Titrasi Pengendapan (Penentuan Klorida) Laporan Tetap [PDF]

  • Author / Uploaded
  • sonia
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TITRASI PENGENDAPAN/ARGENTOMETRI (PENENTUAN KLORIDA)



I. TUJUAN PERCOBAAN Mampu melakukan standardisasi dan penentuan pada titrasi pengendapan dengan metode Mohr. II. RINCIAN KERJA 1. Standardisasi larutan AgNO3 2. Penentuan kadar klorida pada cuplikan III. TEORI Titrasi



pengendapan



merupakan



titrasi



yang



didasarkan



pada



reaksi



pembentukan endapan antara analit dan titran. Terdapat tiga macam titrasi pengendapan yang dibedakan dari indikator yang digunakan : 1. Metode Mohr 2. Metode Volhard 3. Metode Adsorbsi Pada titrasi yang melibatkan garam-garam perak, ada tiga indicator yang dapat dipergunakan. Metode Mohr menggunakan ion Kromat CrO42- untuk mengendapkan AgCrO4 berwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe3+ untuk membentuk kompleks berwarna dengan ion tiosianat SCN-. Dengan metode Fajans menggunakan “indicator adsorbsi”. Seperti suatu system asam basa dapat sebagai suatu indicator untuk titrasi asam basa, maka pembentukan endapan dapat juga digunakan sebagai penunjuk akhir titrasi. Pada metode Mohr, yaitu penentuan klorida dengan ion perak dengan indicator ion kromat, penampilan pertama yang tetap dari endapan perak kromat yang berwarna kemerah-merahan dianggap sebagai suatu titik akhir titrasi. Merupakan hal yang diinginkan bahwa pengendapan indicator dekat pada titik ekuivalen. Perak kromat lebih larut (sekitar 8,5 x 10-5 mol/liter) daripada perak klorida (1 x 10-6 mol/liter). Jika ion perak ditambahkan kepada semua larutan yang mengandung ion klorida dalam konsentrasi yang besar dan ion kromat dalam konsentrasi ion yang



kecil, maka perak klorida akan lebih dahulu mengendap membentuk endapan putih, perak kromat baru akan terbentuk setelah konsentrasi ion perak meningkat sampai melampaui harga Kkel perak kromat. Metode Mohr dapat juga digunakan untuk penentuan ion bromide dengan perak nitrat. Selain itu juga dapat menentukan ion Sianida dalam larutan yang sedikit alkalis. IV. ALAT YANG DIGUNAKAN 



Neraca analitis







Kaca arloji







Erlenmeyer 250 ml







Buret 50 ml







Pipet ukur 25 ml







Pipet volum 10 ml







Pipet tetes







Labu ukur 50 ml, 250 ml







Gelas kimia 250 ml







Spatula







Bola karet



V. GAMBAR ALAT (TERLAMPIR) VI. BAHAN YANG DIGUNAKAN 



AgNO3 4,25 gr dalam 250 ml







Indikator K2CrO4







Nacl







Cuplikan yang mengandung Cl (KCL dan BaCl2)



VII. PROSEDUR PERCOBAAN 7.1  Standardisasi larutan baku AgNO3 



Menimbang 4,25 gr perak nitrat dan ditambahkan air aquadest sampai 250 ml dalam labu takar. Jaga jangan sampai terkena sinar matahari.







Menimbang dengan teliti tiga cuplikan Natrium Klorida yang murni dan kering seberat 0,20 gr dalam tiga erlen meyer 250 ml.







Melarutkan tiap contoh dalam 50 ml air aquadest dan tambahkan 2 ml 0,1 M   Kalium Kromat.







Menitrasi cuplikan dengan larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna menjadi kemerah-merahan.



7.2  Penentuan klorida 



Menimbang dengan teliti cuplikan KCL dan BaCl 2 masing-masing 0,4 gr, larutkan kedalam air sampai 50 ml.







Mengambil alikot 10 ml masukkan kedalam erlen meyer 250 ml.







Menambahkan tiga tetes indicator kalium kromat.







Menitrasikan dengan larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubaham warna menjadi kemerah-merahan yang stabil



VIII. DATA PENGAMATAN 8.1. STANDARDISASI LARUTAN BAKU/STANDAR AgNO₃ NO. 1. 2. 3.



Gram Analit (NaCl) 200 mg 200 mg 200 mg Volume rata-rata = 6,93 ml



Volume Titran (AgNO₃) 6,8 ml 6,9 ml 7,1 ml



8.2. PENENTUAN Cl⁻ DENGAN AgNO₃ NO. 1. 2. 3.



Volume Analit (KCl) 25 ml 25 ml 25 ml Volume rata-rata = 15,83 ml



Volume Titran 16 ml 16 ml 15,3 ml



NO.



Volume Analit (BaCl₂) 25 ml 25 ml 25 ml Volume rata-rata = 1,7 ml



Volume Titran



1. 2. 3.



1,8 ml 1,6 ml 1,7 ml



IX. PERHITUNGAN 9.1. STANDARDISASI LARUTAN BAKU/STANDAR AgNO₃ Menentukan N AgNO₃ secara Teori : N AgNO₃ = =



m. 1000 .n Mr .V 1,7 gr . 1000. 1 = 0,1 N 170 .100



Menentukan N AgNO₃ secara Praktek : gr NaCl BE NaCl



= V AgNO₃ . N AgNO₃



10 ml 50 58,5



= 6,93 ml . N AgNO₃



N AgNO₃



= 0,098 N



200 mg.



