TKJI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA (TKJI) UNTUK ANAK UMUR 13 -15 TAHUN



KATA PENGANTAR



Pembinaan dalam rangka meningkatkan kesegarn jasmani sudah selayaknya dilakukan sejak usin dini. Salah satu upanya pembinaan adalah penyediaan alat ukur untuk menilai berhasil tidaknya suatu pembinaan. Tes Kesegarnn Jasmani Indonesia (TKJI) adalah salah satu alat ukur yang berisi rangkaian tes yang terdiri dari 5 (lima) butir tes. Kelima butir tes ini merupakan satu kesatuan yang harus dilaksanakan secara keseluruhnn, untuk menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang. Buku ini diperuntukkan bagi remaja usia 13-15 tahun atau siswa yanq duduk dikelas 1 s.d kelas 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat sehingga buku ini sangat tepat untuk dipergunakan oleh para Guru Pendidikan Jasmani sebagai sarana evaluasi hasil belajar pendidiknn jnsmani. Untuk memenuhi kebutuhan, buku Tes Kesegaran Jasmnni Indonesia (TKJI) ini dicetak ulang dari buku Tes Kesegaran Jasmani Indonesia yang telah diterbitkan pada tahun 1999. Semoga buku ini dapat membantu para Guru Pendidikan Jasmani dalam membina dan mengevaluasi tingkat kesegaran jasmani siswanya,



Jakarta, September 2003 Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Departemen Pendidikan Nasional



dr. Widaninggar W, M.Ed NIP. 140 162 100



BABI PENDAHULUAN



2



Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Disadari atau tidak, sebenarnya kesegaran jasmani itu merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia karena kesegaran jasmani senyawa dengan hidup manusia. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia melakukan pekerjaan dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukan. Kesegaran Jasmani yang dibutuhkan oleh karyawan berbeda dengan anggota TNI, berbeda pula dengan, penarik becak, dengan pelajar, dan sebagainya. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang anak berbeda dengan yang dibutuhkan orang dewasa, bahkan kadar kebutuhan kesegaran jasmani itu sangat individual. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melaksanakan pengukuran. Pengukuran kesegaran jasmani dilakukan dengan tes kesegaran jasmani. Untuk rnelaksanakan tes diperlukan adanya alat/instrumen. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) merupakan, salah satu bentuk instrumen untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani. Dalam lokakarya kesegaran jasmani tahun 1984 TKJI telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu intrumen yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dasar pertimbangannya adalah bahwa instrumen ini seluruhnya disusun dengan kondisi anak Indonesia. TKJI dibagi ke dalam 4 kelompok umur, yaitu : kelompok umur 6 - 9 tahun, 10 -12 tahun, 13 -15 tahun, dan 16-19 tahun. Buku ini khusus mengenai TKJI untuk anak umur 13 - 15 tahun Norma klasifikasinya juga hanya berlaku untuk umur 13-15 tahun. Dengan demikian instrumen ini tidak dapat dipergunakan untuk ngukur tingkat kesegaran jasmani mereka yang tidak termasuk kelompok umur tersebut. Untuk anak umur 13 - 15 tahun ini sangat baik dan tepat jika digunakan oleh sekolah dan lembaga pendidikan sejenis karena anak umur 13-15 tahun ini hampir seluruhnya menjadi siswa sekolah/lembaga pendidikan tersebut. Selain itu, kesegaran jasmani merupakan salah satu tujuan dari pelaksanaan pendidikan di sekolah, yang dicapai melalui pelaksanaan bidang studi pendidikan jasmani dan kesehatan. Hal ini dapat dibaca dari kurikulum sekolah yang berlaku. Pada kurikulum tertulis bahwa salah satu tujuan khusus pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah adalah meningkatkan kesegaran jasmani. Buku berjudul TKJI untuk anak umur 13 - 15 tahun ini memuat petunjukpetunjuk cara melaksanakan tes sebagai upaya mengetahui dan mengukur kesegaran jasmani. Buku ini dapat dipergunakan sebagai pedoman bagi para guru pendidikan jasmani dan kesehatan untuk menilai hasil belajar yang 3



dilakukan di sekolah dalam upaya meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Dengan adanya buku ini, supanya kerancuan dalam menyelenggarakan tes dapat dihindarkan.



