth telah berhasil menciptakan kode dari gerakan-gerakan dasar kerja yang dikenal dengan nama THERBLIG. Di sini Frank dan Lilian



Gilberth menguraikan gerakan-gerakan kerja ke dalam 17 gerakan dasar Therbligs, ditunjukkan pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Gerakan Dasar Therbligs Gerakan Kerja



No



1



Mencari (Search)



2



Memilih (Select)



3



Memegang (Grasp)



4



Menjangkau (Reach)



5



Membawa (Move)



6



Memegang untuk Memakai (Hold)



7



Melepas (Release)



8



Mengarahkan (Position)



9



Mengarahkan Sementara (Pre position)



10 Pemeriksaan (Inspect) 11 Perakitan (Assembly) 12 Lepas Rakit (Disassemble) 13 Memakai (Use) 14 Kelambatan yang Tak Terhindarkan (Unavoidable delay) 15 Kelambatan yang dapat Dihindarkan (Avoidable delay) 16 Merencana (Plan) 17 Istirahat untuk Menghilangkan Fatigue (Rest to Overcome 2.5 Peta Kerja Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan jelas. Melalui peta kerja kita dapat melihat semua langkah atau proses yang dialami oleh suatu benda kerja kemudian menggambarkan semua langkah yang dialami benda kerja, seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan, perakitan, sampai akhirnya menjadi produk jadi. Apabila kita ingin melakukan studi yang seksama terhadap suatu peta kerja, maka pekerjaan kita dalam usaha memperbaiki metode kerja dari stau proses produksi akan lebih mudah dilaksanakan. Pada dasarnya semua perbaikan tersebut ditujukan untuk mengurangi biaya produksi secara keseluruhan, dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik untuk menganalisis suatu pekerj aan sehingga mempermudah perencanaan perbaikan kerja. Peta kerja dibagi atas peta pekerja keseluruhan (peta proses operasi, peta aliran proses) dan peta pekerja setempat (peta tangan kiri dan kanan, peta pekerja dan mesin).



2.5.1 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Peta tangan kiri dan kanan adalah peta kerja setempat yang bermanfaat untuk menganalisa gerakan tangan manusia didalam melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat manual. Peta ini akan menggambarkan semua gerakan ataupun delay yang terjadi yang dilakukan oleh tangan kanan maupun tangan kiri secara mendetail sesuai dengan elemenelemen Therblig yang membentuk gerakan. Dengan menganalisa detail gerakan yang terjadi maka langkah perbaikan dapat diusulkan. Peta ini tepat digunakan untuk menganalisa gerakan yang terjadi secara berulang (repetitive motion) dan dilakukan secara manual. Berdasarkan analisa yang dilakukan maka pola gerakan tangan yang dianggap tidak efisien dan bertentangan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan bisa diusulkan untuk perbaikan. Demikian pula akan diharapkan terjadi keseimbangan gerakan yang dilakukan oleh tangan kanan dan tangan kiri, sehingga siklus kerja akan berlangsung dengan lancar dalam ritme gerakan yang lebih baik yang akhirnya mampu memberikan delays maupun operator fatigue yang minimum.



2.5.2 Peta Pekerja dan Mesin (Man and Machine Process Chart) Peta pekerja mesin ini akan menunjukan hubungan waktu kerja antara siklus kerja operator (pekerja) dan siklus operasi dari mesin atau fasilitas kerja lainnya yang ditangani oleh pekerja dan mesin ini sering bekerja secara bergantian. Ada empat kemungkinan terjadi hubungan kerja antara pekerja dan mesin tersebut, yaitu: a.



Operator bekerj a - mesin menganggur (idle)



b.



Operator menganggur - mesin bekerja.



c.



Operator bekerja - mesin bekerja.



d. Operator menganggur - mesin menganggur. Pada dasarnya kondisi menganggur, apakah itu terjadi pada operator maupun mesin adalah suatu hal yang merugikan. Waktu menganggur ini harus dihilangkan atau paling tidak ditekan seminimal mungkin dengan tetap mempertimbangkan batas-batas kemampuan manusia dan mesin. Peta Pekerja Mesin bisa digunakan hanya jika terdapat hubungan kerja sama antara pekerja dengan mesin dan sebaliknya, dengan peta ini dapat diketahui waktu menganggur pekerja dan mesin. 2.6 Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini berhubungan



dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan (Wignjosoebroto, 2008:169). Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini meliputi waktu kelonggaran yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Dengan demikian maka waktu baku yang dihasilkan dalam aktivitas pengukuran kerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama suatu kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang dihasilkan serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Teknik-teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dibagi dua, yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dan pengukuran kerja secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung, yaitu ditempat dimana pekerjaan diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time study) dan sampling kerja (work sampling). Sebaliknya cara tidak langsung melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus ditempat pekerjaan yang diukur. Disini aktivitas yang dilakukan hanya melakukan perhitungan waktu kerja dengan membaca tabel-tabel waktu yang tersedia. 2.6.1 Kelonggaran Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang harus diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Sifat alamiah menyebabkan waktu kerja menjadi cenderung bertambah lama, karena 'gangguan-gangguan' ini muncul tidak dapat dihindarkan. Kelonggaran secara umum dapat dibagi kedalam 3 jenis, yaitu: 1.



Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi. Yang termasuk dalam kebutuhan pribadi seperti minum sekedarnya untuk menghilangkan haus dan ke kamar kecil.



2.



Kelonggaran untuk menghilangkan kelelahan.



3.



Kelonggaran hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan.



Dalam melaksanakan pekerjaannya, pekerja tidak lepas dari hambatan-hambatan yang datang pada saat pekerja sedang melakukan pekerjaannya. Hambatan ini dapat berupa mengobrol, merokok, membaca koran, dan sebagainya. Untuk hambatan jenis ini, maka upaya yang harus dilakukan adalah menghilangkan delay tersebut dengan cara melakukan perbaikan kerja. Namun demikian, ada hambatan lain yang benar-benar diluar kendali pekerja, misalnya listrik padam, peralatan rusak, menerima telepon, serta gangguan-gangguan kerja lainnya. Besarnya nilai kelonggaran ini ditunjukkan pada Tabel 2.2.



Tabel 2.2 Besarnya Kelonggaran Berdasarkan Faktor-Faktor Yang Berpengaruh. Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga Yang Ekivalen Beban Dikeluarkan Pria 1. Dapat Diabaikan Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 2. Sangat Ringan Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 3. Ringan Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 4. Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 5. Berat Mengayun Palu Yang 19,00-27,00 19,0-30,0 Berat 6. Sangat Berat Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0 7. Luar Biasa Berat Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg B. Sikap Kerja 1. Duduk Bekerja Duduk, Ringan 0,0 - 1,0 2. Berdiri Diatas Dua Kaki Badan Tegak, Ditumpu 1,0 - 2,5 Dua Kaki 3. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan 2,5 - 4,0 Alat Kontrol 4. Berbaring Pada Bagian Sisi, 2,5 - 4,0 Belakang Atau Depan Badan 5. Membungkuk Badan Dibungkukkan 4,0 - 10,0 Bertumpu Pada Dua Kaki C. Tenaga Yang Ekivalen Beban Dikeluarkan Pria 8. Dapat Diabaikan Bekerja Dimeja, Duduk Tanpa Beban 0,0-6,0 9. Sangat Ringan Bekerja Dimeja, Berdiri 0,00-2,25 Kg 6,0-7,5 10. Ringan Menyekop, Ringan 2,25-9,00 7,5-12,0 11. Sedang Mencangkul 9,00-18,00 12,0-19,0 12. Berat Mengayun Palu Yang 19,00-27,00 19,0-30,0 Berat 13. Sangat Berat Memanggul Beban 27,00-50,00 30,00-50,0 14. Luar Biasa Berat Memanggul Karung Berat Diatas 50 Kg D. Sikap Kerja 6. Duduk Bekerja Duduk, Ringan 0,0 - 1,0 7. Berdiri Diatas Dua Kaki Badan Tegak, Ditumpu 1,0 - 2,5 Dua Kaki 8. Berdiri Diatas Satu Kaki Satu Kaki Mengerjakan 2,5 - 4,0 Alat Kontrol 9. Berbaring Pada Bagian Sisi, 2,5 - 4,0 Belakang Atau Depan Badan 10. Membungkuk Badan Dibungkukkan 4,0 - 10,0 Bertumpu Pada Dua Kaki



Wanita 0,0-6 6,0-7,5 7,5-16 16,0-30



Wanita 0,0-6 6,0-7,5 7,5-16 16,0-30



34



Tabel 2.2 (Lanjutan)



35



FAKTOR



KELONGGARAN (%)



36



E. Keadaan Temperatur Tempat Kerja (°C)



1. Beku



Di bawah 0



2. Rendah



0 - 13



3. Sedang



13 - 22 22 - 28 28 - 38



10 s.d 5 0 s.d 5 5 s.d 40



berpengaruh dapat menurunkan kualitas



6. Terasa adanya



4. Normal



5 s.d 0



4. Sangat bising 5. Jika faktor yang



12 s.d 5 8 s.d 0 0



Di atas 38



s.d 8 8



getaran lantai



7. Keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dan lain-lain) Sumber: Sutalaksana,dkk (2006) Normal Berlebihan Di atas 10 Di atas 12



s.d 100



5. Tinggi Di atas 40 Di atas 100 0



6. Sangat tinggi



0 s.d 5



F. Keadaan Atmosfer 1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar



5 s.d 10 10 s.d 20



2 Cukup . Kurang baik 3 Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan



4. Buruk



Adanya debu beracun atau tidak beracun tapi banyak Adanya bau-bauan berbahaya harus menggunakan alat pernafasan



0



0 s.d 1 1 s.d 3 0 s.d 5 0 s.d 5 5 s.d 10 5 s.d 10



G. Keadaan Lingkungan Yang Baik



1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 2. Siklus kerja berulang antara 5 - 10 detik 3. Siklus kerja berulang antara 0 - 5 detik



2.7 Modular Arrangement of Predermined Time Standards (MODAPTS) Modular Arrangement of Predetermined Time Standards (MODAPTS) adalah salah satu metode untuk menganalisis gerakan dan menetapkan waktu standar gerakan. Metode ini cocok digunakan pada proses yang memiliki waktu siklus singkat dengan gerakan



37



berulang. MODAPTS dikembangkan pertama kali di Australia oleh G.C Heyde pada tahun 1960 untuk pekerjaan yang dikontrol secara manual (Niebel, 1993). Karakteristik MODAPTS cocok digunakan dalam perancangan metode kerja, dengan karakteristik sebagai berikut: a.



Metode ini mudah digunakan dan mudah dimengerti untuk perbaikanperbaikan operasi kerja.



b.



Tidak memerlukan alat-alat pengukuran



c.



Perbedaan waktu gerakan berhubungan dengan perbedaan bagian-bagian tubuh



d.



Kode MODAPTS adalah sama dengan kode waktu dan gerakan.



e.



Penganalisaan mudah dan hasilnya sebaik hasil yang diperoleh dengan metode detail.



f.



Sistem ini dapat berperan untuk perbaikan aktivitas yang berulang.



MODAPTS dirancang untuk memperkirakan standar waktu untuk berbagai tugas dan meningkatkan produktivitas suatu organisasi. MODAPTS digunakan untuk estimasi waktu standar, keseimbangan kerja, peningkatan produktivitas dan peningkatan penerapan ergonomi di tempat kerja. Perbandingan metode time study dan MODAPTS ditunjukkan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Perbandingan Metode Time Study dan Modapts. TIME STUDY MODAPTS Stopwatch Required.



No Stopwatch Required for people work



Stopwatch diperlukan untuk mencatat Penggunaan stopwatch saat pengukuran berapa



lama



waktu



yang



diperlukan



menyebabkan



konsentrasi



pekerja



pekerja dalam melaksanakan



terganggu, pekerja pada umumnya ingin



aktivitasnya.



terlihat sempurna dihadapan peneliti.



Performance Rating Required.



No Performance Rating.



Faktor penyesuaian digunakan untuk Saat ini makin banyak peneliti yang ketika pekerja bekerja dalam kondisi tidak setuju dengan penerapan rating tidak wajar, misalkan terburu-buru.



factor. Pada dasarnya pekerja yang diamati adalah pekerja yang sudah berpengalaman.



38



Not Ergonomically Sensitive.



Ergonomically Sensitive.



Tidak menekankan pada resiko Menekankan pada gerakan berhubungan kesehatan pekerja akibat gerakan kerja dengan tubuh. Not Methods Sensitive.



Methods Sensitive.



