Tiara Sekar Ayu - Osiloskop - Laprak Akhir. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN AKHIR : 27 MEI 2021



PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 SEMESTER 114



OSILOSKOP



NAMA PRAKTIKAN : TIARA SEKAR AYU NO. REG PRAKTIKAN : 1302620047



Nilai Laporan Awal



Nilai Laporan Akhir



Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2021



Nilai Akhir



A. TUJUAN 1. Mengetahui fungsi osiloskop. 2. Memahami prinsip kerja osiloskop, 3. Merancang dan menerangkan terjadinya pola Lissayous, 4. Menghitung frekuensi suatu sumber tegangan denan menggunakan pola Lissayous. 5. Mengetahui pengertian amplitudo & periode gelombang



B. ALAT DAN BAHAN 1. Osiloskop, 2. Dua buah generator, 3. Sumber tegangan AC (Transformator), 4. Sumber tegangan DC (Baterai atau power supply DC), 5. Multimeter, 6. Satu set kabel penghubung, 7. Kertas Milimeter.



C. TEORI DASAR Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, disingkat CRO) merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Dengan menggunakan osiloskop ini harga suatu besaran dapat dilihat setiap saat sepanjang waktu berjalan terus. Dengan mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik terang yang ditimbulkan oleh berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan normalnya, maka besarnya signal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini sama halnya jarum penunjuk pada voltmeter. Simpangan/pergeseran bintik terang dibuat ke arah vertikal sedangkan pergeseran mendatar sebanding dengan laju pertambahan waktu. Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara itu, simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Dengan peneraan ini menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih penting dapat digunakan sebagai alat ukur



parameter-parameter pada signal antara lain: selang waktu (time duration), periode ayunan maksimum, amplitudo, fase, frekuensi dan sebagainya. Dengan melepas tegangan lejang (sweep voltage) yaitu tegangan yang menjulur atau melejang bintik terang menjadi garis lurus, maka simpangan dapat diberikan dari luar atau sebagai input kedua. Dalam hal ini ada dua signal yang saling tegak lurus dalam waktu sama. Dengan demikian hubungan kedua signal dapat diperlihatkan langsung sebagai fungsi waktu. Jika kedua signal tersebut adalah input dan output suatu sistem, atau satuan kerja elektronis, maka gambar yang tampak pada layar memperlihatkan watak sistem/satuan kerja tersebut. Perlu diketahui bahwa pada enjuluran bintik terang menjadi garis lurus, pada dasarnya merupakan pergerakan berkas elektron dengan cepat dan terus-menerus ke arah kanan. Osiloskop pada dasarnya mempunyai 5 komponen utama yaitu: 1. Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT) 2. Penguat simpangan Y (Y amplifier) 3. Penguar simpangan X (X amplifier) 4. Pembangkit tegangan basis waktu (Time based generator) 5. Pengatur berkas (Beam control)



Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT) CRT berbentuk seperti corong (funnel) dengan ujung kanan datar dan tampak sebagai layar untuk gambar yang ditampilkan (lihat gambar 1). Sisi bagian dalam layar dilapisi zar pendar (fluoresence) yang mengeluarkan sinar bila dikenai elektron. Pada leher tabung



terdapat sejumlah elektroda yang dapat mempengaruhi gerak elektron sebelum mencapai layar. Elektroda paling kiri disebut senapan elektron (electron gun) yang dapat melontarkan elektron ke kanan dalam berkas yang sempit. Senapan elektron tersebut terdiri dari katoda K sebagai silinder sumber elektron, dan kisi Wehnelt W yang berbentuk silinder untuk pengatur intensitas arus elektron. Elektron-elektron dipercepat dan diarahkan oleh sejumlah anoda, A1 s/d A4, yang memberikan medan listrik agar elektron melintasi ruang diantara lempengan simpangan datar, D1 dan D2. Sedangkan anoda utama A5 yang diberi tegangan tinggi (ribuan volt) digunakan agar elektron mempunyai energi gerak yang cukup tinggi, sehingga pada saat mengenai layar pendar, akan menghasilkan bintik terang dengan intensitas tinggi. Penguat simpangan Y (Y amplifier) Penguat ini berguna untuk memperbesar signal input untuk mempertinggi kepekaan CRO. Kepekaan ini dinyatakan dalam Mv/skala. CRO dengan kepekaan 20 mV/skala dengan jarak antara garis-garis skala = 6 mm, mempunyai arti bahwa pada kepekaan input paling tinggi (tegangan input 20mV) menghasilkan simpangan di layar sejauh 6 mm. Dengan mengubahubah kepekaan input, maka daerah pengukuran dapat diperluas beberapa ratus volt sesuai keperluan. Penguat simpangan X (X amplifier) Penguat ini digunakan untuk memperkuat simpangan mendatar (horizontal), pada saat osiloskop diberi kedudukan untuk menerima/menampilkan sinyal dari luar pada simpangan horizontalnya. Penguat simpangan X ini mempunyai gain yang kecil dibandingkan dengan penguat simpangan Y, sehingga penguat ini mempunyai kepekaan yang lebih rendah. Disamping mengubah harga skala horisontal pada kedudukan terhubung dengan basis waktu, penguat simpangan ini dapat mengatur kelajuan basis waktu tersebut atau sebagai pengatur laju lejang. Dengan kata lain, skala waktu dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan. Dalam praktek, hal ini berguna untuk membuat gambar input yang berupa sinyal-sinyal periode menjadi ebih stabil dan sebagai pengatur sinkronisasi. Sama halnya dengan penguat simpangan Y, penguat simpangan X mempunyai pengatur posisi kiri-kanan. Fungsi dari



pengatur-pengatur tersebut (posisi horisontal atau vertikal) akan jelas terlihat apabila inputinputnya nol atau tidak ada sinyal sama sekali, pengatur ini akan menggerakkan bintik terang keatas atau kebawah atau juga kekiri dan kekanan. Pembangkit tegangan basis waktu (Time based generator) Tegangan ini berbentuk gigi gergaji. Berkaitan dengan basis waktu ini terdapat beberapa pengaturan yang berhubungan dengan sinyal parameter yang dibangkitkan, yaitu parameterparameter tegangan gergaji sebagaimana terlihat pada gambar. Pengaturan yang dapat diubah adalah: a. Pengaturan frekuensi bertingkat, f=1/T. b. Pengaturan laju lejang dvs/dt=vs/Ts. c. Pengaturan kedudukan horisontal (malar) berarti mengubah Vdc