BAB II 4



TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK REMAJA UMUR 13 -15 TAHUN A. Rangkaian Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk remaja umur 13 - 15 tahun putera dan puteri terdiri dari : 1. Untuk putera terdiri dari : a. lari 50 meter; b. gantung angkat tubuh, 60 detik; c. baring duduk, 60 detik; d. loncat tegak; e. lari 1000 meter. 2. Untuk puteri terdiri dari : a. lari 50 meter; b. gantung siku tekuk; c, baring duduk, 60 detik; d. loncat tegak; e. lari 800 meter. B. Reliabilitas dan Validitas Tes 1. Rangkaian tes untuk remaja umur 13 - 15 tahun mempunyai nilai reliabilitas : a. Untuk putera 0.960 - (DOOLITTLE) b. Untuk puteri 0.804 - (AITKEN) 2. Rangkaian tes untuk remaja umur 13 - 15 tahun mempumyai nilai validitas : a. Untuk putera 0.950 - (DOOLITTLE) b. Untuk puteri 0.923 - (AlTKEN) C. Kegunaan Tes Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini dipergunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani remaja umur 13 - 15 tahun. Alat dan Fasilitas 1. Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin 2. Stopwatch 3. Bendera start 4. Tiang pancang 5. Nomo dada 6. Palang tunggal 7. Papan berskala untuk loncat tegak 8. Serbuk kapur 9. Penghapus 10. Formulir tes (lihat lampiran) 11. Peluit 5



12. Alat tulis 13. Lain-iain Ketentuan Pelaksanaan 1. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan secara terus-menerus dan tidak terputus-putus 2. Urutan pelaksanaan adalah sebagai berikut : Pertama : Lari 50 meter Kedua : - Gantung angkat tubuh untuk putera - Gantung siku tekuk untuk puteri Ketiga : Baring duduk Keempat : Loncat tegak Kelima : Lari 1000 meter untuk putera Lari 800 meter untuk puteri A. Petunjuk Umum 1. Peserta a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes. . b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 (dua) jam sebelum melakukan tes. c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan bersepatu olahraga. d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes. e. Diharapkan melakukan pemanasan (warming up) lebih dahulu sebelum melakukan tes. f. Jika tidak dapat melaksanakan salah satu jenis tes atau lebih dinyatakan gagal/tidak mendapatkan ni!ai. 2. Petugas a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu, b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-gerakan. c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir tes berikutnya secepat mungkin. d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas. e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes atau lebih tidak diberi nilai. f. Untuk mencatat basil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.



B. Petunjuk Pelaksanaan Tes 6



1. Lari meter meter a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan b. Alat dan fasilitas 1) Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 50 meter, dan masin mempunyai lintasan lanjutan 2) Bendera start 3) Peluit 4) Tiang pancang 5) Stopwatch 6) Serbuk kapur 7) Formulir 8) Alat tulis c. Petugas tes 1) Juru keberangkatan 2) Pengukur waktu merangkap pencatat hasil d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan a) Pada aba-aba "Siap" peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari (lihat gambar 1) b) Pada aba-aba "Ya" peserta lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 50 meter. 3) Lari masih bisa diulang apabila: a) pelari mencuri start; b) pelari tidak melewati garis finish c) pelari terganggu dengan pelari yang lain; 4) Pengukuran waktu Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari melintas garis finish.