% Kesalahan N AgNO₃ =



=



Teori−Praktek x 100 % Teori 0,1 N −0,098 N x 100 % 0,1 N



=2% 9.2. PENENTUAN Cl⁻ DENGAN AgNO₃ Menentukan % Klorida dalam KCl 1) Secara Teori:



m Cl =



Ar Cl x gr KCl Mr Cl



= % Cl =



35,5 74,5



x 0,5 gr = 0,238 gr



0,238 gr x 100 % 0,5 gr



= 47,6 % 2) Secara Praktek : % Cl =



V AgNO ₃ . N AgN O 3 . BE Cl x 100 % Gr KCl



15,3 ml . 0,098 N . 35,5 1000 = x 100 % 10 0,5 gr . 50 = 55 %



% Kesalahan =



=



Praktek−Teori x 100 % Praktek 55 %−47,6 % x 100 % 55 %



= 13 % Menentukan % Klorida dalam BaCl₂ 1) Secara Teori : m Cl = =



% Cl =



2. Ar Cl x gr BaCl₂ Mr BaCl ₂ 71 x 0,05 gr = 0,017 gr 208 0,017 gr x 100 % 0,05 gr



= 34 % 2) Secara Praktek : % Cl =



V AgNO ₃. N AgN O ₃ . BE Cl x 100 % Gr KCl



% Cl



1,7 ml . 0,098 N . 35,5 1000 = x 100 % 10 0,05 gr . 50 = 29,6 %



% Kesalahan =



=



Praktek−Teori x 100 % Praktek 34 %−29,6 % x 100 % 34 %



= 12 %



X. ANALISIS DATA Pada titrasi pengendapan penentuan klorida, digunakan dua buah cuplikan, yaitu BaCl₂ dan KCl, dan larutan standar AgNO₃. Pertama, dilakukan satandardisasi larutan baku AgNO₃. AgNO₃ ditimbang seberat 1,7 gr dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest. Setelah itu, 0,2 gr NaCl dilarutkan dalam 50 ml air, lalu dipindahkan ke dalam Erlenmeyer sebanyak tiga buah masing-masing 10 ml dan ditambahkan 2-3 tetes indicator kalium kromat. Kemudian dititrasi dnegan larutan AgNO₃ sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah kecoklatan dengan endapan. Maka didapat volume rata-rata titran, yaitu 6,93 ml. Selanjutnya melakukan penentuan klorida. Sampel pertama yaitu KCl. KCl 0,3 gr dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Lrutan KCl dipindahkan ke dalam tiga Erlenmeyer masing-masing 10 ml. Sampel kedua yaitu BaCl₂ 0,05 gr dilarutkan dalam 50 ml aquadest. Larutan BaCl₂ dimasukkan ke dalam tiga buah Erlenmeyer sebanyak 10 ml. Maing-masing sampel ditetesi indicator kalium kromat dan dititrasi dengan AgNO₃ sampai warna berubah dari kuning menjadi merah dengan endapan. Maka, didapat volume rata-rata titran sampel 1 yaitu, 15,83 ml dan sampel 2 sebanyak 1,7 ml.



XI. PERTANYAAN 1. Apakah yang dimaksud argentometri ? Jawab: Argentometri adalah analisis volumetri berdasarkan atas reaksi pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentum atau titrasi penentuan analit yang berupa ion kalida dengan menggunakan larutan standar AgNO₃. 2. Pada titrasi yang telah Anda lakukan . Tuliskan apa yang bertindak sebagai: -Standar primer



= AgNO₃



-Standar Sekunder = NaCl



- Analit



= KCl, BaCl₂



- Indikator = Kalium kromat



3. Tuliskan titrasi pengendapan yang bukan argentometri! Jawab: Ion SO₄²⁻



PO₄ᶾ⁻ CrO₄²⁻ Cl⁻, Br⁻



Titran Pb(NO₃)₂ Pb(NO₃)₂ Ba(ClO₄)₂ BaCl₂ Pb(Ac)₂ Pb(Ac)₂ Pb(Ac)₂ Hg₂(NO₃)₂



Indikator Ditizon Tritrosin B Torin Alizan Melaks Bromofluorrescin Klorofluorescin Fluorescein Blin bromfenol



XII. KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Titrasi



pengendapan



pembentukan



merupakan



titrasi



yang



didasarkan



pada



endapan antara analit dan titran.



2. Semakin kecil kelarutan endapannya, maka semakin sempurna reaksinya



3. Berdasarkan hasil pengamatan, didapat hasil:



reaksi



-



N teori AgNO₃



= 0,1 N



-



N praktek AgNO₃ = 0,098 N, dengan % kesalahan = 2%



-



% Cl dalam KCl = 55% Dengan % kesalahan = 13 %



-



% Cl dalam BaCl₂ = 29,6 % Dengan % kesalahan = 12 %



XIII. DAFTAR PUSTAKA



Jobsheet. “Penuntun Praktikum Kimia Anorganik”.2020.Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang



LAMPIRAN



Gambar Alat



Kaca Arloji



Bola Karet



Buret



Spatula



Erlenmeyer



pipet ukur



Gelas Kimia



Labu Ukur



Batang pengaduk