Tips Memilih Dan Mengurutkan Jurusan SBMPTN [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

DISCLAIMER This material is an intellectual property of the author. This material is not based on actual figures and proportions. Any individual is granted the right to copy and distribute this material as long as the source and author is mentioned. The author strongly recommends to critically read and appraise this material before implementing it. The formula used here will always be improved. The current one is made to ease up the calculation.



NILAI KOMPETITIF SBMPTN TIPS MEMILIH DAN MENGURUTKAN JURUSAN SBMPTN



Kenalin dulu nama Kakak Wira, lulusan S1 salah satu perguruan tinggi negeri (angkatan 2012) di Indonesia. Kali ini saya mau share tentang nilai kompetitif SBMPTN. Apaan ya itu? OK, no more waiting. Langsung aja ya... SBMPTN tinggal 40 hari lagi (dihitung dari 21 April 2016) dan pendaftaran dibuka mulai 25 April. Hayooo yang mau daftar mau pilih jurusan apa? Udah mantepkah pilihan kalian? Buat yang belom, coba cari-cari tentang prospektus masing-masing jurusan untuk direview, dan PTN yang klop sama kalian... (Well, please keep in mind that one of your selected uni(s) has to be in your region 1, 2, 3, or 4). Buat yang udah, apakah kalian yakin pemilihan jurusan yang kalian lakukan itu RASIONAL dan REALISTIK? ... Setiap kompetisi tidak lepas dari penilaian kuantitatif. Misalnya, dalam perayaan HUT RI ada lomba makan kerupuk, pemenangnya pasti yang kerupuknya dimakan lebih banyak. Begitu juga dalam SBMPTN. Nah, problemnya panitia SBMPTN ini masih malu-malu seputar publikasi nilai). Jadi, satu-satunya cara untuk mengukur kemampuan kalian adalah dengan melakukan penilaian sendiri (via mengikuti try out dan menghitung nilai SBMPTN aslinya nanti). Menghitung nilai ini harus bisa dilakukan secara cepat ya, dan tanpa bantuan kalkulator. Makanya, dalem artikel ini dan untuk homogenitas, nilai akan dibikin dari skala -25 sampe 100. Kok gitu ya? Peserta SBMPTN dari 2014 – 2016 bakal notice kalau pola soalnya berubah dari zaman saya (2010 – 2013). Sekarang ada 150 soal. Jika kita bikin penilaian SBMPTN dari skor -25 sampai 100, kita bisa simpulkan bahwa setiap jawaban benar bernilai 0,667 dan setiap jawaban salah bernilai -0,167. (Whoa? What’s that? Please make



sure that you already know kalau tiap jawaban benar bernilai 4 dan salah bernilai -1, nggak dijawab 0). Buat kalian yg sering ikut try out, coba UKUR nilai kalian dalam 3 try out terakhir pakai metode ini. Tentu saja disesuaikan dengan jumlah soal: misalnya dalem try out itu cuma ada 100 soal... Ya 1 jawaban benar bernilai 1 dan jawaban salah bernilai -0,25.. Dapet deh.. Terus dirata-ratain dari 3 nilai itu. Nah mau dibawa ke mana nilai ini? Umm... Saya mau ngajak kalian untuk menghitung “NILAI KOMPETITIF SBMPTN”. Apa gunanya, gimana mekanismenya, atas dasar apa dibikin ini... You’ll find out later. ... Jadi “NILAI KOMPETITIF SBMPTN” ini sebenernya istilah pribadi yang saya “coin”-kan untuk passing grade/nilai persentil/apapun namanya di bimbel/buku yang kalian pakai, minumnya tetap... Eh, pokoknya gitu deh. Definisinya nilai minimum yang penulis buku itu anggap kalian butuhkan supaya dapat masuk di jurusan tertentu di perguruan tinggi tertentu di peringkat akhir kursi penerimaan pada waktu bimbel itu publikasikan/buku itu dibuat. Or, in short, nilai minimum yang kompetitif. “Aku bosan lihat nilai minimum yang dari tahun ke tahun sama aja Kak :’ ” Ini, saya ngerti kok. Saya juga merasakan hal yang sama... Mulai dari 2011 sampe 2016 nilainya gitu-gitu aja. Di post “Tentang Passing Grade SBMPTN” http://halokampus.com/sbmptn/passing-grade-sbmptn-adakah/ Kak Ari sudah jelaskan bahwa passing grade merupakan produk penulis buku dan bimbel. Bukannya saya mau prejudge buku dan bimbel yang mungkin di mata kalian kurang kreatif memerbarui ‘nilai minimum’ yang dimaksud. Tapi di sini saya hanya mau memaparkan HASIL KEISENGAN SAYA DI TENGAH KESIBUKAN. Dengan menghasilkan sesuatu yang mungkin ada gunanya bagi peserta SBMPTN. Satu lagi, nilai kompetitif ini bersifat DINAMIK dari tahun ke tahun. Iya Dek, iseng. I S E N G. Rumus yang akan saya jelasin adalah murni keisengan saya. Tapi, harus ada dasarnya kenapa saya bikin keisengan ini. Istilah lainnya... You would refer it to as “background” or “alibi” or “latar belakang masalah”. Apa aja? -