7



e. Pencatat hasil 1) Hasil yang dicatdt adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 50 meter, dalam satuan waktu detik. 2) Waktu dicatat satu angka dibelakang koma. 2. Tes gantung angkat tubuh untuk putera, tes gantung siku tekuk untuk puteri. a.Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putera: 1) Tujuan ,, Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan otot bahu. 2) Alat dan fasilitas a) lantai rata dan bersih b) palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, Sesuai dengan peserta. Pipa pegangan terbuat dari besi ukuran ¾ inci (lihat gambar 2);



Gambar 2 Palang unggal . 8



c) stopwatch; d) serbuk kapur atau magnesium karbonat; c) alat tulis. 3) Petugas tes a) pengamat waktu b) penghitung gerakan merangkap pencatat tiasil 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan Peserta berdiri di bawah palang tunggal. Kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu Pegangan telapak tangan rnenghadap ke arah letak kepala (lihat gambar 3).



Gambar 3 Sikap permulaan gantung angkat tubuh b) Gerakan 1) Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau berada di atas pa!ang tunggal (lihat gambar 4) kemudian kembali ke sikap permulaan. Gerakan ini dihitung satu kali. 2) Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala sampai ujung kaki tetap merupakan satu garis lurus. 3) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang, tanpa istirahat, sebanyak mungkin, selama 60 detik.



9



C) Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila 1) pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun; 2) pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal; 3) pada waktu kembali ke sikap permulaan kedua lengan tidak lurus.



Gambar 4 Sikap dagu menyentuh melewati palang tunggal



5) Pencatatan Hasil a) Yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan dengan sempurna. b) Yang dicatat adalah iumlah (trekuensi) angkatan yang dapat dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik. c) Peserta yang tidak mampu melakukan Tes angkatan tubuh ini, walaupun telah berusaha, diberi nilai 0 (nol). Tes gantung siku tekuk untuk puteri 1) Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan lengan dan otot bahu. 2) Alat dan fasilitas terdiri dari : a) lantai yang rata dan bersih; b) palang tunggal yang dapat diatur tinggi rendahnya, sesuai dengan peserta. Palang pegangan terbuat dari besi berdiameter ukuran ¾ inci (lihat gambar 2); c) stopwatch; d) serbuk kapur atau magnesium karbonat;



10



e) alat tulis 3) Petugas tes Pengukur waktu merangkap pencatat hasil. 4) Pelaksanaan Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala peserta. a) Sikap permulaan Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan ,menghadap kearah kepala (lihat gambar 5)



Gambar 5. Sikap pe rmulaan gantung siku tekuk b) Gerakan Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai dengan mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal (lihatgambar 6). Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin



Gambar 6 Sikap gantung siku tekuk



11



5) Pencatatan Hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satu satuan waktu detik. Catatan : Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal, diberi nilai 0 (no). 3. Baring duduk 60 detik a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. b. Alat dan fasilitas 1) lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih; 2) stopwatch; 3) alat tulis; 4) alas/tikar/matras jika diperlukan; c. Petugas tes 1) pengamat waktu 2) penghitung gerakan merangkap pencatat hasil. d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan a) Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan sudut _+ 90°, kedua tangan jari-jarinya berselang seling diletakkan dibelakang kepala (lihat gambar7). k, b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.



Gambar 7 Sikap permulaan baring duduk 2) Gerakan a) Gerakan aba-aba "Ya" peserta bergerak mengambil sikap duduk (lihat gambar 8), sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali ke sikap permUlaan (lihat gambar 9 ) 12



Garmbar 8 Gerakan baring menuju ikan duduk



Gambar 9 Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha b) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat, selama 60 detik. Catatan : (1) gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-jarinya tidak terjalin lagi; (2) kedua siku tidak sampai menyentuh paha; (3) mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh. e. Pencatatan hasil 1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 60 detik. 2) Peserta yang tidak mamnu melakukan tes baring duduk ini, diberi nilai 0 (nol; 4. LoncatTegak a. Tujuan Tes ini bertujan untuk mengukur tenaga eksplosif. b. Alat dan fasilitas



13



papan berskala centimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada dinding yang rata atau tiang. Jarak antara lantai denyan angka 0 (noI) pada skala yaitu 150 cm (lihat gambar 10) 2. serbuk kapur; 3. alat penghapus papan tulis; 4. alat tulis; 1.



c. Petugas tes Pengamat dan pencatat hasil



14



Gambar 10. Papan loncat tegak d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur atau magnesium karbonat. b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus ke atas telapakt angan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya ( lihat gambar 11).



