FLUOR [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TOPIKAL APLIKASI FLUOR



OLEH KELOMPOK 2 RAHMANUL FAHMI MUTIA ZAHARA SISTELA FEBRINA PRATIWI VETERIN APRIYANI MAYA SAFITRI FATRI INDRAFTINI S.



MODUL RESTORASI PANUM IV



FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS 2013



Skenario Rame-rame aplikasi fluor yu‟… Hari ini mahasiswa FKG UNAND akan melakukan pemberian flour secara topikal dengan menggunakan varnish flour pada murid-murid di SD binaan . Dari hasil pemeriksaan pendahuluan, diketahui kandungan flour pada air di daerah sekitar sekolah binaan tersebut rendah. Para mahasiswa memberikan penjelasan ke murid-murid tentang manfaat pemberian flour tersebut dan cara mengaplikasikannya, ternyata ada banyak cara pemberian flour. Pada saat pengaplikasian posisi anak menggunakan teknik “knee to knee”. Setelah melakukan aplikasi flour varnish, para murid diinstruksikan untuk tidak mempuang lapisan varnish sampai keesokan harinya. Ririn, salah satu murid di SD tersebut bingung mengapa giginya berubah warna setelah pengaplikasian varnish flour, lalu mahasiswa menjelaskan bahwa murid-murid tidak perlu takut karena perubahan warna ini hanya bersifat sementara. Murid dianjurkan untuk melakukan perawatan varnish flour secara berkala ke dokter gigi, karena perlu kontrol profesional agar tidak terjadi flourosis enamel.



A. Definisi Fluoride merupakan elemen ke-13 terbanyak yang terdapat pada kerak bumi. Secara luas fluoride terdistribusi pada litosfer dalam bentuk fluorspar, fluorapatit dan cyrolite. Konsentrasi fluoride pada air laut adalah sekitar 1.2 – 1.4 mg/L, sedangkan pada air tanah konsentrasi fluoride adalah diatas 67 mg/L dan pada air permukaan konsentrasi fluoride adalah 0.1 mg/L. fluoride juga ditemukan pada makanan terutama ikan dan teh (Lennon et al, 2004). Fluoride dapat memberikan efek yang menguntungkan dan merugikan bagi kesehatan manusia. Dalam kedokteran gigi, fluoride yang dikonsumsi dengan jumlah yang tepat dapat menurunkan prevalensi karies, namun jika dikonsumsi secara berlebihan akan menyebabkan terjadinya fluorosis. Sedangkan dalam kesehatan secara umum, kelebihan konsumsi fluoride dapat menyebabkan skeletal fluorosis dan fraktur tulang merupakan efek yang paling sering terjadi akibat kelebihan konsumsi fluoride (Lennon et al, 2004). B. Tujuan Tujuan dari penggunaan fluoride adalah untuk menghambat atau menghentikan proses pembentukan karies pada anak-anak yang berisiko tinggi terkena karies. Sebagian besar studi menunjukkan terjadi penurunan kejadian karies sebanyak 24-45% setelah penggunaan fluor varnish (DHEC, 2011). C. Indikasi dan Kontra Indikasi Menurut Donley (2003) yang dikutip oleh Heriyati dk (2010), meliputi : A. Indikasi 1. pasien anak di bawah 5 tahun yang memiliki resiko karies sedang sampai tinggi 2. gigi dengan permukaan akar yang terbuka 3. gigi yang sensitif



4. anak-anak dengan kelainan motorik, sehingga sulit untuk membersihkan gigi (contoh:Down syndrome) 5. pasien yang sedang dalam perawatan orthodontik B. Kontraindikasi 1. pasien anak dengan resiko karies rendah 2. pasien yang tinggal di kawasan dengan air minum berfluor 3. ada kavitas besar yang terbuka Menurut American Dental Association (2006), kriteria risiko kejadian karies dapat dibagi menjadi sebagai berikut : Low caries risk Pada semua umur, jika tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk, baik berupa kavitas primer maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir dan tidak terdapat faktor risiko yang meningkatkan kejadian karies. Moderate caries risk Anak usia di bawah 6 tahun -



Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik berupa kavitas primes maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir namun memiliki paling tidak salah satu dari faktor risiko karies



Usia di atas 6 tahun -



Terdapat 1 atau 2 kavitas yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder



-



Tidak terdapat kavitas yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder tapi paling tidak memiliki salah satu faktor risiko karies



High caries risk Usia di bawah 6 tahun -



Terdapat lesi karies yang baru terbentuk bair primer maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir



-



Memiliki beberapa faktor risiko karies



-



Status sosioekonomi rendah



-



Eksposur fluoride yang tidak cukup



-



Xerostomia



Usia di atas 6 tahun -



Lebih dari 3 lesi karies yang baru terbentuk baik primer maupun sekunder dalam 3 tahun terakhir



-



Memiliki beberapa faktor risiko yang meningkatkan terjadinya karies



-



Eksposur fluoride yang tidak cukup



-



Xerostomia



Sedangkan faktor risiko yang meningkatkan terjadinya karies menurut ADA (2006) adalah sebagai berikut : -



Titer bakteri kariogenik tinggi



-



Oral hygiene yang buruk



-



Konsumsi susu botol lebih lama



-



Defek enamel kongenital maupun didapat



-



Abnormalitas genetik pada gigi



-



Restorasi multisurface



-



Pengguna obat-obatan atau alcohol



-



Perawatan gigi yang ireguler



-



Diet kariogenik



-



Pasien ortodonti



-



Ada permukaan akar yang terbuka



-



Restorasi overhang atau open margin



-



Disabilitas mental dan fisik



D. Pemberian Fluor Secara Sistemik dan Topikal a. Pemberian Fluor Sistemik Fluoride sistemik adalah fluoride yang diperoleh tubuh melalui pencernaan dan ikut membentuk struktur gigi. Fluoride sistemik juga memberikan perlindungan topikal karenafluoride ada di dalam air liur yang terus membasahi gigi. Fluoride sistemik ini meliputi fluoridasi air minum dan melalui pemberian makanan tambahan fluoride yang berbentuk tablet, tetes atau tablet isap. Namun di sisi lain, para ahli sudah mengembangkan berbagai metode penggunaan fluor, yang kemudian dibedakan menjadi metode perorangan dan kolektif. Contoh penggunaan kolektif yaitu fluoridasi air minum (biasa kita peroleh dari air kemasan) dan fluoridasi garam dapur (Heriyati dkk, 2010). Terdapat tiga cara pemberian fluor secara sistemik, yaitu : 1. Fluoridasi air minum Telah dibuktikan, apabila dalam air minum yang dikonsumsi oleh suatu daerah, atau kota tertentu dibubuhi zat kimia fluor maka penduduk di situ akan terlindung dari karies gigi. Pemberian fluor dalam air minum ini jumlahnya bervariasi antara 1-1,2 ppm (part per million). Selain dapat mencegah karies, fluor juga mempunyai efek samping yang tidak baik yaitu dengan adanya apa yang disebut „mottled enamel‟ pada mottled enamel gigi-gigi kelihatan kecoklat-



coklatan, berbintik-bintik permukaannya dan bila fluor yang masuk dalam tubuh terlalu banyak, dapat menyebabkan gigi jadi rusak sekali (Heriyati, 2010). Konsentrasi optimum fluorida yang dianjurkan dalam air minum adalah 0,7–1,2 ppm.18 Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof bahwa fluoridasi air minum dapat menurunkan karies 40–50% pada gigi susu (Heriyati, 2010). 2. Pemberian fluor melalui makanan Kadang-kadang makanan yang kita makan sudah mengandung fluor yang cukup tinggi, hingga dengan makanan itu saja sudah mencegah terjadinya karies gigi. Jadi harus diperhatikan bahwa sumber yang ada sehari-hari seperti di rumah, contohnya di dalam air mineral, minuman ringan dan makanan sudah cukup mengandung fluoride. Karena itu makanan fluoride harus diberikan dengan hati-hati. Makanan tambahan fluoride hanya dianjurkan untuk mereka (terutama anak-anak) yang tinggal di daerah yang sumber airnya rendah fluor atau tidak difluoridasi. Fluoride dapat berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan. Apabila pemakaian fluoride tidak terkontrol dan tidak disiplin, maka tidak akan mencapai sasaran dan dapat menyebabkan kerusakan gigi. Contohnya adalah fluorosis. (Heriyati, 2010). 3. Pemberian fluor dalam bentuk obat-obatan Pemberian fluor dapat juga dilakukan dengan tablet, baik itu dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain maupun dengan tablet tersendiri. Pemberian tablet fluor disarankan pada anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidak mempunyai konsentrasi fluor yang optimal (2,2 mg NaF, yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari). Tablet fluor dapat diberikan sejak bayi berumur 2 minggu hingga anak 16 tahun. Umur 2 minggu-2 tahun biasanya diberikan dosis 0,25 mg, 2-3 tahun diberikan 0,5 mg, dan 3-16 tahun sebanyak 1 mg (Heriyati, 2010).