Semua aktivitas dicatat



Yang dicatat bagaimana gerakan itu dilakukan



Sumber : Industrial Engineering and Production School. MODAPTS memiliki tiga klasifikasi gerakan yaitu aktivitas perpindahan, aktivitas terminal, dan aktivitas bantu. Perhitungan waktu standar dengan metode MODAPTS dilakukan dengan menjumlahkan nilai MODAPTS dan melakukan konversi ke waktu standar. Satu nilai MOD setara dengan 0,129 detik. Kode MODAPTS dan nilai MOD ditunjukkan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4 Kode MODAPTS. Classification



Movement Activities



No 1



Activity Finger



Symbol M1



2



Hand



M2



3



Forearm



M3



4



Whole arm



M4



Extended arm 5



Terminal Activities



Auxiliary Activities



M5



6 7 8 9 10 11 12 13 14



Grasp Grasp Grasp Grasp Grasp Put Put Put Put



G0 G1 G2 G3 G11 P0 P2 P3 P5



15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27



Weight Sight Judgement Press Press Walk Regrasp Regrasp Step Rotate Bend Bend Sit and Stand



L1 E2 D3 A2 A4 W5 R2 R4 F3 C4 B17 B8 S30



MOD Explanation 1 Movement from the knuckle Movement from the wrist hand or 2 Palm must move 3 Movement from the elbow. Wrist must Move 4 Movement from the shoulder. Elbow must move Movement from the shoulder fully to 5 the left, right, or across the body. Shoulder must move. 0 Acquire contact 1 Acquire Simple Grasp 2 Grasping around axis 3 Evaluate feedback 11 Movement of fingertips 0 Simply Place 2 Put with Feedback 3 Sensual feedback is required 5 Put with Feedback Load factor (added to put activities when the object being handles is heavy) 1 2 Eye Fixation, eye travel 3 Momentary Decision 2 Pressure movement lower than 2 kg 4 Pressure movement higher than 2 kg 5 Walk one step or rotate 2 Regrasp small thing 4 Regrasp large thing 3 Hill on the ground and step or release 4 Moving in a circular path 17 Bend and elevate waist 8 Sequential B17 movements 30 This includes both the up and down movements



Remark 2,5 cm 5 cm 15 cm 30 cm



40 cm



Conscious Conscious Conscious Conscious Conscious



Independent Independent Independent Independent Independent Independent



2.8 Lingkungan Kerja Lingkungan kerja merupakan tempat dimana karyawan melakukan aktivitas setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan karyawan untuk dapat bekerja optimal. Menurut Board of Certification for Professional Ergonomists (2013), Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja yang ditandai dengan adanya interaksi antara parameter sebagai berikut: 1. Seorang pekerja dengan atribut ukuran, kekuatan, rentang gerak, kecerdasan, pendidikan, harapan dan kemampuan fisik/mental lainnya. 2. Pengaturan kerja yang terdiri dari bagian, peralatan, panel kontrol dan tampilan benda fisik lainnya. 3. Sebuah lingkungan kerja yang diciptakan oleh iklim, pencahayaan, temperatur, vibrasi, kebisingan, warna, debu dan kualitas atmosfer lainnya. Menurut Sutalaksana,dkk (2006:83) "Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada di sekeliling manusia pada saat manusia melaksanakan kegiatannya. Suatu kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila didalamnya manusia dapat melaksanakan kegiatannya dengan aman, sehat dan nyaman". Suatu kondisi lingkungan yang baik tidak dapat diperoleh begitu saj a, tetapi harus dengan ilmu pengetahuan dan melalui tahapan-tahapan pengujian atas setiap kondisi yang mungkin. Sebagaimana kita ketahui, keadaan lingkungan dibentuk oleh berbagai unsurnya, yaitu temperatur dan kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, kadar debu, dan lain-lain. 2.9 Penelitian Terdahulu 1.



Taufik Dwi Laksono ( Jurnal Teolodita, Vol.12 No.1 Juni 2010: 1-12) Melakukan penelitian yang berjudul "Metode Kerja dan Produktivitas Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran" . Dalam penelitiannya terhadap metode kerja dan produktivitas tukang plester pada pekerjaan plesteran disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas tukang plester adalah metode kerja yang digunakan dan waktu kegiatan yang diperlukan. Pada analisis metode kerja diperoleh bahwa metode kerja yang terdiri dari 11 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh kegiatan adalah 616,1 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 6m2/jam. Sedangkan metode kerja yang memiliki 12 kegiatan membutuhkan waktu total rata-rata seluruh



kegiatan adalah 642,3 detik sehingga produktivitas yang dihasilkan sebesar 5,4m2/jam. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode kerja yang digunakan akan berpengaruh terhadap produktivitas yang dihasilkan. 2.



3.



4.



Hani Shafeek ( Asian Transactions on Engineering/'ATE ISSN: 22214267 Vol.1 No.6 Jan 2012: 1-9). Melakukan penelitian dengan judul "Maintenance Practices in Cement Industry". Penelitian dilakukan disebuah pabrik semen yang berlokasi di Kerajaan Saudi Arabia dan bertujuan menganalisa manajemen yang diterapkan diperusahaan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan terfokus pada target yang harus dicapai. Manajemen yang diterapkan tidak memenuhi kriteria baik. Perusahaan tidak mempunyai laporan lengkap keuangan (pembelian dan penjualan), tidak melakukan program pelatihan kepada karyawan, perusahaan tidak mempunyai jadwal perbaikan mesin secara berkala. Penulis merekomendasikan penerapan manajemen yang baik pada perusahaan, karena manajemen yang baik sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan.



Sri Maryati dkk (Jurnal TeknikIndustri Vol.5 No.2: 95-105 tahun 2012). Penelitian ini berjudul "Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu untuk Meningkatkan Efisiensi Kerja (Studi Kasus di P.R. Sumber Rejeki Wajak Malang)". Permasalahan yang terjadi adalah perusahaan hanya bisa memenuhi 75% target produksi yang ada. Sri Maryani dkk melakukan perbaikan metode kerja menggunakan studi gerak dan waktu dengan menggabungkan gerakangerakan kerja dan mengeliminasi gerakan menunggu. Hasil penelitian menunjukkan perbaikan ini mempercepat waktu siklus yang semula membutuhkan waktu 2,16 detik menjadi 1,83 detik. Perbaikan ini berhasil meningkatkan jumlah produksi. Gurunath V Shinde, Prof. V.S. Jadhav (International Journal of Engineering and Technology/IJET, ISSN: 0975-4024, Vol 4 No 4 Aug-Sep 2012: 220-227). Penelitian di perusahaan perakitan pada stasiun kerja pengelasan. Penelitian ini berjudul "Ergonomic Analysys of An Assembly Workstation to Identify Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study", berlokasi di Karad-India. Permasalahan yang dihadapi perusahaan adalah hasil produksi menurun dan frekuensi kecelakaan kerja tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, diidentifikasi bahwa faktor penyebab adalah layout, alat kerja dan gerakan kerja repetitif yang tidak sesuai dengan prinsip ergonomi. Perbaikan yang dilakukan peneliti adalah: a. Perbaikan layout kerja baru sesuai dengan prinsip ergonomi b. Penghapusan gerakan repetitif dan penerapan prinsip ergonomi dalam gerakan kerja pada proses pengelasan. c. Perbaikan alat las dan perbaikan pencahayaan serta ventilasi udara.



5. Sultan Ayoub Meo, Abdul Majeed Al-Drees, Abeer A. Al Masri, Fawzia Al Rouq, M.Abdul Azeem. (International Journal Of Environmental Research and Public Health, January 2013 Vol.10 No.1, 390-398; doi:10.3390/ijerph10010390).



Tulisan ini berjudul "Effect of Duration of Exposure to Cement dust on Respiratory Function of Cement Mill Workers". Para penulis melakukan penelitian pada sebuah pabrik semen di Pakistan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari paparan debu semen terhadap fungsi pernafasan pekerja pabrik semen. Hasil penelitian menunjukkan paparan debu semen sangat mempengaruhi fungsi pernafasan pekerja. Pekerja pada umumnya mengalami penyakit paru obstruktif, penyakit paru restriktif, peradangan paru lainnya, bahkan kanker paru (pada paparan di atas 15 tahun dan tanpa pelindung). Untuk mengatasi risiko menghirup dan mengalami reaksi penyakit dalam tubuh akibat debu semen, langkah pencegahan yang dapat diambil adalah menghindari paparan terhadap paparan debu semen, dengan menggunakan peralatan kesehatan dan keamanan saat bekerja, seperti penutup kepala, kaca mata khusus (goggle), masker atau alat penutup hidung dan mulut lainnya, baju khusus, sepatu khusus, dan berbagai macam perlengkapan yang didesain untuk mencegah masuknya debu ke dalam saluran pernapasan. Selain itu, para pekerja juga diharapkan tidak makan atau minum di lokasi dimana debu semen bertebaran, untuk menghindari masuknya debu ini ke dalam saluran cerna kemudian ke dalam darah, karena efeknya dapat membahayakan organorgan tubuh dalam jangka panjang, dan memeriksakan kesehatan secara berkala ke bagian kesehatan pabrik. 6. M. Muhundhan ( Indian Textile Journal, May 2013 Vol 123. No.8:57-66) Penelitian yang berjudul "Ergonomy for Productivity" dilakukan pada sebuah pabrik garmen di India. Pada awalnya, perusahaan tidak menerapkan prinsip ergonomi pada proses pembuatan pakaian, tapi produktivitas perusahaan terus menurun karena karyawan sering mengalami sakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Hasil penelitian menunjukkan peranan ergonomi sangat penting bagi peningkatan produktivitas perusahaan. Penerapan ergonomi pada metode kerja adalah menghilangkan gerakan repetitif, menggunakan gerakan kerja sesuai prinsip ekonomi gerakan. Penerapan ergonomi pada alat dan fasilitas kerja adalah menyesuaikan alat dengan postur tubuh. Penerapan ergonomi pada lingkungan kerja adalah pencahayaan yang cukup pada bagian pemotongan kain, pengendalian kebisingan pada bagian bordir, pengaturan ventilasi pada bagian jahit. Dengan pelatihan dan instruksi yang tepat, penggunaan alat pelindung kerja yang tepat dan sistem kerja ergonomis, pekerja garmen dapat memproduksi produk di tempat kerja yang aman dan sehat dan produktivitas perusahaan meningkat.



7.



Irena Sabaric, Snjenaza Brnada, Stana Kovacevic (Industrial Engineering Journal, 2013 Vol.4 No.100:55-59). Melakukan penelitian dengan judul "Application of the MODAPTS Method with Innovative Solutions in the Warping Process", berlokasi di Zagreb-Croatia. Penelitian ini bertujuan untuk menghilangkan gerakan tidak efektif pada proses penyusunan gulungan benang di perusahaan tekstil dengan merancang alat bantu kerja yang inovatif. Hasil penelitian menyatakan dari perhitungan studi gerakan menggunakan MODAPTS dapat menghemat waktu sebesar 75,87% mods sesudah perbaikan akibat dari penyederhanaan gerakan kerja dengan menggunakan troli inovatif. BAB 3 GAMBARAN UMUM OBJEK STUDI



3.1.



Sejarah Singkat Perusahaan PT. Yoga Wibawa Mandiri berdiri pasca bencana tsunami melanda Provinsi Aceh



tahun 2004. Pasca tsunami, berbagai bantuan dari seluruh dunia berdatangan, bantuan dalam bentuk pangan, sandang, obat-obatan, dan bantuan rehabilitasi rumah serta bangunan lainnya yang rusak akibat tsunami. Tingginya kebutuhan semen untuk pembangunan kembali (rekonstruksi) Aceh, membuat sejumlah pengusaha asal Aceh yang berada di Sumatera Utara yang tergabung dalam Aceh Sepakat membentuk sebuah konsorsium untuk membangun terminal pengantongan semen yang diberi nama PT. Yoga Wibawa Mandiri berlokasi di Pelabuhan Krueng Geukuh-Lhokseumawe dengan akte pendirian perusahaan nomor 20 tanggal 6 Maret 2006. Peletakan batu pertama pembangunan infrastruktur terminal senilai 30 milyar berlangsung pada tanggal 30 April 2007 di area pelabuhan Krueng Geukeuh. Direksi PT. Yoga Wibawa Mandiri, Irsahuddin Hasan menyebutkan terminal di Krueng Geukeuh memiliki kapasitas pengantongan 10.000 ton per bulan dan selama ini kebutuhan semen yang dipasok untuk pantai timur Aceh saja mencapai 23.000 ton setiap bulannya. Jadi dengan membuka sendiri terminal pengantongan semen dan membangun kemitraan dengan Semen



Padang diharapkan keberadaan terminal mampu menghidupkan Pelabuhan Krueng Geukeuh dan mengurangi jumlah pengangguran.



3.2.



Visi dan Misi Perusahaan



3.2.1



Visi Perusahaan Menjadi industri semen yang andal, unggul, dan berwawasan lingkungan.



3.2.2



Misi Perusahaan a.



Meningkatkan nilai perusahaan bagi stakeholder, bertumbuh dan memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.



3.2.3



b.



Mengembangkan industri berwawasan lingkungan.



c.



Mengembangkan sumber daya manusia yang kompeten dan profesional.



Produk



PT. Yoga Wibawa Mandiri merupakan terminal pengantongan (packing plant) untuk Semen



Padang.



Produk



yang



dihasilkan



Gambar 3.1 Produk yang dihasilkan ditunjukkan pada gambar 3.1. 3.3.