Pengatur berkas (Beam control) Hasil dari pengaturan ini adalah berubahnya bintik terang pada layar. Perubahan ini berupa: 1. Intensitas, yaitu perubahan banyaknya elektron. 2. Fokus, yaitu perubahan besarnya titik terang. Disamping pengaturan tersebut, ada pengaturan intensitas secara otomatis yang disebut sebagai modulasi intensitas. Intensitas diturunkan pada waktu bebas elektron ditarik kekiri dari simpangan maksimumnya. Tegangan modulasi disebut tegangan pemadam (blanking voltage). Modulasi ini dapat juga dilakukan oleh sinyal dari luar melali pangkalan input belakang, yang merupakan input Z. Sebagai perbandingan, pada pesawat televisi, input Z ini adalah berupa sinyal video (gambar), sedangkan ke arah X dan Y adalah berupa sinyal lejang, sehingga seluruh permukaan layar dijelajahi elektron. Pada input Z, bintik terang dimodulasi oleh sinyal video, sehingga terjadi terang dan gelap yang membentuk gambar.



Pola Lissayous Jika 2 buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus, digabungkan bersama-sama akan membentuk kurva yang disebut pola lissayous. Nama ini dipergunakan untuk mengingat Jules Antonie Lissayous yang memperagakan kurva-kurva ini pertama kali tahun 1857.



TEORI TAMBAHAN Untuk teknik elektro, salah satu alat ukur yang sering digunakan untuk menganalisis sinyal listrik transient adalah osiloskop. (Subarna, 2016) Osiloskop merupakan perangkat instrumentasi elektronika yang digunakan untuk menampilkan grafik, yaitu menggambarkan grafik dari suatu sinyal listrik Dalam kebanyakan aplikasi, grafik ini menunjukkan bagaimana sinyal berubah terhadap waktu: sumbu vertika (Y) menyatakan tegangan, dan sumbu hrizontal (X) menyatakan waktu. Intensitas atau kecerahan tampilan kadang-kadang disebut sumbu Z.



Osiloskop dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital. Osiloskop analog bekerja dengan secara langsung memberikan tegangan yang diukur ke sinar katoda yang bergerak pada layar osiloskop. Sebaliknya, osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang dan menggunakan ADC (analog-todigital converter) untuk mengkonversikan tegangan yang diukur menjadi informasi digital. (Yani, 2016) Pada osiloskop analog sinyal input yang masuk hanya melawati bagian vertikal dan langsung dikondisikan ke bagian sistem display, sementara itu osiloskop digital harus melalui proses pengubahan sinyal ke kode-kode biner, penyimpanan dalam memori dan proses rekonstruksi bentuk gelombang ke sistem display. Dikarenakan proses yang harus dilalui oleh sinyal input pada osiloskop digital sedikit panjang dan harus melalui proses digitalisasi maka, jika ditinjau dari segi fidelity, osiloskop analog akan lebih unggul daripada osiloskop digital. (Abdurraziq Bachmid, 2017) Osiloskop adalah instrument laboratorium yang banyak digunakan pada bidang ilmu pengetahuan murni dan pengetahuan terapan. Dalam sistem yang sekarang digunakan di Amerika serikat dan Kanada, berkas sinar electron menelurusuri daerah gambar 30 kali/detik dalam sebuah susunan dari 525 garis horizontal, dan intensitas sinar itu diubah untuk membuat daerah terang dan daerah gelap pada layar itu. Peragaan computer dan monitor berpoperasi dengan prinsip yang sama yaitu menggunakan seberkas sinar electron dibelokan secara magnetic untuk menelusuri bayangan pada sebuah layar pijar. Dalam konteks ini alat itu dinamakan peraga CRT atau VDT (Video Display Terminal = Terminal Peraga Video). (Huge D Young, 2016) Sebuah rangkaian AC terdiri atas elemen-elemen rangkaian dan sumber arus yang menghasilkan tegangan bolak-balik ∆V. Tegangan yang berubah sesuai dengan waktu ini dijelaskan sebagai ∆V = ∆Vmaks sinωt, dimana ∆Vadalah tegangan keluaran maksimum dari sumber AC atau amplitudo tegangan. Dimana frekuensi sudut dari tegangan AC adalah ω=2π/T



(1)



T= 1/f



(2)



Dimana f adalah frekuensi sumber dan T adalah periodenya. Sumber menentukan frekuensi dari arus pada rangkaian apapun yang terhubung dengannya. Oleh karena tegangan keluaran dari



sebuah AC berubah secara sinusoida terhadap waktu, maka tegangan bernilai positif selama setengah siklus dan negative selama setengah siklus sisanya. Hal penting dalam rangkaian AC adalah nilai rata-rata arus, yang disebut arus rms. Tegangan bolak balik juga paling mudah dibahas dalam kaitannya dengan tegangan rms dan hubungannya identik dengan arus. (Raymond A Serway, 2017) Pada umumnya, layar anoda dari osiloskop terbagi dalam 10 skala tegak untuk menunjukkan skala ampitudo atau tegangan dan 8 skala mendatar untuk menunjukkan skala waktu. Osiloskop terdiri dari sejumlah tombol pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skalaskala tersebut. Untuk memudahkan pembacaan maka dinyatakan cara pembacaan dari skala sebagai berikut : Hasil pembacaan = skala tegak x batas ukur x perbandingan kabel tes. Dengan mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik terang yang ditimbulkan oleh berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan normalnya, maka besarnya signal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini sama halnya jarum penunjuk pada voltmeter. Simpangan/pergeseran bintik terang dibuat ke arah vertikal sedangkan pergeseran mendatar sebanding dengan laju pertambahan waktu. Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara itu, simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Dengan peneraan ini menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih penting dapat digunakan sebagai alatukur parameterparameter pad signal antara lain: selang waktu (time duration), periode ayunan maksimum, amplitudo, fase, frekuensi dan sebagainya. (Anisa Fitri Mandagi, 2017) Bentuk arus bolak-balik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Arus yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air, batu bara, angin, nuklir merupakan arus bolak-balik sinusoidal. Arus yang dihasilkan oleh turbin pasti arus bolak-balik sinusional. Pembangkit listrik tenaga air, batu bara, angin, nuklir menggunakan turbin yang memutar kumparan dalam medan magnet tetap. Kebergantungan arus dan tegangan terhadap waktu dapat dinyatakan oleh fungsi kosinus. (Abdullah, 2017)



Gambar 3. Tabung sinar katoda.