b. Pemberian Fluor Secara Topikal Menurut Angela (2005) yang dikutip oleh Heriyati dkk (2010), tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies, fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisme bakteri plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit yang lebih stabil dan lebih tahan terhadap pelarutan asam. Reaksi kimia : Ca10(PO4)6(OH)2+F → Ca10(PO4)6(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan asam sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi. Remineralisasi adalah proses perbaikan kristal hidroksiapatit dengan cara penempatan mineral anorganik pada permukaan gigi yang telah kehilangan mineral tersebut. Demineralisasi adalah proses pelarutan kristal hidroksiapatit email gigi, yang terutama disusun oleh mineral anorganik yaitu kalsium dan fosfat, karena penurunan pH plak sampai mencapai pH kritis (pH 5) oleh bakteri yang menghasilkan asam (Heriyati dkk, 2010). Penggunaan fluor sebagai bahan topikal aplikasi telah dilakukan sejak lama dan telah terbukti menghambat pembentukan asam dan pertumbuhan mikroorganisme sehingg menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam mempertahankan permukaan gigi dari proses karies. Penggunaan fluor secara topikal untuk gigi yang sudah erupsi, dilakukan dengan beberapa cara(Heriyati dkk, 2010): 1. Topikal aplikasi yang mengandung fluor 2. Kumur-kumur dengan larutan yang mengandung fluor 3. Menyikat gigi dengan pasta yang mengandung fluor



E. Jenis-jenis Topikal Aplikasi Fluor a. Topikal Aplikasi yang Mengandung Fluor 



Acidulated phosphate fluoride gel (APF) APF terdiri dari dua bentuk sediaan, yaitu high-strength gel (12300 ppm) yang



diaplikasikan oleh dokter gigi dan low-strength gel (1000 – 5000 ppm) yang dapat diaplikasikan sendiri oleh pasien di rumah. Gel dapat ditambahkan pada pasta gigi yang digunakan sehari-hari (Ireland, 2006). Indikasi penggunaakn APF adalah sebagai berikut (El-Samarrai, 2011) : -



Pasien dengan rampan karies



-



Pasien xerostomia



-



Pasien dengan gigi sensitive karena penggunaan (abrasi, atrisi, erosi) atau karena akar yang terbuka



-



Karies akar Karena toksisitas gel dengan kandungan fluoride yang banyak cukup tinggi, berikut



rekomendasi untuk penggunaan high-strength gel (Ireland, 2006) : -



Gunakan tidak lebih dari 2 ml gel



-



Pasien diminta duduk tegak dengan kepala ditundukkan



-



Gunakan aspirator atau saliva ejector



-



Instruksikan pasien untuk meludah selama 30 menit setelah prosedur dan ikuti petunjuk pabrik



-



Jangan berikan pada pasien usia di bawah 6 tahun karena ada risiko tertelan



-



Instruksikan pasien untuk tidak makan, berkumur, dan minum selama 30 menit setelah prosedur







Fluoride Varnish Varnish fluoride mengandung konsentrasi fluor yang sangat tinggi. Jenis varnish yang



paling umum digunakan adalah Duraphat (22600 ppm) yang mengandung sodium fluoride dan fluor protector. Pada penggunaan varnish, terdapat risiko toksisitas yang tinggi karena itu fluor varnish harus diaplikasikan dengan hati-hati. Aplikasi fluor varnish dapat diberikan secara rutin setiap 3 – 6 bulan (Ireland, 2006). Indikasi dan kontra indikasi fluor varnish adalah sebagai berikut : o Orang dewasa yang berisiko karies yang tidak bisa dan tidak mau menggunakan obat kumur mengandung fluor o Pasien dengan alat ortodonti dan gigi tiruan sebagian o Anak-anak di atas 6 tahun dan orang dewasa yang mengalami perubahan pola makan yang dapat meningkatkan risiko karies karena penyakit, pekerjaan atau lingkungannya o Aplikasi pada lesi awal karies dengan harapan menghentikan proses pembentukan karies dan melindungi permukaan akar yang terbuka Kontra indikasi o Anak usia di bawah 6 tahun b. Pasta gigi mengandung fluor Pasta gigi mengandung fluoride telah digunakan secara umum sejak tahun 1970 (Ireland, 2006). Kandungan fluoride pada pasta gigi berkisar antara 525 – 1450 ppm. Kandungan fluoride dalam pasta gigi dapat menurun seiring dengan lamanya masa penyimpanan pasta gigi (ElSamarrai, 2011).