-



Nilai kompetitif TIDAK DIPUBLIKASIKAN. Maka saya membuat rumus untuk mengESTIMASI nilai kompetitif berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya. Nilai kompetitif dipengaruhi oleh: o Profil pemilih jurusan (nilai rata-rata pemilih) o Sebaran nilai pemilih jurusan (standart deviasi, variance) o Kecenderungan peserta memilih jurusan (akreditasi, popularitas, keberanian) o Ratio kursi per peminat. Profil pemilih, sebaran nilai pemilih, dan kecenderungan pemilih digabung menjadi RELATIVE DIFFICULTY (RD). NILAI KOMPETITIF SBMPTN



𝑁𝐾 = 𝑅𝐷 +



𝑘×𝑝 𝐾𝑢𝑟𝑠𝑖



Di mana -



RD : relative difficulty k : konstanta, setelah corat-coret di kertas akhirnya diputuskan nilai konstanta sebesar 0,6 p : peminat tahun lalu Kursi : daya tampung tahun ini



-



Peminat dan daya tampung bisa kalian lihat di http://sbmptn.or.id Akreditasi bisa kalian lihat di http://ban-pt.kemdiknas.go.id/direktori.php



Nah RD ini nilainya tergantung uni dan jurusan yang kalian pilih! Nilai ini ditentukan dari parameter yang sudah dijelasin. Masih sangat subjektif dengan pengetahuan yang saya miliki, tapi mungkin cukup untuk sementara. No RD 1 55



2



45



3



36



Perguruan Tinggi ITB (STEI, FTTM, SAPPK, FTI) ITS (Teknik Sipil, Informatika) UI, UGM, Unpad, Undip, Unair (Pendidikan Dokter, Ilmu Komputer/Teknik Informatika, Akuntansi, Manajemen) ITB (lainnya) ITS (lainnya) IPB (semuanya) UB (semuanya) Pendidikan Dokter berakreditasi A (UNS, Unand, Udayana, Unhas, UB, Unair, Unsri) UI, UGM, Unpad, Undip, Unair (selain PD, TI, dan Akuntansi) Seluruh Pendidikan Dokter di tempat lain dengan seluruh akreditasi Seluruh jurusan berakreditasi A di PTN terbaik Jawa-Bali (UNS, UM, UNY, Unsoed, Unnes, UPI, Udayana) Seluruh jurusan berakreditasi A di PTN terbaik luar Jawa berperingkat 1-50 di Indonesia (Unhas, Unsri, USU, Unand, Pattimura, Uni Riau, Tadulako, Haluoleo, Unimed, Uni Bengkulu)



4



27



Peringkat perguruan tinggi bisa dilihat di http://ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/02/klasifikasi20151.pdf Seluruh Teknik Informatika, Akuntansi, Manajemen di tempat lain dengan seluruh akreditasi



Seluruh jurusan berakreditasi B di PTN terbaik Jawa-Bali (UNS, UM, UNY, Unsoed, Unnes, UPI, Udayana) Seluruh jurusan berakreditasi B di PTN terbaik luar Jawa berperingkat 1-50 di Indonesia (Unhas, Unsri, USU, Unand, Pattimura, Uni Riau, Tadulako, Haluoleo, Unimed, Uni Bengkulu)



5



18



Seluruh jurusan berakreditasi A di PTN manapun lainnya Seluruh jurusan berakreditasi C di PTN terbaik Jawa-Bali (UNS, UM, UNY, Unsoed, Unnes, UPI, Udayana) Seluruh jurusan berakreditasi C di PTN terbaik luar Jawa berperingkat 1-50 di Indonesia (Unhas, Unsri, USU, Unand, Pattimura, Uni Riau, Tadulako, Haluoleo, Unimed, Uni Bengkulu)



6



9



Seluruh jurusan berakreditasi B lainnya di PTN manapun lainnya Seluruh jurusan lainnya di PTN manapun lainnya



Jadi, misalnya saya mau hitung nilai kompetitif untuk jurusan saya tahun ini (231065) 𝑁𝐾 = 45 +