Koil defleksi magnetik umumnya digunakan sebagai pengganti pelat defleksi listrik yang ditunjukkan di sini. Posisi relatif elemen telah dilebih-lebihkan untuk kejelasan. Gambar 4. Berkas elektron menyapu layar televisi CRT secara berurutan garis horizontal, disebut sebagai raster. Setiap sapuan horisontal dilakukan dengan memvariasikan tegangan pada pelat defleksi horisontal (Gbr. 17-29). Kemudian berkas elektron dipindahkan jarak pendek dengan perubahan tegangan pada pelat defleksi vertikal, dan proses diulang. Pada monitor TV dan komputer, berkas elektron CRT menyapu layar dengan cara yang ditunjukkan pada Gambar 4 dengan voltase yang disinkronkan secara hati-hati yang diterapkan pada pelat defleksi. Selama setiap sapuan horisontal berkas elektron, kisi (Gbr.3) menerima tegangan sinyal yang membatasi aliran elektron pada setiap saat selama sapuan; semakin negatif tegangan jaringan, semakin banyak elektron yang ditolak dan lebih sedikit melewati, menghasilkan tempat yang kurang cerah di layar. Dengan demikian tegangan jaringan yang bervariasi bertanggung jawab atas kecerahan setiap titik pada layar. Pada akhir setiap sapuan horizontal berkas elektron, tegangan defleksi horisontal berubah secara dramatis untuk mengembalikan



berkas ke sisi layar yang berlawanan, dan tegangan vertikal berubah sedikit sehingga berkas memulai sapuan horisontal baru sedikit di bawah yang sebelumnya . Perbedaan kecerahan bintikbintik di layar membentuk "gambar". Layar warna memiliki fosfor merah, hijau, dan biru yang bersinar ketika dipukul oleh berkas elektron. Berbagai kecerahan fosfor merah, hijau, dan biru yang berdekatan (begitu dekat sehingga kami tidak membedakannya) menghasilkan hampir semua warna. TV analog untuk AS memberikan 480 sapuan horisontal yang terlihat † untuk membentuk gambar yang lengkap setiap. Dengan 30 bingkai atau gambar baru setiap detik (25 di negara-negara dengan tegangan garis 50-Hz), "gambar bergerak" ditampilkan di layar TV. (Catatan: film komersial pada film adalah 24 frame per detik.)



.Gambar 5. Jejak elektrokardiogram (EKG) ditampilkan pada CRT Osiloskop adalah alat untuk memperkuat, mengukur, dan secara visual menampilkan sinyal listrik sebagai fungsi waktu pada monitor LCD atau CRT, atau layar komputer. "Jejak" yang terlihat pada layar, yang bisa berupa elektrokardiogram (Gbr.5), atau sinyal dari percobaan pada konduksi saraf, adalah plot tegangan sinyal (vertikal) versus waktu (horizontal). [Dalam CRT, berkas elektron disapu secara horizontal dengan laju yang seragam pada waktunya oleh pelat defleksi horisontal, Gambar. 3 dan 4. Sinyal yang akan ditampilkan diterapkan (setelah amplifikasi) ke pelat defleksi vertikal. (Douglas C. Giancoli, 2016 : 491-492)



Bentuk Lissajous



Gambar 9. Tampilan Lissajous pada Osiloskop Dua generator fungsi digunakan untuk menggerakkan osiloskop yang menggambarkan gambar di wajah tabung. Oscilloscopes, yang berasal dari tahun 1897, dapat digunakan dalam dua cara: Misalkan Anda memiliki sinyal listrik sinusodal dari osilator yang ingin Anda tampilkan pada layar Anda melihat gelombang sinus. Gerakan horizontal yang stabil berulang dan gelombang terus digambar di layar. Gambar 10. Osiloskop digital dan Analog



Anda juga dapat mengambil sinyal sinusoidal dan menggunakannya untuk menggerakkan jejak ke samping. Sekarang Anda memiliki kondisi untuk angka Lissajous: dua osilasi pada sudut yang tepat satu sama lain. Pada gambar 10 sinyal dari dua osilator di sisi kiri memiliki frekuensi dalam rasio tiga-ke-dua dan dapat terliha sosok Lissajous "ekor ikan" yang khas. Jika Anda mengubah pentahapan di antara dua sinyal, Anda akan mendapatkan angka yang tertulis dalam kotak yang membuat kontak dengan tepi dua kali di sisi dan tiga kali di bagian atas atau buttom.( Thomas B. Greenslade Jr, 2018 : 30-31)



Pada umumnya osiloskop dapat menampilkan grafik Dua Dimensi (2D). Osiloskop dapat mengukur karakteristik yang berbasis tegangan (Voltage) pada sumbu Y dan mengukur karakteristik yang berbasis waktu (Time) pada sumbu X. Pengukuran berbasis tegangan yaitu: Amplitudo adalah ukuran besarnya suatu sinyal atau tingginya puncak gelombang. Pengukuran dari Puncak tertinggi ke Puncak terendah (Vpp),mengukur salah satu puncaknya saja baik yang tertinggi maupun yang terendah dengan sumbu X dan tegangan rata-rata. Pengukuran berbasis waktu yaitu: Frekuensi (Jumlah getaran dalam 1 detik), periode (waktu untuk satu getaran), duty cycle (perbandingan lama kondisi ON dengan kondisi OFF pada setiap periode), rise time (waktu perubahan sinyal terendah ke tertinggi), Fall time (waktu perubahan sinyal tertinggi ke terendah). (I Wayan Lastera, 2019 : 11-12)



D. Cara Kerja Petunjuk umum pengoperasian osiloskop 1. CRO hanya boleh dihidupkan pada waktu akan digunakan. Mematikan CRO untuk pemakaian yang tertunda. Mengistirahatkan lebih dari 5 menit. 2. Sebelum menghidupkan osiloskop, sebaiknya memeriksa dulu sumber tegangan AC yang digunakan apakah sesuai dengan tegangan yang diperlukan untuk menghidupkan CRO. 3. Menggunakan intensitas lebih rendah dari batas maksimumnya. Bila tidak diperlukan, menetapkan saklar AC-DC pada kondisi AC. 4. Menurunkan bla bal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerusakan pada layar pendar, karena elektron terus-menerus jatuh di titik yang sama dengan intensitas tinggi. 5. Mengatur tombol pada posisi tengah-tengah untuk mendapatkan bintik terang atau jejak elektron *Bila tidak nampak pada layar).



