The Pursuit of Conceptual Framework [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SCC 2 THE PURSUIT OF CONCEPTUAL FRAMEWORK Conceptual framework adalah sebuah kerangka yang menetapkan konsep-konsep yang mendasari laporan keuangan. Conceptual framework adalah suatu sistem yang logis yang mengalir dari suatu obyek tertentu. Di mana obyek tersebut mengidentifikasi tujuan dari laporan keuangan. Conceptual framework adalah sebuah kerangka yang menetapkan konsep-konsep yang mendasari laporan keuangan. Conceptual framework adalah suatu sistem yang logis yang mengalir dari suatu obyek tertentu. Di mana obyek tersebut mengidentifikasi tujuan dari laporan keuangan. A. Pengertian Conseptual Framework Conceptual framework adalah sebuah kerangka yang menetapkan konsep-konsep yang mendasari laporan keuangan. Conceptual framework adalah suatu sistem yang logis yang mengalir dari suatu obyek tertentu. Di mana obyek tersebut mengidentifikasi tujuan dari laporan keuangan. B. Mengapa Conceptual Framework Dibutuhkan? Conceptual framework akan sangat berguna dalam terbentuknya suatu keputusan yang sesuai dengan aturan dan konsep yang terbentuk sebelumnya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan. Melanjutkan pernyataan di atas. Conceptual Framework sangat dibutuhkan dalam Akuntansi karena memungkinkan Standar Akuntansi Internasional (IASB) menerbitkan suatu pernyataan yang lebih berguna dan konsisten dari waktu ke waktu, dan dapat menetapkan standar akan suatu hasil dari Akuntansi yang harus logis. C. Perkembangan dari Conceptual Framework Perkembangan dari Conceptual Framework saat ini adalah menyatukan IASB dan FASB pada suatu proyek bersama dalam mengembangkan suatu kerangka konseptual umum yang dapat memberikan sebuah landasan dalam pengembangan standar akuntansi di masa depan. Sebelumnya IASB dan FASB memiliki masing-masing Conceptual Framework. Conceptual Framework dijelaskan dalam sebuah dokumen, Framework for Preparation and Presentation of Financial Statement. Sedangkan Conceptual Framework FASB dikembangkan dari serangkaian konsep pelaporan yang umumnya disebut sebagai Conceptual Framework. D. Conceptual Framework  Kebutuhan Menjadi acuan pembuatan standar akuntansi keuangan agar standar tersebut dapat lebih berguna, koheren dan konsisten sepanjang waktu. Membantu akuntan untuk dengan cepat mengatasi masalah dengan mengacu pada conceptual framework.







Memberikan informasi yang Berguna untuk keputusan investasi dan kredit Dapat membantu investor dan kreditor untuk menilai prospek arus kas di masa mendatang Menggambarkan sumber daya ekonomis, klaim atas sumber daya tersebut dan perubahannya



E. Bagan Conseptual Framework



Terdapat tiga level dari Conseptual Framework, yaitu : 1. Level Pertama : Dasar tujuan Tujuan dari pelaporan keuangan adalah dasar dari sebuah kerangka kerja (framework). Di mana tujuan dari pelaporan keuangan adalah tentang suatu entitas yang berguna para investor, pemberi pinjaman, dan kreditur lainnya



dalam membuat keputusan dalam kapasitas mereka sebagai penyedia modal. Caranya adalah dengan menyediakan dan menerbitkan tujuan umum dari laporan keuangan tersebut dengan asumsi bahwa, pengguna memiliki pengetahuan yang wajar dalam akuntansi dan bisnis untuk memahami pentingnya suatu informasi keuangan. 2. Level Kedua : Konsep-konsep dasar Terdiri dari dua bahasan pokok utama: a. Qualitative Characteristics of Accounting IASB mengidentifikasikan bahwa karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi untuk membedakan mana yang lebih baik (lebih bermanfaat) suatu informasi dengan mana yang kurang baik (kurang bermanfaat) suatu informasi untuk pengambilan keputusan dalam suatu tujuan. Selain itu, IASB juga mengidentifikasikan kendala tertentu ( biaya dan bahan ) sebagai bagian dari suatu Conceptual Framework. Qualitative Characteristics of Accounting Information terdiri dari: - Fundamental Quality - Relevance



Relevan adalah salah satu dari dua fundamental quality yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Untuk menjadi relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam keputusan. Informasi dengan tidak ada alasan yang kuat pada keputusan adalah tidak relevan. Informasi keuangan mampu membuat perbedaan ketika memiliki predictive value, confirmatory value, atau kedua-duanya. o Nilai prediksi yaitu jika informasi tersebut dapat membuat prediksi tentang hasil akhir dari suatu kejadian masa lalu, masa kini dan masa depan o Nilai konfirmasi yaitu nilai yang membenarkan harapan kita diawal sehingga membuat perbedaan. -