Organisasi dan Manajemen



3.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada suatu struktur



organisasi, sehingga karyawan mengetahui dengan jelas tentang tugas yang harus dijalankan, dari siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggung jawab. PT. Yoga Wibawa Mandiri memiliki struktur organisasi berbentuk lini. Pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari seorang atasan ke bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan ke atasannya juga dilakukan melalui garis terpendek. Perintah-perintah diberikan oleh atasannya saja dan pelaporan tanggung jawab hanya kepada atasan bersangkutan. Ciri-ciri organisasi dalam bentuk lini adalah: a. Garis struktural langsung dari atasan ke bawahan atau dari pimpinan tertinggi kepada berbagai tingkat operasional. b. Masing-masing pekerja bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya. c. Otoritas dan tanggung jawab tertinggi terletak pada pimpinan puncak (top management). d. Ruang lingkup organisasi nya lebih kecil dan jumlah anggota juga sedikit. e. Tingkat spesialisasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi organisasi masih rendah. Struktur organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri ditunjukkan pada Gambar 3.2.



Direktur



I



Plant Manager



Bagian Logistik



Bagian Teknik



Bagian Produksi



Bagian Kebersihan



Bagian Keamanan



Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. Yoga Wibawa Mandiri Tugas dan tanggung jawab pemegang jabatan di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah sebagai berikut: 1. Direktur Tugas dan tanggung jawab direktur adalah sebagai berikut: a. Memimpin perusahaan agar dapat berjalan dengan baik. b. Mengkoordinir seluruh bagian yang ada di perusahaan tersebut. c. Mengontrol masalah keahlian teknis, proyek, penjualan dan pembelanjaan perusahaan. d. Mengadakan hubungan dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan. e. Mempunyai wewenang atas persetujuan surat-surat ekstern dan intern, pesanan pembelian, penerimaan dan pengeluaran keuangan. 2.



Plant Manager Tugas dan tanggung jawab manajer pabrik adalah sebagai berikut: a.



Menyeleksi dan memeriksa data yang masuk ke perusahaan.



b.



Menganalisis dan memeriksa pesanan yang akan dibeli (purchase order) perusahaan.



c.



Menganalisis perintah kerja (work order) yang masuk.



d.



Menganalisis daftar harga yang telah direncanakan oleh pihak produksi.



e.



Mempunyai wewenang atas keputusan apakah order yang diperoleh layak untuk dijalankan atau tidak dan kesesuaian dengan harganya.



f.



Mempunyai wewenang untuk mengubah purchase order yang telah dibuat oleh bagian pembelian.



g.



Bertanggung jawab kepada direktur atas setiap hal yang berkenaan dengan pabrik maupun administrasi.



3.



Bagian Logistik Tugas dan tanggung jawab bagian logistik adalah sebagai berikut: a. Menentukan jumlah material yang harus dipesan sesuai dengan jumlah material yang masih ada di gudang. b. Melakukan pemesanan bahan baku dan kontak dengan pihak konsumen setelah mendapat persetujuan dari Direktur. c. Mengadakan surat kontrak penjualan produk dengan pihak konsumen. d. Menetapkan waktu penyerahan produk kepada konsumen melalui masukan dari bagian produksi.



4.



Bagian Teknik Tugas dan tanggung jawab bagian teknik adalah sebagai berikut: a.



Bertanggung jawab atas tersedianya mesin, peralatan dan kebutuhan listrik agar proses produksi selalu lancar.



b.



Mengkoordinir tugas-tugas di bagian perawatan mesin dan listrik secara teratur.



5.



Bagian Produksi Tugas dan tanggung jawab bagian produksi adalah sebagai berikut: a.



Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan terpenuhinya permintaan konsumen sesuai dengan rencana produksi.



b.



Melaksanakan proses produksi.



c.



Bertanggung jawab menjamin penanganan, penyimpanan dan perawatan barang pada setiap tahap proses produksi dikerjakan sesuai dengan persyaratan dalam standar mutu.



6.



Bagian Kebersihan Tugas dan tanggung jawab bagian kebersihan adalah sebagai berikut: a.



Menjaga kebersihan di lingkungan pabrik.



b.



Mengelola dan merawat segala fasilitas pendukung di lingkungan pabrik, terutama di bagian kantor.



7.



Bagian Keamanan



a. b. c.



Tugas dan tanggung jawab bagian keamanan adalah sebagai berikut: Bertanggung jawab atas keamanan dan kelangsungan jalannya aktivitas perusahaan. Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak perusahaan. Menerima dan menyampaikan pesan, surat atau berita yang ditujukan kepada perusahaan.



3.3.2 Tenaga Kerja dan Jam Kerja PT. Yoga Wibawa Mandiri berupaya memanfaatkan tenaga kerja yang berdomisili di sekitar perusahaan yang memenuhi spesifikasi pekerjaannya. Hal ini dimaksudkan agar kecemburuan sosial yang bersumber dari masyarakat setempat dapat dihindari. Saat ini tenaga kerja di PT. Yoga Wibawa Mandiri berjumlah 36 orang yang terdiri dari manajer, staf, karyawan dan buruh yang ditentukan berdasarkan pengalaman, spesifikasi dan tingkatan pendidikan yang dimiliki. Operator pengantongan semen berjumlah 8 orang dan keseluruhan operator adalah laki-laki. Jam kerja yang berlangsung diperusahaan adalah 7 jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dengan waktu istirahat 1 jam serta 6 hari kerja yaitu hari senin sampai dengan hari sabtu.



3.4.



Mesin Yang Di Gunakan Perusahaan Mesin yang digunakan pada proses pengantongan semen adalah sebagai berikut: 1. Compressor, berfungsi untuk mendorong semen agar mengalir lebih cepat ke dalam silo. 2. Blower air slide, berfungsi untuk menyuntikkan angin agar lebih cepat mendorong semen ke dalam silo.



2. 3. 3.



Dust Collector, berfungsi untuk menyaring debu pada proses pengantongan semen. Storage Silo, berfungsi sebagai tempat penyimpanan semen sementara ketika dialirkan dari kapal pengangkut. Bucker elevator, berfungsi sebagai alat transportasi yang digunakan untuk mengirim bahan baku semen dari silo ke mesin packer.



4.



Screw Screen, berfungsi sebagai penyaring semen kasar.



5.



Packer, alat penampung semen bersih yang langsung mengalirkan ke dalam bag semen.



6.



Bag Cleaning, berfungsi sebagai alat pembersih kantong semen yang pecah selama proses pengantongan.



7.



Packing Conveyor, berfungsi sebagai alat yang mengalirkan kantong yang berisi semen ke armada transportasi.



3.5.



Proses Produksi Aktivitas pengantongan semen dimulai dari penerimaan bahan baku semen dari PT.



Semen Padang dengan armada pengangkutan kapal laut dengan frekuensi pengangkutan ratarata 3 kali per bulan dengan bobot 5000 ton. Semen dari kapal dialirkan ke silo melalui pipa inlet 10 inchi sepanjang 60 meter, juga menggunakan pipa inlet 8 inchi sepanjang 80 meter dengan air pressure sebesar 2,5 kg/cm2 - 4,0 kg/cm2. Selanjutnya semen dialirkan ke silo 1 dan silo 2 yang berkapasitas 2800 m2. BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN



4.1



Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Yoga Wibawa Mandiri yang berlokasi di Jalan Medan -



Banda Aceh, kompleks Pelabuhan, Kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh. Penelitian dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan sekarang.



4.2



Subjek Penelitian



Subjek penelitian adalah sesuatu yang akan menjadi pusat penelitian. Subyek pada penelitian ini adalah delapan operator yang berpartisipasi pada stasiun kerja pengantongan semen di PT. Yoga Wibawa Mandiri.



4.3



Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (deduktif) dan metode yang digunakan adalah metode asosiatif kausal. Menurut Sinulingga (2012:29) "penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk menganalisis hubungan sebab akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan akibat tersebut". Pendekatan deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu peristiwa umum dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat lebih khusus. Pendekatan ini diawali dari pembentukan teori, hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi. 4.4 Identifikasi Variabel Penelitian



4.4.1



Variabel Independen Variabel Independen adalah tipe variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi atau



menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen disebut juga dengan variabel yang diduga sebagai sebab dari variabel dependen. Variabel independen yang berpengaruh terhadap perancangan penelitian adalah gerakan kerja.



4.4.2



Variabel Dependen Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh



variabel independen. Variabel dependen yang digunakan adalah waktu pengerjaan.



4.4.3 Kerangka Konseptual Penelitian Dalam penelitian ini peneliti ingin mengusulkan rancangan perbaikan di lantai produksi PT. Yoga Wibawa Mandiri. Adapun kerangka konseptual yang digunakan ditunjukkan pada Gambar 4.1.



Gerakan Kerja



Waktu Pengerjaan



■H



Produktivi tas



Perancang an metode kerja



Gambar 4.1 Kerangka Konseptual Penelitian



4.4.4 Definisi Operasional 1.



Gerakan Kerja. Gerakan-gerakan yang dilakukan operator pada proses pengantongan semen dimulai saat menyalakan mesin packer sampai dengan selesai.



2.



Waktu Pengerjaan. Waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator secara wajar (tidak terlalu cepat atau terlalu lambat) untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Waktu pengerjaan ini dipengaruhi oleh gerakan kerja yang dilakukan operator dalam mengerjakan tugasnya.



3.



Produktivitas. Produktivitas adalah suatu perbandingan antara output dengan input. Produktivitas akan semakin baik jika output semakin tinggi sedangkan input semakin kecil.



4.5 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: 1.



Panduan Wawancara. Digunakan untuk mendapatkan informasi yang benar dengan cara bertanya langsung kepada pimpinan perusahaan dan para pekerja.



2.



Video Camcorder Sony. Digunakan ntuk pengamatan gerakan pekerja sehingga pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali.



Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan skunder.



4.6.1



Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan dan pengukuran langsung



terhadap objek penelitian dilapangan.



1.



Data gerakan kerja.



2.



Data waktu pengerjaan.



3. 4.6.2



Data persen produktif pekerja dan mesin.



Data Skunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari tempat objek penelitian dan bukan



pengukuran langsung terhadap objek penelitian di lapangan, data skunder yang diperoleh adalah sebagai berikut:



1.



Sejarah perusahaan.



2.



Struktur organisasi.



3.



Proses produksi.



4.



Data permintaan semen.



5.



Data hasil produksi semen.



6.



Jam kerja



7.



Data pekerja



Adapun mekanisme prosedur pengumpulan data di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah:



1.



Melakukan observasi awal.



2.



Mengidentifikasi masalah yang ada pada perusahaan.



1.



Melakukan studi pustaka dengan mencari teori-teori yang mendukung penelitian yang akan dilakukan.



2.



Data yang dikumpulkan adalah data-data historis mengenai kegiatan produksi, data permintaan (penjualan), data umum perusahaan, dan data lainnya yang berkaitan dengan proses produksi.



3.



Pengamatan ekonomi gerakan operator. Bagan prosedur pengamatan ditunjukkan pada Gambar 4.2.



Pengamatan ekonomi



Pengamatan ekonomi



gerakan op^tor Persiapan



gerakan operator Istirahat



4.7 Prosedur Penelitian



10.00



SHIFT I



11.30



12.30



14.30



SHIFT Ih



4.7 Prosedur Penelitian



Gambar 4.2 Prosedur Pengamatan Ekonomi Gerakan Operator.



6.



Pengukuran kegiatan work dan idle operator. Bagan prosedur pengukuran kegiatan ditunjukkan pada Gambar 4.3.



Pengukuran Waktu Idle dan Work



Pengukuran Waktu Idle dan Work



Persiapa n



Istirahat







12 .30 L------------ SHIFT I --------13



.30 -------------SHIFT II ------



Gambar 4.3 Prosedur Pengukuran Work dan Idle Operator 4.8 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian tahap pengumpulan data. 1. Penelitian Pendahuluan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai tema penelitian. Dalam penelitian pendahuluan ini dilihat adalah:



2.



a.



Input, proses dan output pada stasiun kerja pengantongan semen.



b.



Kendala dan masalah yang dihadapi perusahaan.



c.



Analisa umum terhadap kendala dan masalah aktual.



Tahapan Penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada saat penelitian adalah sebagai berikut: a. Pengambilan data perusahaan. Pengambilan data perusahaan tempat dilaksanakannya penelitian, data perusahaan yang diambil yaitu : sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi yang berlangsung diperusahaan, jam kerja dan data pekerja. b. Pengambilan data gerakan kerja Pengambilan data gerakan dilakukan pada proses pengantongan semen, menggunakan video camcorder untuk pengamatan gerakan sehingga pengamatan bisa lebih terperinci dan dapat diamati berulang kali. c. Pengukuran waktu kerja.



4.9 Tahap Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: Observasi, adalah studi yang disengaja dan sistematik tentang fenomena sosial dan gejala-gejala fisik dengan jalan mengamati dan mencatat. Pada penelitian ini peneliti melakukan pengamatan pada proses produksi di perusahaan. 2. Metode wawancara, teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan orang-orang yang berkepentingan dan mempunyai wewenang terhadap obyek-obyek yang dipelajari, sehingga data yang terkumpul adalah benar.