Petunjuk kalibrasi osiloskop 1. Menyalakan osiloskop dengan memutar tombol power ke arah ON.



2. Mengatur intensitasnya sampai diperoleh garis terang atau titik pada layar, jangan menggunakan intensitas yang terlalu besar, mengatur posisi garis berada di tengahtengah dengan memutar tombol posisi (atas-bawah) dan tombol posisi (kanan-kiri). 3. Memastikan tombol CAL VOLTAGE (pada voltage/div berwarna merah) dan CAL SWEEP TIME (pada Sweep Time/div berwarna merah) dalam keadaan maksimum. 4. Mengatur perbesaran pada probe, pada posisi 10x. 5. Memastikan posisi input untuk Ch1 (Y) atau Ch2 (X). Jika Ch1 (Y) akan digunakan, mengatur posisi tombol mode pada Ch1 (Y) dan tombol source pada posisi Ch1 (Y) dan sebaliknya jika Ch2 (X) yang digunakan, mengatur posisi tombol mode dan tombol source pada posisi Ch2 (X). 6. Misal pilih saja Ch2 (X) yang akan dikalibrasi terlebih dahulu, mengatur seperti langkah e. 7. Menetapkan posisi AC-DC pada kondisi AC. 8. Menjepitkan ujung probe pada titik CAL pada osiloskop. 9. Menjepit probe pada posisi ground. 10.



Mengatur posisi gambar pada layar dengan memutar tombol posisi (atas-



bawah) dan tombol posisi (kanan-kiri) pada channel yang anda gunakan. 11.



Jika gambar yang tampil bergerak, memposisikan tombol “level” pada posisi



tengah-tengah. 12.



Menghitung tegangan dan frekuensi tampilan dengan rumusan berikut:



Perhitungan tegangan Vp-p Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal×variabel volt/div×probe



Perhitungan frekuensi f = 1/T, dimana T = jumlah kotak satu gelombang x variabel sweep time/div. Hitung besar tegangan Vp-p dan frekuensi kalibrasi. Apakah hasilnya sesuai dengan yang tertera pada titik CAL. Jika sesuai, osiloskop siap digunakan, jika belum sesuai atur tombol CAL (merah) pada variabel vlt/div untuk menyesuaikan tegangan dan tombol CAL (merah) pada variabel sweep time/div untuk menyesuaikan perioda atau frekuensi. Lakukan kembali kalibrasi pada Ch1 (Y).



Catatan: a. Tombol variabel voltage/div untuk mengatur jumlah tampilan secara vertikal b. Tombol sweep time/div untuk mengatur jumlah tampilan secara horizontal c. Tegangan yang terukur pada osiloskop adalah tegangan maksimum



Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber 1. Menyiapkan osiloskop, tombol-tombol dipersiapkan sehingga dalam keadaan tanpa beban, dilayar tampak titik dimana intensitas dan fokusnya cukup dan berada ditengah-tengah layar. Jangan lupa meredupkan intensitasnya (dibawah maksimum) dan jangan terlalu lama menyalakan titik di layar. 2. Menyediakan pembangkit sinyal (sinyal generator) dengan outputnya masingmasing memberikan tegangan sinusoida. 3. Dalam keadaan “off”, menghubungkan output pembangkit sinyal dengan osiloskop, posisi ujung probe dihubungkan dengan positif keluaran signal, penjepit pada probe ditempatkan pada ground signal generator. Kemudian menyalakan signal generator. 4. Mengatur tombol sweep time/div dan volt/div pada osiloskop seperti langkah kalibrasi untuk mendapatkan gambar sinusoida tunggal yang bagus. 5. Menggambarkan pada kertas milimeter apa yang terlihat pada layar osiloskop. Kemudian catat : a. Kedudukan tombol pengatur osiloskop dan pembangkit sinyal. b. Dari pengamatan di atas, menentukan tegangan sumber dan frekuensi sumber. 6. Melakukan pengukuran tegangan tersebut dengan menggunakan multimeter sebanyak 5 kali pengulangan. Bandingkan hasilnya dengan pengukuran melalui osiloskop. Memberi komentar! 7. Mengulang langkah c hingga f dengan tegangan dan frekuensi sumber yang bervariasi.



Menentukan pola Lissayous 1. Memasang pemabngkit signal I pada input horizontal Ch2 (X) dan pembangkit II pada input vertikal Ch1 (Y) pada osiloskop. 2. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:2, 1:3, 1:4; dst. Atau 2:1, 3:1, 4:1 dst. 3. Mengatur frekuensi pada pembangkit signal I sebagai f1 pada channel X (Mode pada posisi X) sampai 100 Hz, kemudian mengubah mode pada posisi Y dan mengatur frekuensi pembangkit signal II sebagai f2 sampai diperoleh 200 Hz, sehingga perbandingan f1 : f2 adalah 1 : 2. 4. Kemudian memutar tombol time/div pada posisi X-Y, dan mengatur mode pada posisi dual. 5. Mengatur volt/div untuk mendapatkan gambar bujur sangkar. 6. Menggambar tampilan pada beberapa posisi. 7. Melakukan untuk perbandingan. 8. Membandingkan data anda dengan referensi yang ada.



