Titik Impas Dan Titik Impas Multiproduk [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH TITIK IMPAS “AKUNTANSI MANAJEMEN”



DISUSUN OLEH : Kelompok 5



1. 2. 3. 4. 5.



Carolina Ivana Tambirang Gracia Brilianti Sentinuwo Marsah Ivana Matheos Megawati Naibaho Praiselia Aprilia Rantung



(17061102037) (17061102013) (17061102057) (17061102058) (17061102022)



MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2019



KATA PENGANTAR



Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karuniaNya sehingga kami kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah tentang “Tititk Impas”. Kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas, yang telah diberikan kepada kami oleh



dosen mata kuliah hukum bisnis. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah



pengetahuan bagi para pembaca. Kami kelompok 1 menyadari bahwa makalah yang telah kami susun ini, masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah kami.



MANADO,28 April 2019



Kelompok 1



i



i



DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar isi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belekang B. Rumusan Masalah BAB II PEMBAHASAN A. Titik Impas B. Titik Impas Multiproduk BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Daftar Pustaka



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu teknik analisis laporan keuangan adalah menetukan titik impas. Sebetulnya masih banyak teknik-teknik analisis laporan keuangan lainnya



B. Rumusan Masalah 1) Apa itu Titik Impas? 2) Bagaiman Menghitung Titik Impas? 3) Bagaimana Menghitung Titik Impas Multiproduk



1



BAB II PEMBAHASAN



 TITIK IMPAS Titik impas adalah volume penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba sama sekali. Titik impas dapat diketahui dengan membagi antara total biaya tetap dengan rasio margin kontribusi, yang dapat ditulis sebagai berikut:



Titik impas =



Biaya Tetap Total 1−



Biaya Variabel Penjualan



Biaya tetap dalam rumus tersebut adalah seluruh biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan untuk membuat keseluruhan produk selama satu periode tertentu, sedangkan biaya variabel adalah biaya variabel per unit dan penjualan adalah harga jual per unit produk. Dari hasil tersebut akan diketahui volume tertentu yang merupakan nilai penjualan minimal yang harus dicapai, agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jadi, ketika titik impas tercapai perusahaan telah mampu menutup seluruh biaya tetap yang dibebankan selama periode tersebut beserta biaya variabel yang harus dikeluarkan untuk volume produk pada titik impas.  Contoh PT.Warna Kita adalah produsen zat pewarna kain. Kapasitas produksi perusahaan ini dalam satu tahun adalah 1.200 ton zat pewarna. Untuk menghasilkan produk dengan volume tersebut, dikeluarkan biaya tetap sebesar Rp.360.000.000. Sedangkan biaya variabel total yang dibutuhkan adalah Rp.1.500.000 per ton. Berdasarkan data tersebut jika dihitung titik impasnya , maka harus dihitung terlebih dahulu biaya variabel per ton zat pewarna. Biaya variabel total untuk memproduksi 1.200 ton zat pewarna adalah Rp.1.080.000.000, sehingga biaya variabel yang dibutuhkan untuk memproduksi satu ton zat pewarna adalah Rp.900.0000, yaitu dari hasil membagi Rp.1.080.000.000 dengan 1.200 ton zat pewarna. Kemudian dari data yang telah tersedia dapat dihitung volume titik impasnya, yaitu:



Titik impas =



Biaya Tetap Total 1−



Biaya Variabel Penjualan



2



Titik impas =



360.000.000 1−



900.000 1.500.000



= Rp.900.000.000



Jumlah sebesar Rp.900.000.000 itu merupakan nilai penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi sekaligus juga merupakan nilai penjualan yang mengakibatkan perusahaan belum memperoleh keuntungan. Untuk mengetahui volume penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian , bagi nilai penjualan dengan harga jual setia unit produk tesebut.



Titik impas (dalam unit) = =



Titik Impas dalam Nilai Uang Harga Jual Per Unit Produk Rp.900.000.000 Rp.1.500.000



= 600 ton Itu berarti volume titik impas dari contoh ini dapat diketahui dengan membagi Rp.900.000.000 dengan Rp.1.500.000 sehingga diperoleh angka sebesar 600 ton. Jadi PT.Warna Kita harus mencapai penjualan minimal sebesar 600 ton zat pewarna agar tidak mengalami kerugian. Bukti: Laba = Penjualan – Biaya Total = Penjualan − Biaya Tetap – Biaya Variabel = (600 ton × Rp.1.500.000) − 360.000.000 – (600 ton × 900.000 ) = 900.000.000 – 360.000.000 − 540.000.000 =0 Jadi, pada saat menjual produknya sebanyak 600 ton, perusahaan memperoleh laba sebesar nol. Jadi, agar tidak mengalami kerugian, perusahaan harus menjual minimal 600 ton zat pewarna. Pada volume penjualan 600 ton ini seluruh biaya tetap sebesar Rp.360.000 telah ditutup.