Fundamental Quality - Faithful Representation



Faithful representation adalah fundamental quality kedua yang membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan. Faithful representation berarti bahwa angka dan deskripsi sesuai dengan apa yang benar-benar ada atau terjadi. Untuk menjadi Faithful representation suatu informasi yang disajikan harus lengkap, netral, dan bebas dari kesalahan. o Complete(lengkap). Berarti bahwa semua informasi yang diperlukan untuk faithful representation telah disediakan dalam suatu laporan keuangan. o Neutral (netral). Berarti bahwa perusahaan tidak dapat memilih informasi untuk mendukung satu pihak tertentu dari pihak yang berkepentingan atas pihak yang lain. o Free from error (bebas dari kesalahan). Berarti bahwa suatu informasi yang disajikan harus bebas dari kesalahan. -



Enhancing Qualities Merupakan pelengkap dari kualitas primer. Kualitas sekunder terdiri dari komparabilitas, daya uji, tepat waktu, kemampuan memahami. 1. Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas akan memungkinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam fenomena ekonomi karena perbedaan rill dan persamaan tersebut tidak dikaburkan oleh pemakai metode akuntansi yang tidak dapat diperbandingkan. 2. Verifiability (daya uji) ditunjukkan ketika pengukurpengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. 3. Timeliness (tepat waktu), jadi informasi harus tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil. 4. Understandability (kemampuan memahami), adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikan dari informasi tersebut.



b. Information Basic Elements Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan dengan posisikeuangan, meliputi: 1. Asset



Manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksitransaksi atau kejadian-kejadian masa lalu. 2. Liabilities Pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. 3. Equity Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan pemilik. Elemen-elemen yang secara langsung berkenaan denganpengukuran kinerja, meliputi : 1. Income Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau peningkatan kewajiban (atau keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitasaktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. 2. Expense Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyedia jasa, atau aktivitasaktivitas lain yang merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. 3. Level Ketiga : Konsep pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan Level ketiga terdiri dari konsep-konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini, menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi. Level ketiga terdiri dari : a. Asumsi-asumsi dasar o Asumsi Entitas Ekonomi Asumsi entitas mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi deng unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya atau dengan setiap unit bisnis lainnya. o Asumsi Kelangsungan Hidup Maksudnya adalah bahwa perusahaan bisnis diasumsikan akan memiliki umur yang panjang. Walaupun perusahaan seng mengalami kegagalan bisnis, atau akuntan tidak percaya perusahaan akan hidup selamanya tetapi mereka harus



mengasumsikan perusahaan hidup lama untuk memenuhi tujuan dan komitmen mereka. o Asumsi Unit Moneter Asumsi unit moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia, secara universal, dapat dipahami, dan berguna. o Asumsi periodisitas Asumsi periodisitas menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode waktu artifisial. Artinya informasi harus dilaporkan secara periodik, Periode waktu tersebut bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan, kuartal, dan tahunan. Semakin lama periode waktu semakin akurat informasi tersebut. b. Prinsip-prinsip dasar akuntansi 1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle) Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. 2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle) Prinsip ini menyangkut cara penentuan pendapatan berkala, yang dapat memenuhi kebutuhan untuk penyusunan laporan keuangan yang tepat pada waktunya. 3. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle) Untuk menyusun laporan keuangan periodik pendapatan yang diperoleh atau terjadi dalam periode akuntansi tertentu harus dipertemukan secara layak dengan biayabiaya yang terjadi dalam periode akuntansi yang sama. 4. Prinsip pengungkapan penuh (Full Disclosure Principle) Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. c. Kendala-kendala Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya menjadi berguna, ada dua kendala yang harus diperhitungkan yaitu biaya-manfaat dan materialitas. o Hubungan Biaya-Manfaat Hubungan biaya manfaat artinya bahwa besarnya manfaat yang didapat harus melebihi biaya yang dikeluarkan. o Materialitas Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Karena itu, tidaklah meterial dan juga tidak relevan jika pencantuman atau pengabaian suatu item tidak memiliki dampak terhadap pengambilan keputusan.



