Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TOLERANSI SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Kata Pengantar Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Puji tak lupa syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang senantiasa mencurahkan nikmatnya kepada kita semua selaku umatNya. Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa” ini tanpa menghadapi kesulitan yang berarti. Sholawat beserta salam penulis curah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad Saw. yang menuntun penulis dari kegelapan menuju jalan yang lurus. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak H. Nunuh Abdul Aziz, M.Pd selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang telah memberi kepercayaan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa” ini. Penulisn juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini baik dukungan moril maupun dukungan materil. Tanpa dukungan tersebut, tentu makalah ini tidak dapat selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya atas makalah yang masih jauh dari kata sempurna ini. Masukan baik kritik maupun saran, penulis terima dengan tangan terbuka. Semoga dengan makalah yang ala kadarnya ini, dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Akhir kata. Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Cianjur, 18 Maret 2018



Penulis



i



Daftar Isi



Halaman



Kata Pengantar……………………………………………………..……..i Daftar Isi…………………………………………………………….........ii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang…………………………………………………….….1 1.2 Rumusan Masalah…………………………………………..………..1 1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………..2 1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………2 BAB II Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa 2.1 Pengertian Sikap Toleransi………………………………………..…3 2.2 Pentingnya Perilaku Toleransi……………………………………….3 2.3 Jenis-Jenis Toleransi………………………………………………….5 2.4 Menghindarkan Diri Dari Perilaku Tindak Kekerasan……………….6 2.5 Bentuk-Bentuk Sikap Toleransi………………………………………8 2.6 Hikmah Sikap Toleransi………………………………………………10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan……………………………………………………………12 Daftar Pustaka……………………………………………………………..13



ii



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Kata toleransi bukanlah kata yang asing untuk didengar. Toleransi sering dikaitkan dengan kehidupan bermasyarakat atau bersosial sehari-hari. Toleransi menjadi kunci penting akan keharmonisan hubungan antar individu maupun antar kelompok. Tanpa adanya toleransi, hubungan antar individu maupun antar kelompok sukar untuk terjalin secara baik. Akhir-akhir ini, nilai kerukunan yang dijaga dengan baik oleh masyarakat mulai terkikis, mengalami degradasi. Semboyan bhineka tunggal ika sudah ada gelaja mulai luntur dalam pemahaman dan pengamalan masyarakat. Ini bisa dilihat dari berbagai konflik yang terjadi di berbagai daerah seperti kasus Poso, Ambon, dan Sampang yang mengatasnamakan agama ini bahkan disinyalir telah mengancam



terjadinya



disintegrasi



(perpecahan)



bangsa



(Kemendikbud,2014:187). Sebagai umat Muslim, toleransi pun penting untuk diamalkan. Bukan saja dengan yang berbeda keyakinan, ketika berkomunikasi dengan yang satu keyakinan saja tidak dipungkiri dapat mengakibatkan konflik. Konflik yang berkelanjutan dapat membuat perpecahan. Maka dari itu, toleransi sangat penting untuk diamalkan oleh umat Muslim terhadap saudara Muslim lainnya dan juga yang Non Muslim, demi menjaga persatuan dan kesatuan khususnya di negara kita tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia.



1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan rumusan di atas, penulis merumuskan uraian-uraian tersebut menjadi beberapa rumusan masalah sebagai berikut.



1



2



1. Apa yang dimaksud dengan sikap toleransi? 2. Mengapa toleransi sangat penting untuk dilakukan umat Muslim? 3. Apa yang terjadi jika umat Muslim tidak melakukan sikap toleransi?



1.3 Tujuan Penelitian Makalah yang berjudul “Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa” ini memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan tersebut sebagai berikut. 1. Mengetahui arti penting dari sikap toleransi. 2. Mengetahui dalil yang memerintahkan umat Muslim untuk melaksanakan sikap toleransi. 3. Sikap toleransi dapat menghindarkan diri dari tindak kekerasan. 4. Memberi contoh sikap toleransi yang dapat dilaksanakan di kehidupan sehari-hari. 5. Membiasakan diri untuk melaksanakan sikap toleransi terhadap saudara Muslim maupun saudara Non Muslim.



