Topikal Aplikasi Fluor Lapsus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Topikal Aplikasi Fluor (TAF) Laporan Kasus



Ige Frameski RM / 10609017



Aplikasi lokal adalah pengolesan langsung fluor pada email. Fluor dapat mencegah karies gigi, fluor dapat berikatan dengan enamel dengan membentuk ikatan fluoroapatit yang lebih stabil dibandingkan dengan hidroksiapatit yang kurang stabil terutama bila terpapar asam. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksiapatit pada enamel menjadi fluorapatit. Pasien dengan insidensi



karies



sedang



sampai



tinggi



diindikasikan



untuk



dilakukan



TAF,



yang



pengaplikasiannya harus sesuai tahapan yang ada yaitu : seluruh permukaan gigi dipulas dengan pumis dan rubber cups, pembilasan dengan air, tumpat sementara pada gigi karies, isolasi gigi, keringkan permukaan gigi dengan udara, Varnish larutan fluor diaplikasikan pada permukaan



gigi, dibiarkan mengering selama 3-5 menit, Instruksi. Kata kunci : TAF, fluor, karies.



Pendahuluan Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksi apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca 10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih



1



tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi (Suwelo, 1991). Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Kidd dan Bechal, 1991). Cara penggunaan fluor Dari berbagai studi terlihat adanya hubungan antara fluor dan karies. Kebutuhan akan fluor dan karies gigi. Kosumsi fluor sesuai kebutuhan sangat menguntungkan, namun bila dikonsumsi dalam jumlah yang berlebihan malah merugikan. Dengan manfaat dan kerugian yang diakibatkan oleh fluor ini maka pemakaiannya harus berhati-hati. Dalam upaya pencegahan karies memalui fluor, pemberiannya dapat dilakukan dengan bermacam cara yaitu (Agtini, 2005): 1. Sistemik yaitu melalui fluoride air minum, garam, susu dan tablet fluor 2. Topikal aplikasi a) Topikal aplikasi dengan menggunakan bahan-bahan tertentu yang dilakukan oleh dokter gigi atau tenega kesehatan gigi lainnya b) Topikal aplikasi yang dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri yaitu memalui pasta gigi dan kumur-kumur larutan yang mengandung fluor. Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingga menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara (Andlaw, 1992): 1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor 2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor 3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor 2



1. Topikal aplikasi fluor Topikal aplikasi fluor adalah pengolesan langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau berkumur (Lubis, 2001).



Bahan fluor (aplikasi) yang biasa digunakan: 1. Sodium fluoride 2% (NaF 2%)



–>



2. Stannous fluoride 8 % (SnF2 8%) 3. Acidulated Phosphate Fluoride



4x / tahun –> 1-2 x / tahun



–> 1-2 x / tahun



Sekarang SnF jarang digunakan karena menimbulkan banyak kesukaran, misalnya rasa tidak enak sebagai suatu zat astringent dan kecenderungannya mengubah warna gigi karena beraksinya ion Sn dengan sulfida dari makanan, serta mengiritasi gingiva. SnF juga akan segera dihidrolisa sehingga harus selalu memakai sediaan yang masih baru. Konsentrasi senyawa ini yang dianjurkan adalah 8%. Konsentrasi ini diperoleh dengan melarutkan bubuk SnF 2 0,8 gram dengan air destilasi 10 ml. Larutan ini sedikit asam dengan pH 2,4-2,8 (Kidd dan Bechal, 1991). APF lebih sering digunakan karena memiliki sifat yang stabil, tersedia dalam bermacammacam rasa, tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi dan tidak mengiritasi gingiva. Bahan ini tersedia dalam bentuk larutan atau gel, siap pakai, merupakan bahan topikal aplikasi yang banyak di pasaran dan dijual bebas. APF dalam bentuk gel sering mempunyai tambahan rasa seperti rasa jeruk, anggur dan jeruk nipis (Andlaw, 1992). Pemberian varnish fluor dianjurkan bila penggunaan pasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumur tidak cukup untuk mencegah atau menghambat perkembangan karies. Pemberian varnish fluor diberikan setiap empat atau enam bulan sekali pada anak yang mempunyai resiko karies tinggi. Salah satu varnish fluor adalah duraphat (colgate oral care) merupakan larutan 3



alkohol varnis alami yang berisi 50 mg NaF/ml (2,5 % sampai kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnish dilakukan pada anak-anak umur 6 tahun ke atas karena anak dibawah umur 6 tahun belum dapat menelan ludah dengan baik sehingga dikhawatirkan varnish dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosis enamel (Angela, 2005). Efek fluor secara topical, ada beberapa pendapat mengenai efek aplikasi fluor secara topikal dalam menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam, dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim mikrobiologi yang merubahkarbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi (Lubis, 2001). 2. Pasta gigi fluor Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti dapat menurunkan karies (Angela, 2005). Akan tetapi pemakaiannya pada anak pra sekolah harus diawasi karena pada umunya mereka masih belum mampu berkumur dengan baik sehingga sebagian pasta giginya bisa tertelan. Kebanyakan pasta gigi yang kini terdapat di pasaran mengandung kira-kira 1 mg F/g ( 1 gram setara dengan 12 mm pasta gigi pada sikat gigi) (Kidd dan Bechal, 1991).



4



3. Obat kumur dengan fluor Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies sebanyak 20-50%. Penggunaan obat kumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggi atau selama terjadi kenaikan karies (Angela, 2005). Berkumur fluor diindikasikan untuk anak yang berumur diatas enam tahun karena telah mampu berkumur dengan baik dan orang dewasa yang mudah terserang karies, serta bagi pasien-pasien yang memakai alat ortho (Kidd dan Bechal, 1991).