0.6 × 2070 = 65,70 60



Beberapa contoh lagi: 1. Universitas Negeri Padang, Psikologi, IPS, Akreditasi B. Karena tidak termasuk dalam kategori 50 PTN terbaik di Indonesia, masuk kategori RD 5. 0.6 × 1369 𝑁𝐾 = 18 + = 31,69 60 2. Institut Teknologi Bandung, SAPPK, IPA. Akreditasi A. Masuk kategori RD 1. 0.6 ∗ 1881 𝑁𝐾 = 55 + = 69,85 76 3. Institut Teknologi Bandung, STEI, IPA. Akreditasi A. Masuk kategori RD 1. 0.6 ∗ 3163 𝑁𝐾 = 55 + = 66,57 164 4. Universitas Indonesia, Pendidikan Dokter, IPA. Akreditasi A. Masuk kategori RD 1. 0.6 × 2829 𝑁𝐾 = 54 + = 78,58 72 5. Universitas Udayana, Pariwisata. IPS. Akreditasi A. Masuk kategori RD 3. 0.6 ∗ 485 𝑁𝐾 = 36 + = 45,7 30 6. Universitas Sriwijaya, Teknik Pertambangan, IPA. Akreditasi B. Merupakan salah satu PTN terbaik di luar Jawa, masuk kategori RD 4. 0.6 ∗ 2105 𝑁𝐾 = 27 + = 62,08 36



“Sekarang aku sudah hitung nilai kompetisi jurusan yang mau kupilih, now what?” Pilihlah jurusan berdasarkan rata-rata 3 try out terakhir yang kalian ikuti. I



5,1 – 12,5% berada di atas rata-rata try out



II



2,5 – 0% di bawah / 0 – 5% di atas nilai try out



III



12,5 – 2,6% di bawah nilai try out.



Mengapa pilihan kedua dan ketiga sebaiknya berada di bawah rata-rata try out? Karena nilai try out merupakan cermin seberapa kompetitif kalian di SBMPTN nanti, dengan catatan try out dikerjakan layaknya SBMPTN sesungguhnya. In other words, BEING HONEST.



Nama tokoh adalah fiktif. Kesamaan nama adalah ketidaksengajaan belaka. Contoh Kasus: BAYU, ingin mengikuti ujian Saintek dengan rata-rata try out sebesar 43,6. 0.6∗1099



I



UIN Syarif, Kesehatan Masyarakat, B: 27 +



II



Unnes, Teknik Kimia, B: 36 +



III



Uni Trunojoyo, Teknik Informatika, B: 27 +



0.6∗565 24



33



= 46,98 (+3,38)



= 41,13 (-2,47) 0.6∗789 72



= 33,6 (-10)



Pilihan Bayu sudah tepat, karena ketiga-tiganya memenuhi ketentuan pemilihan jurusan yang disarankan.



Conhot Kasus: PRICILLIA, ingin mengikuti ujian IPC dengan nilai rata-rata try out TKPA: 37,2. IPA: 10,7. IPS: 5,6. Nilai Saintek: 47,9. Nilai Soshum: 42,8 0.6∗533



I



Saintek, Tanjungpura, Pendidikan Dokter, C: 36 +



II



Soshum, Unri, Akuntansi, B: 𝟑𝟔 +



III



Saintek, Lambung Mangkurat, Pend. Biologi, B: 27 +



𝟎.𝟔∗𝟐𝟐𝟔𝟗 𝟗𝟔



15



= 57,32 (+9,42)



= 𝟓𝟎, 𝟏𝟖 (+ 7,38) 0.6∗253 15



= 37,52 (-10,38).



Pilihan Pricillia tidak disarankan. Karena walaupun secara kasar kita bisa lihat ada gap antara nilai kompetitif pilihan I dan II dan pilihan II dan III, tetapi sebenarnya nilai 50,0 terlalu jauh dari nilai soshum Pricillia. Sebaiknya Pricillia memilih jurusan soshum dengan nilai kompetitif 40,3 sampai 47,8.



Nah, kalau pilihan kalian sudah tepat dengan aturan di atas, kalian bisa menghitung PELUANG kalian lulus secara kasar. Gimana ya? Jadi, ingat kalau nilai kompetitif adalah nilai untuk diterima di kursi dengan nilai terendah di suatu jurusan. Dengan begitu, bisa diterima bahwa peluang lulus di suatu pilihan adalah jumlah kursi dibagi jumlah peminat. Artinya, jika diibaratkan seseorang memilih pilihan 1, 2, 3 dengan perbedaan nilai kompetitif antar masing-masing pilihan mendekati 0 dan nilai rata-rata try out sama dengan nilai kompetitif pilihan kedua, maka



𝑃𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠 = 𝑃1 + 𝑃2 + 𝑃3 Di mana rumus untuk menghitung peluang kelulusan di masing-masing jurusan adalah 𝑃𝑥 =