E. Pertanyaan Awal 1. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang dan jelaskan arti masing-masing simbolnya! Jawab : Bentuk paling sederhana dari fungsi ini terhadap waktu (t) adalah : 𝑦(𝑡) = A . sin (𝜔𝑡 + 𝜑) di mana : -



A (amplitudo) adalah puncak simpangan fungsi dari posisi tengahnya,



-



ω, frekuensi sudut, menunjukkan berapa banyak gerak bolak-balik yang terjadi dalam satu satuan waktu, dalam radian per detik,



-



φ, fase, menunjukkan di mana posisi awal gerakan ketika t = 0,



Jika fase tidak bernilai nol, seluruh gelombang akan nampak bergeser menurut sumbu X (sumbu waktu) sebesar φ/ω detik. Nilai negatif pada fase menunjukkan jeda, sedang nilai positif menunjukkan gelombang “berangkat lebih awal”. 2. Jelaskan pengertian dari besaran-besaran berikut :



a. Amplitudo gelombang b. Periode gelombang Jawab : a. Amplitudo gelombang adalah nilai atau puncak pada gelombang sinuisida atau jarak maksimum partikel yang bergerak dalam medium dari posisi kesetimbangan mereka ketika dilewati gelombang. Posisi kesetimbangan dari partikel dalam medium adalah keadaan partikel saat tidak adanya gelombang. b. Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan untuk membentuk satu gelombang dan juga melakukan satu getaran. Biasanya disimpulkan sebagai waktu yang diperlukan/dihitung dibagi dengan jumlah gelombang yang terjadi.



3. Gambarkan gelombang listrik sinusoida dengan amplitudo 2 cm dan periode 0.02 sekon pada kertas milimeter! Jawab :



4. Sebutkan tiga bidang sains selain fisika yang menggunakan osiloskop! Jawab : -



Di bidang elektronika untuk menganalisa rangkaian elektronik.



-



Di bidang teknik otomotif untuk mengukur getaran pada suatu mesin.



-



Di bidang industri digunakan untuk mengukur dan menganalisis karakteristik operasi perangkat listrik konversi, sirkuit, dangaris-daya harmonic.



-



Di bidang kedokteran digunakan untuk mengukur dan menghitung denyut Jantung.



5. Besaran listrik apa yang dapat diukur dengan osiloskop secara langsung dan besaran apa yang diukur tidak langsung?



Jawab : -



Osiloskop dapat mengukur secara langsung Tegangan puncak ke puncak (Vpp), Tegangan maksimum(Vm).Besaran yang dapat diukur langsung seperti tegangan, waktu, sudut fase.



-



Osiloskop tidak dapat mengukur secarang langsung seperti periode, frekuensi, tegangan efektif (Veff). Besaran yang tidak dapat diukur langsung yaitu arus.



F. DATA PENGAMATAN 1. Kalibrasi Osiloscope CH 1: 1 (kotak) × 2(volt) × 1 = 2 Vp-p CH 2: 1 (kotak) × 2(volt) × 1 = 2 Vp-p



2. Mengukur Tegangan dan Frekuensi suatu sumber Vsumber = 3 volt Tegangan pada osiloskop



4,6 (kotak) × 2(volt) × 1 (perbesaran probe)= 9,2 Vp-p vmaks = 4,6 vp-p veff = 3,256 volt F=



1 𝑇



T = 4 (kotak) × 5 (ms) = 20 ms F = 50 hertz



Vmultimeter (volt) 3,340



3,339 3,337 3,340 3,336 3,335



Vsumber = 6 volt Tegangan pada osiloskop



1,8 (kotak) × 1 (volt) × 10 (perbesaran probe) = 18 Vp-p vmaks = 9 vp-p veff = 6,428 volt F=



1 𝑇



T = 4 (kotak) × 5 (ms) = 20 ms F = 50 hertz



Vmultimeter (volt) 6,699 6,708 6,706 6,707 6,699 6,708



3. Pola Lisayous



X:Y=1:2



X:Y=1:3



X:Y=2:1



X:Y=3:1



G. PENGOLAHAN DATA 1. Data Tunggal a. Frekuensi osiloskop 𝑓 = 50 hertz 1



1



∆𝑓 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 × 0,01 = 0,005 𝐻𝑧 𝐾𝑆𝑅 = 𝐾𝑆𝑅 =



∆𝑓 𝑓



× 100%



0,005 50



× 100%



𝐾𝑆𝑅 = 0,01% (3 𝐴𝑃) 𝑓 = (𝑓 ± ∆𝑓) = (50,0 ± 0,00500)𝐻𝑒𝑟𝑡𝑧



b. Periode ̅(s) 𝑻



̅ 𝜟𝑻 1



= 2 x NST 0,02



̅ ± 𝜟𝑻 ̅) (𝑻



KSR



=



1



̅ 𝜟𝑻 × 100% 𝑇̅



0,0005



= 2 x 0.001



=



= 0.0005



= 2,5% (2 𝐴𝑃)



0,02



(0,020 ± 0,00050) 𝑠



x 100%



c. V sumber NST Voltmeter = 0,2 V 𝑽𝒔𝒖𝒎𝒃𝒆𝒓 No.



1.



V (Volt) 3V



∆𝑽 ∆𝑉 1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡



(𝑽 ± ∆𝑽)



KSR KSR = 100%



∆𝑉 𝑉



×



( 3,0±0,10 ) 𝑉



=



1 2



×



= 0,1 𝑉 ∆𝑉 1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡 6V



=



0,1 3



×



100% = 3,33% (2 AP)



0,2



2.



=



KSR =



∆𝑉 𝑉



×



100% = 1 2



×



0,2 = 0,1 𝑉



0,1 6



×



(6,0 ± 0,10 ) 𝑉



100% = 1,67% ( 2 AP)



d. V peak to peak (Vp-p) 1



2



𝑉𝑝𝑝 = 9,2 𝑣𝑜𝑙𝑡



𝑉𝑝𝑝 = 18𝑣𝑜𝑙𝑡



1 1 ∆𝑉𝑝𝑝 = 𝑁𝑆𝑇 = × 0,2 2 2 = 0,1 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐾𝑆𝑅 =



∆𝑉𝑝𝑝 𝑉𝑝𝑝



× 100%



0,1



𝐾𝑆𝑅 = 9,2 × 100% 𝐾𝑆𝑅 = 1,087% (2 𝐴𝑃) 𝑉𝑝𝑝 = (𝑉𝑝𝑝 ± ∆𝑉𝑃𝑃 ) = (9,2 ± 0,10)𝑉𝑜𝑙𝑡



1



1



∆𝑉𝑝𝑝 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 × 0,2 = 0,1 𝑉𝑜𝑙𝑡 𝐾𝑆𝑅 = 𝐾𝑆𝑅 =



∆𝑉𝑝𝑝 𝑉𝑝𝑝 0,1 18



× 100%



× 100%



𝐾𝑆𝑅 = 0,56% (3 𝐴𝑃) 𝑉𝑝𝑝 = (𝑉𝑝𝑝 ± ∆𝑉𝑃𝑃 ) = (18,0 ± 0,1)𝑉𝑜𝑙𝑡



e. Blok vertical Blok Vertikal No.