Saat menyikat gigi, akan terjadi retensi antara fluoride dengan dengan cairan rongga mulut dan plak. Ion-ion fluor dilepaskan secara bertahap pada saliva dan dapat mempertahankan derajat perlindungan terhadap karies. Peningkatan frekuensi menyikat gigi akan meningkatkan keuntungan dari pemakaian fluoride (El-Samarrai,2011) c. Obat kumur mengandung fluor Obat kumur mengandung fluor dapat digunakan setiap hari atau setiap minggu. Kandungan fluor dalam obat kumur berkisar antara 225 ppm atau 900 ppm. Intruksikan pasien untuk tidak menggunakan obat kumur dengan fluor bersamaan dengan penggunaan pasta gigi mengandung fluor. Pasien yang menggunakan perawatan ortodonti disarankan untuk menggunakan obat kumur mengandung fluor untuk meminimalisir risiko demineralisasi dan terbentuknya white spot lesion pada margin piranti ortodonti (Ireland, 2006). Indikasi dan kontra indikasi penggunaan mouthwash yang mengandung fluoride adalah sebagai berikut : Indikasi 



Anak-anak berisiko karies di atas usia 6 tahun yang sudah bisa berkumur dan meludah dengan baik







Pasien dengan alat ortodonti







Orang dewasa berisiko karies yang salivary flow rate-nya menurun karena obatobatan, penyakit atau radioterapi







Orang dewasa dengan akar gigi yang terbuka



Kontra indikasi 



Anak-anak usia di bawah 6 tahun yang belum bisa berkumur dengan baik.



F. Reaksi Kimia Fluor dengan Email Mineral penyusun gigi terdiri dari kalsium, fosfat dan ion hidroksil dalam bentuk hidroksiapatit : Ca(PO4)6(OH)2. Kandungan karbon pada mineral gigi dapat melemahkan struktur dan menimbulkan kerentanan jaringan terhadap bakteri. Sisa makanan dan debris bercampur dengan saliva dan menempel pada permukaan gigi membentuk plak. Terdapat bakteri dalam rongga mulut, terutama yang bersifat kariogenik seperti Streptococcus mutans dan spesies lactobacillus, metabolisme pada plak dapat menurunkan pH rongga mulut. Saat pH rongga mulut berada di bawah 5.5, terjadi demineralisasi pada hidroksiapatit. Saat pH kembali normal, terjadi remineralisasi dengan adanya ion-ion yang bereaksi dengan permukaan enamel. Ion fluor terdapat



pada



remineralisasi



email



yang



kemudian



membentuk



kalsium



fluorapatit



(Ca10(PO4)6(F)2) dengan reaksi kimia sebagai berikut (Ireland, 2006): Ca10(PO4)6(OH)2 + 2F-  Ca10(PO4)6(F)2 + 2OH-



G. Prosedur Topikal Aplikasi Fluor Bahan-bahan yang dibutuhkan : -



Handschoon



-



Gauze sponge



-



Varnish fluor dan sikat aplikator varnish



Posisi pasien (Knee to knee) -



Posisikan pasien di pangkuan orangtuanya dengan kaki pasien melingkari pinggang orangtua dan kepala pasien di lutu orangtua atau di lutut operator yang diposisikan berhadapan lutut dengan lutut dengan orangtua pasien. Pastikan operator bekerja di atas kepala pasien.



Aplikas varnish -



Buka mulut pasien



-



Keringkan gigi dari saliva dengan gauze sponge



-



Isolasi gigi



-



Aplikasikan varnish dengan sikat pada semua permukaan gigi



-



Jangan aplikasikan varnish pada kavitas yang besar



H. Instruksi Pasca Aplikasi -



Diet lunak



-



Jangan menyikat gigi selama 24 jam



KEPUSTAKAAN El-Samarrai Sulafa, 2011. Self-Applied Fluoride. Preventive Dentistry – College of Dentistry University of Baghdad Herdiyati Y, Sasmita IS, 2010. Penggunaan Fluor dalam Kedokteran Gigi. Program Profesi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran Ireland Robert, 2006. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. Singapore : Markono Print Media Pte Ltd Kidd Edwina, 2005. Essentials of Dental Caries Third Edition. Italy : EXPO Holdings Kidd EAM, Smith BGN, Watson TF, 2003. Pickard’s Manual of Operative Dentistry. China : EXPO Holdings Lennon MA, Whelton H, O‟Mullane D, Ekstrand J, 2004. Rolling revision of the WHO Guidelines for Drinking-Water Quality. World Health Organization South Carolina Departement of Health and Environmental Control (DHEC), 2011. Fluoride Varnish Manual for Health Professional. Diunduh dari www.scdhec.gov/health/mch/oral/docs/four_Fluoride%20Varnish%20Manual%20for%2 0Health%20Providers.pdf The ADA Council on Scientific Affairs, 2006. Professionally Applied Topical Fluoride Executive Summary of Evidence-Based Clinical Recommendations