Tor TBC [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM TB PARU PUSKESMAS BUKIT SARI TAHUN 2016



A.



Latar Belakang Tuberkulosis Paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mycobacterium tuberculosis). Pada dasarnya sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Kuman TBC berbentuk batang, mempunyai sifat tahan terhadap asam dan alkohol pada pewarnaan, sehingga disebut sebagai basil tahan asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan adanya sinar matahari langsung. Pada tempat yang lembab dan gelap mampu bertahan hidup beberapa jam, sedangkan di dalam jaringan tubuh kuman ini dapat tertidur selama beberapa tahun (dormant). Berikut beberapa standar kegiatan pemberantasan penyakit TB paru. Beberapa kegiatan tersebut antara lain :



Pemberantasan TB Paru Upaya Penemuan Penderita: Ada dua cara upaya penemuan penderita TB Paru dalam program pemberantasan, yaitu secara pasif dan aktif. Secara pasif artinya penjaringan tersangka (suspek) penderita dilaksanakan pada mereka yang datang ke unit pelayanan kesehatan. Secara aktif yaitu dilakukan dalam angka meningkatkan cakupan penemuan penderita, melalui upaya penyuluhan secara aktif kepada masyarakat, baik oleh petugas kesehatan maupun kader kesehatan. Cara ini disebut ”passive promotive case finding” (penemuan penderita secara pasif dengan promosi yang aktif).



Dalam kegiatan tersebut di atas, semua kontak penderita harus diperiksa spesimen dahaknya secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan hanya dilaksanakan pada penderita tersangka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penderita tersangka ditandai gej ala batuk selama 3 (tiga) minggu atau lebih dan mereka yang tinggal serumah dengan penderita TB Paru BTA positif.



Pemeriksaan Bakteriologis: Pemeriksaan dahak secara mikroskopis merupakan kunci dalam menegakkan diagnosa penyakit tuberkulosis dan mengevaluasi hasil pengobatan. Untuk diagnosis harus memeriksa 3 (tiga) spesimen dahak. Ketiga spesimen dikumpulkan dalam 2 (dua) hari kunjungan berurutan. Dahak yang dikumpulkan adalah dahak sewaktu-pagi-sewaktu



(SPS). Diagnosis selanjutnya dapat dipastikan jika hasil pemeriksaan sputum adalah minimal dua kali BTA positif dari tiga spesimen yang diperiksa.



Pemeriksaan 3 spesimen dahak secara mikroskopis langsung nilainya identik dengan pemeriksaan dahak secara kultur atau biakan. Pemeriksaan dahak secara mikroskopis merupakan pemeriksaan paling efisien, mudah dan murah. Hampir semua unit laboratorium dapat melaksanakan pemeriksaan mikroskopis. Bila dibandingkan menggunakan pemeriksaan kultur atau biakan, memakan waktu lama (sekitar 6 minggu) dan biaya mahal.



Pengobatan Tuberkulosis Paru Tujuan pengobatan adalah menyembuhkan penderita, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, dan menurunkan tingkat penularan. Pengobatan dilakukan dalam 2 tahap, yakni tahap intensif dan tahap lanjutan. Dalam pelaksanaannya penderita harus selalu diawasi oleh pengawas minum obat (PMO) yang telah ditunjuk oleh petugas kesehatan atau keluarga pasien.



Tahap intensif pada awal pengobatan, penderita mendapat obat setiap hari selama 2 bulan. Pada tahap ini penderita BTA positif kategori 1 harus meminum obat Isoniasid (H) 300 mg 1 tablet, Rifampisin (R) 450 mg 1 kaplet, Pirasinamid (Z) 500 mg 3 tablet dan Etambutol (E) 250 mg 3 tablet. Bila pengobatan dilakukan secara tepat, biasanya penderita tidak menularkan penyakit dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderia TB Paru BTA positif menjadi BTA negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.