Y (Volt)



∆𝒀 ∆𝑌



1



1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡 =



4,6



1 2



×



0,2 = 0,1 ∆𝑌



2



1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡 =



1,8



1 2



×



0,2



(𝒀 ± ∆𝒀)



KSR KSR =



∆𝑌 𝑌



×



100% 0,1



= 4,6 ×



( 4,6 ± 0,10 ) 𝑉



100% = 2,174% (2 AP)



KSR =



∆𝑉 𝑉



×



100% 0,1



= 1,8 ×



(1,8 ±0,10 ) 𝑉



100% = 5,56% (2 AP)



= 0,1



f. Vmaks 1



2



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 4,6 𝑣𝑜𝑙𝑡 1



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9𝑣𝑜𝑙𝑡 1



1



1



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 × 0,2



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 2 𝑁𝑆𝑇 = 2 × 0,2



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,1 𝑉𝑜𝑙𝑡



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 0,1 𝑉𝑜𝑙𝑡



𝐾𝑆𝑅 =



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠



× 100%



0,1



𝐾𝑆𝑅 =



∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 0,1



× 100%



𝐾𝑆𝑅 = 4,6 × 100%



𝐾𝑆𝑅 =



𝐾𝑆𝑅 = 2,174% (2 𝐴𝑃)



𝐾𝑆𝑅 = 1,11% (2 𝐴𝑃)



9



× 100%



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = (𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 ± ∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 )



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = (𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 ± ∆𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 )



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = (4,6 ± 0,10)𝑉𝑜𝑙𝑡



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = (9,0 ± 0,10)𝑉𝑜𝑙𝑡



g. Veff 𝑽𝒆𝒇𝒇 No.



𝑽𝒆𝒇𝒇



∆𝑽𝒆𝒇𝒇 ∆𝑉



1.



1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡 =



3,256 V 1 2



(𝑽𝒆𝒇𝒇 ± ∆𝑽𝒆𝒇𝒇 )



KSR KSR =



∆𝑉 𝑉



×



100% 0,1



= 3,256 × 100%



(3,2 ±0,10 ) 𝑉



× 0,2 = 3,0712 % (2 AP)



= 0,1 ∆𝑉



2.



1 = 2 × 𝑛𝑠𝑡 =



6,428 V 1 2



× 0,2



KSR =



∆𝑉 𝑉



×



100% 0,1



= 6,428 × 100% = 1,5557 % (2 AP)



= 0,1



2. Data Majemuk Tegangan a. Saat Vsumber= 3 volt Vmultimeter (Volt)



Vmultimeter2 (Volt)



1



3,340



11,15560



2



3,339



11,14892



3



3,337



11,13557



4



3,340



11,15560



5



3,336



11,1289



6



3,335



11,12223



( 6,4 ± 0,10 ) 𝑉



Σ



20,027



̅ 𝑽 (vol t)



66,84681



̅ 𝜟𝑽



= ∑𝑉 𝑛



=



̅ 𝜟𝑽 𝑉



=



=



1 𝑛(∑𝑉²)−(∑𝑉)2 √ 𝑛 𝑛−1



× 100%



=



20,027 6



̅ ± 𝜟𝑽 ̅) (𝑽



KSR



=



1 6(66,84681)−(20,027)2 √ 6 6−1



3,33



= 0,00085309



=



(3,338 ±



0,00085309 × 3,3378



0,00085309 )𝑉



100%



= 0,0255% (4𝐴𝑃)



78



b. Saat Vsumber= 6 volt



Σ



̅ 𝑽 (volt)



Vmultimeter (Volt)



Vmultimeter2 (Volt)



1



6,699



44,8766



2



6,708



44,99726



3



6,706



44,97044



4



6,707



44,98385



5



6,699



44,8766



6



6,708



44,99726



40,227



̅ 𝜟𝑽



269,702



KSR



̅ ± 𝜟𝑽 ̅) (𝑽



= =



∑𝑉 𝑛



1



𝑛(∑𝑉²)−(∑𝑉)2 𝑛−1



= 𝑛√



=



=



40,227 6



1



6(269,702)−(40,227)2







=



6



6,7045



= 0,00161761



6−1



̅ 𝛥𝑉 𝑉



100% = 0,00161761 6,7045



F



50 Hz



Generator (X) Veff (Y1)



3,256 V



Vmultimeter



3,337833



(Y2)



V



×



=0,02413 (4



GRAFIK 1. Hubungan Generator 3 V pada Veff dan Vmultimeter 3V



(6,704



100%



AP)



Sumber



×



± 0,001618)𝑉



2. Hubungan Generator 6 V pada Veff dan Vmultimeter Sumber



3V



F



50 Hz



Generator (X) Veff (Y1)



6,428V



Vmultimeter



6,7045



(Y2)



V



H. PERHITUNGAN 1. Hitung besar tegangan yang terukur dengan osiloskop dan tegangan yang terukur dengan voltmeter. Bandingkan! Tegangan yang terukur oleh osilosjio disebut Vp-p, Vmaks, Vmultimeter dan Veff dengan rumus: Vp-p = jumlah blok vertikal × div × probe 1



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 𝑉𝑝−𝑝 × 2 𝑉𝑒𝑓𝑓 =



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 √2



Tegangan yang terukur oleh voltmeter disebut Vrms dengan rumus: 1



𝑉𝑟𝑚𝑠 = 2 ×



𝑉𝑝−𝑝 √2



 Jumlah blok vertikal : 4,6 Volt/div



: 2 volt



frekuensi



: 50 hz



𝑉𝑝−𝑝 = 4,6 × 2 × 1 = 9,2 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 4,6 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑉𝑒𝑓𝑓 =