1.



Data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan data yang berasal dari perusahaan diolah secara kuantitatif. Pengolahan data dilakukan untuk memperoleh gambaran data yang representatif sehingga dapat digunakan untuk penyelesaian permasalahan.



1.



Penguraian gerakan operator menjadi elemen gerakan sesuai prinsip ekonomi gerakan.



2.



Perhitungan waktu standar dengan metode Modapts.



3.



Perhitungan persen produktif pekerja dan mesin.



4.11 Tahap Analisis Pemecahan Masalah Analisis pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Analisa gerakan kerja operator. 2. Analisa pengukuran waktu standar. 3. Analisa pengukuran persen produktif operator dan mesin. 4. Analisa rancangan usulan perbaikan metode kerja. 4.12 Tahap Kesimpulan dan Saran Tahapan terakhir yang akan dilakukan adalah penarikan kesimpulan dan saran. Berdasarkan hasil analisis terhadap metode kerja yang berlaku saat ini diperusahaan maka diperoleh suatu kesimpulan dan saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh pihak perusahaan untuk diimplementasikan dalam usaha perbaikan metode kerja. Blok diagram prosedur penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.4.



STUDI PENDAHULUAN



1



LITERATUR



2



. Obs erva si



. Wawanc ara



1. Buku 2 . penelitian



Jurnal



PERUMUSAN MASALAH Penurunan produktivitas perusahaan karena jumlah permintaan yang melebihi jumlah produksi semen



PENETAPAN TUJUAN Menganalisa penerapan metode kerja saat ini dan merancang usulan perbaikan metode kerja



PENGUMPULAN DATA



DATA PRIMER



DATA SEKUNDER



1. Data gerakan kerja



1.



Sejarah perusahaan



2. Data waktu pengerjaan



2.



Struktur organisasi



3. Data persen produktif



3.



Proses produksi



pekerja dan mesin



4.



Pekerja dan Jam Kerja



PENGOLAHAN DATA



1 2 3



. Penguraian gerakan sesuai prinsip e-konomi gerakan . Pengukuran waktu proses dan waktu standar . Pengukuran persen produktif operator dan mesin



ANALISA DAN PERANCANGAN



1 2 3



. Analisa gerakan kerja operator . Analisa pengukuran waktu proses dan waktu standar . Analisa pengukuran persen produktif operator dan mesin



4



. Usulan perbaikan metode kerja



KESIMPULAN DAN SARAN



Gambar 4.4 Penelitian.



Blok



Diagram



Prosedur



BAB 5



HASIL DAN PEMBAHASAN



Pada bab ini akan diuraikan bagaimana data-data dikumpulkan sekaligus diolah sesuai dengan metodologi yang dirancang kemudian dianalisa untuk mendapatkan suatu kesimpulan.



5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013 Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan, permintaan dan produksi semen tahun 2013 mengalami fluktuasi namun jumlah permintaan melebihi dari jumlah produksi. Permintaan dan produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada tabel 5.1.



No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Tabel 5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013. Bulan Permintaan (ton) Produksi (ton) Januari 7421 6356 Februari 7581 6683 Maret 7907 7308 April 8398 7532 Mei 8546 7530 Juni 8716 7691 Juli 10933 9222 Agustus 8612 6813 September 11529 9371 Oktober 10960 8475 November 10213 8565 Desember 11346 9550 Jumlah 112162 95096 Sumber: Perusahaan Penyajian data permintaan dan produksi semen tahun 2013 ditunjukkan pada Gambar



5.1.



Gambar 5.1 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2013 Gambar 5.1 menunjukkan bahwa jumlah permintaan dan produksi semen bulan Januari sampai dengan Juli mengalami kenaikan. Pada bulan Agustus terjadi penurunan karena minimnya proyek kontruksi bertepatan dengan Bulan Ramadhan. Namun pada bulan September sampai dengan Desember jumlah permintaan dan produksi semen kembali meningkat. 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014 Permintaan dan produksi semen kuartal petama tahun 2014 ditunjukkan pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014. No 1 2 3



Bulan Januari Februari Maret Jumlah



Sumber: Perusahaan.



Permintaan (ton) 10335 10369 10910 31614



Produksi (ton) 8117 8061 8850 25028



Permintaan dan produksi semen kuartal 1 tahun 2014 ditunjukkan pada gambar 5.2.



Grafik Permintaan dan Produksi Semen Kuartal 1 Tahun 2014 1100 0 1050 0 1000 0 9500 9000 8500 8000 7500 7000



Februari Periode (Bulan)



Permintaan (ton) Produksi (ton)



Sumber: Perusahaan.



Gambar 5.2 Data Permintaan dan Produksi Semen Tahun 2014. Gambar 5.2 menunjukkan bahwa jumlah permintaan lebih tinggi dibanding kemampuan produksi. Jumlah permintaan setiap bulan mengalami kenaikan. Untuk memenuhi jumlah permintaan maka perusahaan mengadakan lembur. Pengadaan lembur membuat perusahaan harus mengeluarkan biaya tambahan berupa biaya lembur. 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013 Jam kerja yang berlaku di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah 7 jam kerja dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 wib dengan waktu istirahat 1 jam untuk hari kerja senin sampai jumat, dan 5 jam kerja untuk hari sabtu sehingga jumlah jam kerja dalam satu minggu adalah 40 jam kerja. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 dan Keputusan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kepmenakertrans) No.102/MEN/VI/2004. Selama tahun 2013 jumlah jam lembur adalah 398 jam dengan rata-rata 33 jam tiap bulannya. Perhitungan upah lembur mengacu pada Kepmenakertrans No. KEP102/MEN/VI/2004 tentang waktu kerja lembur dan upah lembur. Perhitungan upah lembur menggunakan rumus sebagai berikut: Upah lembur = 1/173 x Upah 1 Bulan.....................................................................(5.1) Lembur pada hari kerja untuk jam pertama dibayar upah sebesar 1,5 kali upah 1 jam. Untuk setiap jam lembur berikutnya harus dibayar upah sebesar 2 kali upah 1 jam. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Kepmenakertrans, upah lembur per jam di PT. Yoga Wibawa Mandiri adalah Rp. 10.700,00. Biaya lembur yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2013 ditunjukkan pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah



Upah Lembur (Rp) 1.958.100 1.968.800 1.374.950 1.861.800 2.632.200 2.632.200 3.402.600 2.268.400 3.210.000 3.680.800 3.017.400 3.659.400 30.767.850



Pada tahun 2013 upah lembur yang harus dibayarkan perusahaan adalah Rp.30.767.850. Gambar 5.3 menunjukkan bahwa upah lembur yang dikeluarkan perusahaan tiap bulan bervariasi, upah lembur tertinggi terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar Rp. 3.680.000,00. Hal ini disebabkan semakin banyak proyek konstruksi yang dilaksanakan pada akhir tahun sehingga permintaan terhadap semen meningkat.



Grafik Upah Lembur Tahun



Jan Febr Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Periode Tahun 2013 Gambar 5.3 Data Upah Lembur Tahun 2013. 2013 36000 00 32000 00 28000 00 24000 00 20000 00 16000 00 12000 00



Sumber: Perusahaan.



5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 Data lembur Bulan Januari sampai dengan Maret 2014 ditunjukkan pada Tabel 5.4. Tabel 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014 No Bulan Upah Lembur (Rp) 1 Januari 2.354.000 2 Februari 2.889.000 3 Maret 3.210.000 Jumlah 8.453.000 Sumber: Perusahaan. Untuk tiga bulan pertama di tahun 2014 jumlah upah lembur adalah Rp.8.453.000,00. Gambar 5.4 menunjukkan bahwa setiap bulan terjadi peningkatan upah lembur. Menurut perkiraan pihak manajemen, jumlah biaya lembur ini akan terus meningkat dan pada akhirnya dapat merugikan perusahaan. Perusahaan ingin mereduksi waktu lembur dengan meningkatkan produksi pada jam kerja.



Grafik Upah Lembur Kuartal 1



2014 £ 3200000



Januari Februari Periode(Bulan)



J



2800000 e ^ 2400000 a p U 2000000



Sumber: Perusahaan



Maret



Gambar 5.4 Data Upah Lembur Tahun 2014



5.5 Data Operator Jumlah dan usia operator mesin packer pada stasiun pengantongan semen ditunjukkan pada Tabel 5.5. Nama Operator Packer A Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Packer B Operator 5 Operator 6 Operator 7 Operator 8



Usia Operator (Tahun) 30 25 27 29 28 35 25 27



____________Tabel 5.5 Data Operator_____________



Sumber: Perusahaan



5.6 Jumlah Kantong Semen yang Dihasilkan Operator Jumlah kantong semen yang dihasilkan operator selama bulan Januari 2014 ditunjukkan pada Tabel 5.6.



Tabel 5.6 Jumlah Kantong Semen yang Dihasilkan Operator Jumlah Kantong Semen (ton) Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5 Operator 6 Operator 7 Operator 8 Jumlah Sumber: Perusahaan.



1030 996 987 1020 1043 1028 1023 990 1014



5.7 Data Elemen Gerakan Gerakan operator akan diuraikan menjadi elemen gerakan berdasarkan metode Modapts. Pada dasarnya gerakan tubuh pada metode Modapts adalah gerakan Therblig yang disempurnakan sehingga menj adi lebih terperinci dengan melibatkan faktor beban kerja (load factor/L) dengan rincian sebagai berikut: L1= 0-2 kg, L2 = 2-6 kg, L3= 6-10 kg, L4 = 10-14 kg, L5=14-18 kg, L6 = 18-22 kg, L7 = 22-26 kg, L8= 26-30kg. Gerakan kerja yang dilakukan operator ditunjukkan pada Gambar 5.5. Gambar 5.5 Gerakan Kerja Operator



Berdasarkan Gambar 5.5 maka penguraian elemen gerakan menggunakan metode Modapts ditunjukkan pada Tabel 5.7.



No 1 2 3



4 5 6



Pekerjaan



Tabel 5.7 Elemen Gerakan Operator Elemen Gerakan Menyalakan mesin packer Berputar Berjalan ke belakang



Pengantongan Mengambil kantong semen Semen Berputar Berjalan ke depan memegang kantong Meletakkan kantong pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi penuh)



Sumber: Pengamatan.



Gerakan Modapts Move, Press, Eye Twist Walk Move, Grasp Twist Walk, Grasp Move, Put Stand



Gerakan kerja yang dilakukan operator akan disesuaikan dengan prinsip ekonomi gerakan untuk dilihat apakah gerakan kerja tersebut sudah memenuhi prinsip-prinsip yang terdapat pada ekonomi gerakan. 4. Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan penggunaan anggota tubuh manusia: a. Sebaiknya kedua tangan harus memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. Gerakan kedua tangan tersebut dianalisa menggunakan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan (PTKTK) seperti ditunjukkan pada Tabel 5.8 s.d 5.15. Tabel 5.8 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 1 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN OPERATOR NOMOR PETA SEKARANG DIPETAKAN OLEH TANGGAL DIPETAKAN TANGAN KIRI Menunggu Menunggu



: : : : : :



PENGANTONGAN SEMEN 1 01 V CUT ITA 16JUNI2014 JARAK WAKTU WAKTU (DET) (DET) (CM) 1,5 1,5 0 1,6 0



Menahan tumpukan kantong semen



20



1



Menunggu



0



1



Merapikan bawah kantong semen



0



Menunggu Total



JARAK TANGAN KANAN (CM) 30 Menyalakan mesin



2,6



20



Mengambil kantong semen



1,1



2,1



0



Memegang kantong semen



0



1



1



40



20



7,2



7,2



90



Meletakkan kantong semen di mesin



Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.8 menunjukkan bahwa terdapat 4 gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan kanan. Kedua tangan tidak memulai dan mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan pada operator 1. Tabel 5.9 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 2 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR



:2



NOMOR PETA



: 02



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI Memegang mesin Menunggu Menunggu Menunggu Total



JARAK (CM) 30 0 0 0 30



WAKTU (DET) 1,5 2,7 2,1 1



WAKTU (DET) 1,5 2,7 2,1 1



JARAK (CM) 30 20 0 40



7,3



7,3



90



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin



Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa terdapat 3 gerakan menunggu pada tangan kiri dan tidak terdapat kegiatan menunggu pada tangan kanan. Tangan kiri dan kanan operator tidak mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. Hal ini juga menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan pada operator 2.