Gambaro bat kumur mengandung fluor



Indikasi dan Kontraindikasi Penggunaan Fluor Secara Topikal Menurut Kidd dan Bechal (1991), meliputi : A. Indikasi 1. Anak yang mudah terserang karies, orang dewasa yang mudah terserang karies yang tak dapat berkumur fluor atau tak akan melakukanya dan pasien dengan alat orto 2. Anak-anak dan orang dewasa yang berada pada lingkungan yang sangat kariogenik karena kebiasaan dietnya berubah disebabkan oleh penyakit, pergantian sekolah atau pekerjaan. 3. Pasien dengan gangguan fungsi kelenjar air liur yang disebabkan oleh obat-obatan, penyakit, atau terapi sinar sehingga produksi saliva berkurang. 4. Lesi awal karies yang diharap berhenti. Sebelum aplikasi fluor, harus ditentukan dulu riwayat diet pasien dan kemungkinan diberi nasihat mengenai diet serta petunjuk pelaksanaan hygiene oral. B. Kontra Indikasi 5



1. Pemakaian di rumah sediaan berkadar fluor tinggi merupakan kontra indikasi bagi semua pasien karena alasan keamanan. 2. Pasien anak dengan resiko karies rendah. 3. Pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor.



Laporan kasus Pasien perempuan usia 10 tahun datang bersama ibunya ke RSGM IIK mengeluhkan, ibu pasien ingin gigi anaknya dilakukan perawatan agar gigi tidak rentan terjadi lubang. Pasien dalam perawatan prtodonsi dan pernah ditambal serta pernah dicabut sebelumnya. Pada pemeriksaan klinis ditemukan gigi 75 Sisa akar dan tidak ada gigi yang karies pada rahang atas dan rahang bawah.



Gambar 1. Keadaan sebelum dilakukan TAF



6



Gambar 2. Pemulasan



Gambar 3. Isolasi gigi



Gambar 4. Aplikasi bahan TAF Pembahasan



7



Pada pemeriksaan subjektif didapatkan anamnesa dengan bantuan ibunya, pasien ingin merawat gigi atas dan bawah agar tidak berlubang. Pasien dalam perawan ortodonsi lepasan, dan pernah dilakukan perawatan tambal dan cabut gigi sebelumnya. Pada pemeriksaan objektif meliputi ekstra oral dan intra oral. Pada pemeriksaan ekstra oral kepala dan leher dalam batas normal, pemeriksaan kelenjar submandibularis sinister, dekster dan submentalis dalam batas normal. Pada pemeriksaan intra oral; bibir, mukosa bukal, lidah, dasar mulut, palatum durum, tonsil, orofaring dan gingiva dalam batas normal. Kemudian pada gigi terdapat gigi 75 sisa akar dan tidak ada gigi yg karies karena sudah di tambal sebelumnya. Pasien kooperatif dan dalam kondisi baik serta siap menerima perawatan. Ilmu kedokteran gigi anak, salah satu yang dipelajari adalah tentang suatu metode pencegahan terhadap terjadinya karies pada gigi anak. Berbagai tindakan pencegahan terjadinya karies telah diupayakan melalui fluoridasi air minum, topikal aplikasi fluor pada fase perkembangan enamel, dan program kontrol plak bagi masing-masing individu (Suwelo, 1991). Tahap-tahap dari Topikal aplikasi fluor adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Seluruh permukaan gigi dipulas dengan pumice dan rubber cups. Pasien disuruh kumur-kumur Gigi karies ditumpat sementara Gigi diisolasi dengan cotton roll yaitu pada rahang atas dan rahang bawahpada satu sisi. Digunakan saliva ejector agar daerah isolasi tetap kering Gigi dikeringkan dengan semprotan udara. Varnish larutan fluor diaplikasikan pada setiap



permukaan gigi. 7. Larutan dibiarkan menegring selama 5 menit 8. Kemudian diaplikasikan ke sisi lainya dengan prosedur yang sama 9. Tumpatan sementara diambil 10. Instruksi : setelah semua prosedur selesai, pasien dipesan untuk tidak makan dan minum selama 30 menit.



8



Kesimpulan Topikal aplikasi fluor adalah bahan fluor yang diaplikasikan langsung pada permukaan gigi untuk menghambat karies gigi yaitu enamel menjadi lebih tahan terhadap demineralisasi asam, dapat memacu proses remineralisasi pada permukaan enamel, menghambat sistem enzim mikrobiologi yang merubah karbohidrat menjadi asam dalam plak gigi dan adanya efek bakteriostatik yang menghambat kolonisasi bakteri pada permukaan gigi



DAFTAR PUSTAKA Angela, A. 2005. Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi. Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3 Andlaw. R.J.1992. Perawatan gigi anak Edisi 2. EGC : Jakarta. Agtini, M.D, Sintawati, Tjahja I. 2005. Fluor dan Kesehatan gigi. Media Litbang Kesehatan Vol.XV. No.2 9



Donley, Kevin J. Fluoride Varnishes. Journal of Californian Dental Association. 2003 Kidd, E. A. M; dan S. J. Bechal. 1991. Dasar-Dasar Karies. Alih Bahasa Narlan Sumawinata dan Safrida Faruk. EGC : Jakarta. Lubis. S.L.A. 2001. Fluor dalam Pencegahan Karies Gigi. USU e-Repository Suwelo.I.S. 1991. Pemberian tablet fluor untuk pencegahan karies gigi. EGC : Jakarta.



10