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 √2



=



4,6 √2



= 3,2526 𝑉𝑜𝑙𝑡



𝑉𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 3,3378 𝑉𝑜𝑙𝑡 1



𝑉𝑟𝑚𝑠 = 2 ×



𝑉𝑝−𝑝



1



=2×



√2



9,2 √2



= 3,2526 𝑉𝑜𝑙𝑡



Perbandingan = Vp-p : Vrms = 9,2 V : 3,2526 V Vmaks : Vrms = 4,6 V : 3,2526 V Veff : Vrms = 3,2526 V : 3,2526 V = 1 : 1 (Sebanding, sehingga: Veff = Vrms) Vmultrimeter : Vrms = 3,3378 V : 3,2526 V  Jumlah blok vertikal : 1,8 Volt/div



: 1volt



Frekuensi



: 50 Hz



𝑉𝑝−𝑝 = 1,8 × 1 × 10 = 18 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 = 9 𝑣𝑜𝑙𝑡 𝑉𝑒𝑓𝑓 =



𝑉𝑚𝑎𝑘𝑠 √2



=



9 √2



= 6,3639 𝑉𝑜𝑙𝑡



𝑉𝑚𝑢𝑙𝑡𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 6,7045 𝑉𝑜𝑙𝑡 1



𝑉𝑟𝑚𝑠 = 2 ×



𝑉𝑝−𝑝 √2



1



=2×



18 √2



= 6,3639 𝑉𝑜𝑙𝑡



Perbandingan = Vp-p : Vrms = 18 V : 6,3639 V Vmaks : Vrms = 9 V : 6,3639 V Veff : Vrms = 6,3639 V : 6,3639 V = 1 : 1 (Sebanding, sehingga: Veff = Vrms) Vmultrimeter : Vrms = 6,7045 V : 6,3639 mvV



2. Beri komentar pola Lissayous yang anda peroleh berdasarkan referensi lain! Pola Lissayous yang dihasilkan dengan perbandingan 1 : 2, 1 : 3, 2 : 1, 3 : 1, sudah sesuai dengan referensi yang lain sebagaimana contoh Lissayous tersebut. Bentuk pola Lissayous yang muncul pada Osiloskop juga dapat dibentuk dari dua gelombang yang saling tegak lurus dan mempunyai perbandingan frekuensi (misal 1 : 2, 1 : 4, dan seterusnya). Gambar dibawah ini menunjukkan beberapa pola Lisayous dengan perbandingan frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda.



I. ANALISIS DATA Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, disingkat CRO) merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Dengan menggunakan osiloskop ini dapat mempermudah pengamat menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian elektronik. Alat ini juga digunakan untuk melihat untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual terhadap waktu dengan besaran lain yaitu besaran time/div dan volt/div. Adapun tujuan dari praktikum Osiloskop ini yaitu mengetahui fungsi osiloskop, memahami prinsip kerja osiloskop, merancang dan menerangkan terjadinya pola Lissayous, menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan menggunakan pola Lissayous. Berdasarkan prinsipnya osiloskop terbagi menjadi dua tipe, yaitu tipe analog (ARTanalog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage oscilloscope), masingmasing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Osiloskop yang digunakan adalah osiloskop analaong atau Cathode Ozcilloscope (CRO), yang menggunakan tabung sinar katode untuk memproyeksikan elektron ke layar. Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Pola Lissayous Pada percobaan ini juga menggunakan pola Lissayous, pola yang diproyeksikan pada layar osiloskop yang disebabkan oleh dua gelombang dengan fase, amplitude dan frekuensi yang berbeda. Pada percobaan ini menurut data yang diberikan menggunakan dua generator untuk menghasilkan pola lissayous, yang kemudian frekuensinya dibuat perbandingan, perbadingan antara keduanya sebesar 1:2, 1:3, 2:1, 3:1. Berdasarkan hasil tersebut, jika perbandingannya diubah menjadi kebalikan, maka bentuk dari grafik menjadi terbalik. Dapat diketahui juga bahwa semakin besar perbandingan frekuensi generator satu dengan yang kedua, maka semakin banyak pula “mahkota” yang terbentuk pada pola lissayous. Banyaknya “mahkota” pada pola lissayous sama dengan perbandingan frekuensinya. Namun pada gambar tersebut terdapat beberapa pola yang tidak sempurna dikarenakan ketidaktelitian dalam mengambil gambar, terutama disebabkan oleh Lens Aperture yang terbatas. Pada percobaan ini juga digunakan arus bolak balik(AC/Alternating Current) yang dihasilkan oleh sebuah function generator yang dapat diatur frekuensinya. Sebagaimana diketahui,nilai tegangan yang terukur pada voltmeter adalah tegangan Root Mean Square,atau



disebut juga VRMS, metode statistika untuk mencari nilai rata rata efektif dari data majemuk. RMS adalah akar kuadrat dari jumlah data data yang telah dikuadratkan masing masing. Dalam fisika, RMS digunakan untuk mendapat nilai efektif suatu besaran dari beberapa data yang diperoleh.Sehingga, VRMS disebut juga sebagai Vefektif. Vefektif sendiri adalah suatu besaran dari arus listrik bolak balik yang nilainya diukur berdasarkan listrik arus searah yang mana keduanya akan menghasilkan daya(P) yang sama jika dikenakan pada beban (R) yang sama pula. Dari perhitungan yang telah dilakukan,diperoleh data sebagai berikut: Frekuensi (Hz)



Vp-p (Volt)



Vrms (Volt)



Vmultimeter (Volt)



50 Hz



9,2 Volt



3,2526 Volt



3,3378 Volt



50 Hz



1,8 Volt



6,3639 Volt



6,7045 Volt



Berdasarkan table tersebut, kita dapat mengetahui bahwa besar tegangan dari hasil pembacaan osiloskop (Vp-p) berbeda dengan hasil bacaan Voltmeter. Hal ini dikarenakan Voltmeter mengukur V efektif dari arus listrik,yang mana besar tegangan yang diukur ini akan menghasilkan daya yang sama besar pada hambatan yang sama besarnya pula. Sedangkan pada osiloskop,yang dihitung adalah tegangan Peak-to-Peak,yang merupakan tegangan pada puncak gelombang listrik AC, yang didefinisikan sebagai selisih antara Vmax dan Vmin. Nilai Vp-p selalu positif. Pada percobaan ini,nilai Vp-p diperoleh dengan mengukur jarak antara lembah gelombang hingga puncak,dengan bantuan garis garis skala,yang besar jarak ini dipengaruhi oleh besar Volt/div yang dipakai. Semakin besar nilai Volt/div yang di gunakan,maka semakin pendek jarak antara lembah dan puncak gelombang dan berlaku juga sebaliknya.