𝐾𝑢𝑟𝑠𝑖 𝟏. 𝟎𝟓 ∗ 𝑝



Kenapa p dikali 1,05? Karena populasi Indonesia terus bertambah 1,5% per tahun dan jumlah penduduk yang terdidik pun ikut bertambah. Maka peminat tahun lalu harus ditambah untuk tahun ini. OK, sekarang kita akan menghitung peluang lulus Bayu sebagai contoh. 𝑃1 =



33 = 2,86% 1.05 ∗ 1099



𝑃2 =



24 = 4,05% 1.05 ∗ 565



𝑃3 =



72 = 8,69% 1.05 ∗ 789



𝑃𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠 = 2,86% + 4,05% + 8,69% = 𝟏𝟓, 𝟔𝟎%



(Picture obtained from https://www.zenius.net/blog/10592/ciri-anak-siswa-pesertatembus-lolos-sbmptn , 2016/07/04, 5:55 GMT+7) See? Hal ini tidak jauh berbeda dengan data statistik SBMPTN, di mana kelulusan adalah sekitar 1/6 atau 16,67%. (Namun masih perlu dibuktikan lebih lanjut memakai software statistik apakah kesamaannya signifikan dan dapat dipertanggungjawabkan? Hehehe) Ini jugalah yang membuat kalian sebaiknya MENYIAPKAN PILIHAN 2 DAN 3. Tidak seperti SNMPTN, tidak ada atau minim peluang seseorang tidak diterima karena memilih pilihan 2. Kebayang kan kalau si Bayu hanya memilih Kesmas UIN Syarif (pilihan 1). Peluang Bayu lulus yang seharusnya bisa digenjot sampai 15,60% cuma jadi 2,86% karena hanya memilih 1 pilihan. PERHATIAN: Hanya gunakan rumus ini jika pilihan kalian sudah sesuai dengan aturan pemilihan jurusan yang baik di atas! Kalaupun sedikit di bawah 16% itupun karena... Baca di bawah deh. Back there,... Terus apa keuntungannya dibandingkan dengan passing grade yang dikeluarkan buku dan bimbel? Nilai kompetitif yang saya rumuskan ini bersifat DINAMIS dan nilai yang terhitung biasanya LEBIH TINGGI dari passing grade di beberapa bimbel/buku yang sudah saya baca. Kenapa lebih tinggi? Tujuannya bukan untuk men-discourage kemampuan adikadik untuk masuk ke jurusan tertentu. Misalnya, kalian mau milih Arsitektur ITB dengan nilai kompetitif 69,85. Sedangkan rata-rata try out kalian baru 50,2. Terus kalian jadi nggak mau milih STEI ITB karena gap nilainya 19,65 (setara dengan menambah 30 soal benar). TENTU SAJA BUKAN BEGITU! Tapi ini untuk memacu kalian mencapai nilai 69,85 itu dengan mengalokasikan waktu kalian untuk kegiatan BELAJAR untuk menambah skor sebanyak 20 yang direkomendasikan itu. Alasan kedua untuk membuat nilai kompetitif sedikit lebih tinggi dari passing grade yang ada di bimbel dan buku adalah untuk menghilangkan ZONA NYAMAN yang kalian rasakan jika nilai kalian sudah di atas nilai kompetitif, meskipun baru di pilihan 3. Sistem ini akan mendorong kalian untuk mencapai nilai kompetitif yang dibutuhkan di pilihan I. Sistem penghitungan nilai kompetitif ini masih perlu diperbaiki. Contohnya, mungkin ada beberapa jurusan dengan jumlah kursi 1-9 dengan peminat ratusan. Jika dihitung, nilai kompetitifnya akan melebihi 100. Ke depannya, untuk menghindari kesalahan ini, sebaiknya nilai kompetitif dihitung menggunakan skala log (menggunakan kalkulator/tabel log). Tetapi jika menurut kalian nilai 90,93 adalah nilai kompetitif yang benar-benar dibutuhkan untuk masuk ke Ilmu Komunikasi Universitas Andalas dan bertekad untuk ingin mendapatkan nilai lebih baik dari itu, silahkan saja. Nanti kalian juga yang nggak rugi kalo jadi top skorer SBMPTN.



Acknowledgements: Terima kasih kepada Mas Ari Candra Arista atas saran editan dan publikasinya... ^^



Timotius Wira Yudha Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Dokter Universitas Sriwijaya 2012. Penulis meraih peringkat pertama di Try Out SNMPTN Musi ITB 2012, Try Out Kemas UI 2012, Olympiade SNMPTN 2012, dan Try Out SNMPTN Sriwijaya 2012. Penulis merupakan pemenang Olimpiade Sains Pertamina 2015 bidang Biologi di tingkat regional SumBagSel, dan merupakan finalis OSN Pertamina tingkat Nasional 2015. [email protected] Instagram: @wiratimothy