Gambar Sikap menentukan raihan tegak 2) Gerakan a) Peserta mengamil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayun kebelakang (lihalgambar 12) Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas (lihat gambar 13).



15



Gambar 12 Sikap awalan loncat tegak



Gambat 13 Gerakan meloncat tegak b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta lain c) Pencatatan hasil 1) Selisih raihan loncatan dikurangi raihan tegak. 2) Ketiga selisih raihan dicatat. 5.



Lari 1000 meter untuk putera, dan 800 meter untuk puteri. a. Tujuan Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tatah jantung peredaran darah dan pernafasan. b. Alat dan fasilitas 1) lintasan lari 1000 meter untuk putera dan 800 meter untuk puteri; 2) stapwacth; 3) bendera start; 4) peluit;



16



5) tiang pancang; 6) alat tulis c. Petugas tes 1) petugas keberangkatan; 2) pengukurwaktu; 3) pencatat hasil; 4) pembantu umum; d. Pelaksanaan 1) Sikap permulaan Peserta berdiri di belakang garis start 2) Gerakan a) Pada aba-aba "SIAP" peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari (lihat gambar 14) b) Pada aba-aba "YA" peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 1000 meter.



Gambar 14 Posisi start lari 1000 dan 800 meter Catatan : (1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri start. (2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish e. Pencatatan hasil 1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai pelari tepat melintas garis finish (lihat gambar 15). 2) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 1000 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan detik. Contoh penulisan: Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik ditulis 3' 12"



17



Gambar 15 Stopwatch dimatikan saat pelari melintasi garis finish C. Petunjuk Menyelenggarakan Tes 1. Prinsip Dasar Penyelenggaraan TKJI ini harus berpedoman pada prinsip dasar berikut ini : a. Seluruh butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu tanpa terputus. b. Tenggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir tes ke butir tes berikutnya tidak boleh lebih dari 3 menit. c. Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan, tidak boleh diacak. 2. Mengatur Penyelenggaraan Tes Untuk mengatur penyelenggaraan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ada beberapa hal yang harus menjadi bahan. pertimbangan, yaitu : a. Prasarana Prasarana yang diperlukan adalah lapangan untuk tes. Khususnya lapangan untuk menyelenggarakan tes lari, baik lari jarak 50 meter maupun iari 800 meter dan 1000 meter. Jalan atau lorong dapat juga dipergunakan untuk tes lari, asal. aman dari gangguan lalu lintas. Butir tes gantung angkat tubuh/siku tekuk, baring duduk dan loncat tegak tidak membutuhkan lapangan luar dan khusus, asal semua butir tes dapat dilaksanakan pada tempat yang berdekatan. b. Peserta Jumlah peserta tes harus diketahui. Bila peserta campuran, maka harus diketahui juga berapa jumlah peserta putera dan berapa puteri. Hal ini ada kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan. 18