Tabel 5.10 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 3 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR NOMOR



:3:



PETA SEKARANG



03 : V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL



: 16JUNI2014



DIPETAKAN TANGAN KIRI Menunggu Menunggu Memegang kantong semen Menunggu Total



JARAK (CM) 0 0 0 0



WAKTU (DET) 1,5 2,8 2,2 1



WAKTU (DET) 1,5 2,8 2,2 1



JARAK (CM) 30 20 0 40



0



7,5



7,5



90



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin



Tabel 5.11 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 4 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR



:4



NOMOR PETA



: 04



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI Menunggu Menunggu Memegang kantong Menunggu



JARAK (CM) 0 0 0 0



WAKTU (DET) 1,5 2,5 2 1,5



WAKTU (DET) 1,5 2,5 2 1,5



JARAK (CM) 30 20 0 40



0



7,5



7,5



90



Total



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin



Tabel 5.12 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 5 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR



:5



NOMOR PETA



: 05



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI Menunggu Memegang meja Memegang kantong Menunggu



JARAK (CM) 0 20 0 0



Total



WAKTU (DET) 1,5 2,8 2 1



WAKTU (DET) 1,5 2,8 2 1



JARAK (CM) 30 20 0 40



7,3



7,3



90



20



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin



Tabel 5.13 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 6 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



OPERATOR PEKERJAAN NOMOR PETA



: 6: : 06



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



PENGANTONGAN



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI Menunggu Memegang meja Menunggu Menunggu Total



JARAK (CM) 0 20 0 0 20



WAKTU (DET) 1,5 2,7 2 1



WAKTU (DET) 1,5 2,7 2 1



JARAK (CM) 30 20 0 40



7,2



7,2



90



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin



Tabel 5.14 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 7 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR



:7



NOMOR PETA



: 07



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI



JARAK WAKTU (CM) (DET) 30 1,5 20 2,6



Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di mesin Total



WAKTU (DET) 1,5 2,6



JARAK



0



TANGAN KANAN Menunggu Menunggu



(CM) 0



0



1,9



1,9



0



Menunggu



40



1,3



1,3



0



Menunggu



90



7,3



7,3



0



Tabel 5.15 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Operator 8 PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN



: PENGANTONGAN SEMEN



OPERATOR



:8



NOMOR PETA



: 08



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN : 16JUNI2014 TANGAN KIRI Memegang mesin Menunggu Menunggu Menunggu Total



JARAK WAKTU (CM) (DET) 30 1,5 0 2,7 0 2,1 0 1 30



7,2



WAKTU (DET) 1,5 2,6 2,1 1 7,2



JARAK



TANGAN KANAN Menyalakan mesin Mengambil kantong semen Memegang kantong semen Meletakkan kantong semen di 40 mesin 90



(CM)



30 20 0



Peta tangan kiri dan tangan kanan pada Tabel 5.10 s.d Tabel 5.15 menunjukkan bahwa frekuensi gerakan menunggu lebih sering dilakukan oleh tangan kiri. Dengan demikian berdasarkan hasil pemetaan tangan kiri dan kanan pada operator 1 sampai dengan operator 8 menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja antara tangan kiri dan tangan kanan. Tabel 5.16 Rekapitulasi Waktu Gerakan Tangan Operator 1 s.d 8 Operator Tangan Kiri



Waktu Gerakan



Tangan Kanan Op. 1 2,1 de2 Op. 2 1,5 7,3 Op. 3 2,2 7,5 Op. 4 2 7,5 Op. 5 4,8 7,3 Op. 6 2,7 7,2 Op. 7 0 7,3 Op. 8 1,5 7,2 Gambar 5.6 menunjukkan bahwa kecenderungan tangan kanan melakukan pekerjaan



sebesar 80% dan tangan kiri sebesar 20%. Artinya tangan kanan lebih banyak melakukan pekerjaan dibandingkan dengan tangan kiri. Pekerjaan diawali dengan tangan kanan dan diakhiri dengan tangan kanan. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip



Gambar 5.6 Grafik Waktu Gerakan Tangan ekonomi gerakan. b.



Gerakan tubuh sebaiknya dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian tubuh yang diperlukan saja untuk melakukan pekerjaan.



Tabel 5.17 berikut ini menunjukkan bagian-bagian tubuh yang digunakan operator pada saat pengantongan semen.



Tabel 5.17 Bagian Tubuh yang Digunakan Untuk Melakukan Pekerjaan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18



Bagian Tubuh Leher bagian atas Leher bagian bawah Bahu Kiri Bahu Kanan Lengan Atas Kiri Pinggang Lengan Atas Kanan Punggung Bokong Pantat Siku Kiri Siku Kanan Lengan Bawah Kiri Lengan Bawah Kanan Pergelangan Tangan Kiri Pergelangan T. Kanan Tangan Kiri Tangan Kanan



No Bagian Tubuh 19 Paha Kiri 20 Paha Kanan 21 Lutut Kiri 22 Lutut Kanan 23 Betis Kiri 24 Betis Kanan 25 Pergelangan Kaki Kiri 26 Pergelangan Kaki Kanan 27 Kaki Kiri 28 Kaki Kanan Total Persen Penggunaan



Op 1 V V V V V V V V V V 18 64,3



Op 1



Op 2



Op 3



Op 4



Op 5



Op 6



Op 7



Op 8



V V



V



V



V



V



V



V V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V V V V V



V V V V V



V V V V V



V V V V V



V V V V V



V V V V V



Op 2 V V V V V V V V V V 18 64,3



Op 3 V V V V V V V V V V 18 64,3



Op 4 V V V V V V V V V V 18 64,3



V



V V V



Op 5 V V V V V V V V V V 18 64,3



Op 6 V V V V V V V V V V 18 64,3



Op 7 V V V V V V V V V V 18 64,3



V V V V V



V V V V



Op 8 V V V V V V V V V V 18 64,3



Berdasarkan Gambar 5.7 dapat dilihat bahwa penggunaan anggota tubuh operator secara umum adalah sama yaitu sekitar 64,3%. Hal ini mengindikasikan gerakan tubuh tidak dihemat, terdapat anggota tubuh yang sebenarnya tidak diperlukan namun digunakan oleh Operator operator. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Penggunaan Anggota Tubuh (%) Operator 1 g. Hindari gerakan yang menyebabkan arah karena akan menghabiskan waktu Operatorperubahan 2 yang lebih banyak. Operator 3 Untuk mengetahui apakah Operator gerakan pada 4 poin c sudah sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan, maka Tabel 5.19 akan Operator menunjukkan tahapan gerakan operator dan waktu yang 5 dibutuhkan melakukan gerakan tersebut. Operator 6 Operator 7 Operator 8 Tabel 5.19 Tahapan Gerakan Operator No. Tahapan Gerakan Operator



Op.1



Op.2



Op.3 Waktu (det)



Op.6



Op.7



Op.8



Op.4 Op. 5



Tabel 5.18 Gambar Rekapitulasi 5.7 Penggunaan Penggunaan Anggota Anggota Tubuh Tubuh Operator Saat Bekerja



1 2 3 4 5



Menyalakan Mesin Packer Berputar Berjalan Mengambil Kantong Semen Berputar Berjalan ke Depan Meletakkan 6 7 kantong pd mesin packer 8 Berdiri menunggu semen terisi penuh Jumlah



1,4 0,5 1,2 0,9 0,6



1,4 0,5 1,2 1 0,5



1,4 0,5 1,3 0,9 0,5



1,4 0,5 1,3 0,7 0,5



1,5 1



1,5 1



3,9



3,9



3,9 3,9



3,9



3,9



3,9



3,9



11



11



11



11



10,9



11,1



11,1



1,5 1 1,5 1,2



11



1,4 0,5 1,3 0,9 0,5 1,5 1



1,4 0,5 1,3 0,8 0,5



1,4 0,5 1,3 0,8 0,5



1,4 0,5 1,3 0,8 0,5



1,5 1 1,5 1,2 1,5 1,2



Gerakan yang menyebabkan perubahan arah adalah gerakan berputar yang diikuti oleh gerakan berjalan, mengambil kantong semen, berputar dan berjalan ke depan. Perbandingan waktu dari lima gerakan tersebut ditunjukkan pada Tabel 5.20.



Tabel 5.20 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator. No. 1 2 3 4



Tahapan Gerakan Operator Op.1 Menyalakan Mesin Packer 1,4 Berputar ke belakang dan ke depan 4,7 Meletakkan kantong pada mesin 1 packer Berdiri menunggu semen terisi 3,9 penuh Jumlah 11



Waktu (det) Op.2 Op.3 Op.4 Op.5 Op.6 Op.7 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 1,4 4,7 4,7 4,5 4,7 4,6 4,6 1 1 1,2 1 1 1,2 3,9



3,9



3,9 3,9



3,9 3,9



11



11



11 11



10,9 11,1



Op.8 1,4 4,6 1,2 3,9 11,1



Tabel 5.20 dan Gambar 5.9 menunjukkan bahwa gerakan berputar menghabiskan waktu paling lama yaitu 4,7 detik. Hal ini membuktikan bahwa gerakan yang menyebabkan perubahan arah akan menghabiskan waktu lebih banyak.



Gerakan Kerja Operator ■ Menyalakan Mesin Packer







Berputar ke belakang dan selanjutnya ke depan







Meletakkan kantong semen pada mesin packer







Berdiri



Menunggu



Gambar 5.8 Perbandingan Waktu Tiap Gerakan Operator 5.



Prinsip ekonomi gerakan dihubungkan dengan tempat kerja berlangsung: a. Tempatkan fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai. b. Tata letak fasilitas kerja diatur sedemikian rupa sehingga dapat membentuk kondisi kerja yang baik.



Berdasarkan pengamatan dan ditunjukkan pada Gambar 5.9, penempatan fasilitas kerja berupa meja dibelakang operator dinilai belum memenuhi prinsip ekonomi gerakan. Meja berfungsi sebagai alas untuk meletakkan kantong semen yang masih kosong. Penempatan meja dibelakang operator menyebabkan operator harus berputar 180° untuk mengambil kantong semen. Gerakan berputar yang terjadi berulang kali (repetitive motion) dengan frekuensi tinggi termasuk ke dalam postur kerja yang tidak efektif dan berkontribusi menyebabkan cumulative trauma disorders (CTDs) (Ladao, 2004:87). CTDs merupakan sekumpulan gangguan pada sistem muskuloskeletal yang meliputi cedera pada syaraf, otot, tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian atas yaitu tangan, pergelangan, siku dan bahu, tubuh bagian bawah yaitu kaki, lutut dan pinggul serta tulang belakang yaitu punggung dan leher. Gangguan ini timbul karena adanya gerakan berulang (repetitive motion) dengan frekuensi tinggi. Oleh karena itu penempatan meja dibelakang operator dikategorikan penempatan fasilitas kerja yang tidak mudah dicapai.



5.9 Data Waktu Pengerjaan Perhitungan data waktu pengerjaan menggunakan Modular Arrangement of Predetermined Time Standart (MODAPTS). MODAPTS adalah metode pengukuran kerja dengan menggunakan data waktu gerakan untuk gerakan kerja repetitif. MODAPTS menggunakan satuan Mods untuk mewakili unit beban kerja pekerja. 1 Mods = 0,129 detik. Perhitungan waktu pengerjaan oleh operator pengantongan semen ditunjukkan pada Tabel 5.21 s.d 5.28. Kode Faktor T. . . - . . No Gerakan Kalkulasi Mods Modapts Beban Operator Menyalakan M5A4 5x1 1 mesin 4x1 packer E2 1 2x1 2 Berputar C4 1 4x1 3 Berjalan (2 langkah) W5 1 5x2(langkah)x1 4



5



Mengambil kantong semen



Berputar Berjalan ke 6 depan (2 langkah) Meletakkan 7 kantong semen pada mesin packer Berdiri 8 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods



M3G1 E2 C4



9



Waktu (dtk) 1,161



2 4 10



0,258 0,516 1,29



4



0,516



2 4



0,258 0,516



11



1,419



3x1



6



0,774



3x1 1x1 1 2x1 1 4x1 5x2(langkah)x1 1



W5G1



1x1



Mods



3x1 M3P3



1



E2



1



2x1



2



0,258



S30



1



30x1



30



3,87



84



10,836



Operator 84



Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 84



No



Gerakan Operator 1 Menyalakan mesin packer



Kode Faktor Kalkulasi Mods Modapts Beban M5A4 5x1 E21 4x1 1 2x1 C41 4x1 W51 5x2(langkah)x1



2 Berputar 3 Berjalan (2 langkah) 4 Mengambil kantong M3G2 E2 semen 5 Berputar Berjalan ke 6 depan (2 langkah) 7 Meletakkan kantong semen pada mesin packer Berdiri 8 (menunggu semen terisi penuh)



1



2x1 1 C41 4x1 5x2(langkah)x1 1x1 3x1 1



Gerakan Operator



1



Menyalakan mesin packer



2 3



Berputar Berjalan (2 langkah)



4



Mengambil kantong semen



5 6



Berputar Berjalan ke



depan (2 langkah) Meletakkan 7 kantong semen pada mesin packer Berdiri 8 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods



4



0,516



11



1,419



6



0,774 0,258



E21



3x1 2x1



2



S301



30x1



30



3,87



8



10,965



Kode Faktor T. Kalkulasi Mods Modapts Beban



. .-.. 5x1 4x1



M5A4 E2 C4 W5



1 1 1



M3G2



1



E2 C4



0,516 1,29



5 2 0,645 0,258



2x1



Total Mods No



4 10



3x1



W5G1 M3P3



Mods Waktu (dtk) 9 1,161 2 0,258



2x1 4x1 5x2(langkah)x1 3x1 2x1



1 2x1 1 4x1 5x2(langkah)x1



W5G2



Mods



Waktu (dtk)