GHTHH 4



1. Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit 2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang berguna 3. Elemen laporan keuangan 4. Kriteria pengakuan dan pengukuran unsur-unsur 5. Penggunaan arus kas dan informasi nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi Sedangkan Komite Standar Akuntansi Internasional



(IASC) menyatakan bahwa Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan seharusnya: 1. Mendefinisikan tujuan laporan keuangan 2. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna 3. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep dasar pengakuan dan



pengukuran dalam laporan keuangan. Kerangka kerja ini mengakui bahwa berbagai pengukuran digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya saat ini, nilai realisasi bersih, dan nilai sekarang) tetapi tidak termasuk prinsip pemilihan dasar pengukuran. IAS8, paragraf 10, mensyaratkan bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau penafsiran yang



secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, manajemen harus menggunakan penilaian dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang: 1. Relevan dengan pengambilan keputusan ekonomi kebutuhan pengguna; dan 2. Andal, bahwa laporan keuangan harus:



a. Mewakili posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang sesungguhnya b. Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa lain dan kondisi, dan bukan hanya bentuk hukum c. Netral, yaitu bebas dari dugaan d. Prudent e. Lengkap dalam semua hal yang material IAS 8, ayat 11, menyediakan 'hierarki' dari pernyataan



akuntansi. Dikatakan bahwa dalam membuat keputusan yang diperlukan dalam ayat 10: “Manajemen mengacu pada, dan mempertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut dalam urutan sebagai berikut: 1. Persyaratan dan bimbingan dalam standar dan interpretasi terkait masalah yang sama; dan 2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan



beban dalam rangka.” 1. Tujuan pelaporan keuangan oleh perusahaan bisnis dan organisasi non-profit 2. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi yang berguna 3. Elemen laporan keuangan 4. Kriteria pengakuan dan pengukuran unsur-unsur 5. Penggunaan arus kas dan informasi nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi Sedangkan Komite Standar Akuntansi Internasional



(IASC) menyatakan bahwa Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan seharusnya: 1. Mendefinisikan tujuan laporan keuangan 2. Mengidentifikasi karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna 3. Mendefinisikan elemen dasar laporan keuangan dan konsep dasar pengakuan dan



pengukuran dalam laporan keuangan. Kerangka kerja ini mengakui bahwa berbagai pengukuran digunakan dalam laporan keuangan (misalnya, biaya historis, biaya saat ini, nilai realisasi bersih, dan nilai sekarang) tetapi tidak termasuk prinsip pemilihan dasar pengukuran. IAS8, paragraf 10, mensyaratkan bahwa dalam ketiadaan standar IASB atau penafsiran yang



secara spesifik berlaku untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya, manajemen harus menggunakan penilaian dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang: 1. Relevan dengan pengambilan keputusan ekonomi kebutuhan pengguna; dan 2. Andal, bahwa laporan keuangan harus:



a. Mewakili posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang sesungguhnya b. Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa lain dan kondisi, dan bukan hanya bentuk hukum c. Netral, yaitu bebas dari dugaan d. Prudent e. Lengkap dalam semua hal yang material IAS 8, ayat 11, menyediakan 'hierarki' dari pernyataan



akuntansi. Dikatakan bahwa dalam membuat keputusan yang diperlukan dalam ayat 10: “Manajemen mengacu pada, dan mempertimbangkan penerapan sumber-sumber berikut dalam urutan sebagai berikut: 1. Persyaratan dan bimbingan dalam standar dan interpretasi terkait masalah yang sama; dan 2. Definisi, kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, pendapatan dan



beban dalam rangka.” PENGERTIAN Menurut FASB: “a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and reporting”. Kerangka konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Dalam buku Accounting Theory, Godfrey (2010): Kerangka kerja konseptual dideskripsikan sebagai sebuah konstitusi, sistem yang koheren dari objekobjek yang saling berhubungan dan mendasar yang menuju kepada standar yang konsisten dan menentukan sifat dasar,fungsi batas dari akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Dasar-dasar ini mendasari konsep akuntansi, konsep yang menjadi petunjuk dan prinsip bagi transaksi-transaksi akuntansi, pengukuran transaksi-transaksi tersebut untuk sekelompok pengguna akuntansi. PERANAN Kerangka kerja konseptual berguna sebagai pengatur aturan dalam pengembangan standar-standar akuntansi dengan landasan yang umum dan mendasar. Adapun kebutuhan akan kerangka kerja konseptual, dapat diuraikan antara lain:



1. Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. 2. Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada. Terkait manfaat kerangka kerja konseptual, Australia Setter Standard merangkumnya sebagai berikut:



1. Persyaratan pelaporan akan lebih konsisten dan logis; 2. Menghindari persyaratan pelaporan akan menjadi lebih sulit karena adanya kesragaman ketentuan; 3. Pihak yang menetapkan persyaratan akan lebih akuntabel terkait kebijakan yang mereka tetapkan, karena latar belakang dari penetapan persyaratan tersebut menjadi lebih terbuka, karena adanya beberapa kesepakatan yang juga tercakup didalamnya; 4. Kebutuhan akan standar akuntansi khhusus akan dikurangi, hal ini untuk mengurangi over regulasi; 5. Pihak penyusun dan auditor akan lebih memahami persyaratan pelaporan keuangan yang mereka hadapi;



6. Pengaturan persyaratan akan lebih ekonomis, karena masalahmasalah tidak harus diperdebatkan dari berbagai sudut pandang. TUJUAN Tujuan dari pelaporan keuangan menurut SFAC No. 1 (Statement of Financial Accounting Concepts) secara lebih terperinci:



1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan



2. 3. 4. 5.