c. Waktu Pertimbangan waktu yang tersedia dengan jumlah peserta untuk pengaturan pelaksanaan tes. d. Peralatan/Perlengkapan Tes Kalau jumlah peserta diketahui, waktu yang tersedia juga diketahui, maka untuk dapat mentes seluruh peserta pengaturannya diperhitungkan berdasarkan gelombang pelaksanaannya. Setiap gelombang berapa peserta yang harus melaksanakan tes sekaligus. Sesuai dengan jumlah peserta yang harus bersama-sama melakukan tes dalam tiap gelombang, maka peralatan yang dibutuhkan minimal jumlahnya sama dengan jumlah peserta. Misalnya peserta berjumlah 5 orang setiap gelombang, maka peralatan yang harus disediakan untuk masing-masing butir tes juga 5 buah. Untuk lari 50 meter 5 stopwatch, baring duduk 5 tempat +_ 1 stopwatch, gantung siku tekuk 5 palang yantung (5 stopwatch), loncat tegak 5 papan loncat, dan untuk lari 800 meter dan 1000 meter sama dengan lari 50 meter. perlengkapan lain yang diperlukan antara lain : bendera start, nomor dada, kapur magnesium, tiang pancang, tali, formulir tes dan tidak jauh dari sekolah itu ada jalan rnemutar. Setelah dengan alat tulisnya. e. Petugas Sesuai dengan jumlah peralatan tes yang ada, maka jumlah petugas yang diperlukan minimal sama dengan jumlah tersebut. Setiap petugas tetap bertugas pada satu butir tes. Beberapa orang petugas tambahan masih perlu disiapkan. 3. Contoh Suatu sekolah ingin menyelenggarakan tes. Diketahui bahwa tidak jauh dari sekolah itu ada jalan memutar. Setelah diukur diketahui bahwa jauhnya jalan memutar +_ 1.650 meter. Dengan demikian jalur jalan tadi dapat dipergunakan untuk melaksanakan tes lari jauh pada Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Jarak jalan dari sekolah kira-kira 5 menit perjalanan. Untuk dapat melaksanakanTes Kesegaran Jasmani Indonesia, guru pendidikan jasmani tinggal mencari tempat yang memungkinkan untuk melaksanakan tes baring duduk, gantung angkat tubuh/siku tekuk, dan loncat tegak secara berdekatan. a. Pengaturan Peserta 1) Jam pelajaran yang akan digunakan untuk menyelenggarakan tes adalah 90 menit (2 jam pelajaran). 2) Jumlah siswa pada jam pelajaran tersebut 40 orang. 3) Setiap siswa untuk melaksanakan seluruh rangkaian tes sampai selesai memerlukan waktu rata-rata 11 menit.



19



Waktu yang diperlukan untuk perjalanan dari sekolah ke tempat tes +_ 5 menit, untuk ganti pakaian 5 menit, untuk melakukan pernanasan + 5 menit, memberi penjelasan dan contoh +_ 10 menit waktu yang tersedia adalah 90 menit dikurangi 25 menit, tinggal 65 menit. 5) Sisa waktu 65 menit dihagi 11, berarti gelombang pelaksanaan tes maksimal 5 kali. Kalau tes dilaksanakan satu-satu maka hanya 5 orang yang dapat dites hari itu. 6) Untuk itu diusahakan agar setiap gelombang pelaksanaan dapat diikuti oleh beberapa siswa, misalnya 4 siswa, sehingga dalam 5 gelombang dapat dites sebanyak 20 orang. 4)



b.



Penyiapan Lapangan Tes Sesuai dengan pengaturan peserta, maka lapangan tes yang perlu disiapkan urtuk setiap pos (tempat pelaksanaan) harus dapat untuk mentes 4 siswa. Dengan demikian penyiapan lapangan tes serta pengadaan peralatannya adalah sebagai berikut :



1) Lari 30 meter



- 4 lintasan, 4 stopwatch, 1 bendera start



2) Gantung angkat



- 4 palang gantung, 4 stopwatch



tubuh/siku tekuk 3) Baring duduk



- bila ada alas/tikarl matras, agar pakaian peserta tidak kotor,



4) Loncat tegak



bila tidak ada dilapangan rumput pun iadi, 1 stopwatch. - 4 papan berskala dan tempat memasang papan misalnya tembok, tiang potion.