1.4 Manfaat Penelitian Selain memiliki tujuan, makalah yang berjudul “Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa” ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut. 1. Menjadi sumber referensi penerapan sikap toleransi di kehidupan seharihari. 2. Membiasakan diri dengan sikap toleransi sebagai sikap yang penting untuk diamalkan di kehidupan sehari-hari. 3. Mewujudkan kemananan, ketertiban, kedamaian, dan kesejahteraan akibat dari dilaksanakannya sikap toleransi.



BAB II TOLERANSI SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA



2.1 Pengertian Sikap Toleransi Toleransi adalah kelapangan dada dalam arti suka rukun kepada siapapun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain tak mau mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan lain (Desi,2002:391) Toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri (Desi,2002:391). Jadi, dapat disimpulkan bahwa sikap toleransi adalah sikap tenggang ras dengan cara membiarkan orang lain berpendapat maupun berkeyakinan yang bertentangan dengan keyakinan yang kita anut.



2.2 Pentingnya Perilaku Toleransi Toleransi sangat penting dalam kehidupan manusia, baik dalam berkatakata maupun dalam bertingkah laku. Dalam hal ini, toleransi berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan di antara kita sehingga tercapai kesamaan sikap. Toleransi juga merupakan awal dari sikap menerima bahwa perbedaan bukanlah suatu hal yang salah, justru perbedaan harus dihargai dan dimengerti sebagai kekayaan. Misalnya, perbedaan ras, suku, agama, adat istiadat, cara pandang, perilaku, pendapat. Dengan perbedaantersebut, diharapkan manusia bisa mempunyai sikap toleransi terhadap segala perbedaan yang ada, dan berusaha hidup rukun, baik individu dan individu, individu dan kelompok masyarakat, serta kelompok masyarakat dan kelompok masyarakat yang lainnya (Kemendikbud, 2014:188).



3



4



Terkait pentingnya toleransi, Allah Swt. menegaskan dalam firman-Nya Q.S Yunus/10 : 40-41 sebagai berikut.



Artinya : “Dan di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepadanya Al-Qur’ān), dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Sedangkan Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. Yūnus/10: 40) “Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Yūnus/10: 41) Q.S. Yūnus/10: 40Allah Swt. menjelaskan bahwa setelah Nabi Muhammad Saw. berdakwah, ada orang yang beriman kepada al-Qur’ān dan mengikutinya serta memperoleh manfaat dari risalah yang disampaikan, tapi ada juga yang tidak beriman dan mereka mati dalam kekafiran. Pada Q.S. Yūnus/10: 41Allah Swt. memberikan penegasan kepada rasulNya, bahwa jika mereka mendustakanmu, katakanlah bahwa bagiku pekerjaanku, dan bagi kalian pekerjaan kalian, kalian berlepas diri dari apa yang aku kerjakan dan aku berlepas diri terhadap apa yang kalian kerjakan. Allah Swt. Mahaadil dan tidak pernah ẓalim, bahkan Dia memberi kepada setiap manusia sesuai dengan apa yang diterimanya. Dari penjelasan ayat tersebut dapat disimpulkan hal-hal berikut. 1. Umat manusia yang hidup setelah diutusnya Nabi Muhammad. Saw. terbagi menjadi 2 golongan. Ada umat yang beriman terhadap



5



kebenaran kerasulan dan kitab suci yang disampaikannya dan ada pula golongan orang yang mendustakan kerasulan Nabi Muhammad Saw. dan tidak beriman kepada Al-Qur’an. 2. Allah Swt. Maha Mengetahui sikap dan perilaku orang-orang beriman yang selama hidup di dunia senantiasa bertaqwa kepada-Nya. 3. Orang beriman harus tegas dan berpendirian teguh atas keyakinannya. Ia tegar meskipun hidup di tengah-tengah orang yang berbeda/ Ayat di atas juga menjelaskan perlunya menghargai perbedaan dan toleransi. Cara menghargai perbedaan dan toleransi antara lain tidak mengganggu aktivitas keagamaan orang lain. Rasulullah saw. bersabda:



Artinya: Dari Ibn Umar ra. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap sesama saudaranya. Dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah yang paling baik di antara mereka terhadap tetangganya.” (HR. Attirmizy)