6. 7.



pemakai lainnya dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional. Informasi tersebut harus bersifat comprehensive bagi mereka yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomi dan memiliki kemauan untuk memelajari informasi dengan cara yang rasional. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan perusahaan. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan dan klaim terhadap sumber-sumber tersebut. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha (performan keuangan) selama satu periode. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, pinjaman dan pengembaliannya, transaksi modal, dividen dan ekuitas lainnya dan faktor yang mempengaruhi likuiditas perusahan. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen mempertanggungjawabkan kepada pemilik atas pemakaian sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi manajer dan direktur sesuai kepentingan pemilik.



KUALITAS INFORMASI (DALAM LAPORAN KEUANGAN) Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas tersebut. Kualitas Primer, antara lain:



1. Relevansi (relevance) Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil, jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi  yang relevan harus memiliki nilai umpan balik (feedback value), yakni mampu membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.



Selain itu kualitas relevan juga harus mempunyai substansi tepat waktu (timeliness). Informasi harus disajikan kepada para pemakai sebelum informasi itu kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. 2. Keandalan (reliability) Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi,  netral, disajikan secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan sangat diperlukan bagi individuindividu pemakai yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. o Daya Uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. o Ketepatan penyajian (representational faithfulness) angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi. o Netralitas (neutrality) informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias Kualitas Sekunder, antara lain:



1. Keberdayabandingan (comparability) Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan ukuran tertentu. 2. Konsistensi (consistency) Sebuah entitas  dikatakan konsisten dalam menggunakan standar akuntansi apabila  mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi) yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode. KENDALA Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi seperti yang telah dijelaskan, yaitu:



1. Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness) Untuk menghasilkan informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah. 2. Tingkat Materialitas (materiality)



Berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan suatu item material atau tidak. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian dari lingkungan pelaporan adalah:



1. Praktik industri (industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri  dan perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar. 2. Konservatisme (conservatism) Berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi. PERKEMBANGAN Perkembangan dari kerangka kerja konseptual dipengaruhi oleh dua isu yakni pengaturan standar dengan pendekatan:



1. Berbasis Prinsip (Principles-Based)   Standar berdasar prinsip – prinsip akuntansi   Baku dan berlaku umum   Prinsip adalah keyakinan yang kuat dan tidak dapat diubah   Dampaknya harus membuat estimasi misalnya : Jika terjadi banjir maka rumahnya akan digenangi sehingga harus pindah rumah ( mengungsi ) 2. Berbasis Aturan (Rule-Based)   Standar berdasar aturan/ persyaratan rinci   Lingkupnya hanya untuk kelompok tertentu dimana akuntansi dilaksanakan   Konsisten   Akurat (siapapun yang mengukur hasilnya sama sehingga informasinya netral )   Ada adjusment karena lingkungan para stakeholdernya berbeda – beda   Dipengaruhi politik ( pihak yang dominan seperti pada teori Private Interst ) Contoh Principle based : IFRS termasuk principle karena digunakan semua negara (standarnya berlaku secara internasional)



Contoh Rules Based : seperti PSAK di Indonesia atau USGAAP di Amerika KRITIK Kerangka konseptual dikritik karena masih ditemukan masalah pada pendefinisian dan pengukuran. Di dalam pengukuran masih ada hal yang tidak jelas seperti persediaan yang diukur berdasarkan beberapa metode, atau IFRS yang menyarankan pengukuran berdasarkan current cost bukan historical cost.



1. Masalah interpretasi : beberapa metode menghasilkan hasil yang berbeda-beda. 2. Hanya tergantung pada pengamatan yang terjadi/tidak disusun secara terstruktur sehingga tidak memenuhi standar 3. Kelemahan rule-based antara lain : o Dipengaruhi kelompok dominan (sesuai dengan lingkungan dimana kelompok itu berada) sehingga standarnya tidak berlaku umum. o Kelemahan dalam pendefinisian yaitu pendefinisian elemen– elemen tertentu yang sulit ditentukan kepastiannya. KERANGKA KERJA KONSEPTUAL UNTUK STANDAR AUDIT Praktek akuntansi harus dilaksanakan mengacu pada Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum. Berlaku Umum mempunyai makna bahwa laporan keuangan suatu perusahaan bisa dimengerti oleh siapapun dengan latar belakang apapun termasuk pihak auditor. Dalam hal ini Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 paragraf 9 dan 10 menyatakan bahwa laporan keuangan yang dibuat berdasarkan standar akuntansi tetap bisa memenuhi kebutuhan semua pengguna yang meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor lainnya, pemerintah serta lembaga – lembaganya, dan masyarakat.