9



1,161



2 4 10



0,258 0,516 1,29



5



0,645



2 4



0,258 0,516



12



1,548



1



2x1



M3P3



1



3x1



6



0,774



E2



1



2x1



2



0,258



S30



1



30x1



30



3,87



86



11,094



3x1



Operator 85



Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 85



No



Gerakan Kode Faktor Kalkulasi Mods Modapts Beban Operator



1



Menyalakan mesin packer



2 3



Berputar Berjalan (2 langkah)



4



Mengambil kantong semen



5



Berputar Berjalan ke



6



depan (2 langkah)



Mods



(dtk) 5 x 1 4 x 2x1 1 4x1



M5A4 E2 C4 W5



M3G2 E2 C4



9



1,161



1 1 1 5x2(langkah) x1 3 x 1 1 2x1



2 4 10



0,258 0,516 1,29



5



0,645



1 2x1 1 4x1 5x2(langkah) x1



2 4



0,258 0,516



11



1,419



5x1



8



1,032



W5G1



1 x 1 3 x 1



Meletakkan 7



8



No 1



2 3 4



kantong semen pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi penuh)



Gerakan Operator Menyalakan mesin packer



M3P5



1



E2



1



2x1



2



0,258



S30



1



30x1



30



3,87



Total Mods Kode Faktor Kalkulasi Mods Modapts Beban M5A4 E2



Berputar C4 W5 Berjalan (2 langkah) Mengambil kantong M3G2 E2 semen



5



Berputar Berjalan ke



6



depan W5G2 (2 langkah) Meletakkan kantong M3P3



7



Waktu



C4



87



11,223 Mods Waktu (dtk) 9 1,161 2 0,258



5x1 1 4x1 1 2x1 1 4x1 1 5x2(langkah)x1



4 10



3x1 1



2x1 1 1 4x1 5x2(langkah)x1 1 2x1 3x1



2x1



52



0,516 1,26 0,645 0,258



4



0,516



12



1,548



6



0,774



Operator 86



Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 86



semen pada mesin packer Berdiri 8 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods No Gerakan Operator 1 2 3 4 5 6 7



8



Menyalakan mesin packer Berputar Berjalan (2 langkah) Mengambil kantong semen



E2



1



3x1 2x1



2



0,258



S30



1



30x1



30



3,87



Kode Modapts



Meletakkan kantong semen pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi penuh)



M3P3



Menyalakan mesin packer



2 3 4



Berputar Berjalan (2 langkah) Mengambil kantong semen



Faktor Beban



5x1 92 4x1 2x1 4x1 4 5x2(langkah)x1 10 3x1 1x1 4 2 2x1 4x1 4 5x2(langkah)x1 12



C4 W5 M3G1 E2 C4 W5G2



1



86 Kalkulasi Mods Mods



M5A4 E2



Berputar Berjalan ke depan (2 langkah)



No Gerakan Operator



5 6



1



2x1 3x1 3x1 6



E2 S30



2x1 30x1



Total Mods Kode Faktor Modapts Beban



1,161 0,258 0,516 1,29 0,516 0,258 0,516 1,548 0,774



2 30



0,258 3,87



Kalkulasi Mods



85 Mods



10,965 Waktu (dtk)



5x1 4x1



9



1,161



2 4 10 4



0,258 0,516 1,29 0,516



2 4 11



0,258 0,516 1,419



8



1,032



2 30



0,258 3,87



86



11,094 Waktu



M5A4 E2 C4 W5 M3G1



2x1 4x1 5x2(langkah)x1



E2 C4 W5G1



2x1 4x1 5x2(langkah)x1 1x1 3x1 5x1 2x1 30x1



Berputar Berjalan ke depan (2 langkah) Meletakkan M3P5 7 kantong semen pada mesin packer E2 8 Berdiri (menunggu S30 semen terisi penuh) Total Mods No Gerakan Kode Faktor Kalkulasi Mods Modapts Beban Operator



11,094 Waktu (dtk)



3x1 1x1



Mods



(dtk) 5 x



Operator 87



Tabel 5.22 Lembar kerja MODAPTS Operator 87



1 1



Menyalakan M5A4 mesin packer



2 3



Berbalik Berjalan (2 langkah)



4



Mengambil kantong semen



M3G1



5



Berbalik Berjalan ke



6



depan W5G2 (2 langkah) Meletakkan



7



8



Total Mods



kantong M3P3 semen pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi penuh)



1



4x1



9



1,161



2 4 10



0,258 0,516 1,29



4



0,516



2 4



0,258 0,516



12



1,548



3x1



6



0,774



E21



2x1



2



0,258



S301



30x1



30



3,87



E21 2x1 C41 4x1 W51 5x2(langkah) x1 3x1 1 1x1 E21 2x1 C41 4x1 5x2(langkah) x1 1



2x1 3 x 1



1



85



10,965



Berdasarkan jumlah mods pada tabel 5.21 sampai dengan 5.28 maka dilakukan perhitungan waktu normal (Wn) masing-masing operator. a. Operator 1 Waktu normal (Wn) = Total Mods x 0,129 detik = (84 x 0,129 detik) = 10,836 detik



Tabel 5.29 Rekapitulasi Waktu Normal Tiap Operator Operator Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5 Operator 6 Operator 7 Operator 8



Jumlah Mods 84 85 86 87 86 85 86 85



Waktu Normal (det) 10,836 10,965 11,094 11,223 11,094 10,965 11,094 10,965



5.10 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) Perhitungan waktu normal pada tabel 5.29 belum mempertimbangkan faktor kelonggaran. Kelonggaran pada dasarnya adalah suatu faktor koreksi yang diberikan kepada waktu kerja operator, karena dalam melakukan pekerjaannya operator terganggu oleh hal-hal yang tidak diinginkan namun sifatnya alamiah. Besarnya faktor kelonggaran dipengaruhi oleh: a.



Tenaga yang dikeluarkan operator



b.



Sikap Kerja



c.



Gerakan Kerja



d.



Kelelahan Mata



e.



Temperatur



f.



Keadaan Lingkungan



Perhitungan besarnya kelonggaran pada operator pengantongan semen ditunjukkan pada Tabel 5.30. Berdasarkan tabel 5.30 maka dilakukan perhitungan waktu standar masing-masing operator.



A B C D E F G



a.



Tabel 5.30 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) Untuk Operator Faktor Interval Kelonggaran Kelonggaran (%) (%) 6,0 - 7,5 7 Tenaga yang dikeluarkan sangat ringan Sikap kerja 1,0 - 2,5 2,5 berdiri diatas dua kaki Gerakan kerja 0 - 5,0 3 agak terbatas Kelelahan mata 2,0 - 5,0 5 terus-menerus 0,0 - 5,0 5 Keadaan temperatur temperatur tinggi 5,0 - 10,0 10 Keadaan atmosfer kurang baik 1,0 - 3,0 2 Keadaan Lingkungan Siklus kerja 32 berulang Sub total 0 - 2,5 2 Kebutuhan pribadi pria Hambatan yang tak terhindarkan 2,5 Total kelonggaran 39



Operator 1 Waktu standar (Wb)



= Wn x (Wn+l) = 10,836 x (1+0,39) = 15,06 detik



Perusahaan belum memiliki waktu standar bagi operator dalam melakukan pekerjaannya. Selama ini operator tidak mempunyai acuan waktu sehingga hal ini dapat menjadi salah satu penyebab waktu penyelesaian produk menjadi lebih lama sehingga dilaksanakannya jam lembur pada perusahaan. Hasil pengamatan dan pengukuran dengan menggunakan metode MODAPTS di peroleh waktu standar tiap operator yang ditunjukkan pada tabel 5.31. Operator Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5 Operator 6 Operator 7 Operator 8



Tabel 5.31 Waktu Standar Tiap Operator Waktu Standar (detik) 15,06 15,24 15,42 15,60 15,42 15,24 15,42 15,24



v, 15,06 + 15,24 + 15,42 + 15,60 + 15,42 + 15,24+15,42 + 15,24



Rata-rata waktu standar = 2--------------------------------------------------------= 15,33 detik



Waktu Standar Tiap Operator



Tabel 5.91 Peta Pekerja dan Mesin Operator A



15,7 4-J



15,6



Op 1 Op 2 Op 3 Op 4 Op 5 Op 6 Op 7 Op 8 Operator 1 Waktu Standar Tiap Operator (detik) ■ Rata-Rata Waktu Standar Operator (detik) 15,5 15,4 15,3 15,2 15,1 15 14,9 14,8 14,7



Gambar 5.10 Grafik Waktu Standar Tiap Operator Berdasarkan Gambar 5.10 waktu baku pada operator 1,2,6 dan 8 berada dibawah ratarata waktu standar sedangkan operator 3,4,5 dan 7 berada diatas rata-rata waktu standar dengan waktu pengerjaan paling lama adalah pada operator 4 yaitu 15,60 detik. Fluktuasi ini disebabkan perusahaan belum memiliki standar waktu bagi operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. 5.11 Peta Pekerja dan Mesin Peta pekerja dan mesin digunakan untuk mengetahui hubungan yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya. Peta pekerja dan mesin hanya efektif digunakan untuk memperbaiki gerakan kerja dengan frekuensi pengulangan yang tinggi. Peta pekerja dan mesin untuk operator A ditunjukkan pada Tabel 5.32 dan untuk operator B s.d operator H dapat dilihat pada Lampiran 1.



Tabel 5.93 Peta Pekerja dan Mesin Operator A



PETA PEKERJA DAN MESIN



PEKERJAAN OPERATOR



: PENGANTONGAN SEMEN : 1



NAMA MESIN



: PACKER



SEKARANG



:V



DIPETAKAN OLEH



: CUT ITA



TANGGAL DIPETAKAN



: 28 APRIL 2014



Tabel 5.95 Peta Pekerja dan Mesin Operator A



PEKERJA OPERATOR Menyalakan



mesin Berputar Berjalan ke arah meja Mengambil dan membawa zak semen Berputar Berjalan ke arah mesin packer Meletakkan zak semen pada spout mesin packer Menunggu zak semen penuh_______________



MESIN



WAKTU (DTK)



1 0,5



MESIN PACKER WAKTU (DTK)



1



Mesin menyala



6



Mesin menunggu



4



Mesin bekerja



1,5 1 0,5 1,5



Waktu Menganggur (dtk) Waktu Kerja (dtk) Waktu Total (dtk) Persen Produktif



Pekerja 4 7 11 64



Mesin 6 5 11 45



Tabel 5.32 menunjukkan bahwa persen produktif untuk operator A adalah 64% dan persen produktif mesin packer adalah 45%. Persen produktif operator A s.d H ditunjukkan pada tabel 5.33.



Tabel 5.33 Rekapitulasi Peta Pekerja Mesin Operator A s/d H Operator % Produktif Pekerja % Produktif Mesin Operator A 64 45 Operator B 64 50 Operator C 58 46 Operator D 67 54 Operator E 67 51 Operator F 64 50 Operator G 67 54 Operator H 64 50 Rata-rata 65% 50%



Tabel 5.33 menunjukkan bahwa persentasi waktu produktif pekerja rata-rata adalah 65% dan persentasi waktu produktif mesin rata-rata adalah 50%. Persentasi waktu produktif pekerja lebih besar dibandingkan dengan mesin. Hal ini menunjukkan bahwa gerakan kerja operator harus diperbaiki agar persentasi kerja mesin meningkat.



5.12 Rancangan Usulan Berdasarkan hasil observasi, identifikasi, perumusan, dan pengukuran maka peneliti mengusulkan solusi untuk mengurangi waktu pengerjaan produk pada PT. Yoga Wibawa Mandiri dengan perbaikan metode kerja tepatnya pada gerakan kerja yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan. Gerakan kerja operator yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan akan dieliminasi dan disederhanakan. Gerakan kerja operator yang tidak sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan ditunjukkan pada Tabel 5.34. Tabel 5.34 Gerakan Operator yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Ekonomi Gerakan



5.12.1 Prinsip Ekonomi Gerakan



No.



Prinsip Ekonomi Gerakan Kedua tangan harus memulai dan 1 mengakhiri gerakannya dalam waktu yang bersamaan. Gerakan badan dihemat, yaitu hanya menggerakkan bagian 2 badan yang diperlukan saj a untuk melakukan pekerjaan dengan sebaikbaiknya. Hindari gerakan yang menyebabkan perubahan arah 3 3 karena akan menghabiskan waktu yang lebih banyak. Tempatkan bahan-bahan dan 4 fasilitas kerja ditempat yang mudah dan cepat untuk dicapai Tata letak fasilitas kerja sebaiknya diatur sehingga 5 5 dapat membentuk kondisi kerja



______yang baik._____________________ Gerakan Operator Kedua tangan operator tidak memulai dan mengakhiri gerakan dalam waktu yang bersamaan. Operator menggunakan 64,3% anggota tubuh dalam proses pengantongan semen.