5) Lari 800 meter dan 1000 meter



tidak perlu dibuat lintasan,4 stopwatch, 1 bendera start.



c. Petugas Jumlah petugas yang diperlukan minimal sebanyak peralatan dan banyaknya tempat tes di setiap pos. 1) Pos lari 50meter



-



2) Posgantung siku tekuk 3) Pos baring duduk



-



4) Pos loncat tegak 5) Pos lari 600meter



-



4 pengukur waktu, l starter ( juru pemberangkatan). 4 penghitung gerak/pengamat waktu. 4 penghitung gerak baring duduk, l pengamat waktu. 4 pengukur tinggi raihan. 4 pengukur waktu, dan beberapa orang pengawas lintasan.



Melihat rincian diatas, kendala utama untuk menyelenggarakan TKJI di sekolah adalah masalah sarana, prasarana, dan petugas. Namun, apabila guru pendidikan jasmaninya kreatif, terampil dan menguasai persoalan, maka kendala tersebut dapat diperkecil. 20



Misalnya: 1) Masalah tenaga sebagai petugas tes Guru dapat melatih siswanya untuk menangani kegiatan tes. Tentunya untuk hal-hal~yang tidak sukar bagi siswa, seperti menghitung gerak angkat tubuh, baring duduk, mengukur tinggi raihari Ibncatan, r,tau menjadi juru pemberangkatan lari. Bila si siswa terampil menygunakar; stopwatch, mereka dapat jaga ditugasi sebagai/pengamat waktu. 2) Masalah tenaga sebagai petugas tes Khususnya yang berupa stopwatch. Kalau petugas terampil menggunakan stopwatch, maka jumlah stopwatch yang diperlukan di atas dapat dikurangi. Misalnya: pada lari 50 meter dapat menggunakan 2 stopwatch slits-timer yang manual. Pada lari 800 meter dan 1000 meter dapat dengan 1 stopwatch saja. Pemegang stopwatch bertugas memberi tahukan waktu yang terbaca, petugas lain mencatatnya. 4. Pengaturan Pelaksanaan Meskipun penyiapan lapangan dan peralatan tes sudah mengikuti contoh di atas, namun dalam pelaksanaannya masih terdapat hambatan kelancaran pelaksanaan tes. Hambatan itu terjadi pada perpindahan butir tes ke 1 ke butir tes ke 2, dan pada tes ke 4. Pesertanya menumpuk sehingga memungkinkan peserta tes mempunyai waktu istirahat. Untuk menghindari terjadinya penumpukan peserta pada butir tes tersebut dapat diatur sebagai berikut : a. Petugas pada lari 50 meter menahan diri untuk tidak memberangkatkan larinya sebelum pelaksanaan tes pada butir ke 2 selesai. Setelah pelaksanaan butir 2 selesai barulah petugas pada lari cepat memberangkatkan pelari lagi. b. Penumpukan pada butir ke 4 dapat diatasi dengan menambah jumlah papan berskala untuk loncat tegak. Kalau semula hanya 4 buah menjadi 6 buah. c. Pada butir tes terakhir sebaiknya setiap rombongan peserta tes siap di tempat segera diberangkatkan untuk lari. Dengan 1 stopwatch masih memungkinkan untuk mengukur waktu pelari dari rombongan per rombongan yaitu dengan menetapkan interval waktu start. KEPUSTAKAAN



21



Bovard, J.P Cozens, F.W and Hagman, E.P, Test and Measurements in Physical Education. Philadelphia and London, W.B Saunders Company, 1949 Direktorat Jenderal Clahraga dan Pemuda, Arti. fungsi. Sasaran dan Prasarana Kesegaran Jasmani dalam Pembangunan Bangsa Indonesia. Jakarta 1971. Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Hasil Lokakarya Tes Kemampuan Gerak Dasar dan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, Bogor,1975 Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Penilaian Kesegaran Jasmani dengan Tes ACSFFT, Jakarta, 1977.



22