3



 TITIK IMPAS MULTIPRODUK Untuk perusahaa yang memiliki lebih dari satu jenis produk,maka dala menghitung titik impas harus dihitung bauran penjualan produknya atau perbandingan volume penjualan antara satu produk dan produk yang lain. Dengan menggunakan perbandingan volume penjualan tersebut, dapat dihitung titik impas perusahaan melalui rumus yang sama dengan sebelumya . Misalkan suatu perusahaan berencana menjual produk A sebanyak 100 unit, produk B sebanyak 50 unit dan produk C sebanyak 25 unit sehingga perbandingan volume penjualan antara A : B : C adalah 100 : 50 : 25 perbandingan ini dapat diperkecil menjadi 4 : 2 : 1. Artinya , jika perusahaan berencana menjual A sebanyak 4 unit, maka B akan dijual sebanyak 2 unit, dan C sebanyak 1 unit. Setelah dikitehui perbandingan volume penjualan dari masin-masing produk, angka perbandingan tersebt dikalikan dengan biaya variabel per unit produk dan harga jual per unit produk.  Contoh: PT. Pelangi Indonesia memproduksiempat jenis barang yang diberi kode A1, B2, C3, D4. Produk tersebut rencananya akan diproduksi dan dijual dengan komposisi volume 20.000 unit, 15.000 unit, dan 10.000 unit, dan 5.000 unit masing-masing untuk A1, B2, C3, dan D4. Sedangkan masing-masing produk dijual dengan harga per unit sebesar Rp.11.000 untuk A1, Rp.16.000 untuk B2, Rp.21.000 untuk C3, dan Rp.26.000 untuk D4. Untuk membuat seluruh produk tersebut dengan komposisi volume seperti itu dan dalam kapasitas produksi perusahaan , dibutuhkan biaya tetap sebesar Rp.144.000.000. Sedangkan biaya variabel per unit yang harus dikeluarkan untuk masing-masing produk adalah sebesar Rp.7.000 untuk A1, Rp.8.000 untuk B2, Rp.11.000 untuk C3, Rp.14.000 untuk D4. Agar perusahaan tidak mengalami kerugian , minimal berapa unitkah A1, B2, C3, dan D4 yang harus dijual? Seperti terlihat dalam data di atas bahwa masing-masing produk rencananya akan dijual sebanyak 20.000 unit A1, 15.000 unit B2, dan 10.000 unit C3, dan 5.000 unit D4. Kemudian data tersebut, jika diringkas akan terlihat seperti tabel dibawah ini: KETERANGAN Harga Jual Per Unit (Rp) Harga Variabel Per Unit (Rp)



A1 11.000 7.000



B2 16.000 8.000



C3 21.000 11.000



D4 26.000 14.000



Jadi titik impas perusahaan dapat dihitung dengan rumus titik impas biasa , yaitu memperhitungkan perbandingan volume penjualan anatara satu produk dan produk lain, seperti dibawah ini: Biaya Tetap Total Titik impas = Biaya Variabel 1− Penjualan



Titik impas =



144.000.000 (20.000 ×



7.000) +(15.000 × 8.000) +(10.000 × 11.000) +(5.000 × 14.000) 1− (20.000 × 11.000 ) +(15.000 × 16.000) +(10.000 × 21.000) +(5.000 × 26.000)



144.000.000 =



1−



440.000.000 800.000.000



= Rp.320.000.000



4



Itu berarti titik impas akan tercapai pada saat penjualan mencapai nilai Rp.320.000.000. Titik impas dalam dalam unit akan tercapai dengan membagi nilai titik impas dalam rupiah dengan harga jual gabungan dari keempat jenis produk, yaitu (20.000 × 11.000) + (15.000 × 16.000) + (10.000 × 21.000) + (5.000 × 26.000) = Rp.800.000.000



Titik impas (dalam unit) =



320.000.000 800.000.000



= 0,4 paket



Itu berarti titik impas perusahaan akan tercapai jika masing-masing produk dijual dengan komposisi volume penjualan sebesar: A1 = 20.000 × 0.4 = 8.000 unit B2 = 15.000 × 0.4 = 6.000 unit C3 = 10.000 × 0.4 = 4.000 unit D4 = 5.000 × 0.4 = 2.000 unit