2.3 Jenis-Jenis Toleransi Dengan adanya sikap toleransi atau tasamuh, perbedaan baik suku, ras, bangsa, gender, profesi, maupun agama dapat bersatu tanpa menimbulkan konflik akibat perbedaan yang ada. Berdasarkan kepercayaan beragama, toleransi dibagi menjadi 2 jenis yaitu: 1. Toleransi inter umat beragama: yaitu sikap saling menghormati antara sesama manusia yang sama agama dan keyakinannya. Contohnya adalah



6



toleransi sesama umat muslim atau tolerasi sesama umat Kristen. “Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. ” (HR. Bukhari dan Muslim) (Info Dakwah Islam, 2013). 2. Toleransi antar umat beragama: yaitu sikap saling menghormati dan menghargai pemeluk agama lain atau penganut kepercayaan lain diluar kepercayaan kita. Contohnya adalah toleransi umat islam dengan umat Kristen (Guru Siaga,2017). Tidak disalahkan apabila umat Muslim menjalin kerjasama bahkan bersahabat dengan umat Non Muslim. Namun, tidak dibenarkan untuk bekerja sama dalam urusan ibadah sebagaimana Q.S Al-Kafirun : 6 yang artinya “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.” (Doa Muslim, 2012)



2.4 Menghindarkan Diri Dari Perilaku Tindak Kekerasan Manusia dianugerahi oleh Allah Swt. berupa nafsu. Dengan nafsu tersebut, manusia dapat merasa benci dan cinta. Dengannya pula manusia bisa melakukan persahabatan dan permusuhan. Dengannya pula manusia bisa mencapai kesempurnaan ataupun kesengsaraan. Hanya nafsu yang telah berhasil dijinakkan oleh akal saja yang akan mampu menghantarkan manusia kepada kesempurnaan. Namun sebaliknya, jika nafsu di luar kendali akal, niscaya akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesengsaraan dan kehinaan. Permusuhan berasal dari rasa benci yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagaimana cinta, benci pun berasal dari nafsu yang harus bertumpu di atas pondasi akal. Permusuhan di antara manusia terkadang karena kedengkian pada hal-hal duniawi seperti pada kasus Qabil dan Habil ataupun pada kisah Nabi Yusuf as. dan saudara-saudaranya. Terkadang pula permusuhan dikarenakan dasar ideologi dan keyakinan.Islam melarang berfirman:



perilaku



kekerasan



terhadap



siapa pun. AllahSwt.



7



Artinya: “Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakanakan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”(Q.S. al-Māidah/5: 32). Allah Swt. menjelaskan dalam ayat ini, bahwa setelah peristiwa pembunuhan Qabil terhadap Habil, Allah Swt. menetapkan suatu hukum bahwa membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh seluruh manusia. Begitu juga menyelamatkan kehidupan seorang manusia, sama dengan menyelamatkan seluruh manusia. Ayat ini menyinggung sebuah prinsip sosial di mana masyarakat bagaikan sebuah tubuh, sedangkan individu-individu masyarakat merupakan anggota tubuh tersebut. Apabila sebuah anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut merasakan sakit. Begitu juga apabila seseorang berani mencemari tangannya dengan darah orang yang tak berdosa, maka pada hakikatnya dia telah membunuh manusia manusia lain yang tak berdosa. Dari segi sistem penciptaan manusia, terbunuhnya Habil telah menyebabkan hancurnya generasi besar suatu masyarakat, yang bakal tampil dan lahir di dunia ini. Al-Qur’ānmemberikan perhatian penuh terhadap perlindungan jiwa manusia dan menganggap membunuh seorang manusia, sama dengan membunuh sebuah masyarakat.