Pada pengobatan tahap lanjutan penderita mendapat obat lebih sedikit, namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Untuk kasus baru BTA positif akan mendapat pengobatan selama 4 bulan. Obat yang harus diminum adalah Isoniasid (IT) 300 mg 2 tablet dan Rifampisin (R) 450 mg 1 kaplet. Tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman tidur (dormant), sehingga mencegah terjadinya kambuhan. Refference : Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, Departemen Kesehatan RI. 2002



B.



TUJUAN 1. Tercapainya angka penemuan penyakit sebanyak 5 orang



2. Masyarakat memahami gejala penyakit TB. Paru dan mau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan apabila menemui gejala tersebut.



C.



SASARAN Seluruh masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Bukit Sari dengan jumlah sasaran tahun 2016 sebanyak 5 kasus



D.



RUANG LINGKUP 1. Tokoh Masyarakat 2. Bidan Desa 3. Masyarakat



E.



KELUARAN Tercapainya angka penemuan penyakit sebesar 100% dari jumlah sasaran



F.



METODE 1. Metode pelaksanaan Metode pelaksanaan adalah dengan cara melakukan penyuluhan kepada masyarakat setiap 2 bulan sekali, dengan lebih banyaknya penyuluhan diharapkan masyarakat mengerti tentang bahaya TB. Paru bagi dirinya, keluarga dan lingkungannya dan pada akhirnya mau memeriksakan dirinya ke Puskesmas, baik dengan kemauan sendiri atau atas anjuran keluarga dan tetangga. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan Kontak Serumah Dengan kegiatan ini diharapkan penemuan kasus ataupun sumber penularan dapat ditemukan, karena pelaksanaan pemeriksaan kontak serumah dilakukan setelah adanya kasus BTA (+) terhadap orang-orang yang sering bergaul dengan penderita baik tetangga maupun pihak keluarga dekat penderita, sehingga rantai penularan dapat diputuskan dan apabila ada suspek lain dapat segera ditemukan dan dilakukan pengobatan. 3. Tahapan waktu pelaksanaan Tahapan waktu pelaksanaan adalah 6 kali dalam setahun yaitu bulan Februari, April, Juni, Agustus, Oktober, Desember, selanjutnya pelaksanaan pemeriksaan bagi suspek penderita TB. Paru di Puskesmas dilakukan setiap ada pasien dengan keluhan sebagaimana gejala TB. Paru, yaitu batuk terus – menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih.



G.



PELAKSANAAN & WAKTU Kegiatan ini akan dilaksanakan pada Bulan Januari s/d Desember sebagaimana tercantum dalam matrix di bawah ini : No 1 2 3



H.



Kegiatan



BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Pembentukan Pos TB Paru Desa Pembinaan Pos TB Paru Desa Pelacakan Kontak Serumah



10



11



12



x x



x x



BIAYA Kegiatan ini membutuhkan alokasi anggaran yang bersumber dari dana DANA BOK 2016 sebesar Rp. 2.450.000, dengan rincian :



N O 1



2



URAIAN



JML



Pembentukan Pos TB. Paru Desa - Transport Petugas ke Desa Biasa



5



- Konsumsi



2 0



o r o r



x 1 x 1



k l k l



x 1 x 1



d s d s



x



100.000



x



30.000



x



100.000



x



75.000



x



100.000



500.000 600.000



Pembinaan Pos TB. Paru Desa - Transport Petugas ke Desa Biasa



3



SATUAN



Pelacakan Kontak Serumah - Transport Petugas Desa Setempat - Transport Petugas Desa Biasa



2



2 2



o r



o r o r



x 2



x 1 x 1



k l



k l k l



x 1



x 1 x 4



d s



k s k s



400.000



150.000 800.000 2.450.00 0



Mengetahui Kepala Puskesmas Bukit Sari



Sumber Sari, Februari 2016 Pengelola Program TB



MISFAWIYANTI,Amd. Keb NIP. 19730328 199203 2 002



VETERINA FOLIA SARI NIP. 19770903 200003 2 001