Gerakan yang menyebabkan perubahan arah menghabiskan waktu selama 4,7 detik. Posisi meja dibelakang operator mengharuskan operator melakukan gerakan berputar (twist) dengan putaran 180°. Twist yang dilakukan berulang kali dengan frekuensi tinggi termasuk ke dalam postur kerja yang tidak efektif dan berkontribusi menyebabkan CTDs._________



Agar gerakan kerja menjadi efektif dan efisien maka hal yang dapat dilakukan adalah eliminasi kegiatan dan penyederhanaan kegiatan. Usulan yang dilakukan adalah dengan: 1. Eliminasi kegiatan, yaitu mengeliminasi gerakan yang menimbulkan adanya perubahan arah. Gerakan tersebut adalah gerakan berputar dan berjalan yang terjadi ketika operator mengambil zag semen yang kosong kemudian berputar lagi untuk meletakkan zag semen ke lengan pengisi (spout) mesin packer.



2. Penyederhaan kegiatan yaitu dengan meletakkan fasilitas kerja berada dalam jangkauan tangan yang normal. Fasilitas kerja dalam hal ini adalah meja terletak dibelakang operator yang berfungsi untuk meletakkan zag semen yang masih kosong. Penulis merancang usulan perbaikan dengan memindahkan letak fasilitas kerja ke samping kiri dan kanan operator, ditunjukkan pada Gambar 5.12.



Keterangan Gerakan Operator menghadap



1: berdiri dan mesin



Gambar 5.11 Gerakan Kerja Aktual



menyalakan mesin packer. Gerakan 2 : Operator mengambil kantong semen yang berada di



Gambar 5.12 Gerakan Kerja Usulan. sebelah. Gerakan 3 : Operator meletakkan kantong semen pada mesin packer. Perubahan elemen gerakan mempengaruhi waktu pengerjaan produk dan waktu standar. Perhitungan waktu penyelesaian usulan juga menggunakan metode MODAPTS.



5.12.2 Perhitungan Waktu dengan Elemen Gerakan Usulan



Elemen gerakan yang diusulkan, yaitu: operator menyalakan mesin packer, mengambil dan meletakkan kantong semen pada mesin packer. Perhitungan waktu normal ditunjukkan pada tabel 5.35 s.d 5.41.



Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.



No 1 2



Gerakan Operator Menyalakan mesin packer



Kode Modapts M5A4 E2



Mengambil kantong semen Meletakkan kantong semen pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi



3



4



penuh)



Faktor Beban



Kalkulasi Mods 5x1 4x1 2x1 3x1 1x1 2x1 3x1 3x1



M3G1 E2 M3P3



Mods Waktu (detik) 9 1,161 2 0,258 4 2 0,516 0,258 6



0,774 0,258



E2



2x1



2



S30



30x1



30



Total Mods



3,87



55



7,095



Tabel 5.36 Lembar kerja MODAPTS Operator 2. No



2



3



Gerakan Operator Menyalakan mesin packer Mengambil kantong semen



Kode Modapts M5A4 E2 M3G2 E2



Faktor Beban



Kalkulasi Mods 5x1 4x1 2x1 3x1 2x1 2x1 3x1 3x1



M3P3 Meletakkan kantong semen E2 pada mesin packer. Berdiri S30 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods



Mods 9 2 5 2



Waktu (detik) 1,161 0,258 0,645 0,258



6



0,774



2x1



2



0,258



30x1



30



3,87



56



7,224



4



No



2



3



4 No



Gerakan Operator Menyalakan mesin packer Mengambil kantong semen Meletakkan kantong semen pada mesin packer. Berdiri



Kode Modapts M5A4 E2 M3G2 E2 M3P3 E2



Faktor Beban



Kalkulasi Mods 5x1 4x1 2x1 3x1 2x1 2x1 3x1 3x1 2x1



Mods 9 2



Waktu (detik) 1,161 0,258



5 2 6



0,645 0,258 0,774



2



0,258



Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.



No 1



2



3



4



S30 30x1 30 3,87 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods 56 7,224 Tabel 5.38 Lembar Kerja MODAPTS Operator 4. Gerakan Kode Faktor Kalkulasi Mods Waktu Operator Modapts Beban Mods (detik) Menyalakan M5A4 5x1 9 1,161 mesin packer E2 2 0,258 4x1 2x1 Mengambil M3G2 5 0,645 3x1 2x1 kantong semen E2 2 0,258 2x1 M3P5 8 1,032 Meletakkan 3x1 5x1 kantong semen E2 2x1 2 0,258 pada mesin packer. Berdiri S30 30x1 30 3,87 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods 58 7,482 Gerakan Kode Faktor Kalkulasi Mods Waktu Operator Modapts Beban Mods (detik) Menyalakan M5A4 5x1 9 1,161 mesin packer E2 2 0,258 4x1 Mengambil kantong semen



M3G2 E2



Meletakkan kantong semen pada mesin packer Berdiri (menunggu semen terisi penuh).



M3P3



2x1 3x1 2x1 2x1 3x1 3x1



5 2



0,645 0,258



6



0,774



0,258



E2



2x1



2



S30



30x1



30



3,87



7,224 56



Total Mods



No



2



3



4



Tabel 5.40 Lembar Kerja MODAPTS Operator 6. Gerakan Kode Faktor Kalkulasi Operator Modapts Beban Mods Menyalakan M5A4 5x1 mesin packer E2 4x1 2x1 Mengambil M3G1 3x1 1x1 kantong semen E2 2x1 M3P3 Meletakkan kantong semen E2 pada mesin packer Berdiri S30 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods



Mods 9 2 4 2



Waktu (detik) 1,161 0,258 0,516 0,258



3x1 3x1



6



0,774



2x1



2



0,258



30x1



30



3,87



55



7,095



Tabel 5.35 Lembar kerja MODAPTS Operator 1.



No



Gerakan Operator Menyalakan mesin packer Mengambil kantong semen



Kode Modapts M5A4 E2 M3G1 E2



Faktor Beban



Kalkulasi Mods 5x1 4x1 2x1 3x1 1x1 2x1 3x1 5x1



M3P5 Meletakkan kantong semen E2 2x1 pada mesin packer Berdiri S30 30x1 3 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods Tabel 5.42 Lembar Kerja MODAPTS Operator 8. Gerakan Kode Faktor Kalkulasi 4 Operator Modapts Beban Mods Menyalakan M5A4 5x1 mesin packer E2 4x1 2x1 Mengambil M3G1 3x1 1x1 kantong semen E2 2x1 M3P3 Meletakkan 3x1 3x1 kantong semen E2 2x1 No pada mesin packer Berdiri S30 30x1 (menunggu semen terisi penuh) Total Mods 2



2



3



4



Mods 9 2 4 2



Waktu (detik) 1,161 0,258 0,516 0,258



8



1,032



2



0,258



30



3,87



57



7,353



Mods 9 2 4 2



Waktu (detik) 1,161 0,258 0,516 0,258



6



0,774



2



0,258



30



3,87



55



7,095



Tabel 5.44 Waktu Standar Tiap Operator.



5.12.3 Perhitungan Allowance (Kelonggaran)



Tabel 5.43 Perhitungan Allowance (Kelonggaran) Untuk Operator. Faktor Interval Kelonggaran Kelonggaran (%) (%) A Tenaga yang dikeluarkan sangat ringan 6,0 - 7,5 7 B Sikap kerja 1,0 - 2,5 2,5 berdiri diatas dua kaki C Gerakan kerja 0 - 5,0 3 agak terbatas D Kelelahan mata 2,0 - 5,0 5 terus-menerus E Keadaan temperatur 0,0 - 5,0 5 temperatur tinggi F Keadaan atmosfer 5,0 - 10,0 10 kurang baik G Keadaan Lingkungan Siklus kerja 1,0 - 3,0 2 32 berulang Sub total Kebutuhan pribadi pria 0 - 2,5 2 Hambatan yang tak terhindarkan 2,5 Total kelonggaran 39 5.12.4 Perhitungan Waktu Standar (WS) a. Operator 1 Waktu normal (Wn)



= Total Mods x 0,129 detik



= 55 x 0,129 detik = 7,095 detik Waktu standar (Wb)



= Wn x (Wn+l) = 7,095 x (1+0,39) = 9,86 detik.



Operator Operator 1 Operator 2 Operator 3 Operator 4 Operator 5 Operator 6 Operator 7 Operator 8



Waktu Normal (detik) 7,10 7,22 7,22 7,48 7,22 7,10 7,35 7,10



Rata-rata waktu standar = £



Waktu Standar (detik) 9,86 10,04 10,04 10,40 10,04 9,86 10,22 9,86



9,86+10,04+10,04+10,40



+



8



= 10,04 detik.



5.12.5 Perbandingan Metode Kerja Aktual dengan Metode Kerja Usulan Tabel 5.45 Perbandingan Waktu Standar Metode Kerja Aktual dan Usulan Metode Kerja Metode Kerja Aktual Metode Kerja Usulan Waktu Standar 15,33 detik 10,04 detik Metode kerja yang diusulkan adalah dengan work elimination yaitu mengeliminasi gerakan berputar dan work simplification yaitu memindahkan fasilitas kerja sehingga berada dalam jangkauan tangan yang normal. Metode kerja usulan memberikan waktu standar lebih singkat dibandingkan waktu standar metode kerja aktual. Perbedaan waktu yang dihasilkan adalah 5,29 detik (34%) lebih cepat dan semen yang dihasilkan juga bertambah sehingga dengan perbaikan metode kerja diharapkan jam lembur dapat dikurangi.



Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan



WS Aktual (det) WS Usulan (det)



Oprt 1 Oprt 2 Oprt 3 Oprt 4 Oprt 5 Oprt 6 Oprt 7 Oprt 8 Operator Gambar 5.13 Perbandingan Waktu Standar Aktual dan Usulan Penerapan metode kerja usulan dilakukan selama 1 hari pengamatan dan dilakukan pengujian pada operator yang sama pada shift 1 dan 2, operator pada shift 1 menggunakan elemen gerakan aktual, dan pada shift 2 menggunakan elemen gerakan usulan. Perbandingan hasil produksi semen ditunjukkan pada Tabel 5.46.



Tabel 5.44 Waktu Standar Tiap Operator.



Tabel 5.46 Perbandingan Hasil Produksi Semen Operator Hasil (ton) Operator 1 shift 1 33,6 ton Operator 1 shift 2 50,4 ton



Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa operator dengan metode kerja usulan menghasilkan 16,8 ton semen lebih banyak atau meningkat sekitar 33% dibandingkan operator yang menerapkan metode kerja aktual. 5.12.6 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan Peta tangan kiri dan tangan kanan usulan mengacu pada gerakan usulan yang dilakukan operator.



Tabel 5.47 Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan PETA TANGAN KIRI DAN TANGAN KANAN



PEKERJAAN OPERATOR NOMOR PETA USULAN DIPETAKAN OLEH TANGGAL DIPETAKAN : PENGANTONGAN SEMEN : 1 : 09 : V : CUT ITA : 16JUNI2014



TANGAN KIRI Menyalakan mesin Menunggu Memegang kantong semen 1 Total



JARAK WAKTU (CM) (DET) 30 1,5 1,5 0



WAKTU (DET) 1,5 1,5



30



1



1



20



60



4



4



80



Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan dengan metode kerja usulan menghasilkan waktu rata-rata 4 detik. Kedua tangan operator memulai dan mengakhiri gerakan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini telah sesuai dengan prinsip ekonomi gerakan.



5.12.7 Penggunaan Anggota Tubuh Penggunaan anggota tubuh operator dengan metode kerja usulan secara umum adalah sama yaitu sekitar 28,6%. Gerakan tubuh usulan mengalami penghematan sebesar 35,7% dari 64,3% dengan metode kerja aktual. Penggunaan



anggota



JARAK TANGAN KANAN (CM) 20 Mengambil kantong semen 1 40 Meletakkan kantong semen 1 pada mesin packer



tubuh



operator



pengantongan semen dengan metode kerja usulan ditunjukkan pada tabel 5.48.