8



Pengadilan di negara-negara tertentu menjatuhkan hukuman qisas, yaitu membunuh orang yang telah membunuh. Di Indonesia juga pernah dilakukan hukuman mati bagi para pembunuh. Dalam Q.S. al-Māidah/5: 32terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik. 1. Nasib kehidupan manusia sepanjang sejarah memiliki kaitan dengan orang lain. Sejarah kemanusiaan merupakan mata rantai yang saling berhubungan. Karena itu, terputusnya sebuah mata rantai akan mengakibatkan musnahnya sejumlah besar umat manusia. 2. Nilai suatu pekerjaan berkaitan dengan tujuan mereka. Pembunuhan seorang manusia dengan maksud jahat merupakan pemusnahan sebuah masyarakat, tetapi keputusan pengadilan untuk melakukan eksekusi terhadap seorang pembunuh dalam rangka qisas merupakan sumber kehidupan masyarakat. 3. Mereka



yang



memiliki



pekerjaan



yang berhubungan



dengan



penyelamatan jiwa manusia, seperti dokter, perawat, polisi harus mengerti nilai pekerjaan mereka. Menyembuhkan atau menyelamatkan orang yang sakit dari kematian bagaikan menyelamatkan sebuah masyarakat dari kehancuran. Tugas kita bersama adalah menjaga ketenteraman hidup dengan cara mencintai tetangga, orang-orang yang berada di sekitar kita. Artinya, kita dilarang melakukan perilaku-perilaku yang dapat merugikan orang lain, termasuk menyakitinya dan melakukan tindakan kekerasan kepadanya.Di Indonesia ada hukum yang mengatur pelarangan melakukan tindak kekerasan, termasuk kekerasan kepada anak dan anggota keluarga, misalnya UU No. 23 Tahun 2002 dan UU No. 23 Tahun 2004.



2.5 Bentuk-Bentuk Sikap Toleransi Bentuk- bentuk tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat, antara lain :



9



1. Tidak menggangu ketenangan tetangga, Rasulullah SAW bersabda : “Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman.” Saat itu beliau ditanya “Ya Ya Rasullah siapakah yang tidak beriman itu “Rasulullah saw Bersabda ‘ (yakni) orang yang tetangganya tidak merasa nyaman karena gangguannya. (H.R. Bukhori). Hadits tersebut  menjelaskan bahwa pengakuan iman seseorang tidak sempurna apabila masih suka menganggu ketenagan tenangganya, baik dengan ucapan yang jelek maupun perbuatan. 2. Tidak melarang tetangga apabila ingin memanam pohon dibatas kebunnya Rasulullah saw Bersabda : “Janganlah seorang tetangga melarang tetangganya apabila ia ingin menanam pohon dibatas kebunnya.” (H.R. Bukhari). 3. Menyukai sesuatu untuk tetangganya, sebagaimana ia suka untuk dirinya sendiri. Rasulullah Saw. bersabda “Demi Dzat yang aku berada di dalam kekuasannya, tidaklah seorang beriman sehingga ia menyukai buat tetangganya atau saudara sesuatu yang ia sukai buat dirinya sendiri.” (H.R. Muslim). Adapun dampak positif dari diamalkannya perilaku toleransi atau tasamuh dalam kehidupan bermasyarakat adalah sebagai berikut. 1. Memuaskan batin orang lain karena dapat mengambil haknya sebagaimana mestinya. 2. Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan semakin eratnya hubungan persaudaraan dengan orang lain. 3. Eratnya hubungan baik dengan orang lain dapat memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat.



9



4. Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki karena banyak relasi (Info Dakwah Islam,2013).  Adapun cara untuk membiasakan diri bersikap tasamuh dalam kehidupan, perlu memperhatian beberapa hal sebagai berikut :



10



1. Berusaha untuk menghormati orang lain, walaupun dirinya ingin dihormati. 2. Berusaha menghargai kelebihan yang dimiliki orang lain walaupunsendiri memiliki kelebihan. 3. Tidak selalu melihat kekurangan orang lain tanpa mengingat kekurangan dirinya (Info Dakwah Islam,2013).