J. PERTANYAAN AKHIR 1. Apa nama tabung panjang yang ada dalam osiloskop dan sebutkan komponen-komponen penting yang ada di dalamnya? JAWAB: Nama tabung panjang yang ada dalam osiloskop adalah tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Komponen-komponen yang ada di dalamnya yaitu zat pendas dan senapan elektron. 2. Apa yang dimaksud dengan senapan elektron? Jelaskan secara singkat! JAWAB: Senapan elektron adalah bagian tabung sinar katode yang berfungsi untuk menghasilkan, mempercepat, memfokuskan, dan membelekokkan sorotan elektron yang terdiri dari beberapa bagian. Di dalamnya katode berfungsi memancarkan elektron pada suhu yang sangat tinggi. Pancaran elektron tersebut kemudian diubah–ubah intesitasnya oleh trode kendali dengan menggunakan variasi besarnya tegangan. Di depan elektrode kendali. 3. Apa yang dimaksud dengan pola Lissayous? JAWAB: Pola Lissayous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan atau menunjukan perbedaan atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo dari 2 gelombang inputan pada probe osiloskop. Pola Lissayous terjadi jika 2 buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus, digabungkan bersamasama akan membentuk kurva.



4. Mengapa terjadi perbedaan pada hasil pengukuran antara osiloskop dan voltmeter? JAWAB: Perbedaan pada hasil pengukuran antara osiloskop dan dan voltmeter karena pada hasil pengukuran voltmeter pengukurannya bisa langsung dilakukan dengan menempelkan probe pada alat elektronik yang ingin diukur, kita sudah dapat melihat hasilnya pada display multimeter, sedangkan dengan osiloskop, kita harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi.



K. KESIMPULAN 1. Osiloskop adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tegangan listrik, beserta frekuensi dan fasenya, sekaligus memetakan atau memproyeksikan bentuk sinyal listrik dari tegangan tersebut menjadi gambar grafik. 2. Adapun fungsi osiloskop yaitu: a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu. b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi. c. Mengecek jalannya suatu sinyal yang berosilasi. d. Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik. 3. Sinar katoda osiloskop dapat digunakan untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik. Adapun komponen utama osiloskop adalah tabung sinar untuk mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik, memebedakan arus AC dengan arus DC, dan mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu. 4. Prinsip kerja osiloskop adalah dengan menerima sinyal listrik dari generator (sumber tegangan) yang sampai mengenai layar pendar kemudian menghasilkan bintik terang. Bintik terang ini bisa diatur posisi dan panjangnya sehingga menghasilkan suatu gelombang yang tertera pada layar osiloskop. 5. Osiloskop umumnya digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berisolasi, mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik. 6. Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. 7. Pola Lissayous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan atau meneunjukan perbedaan atau perbandingan Beda Fase, Frekuensi & Amplitudodari 2 gelombang atau lebih inputan pada probe osiloskop. 8. Perbedaan tampilan pola lissayous disebabkan karena perbedaan frekuensi, periode, amplitudo dan tegangan yang digunakan.



9. Nilai frekuensi gelombang pada osiloskop itu dipengaruhi oleh besarnya time/div yang digunakan. Semakin tinggi time/div yang digunakan maka semakin besar skala gelombang yang akan menyebabkan periode frekuensi gelombang pada osiloskop meningkat. 10. Perbedaan besar tegangan pada voltmeter dan tegangan pada osiloskop dikarenakan voltmeter mengukur Vefektif dari arus listrik, dimana besar tegangan yang diukur ini akan menghasilkan daya yang sama besar pada hambatan yang sama besarnya pula. Sedangkan pada osiloskop, yang dihitung adalah tegangan Peak-to-Peak, yang merupakan tegangan pada puncak gelombang listrik AC, yang didefinisikan sebagai selisih antara 𝑉𝑚𝑎𝑥 dan 𝑉𝑚𝑖𝑛. 11. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai Vp-p berbanding lurus dengan nilai VRMS, apabila nilai Vp-p nya tinggi maka nilai VRMS nya juga tinggi, begitupun sebaliknya jika nilai Vp-p nya rendah maka nilai VRMS nya juga rendah. L. Daftar Pustaka Abdullah, M. (2017). Fisika Dasar II. Bandung: Institut Teknologi Bandung.



Abdurraziq Bachmid, V. C. (2017). Osiloskop Protable Digital Berbasis AVR ATmega644. E-Journal Elektro dan Komputer, 15-26.



Anisa Fitri Mandagi, D. I. (2017). Pengenalan Alat Ukur dan Pengukuran. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.



Huge Douglas Young, R. A. (2016). Univeersity Physics with Modern Physics. USA: Pearson Education.



Jr, Thomas. B. (2018). Adventures with Lissajous Figures. San Rafael: Morgan & Claypool.



Lastera, I. Wayan. (2019, Mei). Pemanfaaan Rangkaian Adapter untuk Meningkatkan Rentang Tegangan Uji AC Osiloskop Pada Pengujian AC Kontroler Satu Phase di Laboratorium. Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium, 2, 11-12.



Raymond A Serway, C. V. (2017). College Physics, 11th Edition. USA: Cengage Learning.



Subarna, N. (2016). Osiloskop Berbasis PC dengan Menggunakan Fasilitas Soundcard. Jurnal Reka Elkomika, IV, 146 -153.



Yani, A. (2016). Pembuatan Osiloskop Berbasi Personal Komputer Menggunakan Sound Card. Journal Of Electrical Technology, I, 31-35.