Mengambil kantong semen berikutnya



Tabel 5.48 Bagian Tubuh yang Digunakan Untuk Melakukan Pekerjaan No Bagian Tubuh 1 Leher bagian atas 2 Leher bagian bawah 3 Bahu Kiri 4 Bahu Kanan 5 Lengan Atas Kiri 6 Pinggang 7 Lengan Atas Kanan 8 Punggung 9 Bokong 10 Pantat 11 Siku Kiri 12 Siku Kanan 13 Lengan Bawah Kiri Lengan Bawah 14 Kanan 15 Pergelangan T. Kiri Pergelangan T. 16 Kanan 17 Tangan Kiri 18 Tangan Kanan 19 Paha Kiri 20 Paha Kanan 21 Lutut Kiri 22 Lutut Kanan 23 Betis Kiri 24 Betis Kanan 25 Pergelangan K. Kiri Pergelangan K. 26 Kanan 27 Kaki Kiri 28 Kaki Kanan Total Persen Penggunaan



Op.1



Op.2



Op.3



Op.4



Op.5



Op.6



Op.7 Op.8



V V



V



V



V



V



V



V V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V



V V V V V



V V



V V



V V



V V



V V



V



V V



V V V



V V V



V V V



V V V



V V V



V V V



V V V



V V V



8 28,6



8 28,6



8 28,6



8 28,6



8 28,6



8 28,6



8 28,6



8 28,6



5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan



Peta pekerja dan mesin usulan dan ditunjukkan pada tabel 5.49. _________________Tabel 5.49 Peta Pekerja dan Mesin Usulan. PETA PEKERJA DAN MESIN



5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan



PEKERJAAN OPERATOR NAMA MESIN USULAN DIPETAKAN OLEH



: PENGANTONGAN SEMEN : 1 : PACKER :V : CUT ITA



5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan



TANGGAL DIPETAKAN : 29 APRIL 2014



5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin Mengambil dan membawa zak semen Meletakkan zak semen pada spout mesin packer



WAKTU (DTK) 21



MESIN MESIN PACKER WAKTU Mesin menyala (DTK) 1,5



1



4 Menunggu zak semen penuh__________________



4



Mesin 2,5



menunggu



5.12.8 Peta Pekerja dan Mesin Usulan



Pekerja Mesin Waktu Menganggur (dtk) 4 4 Waktu Kerja (dtk) 4 4 Waktu Total (dtk) 8 8 Persen Produktif 50 50 Tabel 5.49 menunjukkan bahwa metode kerja usulan dapat mengurangi waktu pengantongan semen dari 11 detik menjadi 8 detik. Waktu menganggur pada mesin juga berkurang menjadi 4 detik. Peta pekerja dan mesin usulan menunjukkan persen produktif untuk operator dan mesin adalah sama yaitu 50%. Hal ini menunjukkan keseimbangan antara operator dan mesin. KESIMPULAN DAN SARAN



6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah setelah melalui proses analisis komponen-komponen sistem kerja yaitu manusia, mesin, material dan lingkungan kerja diperoleh hasil bahwa: a.



Penyebab



menurunnya



produktivitas



adalah



pada



komponen



manusia



terutama pada metode kerja. b.



Rancangan



perbaikan



metode



kerja



dilakukan



sesuai



dengan



prinsip



ekonomi gerakan yaitu work elimination dengan mengeliminasi gerakan kerja berputar dan berjalan, dan work simplification dengan memindahkan fasilitas kerja agar berada dalam jangkauan tangan yang normal. c.



Rancangan perbaikan metode kerja dapat mereduksi waktu siklus dari 10,836 detik berkurang sebesar 3,741 detik (34%) menjadi 7,095 detik dan mereduksi waktu standar yang semula 15,06 detik berkurang sebesar 5,2 detik menjadi 9,86 detik.



d.



Perbandingan jumlah produksi semen menggunakan metode kerja aktual dan usulan adalah operator yang menerapkan metode kerja usulan dapat menghasilkan 16,8 ton/shift lebih banyak dibandingkan operator yang menerapkan metode kerja aktual.



6.2 Saran



Saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1.



Penerapan perbaikan terhadap metode kerja agar pengerjaan pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan benar.



2.



Penetapan waktu standar dalam proses pengantongan semen.



3.



Perusahaan



memberikan



pelatihan



mentalitas,



pelatihan



keahlian



dan



motivasi kepada para operator. 4.



Perusahaan memberikan penghargaan kepada operator yang berprestasi.



5.



Perusahaan lebih memperhatikan kondisi lingkungan kerj a khususnya pada kadar debu.



6.



Perusahaan menyediakan dan mewajibkan karyawan menggunakan alat pelindung diri sesuai standar safety dalam bekerja.



7.



Perusahaan perlu membentuk tim implementor untuk mengaplikasikan rancangan usulan dan perlu adanya evaluasi secara bertahap terhadap implementasi rancangan perbaikan tersebut.



DAFTAR PUSTAKA



Aft, Lawrence S. Work Measurement and Methods Improvement. Willey. NewYork. 2000. Asosiasi Semen Indonesia (ASI): Peningkatan Kebutuhan Semen [online]. Diunduh pada bulan Januari 2014, tersedia di: http://ngsuyasa.wordpress.com/ kebutuhan-semen-secara-nasional. Board of Certification for Professional Ergonomics (BCPE): Definition of Work Environment [online]. Diunduh pada bulan Januari 2014, tersedia di: http://www.bcpe.org. Dwi Laksono, Taufik. Metode Kerja dan Produktivitas Tukang Batu Pada Pekerjaan Plesteran. Teodolita Vol.12, No.1., Juni 2010:1-12. Huda, Listiani Nurul. Usulan Rancangan Alat Bantu dan Perbaikan Metode Kerja untukMengurangi Keluhan MusculoskletalDisorders. Prosiding Seminar Ilmiah Dies Natalis USU ke-60, Medan, 10 Juli 2012:62-68 ISNN 2088-8244. International MODAPTS Association, Inc. Kalamazoo, http://www.modapts.org/bylaws.htm, 25.05.2012.



MI



:



MODAPTS



Maryati, Sri, dkk. Perbaikan Metode Kerja di Bagian Pelintingan Rokok dengan Menggunakan Studi Gerak dan Waktu. Jurnal Teknik IndustricVol.5 N0.2:95105. 2012. Muhundhan,M. Ergonomy for Productivity. Indian Textile Journal.May 2013 Vol.123 N0.8:57-66. Meyers, Fred E. Motion and Time Study For Lean Manufacturing Handbook. Prentice Hall. USA. 2002. Meo, Sultan Ayoub, dkk. Effect of Duration of Exposure to Cement Dust on Respiratory Function of Cement Mill Workers. IJERPH. Januari 2013. Vol.10 No.1. 390:398. Nurmianto, E. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2008. Riduan, Ahmand. Penulisan Sumber Kutipan dan Daftar Pustaka.[online]. Diunduh pada bulan Juni 2014, tersedia di: http://www.academia.edu/Penulisan Sumber Kutipan Dan Daftar Pustaka.



Republik Indonesia. 2002. Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Persyaratan Lingkungan kerja Industri, Kementrian Kesehatan. Jakarta. Republik Indonesia 2002. Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta. Republik Indonesia. 2004. Keputusan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.102 Tahun 2004 tentang Lembur dan Upah Lembur. Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Jakarta. Sabaric, Irena, dkk. Application of the MODAPTS Method with inovative Solutions in the Warping Process. Fibres & Textiles in Eastern Europe 2013; 21, 4(100): 55-59. Sinulingga, Sukaria. Metode Penelitian. Medan. USU Press. 2012. Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmadja, J, H, 2006, Teknik Perancangan Sistem Kerja, Penerbit ITB, Bandung. Shafeek, Hani. Maintenance Practices in Cement Industry. Asian Transactions on Engineering Vol.1 No.6 Jan 2012:1-9. Tarwaka., Bakri, S, H., dan Sudiajeng, L, 2004, Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, Penerbit Universitas Udayana, Bali. V Shinde, Gurunath, dkk. Ergonomic Analysys of an Assembly Workstation to identify Time Consuming and Fatique Causing Factors Using Application of Motion Study. IJET. Vol.4 Aug-Sept 2012:220-227. Wignjosoebroto, Sritomo. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2008. Peta Pekerja dan Mesin Operator A PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN NAMA MESIN NAMA OPERATOR SEKARANG



: PENGANTONGAN SEMEN : PACKER : OPERATOR A USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA TANGGAL



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin



Waktu (dtk) 1



Berputar



0,5



Berjalan ke arah meja



1,5



Mengambil dan membawa zak semen 1 Berputar



0,5



Berje|ak ke arah mesin pa cker



1,5



packer



1



Menunggu zak semen penuh



4



Waktu Menganggur Waktu Kerja Waktu Total Persen Penggunaan



: 28 APRIL 2014 MESIN MESIN PACKER Waktu (dtk) Mesin menyala 1



Mesin menunggu



_



6



___ Mesin bekerja



Pekerja



Mesin



4 7 11 64



6 5 11 45



4



Peta Pekerja dan Mesin Operator B



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN NAMA MESIN NAMA OPERATOR SEKARANG



: PENGANTONGAN SEMEN : PACKER : OPERATOR B USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA TANGGAL



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin



Waktu (dtk) 1,5



Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1



Mengambil dan membawa zak semen



1



Berputar



: 28 APRIL 2014 MESIN MESIN PACKER Waktu (dtk) Mesin menyala 1,5



_



Mesin menunggu



5,5



Mesin bekerja



4



0,5



Berje|ak ke arah mesin pa cker



1



packer



1



Menunggu zak semen penuh



4



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN Pekerja Mesin NAMA MESIN : PACKER Waktu Menganggur 4 5,5 NAMA OPERATOR : OPERATOR C Waktu Kerja 7 5,5 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA Waktu Total 11 11 TANGGAL Persen Penggunaan 64 50: 28 APRIL 2014 PEKERJA MESIN OPERATOR Waktu (dtk) MESIN PACKER Waktu (dtk) Menyalakan mesin 1,5 Mesin menyala 1,5 Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1,5



_



Mengambil dan membawa zak semen 1 Berputar



0,5



EMerj^^n ke arah mesin pa cker



1,5



packer



1



Menunggu zak semen penuh



4



Waktu Menganggur Waktu Kerja Waktu Total Persen Penggunaan



Mesin menunggu



6,5



Mesin bekerja



4



Pekerja



Mesin



4 7 12 58



6,5 5,5 12 46



Peta Pekerja dan Mesin Operator B



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN NAMA MESIN NAMA OPERATOR SEKARANG



: PENGANTONGAN SEMEN : PACKER : OPERATOR D USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA TANGGAL



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin



Waktu (dtk) 1,5



Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1,5



Mengambil dan membawa zak semen 1 Berputar



0,5



BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea cskpeorut mesin packer



1,5



Menunggu zak semen penuh



4



: 29 APRIL 2014 MESIN MESIN PACKER Waktu (dtk) Mesin menyala 1,5



_



Mesin menunggu



6,5



Mesin bekerja



4



1



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN Pekerja Mesin NAMA MESIN : PACKER Waktu Menganggur 4 5,5 NAMA OPERATOR : OPERATOR E Waktu Kerja 8 6,5 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA Waktu Total 12 12 TANGGAL Persen Penggunaan 67 54: 28 APRIL 2014 PEKERJA MESIN OPERATOR Waktu (dtk) MESIN PACKER Waktu (dtk) Menyalakan mesin 1,5 Mesin menyala 1,5 Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1,5



_



Mengambil dan membawa zak semen 1 Berputar



0,5



BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea cskpeorut mesin packer



1,5



Menunggu zak semen penuh



4



Waktu Menganggur Waktu Kerja Waktu Total Persen Penggunaan



Mesin menunggu



6,5



Mesin bekerja



4



1



Pekerja



Mesin



4 8 12 67



5,5 6,5 12 54



Peta Pekerja dan Mesin Operator B



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN NAMA MESIN NAMA OPERATOR SEKARANG



: PENGANTONGAN SEMEN : PACKER : OPERATOR F USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA TANGGAL



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin



Waktu (dtk) 1,5



Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1



Mengambil dan membawa zak semen



1



Berputar



: 29 APRIL 2014 MESIN MESIN PACKER Waktu (dtk) Mesin menyala 1,5



_



Mesin menunggu



5,5



Mesin bekerja



4



0,5



BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea cskpeorut mesin packer



1



Menunggu zak semen penuh



4



1



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN : PENGANTONGAN SEMEN Pekerja Mesin NAMA MESIN : PACKER Waktu Menganggur 4 5,5 NAMA OPERATOR : OPERATOR G Waktu Kerja 7 5,5 SEKARANG USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA Waktu Total 11 11 TANGGAL Persen Penggunaan 64 50: 28 APRIL 2014 PEKERJA MESIN OPERATOR Waktu (dtk) MESIN PACKER Waktu (dtk) Menyalakan mesin 1,5 Mesin menyala 1,5 Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1,5



_



Mengambil dan membawa zak semen 1 Berputar



0,5



BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea cskpeorut mesin packer



1,5



Menunggu zak semen penuh



4



Waktu Menganggur Waktu Kerja Waktu Total Persen Penggunaan



Mesin menunggu



6,5



Mesin bekerja



4



1



Pekerja



Mesin



4 8 12 67



5,5 6,5 12 54



Peta Pekerja dan Mesin Operator B



PETA PEKERJA DAN MESIN PEKERJAAN NAMA MESIN NAMA OPERATOR SEKARANG



: PENGANTONGAN SEMEN : PACKER : OPERATOR H USULAN DIPETAKAN OLEH : CUT ITA TANGGAL



PEKERJA OPERATOR Menyalakan mesin



Waktu (dtk) 1,5



Berputar



1



Berjalan ke arah meja



1



Mengambil dan membawa zak semen



1



Berputar



: 29 APRIL 2014 MESIN MESIN PACKER Waktu (dtk) Mesin menyala 1,5



_



Mesin menunggu



5,5



Mesin bekerja



4



0,5



BMeerjlaeltankkkaen azraakhsmemesein kpea cskpeorut mesin packer



1



Menunggu zak semen penuh



4



Waktu Menganggur Waktu Kerja Waktu Total Persen Penggunaan



1



Pekerja



Mesin



4 7 11 64



5,5 5,5 11 50