2.6 Hikmah Sikap Toleransi Berikut ini beberapa hikmah atau manfaat dari sikap toleransi yang diamalkan di masyarakat: 1. Meghindari Peperangan atau Perpecahan Belajar menghargai setiap pendapat antar individu bisa menjadi modal penting untuk menghindarkan perpecahan di dalam kehidupan masyarakat. Toleransi beragama adalah satu wujud nyata dari sikap menghargai dan toleransi di kehidupan bermasyarakat. Unsur agama memang menjadi satu hal yang krusial di mata msyarakat dan sering terjadi konflik. 2. Mempererat Hubungan Antar Manusia Tidak hanya menghidarkan gejolak perpecahan, sikap toleransi juga bisa membuat hubungan antar manusia menjadi lebih erat. Kegiatan bertukar pikiran dan pendapat untuk menghasilkan satu keputusan adalah tanda bahwa masyarakat sudah bisa menjalankan hidup bertoleransi. 3. Memperkuat Iman



10



Setiap agama mengajarkan sikap toleransi antar umat lain yang beragama berbeda. Iman adalah satu tonggak dalam menciptakan masyarakat



11



bertoleransi. Menerapkan Iman dalam setiap tindakan juga satu tanda bahwa sikap toleransi berhasil diaplikasikan. 4. Menimbulkan Rasa Cinta Terhadap Negara Manfaat Dari Sikap Toleransi Dalam Kehidupan Sehari-Hari lainnya adalah bisa meningkatkan rasa cinta kepada negeri sendiri. Landasan utama negara besar dan kuat adalah adanya sikap rasa toleransi antar masyarakat. Nantinya sikap nasionalisme akan mengikuti muncul dari belakang setelah sikap toleransi berhasil diterapkan dalam hidup. 5. Dapat Menyelesaikan Masalah Dengan Cara Musyawarah Masyarakat Indonesia sudah mengenal kata musyawarah, namun dalam kenyataannya masih ada beberapa masalah yang sulit diselesaikan dengan musyawarah. Kurangnya sikap menghargai dan toleransi menjadi pemicu terjadinya konflik. Maka dari itu dibutuhkan sikap toleransi di kehidupan sehari-hari supaya pemutusan satu masalah bisa melalui langkah musyawarah mufakat. 6. Dapat Mengendalikan Sikap Egois Kurangnya sikap toleransi antar manusia bisa diakibatkan adanya rasa egois yang terlalu tinggi. Dibutuhkan pengendalian rasa egois disetiap insan manusia agar nantinya tidak terjadinya konflik atas nama persoalan pribadi (Pengayaan,2015).



BAB III PENUTUP



3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah yang berjudul “Toleransi Sebagai Alat Pemersatu Bangsa” ini adalah sebagai berikut. 1. Toleransi adalah sikap tenggang ras dengan cara membiarkan orang lain berpendapat maupun berkeyakinan yang bertentangan dengan keyakinan yang kita anut. 2. Toleransi sangat penting untuk diamalkan karena dapat mempersatukan perbedaan yang ada sehingga mencegah terjadinya konflik dan perpecahan. 3. Toleransi dapat dilakukan kepada umat interagama dan antar beragama. 4. Toleransi dengan sesama umat Muslim sangat penting untuk dilakukan karena dapat menjaga keutuhan agama Islam. 5. Toleransi antar umat beragama dapat dilakukan baik dengan menjalin kerja sama bahkan bersahabat, namun tidak dibenarkan untuk bekerja sama dalam urusan ibadah. 6. Sikap toleransi dapat mencegah dari perbuatan tindak kekerasan. 7. Rasulullah Saw. mengajarkan kita untuk bertoleransi dengan tetangga salah satunya dengan cara tidak mengganggu ketenangan tetangga. 8. Sikap toleransi dapat memperluas peluang mencari rizki. 9. Toleransi dapat dilakukan dengan cara menghargai perbedaan orang lain dengan diri sendiri. 10. Sikap toleransi dapat menghilangkan sifat egois dalam diri setiap orang



12



DAFTAR PUSTAKA



Anwar, Desi. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Modern Untuk: SD, SLTP, SMU, dan Umum. Surabaya: Amelia. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2014. Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SMA/ MA/ SMK/ MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. http://www.doamuslim.com/bacaan-surat-al-kafirun/ https://gurusiaga.com/qa/sebutkan-jenis-jenis-toleransi/ https://infodakwahislam.wordpress.com/2013/05/25/macam-macam-tasamuhatau-toleransi/ http://pengayaan.com/manfaat-dari-sikap-toleransi-dalam-kehidupan-sehari-hari/ http://www.surat-yasin.com/2015/04/surat-yunus-ayat-40-41-dan-artinya.html



13