 Metode Lain: Jika titik impas dihitung dengan metode tersebut, akan diperoleh hasil kali perhitungan dengan nilai normal yang besar. Untuk menghindari angka yang terlalu besar, dapat digunakan metode lain, yaitu dengan mencari terlebih dahulu perbandingan antara volume penjualan satu produk dan produk lainnya. Seperti terlihat dalam data sebelumnya bahwa masing-masing produk direncanakan akan dijual sebanyak 20.000 unit A1, sebanyak 15.000 unit B2, sebanyak 10.000 unit C3, dan sebanyak 5.000 unit D4. Itu berarti perbandingan volume penjualan dari keempat produk tersebut adalah 20 : 15 : 10 : 5, atau dapat diperkecil lagi menjadi 4 : 3 : 2 : 1. Volume penjualan yang terkecil harus menjadi angka 1 sebagai patokan. Kemudian data tersebut, jika diringkas, akan terlihat seperti pada tabel berikut ini: KETERANGAN Harga Jual Per Unit (Rp) Harga Variabel Per Unit (Rp) Volume Penjualan Perbandingan Volume Penjualan



A1 11.000 7.000 20.000 4



B2 16.000 8.000 15.000 3



C3 21.000 11.000 10.000 2



D4 26.000 14.000 5.000 1



Jadi titik impas perusahaan tersebut dapat dihitung dengan rumus titik impas biasa, yaitu memperhitungkan perbandingan volume penjualan antara satu produk dan produk lainnya, seperti terihat berikut ini:



Titik impas =



Biaya Tetap Total



Titik impas =



1−



Biaya Variabel Penjualan



144.000.000 (4.000 ×



7.000) +(3.000 × 8.000) +(2.000 × 11.000) +(1.000 × 14.000) 1− (4.000 × 11.000 ) +(3.000 × 16.000) +(2.000 × 21.000) +(1.000 × 26.000)



5



144.000.000 Titik impas =



88.000



1− 160.000



Titik impas = Rp.320.000.000 Itu berarti titik impas akan tercapai pada saat penjualan mencapai nilai Rp.320.000.000. Titik impas dalam unit akan tercapai dengan membagi nilai titik impas dalam rupiah dengan harga jual gabungan dari keempat jenis prroduk tersebut berdasarkan perbandingan volume penjualannya, yaitu (4.000 × 11.000) + (3.000 × 16.000) + (2.000 × 21.000) + (1.000 × 26.000) = Rp.160.000. Titik impas (dalam unit) =



320.000.000 160.000



= 2.000 paket. Itu berarti titik impas perusahaan akan tercapai jika masing-masing produk dijual dengan komposisi volume penjualan sebesar: A1 = 2.000 × 4 = 8.000 unit B2 = 2.000 × 3 = 6.000 unit C3 = 2.000 × 2 = 4.000 unit D4 = 2.000 × 1 = 2.000 unit Bukti: Laba = Penjualan – Biaya Total = Penjualan − Biaya Tetap – Biaya Variabel = (8.000 unit × Rp.11.000) + (6.000 unit × Rp. 16.000) + (4.000 unit × Rp. 21.000) + (2.000 unit × Rp. 26.000) +144.000.000 +(8.000 unit × Rp.7.000) + (6.000 unit × Rp.8.000) + (4.000 unit × Rp.11.000) + (2.000 unit × Rp.14.000) =(88.000.000 + 96.000.000 + 84.000.000 + 52.000.000) − 144.000.000 − (56.000.0000 + 48.000.000 + 44.000.000 + 28.000.000) = 320.000.000 – 144.000.000− 176.000.000 =0 Jadi, pada volume penjualan tersebut tidak memperoleh laba sama sekali. Itu juga berarti volume bauran penjualan itu merupakan volume penjualan minimal agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Pada volume penjualan tersebut, seluruh biaya tetap perusahaan sebesar Rp.144.000.000 telah di tutup.



6



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Titik impas adalah volume penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba sama sekali. Titik impas dapat diketahui dengan membagi antara total biaya tetap dengan rasio margin kontribusi, yang dapat ditulis sebagai berikut:



Titik impas =



Biaya Tetap Total 1−



Biaya Variabel Penjualan



Untuk perusahaa yang memiliki lebih dari satu jenis produk,maka dala menghitung titik impas harus dihitung bauran penjualan produknya atau perbandingan volume penjualan antara satu produk dan produk yang lain



7



DAFTAR PUSTAKA



8